• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Jaringan Software Defined Network Berbasis RYU Controller Menggunakan Xubuntu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Jaringan Software Defined Network Berbasis RYU Controller Menggunakan Xubuntu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Jaringan Software Defined Network Berbasis RYU Controller

Menggunakan Xubuntu

Nanda Iryani

1*

, Afifah Dwi Ramadhani

2

, and Ribka Anggriani Sidabutar

3

Teknik Telekomunikasi, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Jl. Panjaitan, Jawa Tengah 53417, Indonesia

*Email Penulis Koresponden: [email protected] Abstract -- Software Defined Network merupakan teknologi baru yang

dikembangkan untuk mengatasi masalah kompleksitas konfigurasi jaringan dengan pengelolaan lebih terpusat karena memisahkan antara control plane dan data plane. Kecepatan memproses permintaan tabel flow yang dilakukan oleh perangkat switch tergantung dari pemilihan jenis controller yang bisa digunakan untuk mengatur aliran trafik data dalam jaringan SDN. Pada penelitian ini digunakan jenis controller RYU dengan topologi tree yang terdiri dari 1 controller 3 switch dan 6 host. Terdapat dua protokol layer transport yang digunakan untuk mengirimkan data dalam jaringan SDN yaitu TCP dan UDP. Transmisi data menggunakan trafik protokol UDP lebih baik karena memiliki delay sebesar 1,8634 ms dan jitter sebesar 0,1506 ms, sedangkan throughput dari TCP lebih baik karena memiliki throughput sebesar 32,0064 Mbps. Packet loss dari keuda protokol sangat bagus sebesar 0%.

Keywords:

RYU controller;

Software Defined Networking;

Mininet;

Throughput;

Delay;

Packetloss;

Jitter;

Wireshark;

Article History:

Received: August 15, 2021 Revised:

Accepted:

Published:

1. PENDAHULUAN

Software Defined Network adalah sebuah paradigm yang memisahkan antara control plane dan forwarding plane melalui aplikasi controller. Controller Software Defined Network berfungsi mengendalikan seluruh komunikasi resource jaringan, mengendalikan trafik yang lewat dan melakukan inspeksi serta memodifikasi trafik menggunakan kolaborasi antara application plane dan control plane serta menginstruksi kemana trafik atau paket data diarahkan (forwarding plane) [1]. Protokol openflow digunakan untuk komunikasi antara controller dengan perangkat jaringan [2].

RYU controller digunakan secara virtual dengan bahasa pemrograman yaitu bahasa python, berbeda dengan bahasa pemrograman lainnya seperti C++ dan java yang masih terintegrasi dengan bahasa lainnya [3]. Penelitian sebelumnya sebelumnya tentang jaringan komputer telah berevolusi yang menjadi tren untuk kebutuhan masyarakat, banyak peneliti-peneliti melakukan tes baru teknologi yang dilakukan pada simulator jaringan yang bertujuan untuk meminimalisir jaringan menggunakan POX controller dengan dua komponen yaitu Mininet, satu switch Openflow dan tiga node. Tujuan utama adalah untuk mengevaluasi komunikasi dan bandwidth antara node melakukan perbandingan antara jaringan SDN yang menggunakan POX controller dengan jaringan pada [4]. Penelitian kedua yaitu membahas tentang perbandingan jaringan SDN dengan jaringan konvensional menggunakan POX controller dengan hasil kategori baik menurut standarisasi ITU-T. Ubuntu dengan hasil kategori baik menurut standarisasi ITU-T sedangkan pada penelitian akan kami membandingkan pengiriman dengan trafik layer protokol UDP dan portokol TCP. Tolak ukur pengukuran performansi pada penelitian ini adalah parameter QOS yaitu throughput, packetloss, delay, dan jitter[5].

Penelitian dilakukan untuk mengetahui performansi dari protokol UDP dan TCP menggunakan RYU controller pada topologi jaringan tree berdasarkan parameter QOS yang berstandar TIPHON. Sesuai dengan permasalahan diatas dan penjabarannya, penulis memutuskan melakukan penelitian yang berjudul

“Analisis jaringan Software Defined Network berbasis RYU controller menggunakan xubuntu”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa performansi dari RYU controller pada topologi jaringan tree berdasarkan parameter QOS yaitu throughput, packetloss, delay, dan jitter yang berstandar TIPHON.

(2)

2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Studi Literatur

Metode yang dilakukan dari beberapa jurnal yang digunakan sebagai acuan. Penelitian oleh Muhammad Hikam Hidayat dkk menggunakan OpenDayLight controller untuk menangani jaringan yang dibuat dan karakteristik yang dimiliki oleh jaringan tersebut kemudian dibandingkan dengan arsitektur tradisional [6]. Pada penelitian kedua oleh Kartadie Rikkie dkk menggunakan porokol Openflow dan Ubuntu sebagai controller. Dalam penelitian ini menekankan simulator mininet dalam skalabilitas, dimana Openflow dapat bekerja tanpa menggunakan switch khusus untuk Openflow pada performansi jaringan [7].

Penelitian ketiga dilakukan oleh Ellen dkk dengan menggunakan POX controller pada performansi SDN. Pada penelitian ini didapatkan hasil QOS [8]. BER dapat dituliskan dalam bentuk Persamaan 1:

2.2 Perangkat Lunak (Software)

Pada penelitian ini perangkat lunak yang digunakan sebagai tool dan aplikasi ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Tool dan Aplikasi

No. Nama Software Versi Fungsi

1. Xubuntu 16.04 Sistem Operasi

2. RYU controller 3.3.4 Protokol SDN

3. Mininet 2.2.2 Emulator jaringan

4. Openflow 1.5 Protokol SDN

5. Wireshark 2.6.10 Pengawasa Paket data

a. Software Defined Network adalah sebuah paradigma yang memisahkan antara control plane dan forwarding plane melalui aplikasi controller. Control plane bertugas untuk menetukan bagaimana sebuah paket akan diteruskan sedangkan data plane bertugas untuk meneruskan paket (Al-Najaar et al.

2016) [9]

b. RYU controller merupakan sebuah framework berbasis dari Software Defined Network (SDN) yang diimplementasikan sepenuhnya menggunakan python. RYU menyediakan komponen perangkat lunak dengan API, hal ini membuatnya mudah digunakan para pengembang untuk membuat manajemen jaringan dan control aplikasi baru (RYU development team, 2017) [10]

c. Openflow merupakan interface standar pertama yang menjelaskan mekanisme komunikasi antara conroller layer dan forwarding layer pada arsitektur SDN. Openflow menyediakan akses langsung untuk mengubah dan mengatur forwarding plane pada network device seperti router, switch, atau access point baik physical maupun virtual (Open Network Foundation 2012) [11]

d. Wireshark adalah tool yang ditujukan untuk menganalisis paket data jaringan. Wireshark melakukan pengawasan paket secara waktu nyata (real time) dan kemudian menangkap data dan menampilkannya selengkap mungkin. Wireshark bisa digunakan secara gratis karena aplikasi ini berbasis sumber terbuka [12]

2.3 Parameter Penelitian

Quality of Service adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwidth, mengatasi jitter dan delay. Parameter QoS mengacu pada performansi tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis data dalam komunikasi [13].

Throughput merupakan jumlah total kedatangan kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Persamaan perhitungan throughput:

Throughput (Mbps) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 (𝑘𝑏)

𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 (𝑠) (1)

(3)

Tabel 2. Throughput [13]

Kategori Besaar Throughput Indeks

Sangat baik >2,1 Mbps 4

Baik 1200 – 2,1 Mbps 3

Cukup 700 – 1200 Mbps 2

Kurang baik 338 – 700 Mbps 1

Delay merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk sebuah paket yang dikirimkan dari suatu komputer ke komputer yang dituju [14]. Persamaan perhitungan delay:

Delay (ms) = 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ

𝐿𝑖𝑛𝑘 𝑏𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ (2) Packet loss adalah presentase paket yang hilang selama mentransmisikan data karena collision dan congestion [15]. Persamaan perhitungan packet loss:

Tabel 3. Delay/Latensi [13]

Kategori Besar Delay Indeks

Sangat baik <250 ms 4

Baik 150 – 300 ms 3

Cukup 300 – 450 ms 2

Kurang baik >450 ms 1

Tabel 4. Packet loss [13]

Kategori Besar Packet loss Indeks

Sangat baik 0 4

Baik 3 3

Cukup 15 2

Kurang baik 25 1

Persamaan Packet loss:

Packet loss (ms) = (𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚−𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎) 𝑥 100%

𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 (3) Jitter adalah variasi dari suatu delay atau variasi waktu kedatangan paket. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan trafik secara tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwidth dan menimbulkan antrian

[

16].

Tabel 5. Jitter [16]

Kategori Besar Jitter Indeks

Sangat baik 0 ms 4

Baik 0 ms s/d 75 ms 3

Cukup 75 ms s/d 125 ms 2

Kurang baik 126 ms s/d 225 ms 1

Persamaan perhitungan jitter:

(4)

Jitter (ms) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (4) 2.4 Alur Penelitian

Gambar 1 Mulai

Studi Literatur

Selesai Berhasil?

Tidak

ya

Gambaran Penelitian

Persiapan Hardware dan Software

Pengujian Software

Pengumpulan data

Analisa Hasil Data

Kesimpulan

(5)

Alur penelitian ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang inginkan. Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

Berdasarkan pada gambar 1, langkah pertama yang dilakukan yaitu studi literatur. Studi literatur dilakukan untuk mencari bahan penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai referensi. Bahan referensi diambil dari jurnal dan internet. Alur kedua merancang gambaran penelitian. Pada penelitian ini perancangan dilakukan dengan membuat gambaran terkait penelitian yang dilakukan, seperti gambaran alat dan bahan yang digunakan dan topologi jaringan yang akan dibuat. Setelah rancangan dilakukan, maka selanjutnya utnuk mempersiapkan perangkat hardware dan software yang digunakan. Perangkat hardware yang digunakan yaitu satu buah laptop yang memiliki spesifikasi tertentu. Perangkat software yang digunakan adalah Xubuntu, mininet, Openflow, RYU controller, dan wireshark. Software mininet, Openflow, RYU controller, dan wireshark di instal pada Xubuntu. Setelah semua alat dan bahan dipersiapkan maka akan dilakukan pengujian sistem pada software tersebut. Pengujian sistem dilakukan untuk mendapatkan hasil data dari penelitian yang dilakukan. Apabila pengujian berhasil dilakukan, maka hasil data dari pengujian tersebut di analisa, namun apabila proses pengujian tidak berhasil atau terjadi kesalahan pada pengujian, maka pengujian akan dilakukan ulang. Dan langkah yang terakhir adalah kesimpulan. Setelah mendapatkan hasil data di analisa maka di buat kesimpulan.

2.5 Skenario Penelitian

Topologi jaringan tree yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 2. Topologi jaringan terdiri dari 6 host, 3 switch, dan 1 controller. Topologi jaringan ini dijalankan dengan menggunakan software emulator mininet. IP address dari setiap host pada jaringan ini adalah 192.168.1.1, 192.168.1.2, 192.168.1.3, 192.168.1.4, 192,168.1.5, 192.168.1.6.

Pengujian bertujuan mendapatkan hasil performansi jaringan pada xubuntu dengan RYU controller.

Terdapat 5 skenario pengujian dengan traffik protokol TCP dan UDP dari satu host ke host lainnya masing-masing skenario akan di uji sebanyak 30 kali, sehingga hasil data yang terbaik akan dilihat dari setiap parameter yang telah ditentukan. Pengujian beban akan dimonitoring menggunakan wireshark untuk mendapatkan data dari parameter yang akan di analisa.

Gambar 2. Topologi jaringan tree Tabel 6. Skenario Penelitian

No.

Host

Bandwidth Tipe Data Waktu Pengiriman

Banyaknya Pengujian Tx Rx

1. H1 H2 10 Mbits TCP UDP 10 s 30

2. H1 H3 10 Mbits TCP UDP 10 s 30

3. H1 H4 10 Mbits TCP UDP 10 s 30

(6)

4. H1 H5 10 Mbits TCP UDP 10 s 30

5. H1 H6 10 Mbits TCP UDP 10 s 30

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini memlakukan analisis jaringan Software Defined Network menggunakan ryu controller pada Xubuntu. Pengukuran unjuk kerja dilakukan dengan menganalisa traffic protokol TCP dan UDP yang berjalan selama 15 detik pada topologi jaringan uji tanpa background traffic. Pengambilan data uji coba dilakukan menggunakan 5 skenario pada tabel 6. Traffic data yang dikirimkan dibangkitkan dengan menggunakan iperf dan dimonitoring menggunakan wireshark. Parameter kerja yang digunakan adalah throughput, packet loss, delay, dan jitter. Hasil pengukuran kemudian akan dianalisis menggunakan standarisasi yang dikeluarkan ETSI (TIPHON).

3.1

Pengukuran Throughput

Throughput merupakan jumlah total kedatangan kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Standar nilai parameter throughput dapat dilihat pada tabel 2. Pengiriman throughput dengan dilakukan dengan membangkitkan trafik data dari pengirim ke penerima dengan menggunakan tool iperf.

Tabel 7. Hasil Pengujian Throughput TCP THROUGHPUT

HOST H2 H3 H4 H5 H6 Rata-Rata

H1 14,4 31,133 29,4 36,533 35,966 29,486

Hasil pengukuran parameter throughput ditampilkan pada gambar 3. Dapat dilihat pada gambar trafik untuk data uji coba 5 skenario pada traffic protocol TCP menggunakan RYU controller cenderung stabil, dimana throughput pada H1-H5 adalah yang paling tinggi. Nilai rata-rata throughput mendapat kategori sangat baik. Pengiriman menggunakan protokol TCP mendapatkan nilai rata-rata 32,0064 Mbps.

Gambar 3 Throughput TCP Tabel 8. Hasil Pengujian Throughput UDP

THROUGHPUT

HOST H2 H3 H4 H5 H6 Rata-Rata

H1 14,4 31,133 29,4 36,533 35,966 29,486

(7)

Selanjutnya hasil pengukuran parameter throughput untuk data uji coba 5 skenario pada traffic protocol UDP menggunakan RYU controller dapat dilihat pada gambar 4. Nilai yang dihasilkan cenderung stabil mendapatkan kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 29,486 Mbps. Dimana throughput tertinggi ada pada H1-H5 dan nilai terendah ada pada H1-H2.

Gambar 4. Throughput UDP

3.2

Pengukuran Packet loss

Packet loss merupakan banyaknya paket yang hilang selama proses transmisi ke tujuan dilakukan.

Paket hilang terjadi ketika satu atau lebih paket data yang melewati suatu jaringan gagal mencapai tujuannya. Pengiriman packet loss dengan dilakukan dengan membangkitkan trafik data dari pengirim ke penerima dengan menggunakan tool iperf.

Tabel 9. Hasil pengujian Packet loss TCP Packet loss (ms)

HOST H2 H3 H4 H5 H6 Rata-Rata

H1 0 0 0 0 0 0

Hasil pengukuran parameter packet loss untuk data uji coba 5 skenario pengiriman traffic protocol TCP menggunakan RYU controller mendapatkan nilai yang sangat bagus karena tidak ada paket yang hilang atau 0% packet loss. Hasil pengujian packet loss TCP dapat dilihat pada gambar 5.

(8)

Gambar 5. Packet loss TCP Tabel 10. Hasil Pengujian Packet loss UDP

Packet loss (ms)

HOST H2 H3 H4 H5 H6 Rata-Rata

H1 0 0 0 0 0 0

Hasil pengukuran parameter packet loss untuk data uji coba 5 skenario pengiriman traffic protocol UDP menggunakan RYU controller mendapatkan nilai sama yaitu sangat bagus karena tidak ada packet yang hilang atau 0% packet loss. Hasil pengujian packet loss UDP dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 Packet loss UDP

3.3

Delay

Delay merupakan waktu yang dibutuhkan pengiriman paket sampai pada penerima

.

Pengiriman delay dengan dilakukan dengan membangkitkan trafik data dari pengirim ke penerima dengan menggunakan tool iperf.

Tabel 11. Hasil Pengujian Delay TCP

(9)

DELAY (ms)

HOST H2 H3 H4 H5 H6 Rata-Rata

H1 7,626 3,83 3,871 2,942 2,923 4,2384

Gambar 7. Delay TCP

Dari gambar 7 dapat dilihat hasil pengukuran parameter delay untuk data uji coba 5 skenario pada traffic protokol TCP menggunakan RYU controller menghasilkan nilai delay yang terkecil adalah H1-H6 yaitu 2,923 ms, dimana nilai rata-ratanya yaitu 4,2384 ms. Hasil tersebut masuk dalam kategori “sangat baik”. Nilai delay dapat dipengaruhi oleh jarak atau waktu proses yang lama

.

Tabel 12. Hasil Pnegujian Parameter Delay UDP DELAY (ms)

HOST H2 H3 H4 H5 H6 Rata-Rata

H1 3,383 1,6993 1,6996 1,2642 1,270 1,8634

(10)

Gambar 8. Delay UDP

Pada gambar 8 dapat dilihat hasil pengukuran parameter delay untuk data uji coba 5 skenario pada traffic protokol UDP menggunakan RYU controller menghasilkan nilai delay yang terkecil adalah H1-H5 yaitu 1,264 ms, dimana nilai rata-ratanya yaitu 1,8634 ms. Hasil tersebut masuk dalam kategori “sangat baik”.

3.4

Jitter

Jitter adalah variasi dari suatu delay atau variasi waktu kedatangan paket. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan trafik secara tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwidth dan menimbulkan antrian. Pengiriman jitter dengan dilakukan dengan membangkitkan trafik data dari pengirim ke penerima dengan menggunakan tool iperf.

Tabel 13. Hasil Pengujian Parameter Jitter TCP JITTER (ms)

HOST H2 H3 H4 H5 H6 Rata-Rata

H1 7,632 3,832 3,872 2,93 2,901 4,2334

Gambar 9. Jitter TCP

Pada gambar 9 untuk data uji coba 5 skenario pada protokol TCP menggunakan RYU controller menghasilkan nilai rata-rata 4,2334 ms. Nilai rata-rata jitter tersebut termasuk kedalam kategori sangat memuaskan, dapat dilihat pada standarisasi TIPHON tabel 5. Nilai jitter tertinggi adalah H1-H6 yaitu dengan nilai 2,901 dan terendah dengan nilai 7,632. Unutk nilai jitter terbaik adalah pada saat nilai berada pada posisi rendah, dalam diagram terlihat jelas setelah H1-H2 dengan posisi tertinggi langsung melonjak turun H1-H6. Jitter dapat saja terjadi apabila pada proses pengiriman adanya antrian atau pula peningkatan nilai trafik yang menyebabkan menjadi meningginya nilai jitter

.

Tabel 14. Hasil Pengujian Parameter Jitter UDP JITTER (ms)

HOST H2 H3 H4 H5 H6 Rata-Rata

H1 0,104 0,152 0,141 0,165 0,191 0,1506

(11)

Gambar 10. Jitter UDP

Pada diagram diatas untuk data uji coba 5 skenario pada protokol UDP menggunakan RYU controller menghasilkan nilai rata-rata 0,1506 ms. Nilai jitter tertinggi adalah H1-H2 yaitu dengan nilai 0,104 ms dan terendah H1-H6 dengan nilai 0,191 ms. Untuk nilai jitter terbaik adalah pada saat nilai berada pada posisi rendah, dalam grafik terlihat jelas setelah H1-H2 dengan posisi tertinggi langsung melonjak turun H1-H6. Hal tersebut dapat saja terjadi apabila pada proses pengiriman adanya antrian atau pula peningkatan nilai trafik yang menyebabkan menjadi meningginya nilai jitter. Nilai rata-rata jitter tersebut termasuk kedalam kategori sangat memuaskan, dapat dilihat pada standarisasi TIPHON tabel 5.

4. KESIMPULAN

Hasil pengujian kualitas jaringan Software Defined Network dengan menggunakan ryu controller pada Xubuntu masih dalam kategori baik. Perbandingan nilai throughput yang dihasilkan pada kedua protokol dapat dikatakan sangat bagus, Meskipun perbedaan nilainya tidak terlalu signifikan namun untuk transmisi data throughput mengggunakan protokol TCP lebih besar dari protokol UDP. Nilai packet loss yang dihasilkan pada kedua protokol dikatakan sangat baik, karena protokol TCP dan UDP memiliki nilai packet loss nol persen atau tidak ada paket yang hilang. Nilai delay yang dihasilkan pada kedua protokol dikatakan sangat memuaskan karena nilai delay yang dihasilkan kedua protokol kurang dari 150 ms, meskipun perbedaan nilainya tidak terlalu signifikan namun untuk transmisi data delay menggunakan protokol UDP lebih baik dari protokol TCP. Nilai jitter yang dihasilkan pada kedua protokol dikatakan bagus menurut standar TIPHON, perbedaan nilai tidak terlalu signifikan namun untuk trasnmisi data menggunakan protokol UDP lebih baik dari protokol TCP. Dari parameter throughput, delay, jitter, dan packet loss didapatkan perbandingan nilai yang dihasilkan dan dapat disimpulkan RYU controller bagus untuk protocol TCP maupun UDP karena memiliki nilai delay, jitter, dan packet loss kecil.

REFERENSI

[1] Wang, S. (2015). Comparisons of SDN Openflow Controllers over EstiNet : RYU vs . NOX.

The International Symposium on Advances in Software Defined Networks, April 19-24, 2015, Barcelona, Spain,(Fedora 14), pp.1–6

[2] Prakash, A., (2018). Ubuntu 18.04 LTS Release Date, New Features and Upgrade Procedur.

https://itsfoss.com/ubuntu-18-04-release-features/

[3] Hu, F., Hao, Q., & Bao, K. (2014). A Survey on Software-Defined Network and Openflow : From Concept to Implementation. IEEE Communications Surveys & Tutorials, 16(4), 2181–2206.

https://doi.org/10.1109/COMST.2014.2326417

[4] Kreutz, D., Ramos, F. M. V., Verissimo, P. E., Rothenberg, C. E., Azodolmolky, S., & Uhlig, S.

(2015). Software-defined networking: A comprehensive survey. Proceedings of the IEEE, 103(1), 14–76. https://doi.org/10.1109/JPROC.2014.2371999

(12)

[5] E. S Rosalina, M. Diono, S. Ramadona, "Simulasi Jaringan Software Defined Network Menggunakan POX Controller", Jurnal Aksara Elementer Politeknik Caltex Riau, vol. 7, no. 2, 2018

[6] T. Nadeau and K. Gray, “SDN,” O’Reilly, 2013, 384 pp, ISBN:978-1-449-34230-2 (Safari book) [7] Braun Wolfgang, Menth Michael. (2014). “Software-Defined Networking Using Openflow:

Protocols Applications and Architectural Design Choices”. Future Internet.

[8] Putra, M. W., Pramukantoro, E. S., & Yahya, W. (2018). Analisis Perbandingan Kualitas Kontroller Floodlight , Maestro , RYU , POX Dan ONOS Dalam Arsitektur Software Defined Network ( SDN ). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 2(10), 3779–

3787

[9] Fernandez, M.P. (2013). Comparing Openflow controller paradigms scalability: Reactive and proactive. Proceedings-International Conference on Advanced Information Networking and Applications, AINA, pp.1009–1016

[10] Karakus, M. & Durresi, A., 2017. Quality of Service (QoS) in Software Defined Networking (SDN): A survey. Journal of Network and Computer Applications, 80(November 2016), pp.200–

218. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.jnca.2016.12.01

[11] Open Network Foundation. (2012). Software- Defined Networking: The New Norm for Networks [white paper]. ONF White Paper, pp.1–12

[12] Wang, S. (2015). Comparisons of SDN Openflow Controllers over EstiNet : RYU vs . NOX.

The International Symposium on Advances in Software Defined Networks, April 19-24, 2015, Barcelona, Spain,(Fedora 14), pp.1–6.

[13] S. Wang, H. Chiu, and C. Chou, "Comparisons of SDN Openflow Controllers over EstiNet: Ryu vs NOX", Internatioal Symposium of Advance Software Define Networks, Barcelona, Spain, April 2015, pp. 1-6

[14] Y. S. Hariyani, I. Irawati, S. Dwi, and M. Nuruzzamanirridha, "Routing Implementation Based- On Software Defined Network Using Ryu Controller and Openvswitch", Jurnal Teknologi, vol.

78, no. 5, pp. 295-298, 2016, doi: 10.11113/jt.v78.8315 [15] Baihaqi, M, L. (2018) Wirehark, 1.

[16] Kartadie, R., Utami, E., Pramono, E., (2014) Prototipe Infakstruktur Software Defined Network Dengan Protokol Openflow Mneggunakan Ubuntu sebagai kontroller, 24-27.

Referensi

Dokumen terkait

Si Penggubah juga menyatakan bahwa naskah ini menceritakan kisah secara apa adanya, dan merupakan kisah yang tidak terdapat di dalam Babad Jawa, serta yang dikehendaki oleh raja

Sosialisasi secara transparan tentang rencana kegiatan Pelepasan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi dengan memanfaatkan forum komunikasi atau media komunikasi yang sudah ada

- Polyurethane Duct dapat dikonstruksi dengan menggunakan batang-batang penguat (reinforcement) untuk ducting yang besar atau ducting yang memerlukan kekuatan

Hasil pengukuran kemudian diolah dengan melakukan pendekatan teoritis untuk memperoleh laju pergerakan udara dan laju ventilasi terhadap kecepatan angin pada setiap

dari kanker payudara, sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif, biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar dan ditemukan pada wanita yang lebih

Pengalaman dan pengetahuan baru mengenai budaya kota yang mereka lihat ketika mereka berinteraksi dengan masyarakat kota itu sendiri, membawa perubahan pada gaya hidup

Pada tabel 12 menunjukan hasil pengujian menggunakan 14 switch dan 14 host, kontroler POX mengalami peningkatan seiring bertambah besar background traffic yang diujikan,

terpusat inilah dalam menjalankan konfigurasi dapat memiliki efisien waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan arsitektur jaringan konvensional dikarenakan perangkat switch