• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Penilaian)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Penilaian)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Penilaian)

H ASIL PENIL AI AN K INER JA PH PL

PT. BELAYAN RIVER TIMBER

Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara – Provinsi Kalimantan Timur

IUPHHK-HA : Keputusan Menteri Kehutanan No. 853/Kpts/VI/1999 tanggal 11 Oktober 1999 Luas Areal : ± 97,500 Ha

Oleh

L P - P H P L P T . T U V R H E I N L A N D I N D O N E S I A

(2)

I D E N T I T A S L P - P H P L P T . T U V R h e i n l a n d I n d o n e s i a

1. Nama LV-LK : PT. TÜV Rheinland Indonesia 2. Nomor Akreditasi : LPPHPL-016-IDN

3. Alamat : Menara Karya Lantai 10,

Jl. HR. Rasuna Said Block X-5 Kav. 1-2 Jakarta 12950

Telp : 021- 579 44 579 Fax : 021-579 44 575

e-mail : [email protected] 4. Akte Pendirian dan perubahan

terakhir :

• Pendirian : Akte notaris Ani Suhartati Hadiono,SH No.3 tanggal 11 September 1996

• Perubahan terakhir : Akte notaris Fitri Susanti,SH.

M.Kn No.02 tanggal 26 Maret 2012.

5. Pengurus Lembaga VLK

(berdasarkan akte notaris H. Dana Sasmita,SH No. 17 tanggal 20 September 2010)

:

Komisaris Utama : Stephan Nikolaus Schmitt Komisaris : Michael Franz Jungnitsch

Komisaris : Nirmala Chandra Dewi Motik Komisaris : Indaryati S. Adisuryo Motik Direktur Utama : M. Bascharul Asana Direktur : Abdul Qohar

Direktur : Edmundus Wiharyono

Kepala LV-LK dan LP-PHPL : Dian S Soeminta

6. Legalitas Usaha/Perusahaan : • Izin Usaha Tetap Perdagangan No.

328/T/Perdagangan/1999 tanggal 21 Juni 1999.

• TDP : 09.03.1.70.27469, berlaku s/d 11 Feb 2014

• NPWP : 01.071.818.7-058.000

7. Tim Auditor VLK : 1. Hendra Fachrurozy, S. Hut (Lead auditor merangkap auditor VLK)

2. Ir Endang Abdul Rosad (Auditor Aspek Prasyarat)

3. Ir Amin Pujianto (Auditor Aspek Produksi)

4. Ir Sapto Hadi Winarno (Auditor Aspek Ekologi)

5. Drs Burhanuddin Gala (Auditor Aspek Sosial)

8. Pengambil Keputusan : Dian S. Soeminta, S.Hut

(3)

I D E N T I T A S P E R U S A H A A N P T B e l a y a n R i v e r T i m b e r

Organisasi / Auditee PT. Belayan River Timber

Nomor IUPHHK Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 853/Kpts/VI/1999 tanggal 11 Oktober 1999.

Luas Areal ± 97,500 Ha

Lokasi Kecamatan Long Bagun - Kabupaten Kutai Barat, Kecamatan Tabang - Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Busang - Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur.

Alamat kantor Kantor Jakarta :

Gedung Manggala Wanabhakti Blok IV Lantai 2 Kamar 218B, Jl. Gatot Subroto, Senayan-Jakarta Selatan, Indonesia. 10270 Telp & Fax : 021-5720204

Website :

http://integroup-indonesia.com

dan

http://www.belayanriver.com

Email :

[email protected]

atau [email protected]

Kantor Kalimantan Timur :

Komplek Pesona Mahakam, Ruko No.09, Jl. Pelita, Kecamatan Harapan Baru, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur – Indonesia.

Telp : 0541-7268020 / 7268021. Fax : 0541-7268822 Telp : 0541-263893, Fax : 0541-263107

Kategori Unit Manajemen

Pemegang IUPHHK Hutan Alam

Akte perusahaan • Pendirian perusahaan : Akte notaris Mohammad Ali,SH No. 13 tanggal 31 Januari 1972

• Akte perubahan terakhir : Akte notaris Hestyani Hassan, SH, M.Kn No.221 tanggal 18 Mei 2009 tentang hasil keputusan pemegang saham.

Susunan pengurus perusahaan

(berdasarkan akte notaris Hestyani Hassan, SH, M.Kn No.221 tanggal 18 Mei 2009)

Susunan Komisaris :

• Komisaris Utama : Halim Rusli

• Komisaris : Johan Wijaya Susunan Direksi :

• Direktur Utama : Dr Untung Iskandar

• Direktur Operasional : Ir Andreas Nugroho Adi

• Direktur Keuangan : Lanny K Wardoyo

(4)

R I N G K A S A N T A H A P A N

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Audit Tahap I 15 Juni 2012 / Kantor PT Belayan River Timber - Jakarta

Dokumen yang tersedia pada audit tahap I adalah dokumen SK IUPHHK, Buku RKT Tahun 2011, dokumen tata batas, dokumen visi

& misi, dll. Sedangkan secara lengkap tersedia di Camp &

Samarinda.

Konsultansi Publik (bila dibutuhkan)

2 Juli 2012 / Ruang Kelas SDN Inpres 010 Long Merah

Acara dihadiri 26 orang dari berbagai pihak yaitu Kepala Desa Long Merah, Kepala Desa Laham, Kepala Desa Rukun Damai, Warga Long Merah, Warga Laham, Polsek Long Bagun, Koramil Long Bagun, APHI Kalimantan Timur, Dinas Kehutanan Provinsi, Kepala Adat, Guru SDN Long Merah, BPK Long Merah, Kecamatan Long Bagun, dll (rinci terdapat dalam absensi Konsultasi public).

Beberapa pokok diskusi didalam konsultasi public (rinci terdapat dalam rekaman masukan stakeholder) :

Musyawarah program dan implementasi CSR tidak transparan kepada masyarakat dimana hanya kepada pengurus desa saja.

Masyarakat belum tahu secara pasti mengenai batas areal Unit Manajemen.

Kondisi S.Merah pada saat hujan sedikit saja telah keruh, banyak erosi dan cepat dangkal.

Terdapat fee produksi dimana besaran dan mekanismenya telah disosialisasikan pada awal RKT.

Tenaga kerja lokal telah

diserap oleh perusahaan namun ada pandangan pilih kasih.

Kegiatan illegal logging tidak ada diareal Unit Manajemen dan keamanan Unit Manajemen dalam kondisi kondusif.

Provinsi Kaltim terkena kuota produksi sehingga berimbas kepada Unit Manajemen.

(5)

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan Kordinasi dengan instansi

kehutanan (Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur & BP2HP Wilayah XIII Samarinda)

• Saat kedatangan dilakukan pada tanggal 29 Juni 2012 di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur &

Kantor BP2HP Wil XIII Samarinda

• Saat kepulangan dilakukan pada tanggal 06 Juli 2012 di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur &

Kantor BP2HP Wil XIII Samarinda

• Semoga dapat melaksanakan Penilaian secara objektif dan independen. PT BRT merupakan salah satu IUPHHK-HA yang ada di Kalimantan Timur bagian hulu dan masih aktif sampai saat ini, membayar DR/PSDH, objek SIPUHH, dan RKT Tahun 2011 telah disahkan.

• Terima kasih atas informasinya dan telah melaksanakan kegiatan Penilaian PHPL di wilayah Kalimantan Timur. Untuk hasil ataupun masukan yang terkait dengan instansi kami maka mohon kami dapat disampaikan melalui email agar dapat sebagai bahan pembinaan.

• Untuk agenda pelatihan Ganis PHPL bila tidak ada di Wilayah XIII Samarinda maka UM dapat mengikuti pelatihan di BP2HP wilayah yang lain dalam rangka memenuhi kualifikasi tenaga teknisnya.

Pertemuan Pembukaan Jum’at, 29 Juni 2012 / Ruang Pertemuan Kantor PT Belayan River Timber di Samarinda

Pertemuan pembukaan dihadiri oleh perwakilan PT Belayan River Timber yang terdiri dari Management Representative, Kordinator sosial budaya, PH Samarinda, logistic, produksi, mechanic, Binhut, plantation, manager camp, transportation dan A u d i t o r Lembaga Sertifikasi PT. TUV Rheinland Indonesia.

Perincian pelaksanaan pertemuan pembukaan adalah 1). Lead Auditor menjelaskan maksud dan tujuan, ruang lingkup, jadwal, metodologi, prosedur verifikasi dan ketentuan/mekanisme pengambilan keputusan serta meminta ketersediaan, kelengkapan dan transparansi data; 2). Dokumen- dokumen yang lengkap dalam pelaksanaan audit tersedia di camp;

3). Pelaksanaan audit sesuai dengan audit plan maka auditor terbagi dua yaitu ke blok a dan blok b selanjutnya pada hari Senin bergagung di blok b.

Kedua belah pihak menandatangani notulensi rapat pembukaan.

(6)

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan Verifikasi Dokumen dan

Observasi Lapangan

29 Juni s/d 04 Juli 2012 - Kantor di Samarinda - Kantor Basecamp di Long

Merah

- Observasi lapangan ke Blok A dan Blok B.

Verifikasi dokumen dan observasi lapangan dilakukan sesuai dengan prinsip, kriteria, indikator dan verifier yang telah ditetapkan dalam Perdirjen BUK No. P.8/VI- BPPHH/2011 Lampiran 1 tentang Standar Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL).

Pertemuan Penutupan 05 Juli 2012

Ruang Pertemuan Camp PT Belayan River Timber – Long Merah

Pertemuan penutupan dihadiri oleh perwakilan PT Belayan River Timber yang terdiri dari Management Representative,

manager camp, bagian

perencanaan, produksi, transportasi, PH Samarinda, Kordinator Sosial-Budaya dan Lembaga Sertifikasi PT. TUV Rheinland Indonesia. Lead Auditor memaparkan hasil verifikasi dan melakukan konfirmasi hasil dan temuan di lapangan serta menginformasikan batas waktu penyampaian dokumen tambahan untuk verifier yang berpotensi Buruk (PHPL) dan berstatus tidak memenuhi (VLK). Lead Auditor dan Auditee menandatangani Notulensi Pertemuan Penutupan.

Pengambilan Keputusan 19 Juli 2012

Kantor PT. TUV Rheinland Indonesia.

Dilakukan sesuai dengan ketentuan Perdirjen BUK No. P.8/VI- BPPHH/2011 Lampiran 3.1 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL).

(7)

R I N G K A S A N H A S I L P E N I L A I A N

A. Penilaian Kinerja PHPL

Kriteria / Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1. Prasyarat

P 1.1. Kepastian Kawasan Pemegang Izin dan Pemegang Hak Pengelolaan

Baik

• Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.

• Realisasi tata batas < 100% tetapi ada bukti upaya pemegang izin untuk merealisasikan tata batas temu gelang.

• Tidak ada konflik batas dengan pihak lain atau terdapat dokumen rencana, monitoring konflik batas dan upaya penyelesaian.

• Tidak ada perubahan fungsi kawasan

• Tedapat bukti upaya pemegang izin untuk mendata &

melaporkan penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan.

P 1.2. Komitmen Pemegang Izin

Baik

• Dokumen visi dan misi tersedia, legal dan sesuai dengan kerangka PHL.

• Sosialisasi dilakukan pada level pemegang izin, dan ada bukti pelaksanaan (Berita Acara).

• Implementasi PHL hanya sebagian yang sesuai dengan visi dan misi

P 1.3. Jumlah dan

Kecukupan Tenaga

Profesional Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi Penelitian, Pendidikan dan Latihan

Sedang

• Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di lapangan hanya tersedia pada sebagian bidang kegiatan pengelolaan hutan.

• Realisasi peningkatan kompetensi SDM > 70% dari rencana.

• Dokumen ketenaga-kerjaan tersedia tetapi tidak lengkap.

P 1.4. Kapasitas dan

Mekanisme untuk

Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK–HA / RE / HT / Pemegang Hak Pengelolaan

Baik

• Tersedia struktur organisasi dan job description tetapi hanya sebagian yang sesuai dengan kerangka PHPL.

• Perangkat SIM dan tenaga pelaksana tersedia.

• Organisasi SPI/ internal auditor ada, dan berjalan dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan.

• Terdapat keterlaksanaan sebagian tindak koreksi manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi.

P 1.5. Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan (PADIATAPA)

Baik

• Kegiatan RKT yang akan mempengaruhi kepentingan hak-hak masyarakat setempat telah mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal yang memadai.

• Terdapat persetujuan dalam proses pembuatan AMDAL dari seluruh pihak.

• Terdapat persetujuan dalam proses tata batas dari para

(8)

Kriteria / Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi pihak.

• Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan CSR/CD dari para pihak.

• Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung dari sebagian kecil para pihak.

2. Produksi

Pd 2.1. Penataan areal kerja jangka panjang dalam pengelolaan hutan lestari

Baik

• Terdapat dokumen RKUPHHK/RPKH yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan disusun berdasarkan hasil IHMB/survei potensi yang realistis/benar.

• Penataan areal kerja di lapangan (blok RKT/petak) sesuai dengan RKUPHHK /RPKH.

• Tanda batas blok dan petak kerja hanya sebagian yang terlihat dengan jelas di lapangan.

Pd 2.2. Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap tipe ekosistem

Baik

• Memiliki data potensi tegakan per tipe ekosistem dari hasil IHMB/survey potensi/hasil ITSP 3 tahun terakhir beserta kelengkapan peta pendukungnya (jalur survei, peta pohon, peta kelas hutan dll).

• Hanya memiliki data pengukuran riap tegakan / PUP untuk sebagian tipe ekosistem yang ada dan sudah dianalisis.

• Sudah melakukan analisis data potensi dan riap tegakan dan sudah memanfaatkan hasilnya untuk menyusun perhitungan JTT sendiri.

Pd 2.3. Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

Baik

• SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur tersedia dengan lengkap, dan isinya sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.

• Terdapat implementasi sebagian SOP tahapan sistem silvikultur.

• Terdapat pohon inti dan pohon yang disisakan (tidak ditebang) dari jenis- jenis komersial yang tersebar merata dalam jumlah yang mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan hasil pada rotasi ke-2 (≥ 25 batang/Ha).

• Terdapat pohon induk jenis komersial yang menjamin ketersediaan permudaan tingkat semai dan terdapat permudaan tingkat tiang dan/atau pancang dari jenis- jenis komersial yang tersebar merata dalam jumlah yang mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan hasil pada rotasi ke-3 (≥ 100 batang tiang/Ha atau jumlah kesetaraannya 400 batang pancang/ha).

Pd 2.4. Ketersediaan dan penerapan teknologi ramah

lingkungan untuk

pemanfaatan hutan

Baik

• Tersedia SOP pemafaatan hutan ramah lingkungan, dan isinya sesuai untuk karakteristik kondisi setempat.

• Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan pada 3 atau lebih tahapan kegiatan pemanenan hasil.

• Tingkat kerusakan tegakan tinggal rata-rata untuk

(9)

Kriteria / Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

semua tingkatan permudaan / pohon 16% - 30%.

• Fe berkisar antara 0,63 sampai dengan 0,69.

Pd 2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana kerja penebangan / pemanenan / pemanfaatan pada areal kerjanya

Baik

• Terdapat dokumen RKT yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atau yang disahkan secara self approval dan disusun berdasarkan RKU yang sah.

• Terdapat peta kerja sesuai RKT/RKU yang disahkan oleh pejabat yang berwenang yang menggambarkan areal yang boleh ditebang/dipanen/

dimanfaatkan/ditanam/dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung.

• Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan pada sebagian batas blok tebangan/dipanen/

dimanfaatkan/ ditanam/ dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung.

• Realisasi volume tebangan total dan per jenis mencapai 70-105% dari rencana tebangan tahunan dan lokasi panen sesuai dengan RKT yang disahkan.

Pd 2.6. Tingkat investasi dan re-investasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan hutan, administrasi, penelitian dan pengembangan serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia

Baik

• Realisasi alokasi dana hanya mencukupi 60-79%

kebutuhan kelola hutan yang seharusnya.

• Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan tidak proporsional (perbedaan lebih dari 50%).

• Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan lancar namun tidak sesuai dengan tata waktu.

• Realisasi kegiatan pembinaan hutan, perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong di areal pemegang izin oleh IUPHHK-HA melebihi 80% tapi belum seluruhnya.

• Realisasi pelaksanaan kegiatan pembinaan hutan (luas dan kualitas tegakan) >80 % dari yang direncanakan.

3. Ekologi

E 3.1. Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan

Sedang

• Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen perencanaan yang ada seperti AMDAL, RKU/RPKH;

tetapi tidak sesuai dengan kondisi biofisiknya.

• Kawasan lindung yang telah ditata di lapangan 61- 89%

dari yang seharusnya.

• Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencakup ≥ 80%.

• Tidak semua para pihak mengakui keberadaan kawasan lindung.

• Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan ketentuan terhadap sebagian kawasan lindung hasil tata ruang areal/Land scaping.

E 3.2. Perlindungan dan pengamanan hutan

Sedang

• Tersedia prosedur tetapi tidak mencakup seluruh jenis gangguan yang ada.

• Jenis dan jumlah sarana prasarana tidak sesuai dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.

(10)

Kriteria / Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

• Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan/atau kualifikasi personil tidak memadai.

• Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui tindakan tertentu (preemptif/preventif/represif) tetapi belum mempertimbangkan jenis-jenis gangguan yang ada.

E 3.3. Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan

Sedang

• Tersedia prosedur pengelolaan tetapi tidak mencakup pengelolaan seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan.

• Jumlah sarana pengelolaan dan pemantauan tidak sesuai dengan ketentuan (AMDAL, dll.) tetapi berfungsi dengan baik.

• Tersedia personilnya tetapi jumlah dan/atau kualifikasinya tidak memadai.

• Terdapat dokumen tetapi tidak ada implementasi kegiatan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air.

• Terdapat dokumen perencanaan pemantauan dampak terhadap tanah dan air tetapi hanya sebagian yang diimplementasikan.

• Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan penting terhadap tanah dan air, tetapi ada upaya pengelolaan dampak sesuai ketentuan.

E 3.4. Identifikasi spesies flora dan fauna yang dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang (rare),

terancam punah

(threatened) dan endemik

Sedang

• Tersedia prosedur identifikasi tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

• Terdapat implementasi identifikasi flora dan fauna tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

E 3.5. Pengelolaan flora untuk :

1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu dan bagian yang tidak rusak,

2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi dan/atau jarang,langka dan terancam punah dan endemik.

Sedang

• Tersedia prosedur pengelolaan flora tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

• Terdapat implementasi pengelolaan flora tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

• Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik yang terdapat diareal pemegang izin.

E 3.6 Pengelolaan fauna untuk :

1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.

Sedang

• Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

• Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau

(11)

Kriteria / Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi 2. Perlindungan terhadap

species fauna dilidungi dan/

atau jarang, langka, terancam punah dan endemik

langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

• Terdapat gangguan tetapi ada upaya penanggulangan gangguan oleh pemegang izin.

4. Sosial

S 4.1. Kejelasan deliniasi kawasan operasional perusahaan / pemegang izin

dengan kawasan

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat

Sedang

• Terdapat sebagian dokumen/laporan mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.

• Terdapat mekanisme penataan batas partisipatif &

penyelesaian konflik yang diketahui para pihak.

• Terdapat mekanisme mengenai pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.

• Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan pemegang izin dengan sebagian masyarakat hukum adat/setempat.

• Terdapat persetujuan oleh sebagian para pihak dan masih ada konflik.

S 4.2 Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

Baik

• Tersedia sebagian dokumen yang menyangkut tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan.

• Tersedia mekanisme yang lengkap & legal tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat.

• Terdapat bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi mengenai hak dan kewajiban pemegang izin terhadap masyarakat dalam mengelola SDH namun hanya sebagian.

• Terdapat bukti yang lengkap tentang realisasi pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap seluruh masyarakat.

• Tersedia laporan/dokumen yang lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin termasuk ganti rugi.

S 4.3 Ketersediaan

mekanisme dan

implementasi distribusi manfaat yang adil antar para pihak

Baik

• Tersedia data dan informasi masyarakat hukum adat dan/ atau masyarakat setempat yang terlibat, tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH namun tidak lengkap dan tidak jelas.

• Terdapat mekanisme yang legal mengenai peningkatan peran serta dan aktifitas ekonomi masyarakat yang berbasis hutan, namun belum lengkap.

• Terdapat dokumen rencana pemegang izin mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas.

(12)

Kriteria / Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

• Terdapat bukti implementasi sebagian (< 50%) kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat oleh pemegang izin.

• Terdapat bukti dokumen / laporan mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik.

S 4.4. Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang handal

Baik

• Terdapat mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan jelas.

• Terdapat konflik dan tersedia peta konflik namun belum lengkap.

• Tersedia organisasi, sumberdaya manusia, dan pendanaan kurang memadai dalam mengelola konflik.

• Terdapat dokumen/laporan penanganan konflik yang lengkap dan jelas.

S4.5. Perlindungan,

pengembangan dan

peningkatan kesejahteraan tenaga kerja

Baik

• Pemegang izin telah merealisasikan sebagian besar hubungan industrial dengan seluruh karyawan.

• Pemegang izin telah merealisasikan seluruh rencana pengembangan kompetensi.

• Terdapat dokumen standar jenjang karir dan telah diimplementasikan seluruhnya.

• Terdapat dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan dan baru sebagian diimplementasikan.

(13)

B. Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) pada Hutan Alam

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi P.1 K.1.1 1.1.1 a. Memenuhi Kelengkapan dan keabsahan SK

IUPHHK-HA dipenuhi seluruhnya b. Memenuhi IIUPHHK telah dibayarkan sesuai

SPP

P.2 K.2.1 2.1.1 a. Memenuhi

Kelengkapan dan keabsahan dokumen RKUPHHK/RPKH, RKT beserta lampirannya dipenuhi seluruhnya

b. Memenuhi

Tersedia peta lokasi yang tidak boleh ditebang yang dibuat dengan prosedur yang benar dan terbukti keberadaannya di lapangan

c. Memenuhi

Peta blok/petak tebangan disahkan (dicap), posisi blok tebangan benar dan terbukti di lapangan

K.2.2 2.2.1 a. Memenuhi

Keabsahan dan kelengkapan dokumen RKUPHHK dipenuhi seluruhnya

b. Tidak Diverifikasi

PT BRT merupakan IUPHHK- Hutan Alam maka tidak ada kegiatan penyiapan lahan untuk pmebangunan HTI.

2.2.2 Memenuhi Peralatan sesuai dengan izin yang diberikan

P.3 K.3.1 3.1.1 Memenuhi

a. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang b. LHP dengan fisik kayu sesuai c. Nomor batang di LHP dapat

ditemukan di lapangan

3.1.2 Memenuhi

Kayu yang diangkut dari TPK hutan ke TPK Antara serta ke tujuan pengiriman kayu lainnya dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan sesuai ketentuan

3.1.3 a. Memenuhi

Tanda-tanda legalitas hasil hutan kayu telah sesuai dengan dokumen

b. Memenuhi Ada sistem yang dapat ditelusuri dan identitas kayu diterapkan

(14)

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi secara konsisten

3.1.4 Memenuhi

Dokumen SKSKB dan FAKB lengkap dan sah (dibuat oleh petugas yang berwenang)

K.3.2 3.2.1 a. Memenuhi

Dokumen SPP (kelompok jenis, volume dan tarif) sesuai dengan LHP yang disahkan

b. Memenuhi

DR dan/atau PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai dengan dokumen SPP

c. Memenuhi

Pembayaran DR dan/atau PSDH sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif

K.3.3 3.3.1 Memenuhi

Terdapat dokumen PKAPT yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang

3.3.2 Memenuhi

Setiap kapal pengangkut kayu adalah kapal berbendera Indonesia

P.4 K.4.1 4.1.1 Memenuhi Tersedia Dokumen AMDAL yang lengkap dan telah disahkan

4.1.2 a. Memenuhi

Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu pada dokumen AMDAL yang telah disahkan

b. Memenuhi

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dampak penting yang terjadi di lapangan P.5 K.5.1 5.1.1 a. Memenuhi Terdapat prosedur K3 dalam

kegiatan operasional lapangan

b. Memenuhi

Tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi baik

c. Memenuhi

Terdapat catatan setiap kejadian kecelakaan kerja secara lengkap dan upaya menekan tingkat kecelakaan kerja dalam bentuk program K3

K.5.2 5.2.1 Memenuhi

Terdapat serikat pekerja atau pernyataan tertulis mengenai kebijakan perusahaan yang

(15)

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja

5.2.2 Memenuhi Tersedia dokumen KKB atau PP 5.2.3 Memenuhi Tidak terdapat pekerja yang

masih di bawah umur

Referensi

Dokumen terkait

Sistem klasifikasi NTIS digunakan untuk penelususran melalui OPAC serta penggunaan label buku, sedangkan untuk DDC digunakan kembali karena alasan untuk kerjasama perpustakaan

133 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 6.000.000 Tersedianya Tempat atau Gedung, Kendaraan, peralatan dan Perlengkan Tupoksi pada Balai 134 Penyediaan alat tulis

Tindak pidan pencucian uang dikenakan pula bagi mereka yang menikmati hasil tindak pidana pencucian uang yang dikenakan kepada setiap orang yang

Berdasarkan hal tersebut, konsentrasi nitrit yang diperoleh selama penelitian mempunyai kisaran yang masih sesuai dengan yang dibutuhkan klorofil-a, kecuali pada stasiun

Memberikan peluang kepada mahasiswa untuk menerapkan/mempraktekan kompetensi ilmu desain komunikasi visual yang sudah di raih sejak semester 1 hingga 7 dengan program

Melaporkan setiap resiko yang berpotensi terjadi atas setiap kegiatan Seksi Pelayanan Nasabah kepada Pemimpin Cabang Pembantu... Menghadiri rapat yang bersifat koordinasi,

Dalam menafsirkan surat al-A’raf ayat 206 ini, Al-Qurtu{bi&gt; tidak menggunakan asba&gt;b al-nuzu&gt;l, yaitu menghubungkan sebab yang terjadi dengan ayat-ayat

SEDANG  Tersedia prosedur pengelolaan flora tetapi tidak menca- kup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di