• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. material yang hemat air pada tampak dan interior bangunan (unfinishing dinding,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. material yang hemat air pada tampak dan interior bangunan (unfinishing dinding,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 117

BAB V

KONSEP PERENCAN AAN DAN PERANCANGAN

V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan

Sustainable Design dengan penekanan terhadap Water Efficiency, merupakan tema

dari perancangan Flat for the Elderly. Oleh karena itu, pada eksterior dan interior bangunan akan dirancang dengan mengikuti tema hemat air. Seperti pemilihan material yang hemat air pada tampak dan interior bangunan (unfinishing dinding, penggunaan kayu dolken-ex konstruksi/bambu sebagai kisi-kisi horizontal).

Pola yang cocok untuk tapak Flat for the Elderly adalah pola mengalir. Dengan artian bentuk bangunan yang dinamis, seolah-olah bergerak apabila terlihat dari jalan. Selain itu, garis-garis yang ada pada taman akan dibuat mengalir (tidak linear). Namun pola jalan taman dibuat linear demi aksesbilitas dari lansia.

Flat for the Elderly diperuntukan bagi lansia mandiri yang terlantar (tidak dapat

memenuhi kebutuhan hidup minimal, tidak memiliki sanak saudara/ orang yang bersedia menampung, tidak memiliki tunjangan masa tua). Namun, meskipun mandiri tetap saja mereka memiliki keterbatasan fisik yang harus diperhatikan dalam perancangan sehingga aksesbilitas ke setiap bangunan perlu diperhatikan.

Oleh karena itu, perancangan bangunan, terutama sistem transportasi pada

bangunan (lift, tangga untuk disabled), sirkulasi manusia dalam tapak serta

perabotan yang ada didesain khusus bagi lansia.

(2)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 118

M eskipun memiliki keterbatasan fisik, namun lansia mandiri masih gemar

beraktifitas dan bersosialisasi. Dengan penyediaan fasilitas yang bervariasi dan bermanfaat serta penerapan teknologi akan diterapkan demi kesejahteraan lansia.

V.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan

Kapasitas lansia yang dapat ditampung adalah 252 lansia (108 unit 1 orang/54 unit fleksibel dan 144 unit 2 orang), dengan 80 karyawan. Jadi kapasitas maksimal Flat for the Elderly adalah 332 orang. Karyawan yang dipekerjakan difokuskan bagi masyarakat sekitar yang ahli/ mereka yang terpanggil dan telah diberi pelatihan khusus dan membutuhkan pekerjaan serta tempat tinggal.

V.2.1 Lokasi

Gambar 53. Lokasi tapak

Berlokasi di Jalan Rawa Belong, di sekitarnya terdapat sekolah, universitas,

alfamart, pasar bunga, klinik 24 jam, puskesmas, kantor polisi, permukiman

penduduk. Sirkulasi cukup padat di pagi dan sore hari namun, relatif tenang di

malam hari. Keadaan sekitar tapak yang didominasi dengan area dagang dan

permukiman memungkinkan lansia dapat bersosialisasi sehingga tidak merasa

(3)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 119

terisolir. Selain itu aksesbilitas dan kestrategisan tapak merupakan pertimbangan utama yang penting bagi Flat for the Elderly.

V.2.2 Tapak

Gambar 54. Sirkulasi dalam tapak

Bentuk tapak cukup teratur yakni menyerupai bentuk empat persegi panjang.

Dengan batas-batas Jalan Salam-26 meter (Utara), Jalan Rawa Belong-26

meter(Timur), Jalan Sulaiman-10 meter (Selatan), Jalan sedang-10 meter (Barat).

Bentuk massa perancangan akan menggunakan modul bangunan tunggal berbentuk persegi demi efisiensi lahan dan penempatannya terhadap perabotan rumah tangga yang biasanya berbentuk menyiku.

Main Entrance diletakkan pada sisi Timur dengan tujuan kemudahan pencapaian dari pusat kota dan keselamatan. Berdasarkan survey, jumlah tamu yang berkunjung

Keterangan:

Pejalan kaki + kendaraan Pejalan kaki

(4)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 120

dapat dikatakan tidak terlalu banyak, sehingga parkir yang disediakan hanya

secukupnya (berdasarkan survei). Side Entrance yang berada di daerah Utara dan Selatan diperuntukan untuk evakuasi dan jalur pejalan kaki di saat darurat. Service Entrance pada sisi Barat agar dapat dicapai oleh pejalan kaki dan kendaraan servis dengan nyaman dan selamat.

V.2.3. Ruang

Tabel 44. Program Ruang

Program Ruang Kapasitas Standart Akum. Luas (m2) Sumber*

Unit 1 org = 108 unit 108 x 1 18 m2/unit 108 x 18 1944 PU Unit 2 org = 72 unit 72 x 2 21 m2/unit 72 x 21 1512 PU Kamar mandi = 180 unit 180 x 1 3 m2 180 x 3 540 DMRI Pengawas = 10 unit 10 x 1 1.3-1.9m2 10 x 1.9 19 TSS Ruang duduk = 24 bh 24 x 16 54 m2 11 x 54 1296 survei Ruang baca 80 2-2.5 m2 80 x 2 160 asumsi Ruang olahraga 16 6-8 m2 16 x 6 150 SCT

Berkebun 80 2 m2 80 x 2 160 asumsi

Tempat berjemur 22 2 m2 22 x 2 44 asumsi

Gazebo 2 x 16 36 m2 2 x 36 72 survei

Salon 12 2 m2 12 x 2 24 survei

Ruang bermain = 3 bh 3 x 44 2 m2 3 x 44 x 2 264 DMRI Ruang makan bersama

Area pel ayanan 160 1.3-1.9m2 160 x 1.9 304 TSS Meja saji - 10-15%Area 15% x 304 45.6 TSS Ruang pendingin - 10%Area 10% x 304 30.4 TSS Ruang pemanas - 10%Area 10% x 304 30.4 TSS Ruang persiapan - 10%Area 10% x 304 30.4 TSS Dapur/tempat cuci - 30%Area 30% x 304 91.2 TSS

Toilet 3 3 m2 3 x 3 9 PU

Gudang penyimpanan - 30%Area 30% x 304 91.2 TSS Ruang serba guna

Ruang serba guna 252 1 m2 252 x 1 252 DMRI Lapangan serba guna 250 1 m2 250 x 1 250 DMRI

Lobby - - - 84 survei

Kantor pengelola

Ruang informasi 15 2-3 m2 15 x 2 30 SCT

Ruang manajer 2 18 m2 2 x 18 36 NAD

Ruang Sekretaris 2 9 m2 2 x 9 18 NAD Ruang Pemasaran 2 6-9 m2 2 x 6 12 NAD Ruang Operasional 4 6-9 m2 4 x 6 24 NAD Ruang Administrasi 6 6-9 m2 6 x 6 36 NAD Ruang Rapat 16 1.5-2 m2 16 x 1.5 24 NAD

Toilet 1 1.5 m2 1 x 1.5 24 TSS

Klinik > untuk pengobatan umum, mata, THT, gigi.

Pendaftaran + R.Tunggu - - - 31 NAD

Ruang UGD - - - 50 NAD

(5)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 121 Ruang perawat an 4 16-18 m2 4 x 16 64 NAD

Pos perawat/ apotik - 9 m2 - 9 DMRI

Toilet 1 3 m2 1 x 3 3 PU

Asrama karyawan = 80 org 20 x 4 6 m2 20 x 6 120 NAD Kamar mandi karyawan 10 2.5 m2 10 x 2.5 25 NAD

Loker - 10 m2 - 10 survei

Ruang istirahat karyawan 66 1 m2 66 x 1 66 survei Ruang counseling 3 6 m2 3 x 6 18 asumsi

Binatu 2 25 m2 2 x 25 50 NAD

Ruang kontrol keamanan 1 25-30 m2 1x25 25 SCT Ruang panel 3 5 m2 3 x 5 15 asumsi

Janitor 10 4 m2 10 x 4 40 survei

Gudang peral atan 3 25-30 m2 3x25 75 SCT

TPS - - - 5 survei

Ruang kontrol keamanan 5 2.5-3 m2 5x3 15 SCT Ruang generator + pompa 1 40-60 m2 1x50 50 SCT

Subtotal 8328.2 bertingkat Sirkulasi 20% x Σ 1665.64

TOTAL 9993.84 (OK!)

*

Keterangan:

NAD = Neufert Architect Data TSS = Time Saver Standart SCT = Skripsi Christian Tadjipramana PU = Departemen Pekerjaan Umum DMRI = Dimensi Manusia dan Ruang Interior

Untuk tinggi lantai flat berkisar 4.5 meter untuk lantai dasar dan 3.4 meter pada lantai 2-4, ditujukan untuk kelancaran sirkulasi udara alami. Angka ini ditetapkan dengan pertimbangan tinggi plafond minimal bagi lansia adalah 260 cm (TSS).

V.2.4. Estetika Bangunan

Gambar 55. Kursi roda; mesin daur tapak

(6)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 122

Estetika bangunan akan lahir dari bentuk bangunan yang dibuat berdasarkan modul unit yaitu 3 m x 6 m. Selain itu, penggunaan material bangunan yang hemat air akan menimbulkan kesan tersendiri. Pemanfaatan tapak sebagai mesin hidup daur ulang alami juga akan menjadikan tapak memiliki ciri khas tersendiri (dapat menggunakan teknologi -maupun secara alami > lampiran). Ukuran kursi roda akan dijadikan patokan dimensi minimal koridor dan lebar pintu unit. Estetika bangunan lahir dari fungsi dan program ruang yang terbentuk.

Gambar 56. Perkembangan bentuk massa

(7)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 123

V.2.5. Struktur Bangunan

Bangunan akan menggunakan pondasi bored pile dibandingkan dengan tiang pancang mengingat di sekeliling tapak banyak permukiman pada kondisi eksisting sehingga sedapat mungkin proses konstruksi tidak mengganggu lingkungan.

Penggunaan struktur rangka baja lebih sesuai dengan konsep perancangan yang hemat air dibandingkan dengan menggunakan beton. Atap kombinasi bentuk atap perisai dengan atap datar. Bentuk atap ini lebih unggul dibandingkan bentuk atap yang lain karena selain menaungi bangunan dikeempat sisi, bentuk ini juga

merupakan bentuk atap tropis. Untuk pemilihan material non struktural akan dipilih material hemat air seperti particle board, PVC, beton ekspos dan keramik.

Gambar 57. Struktur Rangka

V.2.6. Utilitas Bangunan

Utilitas bangunan akan menerapkan konsep Water Efficiency yaitu terutama untuk

utilitas air bersih dan limbah. Untuk penampungan air hujan akan ditampung di

bawah atap (reservoir atas-air hujan > dengan pertimbangan pengaliran air tanpa

listrik, sehingga apabila terjadi kebakaran sprinkler dapat tetap berfungsi, selain itu

dari segi pemipaan dan jarak yang ditempuh air hujan ke penampungan lebih dekat)

apabila penuh maka akan dialirkan ke reservoir bawah-air hujan yang terletak di

(8)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 124

taman (kolam). Kolam dibagi menjadi dua yakni kolam penampungan air hujan dan kolam penampungan air daur ulang. Untuk mendaur ulang air diutamakan untuk dilakukan secara alami (reedbeds/semak tidur). Hasil dari proses daur ulang akan dipompa kembali menuju reservoir atas-air daur ulang yang nantinya akan dipergunakan untuk flushing toilet dan berkebun.

Sampah yang dikumpulkan secara berkala dari tiap lantai dibawa turun melalui lift service dan dikumpulkan di TPS (organik dan anorganik). Untuk sampah organik akan dimanfaatkan sebagai pupuk.

Gambar 58. Penanaman Reedbeds (tanaman filter) dan tempat sampah organik

Gambar 59. Teknologi TOPAS (daur ulang air)

(9)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 125

Sirkulasi vertikal flat menggunakan lift untuk kegiatan sehari-hari dan tangga khusus disabled yang juga bermanfaat untuk evakuasi darurat (mengingat penggunaan ramp tidak terlalu efektif karena dalam penggunaannya lansia masih membutuhkan bantuan, serta sulit diakses bagi mereka yang menggunakan kruk).

Sirkulasi horizontal flat yaitu secara linear dan linear bercabang dipilih dengan alasan kemudahan akses oleh lansia dilengkapi dengan railing di sepanjang koridor.

Untuk keamanan sehari-hari menggunakan CCTV pada daerah-daerah yang tidak ada penjaga baik dalam bangunan maupun di sekitar kompleks.

PAM

Air

hujan Filter

Meteran Reservoir baw ah Pompa Reservoir atas

R.A. air hujan Konsumsi: (mandi), mencuci

Greywat er

Greywat er Filter Peny impanan Proses kimiaw i Klarifikasi

Siram toilet, berkebun, (cuci), dll

Blackw ater Pemisahan Cair

Padat Proses Pupuk, sumber

energi listrik

(10)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 126

V.3. Penekanan Khusus

Flat for the Elderly memberikan kontribusi bagi lingkungannya berupa pedestrian sebesar 2 meter (di pinggir jalan arteri-26 meter) dan 1,5 meter (di pinggir jalan 10 meter). Selain itu pada pertigaan jalan arteri, bentuk bangunan juga dibuat dalam kesan bangunan pojok, yakni dengan membuat bentuk yang berbeda serta material yang transparan demi mendapat kesan bangunan pojok.

V.3.1. Penekanan pada Water Efficiency

M enghindari penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih dan berperan serta untuk mengurangi beban PDAM , bersamaan dengan memanfaatkan potensi tapak, yakni air hujan sebagai sumber air bersih yang utama, bahkan di musim kemarau sekalipun. Secara kasar dapat diperkirakan bahwa bangunan dapat menggantikan peran PDAM sebesar ± 50% pada cuaca normal. Untuk itu, akan diterapkan beberapa cara untuk menampung air hujan pada bangunan, antara lain, adalah sebagai berikut:

Gambar 60. Beberapa penampungan air hujan pada bangunan

(11)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 127

Fokusnya adalah pada sistem utilitas air. Dengan membuat siklus air yang tertutup pada tapak, sehingga tidak mencemarkan lingkungan. Pada operasional bangunan menggunakan kloset dual flush, low-flow shower head, mesin cuci front loader berkapasitas maksimal, pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih, mendaur air kotor untuk dimanfaatkan kembali.

M aterial bangunan dipilih berdasarkan pertimbangan hemat air, seperti penggunaan rangka baja untuk struktur bangunan dibandingkan beton (mengingat baja lebih hemat air ketimbang beton, baik dalam masa produksi, konstruksi, operasional, dan paska operasional). Selain itu, proses konstruksi juga lebih singkat. Untuk elemen eksterior menggunakan bambu/ kayu dolken (ex kontruksi).

V.3.2. Penekanan pada Perancangan bagi Lansia

Pengadaan fasilitas dibuat berdasarkan survei lansia, oleh karenanya disediakan

banyak ruang duduk (baik interior maupun eksterior mengingat karakter lansia yang

sulit untuk berjalan jauh = < 6 meter), tersedianya ruang fisioterapi untuk masa

(12)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 128

pemulihan, ruang baca, ruang rekreasi untuk bermain, ruang serba guna (untuk pelatihan keterampilan/ untuk acara-acara khusus), ruang makan bersama, dan ruang berjemur serta berkebun. Ruang-ruang ini diletakkan pada area-area yang mudah dijangkau lansia dan zoning lokasi pada tapak.

Sistem transportasi vertikal pada bangunan menggunakan lift demi kenyamanan lansia dalam bepergian dari satu lantai ke lantai lain. Selain itu, juga menggunakan tangga khusus lansia (sekaligus berperan sebagai tangga darurat) demi pencapaian bangunan bagi lansia mandiri. Untuk transportasi horizontal menggunakan koridor dan jembatan serta selasar. Koridor dilengkapi dengan railing untuk membantu lansia berjalan.

Penerapan teknologi Smart Home pada tiap unit dengan intercom beserta tombol darurat, pintu utama otomatis, auto-window, auto-lamp. Pada pintu masuk utama dilengkapi dengan sensor dan CCTV di sekitar bangunan. M engingat teknologi ini membutuhkan listrik dalam operasionalnya, maka dibutuhkan adanya energi cadangan untuk antisipasi bila listrik padam berupa genset.

Gambar 61. Lift, railing, auto-window

(13)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 129

V.4. Tuntutan Rancangan

Bagaimana Flat for the Elderly dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar sehingga keberadaannya dapat saling melengkapi dengan lingkungan? Penyediaan pedestrian pada sekeliling tapak dan adanya ruang serbaguna akan menyebabkan bangunan dapat diakses oleh masyarakat sekitar. Bagaimana lansia mandiri dapat merasa nyaman tinggal di lingkungan baru adalah tuntutan yang harus dipenuhi dalam perancangan. Selain pengadaan seluruh fasilitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan lansia, aksesibilitas yang didesain khusus, serta pengadaan perabotan juga khusus dihadirkan demi kesejahteraan lansia.

Penyediaan air bersih dalam tapak juga merupakan tuntutan yang harus dipenuhi yakni dengan perhitungan dan penyediaan lokasi penampungan pada tapak serta pendaurulangan air limbah yang tidak mencemari lingkungan karena dilakukan dalam tapak.

Gambar 62. Site plan

(14)

BINUS University – Architecture Major 2008 Angela Arlina – 0800735532 | 130

Keselamatan lansia diutamakan dengan adanya tombol darurat di setiap unit yang

terhubung ke ruang kontrol keamanan dan ruang jaga. Selain itu, CCTV juga

dipasang di koridor, selasar, taman dan lokasi-lokasi yang kiranya membutuhkan

pengawasan lebih. Di setiap lantai juga disediakan ruang jaga dan pantry yang akan

siap melayani lansia selama 24 jam. Dengan perhatian khusus maka lansia dapat

dengan nyaman beraktifitas di dalam bangunan maupun di sekitar tapak. Pada

perbedaan level yang pendek (< 50 cm) selain disediakan tangga disabled juga

diberi ramp khusus bagi lansia.

Gambar

Gambar 53. Lokasi tapak
Gambar 54. Sirkulasi dalam tapak
Tabel 44. Program Ruang
Gambar 55. Kursi roda; mesin daur tapak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertanggungjawaban ini dituangkan melalui laporan keuangan yang tidak hanya dapat diperoleh oleh DPRD tetapi juga oleh publik, dalam hal ini yaitu masyarakat, Lembaga Swadaya

Peningkatan hasil belajar IPS sarana transportasi melalui media hiasan dinding kreatifitas pada anak 

Jika ukuran lebar pelipis lebih besar dari lebar rahang, berarti termasuk tipe bentuk wajah segi tiga, sebaliknya jika lebar rahang lebih besar dari lebar pelipis,

1) Learnabilitas (Learnability), Mengukur kemudahan yang dapat dipelajari bahkan oleh pengguna pemula dalam menggunakan sebuah produk untuk pertama kali. 2) Efisiensi

Metode analisis yang akan digunakan adalah uji beda t-test untuk menguji apakah ada perubahan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008 terhadap praktik manajemen

Coopersmith (1967: 96-106) berpendapat bahwa harga diri adalah suatu evaluasi yang dimiliki individu berkaitan dengan penerimaan diri, dari evaluasi ini memperlihatkan bagaimana

Skripsi yang berjudul “Respons Anti inflamasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Jumlah Limfosit pada Gingiva Tikus Wistar Jantan pasca

Ada dua maksud yang ingin dicapai peneliti melalui penetapan fokus, pertama, penetapan fokus untuk membatasi studi, dalam hal ini membatasi bidang inkuiri, misalnya, membatasi diri