• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI COBA DUA JENIS BUBU PENANGKAP KEONG MACAN DI PERAIRAN KARANG SERANG KABUPATEN TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UJI COBA DUA JENIS BUBU PENANGKAP KEONG MACAN DI PERAIRAN KARANG SERANG KABUPATEN TANGERANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 51 UJI COBA DUA JENIS BUBU PENANGKAP KEONG MACAN DI PERAIRAN KARANG

SERANG KABUPATEN TANGERANG

Oleh:

Diniah1), D. Lismawati2) dan S. Martasuganda1)

1) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

2) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

Abstract

Many people in Indonesia and other counteries like Babylon snail because it is delicious and high nutritious. The demand of Babylon snail in this time is high enough. One of Babylon snail cathing appliance is trap. There are two familiar kinds of Babylon snail catcing trap in two different location:

those are jaring jodang from Palabuhanratu and Bubu keong macan (Babylon snail’s trap) from Karang Serang. This study was carried out to examine which kind of those traps that offers more Babylon snail.

Both trap contruction of Babylon snail were operate in similar time in Karang Serang water to compare the yield of Babylon snail catching. Catching experiment of Babylon snail was did with 10 repetitions.

Data obtained was analyzed using compelete random device.

The amount dan total weight of Babylon snail were more obtained by jaring jodang, but the size of Babylon snail obtained was smaller. Jaring jodang obtained 97 snails, wish total weight 1600 gram, average length 2.84 cm and average weight 16.5 gram. Babylon snail’s trap, in the same time obtained 64 snails, with total weight 1255 gram, average length 2.89 cm and average weight 19.6 gram. The result of random analysis indicated that both different kinds of trap did not offer significantly different influence in cathcing yield of Babylon snail. Therefore either Babylon snail’s trap or jaring jodang can be operated ini Karang Serang water.

Key Words: Keong Macan (Babylon snail), jaring jodang, Babylon snail’s trap dan Karang Serang Water.

PENDAHULUAN

Keong macan sejenis molusca, saat ini digemari oleh masyarakat baik dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang enak dan bergizi tinggi.

Permintaan keong macan saat ini cukup tinggi. Keong macan merupakan salah satu komoditi ekspor Indonsia ke beberapa negara seperti RRC, Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Singapura (Yulanda, 2003). Oleh karena itu keong macan merupakan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa negara.

Daerah yang potensial akan keong macan diantaranya Palabuhanratu dan Karang Serang. Pemanfaatan sumberdaya keong macan di kedua lokasi tersebut dilakukan menggunakan bubu, namun konstruksi

bubu tersebut tidaklah sama. Bubu keong macan yang dioperasikan di Perairan Karang Serang terbuat dari anyaman bambu, sedangkan di Palabuhanratu terbuat dari waring dengan rangka besi masif dan biasa disebut jaring jodang.

Manakah bubu yang lebih banyak menghasilkan tangkapan keong macan?

Dalam penelitian ini dioperasikan kedua macam konstruksi bubu keong macan di perairan yang sama, yaitu di Perairan Karang Serang. Dengan asumsi bahwa penyebaran keong macan di daerah penangkapan adalah merata, maka diharapkan dapat diketahui bubu mana yang lebih efektif untuk digunakan di Perairan Karang Serang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan hasil tangkapan dua macam bubu keong macan dari Karang Serang

(2)

Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 52 dan dari Palabuhanratu di Perairan

Karang Serang.

METODOLOGI

Uji lapangan dilakukan pada bulan September 2004 untuk Musim Timur dan bulan Februari 2005 untuk Musim Barat, di Perairan Karang Serang mempunyai gelombang dan arus yang tidak terlalu besar, sehingga kedua macam bubu dapat dioperasikan dengan baik.

Bubu dari Karang Serang dikenal dengan bubu keong macan (gambar 1). Bagian- bagian bubu terdiri atas badan dan mulut bubu, serta pemberat dan tempat umpan.

Badan bubu terbuat dari anyaman bambu dengan ukuran p x l x t = 20 x 20 x 7 cm.

Mulut bubu berbentuk bulat berdiameter 10 cm. Pada bagian sudut bawah bubu diberi pemberat dari campuran semen dan pasir agar posisi bubu tetap tegak ketika ada di dasar perairan. Tempat umpan terbuat dari kawat dengan panjang 14 cm.

Bubu Palabuhanratu dikenal dengan nama jaring jodang (gambar 1). Bagian-bagian bubu terdiri atas kerangka besi berbentuk prisma segiempat, badan bubu dari jaring dan tali untuk mengikat umpan. Ukuran

rangka bubu bagian bawah 27 x 27 (cm) dan bagian atas (mulut bubu) 10 x 10 cm.

Badan bubu dari waring (polyprophylene) dengan mesh size 0,2-0,4 inci. Tali pengikat umpan berukuran 27 cm dari PE berdiameter 3 mm.

Pengoperasian bubu dilakukan secara longline trap, masing-masing bubu berjumlah 10 unit dengan 10 kali ulangan setting dan hauling. Posisi pemasangan bubu diselang selingi antara bubu keong macan dan jaring jodang (gambar 2).

Pada setiap bubu dipasang tali cabang sepanjang 1 meter dengan diameter 3 mm. Kemudian setiap tali cabang diikatkan pada tali utama dari bahan PE berdiameter 6 mm dan panjang 47.5 m.

Jarak antar bubu adalah 2.5 m. Umpan yang digunakan adalah ikan asin pepetek.

Daerah penangkapan keong macan di sekitar Perairan Pulau Rambut, Karang Serang dan Tanjung Kait dengan kedalaman berkisar anatar 3.1-6 meter dan substrat lumpur berpasir. Waktu tempuh dari fishing base ke lokasi ini berkisar anatar 0.5-1.5 jam. Bubu dipasang selama 2 jam untuk setiap kali ulangan.

Gambar 2. Tampilan Bubu Pada Saat Dioperasikan Gambar 1. Bubu Penangkap Keong Macan

(3)

Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 53 Selanjutnya hasil tangkapan dari kedua

jenis bubu dibandingkan untuk mengetahui jenis bubu yang dapat memberikan jumlah hasil tangkapan lebih banyak.

Data yang diambil adalah jumlah, bobot dan panjang individu keong macan (gambar 3). Analisis data dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap.

Data yang diolah berupa jumlah, panjang dan berat keong macan.

Gambar 3. Panjang Keong Macan (Babylonia spirata, Linnaeus 1758) HASIL DAN PEMBAHASAN

Komposisi Hasil Tangakapan

Hasil tangkapan kedua jenis bubu uji coba didominasi oleh keong macan sebanyak 161 ekor. Hasil tangkapan sampingan terdiri atas 116 ekor keong gondang (Nassarius sp.), 66 ekor keong gonggong (Strombus sp.), 18 ekor kepiting (Scylla sp.), 4 ekor ranjungan (Portunus

sp.), dan 2 ekor bintang laut (Astropecten sp.). Hasil tangkapan keong gondang diperoleh 68 ekor dari bubu keong macan dan 48 ekor dari jaring jodang. Bintang laut hanya tertangkap oleh jaring jodang.

Komposisi hasil tangkapan bubu dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan persentase komposisi hasil tangkapan bubu keong macan dan jaring jodang dapat dilihat pada gambar 4.

Tabel 1. Komposisi Hasil Tangkapan Kedua Jenis Bubu Uji Coba

No Jenis Tangkapan Bubu Keong

Macan (Ekor)

Jaring Jodang (Ekor)

Jumlah (Ekor)

1 Keong Macan (Babylonia spirata) 64 97 161

2 Keong gondang (Nassarius sp.) 68 48 116

3 Keong gonggong (Strombus sp.) 32 34 66

4 Kepiting (Scylla sp.) 11 7 18

5 Rajungan (Portunus sp.) 3 1 4

6 Bintang laut (Astropecten sp.) 0 2 2

Jumlah 178 189 367

(4)

Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 54

36%

38%

18%

6%

2%

0%

Keong Macan (Babylonia spirata) Keong gondang (Nassarius sp.) Keong gonggong (Strombus sp.) Kepiting (Scylla sp.) Rajungan (Portunus sp.) Bintang laut (Astropecten sp.)

51%

25%

18%

4%1%1%

Keong M acan (B abylon ia spirata) Keong gondang (Nassarius sp.) Keong gong gong (S trom bus sp .) Kepiting (Scylla sp.) Rajungan (Portun us sp.) Bintang laut (A stropecten sp.)

Bubu Keong Macan Jaring Jodang Gambar 4. Persentase Komposisi Hasil Tangkapan Bubu

Hasil Tangkapan Keong Macan Pada Musim Timur dan Musim Barat

Hasil tangkapan keoang macan pada Musim Timur lebih banyak dan lebih berat dibandingkan dengan musim Barat, namun ukuran individunya lebih besar (Tabel 2 dan 3). Pada setiap musim total jumlah dan bobot keong macan yang tertangkap oleh jaring jodang lebih banyak dibandingkan bubu keong macan. Pada

Musim Timur diperoleh 87 ekor atau 1.300 gram dengan selang panjang 1,0-4,8 cm dari jaring jodang dan 59 ekor atau 1.080 gram dengan selang panjang 1,5-4,3 dari bubu keong macan (tabel 2). Pada Musim Barat diperoleh 10 ekor atau 355 gram dengan selang panjang 2,1-6,0 cm dari jaring jodang dan 5 ekor atau 175 gram dengan selang panjang 2,1-7,1 cm dari bubu keong macan (tabel 3).

Tabel 2. Hasil Tangkapan Keong Macan pada Musim Timur

Ulangan

Hasi Tangkapan Keong Macan Σ

(Ekor)

Bobot (gram) Panjang (cm)

Σ (Ekor) Bobot (gram) Panjang (cm) Kisaran Σ Kisaran Rata-rata Kisaran Σ Kisaran Rata-rata

1 16 30-80 250 2,0-4,3 3,40 14 10-60 240 1,5-4,5 2,73

2 8 25-50 150 1,5-2,5 2,20 15 25-80 270 1,5-4,8 2,32

3 10 10-75 155 1,5-2,6 2,13 10 10-40 90 1,0-2,0 1,70

4 14 25-60 395 2,0-4,1 2,86 27 20-100 500 1,2-3,5 2,67

5 11 10-40 130 2,0-3,5 2,48 21 10-75 200 1,4-3,4 2,30

Jumlah 59 - 1080 - - 87 - 1300 - -

Rata- rata

- - 216 - 2,61 17,4 - 260 - 2,3 4

Hasil Tangkapan Keong Macan per Jenis Bubu

Secara keseluruhan jumlah tangkapan keong macan dari jaring jodang lebih banyak dari bubu keong macan, demikian juga bobot individunya (tabel 2 dan 3).

Dari Tabel 2 dan 3 juga dapat dilihat

bahwa selang pajang keong macan hasil tangkapan jaring jodang lebih sempit dibandingkan hasil tangkapan bubu keong macan yaitu, 1,0-6,0 cm Per individu hasil tangkapan jaring jodang dan 1,5 – 7,1 cm per individu hasil tangkapan bubu keong macan.

(5)

Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 55 Tabel 3. Hasil Tangkapan Keong Macan pada Musim Barat

Ulangan

Hasi Tangkapan Keong Macan Σ

(Ekor)

Bobot (gram) Panjang (cm) Σ (Ekor)

Bobot (gram) Panjang (cm) Kisaran Σ Kisaran Rata-rata Kisaran Σ Kisaran Rata-rata

1 2 10-20 30 2,1-2,5 2,30 3 10-20 40 2,1-2,3 2,20

2 1 - 80 7,10 7,10 1 - 750 6,00 6,00

3 1 - 25 3,00 3,00 0 - 0 - 0,00

4 0 - 0 - 0,00 5 40-150 190 4,0-5,0 4,50

5 1 - 40 30,40 3,40 1 - 50 4,00 4,00

Jumlah 5 - 175 - - 10 - 355 - -

Rata-rata 1 - 35 - 3,16 2 - 71 - 3,34

Hubungan antara panjang rata-rata dengan bobot individu rata-rata keong macan digambarkan dengan persamaan y

= 14,039x – 15,283 (Gambar 5). Artinya setiap kenaikan panjang keong macan sebesar 1 cm, maka bobot individu rata- rata keong macan bertambah sebesar

14,039 gram. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9195 dan nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh dari pengakaran R2 sebesar 0,9598 menunjukkan bahwa korelasi antara panjang dengan bobot individu rata-rata

adalah besar.

Gambar 5. Hubungan Panjang Rata-Rata dengan Bobot Individu Rata-Rata Keong Macan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis bubu uji coba tidak

mempengaruhi hasil tangkapan keong macan yang diperoleh (Tabel 4).

Tabel 4. Analisis Ragam Terhadap Jumlah Tangkapan Keong Macan

Sumber Keragaman Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung F Tabel (0,05)

Perlakuan 1 54,45 54,45 0,874699 4,413863

Sisa 18 1120,5 62,25

Total 19 1174,95

PEMBAHASAN

Konstruksi bubu keong macan memiliki daya tahan yang kurang lama dibandingkan jodang. Bambu akan cepat rusak apabila terendam dalam air pada waktu yang cukup lama. Bambu yang

terendam air laut mempunyai daya tahan kurang dari satu tahun (Gustav 1995).

Besi akan bertahan lebih lama dibandingkan bambu dan memiliki konstruksi yang tidak mudah berubah bentuk apabila terkena benturan.

(6)

Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 56 Bubu keong macan memiliki kemiringan

dinding bubu yang curam dan licin, sedangkan jaring jodang memiliki kemiringan dinding bubu yang lebih landai.

Selain itu bubu keong macan mempunyai permukaan dinding bubu berupa anyaman bambu yang cukup tajam, lain halnya dengan jaring jodang dengan dinding bubu yang agak halus karena terbuat dari waring. Hal-hal ini mempengaruhi kemampuan keong macan dalam memasuki kedua macam bubu tersebut, saat merayap seperti mendaki kemiringan badan bubu. Keong macan akan dapat lebih mudah memasuki bubu yang memiliki dinding bubu dengan kemiringan landai dan permukaan yang tidak tajam, karena keong macan hidup di substrat halus yaitu lumpur berpasir. Keadaan ini menjadi salah satu alasan mengapa hasil tangkapan jaring jodang lebih banyak.

Kedua macam bubu tersebut tidak selektif, karena dasar dan dinding bubu terlalu rapat, sehingga keong macan yang belum layak tangkap ikut tertangkap. Keong

macan menggunakan indera

penciumannya untuk mendeteksi makanan. Untuk meningkatkan selektivitas hasil tangkapan, maka disarankan memodifikasi bagian dinding dasar bubu menggunakan bahan yang memiliki ukuran mata lebih besar agar ukuran hasil tangkapan yang relatif kecil dapat lolos melalui lobang mata ini.

Hasil tangkapan yang diperoleh berbeda antara Musim Timur dan Barat. Hal ini juga dipengaruhi oleh penempatan bubu di daerah penangkapan yang berbeda pada kedua musim. Pada Musim Timur operasi penangkapan dilakukan disekitar Perairan Pulau Rambut, sedangkan pada Musim Barat dilakukan di sekitar Tanjung Kait dan Karang Serang. Pengoperasian bubu tidak mungkin dilakukan di sekitar Perairan Pulau Rambut pada Musim Barat, karena gelombang dan arus cukup besar hingga operasi penangkapan keong macan hanya dilakukan disekitar pantai.

Hasil tangkapan bubu keong macan lebih sedikit dibandingkan jaring jodang. Hal demikian dikarenakan bubu keong macan terbuat dari bambu yang memiliki daya apung lebih besar dari pada besi, sehingga kadang-kadang bubu tidak bisa berdiri stabil di dasar perairan karena pengaruh arus. Sementara jaring jodang terbuat dari besi masif dan waring dan memiliki daya apung lebih kecil dibanding bambu menyebabkan bubu dapat berdiri tegak dan tidak mudah terjungkal karena pengaruh arus.

Selain itu juga, pada jaring jodang umpan diletakkan dibagian dasar dan dindingnya yang tidak rapat karena terbuat dari waring memnyebabkan keong macan dapat lebih mencium bau umpan dan akhirnya terpikat masuk bubu. Pada bubu keong macan umpan diletakkan di mulut bubu atau bagian atas dan dinding bubu yang rapat karena terbuat dari anyaman bambu menyebabkan keong macan kurang dapat mencium umpan, maka keong macan yang memasuki bubu pun lebih sedikit.

Panjang rata-rata keong macan yang memasuki bubu keong macan sebesar 2,89 cm lebih besar daripada jaring jodang sebesar 2,84 cm. Karena perbedaan rata- rata panjang yang tidak terlalu besar, yaitu sebesar 0,5 cm, maka penyebaran keong macan di daerah penangkapan dapat dikatakan merata.

Hasil analisis ragam untuk jumlah, bobot individu panjang rata-rata keong macan menunjukkan bahwa perbedaan kedua macam bubu tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan keong macan. Hal ini diduga karena ukuran (tinggi) kedua jenis bubu yang tidak terlalu berbeda jauh sehingga hasil tangkapan pun tidak terlalu besar. Oleh karena itu bubu keong macan dan jaring jodang dapat digunakan di Perairan Karang Serang.

(7)

Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 57 KESIMPULAN

(1) Hasil tangkapan keong macan total pada bubu keong macan sebesar 64 ekor dengan bobot 1.255 gram, panjang rata-rata 2,89 cm dan bobot individu rata-rata 19,6 gram.

(2) Hasil tangkapan keong macan total pada jaring jodang sebesar 97 ekor dengan bobot 1.655 gram, panjang rata-rata 2,84 cm dan bobot individu rata-rata 16,5 gram.

(3) Hasil analisis ragam terhadap jumlah, bobot individu rata-rata dan panjang rata-rata keong macan menunjukkan bahwa perbedaan kedua macam

bubu, yaitu bubu keong macan dan jaring jodang, tidak mempengaruhi hasil tangkapan keong macan yang diperoleh secara nyata.

Saran

Saran yang diajukan diantaranya :

(1) Jaring jodang dapat dioperasikan di Perairan Karang Serang sebagai alat penangkapan keong macan sebagai alternatif selain bubu Karang Serang (bambu); dan

(2) Melakukan penelitian lebih lanjut dengan memodifikasi bagian dasar bubu untuk meningkatkan selektivitas

hasil tangkapan.

DAFTAR PUSTAKA Aristiana, T. 2004. Produksi Bubu Keong

Macan Berdasarkan Lama Perendaman di Karang Serang, Kabupaten Tangerang. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Program Studi

Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan. Hal 12.

Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan.

Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama. Hal 94.

Gustav, A. 1995. Pengaruh Pencucian Kadar Pati Secara Rendamen Terhadap Sifat Mekanis Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schult. F.) Backer ex Heyne) Sebagai Bahan Tulang Beton. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.

Hal 5-11.

Hyman, LH. 1967. The Invertebrates.

Volume VI. Aplachopora, Polyplachopora, Monoplachopora, Gastropoda, The Coelemate Bilateria.

New York: Amarican Museum of Natural Hystory. Page 323-347.

Keong Macan (Babylonia spirata, L) http://www.gastropods.com/o/shell_10.htm

l. 5 Januari 2005

Keong gonggong (Strombus sp).

http://.dkp.go.id) 6 Maret 2005

Martanti, D. 2001. Pola Distribusi dan Struktur Populasi Keong Macan (Babylonia spirata, L) di Teluk Palabuhanratu pada Musim Timur.

Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor:

Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmmu Kelautan, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Hal 4-8.

Mattjik, AA. Sumertajaya, M. 2002.

Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I.

Bogor : IPB Press. Hal 63-67.

Naja, U. 2004. Selektivitas Jaring Jodang Terhadap Keong Macan di Palabuhanratu, Sukabumu, Jawa Barat. Skripsi (tidak dipublikasikan).

Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmmu Kelautan, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Hal 6-8.

(8)

Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 58 Subani, W, HR Barus. 1989. Alat

Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 50 Th.

1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta:

Balai Penelitian Perikanan Laut. Hal 113-114.

Von Brandt, A 1984. Fish Catching Methods of The World. Rome: FAO Fishing News Book. Hal 199-188.

Yulianda, F. 1999. Aspek Biologi Reproduksi Siput Gastropoda Laut (Makalah Khusus). Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Yulianda, F. 2003. Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Macan Keong (Babylonia spirata, L). Disertasi (tidak dipublikasikan). Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmmu Kelautan, Hal 3

Zein, M. 2003. Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang Terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata, L) di Teluk Palabuhanratu, Jawa Barat.

Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor:

Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Hal 7-26

(9)

Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 59 Lampiran 1. Peta Karang Serang (Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL, 1992)

Gambar

Gambar 2. Tampilan Bubu Pada Saat Dioperasikan Gambar 1. Bubu Penangkap Keong Macan
Tabel 1. Komposisi Hasil Tangkapan Kedua Jenis Bubu Uji Coba
Tabel 2. Hasil Tangkapan Keong Macan pada Musim Timur
Tabel 4.  Analisis Ragam Terhadap Jumlah Tangkapan Keong Macan

Referensi

Dokumen terkait

The primary data sources of the study are Dear John movie. directed by Lasse Hallstrom from Screen Gems and the script

3.2 Menganalisis sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Islam untuk menentukan faktor yang berpengaruh pada

Olehnya itu dari kedua pendekatan spline dan kernel, sangat penting untuk mengetahui pendekatan regresi nonparametrik mana yang lebih baik, regresi spline atau

Cardholer atau pemegang kartu adalah pihak yang menggunakan kartu kredit dalam kegiatan pembayaran, dimana pemegang kartu tersebut telah memenuhi prosedur atau

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan keterbukaan diri dengan tingkat stres remaja di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Qarnain Kecamatan

Pada bangunan fasilitas penunjang, inovasi yang juga diadaptasi dari tema cablak, terletak pada material dan karakter visual yang nampak pada bangunan sebagai bangunan

Berpijak pada hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa menurut para pengguna dosen kemudahan penggunaan e- Learning Ilmo masih termasuk dalam kategori “agak

Merujuk pada tujuan penelitian ini, penelitian dirancang untuk memahami dan mendeskripsikan pola penanaman nilai-nilai akhlak di Sekolah Alam Bogor. Untuk itu