• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGARUH PENGGUNAAN TEKHNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM KONSELING INDIVIDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X SMA RK DELI MURNI DELITUA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGARUH PENGGUNAAN TEKHNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM KONSELING INDIVIDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X SMA RK DELI MURNI DELITUA."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKHNIK ASSERTIVE TRAINING

DALAM KONSELING INDIVIDU UNTUK MENINGKATKAN

PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X

SMA RK DELI MURNI DELITUA TA.2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SANOVARIA

NIM 109151054

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Sanovaria. NIM. 109151054. Pengaruh Pengaruh Penggunaan Tekhnik Assertive Training Dalam Konseling Individu Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Pada Siswa Kelas X SMA RK Deli Murni Delitua. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan tekhnik assertive training dapat meningkatkan perilaku asertif pada siswa kelas X SMA RK Deli Murni Delitua ? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penggunaan tekhnik assertive training dalam konseling individu dapat meningkatkan perilaku asertif pada siswa.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA RK Deli Murni, dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Adapun sampel yang digunakan adalah 5 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk menjaring data tentang pemahaman perilaku asertif pada siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Dari 35 item angket yang disebarkan diketahui ada 31 item yang valid dan 4 item soal yang tidak valid, yaitu soal no. 4, 6, 9 dan 25. Jadi soal yang diberikan terhadap 26 sampel berjumlah 31 item. Instrumen diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan Konseling individu dengan tekhnik Assertive training. Teknik analisis data menggunakan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian layanan konseling individu dengan tekhnik asertive training terhadap pemahaman perilaku asertif pada siswa kelas X SMA RK Deli Murni Delitua. Hal ini teruji dengan menggunakan uji t yang diperoleh dari perhitungan dengan hasil thitung adalah

13,622 > ttabel adalah 2,015. Maka hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR...viii

BAB I : PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang Masalah...1

1.2. Identifikasi Masalah...4

1.3. Pembatasan Masalah...5

1.4. Perumusan Masalah...5

1.5.Tujuan Penelitian...5

1.6. Kegunaan Penelitian... 6

BAB II : KAJIAN TEORI...7

2.1. Kerangka Teori...7

2.1.1. Tekhnik Assertive Training... 7

2.1.1.1. Pengertian Assertive Training... 7

2.1.1.2. Prosedur Assertive Training...12

2.1.1.3. Manfaat Assertive Training...15

2.1.1.4. Perilaku Asertif... 16

(7)

2.1.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas... 19

2.1.1.7. Ciri Individu yang Memiliki Perilaku Asertif... 21

2.1.1.8. Manfaat Perilaku Asertif... 24

2.1.2. Layanan Koneling Individu...24

2.1.2.1. Pengertian Konseling...24

2.1.2.2. Pendekatan Konseling...26

2.1.2.3. Pelaksanaan Layanan Konseling Individu...29

2.1.2.4 Meningkatkan Perilaku Asertif dalam Konseling Individu dengan Menggunakan Tekhnik Assertive Training...31

2.2. Keranga Berfikir... 32

2.3. Hipotesis... 34

BAB III : METODE PENELITIAN... 36

3.1. Jenis dan Desain Penelitian... 36

3.2 Subjek dan Objek... 36

3.3. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 37

3.4. Tekhnik Pengumpulan Data dan Instrumen... 46

3.5. Tekhnik Analisis Data...48

3..6. Lokasi dan Waktu Penelitian... 49

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .... 50

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian...50

(8)

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... .... 52

4.4 Pengujian Hipotesis ... .... 54

4.5 Pembahasan Penelitian ... ...54

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... ...56

5.1 Kesimpulan ... ...56

5.2 Saran-saran ... ...56

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Prosedur assertive training...,,...14

Tabel 2.2 Individu yang Memiliki Sikap Aserftif...23

Tabel 3.1 Distribusi butir angket perilaku asertif sebelum diuji coba...44

Tabel Distribusi butir angket perilaku asertif sebelum diuji coba...44

Tabel 3.2. Pemberian skor angket berdasarkan skala likert...46

Tabel 3.3 Hasil Pre-Test...53

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Maka dari itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia harus berinteraksi dengan dunia luar, baik sesama manusia maupun lingkungan. Karena dengan berinteraksi manusia dapat mengaktualisasikan diri dalam menunjukkan jati diri. Manusia akan berinteraksi satu sama lain melalui komunikasi terutama dalam menyampaikan pikiran.

Dalam berinteraksi manusia juga harus memiliki kecakapan yang mendorong proses jalannya interaksi agar interaksi dapat terjalin dengan harmonis dan berjalan sesuai dengan keinginan hati sehingga tidak menyinggung satu sama lain yang dapat membuat hubungan antara manusia menjadi retak. Dalam hal ini perlulah adanya keterampilan berperilaku asertif untuk menjalin hubungan komunikasi yang mampu memberikan kehangatan antara individu dengan individu yang lain agar komunikasi berjalan lancar dan tidak ada rasa yang menjengkelkan di dalam hati masing-masing individu.

(12)

berperilaku yang sebagaimana mestinya. Sehingga dapat menimbulkan prasangka yang merasa direndahkan dan merasa tidak dihargai oleh temannya.

Dari hasil penelitian awal yang dilakukan dengan menggunakan tekhnik wawancara kepada tujuh orang siswa kelas X SMA RK Deli Murni Delitua, maka diketahui bahwa empat orang diantaranya memiliki sikap yang tidak asertif. Hal ini terlihat pada dua orang siswa yang tidak berani menolak ajakan temannya ketika diajak bolos sekolah, ia mengaku karena merasa sering dibantu temannya tersebut dalam meminjamkan uang. Kemudian siswa yang lain mengaku tidak berani menolak permintaan temannya yang ingin mencontek Pekerjaan Rumahnya (PR) karena merasa takut menyakiti perasaan teman yang meminta PR tersebut, padahal ia tidak ingin memberikan tugas Pekerjaan Rumahnya kepada temannya itu karena memang sudah dilarang oleh guru tidak boleh bekerja sama. Dan siswa yang satu lagi mengakui tidak berani menolak ajakan temannya saat temannya mengajak untuk mengkonsumsi rokok pada saat jam istirahat, padahal ia tidak ingin melawan orang tuanya yang melarang ia merokok. Hal tersebut tidak berani ia tolak karena merasa teman yang mengajak merokok tersebut adalah teman yang ngetop dan ditakuti di sekolah.

(13)

Agar berhasil membina hubungan sosial dengan lingkungan, siswa harus berperilaku asertif. Karena perilaku asertif merupakan salah satu faktor yang penting agar seseorang mampu melakukan komunikasi yang bermakna dan menyenangkan dengan orang lain. Selanjutnya individu memiliki kemampuan untuk menyampaikan perasaan dengan tegas, jujur dan berterus terang tanpa mengalami rasa bersalah serta tidak menggugat hak orang lain di samping dapat memenuhi keperluan diri sendiri.

Perilaku asertif merupakan terjemahan dari assertiveness atau assertion, yang artinya titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif. Frensterhim dan Baer (2011) mengatakan bahwa orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku asertif orang yang berpendapat dari orientasi dari dalam, memiliki kepercayaan diri yang baik, dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut dan berkomunikasi dengan orang lain secara lancar.

Berdasarkan uraian di atas nampaklah bahwa perilaku asertif mempunyai peranan yang penting bagi penyesuaian sosial. Bila individu berperilaku asertif, mampu menyatakan perasaan dan keyakinan terbuka, langsung, jujur dan sebagaimana mestinya akan mengembangkan dirinya lebih percaya diri, lebih luwes dan ramah serta lebih pandai bergaul sehingga akan memiliki penyesuaian sosial yang baik.

(14)

Keuntungan berperilaku asertif, dengan menyatakan apa adanya perasaan atau emosinya seseorang tidak akan dikendalikan orang lain, efektif dalam berinteraksi, lebih dihargai orang lain, menjadi lebih percaya diri dan memiliki rasa puas.

Diperkirakan konseling individu dengan menggunakan tekhnik assertive training ini dapat digunakan untuk membantu siswa mengatasi masalahnya menenai perilaku asertif, hal ini dimungkinkan karena dalam konseling ini siswa dapat dilatih untuk menjadi siswa yang dapat berperilaku asertif. Sehubungan dengan hal ini direncanakan dengan memilih judul Pengaruh Penggunaan

Tekhnik Assertive Training Dalam Konseling Individu Untuk Meningkatkan

Perilaku Asertif Pada Siswa kelas X SMA RK Deli Murni Delitua.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis mengidentifikasikan masalah penelitian ini adalah:

a. siswa tidak mampu atau tidak berani memberikan pendapatnya b. siswa tidak berani untuk berkata tidak

c. siswa tidak mampu untuk menolak permintaan temannya yang dianggap tidak masuk akal

d. siswa tidak mampu berkomunikasi secara terbuka, jujur dan berterus terang sebagaimana mestinya

(15)

f. siswa tidak bisa untuk berkata tegas terhadap diri sendiri maupun orang lain

g. siswa ingin disenangi teman-temannya dalam bergaul

h. siswa tidak mampu untuk mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung dengan asertif

i. siswa merasa tidak mempunyai hak untuk menolak ajakan negatif temannya

1.3. Pembatasan Masalah

Disebabkan berbagai keterbatasan yang dimiliki, baik waktu dan pengetahuan, maka penulis hanya membatasi permasalahan penelitian pada

Pengaruh Penggunaan Tekhnik Assertive Training Dalam Konseling

Individu Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Pada Siswa Kelas X SMA

RK Deli Murni Delitua

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah penggunaan tekhnik assertive training dapat meningkatkan perilaku asertif pada siswa ?

1.5 Tujuan Penelitian

(16)

a. Untuk mengetahui penggunaan tekhnik assertive training dalam konseling individu dapat meningkatkan perilaku asertif pada siswa

1.6 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi: 1) Orang Tua:

Dapat dijadikan bahan evaluasi menegenai gaya komunikasi yang digunakan dalam mengatasi masalah perilaku tidak asertif anak siswa

2) Bagi Siswa:

Dapat di jadikan masukan untuk berperilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari.

3) Bagi Tokoh Masyarakat:

Dapat dijadikan masukan agar tokoh masyarakat ikut berperan serta dalam mengontrol dan menasehati siswa agar memiliki perilaku asertif

b. Manfaat Konseptual

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian layanan konseling individu dengan tekhnik assertive training terhadap pemahaman perilaku asertif pada siswa kelas X SMA RK Deli Murni Delitua. Hal ini teruji dengan menggunakan uji t yang diperoleh dari perhitungan dengan hasil diperoleh thitung = 13.622 > ttabel = 2,015. Maka hipotesa yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif yang signifikan konseling individu dengan tekhnik assertive training terhadap pemahaman perilaku asertif pada siswa kelas X SMA RK Deli Murni Delitua", dapat diterima.

5.2. Saran-Saran

1. Diharapkan kepala sekolah mengarahkan guru untuk lebih peduli kepada siswa dalam upaya meningkatkan perilaku asertif melalui layanan konseling individu

2. Diharapkan kepada guru-guru lebih memperhatikan dan peduli kepada siswa-siswa khususnya siswa-siswa yang tidak mampu berperilaku asertif

(18)

4. Diharapkan siswa meningkatkan pemahaman tentang perilaku asertif dengan cara antara lain mengikuti kegiatan seminar baik yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah.

(19)

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Peraktek. Jakarta: Rineka Cipta

Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung:PT Refika Aditama.

Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:PT. Araska

Hidayah, Irma Pratiwi, 2010. Pengaruh Asertivitas Terhadap Perilaku Seksual

Pranikah Pada Siswa Perempuan. Medan: Fakultas Psikologi USU.

Skripsi tidak diterbitkan.

http://lutfifauzan.wordpress.com/makalah-konseptual-assertive-training/ diunduh

pada 18 Maret 2013.

http://misscounseling.blogspot.com/2011/03/tehnik-konseling-asertif training.html (diakses 15 Maret 2013 pukul 14:20).

(http://suksesitubebas.com/2012/07/14/pengertian-kejujuran diakses pada senin 29 April 2013 pukul 10:32)

http://www.duniapsikologi.com/emosi/diakses pada 29 April 2013 pada pukul

09.43)

(http://www.siputro.com/2012/09/pengertian-ham-hak-asasi manusia/ diakses

pada tanggal 29 April 2013 pada pukul 11:30).

Noor. 2005. Hubungan Perilaku Asertif dengan Siswa Delinquen. Medan:BK FIP UNIMED. Skripsi tidak diterbitkan

Prayitno. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rita L. Atkinson. Richard C. Atkinson. Ernest R. Hilgard. 2003. Pengantar

Psikologi. Jakarta: Erlangga

Sofyan S. Willis. 2010. Konseling Individual,Teori dan Praktek. Bandung: Alvabeta CV.

Gambar

Tabel 2.1 Prosedur assertive training......................................,,...........................14
Gambar 2.1 Tahapan Konseling.........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Nilai positif artinya ada hubungan searah, yaitu semakin berat IDWG semakin tinggi tekanan darah pre hemodialisa pada penderita gagal ginjal kronik dengan yang

Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan adanya hubungan negatif antara self-control dengan perilaku konsumtif pengguna e-money

Oleh karenanya, eksistensi politik dari kedua komunitas HTI dan JAT yang direpresentasikan melalui konstruksi teks melalui media website akan menjadi liyan dalam

Biaya untuk durasi waktu yang dibebankan ( imposed duration date ) akan lebih besar dari biaya untuk durasi waktu yang normal, karena biaya langsung diasumsikan

Pada The 20 th Indonesia International Motor Show kali ini, KTB kembali menampilkan kendaraan Diesel SUV yang telah menjadi fenomena di Indonesia, yaitu Mitsubishi

Pertama, dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 yang secara khusus mengatur tentang perbankan syariah, sehingga telah memberikan landasan atau dasar

Bagi para peneliti yang akan datang disarankan untuk menggunakan pendekatan-pendekatan lain dan berkaitan dengan model penelitian ini adalah dimasukan variabel yang dapat

aureus dari susu kambing tidak hemolitik 80%, koagulase positif 40%, klumping faktor positif 20%, resisten terhadap antibiotik ampisilin dan penisilin 30%, sedangkan resisten