• Tidak ada hasil yang ditemukan

Key word : Group counseling, education and learning problem (PDP), and the students who addicted to the internet.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Key word : Group counseling, education and learning problem (PDP), and the students who addicted to the internet."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH PENDIDIKAN DAN PELAJARAN (PDP) BAGI SISWA YANG KECANDUAN

INTERNET DI KELAS X SMA N 12 PEKANBARU

Mauthia Yulanda)ZElni yakub2)Raja Arlizon

1)Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling, Email : meutiayulanda@gmail.com

2)Dosen Program Studi Pendidikan Bimbingan Konseling FKIP Universitas Riau

ABSTRACT.This study is titled the influenching of group counseling toward the decrease of the education and learning for the students who are addicted to the internet at class X SMA N 12 Pekanbaru.The purpose of this are for : 1) to describe the PDP problem for students who are addicted to the internet before group counseling, 2) to describe the PDP problem for the students who are addicted to the internet after group counseling. 3) to describe the PDP problem for the students who are addicted to the internet before and after group counseling.

4) to describe the influences of group counseling toward PDP problem for the students who are addicted to the internet.Variable of this study consisti of two varians, that is : 1. PDP problem for the students who are addicted to internet before group counseling (variable X₁). 2.

PDP problem for the students who are addicted to internet after group counseling (variable X₂).The assumptions and hypothesis : assumptions 1. PDP problem every students are defferences. 2. PDP problem are able to measured and identified. 3. Group counseling is able to do toward the students whom have PDP problem.The samples were taken from all members of a population of 16 students.The research uses experimental methods in one group : one group pretest and post test design.Based on the result of this study obtained a description of the PDP problem before group counseling service are in high category as 6 students (38%), medium category as 10 students (62%), and low category as 0 students (0%).While the PDP problem after group counseling services are in high category 3 students (19%), medium category as 9 students (56%) and low category as 4 students (25%).Based on the calculation of the determinant coefficient value obtained r² = 0,40 it means there are 16%

contribution of the group counseling service to the decrease of the PDP problem.It means there is a significant differences between the decrease in student PDP problem before and after the implementation of group counseling in class X SMA N 12 Pekanbaru.

Key word : Group counseling, education and learning problem (PDP), and the students who addicted to the internet.

PENDAHULUAN

Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai serta sikapnya, dan keterampilannya (Salam, 2002: 10).

Dalam Undang – Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16)

(2)

2

Jarome Bruner (lihat Brembeck, 1969: 18 – 23) menjelaskan bahwa pendidikan harus berfokus pada pengembangan keterampilan dan penularan pengetahuan dalam rangka memberikan bekal berupa alat - alat intelektual yang canggih kepada anak didik agar mereka dapat menjawab tantangan dunia teknologi yang semakin kompleks.Pendidikan merupakan sarana persiapan untuk hidup bermasyarakat yang disiapkan oleh masyarakat itu sendiri.

Pendidikan merupakan kegiatan interaksi.Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh.Secara umum pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan.Dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa.Pendidikan merupakan faktor ekstern bagi terjadinya belajar (Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989; Biggs & Telfer, 1987; Winkel, 1991).

Dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar dan mengajar, ternyata masih banyak siswa yang mengalami permasalahan dan harus diselesaikan untuk mencapai kehidupan efektivitas sehari – sehari dan di sekolah. Prayitno ( 1997: 17) menyatakan bahwa:”Orang yang sedang mengalami masalah memperlihatkan kemandiriannya yang terganggu. Siswa tidak mengenal dan menerima diri dan lingkungan dengan baik, tidak mampu mengambil keputusan dengan tepat sehingga pengarahan dirinya terhambat, dan tidak mampu mewujudkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya”.

Jenis-jenis masalah belajar itu dapat di kelompokkan berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkannya. Segoe (dalam Widyastono, 2004) menunjukkan bahwa ciri – ciri tertentu dari siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dapat mengkibatkan timbulnya masalah – masalah tertentu, misalnya: (1) kemampuan berpikir kritis dapat mengarah kepada sikap meragukan , baik terhadap diri sendiri maupun terhadap tugas – tugas yang rutin, (2) kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal – hal yang baru, bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan terhadap tugas – tugas rutin, (3) perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, dapat menjurus kepada keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya, (4) kepekaan yang tinggi dapat membuat mereka menjadi mudah tersinggung atau peka terhadap kritik, (5) semangat, kesiagaan mental dan inisiatifnya yang tinggi dapat membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada kegiatan yang dinamis, (6) dengan kemampuan dan minatnya yang beraneka ragam, mereka membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki dan mengembangkan minatnya, (7) keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja kebutuhannya akan kebebasan, dapat mengakibatkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri terhadap tekanan orang tua, sekolah atau teman – temannya, siswa juga bisa merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya, (8) sikap acuh tak acuh dan malas dapat timbul karena pengajaran yang diberikan di sekolah kurang mengundang tantangan baginya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan dengan menggunakan alat ungkap masalah(AUM), maka ditemukan fenomena pada 234 siswa sebagai berikut :

1. Sebanyak 119 siswa (59,20%) merasa khawatir memperoleh nilai rendah dalam ulangan/ujian atau pun tugas – tugas.

2. Sebanyak 102 siswa (50,74%) merasa hasil belajar atau nilai – nilai kurang memuaskan.

3. Sebanyak 98 siswa (48,75%) khawatir tugas – tugas pelajaran hasilnya kurang memuaskan atau rendah.

4. Sebanyak 90 siswa (44,77%) kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

5. Sebanyak 68 siswa (33,83%) mengalami kesulitan dalam pemahaman dan penggunaan istilah dan/atau bahasa inggris, dan/atau bahasa asing lainnya.

6. Sebanyak 62 siswa (30,84%) merasa kesulitan dalam mengingat materi pelajaran.

7. Sebanyak 60 siswa (29,85%) tugas – tugas pelajaran tidak selesai pada waktunya.

(3)

3

8. Sebanyak 58 siswa (28,85%) sukar memahami penjelasan guru sewaktu pelajaran berlansung.

Berdasarkan fenomena diatas dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang bermasalah dalam belajar.Hal ini terbukti dari studi pendahulan yang penulis lakukan dimana masih banyak terdapat siswa yang kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.Dengan begitu akan berdampak pada terhambatnya proses belajar siswa itu sendiri.Masalah belajar yang dialami beberapa siswa di SMA N 12 Pekanbarudisebabkan oleh faktor internet yang kian hari kian menawarkan berbagai sarana hiburan yang menarik, salah satunya adalah game online.

Perkembangan internet saat ini tidak hanya sebagai alat pengiriman, pertukaran, dan pengambilan data, melainkan juga memenuhi banyak fungsi lain, meliputi kemudahan berbisnis, berkarir, berkomunikasi, menjalankan proses belajar mengajar, menjalin relasi, menyiarkan berita, hingga berkampanye.

Dapat dipastikan bahwa jumlah pengguna internet akan terus bertambah seiring dengan semakin mudahnya koneksi internet,tersebarnya jaringan, serta semakin tersedianya peralatan komputer, handphone, hingga Iphone dan Blackberry (Elia, 2009).

Semakin tidak terhindarkannya internet sebagai perlengkapan studi dan alat bantu pekerjaan membuat internet turut berperan dalam cara kita berpikir, berkomunikasi, berelasi, berekreasi, bertingkah laku, dan mengambil keputusan.Hal ini membuat beberapa orang sangat bergantung pada internet sehingga individu mengalami kecanduan (Dyah, 2009).

Kecanduan internet bagi pelajar dapat diketahui melalui kegiatannya yang setiap hari setelah pulang sekolah atau malam hari banyak dijumpai remaja di depan komputer untuk melakukan internet.Internet telah membuat remaja kecanduan dikarenakan fasilitas yang ditawarkan internet yang berupa informasi, mainan, dan hiburan, yang membuat remaja enggan untuk meninggalkan internet.Fenomena diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap Penurunan Masalah Pendidikan dan Pelajaran (PDP) Bagi Siswa yang Kecanduan Internet Kelas X SMA Negeri 12 Pekanbaru”

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui gambaran masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet kelas X SMA N 12 Pekanbaru sebelum diadakan konseling kelompok.

2. Untuk mengetahui gambaran masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet kelas X SMA N 12 Pekanbaru sesudah diadakan konseling kelompok.

3. Untuk mengetahui perbedaan masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet kelas X SMA N 12 Pekanbaru sebelum dan sesudah diadakan konseling kelompok.

4. Untuk mengetahui pengaruh konseling kelompok terhadap masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet kelas X SMA N 12 Pekanbaru MenurutPrayitno (1997 : 37)KonselingKelompokyaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah pribadi yang dialami masing – masing anggota kelompok

Rochman Nata Wijaya (2008 : 19) mengatakan , masalah adalah sesuatu yang diragukan, dipertanyakan, dibingungkan, dicemaskan tentang berbagai hal tentang sesuatu keberadaan.

(4)

4

Menurut Prayitno (1997: 2) “masalah belajar pada siswa adalah menyangkut bidang prasyarat penguasaaan materi pelajaran, bidang keterampilan belajar, bidang sarana prasarana, bidang diri pribadi, dan bidang lingkungan belajar dan sosio – emosional”.

Mark, Murray, Evans, & Willig (2004), menyatakan bahwa kecanduan merupakan perilaku ketergantungan baik secara fisik maupun psikologis dalam suatu aktivitas.Kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat kuat dan tidak mampu lepas dari keadaan itu, individu kurang mampu mengontrol dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu yang disenangi.Selanjutnya dalam penelitian disini yang dikatakan kecanduan internet apabila main internet lebih dari 11 jam setiap minggunya (Scherer, 1997).

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan judul penelitian maka metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metodeeksperimental pola One group Menurut R. Arlizon (2007) dalam Andini (2010 :19) bahwa metode one grup eksperiment menggunakan hanya satu kelompok dan dapat di terapkan dalam beberapa bentuk, antara lain : One group pre-test dan pos-test desingn.

Dengan “Pola sebelum dan sesudah” dengan struktur :

Ket :

O1 = Tessebelumkonseling/sebelum treatment diberikan O2 = Tessesudahkonseling/sesudah treatment diberikan

X = Konselingkelompok yang diberikanuntukmelihatpengaruhnyadalameksperiment HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui gambaran masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet di kelas X SMA Negeri 12 Pekanbaru sebelum dan sesudah diberikan layanan konseling kelompokdi gunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 4.1

Kriteria tingkatan masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) Rentang skor Kategori

28 – 40 Tinggi

13 – 27 Sedang

0 – 12 Rendah

1. Gambaran masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet kelas X sebelum dilaksanakan konseling kelompok di SMA N 12 Pekanbaru

Tabel 4.2

Gambaran masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet kelas X sebelum dilaksanakan konseling kelompok

Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 28 – 40 6 38

Sedang 13 – 27 10 62

Rendah 0 – 12 0 0

Jumlah 16 100

O1XO2

(5)

5 Sumber : Data Olahan Penelitian (2013)

Berdasarkan tabel di atas, dapat di ketahui masalah PDP sebelum diberikan konseling kelompok sebagian besar termasuk kategori sedang, yaitu sebanyak 6 orang atau sebesar 38% berada pada kategori tinggi, sebanyak 10 orang atau sebesar 62% berada pada kategori sedang, sebanyak 0 orang atau sebesar 0% berada pada kategori rendah.

2. Gambaran masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet kelas X sesudah dilaksanakan konseling kelompok di SMA N 12 Pekanbaru.

Tabel 4.3

Gambaran masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet kelas X sesudah dilaksanakan konseling kelompok

Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 28 - 40 3 19

Sedang 13 - 27 9 56

Rendah 0 - 12 4 25

Jumlah 16 100

Sumber : Data Olahan Penelitian (2013)

Berdasarkan tabel di atas, dapat di ketahui masalah PDP sesudah diberikan konseling kelompok ternyata menurun dari sebelum diberi konseling kelompok yaitu berada pada kategori tinggisebanyak 3 siswa atau sebesar 19%, pada kategori sedang sebanyak 9siswa atau sebesar 56% dan pada kategori rendah 4 siswa atau sebesar 25%.

a. Perbedaan sebelum dan sesudah dilaksanakannya konseling kelompok terhadap masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet

Untuk mengetahui perbedaan masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet , maka peneliti menggunakan prosedur sebagai berikut dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Pengolahan data untuk mencari Mean, Standar deviasi, Varians, dan Uji r No Sebelum

(X₁)

Sesudah (X₂)

x₁ x₂ x₁² x₂² x₁.x₂

1 13 12 -13,25 -11,5 175,5625 132,25 152,375

2 26 27 -0,25 3,5 0,0625 12,25 -0,875

3 27 26 0,75 2,5 0,5625 6,25 1,875

4 24 15 -2,25 -8,5 5,0625 72,25 19,125

5 20 33 -6,25 9,5 39,0625 90,25 -59,375

6 15 12 -11,25 -11,5 126,5625 132,25 129,375

7 36 24 9,75 0,5 95,0625 0,25 4,875

8 25 34 -1,25 10,5 1,5625 110,25 -13,125

9 23 10 -3,25 -13,5 10,5625 182,25 43,875

10 28 26 1,75 2,5 3,0625 6,25 4,375

11 24 25 -2,25 1,5 5,0625 2,25 -3,375

12 25 27 -1,25 3,5 1,5625 12,25 -4,375

13 33 32 6,75 8,5 45,5625 72,25 57,375

14 35 11 8,75 -12,5 76,5625 156,25 -109,375

15 28 27 1,75 3,5 3,0625 12,25 6,125

16 38 35 11,75 11,5 138,0625 132,25 135,125

(6)

6

Σ= 420 = 26,25

Σ = 376

= 23.50

Σx₁ = 0 Σx₂ = 0 Σx₁² =727 S₁ = 6,96 S₁² = 48,44

Σx₂² = 1132 S₂ = 8,68 S₂² = 75,34

Σx₁.x₂ = 364

Berdasakan tabel di atas diperoleh:

Sebelum Sesudah

1. Σ 1. Σ = 23,5

2. Σx₁ = 0 2. Σx₂ = 0

3. S₁ = 6,96 3. S₂ = 8,68

4. S₁² = 48,44 4. S₂² = 75,34 Korelasi product moment

= 0,16 x 100%

= 16 %

(7)

7

Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapat bahwa koefisien korelasi antara X1 dengan X2 adalah sebesar 0,40.Interpretasi koefisien korelasi terhadap hasil perhitungan di atas berdasarkan tabel interpretasi nilai r (Sugiyono, 2011: 231) dikategorikan SEDANG.

Sebelum analisis varian, diperlukan pengujian homogenitas terlebih dahulu.

Pengujiannya menggunakan uji F.

F=

F = = 1,56

Harga F hitung tersebut dibandingkan dengan F table dengan dk pembilang = n2-1 dan dk penyebut = n1-1. Jumlah n1 dan n2 disini sama yaitu 15. Dengan taraf kesalahan 5%, maka harga F tabel = 2,39.Ternyata F hitung lebih kecil dari F tabel (1,56<

2,39).Dengan demikianberarti varians homogen T hitung

t = 1,27

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk = (n₁ + n₂ -2) = (16 + 16 – 2)= 30, dan bila taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5% =

2,042. Maka dapat dilihat harga thitunglebih kecil dari ttabel pada taraf kesalahan 5% (1,27

<2,042). Dengan demikian, Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan penurunan jumlah masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling kelompok .

Dari hasil keputusan diatas dapat diinterpretasikan bahwa setelah diberi layanan konseling kelompok tidak ada perbedaan masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) dengan sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok.

(8)

8

b. Pengaruh konseling kelompok terhadap masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet.

Untuk mengetahui pengaruh konseling kelompok terhadap masalah pendidikan dan pelajaran (PDP), maka dicari koefisien diterminan sebagai berikut :

= 0,16 x 100%

= 16 %

Dari hasil pengolahan data seperti di atas di peroleh koefisien korelasi ( ) sebesar 0,40 sedangkan koefisien diterminan ( ) 0,16. Jadi pengaruh konseling kelompok terhadap masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) sebesar 16%.

Tabel 4.5 Interpretasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

PEMBAHASAN

Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa ternyata hipotesis penelitian ditolak,artinya tidak terdapat perbedaan masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet sebelum dan sesudah diberikan layanan konseling kelompok.Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu : ada sebagian siswa yang tidak serius mengikuti konseling kelompok, sebagian siswa ada yang tidak hadir untuk mengikuti konseling kelompok, sebagian siswa ada yang keluar masuk untuk mengikuti konseling kelompok, ada sebagian siswa yang datang setelah tahap kegiatan selesai dilaksanakan.Faktor diatas menyebabkan konseling kelompok tidak berhasil menurunkan masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet.Dengan begitu dalam konseling kelompok dibutuhkan keseriusan agar masalah yang dihadapi siswa dapat terentaskan dengan baik.

Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Prayitno (1995:213) yang mengatakan bahwa melalui dinamika kelompok setiap anggota kelompok diharapkan mampu tegak sebagai perorangan yang sedang mengembangkan dirinya dalam hubungannya dengan orang lain, ini tidak berarti bahwa kemandirian seseorang lebih dimunculkan dari pada kehidupan secara umum. Maksudnya adalah individu diharapkan mampu mengendalikan dan mengembangkan dirinya sendiri dalam suasana kelompok sehingga individu tersebut dapat berperan aktif dalam kelompok.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini yaitu :

1. Sebelum diberikan layanan konseling kelompok gambaranmasalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet sebagian besar berada pada kategori sedang.

(9)

9

2. Sesudah diberikan layanan konseling kelompok gambaran masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet masih berada pada kategori sedang, tetapi pada kategori tinggi mengalami penurunan, jadi ini tidak berarti penurunannya.

3. Tidak ada perbedaan masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet sebelum dan sesudah diberi layanan konseling kelompok.

4. Pengaruh konseling kelompok terhadap penurunan masalah pendidikan dan pelajaran (PDP) bagi siswa yang kecanduan internet ternyata kecil sekali (16%)

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, pembahasan, temuan penelitian dan kesimpulan penelitian ini maka dapat dikemukakan rekomendasinya sebagai berikut :

1. Dianjurkan kepada guru BK di SMA N 12 Pekanbaru untuk dapat meningkatkan konseling kelompok kepada siswa yang mengalami masalah, dengan model yang telah dikembangkan oleh peneliti .

2. Kepada sekolah untuk dapat mensosialisasikan layanan konseling kelompok di sekolah dalam rangka pengembangan diri siswa.

3. Kepada siswa diharapkan agar dapat menceritakan masalah yang dialaminya kepada guru BK.

4. Kepada peneliti yang akan datang sebaiknyakonseling kelompok ini dapatterus dilanjutkan pelaksanaannya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih kami sampaikan Ibu Elni Yakub sebagai Pembimbing I,dan bapak Raja Arlizon sebagai Pembimbing II atas bimbingan dan kemurahan hati ibu untuk membimbing penulis dalam penelitian sampai menyelesaikan skripsi dan karya ilmiah ini.

Dan Ibunda yang selalu memberikan semangat dan materi yang membuat saya bekerja keras menyelesaikan skripsi dan karya ilmiah ini,seseorang yang selalu memberikan motivasi dalam membuat skripsi ini, serta teman-teman seperjuangan yang selalu memotivasi penulis untuk terus berusaha, bekerja keras dan sama-sama berjuang bekerja sama untuk meringankan proses skripsi dan karya ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, (2011), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Dewa, Ketut S. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, (2003), Pengantar Statistik, Jakarta, PT.

Bumi Aksara.

Lexy J Moleong. (2000). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda karya.

Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Jakarta : Rineka Cipta.

Prayitno & Erman Amti, (1995), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta.

Nandang Rusmana. (2009). Bimbingan dan konseling kelompok disekolah.Bandung : Rizqi Press.

Raja Arlizon, (2007), Metode Penelitian, Pekanbaru, UNRI.

(10)

10

Romlah, Tatik. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang : Universitas Negeri Malang.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sumarni Sri, (2012), Metodologi Penelitian Pendidikan, Insan Madani, Yogyakarta.

Sangadji Mamang Etta, (2010), Metodologi Penelitian, ANDI, Yogyakarta.

Teguh Budiharsono, (2000), Panduan Lengkap Menulis Karya Ilmiah, Venus.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : Raja Grafindo.

Winkel dan Sri Hastuti, 2008. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta.

Zainal Aqib, (2012), Ikhtisar Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, YRAMA WIDYA, Bandung.

Zulfan Saam, (2012), Panduan Penulisan Skripsi, Pekanbaru, UNRI.

http://www.newoes.com/pengertian kecanduan internet/

http://repository.upi.edu/operator/upload/program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kontrol diri remaja yang mengalami kecanduan internet.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proses pertumbuhan masing-masing SWP antara wilayah inti dan pinggiran, mengetahui sektor apa yang paling dominan dalam pertumbuhannya

Miopi disebabkan jarak titik api lensa mata terlalu pendek atau lensa mata terlalu cembung. Titik api adalah pusat pertemuan sinar yang sudah dipecah oleh lensa. Jadi, sinar yang

A 40-year mortgage gives you lower monthly payments than a 30-year loan, while allowing you to lock in today’s interest rate.. But by extending the length of the mortgage, you

The result model of national soybean availability in 1964-2013 showed that the eight independent variables (total area planted, productivity of soybeans, domestic soybean

Dengan demikian Information and Communication Technology (ICT) atau dalam bahasa indonesia disebut Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan perangkat teknologi

Skrining Fitokimia dan Isolasi Senyawa Triterpenoida/steroida dari Ekstrak n-Heksana Daun Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff), Skripsi, Jurusan Farmasi FMIPA

Berisikan tentang tujuan mengadakan penelitian atau tujuan penyelesaian masalah, mengapa penelitian perlu di lakukan atau mengapa masalah itu perlu di selesaikan,

Peserta setelah selesai mengikuti seminar agar segera menyampaikan laporan pelaksanaan seminar dan disertai bukti-bukti asli pengeluaran yang sah dan sesuai ketentuan yang