• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH K OMPOSISI DAN SUHU ANNEALING TERHADAP SIFAT OPTIK FILM TIPIS BARIUM ZIRKONIUM TITANAT (BaZrxTi1-xO3) REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH K OMPOSISI DAN SUHU ANNEALING TERHADAP SIFAT OPTIK FILM TIPIS BARIUM ZIRKONIUM TITANAT (BaZrxTi1-xO3) REPOSITORY"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH K OMPOSISI DAN SUHU ANNEALING TERHADAP SIFAT OPTIK FILM TIPIS BARIUM ZIRKONIUM TITANAT (BaZr

x

Ti

1-x

O

3

)

REPOSITORY

OLEH

HERI ARDIAN NIM. 1603110272

PROGRAM STUDI S-1 FISIKA JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU

2020

(2)

1 PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU ANNEALING TERHADAP SIFAT OPTIK

FILM TIPIS BARIUM ZIRKONIUM TITANAT (BaZr

x

Ti

1-x

O

3

) Heri Ardian, Rahmi Dewi*

Prodi Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. Prof. Dr. Muchtar Luthfi

Pekanbaru 28293, Indonesia

*drahmi2002@yahoo.com ABSTRACK

The manufactured of BZT material in the formed of a thin film that deposited on a glass substrate has been carried out using the sol-gel method. The objectives achieved in this study were to determine the optical properties such as absorbance, transmittance, refractive index, film thickness, absorption coefficient and energy band gap values using the plot Tauc method with different compositions at 650 ºC. Characterization was performed using an Ultraviolet- Visible spectrophotometer with a thin film of BaZrxTi

1-x

O

3

where x = 0.25 ; 0.30 ; 0.35 at 650ºC. The energy band gap values of the BaZr

0,25

Ti

0,75

O

3

at 650 ° C were 3,10 eV, for BaZr

0,30

Ti

0,70

O

3

was 3,83 eV and for BaZr

0,35

Ti

0,65

O

3

was 3,84 eV.

Keywords: BZT thin films, sol-gel method, optical characterization, energy band gap

ABSTRAK

Pembuatan bahan BZT berbentuk lapisan tipis diatas substrat kaca telah dilakukan dengan menggunakan metode sol-gel. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui sifat optik dari absorbansi, transmitansi, indeks bias, ketebalan lapisan, koefisien serap dan nilai celah pita energi menggunakan metode Tauc plot dengan komposisi yang berbeda pada suhu 650 ºC. Karakterisasi dilakukan menggunakan spektrofotometer Ultraviolet-Visible dengan lapisan tipis BaZr

x

Ti

1-x

O

3

dimana x= 0,25; 0,30; 0,35 pada suhu 650ºC. Nilai celah pita energi lapisan tipis BaZr

0,25

Ti

0,75

O

3

pada suhu 650°C yaitu 3,10 eV, untuk BaZr

0,30

Ti

0,70

O

3

yaitu 3,83 eV dan untuk BaZr

0,35

Ti

0,65

O

3

yaitu3,84 eV.

Kata Kunci : Lapisan tipis BZT, metode sol-gel, karakterisasi optik, celah pita energi

(3)

2 1. PENDAHULUAN

Material ferroelektrik merupakan material dielektrik yang memiliki molekul polar dan dapat terpolarisasi secara spontan. Polarisasi secara spontan dihasilkan oleh keadaan non simetrik dari ion-ion dalam unit sel, dimana hasilnya berupa momen dipol listrik pada unit sel tersebut [1].

BaZr

x

Ti

1-x

O

3

merupakan salah satu bahan ferroelektrik yang sangat dikenal karena sifat listriknya yang sangat baik.

Sifat ferroelektrik dari BZT sangat tergantung pada jumlah Zr yang didistribusikan dengan Ti [2].

Lapisan tipis BaZr

x

Ti

1-x

O

3

ditumbuhkan menggunakan metode sol- gel yang kemudian diteruskan dengan proses spin coating. Metode sol-gel adalah proses yang digunakan untuk pembuatan material anorganik melalui suatu reaksi kimia dalam suatu larutan pada suhu relatif rendah. Teknik spin coating merupakan proses yang paling sederhana dan cepat dalam penumbuhan lapisan tipis. Lapisan tipis yang dihasilkan dengan bantuan spin coater ini memiliki tingkat kehomogenan yang cukup tinggi [3].

Lapisan tipis BaZr

x

Ti

1-x

O

3

ditumbukan dengan variasi komposisi.

Dimana x merupakan bilangan presentase untuk Ba 100% dan Zr

x

Ti

1-x

O

3

. Perbandingan Zr dan Ti adalah 25%.75%

untuk x=0,25; 30%.70% untuk x=0,30 dan 35%.65% untuk x=0,35. Lapisan tipis dikarakterisasi menggunakan spektroskopi UV-Vis untuk melihat sifat optiknya. Data absorbansinya diolah dengan metode Tauc plot untuk menentukan celah pita energi optik.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan beberapa tahap yaitu sebagai berikut: Tahap pertama persiapan substrat yang dapat dilihat pada gambar 1.

gambar 1. Persiapan substrat Tahap kedua pembuatan larutan BaZr

x

Ti

1-x

O

3

yang dimulai dengan persiapan bahan yang digunakan yaitu Barium Karbonat (BaCO

3

), Zirkonium dioksida (ZrO

2

) dan Titanium dioksida (TiO

2

) yang ditimbang menggunakan timbangan digital dengan komposisi yang berbeda yaitu sampel A (x=0,25), sampel B (x=0,30) dan sampel C (x=0,35).

Pembuatan larutan dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan Larutan BZT Tahap ketiga proses pembuatan lapisan tipis dilakukan dengan cara mengambil 3 tetes larutan BZT untuk diteteskan diatas substat kaca yang telah ditempatkan pada spin coating. Kemudian substrat diputar dengan kecepatan 3500 rpm selama 30 detik dan dilakukan 3 kali pengulangan dengan cara yang sama.

Langkah berikutnya adalah pemanasan

suhu awal 150°C dengan menggunakan

oven selama 30 menit bertujuan agar

kandunganzat-zat lain seperti: Air (H

2

O)

(4)

3 dan gas (CO

2

) hilang. Setelah itu

dilakukan pre annealing selama 30 menit pada suhu 300°C menggunakan oven dan selanjutnya sampel diannealing selama 1 jam pada suhu 650°C.

3. HASIL dan PEMBAHASAN Lapisan tipis BaZr

x

Ti

1-x

O

3

telah ditumbuhkan dengan baik pada suhu 650°C dengan komposisi yang berbeda.

Hasil UV-Vis berupa Absorbansi dan transmitansi dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 3. Spektrum absorbansi optik lapisan tipis dari sampel BaZr

0,25

Ti

0,75

O

3,

BaZr

0,30

Ti

0,70

O

3

dan BaZr

0,35

Ti

0,65

O

3

pada suhu 650°C.

Gambar 4. Spektrum transmitansi optik lapisan tipis dari sampel BaZr

0,25

Ti

0,75

O

3,

BaZr

0,30

Ti

0,70

O

3

dan BaZr

0,35

Ti

0,65

O

3

pada suhu 650°C.

Hasil karakteristik absorbansi pada Gambar 3 menunjukkan bahwa sampel dengan komposisi berbeda dan suhu yang sama, terlihat nilai absorbansi yang berbeda karena kerapatan dan

kehomogenan bahan yang dihasilkan berbeda-beda [4].

Gambar 4 menunjukkan bahwa transmitansi dengan komposisi yang berbeda dan suhu sama, terlihat nilai transmitansi merupakan kebalikan dari nilai absorbansi [5]. Sampel transmitansi pada subu yang sama memiliki titik transmitansi maksimum (T

M

) dan minimum (T

m

) pada masing-masing komposisi dari lapisan BaZr

x

Ti

1-x

O

3.

Sampel lapisan tipis BaZr

0,25

Ti

0,75

O

3

pada panjang gelombang 1 (λ

1

) 775 nm dan panjang gelombang 2 (λ

2

) 450 nm dengan nilai transmitansi maksimum diperoleh TM

1

99,494% dan TM

2

98,909%, transmitansi minimum Tm

1

90,552% dan Tm

2

96,649%. Sampel lapisan tipis BaZr

0,30

Ti

0,70

O

3

pada panjang gelombang 1 (λ

1

) 700 nm dan panjang gelombang 2 (λ

2

) 425 nm dengan nilai transmitansi maksimum diperoleh TM

1

97,364% dan TM

2

96,094%, transmitansi minimum Tm

1

89,145% dan Tm

2

90,448%.

Sedangkan sampel lapisan tipis BaZr

0,35

Ti

0,65

O

3

pada panjang gelombang 1 (λ

1

) 775 nm dan panjang gelombang 2 (λ

2

) 475 nm dengan nilai transmitansi maksimum diperoleh TM

1

97,723% dan TM

2

96,094%, transmitansi minimum Tm

1

89,145% dan Tm

2

91,033%.

Celah pita energi optik pada lapisan tipis BaZr

x

Ti

1-x

O

3

dapat ditentukan dengan mengolah data transmitansi yang diperoleh dari Gambar 4. Pengukuran transmitansi dimulai dari cahaya uktraviolet sampai cahaya tampak pada panjang gelombang 300 nm – 800 nm.

Ketebalan dan indeks bias lapisan tipis ditentukan dengan menggunakan persamaan [6].

𝑁

1

= 2 𝑛

𝑠𝑇𝑀1−𝑇𝑚2

𝑇𝑀1.𝑇𝑚2

+

𝑛𝑠2+1

2

(1) 𝑁

2

= 2 𝑛

𝑠𝑇𝑀2−𝑇𝑚1

𝑇𝑀2.𝑇𝑚1

+

𝑛𝑠2+1

2

(2)

(5)

4 n

s

menyatakan indeks bias kaca (1,51),

indeks bias lapisan tipis BaZr

x

Ti

1-x

O

3

dapat ditentukan dengan persamaan (3) 𝑛 = √𝑁 + √𝑁

2

− 𝑛

𝑠2

(3) Hasil perhitungan indeks bias digunakan untuk menghitung nilai tebal film tipis menggunakan persamaan (4)

𝑑 =

𝜆1𝜆2

2(𝜆1𝑛2−𝜆2𝑛1)

(4) Setelah ketebalan didapat, maka nilai koefisien serap lapisan tipis untuk masing- masing panjang gelombang dapat diketahui dengan menggunakan persamaan (5)

α = −

1

d

ln (T) (5)

setelah koefisien serap lapisan tipis diketahui,kemudian menentukan celah pita energi optik menggunakan metode Tau plot yaitu metode penentuan celah optik dengan cara melakukan ekstrapolasi dari garfik hubungan (hv) sebagai sumbu x dan (αhυ)

n

sebagai kordinat sumbu y, dari kjurva dapat ditentukan nilai energi gap lapisan tipis BaZr

x

Ti

1-x

O

3

dengan masing-masing komposisi.

Gambar 5. Penentuan celah pita optik BaZr

0,25

Ti

0,75

O

3,

menggunakan metode pada suhu 650°C.

Gambar 6. Penentuan celah pita optik BaZr

0,30

Ti

0,70

O

3,

menggunakan metode pada suhu 650°C.

Gambar 5. Penentuan celah pita optik BaZr

0,35

Ti

0,65

O

3,

menggunakan metode pada suhu 650°C.

4. KESIMPULAN

Lapisan tipis BaZr

x

Ti

1-x

O

3

telah berhasil ditumbuhkan dengan metode sol- gel pada suhu 650°C. Nilai absorbansi pada suhu yang sama dan komposisi berbeda, terjadi perbedaan nilai karena kerapatan dan kehomogenan bahan yang dihasilkan berbeda-beda. Lebar celah pita optik lapisan tipis BaZr

x

Ti

1-x

O

3

pada suhu 650°C didapatkan dengan metode Tauc plot dimana celah pita energi BaZr

0,25

Ti

0,75

O

3

rentang dari 3,10 eV, untuk BaZr

0,30

Ti

0,70

O

3

rentang dari 3,76 eV dan untuk BaZr

0,35

Ti

0,65

O

3

rentang dari3,64 eV.

5. REFERENSI

[1] O’Brien, L. Brus, C. B. Murray. 2001.

Synthesis of Monodisperse

Nanoparticles of Barium

Titanate: Toward a Generalized

Strategy of Oxide Nanoparticles

(6)

5 Synthesis. J. Am. Chem. Soc

123: 12085-12086.

[2] Merry Yuliana. 2012. Pembuatan Lapisan Tipis Barium Zirkonium Titanat (BZT) Menggunakan Metode Sol-Gel Dengan Variasi Holding Time Pada Proses Annealing. Skripsi S-1 Jurusan Fisika, USM.

[3] Naat, J.N., Tjahjanto, R.T, dan Masruroh. 2014. Pengaruh Kecepatan Putar Deposisi Terhadap Struktur Kristal, Ketebalan Dan Morfologi Lapisan Tipis Timbal Zirkonat Titanat (Pzt) Dengan Metode Spin Coater. Chimica Et Nature Acta Vol.2 No.2.

[4] Dewi, R., Krisman., Taufik, H. 2016.

Penentuan Celah Pita Energi Film Tipis Barium Stronsium Titanat (Ba

1-x

Sr

x

Ti

3

) x=0,4,: 0,5 dan 0,6. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) 5:

2339-0654.

[5] Rasyidi, Muhsin. 2015. Analisis Sifat Optik dari Campuran Serbuk SiO

2

-ZnO dengan Variasi Suhu sebagai Alternatif Bahan Semikonduktor pada Sel Surya, Skripsi Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

[6] Swanepoel, R. 1983. Determination of the thickness and optical constants of amorphous silicon.Journal of Physics E:

Scientific Instruments, 16(12),

p. 1214-1222.

Gambar

gambar 1. Persiapan substrat  Tahap  kedua  pembuatan  larutan  BaZr x Ti 1-x O 3  yang  dimulai  dengan  persiapan  bahan  yang  digunakan  yaitu  Barium  Karbonat  (BaCO 3 ),  Zirkonium  dioksida    (ZrO 2 )  dan  Titanium  dioksida  (TiO 2 )  yang  diti
Gambar  3.  Spektrum  absorbansi  optik  lapisan  tipis  dari  sampel  BaZr 0,25 Ti 0,75 O 3,  BaZr 0,30 Ti 0,70 O 3
Gambar 5. Penentuan celah pita optik        BaZr 0,25 Ti 0,75 O 3,    menggunakan         metode  pada suhu 650°C

Referensi

Dokumen terkait

di suatu sekolah dasar, ada seorang guru yang selalu tulus mengajar dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh membuat suasana kelas yang baik untuk murid-muridnya.. Ketika

Pra penelitian yang dilakukan di UPTD Pengolahan Kulit Padang Panjang dengan menggunakan bahan penyamak nabati lainnya yang berasal dari gambir sebanyak 15- 35% diperoleh

Ini dilakukan dengan pelepasan hak atas tanah dengan mendapat ganti rugi yang tidak berupa uang semata akan tetapi juga berbentuk tanah atau fasilitas lain.5 Berdasarkan pemaparan

Dimensi empati dengan nilai 81,01% artinya tingkat kinerja yang baik dan sesuai dengan harapan yang sangat tinggi dan yang terakhir yaitu dimensi bukti langsung dengan nilai

Hasil yang dicapai dalam pengabdian adalah: melalui kegiatan pelatihan manajemen usaha jumlah tenaga pengrajin meningkat dari 12 menjadi 30 orang, dengan melakukan

Kebudayaan tradisional adat Toraja ini meliputi segala aspek yang berhubungan dengan masyarakat, ukiran kayu, rumah adat, upacara pemakaman, musik/tarian,

Berdasarkan hasil wawancara, para anggota DPRD tersebut di atas mengakui sudah ba- nyak hal yang pihak mereka lakukan untuk dapat menyelesaikan konflik sengketa

Hal ini tidak sesuai dengan teori Jacobson yang menyatakan bahwa bunyi getar [r] belum muncul pada pemerolehan fonologi anak umur 2;0.. Ini merupakan