• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsisten OHSAS 18001:2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Konsisten OHSAS 18001:2007"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Konsisten

Konsisten adalah ajektiva atau kata sifat yang bermakna taat asas; tidak berubah-ubah, selaras sesuai.

Sesuai kata dan perbuatan, seperti teori dan praktek, teks dan implementasi persis sama. Juga bermakna ajek. Seangkan konsistensi adalah kata benda dari kata sifat konsisten – consistent (with) - English.

Bisa juga berarti teguh pendirian, komit (commit), istiqamah, stabil, tidak “mencele-mencle”, tidak plin- plan, tidak plintat-pelintut, tidak seperti air di daun talas, tidak labil. Tetapi konsisten dalam ketatannnya terhadap asas tetap tidak statis akan tetapi masih dalam kaitan dengan dinamis, asertif, tegas, teguh, kokoh, dan kata lainnya yang semakna dari itu.

Consistent (english), adjective, NOT CHANGING, always behaving or happening in as similar,

sepecially positive, way. Lawan katanya inkonsistent.Perhatikan kutipan contoh kalimat: There has been a consistent improvement in her attitude. Demikian saya kutipkan sebagian arti kata consistent dari Kamus berbahasa Inggris.

OHSAS 18001:2007

Klausa 3.3 tentang continual improvement di modul OHSAS 18001:2007. Continual improvement ialah reccurring process of enhancing the OH&S management system(1) in order to achieve

improvements in overall OH&S performance(2) consisten with the organization’s(3) OH&S policy(4). Atau dalam Bahasa, disebut sebagai poses terus menerus untuk meningkatkan sistem manajemen K3 untuk mencapai peningkatan kinerja K3 secara keseluruhan sesuai dengan kebijakan K3 organisasi. Penjelasan tentang continual improvement ini diserta dengan catatan sebagai berikut: 1) Proses tidak perlu ditetapkan di seluruh area aktivitas secara simultan/serentak. 2)Didaptasi dari ISO 140001:2004, klausa 3.2.

(1)Klausa 3.13 memuat penjelasan tentang apa itu OH&S management system atau sistem manajemen K3? OH&S management system is part of organization management system used to develop and implement its OH&S policy and manage its OH&S risks. Sistem manajemen K3 adalah sebagian dari suatu sistem manajemen organisasi yang dipakai untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan menegenai resiko-resiko K3. Sedangkan resiko-resiko K3 yang termaktub di dalam klausa 3.21 akan dibahas secara tersendiri.

(2)OH&S performance seperti termuat di klausa 3.15 atau Kinerja K3. OH&S performance is

measurable results of an organization’s manamgement of its OH&S risks. Atau Kinerja K3 adalah hasil yang terukur dari resikp-resiko K3 suatu organisasi.

(3) Organisasi tertera di dalam klausa tercantum di klausa 3.17 berbunyi Organization is company, corpooration, firm, enterprise, authority or institution, or part or combination thereof, whether incorporateed or not, public or private, that has its own functions and administration. Terjemahan bebasnya adalah organisasi adalah perusahaan, koperasi, firma, kelompok usaha enterprise, otorita(s), atau institusi, atau bagian atau tidak, publik atau swas, yang memiliki g\fungsi dan administrasi sendiri . Dengan catatan bahwa untuk organisasi dengan lebih dari satu unit operasi, dengan suatu operasi tunggal dapat disebut sebagai suatu organisasi sama seperti yang tercantum dalam klausa 3.16, ISO 14001:2004

(2)

(4)OH&S Policy yang ada di klausa 4.2 bermkna manajemen puncak harus mendefinisikan dan menyetujui kebijakan K3 dan memastikan bahwa di dalam ruang lingkup dari sistem manajemen K3:

Bahwa Kebijakan K3 itu harus menaatai asas sebagai berikut:

1. sesuai dengan sifat dan skala resiko-resiko K3 organisasi;

2. Mencakup suatu komitmen unbtuk pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja (ill-helath) dan peningkat berkelanjutan di dalam menajemen K3 dan kinerja K3.

3. Mencakup suatu komitmen untuk paling tidak mematuhi p eraturan K3 dan persyaratan lain yang relevan yang biasa dilakukan organisasi yang terkait dengan resiko-resiko K3.

4. memberikan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau tujuan-tujuan K3;

5. Didokumentasikan, ditetapkan, dan dipelihara;

6. Dikomunikasikan ke seluruh karyawan dalam kawalan organisasi dengan tujuan bahwa karyawan menyadari kewajiban K3 masing-masing.

7. Tersedi untuk pihak-pihak terkait; dan

8. Dikaji ulang atau direview secara periodik/berkala untuk memastikan kebijakan tetap relevan dan sesuai untuk organisasi.

Contoh Kasus

Setelah seorang rekan saya menginformasikan bahwa ia melakuakan audit internal di organisasinya. Lalu Prosedur Pengenalan Bahaya menyatakan bahwa semua pekerjaan rutin mewajibkan adanya HIRA – Hazard Identification and Risk Assessment. Atau sering disingkat saja menjadi RA – risk assessment.

Semua pekerjaan rutin wajib di-cover oleh (HI)RA, Sebaliknya pekerjaan non-rutin harus di-cover oleh JSA – Job safety Analysis. Masih ada istilah pekerjaan rutin dan non rutin yang sebetulnya harus didefiniskan. Tetapi saya sudah memahaminya secara sederhana bahwa yang dimaksud pekerjaan rutin adalah pekerjaan yang sudah ada work instructionnya dimana/prosedurnya itu secara tertulis. Atau bahasa sederhana yaitu pekerjaan yang sudah biasa dilakukan di dalam kantor, workshop, di lapangan seperti pengangkatan normal atau biasa-biasa saja.

Sedangkan pekerjaan non-rutin dipahami sebagai pekerjaan yang resikonya menengah (atau hampir resiko tinggi) samapai resiko sangat ekstrim (unaccdeptable risk). Atau masuk ke dalam pekerjaan yang mengharuskan JSA (lihat pembahasan lain tentang JSA – yang juga saya posting).

HAZARD/HAZID?RISK/HARM/DANGER

Mari kia lihat dulu apa itu Hazard idetification (HAZID). HAZID ialah suatu proses mencari,

mengidentifkasi dan menentukan apa yang boleh terjadi, kenapa dan bagaimana boleh terjadi oleh adanya bahaya itu, proses ini disebut hazard identification atau identifikasi bahaya.

Mirip dengan HAZID, risk assessment (RA) is the the proses of determining what can happen, why and how (can occur). Tentu proses penentuan apa yangboleh terjadi dan kenapa serta bagaimana bisa terjadi oleh adanya resiko yang hadir. Tetapi ingat bahwa RA adalah bagian dari hazard identification itu

(3)

sendiri. Hazard identification bisa berupa JSA/JHA, RA, FTA-Failure Tree Anal;ysis, HAZOP – Hazard Operatibility, HAZAN – hazard anlisys, TRA – task risk assessment istilah di McDermott (sebetulnya JSA ). Coba anda cari TRA di internet, saya kira tidak akan menemukannya secara spesifik, sebab TRA itu adalah JSA yang dimodifikasi oleh McDermott..

Dua terminologi bahaya dan resiko yang maknanya mirip dan hampir serupa. Sering menjadi pertanyaan tentang apa perbedaan bahaya (hazard/danger) dan resiko. Bahaya atau hazard is a soruce of potential harm or a situational with apotential to cause loss. Sementara resio atau risk is the chance of something happening that will have an impact upon objectives. It is measured in terms of consequence(s) and likelihood. Ingat kata danger – bahaya – termuat di modul pelatihan Calon Ahli K3 oleh Depnaker.

Pertanyaan lain apa beda resiko dengan harm/danger? Dalam bahasa Indonesia bahaya atau danger/harm mrip dengan hazard bukan? Tetapi ada sedikit perbedaan sehingga tidak membuat kacau pemahaman kita. Harm bisa mendekati atau sangat dekat dengan pengertian kondisi (boleh, bisa, dapat dengan segera )mencederai (injure), melukai (cut), merugikan (loss) atau berpotensi sejenis ketimbang dari pada bahaya dalan terminologi hazard seperti disebutkan di atas.

Kembali kepada soal kasus di atas yang dialami rekan saya. Beliau menemukan suatu kejanggalan atau non-conformity. Pekerjaan yang tidak ada RA-nya ternyata tidak di-JSA-kan. Pekerjaan yang seharusnya di-JSA ternyata di-(HI)RA-kan. Sekedar ia memastikan kepada saya bahwa apakah yang ia anggap sebagai finding, apa betul sebagai finding menurut saya.

Jawaban saya adalah YA. Ringakas cerita kepada beliau bahwa itu menyalahi konsistensi suatu prosedur atau requirement dan itu diatur di dalam semua standar baik seri ISO 14000-an, 900-an, dan khususnya juga ISO 18001:2004. Waktu itu saya memang tidak sedetil seperti tulian untuk menjelaskan kepada rekan saya itu. Klausanya pun saya lupa nomor berapa. Setelah sampai di rumah saya mencoba kembali membuka dokumen ISO 18001:2007 dan begitulah adanya seperti di awal tulisan ini . Bahwa di dalam continual improvement itu harus ada konsistensi, consistent with…

Ini bisa menjadi temuan audit (audit finding). Bukan sebagai observasi. Ia sudah menyalahi prosedur organisasi itu. Bukan sebagai pengamatan belaka Apakah ia masuk finding dalam kategori major atau minor itu sangat bergantung dari prosedur mereka. Bisa menjadi major dan bisa menjadi minor. Kembali kepada kali-kali atau identifikasi kuantitatif//kualitatif dari tingkat adopsi resiko yang dianut perusahaan itu. Kalau risk rating-nya atau tingkat resikonya itu medium ke atas maka finding itu bersifat major.

Sebab bahkan resikonya berakibat potential mebunuh orang atau membuat karyawan cacat jika likelihhodnya pada rating medium sampai tinggi. Dan bisa menjadi minor jika likelihhodnya di bawah medium.

Justifikasi pengkategorian ini didasarkan pada tingkat penegtahuan dan pengalaman seorang auditor. Juga pertimbangan rujukan prosedur perusahaan yang diaudit. Dan temuan ini dikomunikasi di saat closing meeting untuk ditetapkan sebagai temuan dan dicantumkan di dalam laporan audit. Kalau sekiranya yang diaudit itu (auditee) merasa keberatan tentu akan berargumen tentang alasannya mengapa si auditee menolok finding itu. Demikian juga auditor tentu mengutarakan alasannya yang logis dengan kali-kali matematika secara fakta bahwa temuan itu menjadi major atau minor seperti yang saya sebut di atas.

(4)

Peng-formal-an soal konsistensi itu penting. Sebab hanya dengan konsistensi running prosedur seperti teori (system) dan kenyataan di lapangan harus sama. Jika tidak konsisten maka akan jadi kacau. Tidak istiqamah namanya dalam panndangan agama Tidak teguh pendirian dalam bahasa perkawanan. Jangan bagai air di daun talas seperti kata pepatah.

Ingat bahwa kita tidak mau - tentu saja – untuk dicap sebagai penganut prosedur plin plan, plintat-plintut bukan? Karenanya apapun namanya harus konsisten. Kalau tidak mau konsisten harus dinyatakan tertulis pula sebagai pengecualiaan. Ingat fakta alam bahwa air kalau dipanaskan maka akan membuat volume bertambah Ternyata pada kondisi pemansana 4 derajat celcius volume air yang dipanaskan tidak bertambah malah berkurang maka dikatakan bahwa air mempunya sifat anomali. Berguru pada alam bahwa jika memang tidak mau konsisten pada kasus-kasus tertentu maka nyatakan secara tertlis sebagai pengecualiaan. Biar tidak di-branded sebagai orang tidak berkomitmen, orang tidak tetap teguh pendirian.

Menutup tulisan ini, saya mau katakan bahwa kata atau istilah continual improvement dan continous improvement masih ada yang tidak mengetahui perbedaan keduanya. Dan tahun lalu sewaktu saya mengikuti sebuah seminar tentang pencerahan Manajemen K3 perusahaan instruktur yang mengajar saya terus terang terus bahwa ia belum memahamai perbedaan dua kata itu.

Saya memang mengajukan pertanyaan menguji bukan untuk bermaksud blaming dan berbangga diri.

Sekedar saya ingin sharing apa yang saya pahami. Bahwa dua kata itu dimana kata continual

improvement dipakai untuk menggantikan kata sebelumnya continous improvement. Hanya pemahaman terminologi saja. Tujuannya sama untuk mencapai perbaikan yang sinambung secara terus menerus.

Continuos bermakna sambung menyambung baik tendensinya ke atas atau ke bawah secara linear.

Artinya tidak terputus saling bersambungan. Dan kata continuos improvement dipahami terjadi peningkatan perbaikan ke atas secara menerus sambung menyambung gtanpa putus (linear ke atas).

Sedangkan continual improvement itu menyatakan perbaikan yang saling sambung menyambung yang disertai dengan jeda sehingga tidak berbentuk garis lurus linear. Tetapi semacam anak tangga ke atas. Ada jeda untuk “bernapas” lalu naik lagi. Ya mirip tangga-lah! Sedetilnya secara grafik bisa dilihat di bawah ini untuk memperjelas maksud bahasan ini.

Demikian sharing saya hari ini. Semoga berguna bagi saya dalam memperharui ingatan dan pemahaman saya seperti termuat dalam topik ini.

Batam, Sabtu 28 Janurai 2012

(5)

Continuous Improvement

Continual Improvement

Referensi

Dokumen terkait

Jika Anda menjual aneka macam produk dengan margin yang berbeda- beda, ada baiknya mulai saat ini Anda lebih memfokuskan diri memprioritaskan barang dengan margin keuntungan

• Apakah perlu usaha kecil menjadi sasaran khusus Bank Umum dengan kebijakan yang proaktif • Atau tidak perlu kebijakan khusus,karena usaha kecil akan terjangkau secara alamiah

memberikan pengaruh (efek) yang sedang terhadap hasil belajar Peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V Sekolah Dasar Negeri 36 Pontianak

Pada umumnya pemegang saham mengharapkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang

sampah di tanjung sebauk salah satunya diakibatkan oleh Limbah Rumah Tangga,Limbah rumah tangga merupakan limbah yang dihasilkan oleh satu rumah atau beberapa rumah

Hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penelitian menggunakan model Learning Cycle 5E dapat meningkatkan prestasi belajar dan keterampilan proses

Sehubungan dengan tahap evaluasi dan pembuktian kualifikasi dalam proses pengadaan pekerjaan PENINGKATAN JALAN HOTMIX – JALAN KELURAHAN BENGKOL MENUJU KIMA ATAS,CS dengan

45 Plus di Kabupaten Sarmi, Kode lelang 3364041 Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini Pokja 18 ULP Provinsi Papua mengundang saudara dalam rangka pembuktian kualifikasi yang