• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pelaksanaan Manajemen Logistik Alat Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pelaksanaan Manajemen Logistik Alat Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1.

Panduan Wawancara

Sistem Pelaksanaan Manajemen Logistik Alat Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Panduan Wawancara untuk Kepala Puskesmas

- Nama Informan : --- - Umur : --- - Pendidikan : --- - Tempat Tugas : ---

Pertanyaan :

1. Apakah Alat Kesehatan di Puskesmas ini sudah lengkap ? ………… 2. Apakah sarana dan prasarana di puskesmas sudah lengkap ? …..

3. Apakah Alat Kesehatan yang ada sudah tersedia untuk menangani 155 penyakit ? ………

4. Metode apa yang dipakai dalam melaksanakan pengelolaan logistik alkes di puskesmas ? apakah ada ketentuan dari pemkab atau dinas kesehatan ?

5. Kapan dan bagaimana cara puskesmas untuk melakukan perencanaan kebutuhan Alkes ?

6. Apakah puskesmas melakukan penganggaran dana untuk pembelian Alkes ? ……….

7. Darimana sumberdana untuk pengadaan Alkes ? …….. 8. Apakah puskesmas melakukan pengadaan Alkes ? …

9. Bagaimana cara pendistribusian Alkes ke puskesmas ? Pustu dan Poskesdes ? ……

10.Apakah puskesmas memiliki gudang penyimpanan terhadap Alkes yang belum dipakai atau yang sudah rusak ? jika tidak, bagaimana cara penyimpanan barang yang dilakukan ?

11.Apakah puskesmas melakukan pemeliharaan Alkes ?

12.Apakah puskesmas telah pernah melakukan penghapusan Alkes ? bagaimana caranya ? …….

13.Bagaimana cara puskesmas melakukan pengendalian Alkes dan sarana prasarana lainnya ? ………

14.Apakah pengendalian alkes/barang sudah dilaksanakan ?

(2)

Panduan Wawancara untuk Pengurus Barang :

- Nama Informan : --- - Umur : --- - Pendidikan : --- - Tempat Tugas : --- Pertanyaan :

1. Metode apa yang dilaksanakan untuk pelaksanaan pengelolaan barang di Puskesmas ?

2. Apa saja alkes yang ada di puskesmas ( dengan menggunakan daftar ceklist )

Panduan Wawancara untuk Informan di dinas kesehatan

- Nama Informan : --- - Umur : --- - Pendidikan : --- - Jabatan : --- Pertanyaan :

1. Metode apa yang dipakai dalam melaksanakan pengelolaan logistik alkes di puskesmas ? apakah ada ketentuan dari pemkab atau dinas kesehatan ? 2. Jelaskan bagaimana proses perencanaan yang dilaksanakan di dinas

kesehatan Deli Serdang ….

3. Apakah perencanaan sudah melakukan sistim e-planning..? jelaskan…. 4. Perencanaan kebutuhan Alkes disusun berdasarkan apa saja ?

5. Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam penganggaran Alkes dan peralatan ?

6. Anggaran apa saja yang sudah dibuat untuk Alkes ?

7. Darimana sumberdana pengadaan Alkes dan peralatan puskesmas ?

8. Apakah pengadaan Alkes sudah memakai sistim e purchasing ? sejak kapan ? Jelaskan…..

9. Dalam perencanaan Alkes apakah sudah mengacu kepada Kompendium Alat Kesehatan ? jika ya, sejak kapan ? jelaskan

10.Apa saja faktor pertimbangan dalam pendistribusian Alkes ke puskesmas ? 11. Apakah dinas kesehatan sudah melaksanakan pemeliharaan alkes ?

apakah ada dana untuk pemeliharaan ?

(3)

13.Apakah puskesmas sudah melaksanakan pengendalian ? apakah pengurus barang sudah dapat bertugas dengan baik ?

LEMBAR CHECKLIST

A. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Jumlah Dokter Umum (Orang)

2. Jumlah Dokter Gigi (Orang)

3. Jumlah Sarjana Kesehatan Masyarakat (orang)

4. Jumlah Apoteker (Orang)

5. Jumlah Asisten Apoteker (Orang)

6. Jumlah Bidan (Orang)

7. Jumlah Perawat (Orang)

8. Jumlah Perawat Gigi (Orang)

9. Jumlah Tenaga Gizi (orang)

(4)

Lampiran 3. Daftar Nama Alkes di Puskesmas a. Daftar Nama Alkes Di Puskesmas Bandar Dolok

No. Nama Alat No. Nama Alat

Tabung oksigen + regulator 2 Cold chain 1

Micro hematocrite centrifuge 1 Glucose analyzer 1

(5)

b. Daftar Nama Alkes Di Puskesmas Talun Kenas

(6)

c. Daftar Nama Alkes Di Puskesmas Aras Kabu

(7)
(8)

LAMPIRAN 2

HASIL WAWANCARA MENDALAM

SISTEM PELAKSANAAN MANAJEMEN LOGISTIK ALAT KESEHATAN DI UPT. PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 1.Input

Matriks 1. Pernyataan Informan Tentang Sarana

Informan Pernyataan

Informan 1 Sarana pengangkutan untuk alkes adalah ambulance… ya memang itu adanya…

Informan 2 Ambulance juga cukuplah untuk mengangkut alkes ke pustu atau poskesdes

Informan 3 Yaa pake ambulance lah

Informan 4 Saya kira ambulance adalah sarana pengangkutan alkes.. Informan 11 Puskesmas biasanya menggunakan ambulance untuk

mengangkat alkes ke jaringannya, yaaa… bila perlu bisa juga meminjam mobil box farmasi dari sini,, bisa diatur lah,,

Matriks 2. Pernyataan Informan tentang SDM Pengelola Alkes di Puskesmas

Informan pernyataan

Informan 1 Pengurus barang sudah dapat melaksanakan tugasnya, memang pernah ada koreksi dari inspektorat mengenai inventaris karena laporan kurang lengkap tapi sudah diperbaiki. KIR dan KIB sudah dibuat juga entri data SIMDA sudah selesai dia laksanakan

Informan 2 Menurut saya pengurus barang sudah dapat melakukan tugasnya, sudah membuat laporan dengan baik, dan memang pengurus alkes harus bisa menggunakan komputer karena sistim pelaporan sekarang menggunakan SIMDA, bukan manual lagi seperti dulu.

Informan 3 Pengurus barang tidak harus berpendidikan tertentu, saya menilai dia orangnya sangat bertanggung jawab, saya suka itu, walaupun masih kurang mahir menggunakan komputer tetapi dia terus belajar untuk dapat membuat laporan sebab sekarang semua data alkes harus di entri melalui komputer dengan laporan SIMDA

(9)

pelayanan dapat berjalan dengan baik, itu sudah dibuktikan oleh pengurus barang kami, entri data barang sudah dikerjakan dengan SIMDA

Informan 11 Yang saya lihat dan perhatikan pengurus barang puskesmas sebagian sudah cukup baik dalam melakukan tugasnya, pengurus barang yang cakap itu puskesmas Aras Kabu, Tanjung Morawa, Batang Kuis, dan ada beberapa lagi. Sebagian besar pengurus barang sudah diberikan diklat 2 tahun lalu, saya menilai mereka bertanggung jawab dalam pekerjaan, tapi membuat laporan yang masih perlu ditingkatkan apalagi dengan program aplikasi Simda sekarang, memang diakui mereka juga punya tugas lain tapi itulah semoga pengurus barang mau meningkatkan kemampuan diri

Matriks 3. Pernyataan Informan tentang Metode Pengelolaan Alkes

Informan pernyataan

Informan 1 Pengelolaan barang dan alat kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas sesuai dengan aturan yang dari dinas kesehatan yaitu Permendagri nomor 17 tahun 2007

Informan 5 Metode yang dilakukan sesuai dengan Permendagri nomor 17 tahun 2007 yaitu tentang penatausahaan barang milik daerah dimana dibuat pembukuan terhadap setiap asset agar tertata dengan baik dan rapi Informan 2 Kami melaksanakan pengelolaan barang sesuai dengan

petunjuk yang sudah diberikan oleh Dinas Kesehatan pada saat Diklat Pengurus alkes yang diselenggarakan oleh Pemkab

Informan 6 Sesuai dengan petunjuk yaitu Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 17 tahun 2007

Informan 3 Metode pengelolaan alkes yang kami laksanakan sesuai dengan apa yang sudah diaturkan oleh dinas kesehatan yaitu Permendagri nomor 17 tahun 2007 karena alat kesehatan itu adalah uang yang dalam bentuk lain dan itu harus kami kelola sebaik mungkin Informan 7 Dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari Dinas

Kesehatan

Informan 4 Sebagai unit pelaksana teknis kami melakukan pengelolaan barang dan Alkes sesuai dengan aturan yang ditetapkan pada Permendagri nomor 17 tahun 2007

(10)

kepala puskesmas dan pengurus barang bahwa metode penatausahaan barang sesuai dengan Permendagri nomor 17 tahun 2007.

Matriks 6. Pernyataan Informan tentang perencanaan Alkes di Puskesmas

Informan pernyataan

Informan 1 Pada umumnya kami membuat perencanaan secara keseluruhan pada awal tahun, kalau untuk alkes tentunya tidak bisa hanya sekali setahun saja kita membuat perencanaan karena kadang setelah ada pasien yang mengalami sakit tertentu kita memerlukan alat yang sebelumnya belum dibutuhkan. Jadi pada awal tahun saat rapat minilokakarya setiap puskesmas pembantu dan poskesdes serta penanggung jawab setiap ruangan poli mengajukan permintaan kebutuhan termasuk Alat Kesehatan yang diperlukan oleh masing-masing agar pelayanan pasien dapat maksimal. Selain itu ketika ada rapat Musrembang di kecamatan kadang ada juga usulan dari sana. Dari semua usulan dan permintaan tersebut kemudian direkap oleh pengurus barang dan membuat pengusulan permintaan alkes secara tertulis ke dinas kesehatan.

Informan 2 Biasanya pada awal tahun kami membuat perencanaan kebutuhan kira-kira apa yang akan dibutuhkan pada sepanjang tahun ini, pada waktu rapat minlok kan kumpul semua penanggung jawab ruangan, kapustu, dan penanggung jawab poskesdes, jadi mereka diberi tugas untuk memikirkan apa kebutuhan alkes dan seminggu kemudian memasukkan usulan kebutuhan kepada kepala puskesmas kemudian kepala puskesams berdiskusi dengan pengurus barang untuk menentukaan kebutuhan alkes lainnya yang mungkin belum dibuat staf untuk diajukan. Mulai tahun ini kita sudah dianjurkan untuk mengikuti permenkes nomor 75 tahun 2014 baik untuk perencanaan alkes, program puskesmas dan sebagainya. Rencana kebutuhaan diusulan ke dinas kesehatan secara tertulis. Selain itu usulan secara berkala tetap dibuat dan setiap kebutuhan pasti kami usulkan, entah kapan akan diberikaan ya itu tergantung dari dinas kesehatan. Nyatanya memang terealisasi apa yang kami butuhkan. Informan 3 Mekanisme perencanaan yang kita lakukan adalah

(11)

oleh dinas kesehatan dan kita nggak tau kapan akan dikasi yang penting udah kita usulkan. Alkes yang kita usulkan harus sesuai dengan kapitasi BPJS, kalau kapitasi kita kecil maka akan diberikan alat sesuai uang kita, tapi bila kita butuh alat yang mahal seperti alat laboratorium hematology analyzer maka kita buat pengusulan sendiri untuk dana APBD. Menurut saya maunya dana BPJS ini murni dikelola puskesmas karena kebutuhan untuk Alkes ini nggak bisa menunggu, misalnya alat regulator oksigen pecah, kalau diusulkan pun kadang berbulan-bulan baru datang sementara pasien tidak bisa menunggu dan pasien juga taunya diobati, karena sektor kesehatan tidak bisa diprediksi, jadi kalau pola ini tetap dilakukan ya hampir sama dengan metode lama (sebelum JKN). Maunya dana kapitasi BPJS 100% dikelola oleh puskesmas sendiri supaya lebih efisien dan efektif

Informan 4 Perencanaan Alkes dibuat berdasarkan kebutuhan setiap ruangan yaitu ruang poli umum, poli gigi, poli anak, VK,rawat inap, laboratorium,P2P, serta dari jaringan layanan puskesmas. Apa yang kami butuhkan kemudian dituangkan dalam permintaan secara tertulis ke dinas kesehatan. Biasanya kita membuat perencanaan pada awal tahun, apa alkes kita yang kita butuhkan kita usulkan dan semoga cepat realisasinya dari dinas kesehatan.

Informan 10 :

(12)

Matriks 7. Pernyataan Informan tentang penganggaran Alkes Puskesmas Pernyataan

Informan 1 Puskesmas tidak melakukan

penganggaran, itu diatur oleh dinas kesehatan

Informan 2 Kami tidak melakukan penganggaran

untuk apapun, kita hanya terima saja.

Informan 3 Memang puskesmas tidak melakukan

penganggaran saat ini, akan tetapi akan lebih baik kalau puskesmas sendiri yang membuat penganggaran , ya paling tidak untuk dana BPJS dikelola seluruhnya oleh Puskesmas.

Informan 4 Sebagai unit pelaksana teknis kita tidak melakukan penganggaran, mungkin nantilah kalau puskesmas udah jadi badan layanan unit daerah

Informan 10 :

Sumber anggaran untuk pengadaan Alkes berasal dari APBN, APBD,dan BPJS. Untuk Alkes yang harganya mahal seperti alat-alat laboratorium itu menggunakan anggaran APBD. Tetapi untuk Alkes dan barang yang tidak terlalu mahal itu digunakan dari dana kapitasi bpjs untuk puskesmas, 40% dana kapitasi bpjs tersebut kan dikelola oleh dinas kesehatan untuk biaya operasional, obat-obatan dan pengadaan Alkes. Memang tidak semua puskesmas punya kapitasi yang besar, justru itu kita membuat sistim subsidi silang agar bisa membantu puskesmas yang punya dana kapitasi bpjs kecil supaya tetap bisa menikmati fasilitas dan dapat melakukan pelayanan dengan maksimal. Anggaran yang dibuat untuk Alkes ada beberapa yaitu : pengadaan, perbaikan dan pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan barang. Anggaran pengawasan barang yaitu uang insentif kepada pengurus barang, mengingat bahwa Alkes adalah asset yang harus dijaga dan dikelola dengan baik maka bagi pengurus barang di puskesmas diberikan uang insentif, selain itu mereka juga diberikan Diklat (Pendidikan dan pelatihan) agar cakap dalam mengelola Alkes di puskesmas.

Matriks 8. Pernyataan Informan tentang pengadaan Alat Kesehatan

Informan pernyataan

Informan 1 Pengadaan sepenuhnya dilakukan oleh dinas kesehatan Informan 2 Semua peralatan kami dari dinas kesehatan, memang

nyatalah apa yang kami minta dikasi oleh dinas kesehatan

(13)

bulan ini mungkin beberapa bulan ke depan baru terealisasi.

Informan 4 Pengadaan dilaksanakan oleh dinas kesehatan, kadang pengadaan cepat kadang juga kita lama menunggu. Informan 9 Pengadaan Alkes ada yang secara e catalog ada yang

tidak karena tidak semua Alkes ada dalam e catalog, jadi belum semua ada dalam e catalog. Alkes yang diadakan itu hanya yang ada di dalam RAB (Rencana Anggaran Belanja), RAB itu berasal dari bottom up planning dan top down planning (kebijakan-kebijakan baru yang dianggap perlu oleh dinas ). Saat ini juga masih ada melakukan sistim lelang ( e-tendering) untuk Alkes tertentu contohnya untuk ADS (Auto Disable Syringe) untuk program imunisasi yang tidak ada di e catalog, untuk lelang itu harus diatas 200 juta , yang menentukan itu tender atau enggak itu hps nya. Memang kadang pengadaan lama tapi bisa juga cepat karena itu tergantung dari distributor, jika barang pesanan kita sudah ada maka akan cepat disalurkan tetapi bila distributor tidak punya stok barang maka pesanan kita akan lama datangnya.

Matriks 9. Pernyataan Informan tentang pendistribusian Alkes

Informan pernyataan

Informan 1 Alkes yang kami terima akan diperiksa oleh pengurus barang, apakah sesuai atau tidak dengan berita acara serah terima, lalu alkes tersebut akan dicatat pada buku inventaris dan akan disalurkan berdasarkan pengusulan kebutuhan yang diajukan oleh puskesmas pembantu dan poskesdes, namun untuk puskesmas induk tetap didahulukan.

Informan 2 Dinas kesehatan mengantarkan Alkes ke puskesmas kami, diperiksa oleh pengurus barang apakah sudah sesuai dengan yang tertera di surat bukti barang keluar (SBBK) jumlah, jenis dan spesifikasi alkes yang dibuat oleh dinas kesehatan, jika sudah sesuai maka akan ditandatangani. Selanjutnya alkes yang kami terima diberikan pada poli atau pustu atau poskesdes yang kebutuhannya paling mendesak, jangan sampai pelayanan terganggu karena tidak adanya alat.

Informan 3 Alkes yang dari dinkes disalurkan dengan membuat prioritas artinya siapa yang paling membutuhkan ke situ duluan diberikan yang lain akan menyusul juga.

(14)

diberikan hanya 2, jadi untuk penyaluran nya kita utamakan untuk puskesmas induk baru ke pustu atau poskesdes. Saat alkes tiba di puskesmas kadang SBBK nya belum ada, tapi kita buatkan bukti serah terima barang.

Informan 9 Alkes akan diterima di dinas kesehatan lalu diperiksa oleh panitia pemeriksa, setelah diperiksan kesesuaian item, jumlah dan spesifikasi barulah akan didistribusikan ke puskesmas, untuk beberapa macam alkes seperti bed ginekology, bed instrument, lemari instrument, akan diantar langsung oleh distributor dan untuk bed ginekologi akan dipasang oleh tehnisi mereka.

Informan 11 Penerimaan alkes dari hasil pengadaan dilakukan setelah diperiksa oleh panitia pemeriksa alkes milik daerah dengan membuat berita acara pemeriksaan. Penyaluran ke puskesmas dilakukan atas dasar surat perintah pengeluaran barang dan disertai dengan berita acara serah terima dengan puskesmas, kemudian pengurus barang membuat kartu stok barang. Pengurus alkes wajib memeriksa alkes apakah sudah sesuai dengan jumlah, jenis dan spesifikasi yang tertera dalam berita acara serah terima tersebut.

Matriks 10. Pernyataan Informan tentang penyimpanan Alkes

Informan pernyataan

Informan 1 Puskesmas kami tidak mempunyai gudang

untuk penyimpanan alat, Alkes yang belum dipakai atau yang belum disalurkan disimpan dalam ruangan yang tidak dipakai untuk pelayanan, akan tetapi untuk Alkes yang rusak kami tidak memiliki tempat tersendiri untuk menyimpannya.

Informan 2 Tidak ada gudang penyimpanan alat karena semua alat terpakai, memang ada beberapa alat dan barang yang sudah rusak berat dan tidak dapat diperbaiki lagi, kami susun di ruangan belakang agar tidak mengganggu pemandangan.

(15)

terlokalisir, apabila ada pemeriksaan datang kita bawa aja ke situ untuk melihatnya. Barang ini adalah asset yang sensitive, barang itu kan uang jadi harus disimpan dengan baik sebelum digunakan.

Informan 4 Tidak ada gudang penyimpanan, Alkes yang sudah rusak ataupun yang belum dipakai hanya disimpan dalam ruangan yang tidak terpakai. Informan 11 Di dinas kesehatan kita sudah mempunyai

gudang penyimpanan alkes, memang penyimpanan alkes ini hanya bersifat sementara tapi untuk gudang penyimpanan di puskesmas tidak ada karena alkes biasanya langsung disalurkan, tapi memang untuk alkes yang sudah rusak perlu tempat khusus tapi itu bisa diatasi kepala puskesmasnya masing-masing

Matriks 11. Pernyataan Informan tentang pemeliharaan Alkes

Informan pernyataan

Informan 1 Apabila ada Alkes yang rusak baik rusak ringan atau berat maka akan dibuatkan pengusulan utntuk perbaikan ke dinas kesehatan lalu dinas yang akan memperbaikinya seperti alat dental unit kami yang rusak pada beberapa bulan lalu sekarang sudah diperbaiki oleh dinas dan sudah dapat berfungsi dengan baik.

Informan 2 Perbaikan dilakukan oleh dinas kesehatan, alat yang rusak dibawa ke dinas dan juga ada kalibrasi untuk alat yang bisa diukur, semuanya dihandle oleh dinas kesehatan.

Informan 3 Alkes yang rusak ringan kami perbaiki sendiri namun untuk alat laboratorium yang rusak akan dibawa ke dinas untuk diperbaiki, ada juga beberapa alat yang dikalibrasi secara rutin, kita membuat data ke dinas dan membuat usulan ke dinas untuk perbaikan alat.

Informan 4 Pemeliharaan alkes dilaksanakan sepenuhnya oleh dinas kesehatan karena itu termasuk pada 40% kapitasi bpjs.

(16)

dibenahi.

Informan 11 Guna meningkatkan efsiensi pemakaian maka sudah dilaksanakan pemeliharaan alkes, diharapkan semua alkes yang ada dapat berfungsi dengan baik.

Matriks 12. Pernyataan Informan tentang Pengendalian Alkes

Informan pernyataan

Informan 1 Pengurus alkes sudah membuat kartu inventaris ruangan dan kartu inventaris barang supaya alkes dan alat tercatat dengan rapi dan semua ada dalam daftar jadi tidak ada alat yang tercecer karena semua itu adalah asset yang harus dijaga dengan baik. Mulai tahun ini pengurus barang sudah melakukan entri data dengan aplikasi SIMDA Informan 2 Kartu inventaris ruangan sudah ada dibuat disetiap

ruangan, laporan alkes sudah dibuat dengan SIMDA, cuma untuk kodefikasi barang belum lengkap saya lihat, nantilah pasti akan dibenahi lagi.

Informan 3 Setiap ruangan sudah ada Kartu Inventaris ruangan dan setiap Alkes sudah dibuatkan kode barang dan kode lokasi, KIR sudah dibuatkan bingkai supaya dapat dipakai untuk jangka waktu lama. Inventarisasi alkes sudah terlaksana dalam Kartu Inventaris Barang secara lengkap, kode lokasi dan kode barang juga sudah dibuat semuanya.

Informan 4 Setiap barang dan alat yang datang dari dinas kesehatan akan dicatat oleh pengurus barang Setiap tahun akan dibuatkan kartu Inventaris ruangan dan kartu inventaris barang. Pada Alkes akan dituliskan kode alkes dan kode lokasi supaya penataan alkes lebih baik, saya melihat semua alkes kami sudah punya kode lokasi dan kode barang.

(17)

Matriks 13. Pernyataan Informan tentang penghapusan Alkes

Informan pernyataan

Informan 1 Selama ini belum ada dilakukan penghapusan terhadap alkes yang sudah rusak, tapi dinas kesehatan sudah meminta data alkes dan barang yang rusak untuk diusulkan akan dilakukan penghapusan.

Informan 2 Kita sudah membuat daftar alkes yang akan dihapuskan dan sudah dikirim ke dinas kesehatan Informan 3 Belum pernah ada penghapusan alkes

Informan 4 Pengurus barang sudah membuat daftar alkes yang akan dihapuskan dan segera akan dikirim ke

dinas kesehatan.

Informan 11 Setiap tahun kita sudah membuat usulan penghapusan alkes tetapi sampai saat ini belum ada petunjuk dari bagian asset daerah kabupaten Deli Serdang untuk segera merealisasikannya. Sudah pernah dilakukan penghapusan tapi itu sudah lama.

Matriks 14. Pernyataan Informan Tentang Ketersediaan Alkes

Informan pernyataan

Informan 1 Alkes di puskesmas kami masih kurang lengkap antara lain alat laboratorium masih banyak yang harus dipenuhi juga alat untuk poli umum masih kurang. Informan 2 Kalau menurut saya alkes kami hampir lengkaplah

karena ketika pasien datang dengan kasus emergency sudah bisa ditangani untuk menstabilkannya, pelayanan nggak terganggu karena tidak adanya alat, bisa dibilang alat yang standar di puskesmas udah tersedia. Angka rujukan di puskesmas kami terbilang rendah dan kita belum pernah ditegur bpjs karena tinginya angka rujukan, seperti pada rapat kemarin dengan bpjs dikatakan kami termasuk 10 puskesmas dengan angka rujukan terendah. Penyakit yang dirujuk itu penyakit yang sudah komplikasi dan memang benar-benar tidak bisa lagi ditangani di sini.

(18)

artinya pasien tidak dirujuk karena alasan tidak adanya alat. Puskesmas kami adalah binaan program EMAS maka alat kami lebih dilengkapi dan sudah diatur di troley alat yang standard supaya lebih mudah digunakan. Namun alat yang di UGD belum selengkap di ruang persalinan, saya berharap Alkes di IGD ini semakin dilengkapi. Angka rujukan pasien kami terbilang rendah daan tidak pernah melebihi yang sudah ditetaapkaan oleh BPJS,pasien tidak pernah dirujuk karena kurangnya alat akan tetapi dirujuk itu kadang karena penyakit yang sudah bolak-balik dan pasien yang meminta sendiri untuk dirujuk ke rumah sakit misalnya penyakit hipertensi yang sudah komplikasi Diabetes Melitus.

(19)

Lampiran 4.

Jumlah Kunjungan Pasien Umum dan rujukan di Puskesmas

No. Puskesmas Jumlah Kunjungan Jumlah Rujukan Mei Juni Juli Mei Juni Juli

1. Bandar Dolok 752 785 762 83 87 82

2. Talun Kenas 2.511 2.542 2.614 201 205 195

3. Aras Kabu 827 841 830 72 69 74

(20)

Lampiran 5. Daftar Nama 155 penyakit yang harus ditangani di Puskesmas 1. Kejang Demam

2. Tetanus

3. HIV AIDS tanpa komplikasi 4. Tension Headche

5. Migren 6. Bell”s Palsy

7. Vertigo (Benign Paroxysmal positional Vertigo) 8. Gangguan Somatoform

9. Insomnia

10. Benda Asing di konjungtiva 11. Konjungtivities

12. Perdarahan Subkonjungtiva 13. Mata Kering

14. Blefaritis 15. Hordeolum 16. Trikiasis 17. Episkleritis

18. Hipermetropia Ringan 19. Myopia Ringan 20. Astigmatism Ringan 21. Presbiopia

22. Buta senja 23. Otitis eksterna 24. Otitis media akut 25. Serumen prop 26. Mabuk perjalanan 27. Furunkel pada hidung 28. Rhinitis akut

29. Rhinitis vasomotor 30. Rhinitis vasomotor 31. Benda asing 32. Epistaksis 38. Asma bronchiale 39. Bronchitis akut

40. Pneumonia, bronkopneumonia 41. Tuberculosis paru tanpa komplikasi 42. Hipertensi esensial

43. Kandidiasis mulut

44. Ulcus mulut (aptosa , herpes ) 45. Parotitis

46. Infeksi pada umbilicus 47. Gastritis

(21)

49. Refluks gastroesofagus 50. Demam typhoid 51. Intoleransi makanan 52. Alergi makanan 53. Keracunan makanan 54. Penyakit cacing tambang 55. Strongilodiasis

56. Askariasis 57. Skistosomisis 58. Taeniasis 59. Hepatitis A

60. Disentri basiler, disentri amuba 61. Hemoroid grade ½

62. Infeksi saluran kemih 63. Gonore

64. Pielonefritis tanpa komplikasi 65. Fimosis

66. Parafimosis

67. Sindroma duh 9 discharge genital (GO dan NGO) 68. Infeksi saluran kemih bagian bawah

69. Vulvitis 70. Vaginitis

71. Vaginosis bakterialis 72. Salphingitis

73. Kehamilan normal 74. Aborsi spontan komplit

75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan 76. Rupture perineum tingkat ½

77. Abses folikel rambut/kelj sebasea 78. Mastitis

79. Cracked nipple 80. Inverted nipple 81. DM tipe 1 82. DM tipe 2

83. Hipoglikemi ringan 84. Malnutrisi energy protein 85. Defisiensi vitamin 86. Defisiensi mineral 87. Dislipedemia 88. Hiperurisemia 89. Obesitas

90. Anemia defisiensi besi 91. Lymphadenitis

92. Demam dengue, DHF 93. Malaria

94. Leptospirosis (tanpa komplikasi) 95. Reaksi anafilatik

96. Ulkus pada tungkai 97. Lipoma

98. Veruka vulgaris

(22)

100. Herpes zoster tanpa komplikasi 101. Morbili tanpa komplikasi 102. Varicella tanpa komplikasi 103. Herpes simpleks tanpa komplikasi 104. Impetigo

105. Impetigo ulcerative (ektima) 106. Folikulitis superfisialis

107. Furunkel, karbunkel 108. Eritrasma

109. Erysipelas 110. Skrofuloderma 111. Lepra

112. Sifilis stadium 1 dan 2 113. Tinea kapitis

114. Tinea barbe 115. Tinea facialis 116. Tinea corporis 117. Tinea manus 118. Tinea unguium

119. Tinea cruris 120. Tinea pedis 121. Pitiriasis versicolor

122. Candidiasis mucocutan ringan 123. Cutaneus larvamigran 124. Filariasis

125. Pedikulosis kapitis 126. Pediculosis pubis 127. Scabies

128. Reaksi gigitan serangga 129. Dermatitis kontak iritan

130. Dermatitis atopic (kecuali recalcitrant) 131. Dermatitis numularis

132. Napkin Ekzema 133. Dermatitis seboroik 134. Pitiriasis seboroik 135. Acne vulgaris ringan 136. Hidradenitis supuratif 137. Dermatitis perioral 138. Miliaria

139. Urtikaria akut

140. Eksantemapous drug eruption, fixed drug eruption 141. Vulnus laseraum, puctum

142. Luka bakar derajat 1 dan 2

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)

Lampiran 6. Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 118/Menkes/SK/IV/2014 Tentang Kompendium Alat Kesehatan Di

Pelayanan Kesehatan Pertama No. Kompendium Alat Kesehatan

Ketersediaan di Puskesmas

BandarDolok Talun Kenas Aras Kabu Tanjung Morawa Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan A. Alat Kesehatan Elektromedik

1. Argon Surgical laser Aspirator

Audiometer

Autotransfusion unit

Automatic Sphygmomanometer (Non invasive)

Blood Pressure Monitor, Invasive Blood/Solution warmer

Capnometer (CO2 monitor ) Cardiac Resuscitator

CO2 surgical laser Cryosurgical unit Defibrillator Dental Unit

(30)

22.

No. Kompendium Alat Kesehatan

Ketersediaan di Puskesmas

BandarDolok Talun Kenas Aras Kabu Tanjung Morawa Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan 25.

Intra Aortic ballonn pump Laparoscopy

Mammography unit Anesthesia machine Mobile C-arms X-ray Mobile X- ray unit Oxygen analyzer

Pacemaker External, non invasive Phototherapy unit

Transcutaneous CO2 Monitor

Transcutaneous oxygen (O2) monitor Ultrasound scanner (USG Diagnostic ) X-Ray unit general purpose

(31)

45. Lampu periksa halogen Sterilisator kering

Ekstraktor Vakum manual

Pocket fetal hearth rate monitor (Doppler)

-

No. Kompendium Alat Kesehatan

Ketersediaan di Puskesmas

BandarDolok Talun Kenas Aras Kabu Tanjung Morawa Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan B. Alat Kesehatan Non Elektromedik

1.

Blood transfusion set Cat gut (benang bedah) Dental cement

Disposable syringe Auto disable syringe

Hypodermic syringe with rause prevention Foley Catheter

(32)

17.

Kasa hidrofil terdeteksi sinar-X Kasa pembalut

Kasa pembalut elastis Kondom

Manual Hospital Bed Masker Bedah

Lampiran 6. Lanjutan

No. Kompendium Alat Kesehatan

Ketersediaan di Puskesmas

BandarDolok Talun Kenas Aras Kabu Tanjung Morawa Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan 25. Sarung tangan bedah

Silk suture (Benang bedah sutera) Stethoscope manual

Tensimeter manual dengan air raksa Tensimeter manual dengan jarum Urine bag

Wing needle Thermometer raksa Timbangan bayi

Timbangan injak dewasa Stand infuse

Tabung oksigen + regulator

(33)

40. 41.

Tempat tidur periksa Tempat tidur persalinan

2 C. Produk diagnostik in vitro

1.

Utomated blood grouping analyzer Bilirubin test system

Blood gas/Ph/Chemistry point of care analyzer

Cholesterol test trip

Clinical chemistry analyzer C-reactive protein reagent (CRP)

-

Lampiran 6. Lanjutan

No. Kompendium Alat Kesehatan

Ketersediaan di Puskesmas

BandarDolok Talun Kenas Aras Kabu Tanjung Morawa Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Keadaan

Creatine Kinase Reagent Creatine reagent

Diff Diluent Glucose Analyzer Glucose Test strip Hematology Control

Hematology point of care analyzer Hiv Combi

Immunoassay analyzer

Test Hepatitis B (Hbsab rapid Test)

(34)

17.

Test kehamilan cepat (Pregnancy rapid test)

Tes masa subur (Luteinizing hormone system)

Toxo Igg Ii Assay

Uji Mycobacterium Tuberculosis-Igg/Igm Uric acid reagent

Uric acid test strip Urinalysis reagent strips

Whole blood coagulation analyzer Reagensia in vitro untuk pewarna biologi

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Kaltarina M, 2011. Analisa Sistim Perencanaan Obat dan Alkes Kebutuhan Dasar Ruangan di Instalasi Farmasi RSUD Ciawi Bogor : Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Moelong, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja Rosdakarya offset, Bandung

Notoadmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 17 tahun 2007 tentang, Pengelolaan Teknis Barang Milik Daerah. Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 1191 tahun 2010, tentang Alat Kesehatan, Jakarta

, Nomor 71 tahun 2013, tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta

, Nomor 4 tahun 2014, tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan yang baik. Jakarta

, Nomor 5 tahun 2014, tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta

, Nomor 28 tahun 2014, tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta

, Nomor 75 tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta

, Nomor 118 tahun 2014, tentang Kompendium Alat Kesehatan. Jakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2012, tentang Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Jakarta

(36)

Bandar Dolok, Tahun 2013 Aras Kabu, Tahun 2013 Tanjung Morawa, Tahun 2013

Puskesmas Bandar Dolok. Daftar Inventaris Puskesmas Bandar Dolok 2014

Puskesmas Talun Kenas. Daftar Inventaris Puskesmas Talun Kenas 2014 Puskesmas Aras Kabu. Daftar Inventaris Puskesmas Aras Kabu 2014

Puskesmas Tanjung Morawa. Daftar Inventaris Puskesmas Tanjung Morawa 2014

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMB) Kabupaten Deli Serdang 2009-2014

Sugyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : CV Alfabeta.

Subagya, M.S., 1994 Manajemen Logistik, Jakarta ; Haji Masagung

Thabrany, Hasbulah, 2014. Jaminan Kesehatan Nasional. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial. Presiden Republik Indonesia.

, Nomor 36 tahun 2009, tentang Kesehatan. Jakarta : Presiden Republik Indonesia.

, Nomor 24 tahun 2011, Tentang Badan Penyelenggara Jaminan sosial. Jakarta : Presiden Republik Indonesia. Vanya P , 2010. Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Logistik Alat Kesehatan di Puskesmas ; Skripsi, Universitas Andalas, Padang.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan sistem pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan empat puskesmas di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Penelitian deskriptif digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.(Notoadmodjo,S, 2010) 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi Penelitian didasarkan pada kriteria puskesmas perkotaan dan puskesmas pedesaan yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Puskesmas perkotaan yang akan diteliti yaitu : Puskesmas Aras Kabu dan Puskesmas Tanjung Morawa. Sedangkan puskesmas kriteria pedesaan yang akan diteliti yaitu : Puskesmas Bandar Dolok dan Puskesmas Talun Kenas.

Waktu Penelitian : bulan Juli sampai dengan Agustus 2015. 3.3 Karakteristik Informan

Tabel 3.1 Karakteristik Informan Penelitian

Informan Nama Jabatan Pendidikan

Informan 1 dr. Anton B. Nainggolan

Kepala Puskesmas Bandar Dolok

S 2 Informan 2 dr. Herlina

Sembiring

Kepala Puskesmas Tanjung Morawa

S 2 Informan 3 dr. Ratna

Tanjung

Kepala Puskesmas Aras Kabu

S 2 Informan 4 drg. Mariani Kepala Puskesmas

Tanjung Morawa

(38)

Informan 5 Intan Murni Pengurus Barang

Puskesmas Bandar Dolok

D 1 Informan 6 Ratna Juwita Pengurus Barang Puskesmas

Tanjung Morawa

D III Informan 7 Hefdinar Sinaga Pengurus Barang Puskesmas

Aras Kabu

LCPK Informan 8 Nuri Panjaitan,

SKM

Pengurus Barang Puskesmas Tanjung Morawa

S 1 Informan 9 Edy Mauricht,

S.Si, Apt

Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Kesehatan

S 1

Informan 10 Hendrikus

Sianturi,SE,MAP

Ka.Subbag Perencanaan Dinas Kesehatan

S 2 Informan 11 Hotman Saragih Bendahara Barang

Dinas Kesehatan

D III

3.4 Metode Pengumpulan Data

a. Penulis melakukan pengumpulaan data dengan cara, yaitu : 1.Wawancara ;

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara bebas dimana peneliti membuat pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiono,2009)

2. Pengamatan (observasi) ;

Melakukan pengamatan manajemen logistik secara langsung di puskesmas. Pengamatan adalah suatu prosedur yang terencana yang meliputi; melihat, mendengar dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.(Notoatmojo,2010)

(39)

ruangan di setiap ruangan yang ada di puskesmas. Selain itu digunakan alat elektronik berupa kamera dan tape recorder.

b. Data yang diambil dari puskesmas,meliputi :

1.Data dasar puskesmas yang diambil dari profil puskesmas 2. Data ketenagaan puskesmas

3. Kartu Inventaris Barang (KIB ). 3.6 Metode Analisis Data

Data dianalisis secara desktiptif terhadap data primer dan data sekunder yaitu dengan mereduksi hasil wawancara dan ditabulasi dalam bentuk matriks. Validitas data didapat dengan melakukan triangulasi dari berbagai sumber dan berbagai cara dan waktu (Moelong ,2012) . Pada penelitian ini triangulasi data dilakukan antara kepala puskesmas, pengurus barang dan informan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang

3.7 Metode Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk textular yaitu penyajian data dalam bentuk kalimat dan penyajian data dalam bentuk tabel, bentuk penyajian data ini dipakai untuk saling melengkapi. (Notoadmodjo, 2010).

3.8 Defenisi Operasional

a. Sarana adalah fasilitas transportasi untuk pendistribusian alkes. b. Metode adalah cara yang dipakai dalam melakukan pengelolaan alkes c. sumber daya manusia adalah pengurus barang di puskesmas

(40)

alat kesehatan

g. Pengadaan adalah kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan dan disetujui anggarannya yang telah dilakukan pada perencanaan. h. Pendistribusian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing unit pelayanan kesehatan berdasarkan permintaan.

i. pemeliharaan adalah cara untuk mempertahankan kualitas alkes yaitu dengan cara perbaikan terhadap alat yang rusak

j. Penyimpanan adalah kegiatan di dalam mengatur alat kesehatan yang belum dipakai dan menertibkan alat kesehatan yang sudah rusak.

k. Penghapusan adalah kegiatan dalam pembebasan alat kesehatan dari pertanggung jawaban berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Bandar Dolok

Puskesmas Bandar Dolok merupakan puskesmas non rawat inap yang berada di Jalan Galang Desa Pagar Merbau I Kecamatan Pagar Merbau, jarak puskesmas dengan ibu kota kabupaten Deli Serdang yaitu ± 8 km. Wilayah Kecamatan Pagar Merbau terletak pada ketinggian 30 meter diatas permukaan laut dan beriklim tropis, dengan luas wilayah ± 62,89 km2. Jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja adalah 38.778 jiwa. Puskesmas Bandar Dolok adalah satu-satunya puskesmas yang ada di Kecamatan Pagar Merbau. Saat ini Puskesmas Bandar Dolok berstatus sebagai puskesmas non rawat inap tetapi sudah dipersiapkan untuk menjadi puskesmas rawat inap. Gedung baru Puskesmas Bandar Dolok dioperasikan sejak April 2015 sebelumnya puskesmas ini berada di Desa Bandar Dolok.

(42)

Galang, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Pakam dan Kecamatan Tanjung Morawa.

4.1.2 Gambaran Umum Puskesmas Talun Kenas

Puskesmas rawat inap Talun Kenas berada di Jalan Besar Talun Kenas kecamatan STM Hilir, terdiri dari 15 desa dengan luas wilayah kerja 190.50 km2. Keadaan geografis wilayah kerja Puskesmas Talun Kenas merupakan daerah daratan. Sarana perhubungan sudah diaspal dan dapat dilalui dengan kendaraan roda empat, tiga dan dua. Jarak puskesmas dengan ibu kota kabupaten yaitu ± 25 km. Puskesmas Talun Kenas menjadi puskesmas rawat inap pada tahun 2007 dan dijadikan Puskesmas PONED pada tahun 2009. Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas ini adalah 32.267 jiwa terdiri dari 8.380 kepala keluarga wilayah kerja Puskesmas Talun Kenas terdiri dari 15 desa yaitu : Talun Kenas, Sumbul, Taduken Raga, Limau Mungkur, Negara, Limau Mungkur Baru, Juma Tombak, Gunung Rintih, Siguci, Kuta Jurung, Talapeta, Lau Rakit, Penungkiren, Lau Rempak, dan Rambai.

Batas-batas wilayah Puskesmas Talun Kenas adalah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Patumbak dan Biru-Biru, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan STM Hulu, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bangun Purba, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Biru-Biru.

4.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Aras Kabu

(43)

2012 sebagai rawat inap dan PONED, yang meliputi 6 desa wilayah kerja yaitu : Desa Aras Kabu, Desa Tumpatan, Desa Serdang, Desa Pasar V Kebun Kelapa, Desa Sidourip, dan Desa Pasar VI Kuala Namu. Luas wilayah kerja Puskesmas Aras Kabu adalah 2.310 km2 yang terdiri dari 37 dusun dengan jumlah penduduk 10.664 jiwa. Jarak dari Puskesmas Aras Kabu ke Ibukota Kabupaten adalah ± 5 km.

Batas-batas wilayah Puskesmas Aras Kabu adalah sebagai berikut : sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Labu, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Pakam.

4.1.4 Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Morawa

Puskesmas Tanjung Morawa didirikan sejak tahun 1968 yang terletak di Jalan Irian nomor 242 Tanjung Morawa Pekan Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dengan luas tanah puskesmas 450 m. Luas wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa adalah 80.73 km2, jumlah desa 16 buah dan 89 dusun dengan jumlah penduduk 118.604 jiwa. Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan wilayah Puskesmas Dalu Sepuluh, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan STM Hilir, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Patumbak, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Galang, Kecamatan Pagar Merbau dan Kecamatan Lubuk Pakam.

(44)

Morawa. Puskesmas Tanjung Morawa merupakan puskesmas rawat inap dan PONED, membuka pelayanan selama 24 jam dan memiliki fasilitas rawat inap. Tabel 4.1 Data Tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas Bandar Dolok,

Talun Kenas, Aras Kabu dan Tanjung Morawa Tahun 2015 No. Tenaga Kesehatan

Puskesmas

Sumber : Puskesmas Bandar Dolok, Talun Kenas, Aras Kabu dan Tanjung Morawa.

(45)

Sesuai dengan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tenaga kesehatan yang ada di puskesmas, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga yang harus ada di puskesmas adalah dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, tenaga administrasi dan pekarya kesehatan.

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Input

4.2.1.1 Sarana

Berdasarkan hasil penelitian di puskesmas dengan wawancara mendalam terhadap kepala puskesmas diperoleh informasi bahwa sarana yang ada di puskesmas yang digunakan untuk mengangkut alkes ke pustu atau poskesdes adalah ambulance, tapi itu hanya untuk alkes yang besar seperti tempat tidur periksa pasien, meja instrument, dll, sedangkan untuk alkes yang kecil seperti tensimeter, gunting, stetoskop, dll tidak perlu alat transportasi yang khusus. Berikut ini kutipan dari informan :

” sarana pengangkutan untuk alkes adalah ambulance… ya memang itu adanya” (Informan 1)

“ Ambulance juga cukuplah untuk mengangkut alkes ke pustu atau poskesdes..” (Informan 2)

(46)

“ puskesmas biasanya menggunakan ambulance untuk mengangkat alkes ke jaringannya, yaaa… bila perlu bisa juga meminjam mobil box farmasi dari sini,, bisa diatur lah,,,, “ (Informan 11)

Sarana pengangkutan alat kesehatan dari puskesmas ke pustu dan poskesdes adalah dengan menggunakan ambulance puskesmas tetapi bila membutuhkan mobil yang lebih besar maka puskesmas dapat meminjam mobil box farmasi yang ada di dinas kesehatan sebagai sarana pengangkutan alat kesehatan.

4.2.1.2 Sumber Daya Manusia

Hasil penelitian mengenai sumber daya manusia pengelola logistik alat kesehatan di puskesmas, diperoleh informasi bahwa di setiap puskesmas di Kabupaten Deli Serdang telah ada diangkat dari salah satu pegawai untuk menjadi petugas pengelola logistik alat kesehatan. Berikut ini kutipan informan :

“ disetiap puskesmas sudah ada diangkat petugas untuk mengelola logistik alat kesehatan,,, namanya pengurus barang,,, dia bertanggung jawab bukan hanya untuk alkes saja tetapi untuk semua peralatan bahkan asset yang ada di puskesmas dan jaringannya,, mereka sudah di Diklat dan sudah puny SK bupati untuk melaksanakan tugasnya….” (informan 11)

(47)

SK Bupati dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Informan yang lain seorang pengurus barang tidak harus berpendidikan tertentu. Berikut kutipan dari informan “ udah ada….Pengurus barang tidak harus berpendidikan tertentu, saya menilai dia orangnya sangat bertanggung jawab, saya suka itu, walaupun masih kurang mahir menggunakan komputer tetapi dia terus belajar untuk dapat membuat laporan sebab sekarang semua data alkes harus di entri melalui komputer dengan laporan SIMDA..” (Informan 3)

SDM pengelola alkes di puskesmas tidak perlu harus memiliki pendidikan tertentu, akan tetapi haruslah yang mempunyai tanggung jawab yang tinggi dan membekali diri dengan kemampuan teknologi informasi. Didapati bahwa pengurus barang masih kurang menguasai komputer padahal harus bisa melakukan enty data alkes untuk membuat laporan melalui aplikasi SIMDA. Menurut informan yang lain mengatakan bahwa kecakapan seorang pengurus dapat dinilai berdasarkan laporan yang telah dikerjakannya, membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR), membuat kodefikasi alkes dan membuat usulan terhadap kebutuhan alkes puskesmas. Berikut kutipan dari informan :

“,,,,,,pengurus barang kita sudah ada,,,,eeee…kecakapan seorang pengurus barang bisa dilihat dari bagaimana dia membuat laporannya juga dari kartu inventaris ruangan juga kodefikasi di setiap alkes dan asset puskesmas, membuat usulan sesuai dengan kebutuhan yang ada sehingga alkes dapat tersedia kapan dibutuhkan, itu sudah dibuktikan oleh pengurus barang kami, entri data alkes sudah dikerjakan dengan SIMDA di awal tahun ini.. .” (Informan 4)

4.2.1.3 Metode Pengelolaan

(48)

“metode nya,,,, metode pengelolaan alat kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas sesuai dengan aturan yang dari dinas kesehatan yaitu mengacu kepada Permendagri nomor 17 tahun 2007..”(Informan 1 )

“ehm.. Kami melaksanakan pengelolaan alkes sesuai dengan petunjuk yang sudah diberikan oleh dinas kesehatan pada saat Diklat pengurus alkes yang diselenggarakan oleh Pemkab…” (Informan 3)

Menurut informan metode pengelolaan alat kesehatan di puskesmas sesuai dengan instruksi dari Pemerintah Kabupaten Deli Serdang adalah mengacu kepada Permendagri Nomor 17 tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah sebab alat kesehatan adalah milik daerah yang digunakan di puskesmas.

Hal ini sesuai dengan pernyataan informan dari dinas kesehatan seperti yang tercantum dalam kutipan berikut :

“Sesuai dengan apa yang telah disosialisasikan kepada kepala puskesmas dan pengurus barang bahwa metode penatausahaan sesuai dengan Permendagri nomor 17 tahun 2007…” (Informan 11)

Pernyataan Informan dari puskesmas sesuai dengan pernyataan informan dari dinas kesehatan yaitu bahwa metode pelaksanaan manajemen logistik mengacu kepada Permendagri nomor 17 tahun 2007 mengenai pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah.

4.2.1.4 Dana

(49)

“ eee.. setau saya sumber dana alat kesehatan dari APBD, APBN dan BPJS” (Informan 1)

“ sumber dana yaa.. APBN, APBD dan Kapitasi BPJS..” (Informan 2)

Kutipan tersebut juga didukung oleh informan lain yang mengemukakan bahwa :

“ sumber dana untuk alat kesehatan berasal dari APBN, APBD dan Kapitasi BPJS puskesmas kan 40% dikelola oleh dinas kabupaten untuk pengadaan alkes dan biaya operasional…” (Informan 10)

Sumber dana untuk alat kesehatan berasal dari APBN, APBD dan 40 % kapitasi BPJS yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang

4.2.2 Proses 4.2.2.1 Perencanaan

Hasil penelitian mengenai perencanaan alat kesehatan di puskesmas dilaksanakan pada awal tahun namun tetap dibuat perencanaan secara berkala, perencanaan yang dilakukan meliputi jenis, spesifikasi dan jumlah alkes yang dibutuhkan. Berikut ini kutipan dari informan :

(50)

Kutipan tersebut juga didukung oleh informan yang lain :

“Perencanaan Alkes dibuat berdasarkan kebutuhan setiap ruangan yaitu ruang poli umum, poli gigi, poli anak, VK,rawat inap, laboratorium,P2P, serta dari jaringan layanan puskesmas. Apa yang kami butuhkan kemudian dituangkan dalam permintaan secara tertulis ke dinas kesehatan. Biasanya kita membuat perencanaan pada awal tahun, apa alkes kita yang kita butuhkan kita usulkan dan semoga cepat realisasinya dari dinas kesehatan..” (Informan 4)

Kutipan kedua informan diatas sesuai dengan pernyataan informan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang yang tercantum dalam kutipan berikut ini :

“Perencanaan yang dari puskesmas itu dinamakan bottom up planning, itu diajukan oleh setiap kepala puskesmas, setiap awal tahun puskesmas membuat perencanaan secara terkoordinasi. Selain itu ada juga perencanaan yang dilakukan oleh dinas kesehatan, itu namanya top down planning.Top down planningdibuat berdasarkan dari hasil musrembang dan masa reses anggota dewan ditambah dengan kebijakan yang bersifat nasional seperti program imunisasi dan program Emas, kalau itu langsung dicover oleh dinas kesehatan. Dinas mengarahkan daerah mana yang akan dilakukan kegiatan sehingga USAID (badan pengembangan Amerika Serikat) akan melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan dan kemudian memberikan Alkes yang diperlukan untuk mendukung kegiatan seperti program Emas (Expanding maternal and neonatal survival) untuk beberapa puskesmas telah berjalan dengan baik. Top down dan bottom up planning kemudian dianalisis sesuai dengan keadaan keuangan yang ada lalu dibuat menjadi rencana anggaran belanja (RAB). Perencanaan dibuat secara e planning sejak tahun 2014. Perencanaan Alkes untuk puskesmas didasarkan kepada puskesmas non rawat inap atau puskesmas rawat inap. Dasar dari perencanaan kebutuhan adalah sesuai dengan permenkes yang mengatur tentang puskesmas…” (Informan 10)

(51)

kemudian dianalisis sesuai dengan keadaan keuangan yang ada lalu dibuat menjadi Rencana Anggaran Belanja (RAB). Dengan persetujuan dari kepala dinas kesehatan maka selanjutnya akan dilakukan pengajuannya kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui e-planning.

4.2.2.2 Penganggaran

Hasil penelitian mengenai penganggaran alat kesehatan, diperoleh informasi bahwa penganggaran alat kesehatan tidak ada dilaksanakan di puskesmas. Berikut ini kutipan informan :

“Kami tidak melakukan penganggaran untuk apapun, kita hanya terima saja…” (Informan 2)

“Sebagai unit pelaksana teknis kita tidak melakukan penganggaran, mungkin nantilahhh kalau puskesmas udah jadi badan layanan unit daerah…” (Informan 4)

Puskesmas tidak melakukan penganggaran apapun karena puskesms hanya sebagai unit pelaksana teknis, akan tetapi penganggaran dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang seperti tercantum dalam kutipan berikut ini :

(52)

pelatihan) ,,,,agar cakap dalam mengelola Alkes di puskesmas” (Informan10)

Penganggaran alat kesehatan tidak dilaksanakan oleh puskesmas akan tetapi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Anggaran yang sudah dibuat adalah anggaran pengadaan, transportasi pendistribusian alkes ke puskesmas, anggaran perbaikan dan pemeliharaan alkes, anggaran penghapusan dan anggaran pengawasan barang.

4.2.2.3 Pengadaan

Hasil penelitian mengenai pengadaan alat kesehatan, diperoleh informasi bahwa pengadaan tidak dilaksanakan oleh puskesmas. Berikut ini kutipan dari informan :

“..Pengadaan sepenuhnya dilakukan oleh dinas kesehatan..” (Informan 1)

“Pengadaan dilaksanakan oleh dinas kesehatan,, eehh,, kadang pengadaan cepat kadang juga kita lama menunggu,,,bisa juga alkes yang datang tidak sesuai spesifikasinya dengan permintaan seperti contoh kita minta tensimeter malah yang diberikan termometer,,, masih begitu keadaannyaaaa…..” (Informan 4)

Pengadaan alat kesehatan tidak dilaksanakan oleh puskesmas akan tetapi dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dibantu oleh stafnya. Berikut ini kutipan dari informan di dinas kesehatan :

“Pengadaan Alkes dan barang ada yang secara e catalog ada yang tidak karena tidak semua Alkes dan barang ada dalam e catalog, jadi belum semua ada dalam e catalog. Alkes yang diadakan itu hanya yang ada di dalam RAB (Rencana Anggaran Belanja), RAB itu berasal dari bottom up planning dan top down planning (kebijakan-kebijakan baru yang dianggap perlu oleh dinas ). Saat ini juga masih ada melakukan sistim lelang (

(53)

itu hps nya. Memang kadang pengadaan lama tapi bisa juga cepat karena itu tergantung dari distributor, jika barang pesanan kita sudah ada maka akan cepat disalurkan tetapi bila distributor tidak punya stok alkes maka pesanan kita akan lama datangnya…” (Informan 9)

Puskesmas tidak melaksanakan pengadaan alat kesehatan, yang melaksanakan pengadaan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Pengadaan dilakukan melalui e-catalog secara e-purchasing. Untuk alkes yang belum tercantum pada e-e-catalog

maka diadakan lelang secara e-tendering. Pengadaan cepat atau lambat tergantung dari ketersediaan alkes pada distributor penyedia alkes.

4.2.2.4 Pendistribusian

Hasil penelitian mengenai pendistribusian alat kesehatan, diperoleh informasi bahwa pendistribusian alkes dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang ke puskesmas-puskesmas dilakukan oleh bendahara barang dinas kesehatan dibawah pengawasan PPK dengan melengkapi dokumen-dokumen seperti Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) dan membuat buku serah terima alat. Berikut ini kutipan informan :

“Alkes akan diterima di dinas kesehatan lalu diperiksa oleh panitia pemeriksa, setelah diperiksan kesesuaian item, jumlah dan spesifikasi barulah akan didistribusikan ke puskesmas, untuk beberapa macam alkes seperti bed ginekology, bed instrument, lemari instrument, akan diantar langsung oleh distributor dan untuk bed ginekologi akan dipasang oleh tehnisi dari distributor…” (Informan 9)

(54)

Pendistribusian alat kesehatan dari puskesmas ke unit yang membutuhkan atau pun untuk jaringannya dapat dilihat pada kutipan dari informan berikut ini :

“Dinas kesehatan mengantarkan Alkes ke puskesmas kami, diperiksa oleh pengurus barang apakah sudah sesuai dengan yang tertera di surat bukti barang keluar (SBBK) jumlah, jenis dan spesifikasi alkes yang dibuat oleh dinas kesehatan, jika sudah sesuai maka akan ditandatangani. Selanjutnya alkes yang kami terima diberikan pada poli atau pustu atau poskesdes yang kebutuhannya paling mendesak, jangan sampai pelayanan terganggu karena tidak adanya alat…” (Informan 2)

“alat yang kami terima kadang tidak sesuai dengan permintaan, misalnyaaa,,, kami minta stetoskop 5 tapi yang diberikan hanya 2, jadi untuk penyaluran nya kita utamakan untuk puskesmas induk baru ke pustu atau poskesdes. Saat alkes tiba di puskesmas kadang SBBK nya belum ada, tapi kita buatkan bukti serah terima barang..” (Informan 4)

Alat Kesehatan yang sudah diterima oleh dinas kesehatan akan diperiksa oleh team pemeriksa apakah sudah sesuai denga jumlah, jenis dan spesifikasinya, apabila sudah sesuai dengan kontrak maka akan dilakukan pendistribusian alat kesehatan ke puskesmas. Pendistribusian alat kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dilaksanakan dengan melengkapi dokumen SBBK dan berita serah terima barang. Di Puskesmas alkes akan diterima oleh pengurus barang diperiksa apakah telah sesuai dengan jumlah, jenis dan spesifikasi yang tercantum pada SBBK. Alat Kesehatan akan didistribusikan ke unit pelayanan yang membutuhkan akan tetapi diutamakan lebih dahulu bagi puskesmas induk. 4.2.2.5 Penyimpanan

(55)

“Puskesmas kami tidak mempunyai gudang untuk penyimpanan alat, Alkes langsung disalurkan ke unit yang membutuhkan, Alkes yang rusak kami

tidak memiliki tempat tersendiri untuk menyimpannya….” (Informan 1)

“Kalau khusus gudang penyimpanan tidak ada tapi yang ada gudang ciptaan khusus puskesmas, rumah dinas dokter yang kosong diciptakan untuk menyimpan barang dan Alkes yang belum digunakan atau jarang digunakan, rumah tersebut dimanfaatkan supaya barang terlokalisir, apabila ada pemeriksa datang kita bawa aja ke situ untuk melihatnya. Alkes ini adalah asset yang sensitive, alkes itu kan juga uang jadi harus disimpan dengan baik sebelum digunakan…” (Informan 3 )

Kutipan tersebut diatas juga didukung oleh informan yang lain yang mengemukakan :

“Di dinas kesehatan kita sudah mempunyai gudang penyimpanan alkes, memang penyimpanan alkes ini hanya bersifat sementara tapi untuk gudang penyimpanan di puskesmas tidak ada karena alkes biasanya langsung disalurkan, tapi memang untuk alkes yang sudah rusak perlu tempat khusus tapiiii,,, itu bisa diatasi kepala puskesmasnya

masing-masing..” (Informan 11)

4.2.2.6 Pemeliharaan

Hasil penelitian mengenai hasil pemeliharaan alat kesehatan, diperoleh informasi bahwa pemeliharaan alat kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, puskesmas hanya membuat usulan alkes yang tidak dapat berfungsi dengan baik kepada kepala dinas. Berikut ini kutipan dari informan :

“Apabila ada Alkes yang rusak baik rusak ringan atau berat maka akan dibuatkan pengusulan utntuk perbaikan ke dinas kesehatan, lalu dinas yang akan memperbaikinya seperti alat dental unit kami yang rusak pada beberapa bulan lalu sekarang sudah diperbaiki oleh dinas dan sudah dapat berfungsi dengan baik…” (Informan 1)

(56)

Hal tersebut dibenarkan oleh informan dari dinas kesehatan seperti kutipan berikut ini :

“Pemeliharaan alkes sudah dilakukan, secara bertahap akan terus dilaksanakan semakin baik, juga kalibrasi alkes akan dilaksanakan secara berkala, alat-alat laboratorium akan terus dibenahi…” (Informan 10)

“Guna meningkatkan efsiensi pemakaian maka sudah dilaksanakan pemeliharaan alkes, diharapkan semua alkes yang ada dapat berfungsi dengan baik” (Informan 11)

Pemeliharaan alat kesehatan telah dilaksanakan oleh dinas kesehatan, alkes yang sudah diperbaiki antara lain dental unit, scaller, stabilizer, mikroskop, tensimeter, cold chain, timbangan dewasa, centrifuse, ginecolog bed, tensimeter, dll. Pemeliharaan alkes akan terus diadakan agar semua alkes dapat berfungsi dengan baik.

4.2.2.7 Penghapusan

Hasil penelitian mengenai penghapusan alat kesehatan, diperoleh informasi bahwa penghapusan alat kesehatan belum pernah dilakukan, setiap tahun dinas kesehatan meminta data alat yang akan dihapuskan dan puskesmas sudah memasukkan datanya. Berikut ini kutipan dari informan :

“Selama ini belum ada dilakukan penghapusan terhadap alkes yang sudah rusak, tapi dinas kesehatan sudah meminta data alkes yang rusak untuk diusulkan dilakukan penghapusan, alat kami yang rusak ada cold chain, tensimeter, tempat tidur periksa dan ada beberapa lagi.” (Informan 1)

“Belum pernah ada penghapusan barang..” (Informan 3)

Kutipan tersebut dibenarkan oleh informan dari dinas kesehatan, seperti kutipan informan berikut ini :

(57)

Deli Serdang untuk segera merealisasikannya. Sudah pernah dilakukan penghapusan alkes tapi itu sudah lama kali..…” (Informan 11)

4.2.2.8 Pengendalian

Hasil penelitian mengenai pengendalian alat kesehatan, diperoleh informasi bahwa pengendalian alat kesehatan dilaksanakan dengan cara membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR), Kartu Inventaris Barang (KIB), laporan mutasi dengan aplikasi SIMDA dan kodefikasi alkes. Berikut ini kutipan dari informan :

“Setiap ruangan sudah ada Kartu Inventaris ruangan dan setiap alkes sudah dibuatkan kode barang dan kode lokasi, KIR sudah dibuatkan bingkai supaya dapat dipakai untuk jangka waktu lama. Inventarisasi alkes sudah terlaksana dalam Kartu Inventaris Barang secara lengkap, kode lokasi dan kode barang juga sudah dibuat semuanya…” (Informan 3)

“Setiap alat yang datang dari dinas kesehatan akan dicatat oleh pengurus barang. Setiap tahun akan dibuatkan kartu Inventaris ruangan dan kartu inventaris barang. Pada alkes akan dituliskan kode supaya penataan alat lebih baik, saya lihat udah dibuat ya……” (Informan 4)

Kutipan tersebut diatas sesuai dengan pendapat informan dalam kutipan berikut ini :

“Setiap pengurus barang wajib membuat KIR, sistem kodefikasi barang yaitu membuat kode pada setiap alkes milik daerah, membuat KIB dan pengisian entri data SIMDA untuk laporan mutasi alkes…” (Informan 11)

Pengendalian alat kesehatan dilaksanakan dengan membuat KIR yang sudah ada hampir di setiap ruangan, KIB dan kodefikasi juga enty data pada aplikasi program SIMDA, ini dilaksanakan oleh pengurus barang sebagai penanggung jawab alkes di puskesmas.

(58)

dihapuskan, akan tetapi belum ada realisasi untuk pelaksanaannya karena belum ada instruksi dari pemerintah kabupaten.

4.2.3 output

4.2.3.1 Ketersediaan Alkes

Hasil penelitian mengenai ketersediaan alat kesehatan di puskesmas, diperoleh informasi bahwa alat kesehatan di puskesmas masih kurang lengkap. Berikut ini kutipan informan :

“Alkes di puskesmas kami masih kurang lengkap antara lain alat laboratorium masih banyak yang harus dipenuhi alat pemeriksaan trombosit darah yang digital, juga alat untuk poli umum masih kurang…” (informan 1).

Kutipan tersebut berbeda dengan kutipan informan di bawah ini :

“Kalau menurut saya alkes kami hampir lengkaplah karena ketika pasien datang dengan kasus emergency sudah bisa ditangani untuk menstabilkannya,,, pelayanan nggak terganggu karena tidak adanya alat, bisa dibilang alat yang standar di puskesmas udah tersedia …(informan 2)

Kutipan tersebut diatas sama dengan kutipan berikut ini :

“Menurut saya sebenarnya alkes kami sudah lumayan sih, tapi kalau dilihat dari Kompendium alat kesehatan ternyata masih sangat banyak kekurangan alat kami, saya berharap dinas kesehatan secara bertahap dapat memenuhi alat sesuai dengan standar yang ada…” (informan 4)

Alat kesehatan yang tersedia di puskesmas berbeda, ada yang kurang lengkap tapi ada juga yang hampir lengkap tetapi belum sesuai dengan Kompendium alat kesehatan.. Alat kesehatan yang tersedia di puskesmas antara lain dental unit, scaller, cold chain, sterilisator, meja instrument, alat bedah minor, partus set, KB set, micro hematocrite centrifuge, mikroskop binokuler, stabilizer, ginecolog bed, alat laboratorium hematologi, burnisher, glucose

(59)

poliklinik set, poli gigi set, incubator bayi, stetoskop, tensimeter, dopler, thermometer scan duo, timbangan berdiri, timbangan bayi,dll.

4.2.3.2 Penanganan penyakit

Hasil penelitian mengenai penanganan penyakit di puskesmas, diperoleh informasi bahwa puskesmas belum dapat menangani 155 penyakit seperti yang sudah ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia, salah satu penyebabnya adalah kurangnya ketersediaan alat. Berikut ini kutipan informan :

” eehhmm,,, gimana kita dapat menangani 155 penyakit kalo alat kita kurang lengkap,,??? Lagipula tenaga dokter masih kurang… karena itu angka rujukan kita masih relative tinggi, seperti misalnya banyak ibu hamil yang dirujuk hanya untuk USG di rumah sakit, coba kalau ada alat USG kita maka ibu hamil yang mau periksa janinnya gak perlu dirujuk lagi dong,, iya kannn….” (Informan 1)

Kutipan tersebut diatas berbeda dengan kutipan informan berikut ini : “Puskesmas kami adalah binaan program EMAS maka alat kami lebih

dilengkapi dan sudah diatur di troley alat yang standard supaya lebih mudah digunakan. Namun alat yang di UGD belum selengkap di ruang persalinan, saya berharap Alkes di IGD ini semakin dilengkapi. Angka rujukan pasien kami terbilang rendah daan tidak pernah melebihi yang sudah ditetaapkaan oleh BPJS,pasien tidak pernah dirujuk karena kurangnya alat akan tetapi dirujuk itu kadang karena penyakit yang sudah bolak-balik dan pasien yang meminta sendiri untuk dirujuk ke rumah sakit

misalnya penyakit hipertensi yang sudah komplikasi Diabetes Melitus…”(Informan 3)

Kutipan tersebut diatas sama dengan pernyataan informan berikut ini : “Awal tahun ini pasien rujukan kami melebihi dari batas ketentuan BPJS

(60)

Dalam menangani 155 jenis penyakit dibutuhkan benar-benar kesiapan dari berbagai faktor yaitu ketersediaan alat kesehatan dan tenaga dokter yang berpengalaman, puskesmas yang memiliki alat yang kurang lengkap membuat angka rujukan masih tinggi akan tetapi puskesmas yang sudah memiliki alat kesehatan yang hampir lengkap memiliki angka rujukan yang cenderung rendah, dibutuhkan sedikit kreasi dalam penanganan pasien dengan memanfaatkan alat kesehatan yang telah ada secara maksimal.

(61)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Input 5.1.1 Sarana

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. (Permenkes,2014). Dalam melaksanakan tugasnya maka puskesmas perlu didukung oleh alat kesehatan yang memenuhi persyaratan yang tersedia dalam jumlah dan kualitas yang mencukupi.

Dalam mewujudkan ketersediaan alat kesehatan dalam jumlah dan kualitas yang mencukupi maka dibutuhkan sistem pelaksanaan manajemen logistik yang terkoordinasi dengan baik. Salah satu input dalam sistem pelaksanaan manajemen logistik di puskesmas yaitu tersedianya sarana pengangkutan alat kesehatan. Sarana pengangkutan alat kesehatan yang tersedia di puskesmas adalah ambulance. Berikut ini kutipan dari informan :

” sarana pengangkutan untuk alkes adalah ambulance… ya memang itu adanya” (Informan 1)

(62)

mengangkut alat kesehatan yang besar seperti bed ginecolog, lemari instrument, trolley instrument, dll. Namun untuk alat kesehatan yang kecil seperti tensimeter,

partus set, dopler, gunting dan lain sebagainya tidak perlu ambulance karena dapat dibawa langsung oleh petugas pustu dan bidan desa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dari empat puskesmas semua informan mengatakan bahwa sarana pengangkut alat kesehatan adalah ambulance puskesmas. Apabila puskesmas membutuhkan sarana yang lebih besar untuk pengangkutan maka dapat meminjam mobil box farmasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.

5.1.2 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia pengelola logistik alat kesehatan merupakan salah satu unsur pendukung agar tersedianya alat kesehatan dalam jumlah dan kualitas yang mencukupi. SDM pengelola logistik alat kesehatan telah ada di puskesmas. Berikut ini kutipan dari informan :

“ disetiap puskesmas sudah ada diangkat petugas untuk mengelola logistik alat kesehatan,,, namanya pengurus barang,,, dia bertanggung jawab bukan hanya untuk alkes saja tetapi untuk semua peralatan bahkan asset yang ada di puskesmas dan jaringannya,, mereka sudah di Diklat dan sudah puny SK bupati untuk melaksanakan tugasnya….” (informan 11)

Pernyataan informan tersebut sama dengan informan dari tiga puskesmas lainnya bahwa sudah ada petugas untuk penanggung jawab alat kesehatan, bahkan informan dari dinas kesehatan juga menyebutkan hal yang sama.

(63)

daerah/unit kerja. Dalam pembahasan ini satuan kerja yang dimaksud adalah puskesmas. Kepala puskesmas mengangkat salah seorang dari staf yang dianggap memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk menjadi pengurus barang, mengajukan nama tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dan dinas kesehatan meneruskan nama tersebut kepada Bupati Deli Serdang untuk dibuatkan SK Pengurus Barang.

Berdasarkan hasil penelitian keempat puskesmas telah memiliki pengurus barang dan semunya telah memiliki SK sebagai pengurus barang. Pengurus barang yang ada di puskesmas sebagian besar telah diberikan pendidikan dan pelatihan tentang pengelolaan barang milik daerah, namun ada juga pengurus barang yang sudah mengikuti Diklat tidak lagi menjadi pengurus barang puskesmas karena kurang mempunyai kemampuan dalam teknologi (menggunakan komputer untuk pengisiaan data secara online) sehingga digantikan dengan SDM yang lebih punya kemampuan. Seperti yang dijumpai di Puskesmas Talun Kenas SDM yang sudah pernah ikut Diklat justru tidak lagi menjadi pengurus barang karena kurang mampu menggunakan internet untuk pengisian data SIMDA. Pada umumnya pengurus barang di puskesmas mempunyai tugas rangkap seperti di Puskesmas Bandar Dolok pengurus barang juga pemegang program gizi, pengurus barang di Puskesmas Talun Kenas adalah Bendahara BOK dan di Puskesmas Tanjung Morawa pengurus barangnya juga petugas laboratorium.

Gambar

Tabel 3.1 Karakteristik Informan Penelitian Informan Nama
Tabel 4.1 Data Tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas Bandar Dolok, Talun Kenas, Aras Kabu dan Tanjung Morawa Tahun   2015
Gambar 2.7 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan Sistem Informasi Persediaan Alat Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun adalah sistem informasi yang menangani tentang persed iaan alat kesehatan

Menurut Permenkes Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan

Bagaimana sistem pemberian insentif atau jasa medis bagi pemberi pelayanan kesehatan dalam program JKN di Puskesmas?. Apa dasar penetapan tarif pelayanan bagi peserta program JKN

Menurut bapak/ibu apa saja yang dibahas dalam forum SKPD, dan apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan usulan program kesehatan khususnya program

Terpujilah Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala kelimpahan kasih, karunia dan pernyertaanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi “Sistem Pelaksanaan

kesehatan dengan perawatan yang akan diberikan kepada pasien saat berkunjung. Keberhasilan suatu pelayanan kesehatan ditentukan oleh sumber daya

Bila pasien datang dengan keluhannya, kira-kira apa yang Bapak/Ibu sampaikan kepada pasien dan tindakan apa yang ibu lakukan untuk menangani keluhan pasien

Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 1 informan petugas Dinas Kesehatan Kota Medan, 1 informan kepala Puskesmas Medan Deli, 1