• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

8 A. Tinjauan Teori

1. Remaja

a. Pengertian

Remaja atau adolescenc (Inggris ), berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Widyastuti, 2009 ).

Batasan usia masa remaja adalah masa diantara 12- 21 tahun dengan perincian 12- 15 tahun masa remaja awal, 15- 18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18- 21 tahun masa remaja akhir. Masa pubertas meliputi masa remaja awal dan berisi perubahan fisik seperti percepatan pertumbuhan dan timbulnya seksualitas (Haditono, 2006 ).

Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan

organ- organ fisik secara cepat, dan perubahan tersebut tidak

seimbang perubahan kejiwaan (mental emosional ). Terjadinya

perubahan besar ini, memandang perlu akan adanya pengertian,

bimbingan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya, agar dalam

sistem perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan

yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja tersebut

(2)

menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani dan social (Widyastuti, 2009 ).

Terjadinya kematangan seksual atau alat- alat reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul dorongan- dorongan seksual yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Inilah sebabnya maka para ahli dalam bidang ini berpendapat bahwa kesetaraan perlakuan terhadap remaja pria dan wanita diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, agar dapat tertangani secara tuntas (Widyastuti, 2009 ).

2. Kesehatan Reproduksi

Istilah reproduksi berasal dari re yang artinya kembali, kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan sehingga istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya (Rajab, 2009 ).

Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik,

mental dan social secara utuh tidak semata- mata bebas dari penyakit

atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan system

reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Pembinaan kesehatan

reproduksi remaja bertujuan untuk memberikan informasi dan

pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi

(3)

remaja, disamping mengatasi masalah yang ada.Pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat. Diharapkan para remaja mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi sehat (Widyastuti, 2009 ).

3. Keputihan a. Pengertian

Menurut Shadine (2012 ) keputihan atau flour albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.

Sedangkan menurut Aziz (2009 ) keputihan adalah cairan yang keluar dari alat reproduksi perempuan hampir sebagian besar perempuan pernah mengalami keputihan.

Sementara menurut Bahari (2012 ) keputihan atau flour albus adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lender menyerupai nanah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keputihan adalah keluarnya

cairan selain darah dari liang vagina diluar kebiasaan, baik berbau

ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat penyebab

keputihan dapat secara normal (fisiologis ) yang dipengaruhi oleh

hormon tertentu (Kusmiran, 2011 ).

(4)

b. Jenis Keputihan

1) Keputihan Normal (Fisiologis )

Yaitu keputihan yang tidak di sebabkan oleh penyakit namun karena perubahan faal tubuh. Keputihan fisiologis ini tentu tidak berbahaya (Andik, 2004 ). Keputihan normal ciri- cirinya ialah : warna bening, kadang- kadang putih, kental, tidak berbau, tanpa disertai keluhan (misal gatal, nyeri, rasa terbakar, dsb ), keluar pada saat menjelang dan sesudah menstruasi atau pada saat stress dan kelelaha (Wijayanti, 2009 ).

2) Keputihan Abnormal (Patologis )

Yaitu keputihan yang diakibatkan oleh penyakit tertentu (Andik, 2004 ). Keputihan tidak normal dengan ciri- ciri ialah : jumlahnya banyak, timbul terus menerus, warnanya berubah, ( misalnya kekuningan, hijau, abu- abu, menyerupai susu atau yogrut ), disertai adanya keluhan (seperti gatal, panas, nyeri, ) serta berbau (apek, amis, dsb ) (Wijayanti, 2009 ).

c. Penyebab Keputihan

1) Penyebab keputihan fisiologis

Penyebab keputihan fisiologis menurut Bahari (2012 ) ialah : a) Aktifitas fisik yang sangat melelahkan sehingga daya tahan

tubuh melemah.

(5)

b) Pola hidup yang kurang sehat, seperti kurang olahraga, pola makan yang tidak teratur, atau kurang tidur.

c) Kondisi kejiwaan yang sedang mengalami stres berat.

d) Kondisi hormon yang tidak seimbang. Misalnya, terjadinya peningkatan hormon estrogen pada masa pertengahan siklus menstruasi, saat hamil, atau mendapatkan rangsangan seksual.

Sedangkan menurut Sibagariang, et al (2010 ) ialah :

a) Pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin sehingga bayi baru lahir sampai umur 10 hari mengeluarkan leukorea.

b) Pengaruh estrogen yang maningkat pada saat menarche.

c) Rangsangan saat koitus sehingga menjelang persetubuhan seksual menghasilkan sekret, yang merupakan akibat adanya pelebaran.

d) Adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada mulut rahim saat masa ovulasi.

e) Mukus serviks yang padat pada masa kehamilan sehingga

menutup lumen serviks yang berfungsi mencegah kuman

masuk ke rongga uterus.

(6)

2) Penyebab Keputihan Patologis :

Penyebab keputihan patologis menurut Kusmiran (2011 ) : a) Infeksi atau peradangan yang terjadi karena mencuci vagina

dengan air kotor.

b) Pemeriksaan dalam yang tidak benar.

c) Pemakaian pembilas vagina yang berlebihan.

d) Pemeriksaan yang tidak higienis.

e) Adanya benda asing dalam vagina.

f) Celana yang tidak menyerap keringat.

Sedangkan menurut Manan (2011) :

a) Sering menggunakan WC umum yang kotor, terutama WC duduk

b) Membilas vagina dari arah yang salah, yaitu dari anus kearah depan

c) Sering bertukar celana dalam/ handuk dengan orang lain d) Kurang menjaga kebersihan vagina

e) Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi f) Lingkungan sanitasi yang kotor

g) Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas (jamur

yang menyebabkan leukorea lebih mungkin tumbuh di

kondisi hangat)

(7)

h) Sering menggaruk vagina.

Sementara menurut Bahari (2012):

a) Penggunaan tisu yang terlalu sering untuk membersihkan organ kewanitaan

b) Kadar gula darah yang tinggi. Kondisis ini menyebabkan jamur penyebab keputihan tumbuh dengan subur.

c) Sering berganti- ganti pasangan ketika melakukan hubungan seksual.

d) Infeksi akibat kondom dan benang AKDR.

d. Pencegahan Keputihan

1) Pencegahan keputihan menurut Manan (2011 ):

a) Menjaga kebersihan genitalia, membersihkan vagina dengan air bersih yang mengalir dengan cara mengusap dari depan ke belakang

b) Minimalisir penggunaan sabun antiseptik karena dapat menggangu keseimbangan pH vagina

c) Menghindari penggunaan produk berbentuk bedak karena akan memicu pertumbuhan jamur

d) Memastikan vagina selalu dalam keadaan kering saat

berpakaian

(8)

e) Menggunakan celana dalam yang kering dan menyerap keringat

f) Menghindari penggunaan celana yang ketat, karena akan mengganggu masuknya udara ke organ vital

g) Mengganti pembalut tepat waktu minimal 3 kali sehari.

2) Pencegahan Keputihan menurut (Sadine, 2012 )

a) Selalu menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan alat kelamin. rambut vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat sembunyi kuman. Jadi, jangan lupa mengguntingnya atau membersihkanya agar pemberian obat keputihan berupa salep bisa lebih mudah menyerap.

b) Jika keputihan masih dalam taraf ringan, coba gunakan sabun atau larutan antiseptik khusus pembilas vagina, tapi jangan gunakan berlebihan karena hanya akan mematikan flora normal vagina dan keasaman vagina juga terganggu, jika perlu, konsultasikan dulu ke dokter

c) perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat air yang tidak bersih. Jadi, bersihkan bak mandi, ember, ciduk, water torn, dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari menjamurnya kuman.

d) setia pada pasangan merupakn langkah awal untuk

menghindari keputihan yang disebabkan oleh infeksi yang

menular melalui hubungan seksual.

(9)

e) Bagi yang sudah menikah, lakukan pap smear.

4. Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan cara merasakan, berfikir, bertingkah laku, dalam suatu situasi (Singgih, 2008 ) .

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap menurut (Azwar, 2005 )

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang diangap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang diangap penting.

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.

4) Media masa

(10)

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumenya.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada giliranya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang disadari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengaliran bentuk mekanisme pertahanan ego.

c. Sifat Sikap menurut (Wawan, 2012 )

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengaharapkan objek tertentu.

2) Sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

(11)

5. Pendidikan

a. Definisi pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala suatu upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik (Notoadmodjo, 2007 ).

b. Jenis- jenis Pendidikan

Menurut UU No. 20 tahun 2003 dan Ihsan (2010), pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian tingkatan, yaitu:

1) Pendidikan Dasar

Pendidikan daras adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat. Termasuk pendidikan dasar adalah SD dan SMP yang menjadi kesatuan pendidikan selama 9 tahun.

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan akan mempersiapkan seseorang menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan hubungan sosial budaya masyarakat.

Termasuk dalam pendidikan menengah adalah SMA (Sekolah Menengah Atas), MA (Madrasah Aliyah) dan kejuruan.

Pendidikan menengah umumnya ditempuh dalam waktu 3

tahun belajar.

(12)

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan seseorang dalam masyarakat untuk menjadi lebih profesional.

Termasuk dalam pendidikan tinggi adalah akademik lulusan SI dan pendidikan tinggi universitas.

B. KERANGKA TEORI

Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi Azwar, 2005 C. KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Pendidikan :

1. SMP 2. SMA

3. Perguruan Tinggi

Sikap Keputihan Fisiologis dan Keputihan Patologis Faktor yang mempengaruhi :

1. Pengaruh orang lain yang diangap penting 2. Pengaruh kebudayaan 3. Lembaga agama 4. Faktor emosional.

Sikap 1. Pendidikan

2. Media masa 3. Pengalaman

pribadi

(13)

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Ada Perbedaan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan

Fisiologis dan Patologis Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Pondok Pesantren Addainuriyah 2 Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian FUO klasik : infeksi, neoplasme, penyakit kolagen Demam > 38,3 o C selama lebih dari 3 minggu, sudah dilakukan pemeriksaan intensif selama 3 hari

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2014 melalui 5 sub kegiatan yaitu sub Kegiatan: (1) Perakitan varietas, (2) Perakitan Teknologi peningkatan

Segala puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karuniannya lah saya masih diberikan kesempatan untuk menyusun dan menyelesaikan

Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi desa wisata budaya wayang kulit sebagai destinasi wisata minat khusus dan komoditas pariwisata Indonesia studi kasus Desa Wisata

Penelitian yang dilakukan oleh Patterson (Berkowitz, 1995) selama lebih dari satu dekade melakukan observasi dalam hubungan keluarga, hasil penelitian memaparkan bahwa

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai

Kakiay (2003, p1) mengemukakan definisi simulasi sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang penuh

Bahasa Bali merupakan salah satu bahasa daerah besar di Indonesia, yang memiliki tradisi lisan dan tulis. Sebagai tradisi lisan bahasa Bali eksis digunakan sebagai alat komunikasi intrapenutur pada masyarakat Bali,