• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

- 60 -

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Seperti digambarkan di bab sebelumnya penelitian ini adalah merupakan studi kasus dari PT Gitaswara Indonesia. PT Gitaswara Indonesia didirikan pada tahun 1976, yang beralamat di Plaza Marein Lantai 15 Jalan Jenderal Sudirman Kav 76 – 78 Jakarta 12910 ( Perusahaan ).

Secara legalitas dan jenis perusahaan, perusahaan merupakan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia yang tercatat didalam database Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan secara kepemilikan modal merupakan perusahaan lokal yang modalnya terbagi atas saham - saham. Komisaris dan direksi ditunjuk berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham dan manajemen bertanggungjawab secara penuh kepada Komisaris dan Pemegang Saham.

Perusahaan ini sampai saat ini masih beroperasi dan memiliki 24 orang karyawan. Bidang dan kegiatan usaha pokok dari Perusahaan ini adalah Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya dan Tembakau. Secara spesifik, perdagangan dan distribusi minuman beralkohol adalah bidang usaha perusahaan ini.

(2)

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Penelitian yang berjudul Aspek Materialitas pada Penyajian Kembali Laporan Audit ini dilakukan di perusahaan pada tahun 2014 dan bertempat di Jakarta sesuai dengan lokasi perusahaan diatas. Adapun tujuan dari penelitian seperti yang telah digambarkan pada bab sebelumnya adalah meneliti pengaruh dari penyajian kembali laporan keuangan audit atas periode yang lalu kepada laporan keuangan secara menyeluruh termasuk akan kinerja manajemen, profitabilitas, pajak dan pengukuran KPI perusahaan termasuk dampak laporan keuangan tersebut kepada pengambilan keputusan para stakeholder perusahaan.

Manajemen perusahaan adalah pihak yang ditunjuk dan diberi amanat oleh pemilik perusahaan sebagai pengelola dengan tujuan memberikan keuntungan yang maksimal kepada pemilik perusahaan dan dalam penelitian ini merupakan responden utama yang berperan penting dalam pihak yang bertanggungjawab dalam penyajian laporan keuangan. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi terlibat, wawancara mendalam dan dokumentasi. Berdasarkan data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian, maka dalam kesempatan kali ini penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian seperti yang diuraikan dibawah ini :

Dari observasi dilihat bahwa penentuan metode pencatatan akrual yang dipilih oleh manajemen perusahaan digunakan metode penetapan estimasi dan menggunakan prinsip konservatisme. Dengan adanya perubahan negosiasi

(3)

manajemen dengan pihak pemasok, maka didapati dalam hasil penelitian dalam observasi bahwa terdapat perubahan atas estimasi akuntansi yang telah ditetapkan sebelumnya karena didasarkan dengan estimasi yang paling relevan dan faktual dengan kondisi perusahaan seperti yang diungkapkan oleh Chris Tissainayagam, selaku Finance Director sebagai berikut :

Pencatatan akrual harga pokok penjualan adalah berdasarkan dan sesuai dengan estimasi akuntansi yang paling mendekati dengan kondisi faktual dan berdasarkan dokumen pendukung perusahaan. Jika ada perubahan atas estimasi akuntansi dan perubahan kondisi perusahaan yang ditunjang dengan dokumen pendukung, maka nilai harga pokok penjualan juga harus disesuaikan dengan estimasi akuntansi dan dokumen pendukung.

Prinsip konservatisme digunakan dalam pencatatan akrual didalam laporan keuangan oleh perusahaan dengan mencatat akrual sesuai dengan prinsip kehati – hatian dan sesuai dengan dasar dokumentasi legalitas yang dipunyai oleh perusahaan. Berikut ini adalah observasi peneliti sebagai salah satu partisipan dan pengamat penuh juga terlibat aktif dalam penyajian laporan audit atas nama manajemen. Dalam penelitian ini didapati hasil dari observasi bahwa perusahaan menerapkan pencatatan sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan atas negosiasi dengan pihak pemasok dalam penetapan marjin pada tahun buku sebelumnya tidak material jika dikaji dan dihitung secara nominal dari sisi laba operasional perusahaan secara

(4)

umum. Berikut ini adalah penghitungan dan pengkajian aspek materialitas dari perubahan marjin tersebut sesuai dengan prosedur analitis yang dilakukan oleh auditor :

I. Penghitungan dari Perbedaan Laba Komprehensif dibandingkan dengan Laba Komprehensif tahun lalu ( dalam jutaan rupiah )

Tabel I.3

dalam jutaan rupiah

2014 2013

Kenaikan Laba

Efek Penyajian Kembali Laporan Keuangan

% Terhadap Kenaikan

Laba Laba

Komprehensif

252,942

178,326

74,616

4,650 6%

II. Penghitungan dari Laba Komprehensif tahun berjalan

Tabel I.4 dalam jutaan rupiah

2014

Efek Penyajian Kembali Laporan

Keuangan

% Terhadap

Laba Laba

Komprehensif

252,942

4,650 2%

(5)

III. Penghitungan dari Total Asset

Tabel I.5

dalam jutaan rupiah

2014

Efek Penyajian Kembali Laporan

Keuangan

% Terhadap

Total Aset Bersih Total Aset Bersih

864,083

4,650 1%

Dari keseluruhan penghitungan atas materialitas penyajian kembali laporan keuangan seperti digambarkan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai dari penyajian kembali laporan keuangan yang telah dipublikasikan sebelumnya karena perubahan marjin adalah kurang dari 10%, dimana materialitas yang telah ditetapkan oleh auditor dan manajemen sebelum audit dilakukan adalah 10% dari total asset perusahaan.

Seperti yang telah digambarkan sebelumnya bahwa untuk melakukan penyajian kembali laporan keuangan didasarkan atas Prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan No.25 dan jika dilakukan penyajian kembali laporan keuangan hal ini akan berpengaruh pada penghitungan pajak penghasilan perusahaan yang telah dibayar dan dilaporkan sebelumnya menjadi lebih bayar.

Berdasarkan hasil wawancara oleh pihak manajemen dan auditor, perusahaan tidak akan mengambil resiko atas kelebihan bayar pajak penghasilan dikarenakan

(6)

hal ini akan berdampak pada pemeriksaan pajak dan tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan jika dilakukan penyajian kembali laporan keuangan karena banyak prosedur audit dan administratif yang harus dilakukan oleh perusahaan.

Jika dilihat dari aspek materialitas, pengaruh dari penyajian kembali laporan keuangan ini tidak sebanding dengan usaha dan resiko yang ditanggung perusahaan atas dilakukannya penyajian kembali laporan keuangan seperti yang diungkapkan oleh Chris Tissainayagam selaku Finance Director PT Gitaswara Indonesia :

Manajemen PT Gitaswara Indonesia sebagai pihak yang bertanggungjawab atas laporan keuangan perusahaan sudah melakukan pengkajian dari aspek materialitas atas perubahan harga pokok penjualan yang sudah dilaporkan berdasarkan hasil diskusi dan komunikasi dengan pihak auditor yang telah melakukan audit dan melihat bahwa perubahan tersebut adalah tidak material dilihat dari segi keseluruhan laporan keuangan. Perubahan tersebut juga tidak material dilihat dari segi perpajakan dan perusahaan tidak akan mengambil risiko untuk melakukan penyajian kembali laporan keuangan dikarenakan perhitungan pajak penghasilan menjadi lebih bayar dan ada risiko perusahaan akan diperiksa oleh Kantor Pajak. Perusahaan juga pertimbangan prosedur administratif yang harus dipenuhi perusahaan untuk itu.

(7)

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Elisabeth Imelda selaku Partner yang menandatangani laporan audit dan memberikan opini atas laporan keuangan PT Gitaswara Indonesia :

Laporan Keuangan PT Gitaswara Indonesia sudah kami audit dan sesuai dengan prosedur dan standar audit yang berlaku sesuai dengan International Standards on Auditing (ISA). Setelah melakukan audit ditemukan bahwa terdapat salah saji didalam pengungkapan harga pokok penjualan dan hutang usaha perusahaan. Kami melakukan review dan pengkajian atas nilai perubahan harga pokok penjualan tersebut dengan melakukan penelitian menyeluruh apakah jumlah tersebut adalah jumlah yang material yang mendekati overall materiality yang ditetapkan pada saat belum melakukan audit dan kami lihat bahwa nilai perubahan tersebut adalah tidak material. Setelah dilakukan komunikasi dengan pihak manajemen dan konsultan pajak perusahaan, perusahaan sepakat bahwa laporan keuangan tidak akan disajikan kembali dengan pertimbangan bahwa risiko yang diterima perusahaan untuk lebih bayar pajak dan perusahaan harus melengkapi prosedur administratif perusahaan dan akan diperiksa oleh Kantor Pajak. Perusahaan setuju untuk diterbitkan Ringkasan Salah Saji Audit yang Tidak Dikoreksi dengan tipe salah saji factual dan mempunyai efek kurang dari 2% dari laba setelah pajak dan hutang lancar perusahaan pada tahun tersebut.

(8)

Sesuai dengan International Standards on Auditing 450, dalam observasi dan wawancara ditemukan bahwa perubahan atas nilai harga pokok penjualan yang sudah dilaporkan pada laporan audit periode yang lalu berdasarkan negosiasi ulang dengan supplier tersebut adalah tidak material dengan mempertimbangkan hubungan dengan laporan keuangan secara keseluruhan di tahun ini dan tahun yang lalu. Dan sesuai dengan paragraf 12 ISA 450, auditor PT Gitaswara Indonesia telah melakukan evaluasi sifat dan agregat jumlah salah saji yang tidak dikoreksi tersebut dan membuat penilaian menyeluruh apakah laporan keuangan disalahsajikan secara material. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan Nopviana – Auditor Manager Kantor Akuntan Publik Sidharta & Widjaja (KPMG Peat Marwick), Kantor Akuntan Publik yang mengaudit laporan keuangan PT Gitaswara Indonesia sebagai berikut :

Kami sebagai tim auditor yang terdiri dari Elisabeth Imelda selaku Partner, Nopviana selaku Manager Tim, Alvin Laya dan Jennifer Gani sebagai Auditor Staff sudah melakukan evaluasi atas sifat dan jumlah salah saji atas perubahan nilai harga pokok penjualan PT Gitaswara Indonesia dan kami lihat bahwa perubahan nilai tersebut tidak material dan tidak menimbulkan risiko material atas keseluruhan laporan keuangan perusahaan.

Sesuai dengan prosedur audit seperti dijelaskan diatas, pengaruh atas nilai perubahan marjin ini dilakukan penerbitan SUAM ( Summary of Uncorrected Audit Misstatement ) atau Ringkasan Salah Saji Audit yang Tidak Dikoreksi yang

(9)

ditandatangani oleh pihak manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab atas penerbitan dan penyajian laporan keuangan kepada para pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal yang ditunjukkan sebagai berikut :

Gambar I.1

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tipe salah saji adalah factual atau sesuai fakta dan realitas transaksi perusahaan dan secara keseluruhan pengaruh salah saji atas perubahan harga pokok penjualan akibat perubahan negosiasi ulang marjin dengan pihak supplier setelah pajak adalah tidak material sebagai berikut :

1. Sebesar 1.39 % dari laba setelah pajak

2. Sebesar 4.25 % dari total hutang lancar perusahaan

(10)

Ringkasan salah saji audit ini dikomunikasikan oleh pihak auditor kepada manajemen dan ditandatangani oleh manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab atas penyajian laporan keuangan perusahaan.

Aspek materialitas ini dilihat dari pengambilan keputusan para stakeholder perusahaan sangat tidak material dikarenakan secara keseluruhan nilai ini sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai pembelian barang kepada pemasok selama setahun sebagai berikut :

Tabel I.6

dalam jutaan rupiah

2014

Efek Penyajian Kembali Laporan

Keuangan

% Terhadap Total Pembelian

Setahun Total Pembelian

804,603.52 4650 1%

Dari analisis diatas dapat dilihat bahwa pengaruh penyajian kembali laporan keuangan ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pengambilan keputusan dari para stakeholder perusahaan dikarenakan pengaruhnya hanya 1% dari total pembelian selama setahun.

PT Gitaswara Indonesia sebagai perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang mempunyai reputasi internasional menerapkan bahwa audit yang dilakukan adalah sesuai dengan pekerjaan audit sesuai International Standards on Auditing ( ISA ) yang diadopsi penuh mulai 1 Januari 2013. Dan

(11)

sejalan dengan hal tersebut, dapat dilihat dalam pengamatan dan wawancara bahwa langkah – langkah audit yang dilakukan adalah berbasis resiko dari dimulainya dilakukan penilaian risiko, menanggapi risiko dan melaporkan.

Penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material yang dapat dilihat dalam penilaian perubahan harga pokok penjualan tersebut yang tidak material dilihat dari dampak pengaruhnya kepada keseluruhan laporan keuangan. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan Nopviana – Auditor Manager Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja :

Kami melakukan prosedur audit sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi dan auditing yang berlaku umum. Semua langkah audit yang kami lakukan adalah berbasis risiko. Kami melihat bahwa salah saji yang terjadi karena perubahan negosiasi dengan pihak pemasok perusahan tidak material dilihat dari penilaian risiko salah saji material dan pengaruhnya kepada keseluruhan laporan keuangan sehingga membuat kami mempunyai keyakinan secara penuh (assurance) atas laporan keuangan yang disajikan perusahaan kepada para pengguna laporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis variabel bebas, tanggapan responden terhadap Sosial Media Marketing secara keseluruhan mendapatkan hasil dengan persentase sebesar 79,7% nilai

Perusahaan membutuhkan jasa akuntan publik dan pihak terasosiasi untuk melakukan pemeriksaan atas kewajaran laporan keuangan dan dari hasil pemeriksaan tersebut akan

Dengan tingkat signifikansi 0,010 atau 10% kurang dari tingkat signifikasi 0,05 atau 5% maka komposisi dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

yang bukan berupa asam format, yaitu asam sulfat atau perasan buah atau akibat dari oksidasi alami yang terdapat pada karet terutama pada saat perendaman koagulan dalam

1. Jumlah produk cacat masih dalam jumlah yang besar. Model kemeja yang menjadi objek penelitian adalah kemeja wanita style 12FS4808. Hal ini dikarenakan, pada saat penulis

Berdasarkan temuan di atas diketahui bahwa pada umumnya sumber daya laut yang dieksploitasi terdiri atas kerang-kerangan, ikan, unggas air, burung yang hidup di sekitar

36 Gambar 20 menunjukkan bahwa suhu ekstraksi 80⁰C dan lama waktu preheating 40 menit serta bentuk ukuran bahan (tepung kernel dan tepung biji) memberikan rendemen