KENYAMANAN TER MAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI
“Studi Kasus Rumah Te pi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya”
Oleh :
Juprianto Bua’ Toding
( Alumni Universitas Palangka Raya / Mahasiswa Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )Jefrey I. Kindangen
( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas teknik / Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )
Sangkertadi
( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas teknik / Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )
Abstrak
Budaya bermukim di Palangka Raya awal mulanya, berawal dari pemukiman tradisional dayak dimana komplek pemukiman masyarakat tradisional ini berada di tepi sungai. Pada umumnya rumah di tepian sungai ini mempunyai 2 jenis rumah, yaitu rumah terapung / lanting dan rumah panggung. Di mana Kalimantan Tengah sendiri memiliki tinggkat kelembaban yang tinggi, ( T>28°C, RH>80% ). Maka diperlukan sebuah penelitian untuk mencari pengkondisiaan termal pada rumah ditepian sungai,untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kenyamanan termal pada rumah tepian sungai ini. Data-data pengukuran yang diperlukan untuk mengetahui pengkondisian termal adalah 2 variabel personal dan 4 variabel iklim berdasarkan teori PMV dari Fanger. Maka analisis yang digunakan menggunakan indeks PMV dan PPD. Dimana untuk mengetahui persepsi termal dan memprediksi berapa banyak orang merasa tidak nyaman terhadap lingkungannya, pada rumah tepi sungai di kota Palangka Raya.
Kata Kunci : Kondisi Termal, Indeks PMV dan PPD, Rumah Tepi Sungai, Kota Palangka Raya
PENDAHULUAN
Di pulau Kalimantan ini termasuk
daerah tropis lembab dimana meng alami
hujan dan kelembab an y ang s angat tinggi
dengan suhu relative tinggi. Angin sedikit,
radiasi matahari sedang b ahkan sang at kuat
untuk di siang hari, dan pertukaran pan as
kecil karen a tingginya kelembaban. (Frick,
2007). Di pulau Kalimantan memiliki
banyak sek ali sungai berukuran besar. Salah
satunya adalah Sungai Kahay an. Sungai
merupakan u rat nadi k ehidupan masy arak at
yang telah turun temurun b erk embang di
Kalimantan, dan sebagai tempat masyarak at
bermukim (Wijanarka,2001). Permukiman
di tepi sungai inilah yang m emiliki tingkat
kelembaban y ang sang at tinggi. Pada siang
hari
kuatnya
radiasi
dari
matahari
mengakibatkan pengu apan dari sungai.
Kebany akan
rumah
ditepi
sungai
mengunakan b ahan materi al kayu, diman a
bahan
ters ebut
menjadi
penghatar
kelembaban deng an cepat, karen a k ayu
memiliki pori-pori yang bisa meny erap
kadar air sehingga kondisi dalam rumah
menjadi lembab, ditambah radiasi panas dari
matahari y ang meng enai langsung k e
selubung atap y ang memb erikan ras a pan as
yang tinggi ke dalam ruang.
Kota Palangka Raya y ang merup akan
ibu kota Provinsi Kalimantan T engah ini
secara g eografis terl etak p ada 113° 30’ –
114° 07’ Bujur T imur dan 1° 35 ‘ – 2° 24’
Lintang Selatan. Karakteristik iklim wilayah
kota Palangka Raya masih dibawah 34°C,
dan suhu minimum masih diatas 23°C d an
kelembaban udara di wilayah Palangka Ray a
sekitar 86% - 87% , di mana kelembab an
tertinggi pada bulan maret, april sampai
dengan di bulan mei sed angkan k elembab an
terendah
terdap at
di
bulan
agustus,
september d an oktober dimana k elembab an
sekitar 83% - 80%. Dan kecep atan angin
bekisar ant ara 1,00 – 1,83 m/detik Dimana
kecep atan angin tertinggi b erad a p ada bul an
agustus dan oktober sekitar 1,81 dan 1,83
m/detik dan titik terendah kecep atan angin
berad a pad a bulan mei dan juni, sekitar 1,17
dan 1,00 m/detik.
Dalam penelitian ini membahas
tentang persepsi keny amanan termal pad a
rumah tepi sungai k ahayan di kota Palangk a
Raya. Pada lokasi penelitian terdapat dua
jenis bentukan rumah yang berbed a yaitu
rumah terapung/rumah lanting dan rum ah
panggung (Gambar 1).
Gambar 1
Subjek P enelitian Rumah Tepi Sungai
Gambar 2 Gambar Denah, P otongan, dan P erspektif Rumah Lanting
Gambar 3 Gambar Denah, P otongan, dan P erspektif Rumah P anggung
TINJAUAN TEORI
DAN KAJIAN PUSTAKA
Dari beb erapa p enelitian yang t elah di
publikasikan hasil pen elitian tentang kin erja
dan kenyaman an termal. Diantarany a Juhana
(2000), Diem (2004), Sugini (2004), Sukawi
(2009), Sangkertadi, dkk (2008), Santoso
(2012), dari p embahas an y ang didapat
terdapat kemirip an, dimana pada kondisi
rentang waktu siang hari b erad a pad a kondisi
tidak nyaman, khususnya di musim panas
(kemarau). Pada bangun an di d aerah iklim
tropis lembab mengalami k esulitan untuk
memenuhi standar yang disyaratkan sesuai
zona k enyaman an ASHRAE 55 (Santoso
2012). Persepsi tentang tingkat keny amanan
termal yang diras akan oleh s eseorang,
diperlukan suatu satuan penguku r, yang
dalam hal ini diken al sebag ai angk a Skala
Kenyaman an termal Untuk meny eragamkan
persepsi tentang tingkat kenyamanan termal
yang dirasak an oleh s eseorang, diperlukan
suatu satuan penguku r, yang dalam h al ini
dikenal seb agai angka Skala Keny amanan
termal (Sangkertadi, 2006).
Orientasi sang at berpeng aruh d alam
menentukan k enyaman term al pad a rumah,
menurut
Diem
(2004 )
rum ah
yang
berorient asikan Selatan dan utara, sangat
menguntungkan karena sisi yang banyak
terkena
m atahari
adalah
sisi
pendek
bangunan. Hal ini sama dengan pend apat dari
Attau fiq (2014) orientasi matah ari ikut
menentukan intensitas p anas y ang masuk
kedalam ruang an suatu bangunan yang
terletak didaerah tropis, maka diharapkan
membangun rumah deng an pasad e seminimal
mungkin menghadap barat dan timur. Selain
fasad e T inggi lantai dari permukaan menjadi
bahan pertimbangan dalam men ciptakan
kenyaman an term al dalam ruang, dimana
tingkat kelembaban y ang dihasilkan dari
bidang dibawahny a. Menurut Riyanto (2000)
semakin tinggi permukaan lantai bangunan
dari tanah mak a kelemb aban rata-rata
semakin berku rang, semakin d ekat lok asi
rumah dengan bidang ai r/ sungai, maka
kelembabany a semakin tinggi.
T etapi menurut Lippsmeier (1997)
bidang darat menjadi pan as dua kali lipat
dibandingkan dengan bidang air deng an luas
yang sama. Bidang air kehilangan energi
panasnya
k arena
p enguap an.
Karena
temperature udara seb agian bes ar ditentukan
oleh sentuhan udara deng an permukaan
tanah, maka terjadilah temperature yang
tinggi dengan kelembab an yang rendah, dan
temperatur yang rend ah deng an kel embaban
yang tinggi, pada lokasi/ rumah yang berada
di atas bidang air.
Penggunaan
material
kayu
pad a
dinding, pada umumnya b anyak digunakan
pada rumah di daerah tropis. Dimana
pemasangan kayu disusun secara ho rizontal,
dimana memiliki celah atau rongga. Menurut
Frick (2008) dinding y ang memiliki rongga /
celah
p engudaraan
lebih
kering
(kelembab abn reati f menurun) dibandingkan
dengan dinding masif biasa.
Dalam bangunan p ada d aerah iklim
tropis untuk menurunkan perpindahan p anas
dalam bangunan hany a mengand alkan system
ventilasi alami. Menurut Frick dkk (2008 ),
cross –ventilasion mengh asilkan p enyegaran
udara v entilasi terbaik karena s elain terjadi
pertukaran udara dalam ru ang terjadi pula
proses penguap an yang menurunk an suhu
pada kulit manusia.
Dari sejumlah pen elitian tentang
kenyaman an termal , bah wa s epakat d engan
definisi
oleh
Fanger
(1970),
bahwa
kenyaman an term al ad alah kondisi seseo rang
merasa nyaman terh adap lingkunganny a.
Kuntifikasi b erdas arkan ras a keny amanan
termal dilakukan b erd asark an hasil pen elitian
empiric terhadap sejumlah v ariab el klimatik
dan parameter tubuh manusia. Variabel
klimatik meliputi suhu udara, suhu radiatif,
kelembaban ud ara, dan kecepat an angin.
Sedangkan p aram eter tubuh manusia seperti
jenis tubuhnya, aktifitas yang dilakuk an dan
jenis pakaian yang digunakan.
METODE PENELITIAN
Alat dan Data Yang digunakan
a.
Alat pengukuran suhu d an kelemb aban
yaitu T hermo-hygrometer.
b.
Alat pengukur pergerak an udara ad alah
Anemometer.
Setelah mend apatkan data dari survey, untuk
mengidentifik asi T emperatur E fekti f ( T E ),
dengan menggun akan nomogram. Setelah
mendapatkan hasil dari suhu efekti f dari
nomogram, maka dilihat interval kenyamanan
menurut Mom dan Wiesbrom (1940) s ebagai
mana ditulis dalam Sugijanto (1989), yaitu
Sejuk Nyaman suhu antara 20,5 ° C – 22,8 °
C (T E), Nyaman Optimal suhu antara 22,8 °
C - 25,8 ° C (T E), Hangat Ny aman suhu
antara 25,8 ° C - 25,1 ° C (T E). Selain itu
untuk
mengetahui
kondisi
kenyamanan
ruang, maka menggun akan p erhitungan
kenyaman an termal antara lain indeks PMV
(
Predicct ed Mean Vote
) dimana merup akan
teori kenyamanan termal yang memprediksi
kenyaman an
termal
s eseorang.
Indeks
PPD
(Predicted
Percentag e
of
Dissatisfied)
digunakan untuk memprediksi
berap a banyak orang yang meras a tidak
nyaman dari suatu kondisi termal di dalam
suatu ruang an. Indeks PMV (
Predi ccted
Mean
Vote
)
adalah
mod el
yang
menghubungkan antara sensasi termal dengan
kombinasi dua variable d an empat variabel
iklim ( Fanger,1982 sebag aimana ditulis
dalam Sugini 2014). Adapun formulasinya
sebagai berikut :
PMV =
Dimana Qcp = M - R - C - E
resl- E
ress- E
difKeterangan :
Act
: Jenis Aktifitas (met)
e
: Bilangan eksponensial
Adu : Luas kulit tubuh (m
2)
M : Metabolisme T ermal (W)
R : Perpindahan Panas Radiasi (W)
C : Perpindahan Panas Konveksi (W)
Eresl : Produksi Panas Laten Melalui
Proses Respiransi (W)
Eress : Perpindahan Panas Respirati f
Sensibel (W)
Edif : Perpindahan Panas Di fusi Kulit (W)
Setelah
mendapatk an
hasil
dari
perhitungan PMV,maka dap at dilihat seperti
di tabel yaitu 7 (tujuh) pol a skala
kenyaman an yang diketahui d ari b eberapa
referensi sep erti Sangkert adi (2006), dapat
dilihat pada T abel 1.
Perhitungan nilai PMV dilakukan
pada ruang keluarga, dimana aktivitas
responden
duduk
sant ai
dengan
menggunakan p akaian baju tropis ringan.
Masing-masing dilakukan pad a ru ang dalam
rumah lanting dan rumah panggung. T itik
pengukuran dilakukan di ruang keluarg a,
dimana tinggi alat ukur suhu, kelembaban
dan angin diletakkan setinggi ±50 cm.
Dimana penggukuran dilakukan s elama
periode s atu hari Pukul 07.00-19.00 pada
bulan April.
Tabel 1 Definisi skala P MV
Kemudian
kuisioner
k enyaman an
termal diberikan k epad a respond en dari
masing masing rumah (studi kasus). Dimana
pada nantinya seb agai bah an pembanding
dengan hasil perhintungan indeks PMV dan
PPD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumah Lanting
T emperatur Udara p ada rumah lanting
pada jam 7.00 – 11.00 berada pada kondisi
Hangat Ny aman di m ana suhu T E seb esar
26,1ºC - 26,8°C, suhu berada pada pun cak
pada jam 13.00 pada kondisi Panas di mana
suhu T E sebesar 28,5°C dan selanjutnya pada
pukul 14.00-19.00 temperatur menurun p ada
kondisi Hangat Ny aman d engan suhu T E
sebesar 27,4°C – 25,2°C. Dimana tingkat
kelembaban p ada p agi- malam hari masih
berad a berada k ategori Ny aman, karena
kelembaban relati f pada ru ang luar dan dalam
berad a pad a 50%-70%. Perg erak an angin
pada ru ang luar dan ruang dalam masih p ada
kategori nyaman dimana nilai pergerakan
udara pad a pagi hari 0.85m/s – 1.13 m/s pada
siang hari 1.14 m/s – 1.94 m/s. Pada sore –
malam berada pad a nilai 0.99 m/s – 0.65 m/s.
Gambar 4
Gambar Grafik Temperatur Efektif P ada Rumah Lanting
Untuk
mengetahui
kondisi
kenyaman an term al digunakan p erhitungan
kenyaman an termal deng an indeks PMV
(
Predicct ed Mean Vote
) dimana merup akan
teori kenyamanan termal yang memprediksi
kenyaman an
term al
seseo rang.
Setelah
mendapatkan nilai indeks dari PMV maka
diketahui
berap a
persentas e
orang
memprediksi meras a tidak nyaman dari suatu
kondisi termal di dalam suatu ruangan
dengan menggun akan indeks PPD
(Predicted
Percentag e of Dissatisfied).
Menurut hasil an alisis PMV indeks
kenyaman pad a p agi hari (07.00-10.00) rasa
Nyaman dirasak an hanya 1 jam saja pada
pukul 07.00 dengan nilai PMV 0,3, dan
mengarah pad a kondisi Agak Panas pada
pukul 10.00 den nilai PMV 1,3. Dan sampai
pada kondisi puncak di siang hari pukul
13.00, dengan indeks kenyaman Sangat Panas
dimana nilai PMV 3,0. Pada sore pukul 15.00
dalam kondisi Panas dan mengarah pada
kondisi Agak Panas dengan nilai PMV 0,6.
Dimana hasil PPD ditunjukan pad a
Pagi hari dengan indeks kenyaman an PMV
sekitar 0,1-0,5 dinyatakan nilai PPD berada
pada 5 %, maka pad a pagi pukul 07.00 hari
masih dapat dikatakan dal am kondisi
Nyaman. Pada siang hari berada dalam
kondisi Sangat Panas dimana nilai indeks
PPD mencapai 26% - 55%, , dimana
persentasi o rang y ang setuju tidak nyaman
melebihi dari setengah. Dan pada sore-malam
hari dalam kondisi meng arah ag ak pan as,
dimana nilai presentase kecil yaitu 5%-26%.
Gambar 5
Gambar P erhitungan Indeks P MV dan PP D P ada Rumah Lanting
Dari hasil analisi perhitungan PMV
dan PPD, kondisi pada ruang dalam di
Rumah Lanting cend erung merasak an T idak
Nyaman. Dimana pers entase ketidak pu asan
melebihi dari set engah y aitu 55% pad a titik
puncak siang hari dan pres entase ketidak
puasan mendek ati setengah sebes ar 26-43%
pada sore d an malam hari. Hal ini dibenarkan
oleh pendap at dari responden dimana lebih
rentan meras a T idak Nyaman s elama p eriode
satu hari pada bulan april.
Perbedaan persepsi keny amanan d ari
indeks PMV dan PPD dibandingkan dengan
hasil Kuesioner dimana PMV mend apatkan 1
jam rasa nyaman y aitu pada pagi hari pukul
07.00 dan hasil dari kuesioner mencapai 6
jam rasa nyam an yaitu p ada pagi h ari pukul
07.00-10.00 dan 18.00-19.00. Dari h asil
perhitungan an alisis indeks PMV dan PPD
dibandingkan deng an h asil kuisioner terasa
lebih hangat atau lebih 1 skala.
Tabel 2
P erbandingan Skala P MV dan Hasil Kuisioner
Rumah Panggung
T emperatur
Ud ara
pad a
rumah
panggung pada jam 7.00 – 11.00 berada p ada
kondisi Hangat Nyam an di man a suhu T E
sebesar 25,0ºC - 26,5°C, suhu berada pada
puncak pad a jam 13.00 pada kondisi Panas di
mana
suhu
T E
sebesar
28,5°C
dan
selanjutnya
pad a
pukul
14.00-19.00
temperatur menurun pad a kondisi Hangat
Nyaman dengan suhu T E sebesar 27,5°C –
27,0°C. Dimana tingkat kelembaban pada
pagi- malam h ari masih b erada berada
kategori Nyam an, karen a kel embaban relati f
pada
d alam
berada
pad a
53%-67 %.
Pergerakan angin pad a ruang dalam m asih
pada
k ategori
nyaman
dimana
nilai
pergerakan ud ara p ada pagi h ari 0.45m/s –
0.79 m/s pada siang hari 1.19 m/s – 0.95 m/s.
Pada sore – mal am kecepatan angin seb esar
0.63 m/s – 0.17 m/s.
Untuk
mengetahui
kondisi
kenyaman an term al digunakan p erhitungan
kenyaman an termal deng an indeks PMV
(
Predicct ed Mean Vote
) dimana merup akan
teori kenyamanan termal yang memprediksi
kenyaman an
term al
seseo rang.
Setelah
mendapatkan nilai indeks dari PMV maka
diketahui
berap a
persentas e
orang
memprediksi meras a tidak nyaman dari suatu
kondisi termal di dalam suatu ruangan
dengan menggun akan indeks PPD
(Predicted
Percentag e of Dissatisfied).
Gambar 6
Gambar Grafik Temperatur Efektif P ada Rumah P anggung
Menurut hasil an alisis PMV indeks
kenyaman pad a p agi hari (07.00-10.00) rasa
Nyaman diras akan selam a 2 jam pada pukul
07.00-08.00 dengan nilai PMV 0,2-0,5, dan
mengarah pad a kondisi Agak Panas pada
pukul 10.00 den nilai PMV 0,6. Dan sampai
pada kondisi puncak di siang hari pukul
13.00, dengan indeks kenyaman Sangat Panas
dimana nilai PMV 2,9. Pada sore pukul
15.00-19.00 dalam kondisi Panas dan
menurun pad a kondisi Agak Panas d engan
nilai PMV sebesar 1,1.
Dimana hasil PPD ditunjukan pad a
Pagi hari dengan indeks kenyaman an PMV
sekitar 0,3-0,5 dinyatakan nilai PPD berada
pada 5%, maka p ada pagi h ari pukul
07.00-08.00, masih dapat dikatakan d alam kondisi
Nyaman. Pada siang hari berada dalam
kondisi Sangat Panas dimana nilai indeks
PPD mencapai 26% - 43%, , dimana
persentasi o rang y ang setuju tidak nyaman
hampir mencap ai setengah. Dan pada
sore-malam hari dalam kondisi mengarah agak
panas, dimana nilai presentas e kecil yaitu
26%.
Gam bar 7
Gam bar Perhitungan Indeks PMV dan PPD Pada Rum ah Panggung
Dari hasil analisi perhitungan PMV
dan PPD, kondisi pada ruang dalam di
Rumah Panggung cendrung merasak an T idak
Nyaman. Dimana persent ase pada pagi hari
sebesar 5%-26%, ketidak puasan mendek ati
setengah y aitu 43% p ada titik puncak siang
hari, dan presentas e ketidak puasan seb esar
26% pada sore dan malam hari. Hal ini
dibenarkan oleh pendap at d ari responden
dimana lebih rentan merasa T idak Nyaman
selama periode 1 hari pada bulan April.
Hal ini dibenarkan oleh pendapat dari
responden dimana l ebih rentan meras a T idak
Nyaman selama 1 hari. Dari hasil perhitungan
analisis indeks PMV dan PPD dibandingkan
dengan hasil kuisioner dirasak an lebih hangat
atau lebih 1 skala.
Tabel 3
P erbandingan Skala P MV dan Hasil Kuisioner