PERBEDAAN PENGARUH OPEN KINETIK CHAIN DENGAN CLOSE KINETIK CHAIN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
FUNGSIONAL SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas – Tugas dan Persyaratan Akhir Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi
Diajukan Oleh
MEYLISA PUTRI AYUNANDA NIM. J120121009
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Meylisa Putri Ayunanda
Nim : J120121009
Fakultas/jurusan : Ilmu Kesehatan/Fisioterapi
Jenis Penelitian : Skripsi
Judul : Perbedaan Pengaruh Open Kinetik Chain dengan Close Kinetik Chain terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Sendi Lutut Pada Wanita Lanjut Usia
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya,
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan
akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa meminta ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hokum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Mei 2014
Yang menyatakan
ABSTRAK
PROGRAM STUDI S1 FISOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Skripsi, 2 Mei 2014 39 Halaman
MEYLISA PUTRI AYUNANDA(J120121009)
PERBEDAAN PENGARUH OPEN KINETIK CHAIN DAN CLOSE KINETIK CHAIN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL SENDI LUTUT PADA WANITA LANJUT USIA
(Di bimbing oleh : Agus Widodo, SSt.Ft, M.Fis dan Totok Budi Santoso, SSt.Ft, MPH)
Pada wanita lanjut usia, proses penuaan ditandai dengan adanya penurunan dan perubahan sistem organ. Salah satunya perubahan sistem muskuloskeletal yang terjadi diantaranya adalah penurunan massa otot, penurunan elastisitas dan fleksibilitas dan menimbulkan nyeri yang akan berdampak terjadinya penurunan kemampuan fungsional sendi lutut. Untuk meningkatkan kemampuan fungsional intervensi yang dapat diberikan berupa latihan, yaitu close kinetic chain (quad and wall sitt) atau gerakan di satu sendi secara bersamaan menghasilkan gerakan pada sendi lainnya dari ektremitas tersebut open kinetic chain (quadricep setting) dimana latihan ini dapat mempelancar sirkulasi darah, mencegah kontraktur, meningkatkan kekuatan otot atau power muscle, rileksasi otot dan stabilitasi sendi lutut lutut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan close kinetik chain dan open kinetik chain terhadap peningktan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Quasi Eksperimental dan desain two group pre and post test two group desain, sampel penelitian ini adalah wanita lanjut usia yang berjumlah 12 orang dibagi menjadi 2 kelompok 6 orang kelompok perlakuan I dan 6 orang kelompok perlakuan II. Teknik analisa data yang digunakan adalah Wilcoxon Test. Dari uji analisa data tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh close kineik chain dan open kinetic chain terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia dengan nilai p< 0,05. Pada uji beda mendapatkan hasil bahwa close kinetic chain lebih berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia dimana nilai selisih rata-rata close kinetik chain lebih besar dibanding open kinetik chain.
ABSTRACT
STUDY PROGRAM of S1 PHYSIOTHERAPY HEALTH FACULTY Muhammadiyah University of Surakarta Skripsi , May 2, 2014 39 Pages
MEYLISA PUTRI AYUNANDA (J120121009)
THE DIFFERENCES OF OPEN AND CLOSE KINETIC CHAIN EFFECT TOWARD FUNCTIONAL ABILLLITY ENHANCEMENT OF KNEE JOINT AT ELDERLY WOMEN
(In guided by: Agus Widodo, SSt.Ft, M.Fis and Totok Budi Santoso, SSt.Ft, MPH)
In elderly women, the aging process is characterized by the decrease and changes of systems organs. One of these changes is the musculoskeletal system that occur including the decreased of muscle mass, the decreased of elasticity and flexibility and cause pain that would impact at the decrease of functional ability of knee joint. Interventions to improve the functional capabilities can be provided in the form of exercise which are called kinetic chain (quad and wall sitt) or movement in the simultaneously joint of generate movement in the other joints of the extremities of open kinetic chain (quadriceps setting) in which this exercise can reinforce the blood circulation, prevent contractures, improve the muscle strength or muscle power, muscle relaxation and stabilization of the knee joint. The purpose of this study was to determine the effect of the differences of close and open kinetic chain toward functional skill enhancement of knee joint at elderly women.
This study used a Quasi Experimental approach and pre and post test of two group design, the sample of the study were 12 elderly women who were divided into 2 groups of 6 treatment groups I and 6 treatment groups II. Data analysis technique used for this study was the Wilcoxon Test. From the analysis of the test, data shows that there was an effect of open kinetic chain to the increase of functional ability of knee joint at elderly women with p < 0.05. In addition, close kinetic chain has more effect on the increase of the functional ability of the knee joint at elderly women where the value of the average gap closed kinetic chain is greater than the open kinetic chain.
PENDAHULUAN
Pada lanjut usia proses penuaan ditandai dengan adanya penurunan dan
perubahan sistem organ tubuh yang tidak dapat dihindarkan seperti sistem
kardiovaskuler, respirasi, saraf, pencernaan, endokrin dan sistem muskuloskeletal
(Pudjiastuti, 2007). Pada sistem muskuloskeletal, proses menua biasanya terjadi
penurunan cairan sinovial persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi
menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan
luas gerak sendi, sehingga mengurangi gerakan persendian. Adanya keterbatasan
pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi
tersebut (Tortora & Grabowski 2003)
Wanita lanjut usia ditandai dengan adanya masa menopouse, yang
disebabkan akibat adanya penurunan hormon esterogen. Yang mana penurunan
hormon dapat mengurangi asupan kalsium pada tulang sehingga menghambat
proses pertumbuhan dan pembentukan tulang baru. Selain itu akibat berkurangnya
kemampuan reseptor hormon esterogen pada sendi, sehingga penyerapan mineral
– mineral penting sendi terhambat mengakibatkan penurunan Glucosaminoglicans
(GAG’s) dan cairan sel matriks sendi. Berkurangnya ruang antar serabut matriks
dan penurunan lubrication dari matriks yang terjadi karena pengurangan jumlah
zat plastis sebagai prekusor pembentuk proteoglycans merupakan penyebab
kekakuan sendi (Hendricks, 1995)
Selain itu dilihat dari biomekanika, ada perbedaan antar sendi lutut pria
dan wanita, pada wanita struktur biomekanik lebih mendukung terjadinya
kekakuan lebih cepat karena memiliki bentuk pelvis yang lebih lebar dan ruang
yang akhirnya mempersempit ruang medial sendi lutut, ini menyebabkan pola
recruitment serabut otot saat latihan fleksibilitas juga berbeda dimana pada wanita
otot hamstring lebih dahulu difokuskan untuk program penguatan, dibanding
quadriceps, berkebalikan dengan lansia pria (Meyer et al 2002).
Akibat dari penurunan sistem muskuloskeletal yang menyebabkan
kekakuan persendian, akan dapat mempengaruhi kemampuan fungsional sendi
lutut pada wanita lanjut usia, seperti duduk ke berdiri, naik turun tangga, jongkok
dan aktivitas berjalan (Wold, 1996)
Untuk menghambat penurunan dan perubahan sistem muskuloskeletal
sendi lutut pada wanita lanjut usia dapat diberikan berupa latihan. Latihan adalah
jenis aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur dengan gerakan yang berulang
untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan dan kebugaran jasmani
(Kozier dkk, 2004).
Namun metode yang digunakan yaitu teknik open kinetik chain dan close
kinetic chain. Open kinetik chan merupakan suatu bentuk latihan dengan gerakan
satu sendi, hanya terjadi pergerakan pada segmen distal tanpa disertai pergerakan
segmen proksimal. Menurut (Yudha, 2007) bahwa latihan yang melibatkan satu
sendi (single join exercise) lebih efektif dalam meningkatkan kekuatan per group
otot dimana sebagian besar gaya beban akan diterima. Close kinetic chain
merupakan suatu gerakan yang menggunakan lebih dari satu sendi yang bergerak
dengan bertumpu pada berat tubuh untuk memberikan pembebanan pada lebih
dari satu kelompok otot yang bekerja dalam waktu yang sama baik agonis maupun
antagonis dan meningkatkan akifasi dari propiosepsi angota gerak bawah
Melihat dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul penelitian “Perbedaan pengaruh Open kinetic chain dengan Close kinetic
chain terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Sendi Lutut Pada Wanita
Lanjut Usia”
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh
open kinetik chain dan close kinetik chain terhadap peningkatan kemampuan
fungsional sendi lutut pada wanita lanjut usia.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Februari – 15 Maret 2014 di Dukuh Sidomulyo RT.01/02 Makam Haji terhadap 12 responden wanita lanjut
usia dengan penurunan kemampuan fungsional sendi lutut sesuai dengan kriteria
penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan
desaian penelitian pre and post two group design. Penelitian ini, subjek dibagi
menjadi 2 kelompok, kelompok I diberikan perlakuan Open Kinetik Chain dan
kelompok II diberikan Close Kinetik Chain.
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan data primer yaitu dengan
menggunakan Knee Outcome Survey Activities Of Daily Living Scale sebelum dan
sesudah perlakuan sesudah implementasi latihan Open kinetik chain dan Close
Kinetik Chain. Hasil pengukuran sebelum dan sesudah dicatat sebagai data yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh open
kinetik chain dengan close kinetik chain terhadap peningkatan kemampuan
fungsional sendi lutut wanita lanjut usia. Pengukuran kemampuan fungsional
menggunakan Knee Outcome Survey Activities Of Daily Living Scale. Sampel
penelitian diambil dari wanita lanjut usia pada daerah Dukuh Sidomulyo
RT.01/02 Makam Haji yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelomok perlakuan
dan kelompok kontrol.
Berdasarkan tabel 1 Distribusi berdasarkan umur
Usia Kelompok
Perlakuan I
Kelompok
Perlakuan II Jumlah 60 – 62
63 – 65 >65
2 4 0
1 4 1
3 8 1
Jumlah 6 6 12
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan tabel diketahui bahwa usia subjek penelitian paling banyak
pada perlakuan I adalah pada usia 63 - 65 tahun yaitu sebanyak 4 orang dan paling
sedikit pada usia >65 tahun.
Pada usia subjek penelitian paling banyak pada perlakuan II adalah pada
usia 63 – 65 tahun yaitu sebanyak 4 orang..
Berdasarkan tabel 2 Distribusi Subjek berdasarkan Indeks Massa Tubuh
(IMT)
Jumlah subjek berdasarkan IMT pada perlakuan I dan kelompok perlakuan
II dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
IMT Kelompok Perlakuan II
Kelompok
Perlakuan II Jumlah <18,5
18,5 – 22,9 ≥ 23 0 2 4 0 1 5 0 3 9
Jumlah 6 6 12
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan tabel diketahui pada kelompok perlakuan I dan perlakuan
II,di dominasi pada kategori over weight ≥ 23 dengan jumlah responden 9 orang. Berdasarkan tabel 3 nilai Pre dan post Hasil Uji Wilcoxon Antara Open Kinetik
Chain terhadap Kemampuan Fungsional Sendi Lutut
Variabel Kelompok Mean SD Z Sig
Open
Kinetik Chain
Pre 81.3833 6.14993
-2,214 0,027 Post 84.4833 6.13691
Selisih 3.1000 1.06395 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan uji Wilcoxon T-Test, diperoleh nilai Z = -2,214 dengan nilai
signifikansi 0,027 dan Z tabel 2,201, maka diperoleh nilai signifikansi < 0,05
(0,027 < 0,05) dan Z hitung lebih besar daripada Z tabel , maka ada pengaruh
yang signifikan antara open kinetik chain terhadap kemampuan fungsional sendi
lutut wanita lanjut usia.
Berdasarkan tabel 4 Hasil Uji Wilcoxon antara Close Kinetik Chain
terhadap Kemampuan Fungsional SendiLutut
Variabel Kelompok Mean SD Z Sig
Close
Kinetik Chain
Pre 78,7500 6,35413
-2,220 0,026 Post Selisih 84,0167 5,2667 6,23263 0,75011 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan uji Wilcoxon T-Test, diperoleh nilai Z = -2,220 dengan nilai
(0,026< 0,05), dan Z hitung lebih besar dari pada Z tabel maka ada pengaruh yang
signifikan antara close kinetik chain terhadap kemampuan fungsional sendi lutut
wanita lanjut usia.
Untuk membuktikan adanya perbedaan pengaruh yang signifikan antara
open kinetic chain dengan close kinetik chain terhadap kemampuan fungsional
sendi lutut wanita lanjut usia, digunakan uji Mann-Whitney T-Test.
Berdasarkan tabel 5 Hasil Uji Mann-Whitney antara Open Kinetik Chain
dengan Close Kinetik Chain terhadap Kemampuan Fungsional Sendi Lutut
Wanita Lanjut Usia
Selisih Post Mean SD Z Sig
Open Kinetik Chain 3.1000 1.06395
-2,622 0,009 Close Kinetik Chain 5.2667 0.75011
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney T-Test, diperoleh nilai Z = -2,622
dengan nilai signifikansi 0,009, karena diperoleh nilai signifikansi < 0,05 (0,009<
0,05), maka ada perbedaan pengaruh yang signifikan open kinetik chain dengan
close kinetik chain terhadap kemampuan fungsional sendi lutut wanita lanjut usia.
Pemberian latihan Open Kinetik Chain tidak begitu signifikan dibanding
dengan pemberian latihan Close kinetic chain dalam pengaruhnya terhadap
peningkatan kemampuan fungsional, hai ini didukung oleh mean pada selisih
close kinetik chain memiliki nilai 5,26 sedangkan Open kinetik chain 3,10
sehingga close kinetik chain dinilai lebih mampu meningkatkan kemampuan
fungsional pada sendi knee, dan memberikan latihan dengan jangkauan yang
lebih luas dalam gerak luas gerak sendinya, sedangkan latihan Open kinetik chain
hanya menekankan pada kontraksi static tanpa adanya pembebanan yang nyata
Pada Close kinetic chain exercise sangat bermanfaat untuk melatih
otot-otot tungkai bawah terutama untuk meningkatkan kemampuan fungsional. Teknik
gerak closed kinetic chain adalah latihan gerak sesuai bidang anatomi sendi lutut
yakni gerak fleksi-ekstensi dan gerak ditujukan untuk aktivitas sehari-hari
(Activity daily living atau ADL) seperti jongkok ke berdiri dan Toileting.
Karena pada prinsipnya latihan Closed Kinetic Chain adalah latihan yang
menguatkan otot agonis dan antagonis secara bersamaan dan merupakan latihan
yang lebih fisiologi untuk anggota gerak bawah, dimana latihan ini melibatkan
sendi hip, knee dan ankle.
Dengan posisi trunk tegak dan pada saat hip fleksi 150, pada keadaan ini
otot quadricep berfungsi sebagai penggerak fleksi, dan otot hamstring berfungsi
sebagai pengerak ekstensi dan pada saat knee fleksi 300, maka kerja otot tersebut
menjadi berbeda, dimana otot quadriceps sebagai kontrak eksentrik untuk
mengontrol fleksi lutut dan group otot hamstring sebagai kontrak konsentris untuk
mengontrol ekstensi lutut atau memperpanjang lutut, paha belakang dan ankle
fleksi 100 yang mana disini otot yang bekerja otot soleus berfungsi untuk
menstabilkan tibia, otot tibialis anterior sebagai kontraksi eksentrik dan otot
gastrocnemius sebagai kontrak kosentrik dari sendi ankle selain itu gastrocnemius
berfungsi sebagai daya penggerak, walaupun pada kondisi ini ankle hanya
berfungsi sebagai stabilisasi tubuh. Dengan penguatan yang melibatkan lingkup
gerak sendi yang dapat terjadi perubahan panjang otot akan dapat menguatkan
otot secara bersamaan antara otot agonis dan antagonis. Sehingga untuk
daripada latihan open kinetik chain, yang mana pada latihan ini hanya
menekankan pada statik kontraksi pada satu group otot saja.
Latihan dilakukan selama 6 minggu, karena pada minggu ke-3 dan ke-4
masih merupakan fase adaptasi latihan terhadap sistem otot, dan minggu ke-6
merupakan fase peningkatan kekuatan dan fleksibilitas otot (Deyle et al, 2000).
Latihan dilakukan sebanyak 10 repetisi yang bertujuan untuk meningkatkan
kekuataan otot, karena kalau dibawah 10 repetisi hanya sebatas memperkenalkan
gerakan pada otot. Dengan waktu kontraksi minimal 6 detik agar dapat
tercapainya puncak tegangan otot dan perubahan metabolik otot, tidak boleh lebih
dari 10 detik karena dapat menyebabkan kelelahan otot (Foss ML, 1998)
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayracky et al, 2009
dengan judul penelitian The effects of two different closed kinetic chain exercises
on muscle strength and proprioception in patients with patellofemoral pain
syndrome dimana dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa Closed Kinetic
Chain memberikan efek peningkatan kekuatan otot, propioceptic dan kemampuan
fungsional, karena pada prinsipnya latihan Closed Kinetic Chain melatih otot pada
kontrol konsentrik dan eksentrik yang dilakukan secara sistematis memanfaatkan
dari fenomena biomekanik dan fisiologi fungsional yang tidak tergantung
terhadap gravitasi, ditambah dengan efek sistem tahanan pada
neuromuscular-sistem untuk meningkatkan kondisi fisik aktif neuromuscular dan rehabilitasi dan
hal inilah yang menyebabkan pengiriman sinyal ke otot menjadi semakin
meningkat.
Dengan fleksibilitas dan kekuatan otot yang baik akan mendukung
peranan penting bagi segala tingkatan usia dalam menunjang aktivitas
kehidupannya sehari-hari. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan terjadinya
peningkatan aktivitas fungsional pada wanita lansia, dengan meningkatnya
kekuatan dan fleksibilitas otot, sehingga pencapaian nilai LGS dan kekuatan otot
yang bertambah membantu dalam gerak fungsi tubuh beraktivitas (Bayrakci,
2009). Hal ini juga sejalan dengan penelitian Verma Sadhana, 2012 dengan judul
Comparing open kinetik chain with closed kinetik chain exercise on quadriceps
strenght and functional status women with osteoarthritis knees bahwa latihan
closed kinetik chain lebih efektif daripada open kinetik chain untuk meningkatkan
kekuatan dan fungsional lutut pada wanita osteoarthris.
Selain itu Quad and wall sitt adalah salah satu mobilisasi sendi yang
menstimulus aktivasi biologis dengan pengaliran cairan sinovial yang membawa
nutrisi pada bagian avaskuler di kartilago sendi pada permukaan sendi dan
fibrokartilago sendi. Gerakan yang berulang-ulang pada mobilisasi ini akan
meningkatkan mikrosirkulasi dan cairan yang keluar akan lebih banyak sehingga
kadar air dan matriks jaringan meningkat (Emrani et al, 2006).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, dapat di
ambil kesimpulan sebagai berikut : a) ada pengaruh open kinetic chain
terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut pada wanita lanjut
usia b) ada pengaruh close kinetic chain terhadap peningkatan kemampuan
latihan Open kinetik chain dengan Close kinetik chain terhdap peningkatan
kemampuan fungsional sendi lutut wanita lanjut usia.
Saran
1. Bahwa pada wanita lanjut usia perlu mendapatkan edukasi bagaimana cara
melakukan latihan open kinetic chain dan close kinetic chan secara mandiri
yang dapat dilakukan di rumah atau ditempat kerja, dan dilakukan secara
rutin sehingga dapat meningkatkan kemampuan fungsional sendi lutut.
2. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya peneliti memberikan
saran–saran, diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah responden dan memperpanjang waktu penelitian,
menambah variabel-variabel penunjang disertai dengan teori-teori yang
lebih mendalam tentang otot dan perannya dalam gerak suatu sendi.
3. Sebaiknyapada penelitian selanjutnya peneliti bisa mengontrol kegiatan
responden, seperti dalam hal aktivitas shari – hari, obat, alat atau vitamin yang digunakan oleh responden.
4. Hal lain yang terpenting adalah dalam kemajuan suatu penelitian adalah
kerjasama baik secara komunikasi ataupun penerapan ilmu antara peneliti
dengan responden, sehingga akan lebih didapatkan hasil yang terarah guna
DAFTAR PUSTAKA
Bandy, W., Irion, J. and Bringgler, M. 1997. The Effect of Time and Frequency of Static Stretching of Flexibility of the Hamstring Muscles, Journal of Athletic Training, 36 : 44 – 9.
Bandy, E. 2006. Exercise and Women with Physical Disabilities, Practitioners’ Guide to Primary Care, Primary Health Care Considerations.
Braden, C. 2005. Open or Closed Kinetic Chain Exercise After ACL Reconstruction: Retrieved October, 6, 2008 from www. Medscape.com.
Budiharjo, S. 2003. Pengaruh Senam Bugar Lansia terhadap Kekuatan otot Wanita Lanjut Usia Tidak Terlatih di Yogyakarta, Tesis, Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
Bayrakci V, 2009; The Effects Of Two Different Closed Kinetic Chain Exercise On Muscle Strength And Proprioception In Patients With Patellofemoral Pain Syndrome. Acta orthop traumatol turc 2009;43(5):419-425
Carter, Michel, 1995; Penyakit Sendi Degenerative, In Sylvia, Prince and Lorrain
Ellis, J. 1996. Modules of Basic Nursing Skill, JB. Lippincott, Philadelphia.
Emrani et al, 2006. Isokinetic streng and fungtional status in knee steoarthritis. Rehabilitasand electro physical therapy research conter. Tehran.
Gail D. Deyle, MPT 2000: Effectiveness of Manual Physical Therapy and Exercise in Osteoarthritis of the knee. Annals of Internal Medicine. Volume 132. Number 3
Hendricks T. 1995. The effect of immobilization on connective tissue. Journal of manual and manipulative therapy. 3(3):98-103
Irrgang, JJ. And Snyder. 1998. Development of a patient reported measure of fungtion of the knee. Journal of Bone and Joint Surgery, 80(A): 1132-1145
Jenkins, L. 2005. Mazimzing Range of Motion In Older Adult. The Journal on Active Aging. January February, 50-5.
Junquera, LC., Carneiro, J. and Kelley, RO. 1995. Histologi Dasar, Alih Bahasa Tambayong, J. EGC, Jakarta.
Kozier, B., Erb, G. and Blais, K. 2004. Fundamental of Nursing, Concepts, Process and Practice, Addison Wesley Publishing, California.
Maryam, R. Siti dkk. 2002. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Maure BT, Stern G, Kinnossian, Cook D, Schumacher, H Ralp, 1999: Journal Osteoarthritis of the knee: Isokinetic Quadriceps Exercise Versus and Education Inter Vertion: in Arch physical Medition Rehabilitasion, vol 80 hal 1293-1298
Mayer, F. 2003. Training and Testing in Open and Closed kinetic chain. Retrieved October, 8 , 2008 from www.motionmed.com.
Miller, J. and Alexander, N. 2003. Biomechanical of Mobility in Older Adults. Dalam Hazzard, W. Blass, John, J. Ouslander, J and Tinetti, Mary, (ed) Principles of Geriatric Medicine and Gerotology, Pp. 919-45 McGRAW-HILL, New York.
Moor et al. 2002. Anatomi dasar klinis. Terjemahan Laksana Cetakan I. Hipocrates. Jakarta
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerantik, Edisi Kedua. Jakarta: EGC
Pudjiastuti, Sri Surini. 2003. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta. EGC
Rochmat, W. And Aswin, S. 2001. Tua dan Proses menua. B.I. Ked. 33 (40:22) – 227.
Roubenoff et al, 2000. Aging of Skeletal Muscle. a : 12-yr longitudinal study : Longitudinal Aging Muscle, 88: 1321 – 1326, 2000. Dowloaded from jap.physiology.org on Februari 12, 2009
Stanley, Mickey. 2006. Buku ajar keperawatan. Edisi kedua. Jakarta: EGC
Smith. 1996. Brunstrom Clinical Kinesiology. Fifth edition. FA Davis Company. Philadelphia. hal. 202-203.
Tortora, GR. And Grobowski, SH. 2003. Principles of Anatomy and Physyology John Wiley & Sons., Hoboken.
Verma, Sardhana. 2012. Comparing open kinetik chain with close kinetik chain exerciseon quadriceps strenght and functional status of women with osteoarthritis knees. Sport Medicine Journal vol:8
Yukio, Fukuda et al, 2013. Open kinetik chain Exercise in a Restricted Range of motion After Anterior Cruciatum Ligament Recontruksi. The American Journal of Sport Medicine 41:788