2326
Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Daya Tahan Kardiovaskular Ditinjau Dari Golongan Darah Pada Klub
Petanque Korsa
Abdul Rahman Universitas Negeri Makassar
Abstrak. Olahraga petanque adalah salah satu cabang olahraga yang masih baru di Indonesia. Sebagai atlet hal yang perlu diperhatikan adalah daya tahan kardiovaskular sebagai satuan untuk mengukur lamanya kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas. Selain itu faktor indeks massa tubuh (IMT) juga menjadi perhatian yang perlu di seriusi dimana aspek ini menjadi penunjang seorang atlet petanque dalam hal keseimbangan pada saat berlatih atau bertanding. Penelitian ini juga akan di kaitkan dengan golongan darah sebagai variable bebas sehingga kedepannya penelitian dapat ditinjau dari berbagai aspek untuk menentukan metode latihan dan metode pengambilan atlet.
Kata Kunci : IMT, Daya Tahan Kardiovascular
PENDAHULUAN
Era globalisasi menyebabkan perubahan perilaku dan menimbulkan
ketidak seimbangan asupan makanan diimbangi dengan rendahnya aktivitas fisik
sehingga menyebabkan indeks massa tubuh (IMT) akan meningkat. Perubahan
pada IMT dapat terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Pada
kelompok usia di atas 18 tahun disominasi dengan masalah obesitas walaupun
underweight juga masih menjadi masalah. Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar
orang dewasa di dunia mengalami obesitas. Prevalensi obesitas di seluruh dunia
lebih dari dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2014. Prevalensi obesitas pada
kelompok dewasa umur diatas 18 tahun sebesar 15,4% dan berat badan lebih
sebesar 13,5%. Demikian juga prevalensi kelompok dewasa kelebihan berat badan
sebesar 28,9%. Angka kelebihan berat badan pada perempuan sebesar 32,9% dan
pada laki-laki sebesar 19,7%. Penyebab meningkatnya IMT adalah
ketidakseimbangan energi antara makanan yang dikonsumsi dengan energi yang
dikeluarkan. Secara umum didapatkan tingginya asupan makanan padat energi
tinggi lemak dan gula, dan rendahnya aktivitas fisik karena sifat sedentary dari
2327
berbagai pekerjaan, perubahan model transportasi dan peningkatan urbanisasi.
IMT merupakan cara termudah memperkirakan obesitas yang berhubungan tinggi dengan massa lemak tubuh serta penting untuk mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis.
Rendahnya aktivitas fisik menjadi faktor risiko berbagai penyakit kronis dan diperkirakan menyebabkan kematian secara global. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang teratur dan benar sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar. Rendahnya aktivitas fisik menyebabkan penumpukan energi oleh tubuh dalam bentuk lemak. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan peningkatan IMT. Peningkatan IMT menjadi faktor risiko utama terjadinya penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke), diabetes, gangguan tulang dan otot serta penyakit keganasan. Obesitas dan daya tahan kardiovaskular yang rendah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular (CVD). Daya tahan kardiovaskular merupakan kesanggupan jantung, paruparu dan pembuluh darah untuk mengambil, mengedarkan dan menggunakan oksigen ke jaringan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor individual seperti IMT, usia, aktivitas fisik dan kebiasaan olahraga.
Daya tahan kardiovaskular yang baik akan meningkatkan kemampuan kerja manusia dengan intensitas lebih besar dan waktu yang lebih lama. Daya tahan kardiovaskular yang baik juga akan memungkinkan untuk membangun ketahanan yang lebih besar terhadap kelelahan sehingga dapat melakukan aktivitas untuk jangka waktu yang lebih lama.
Daya tahan yang baik yang dimiliki seorang atlet akan mempengaruhi
perkembangan keterampilan atlet itu sendiri, karena akan membantu seorang
atlet dalam latihan dan pertandingan. Misalnya, dengan daya tahan yang baik
maka seorang atlet akan mampu berlatih dalam waktu yang lebih lama
dibandingkan atlet dengan kebugaran jasmani yang rendah. Menurut Rusli Lutan
(2002) menyebutkan bahwa “daya tahan kardiorespirasi atau dengan istilah lain
kebugaran kardiovaskular dianggap sebagai komponen kebugaran jasmani yang
paling pokok”. 1 2 Menurut Djoko Pekik Irianto (2004) bahwa ”Daya tahan paru-
jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu yang lama”. Oleh
karena itu seorang atlet yang memiliki daya tahan kardiovaskular yang baik maka
akan baik pula daya tahannya. Kesehatan jasmani itu sendiri sangat kental
hubungannya dengan jantung khususnya kebugaran dinamik, yaitu kebugaran
yang berhubungan dengan kesehatan. Jantung adalah suatu organ yang
merupakan bagian dari suatu sistem dalam tubuh manusia yang ikut berperan
dalam mekanisme untuk mempertahankan homeostasis. Sistem yang dimaksud
adalah kardiovaskular. Rahmatina (2010) mengatakan sistem kardiovaskular
dikenal juga sebagai sistem jantung-pembuluh darah. Daya tahan kardiovaskular
merupakan kesanggupan jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk
2328
mengambil, mengedarkan dan menggunakan oksigen ke jaringan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor individual seperti Indeks Massa Tubuh (IMT), usia, aktivitas fisik dan kebiasaan olahraga. Daya tahan kardiovaskular yang baik akan meningkatkan kemampuan kerja manusia dengan intensitas lebih besar dan waktu yang lebih lama. Daya tahan kardiovaskular yang baik juga akan memungkinkan untuk membangun ketahanan yang lebih besar terhadap kelelahan sehingga dapat melakukan aktivitas untuk jangka waktu yang lebih lama.
Darah adalah alat transfortasi dalam tubuh manusia. Penggolongan darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya 3 perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat antigen yang terkandung di dalam sel darah merah. Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung didalam sel darah merah (Fitri, 2007). Sejarah perkembangan golongan darah di antaranya yaitu : sejak ratusan tahun yang lalu ahli-ahli berpendapat, bahwa penderitapenderita yang kekurangan darah seperti orang-orang yang mengalami pendaraan yang berat, seperti kecelakaan, peperangan, persalinan atau penyakit-penyakit pendarahan dapat ditolong dengan penambahan darah ke dalam tubuh penderita tersebut.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh
data, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode
dalam melakukan suatu penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab
dengan menggunakan metode yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Karena pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mencari pemecahan dari suatu permasalahan. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian pra experimental design dengan menggunakan
rancangan pretest-posttest one group design, yang dipilih secara random dan diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal (perlakuan).
2329
Populasi dan Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah atlet Klub Petanque Korsa dengan nama samaran atau inisial agar tidak melanggar etika-etika penelitian. Terdapat 15 atlet berjenis kelamin laki-laki yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi bersedia secara sukarela menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan analisis data yang meliputi analisis deskriptif, uji normalitas dan uji korelasi untuk melihat hubungan antar variable yang telah ditentukan.
Hasil Dan Pembahasan
Analisis data deskriptif penelitian data analisis Hubungan indeks massa tubuh terhadap daya tahan kardiovaskular ditinjau dari golongan darah pada Klub Petanque Korsa .Secara lengkap pada lampiran, sedang rangkuman hasil analisis tercantum pada tabel di bawah ini.:
Tabel 1.Rangkuman hasil Analisis data deskriptif analisis Hubungan indeks massa tubuh terhadap daya tahan kardiovaskular ditinjau dari golongan darah pada Klub Petanque Korsa.
Imt Daya Tahan
Kardiovaskular
N 15 15
MEA N 23.70 28.87
SD 2.71 3.92
MIN 19.40 23.20
MAX 26.20 35.70
SUM 355.5
0 433.10
Data Indeks Massa Tubuh Nilai mean = 23.70, nilai SD = 2.71, Nilai Min = 19.40, Nilai Max 26.20, Nilai Sum = 355.50. Data Daya Tahan Kardiovaskular, Nilai Mean
= 28.87, Nilai SD = 3.92, Nilai Min = 23.20, Nilai Max = 35.70, Nilai Sum = 433.10.
Tabel 2. Rangkuman hasil uji normalitas data Hubungan indeks massa tubuh terhadap daya tahan kardiovaskular ditinjau dari golongan darah pada Klub Petanque Korsa.
Variable N Asymp.Sig Ket
IMT 15 0.38 Normal
Daya Tahan
Kardiovaskular 15 0.98 Normal
2330
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian yakni IMT dan Daya tahan kardiovaskular berdistribusi normal yaitu nilai Asymp.Sig >
0.05.
Tabel 3 Data Uji korelasi IMT- Daya Tahan Kardiovaskular Variabel R Sig Keterangan
IMT- Daya Tahan
Kardiovaskular 0.82 0.00 Signifikan
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Daya tahan kardiovaskular merupakan kesanggupan jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk mengambil, mengedarkan dan menggunakan oksigen kejaringan yang dipengaruhi oleh faktor- faktor individual seperti Indeks Massa Tubuh (IMT), usia, aktivitas fisik dan kebiasaan olahraga. Daya tahan kardiovaskular yang baik akan meningkatkan kemampuan kerja manusia dengan intensitas lebih besar dan waktu yang lebih lama. Daya tahan kardiovaskular yang baik juga akan memungkinkan untuk membangun ketahanan yang lebih besar terhadap kelelahan sehingga dapat melakukan aktivitas untuk jangka waktu yang lebih lama. Olahraga petanque hadir sebagai olahraga alternatif yang bukan saja hanya menghibur namun juga memerlukan komponen fisik yang baik. Komponen daya tahan yang baik sangat diperlukan olahraga ini karena dalam pertandingan tidak jarang terjadi pertandingan yang menghabiskan waktu sampai berjam-jam dalam satu kali partai.
Komponen diatas juga harus di dukung oleh Indeks massa tubuh (IMT) yang baik sebagai penunjang dalam mempertahankan keseimbangan. Penelitian ini mengambil sampel dari Klub Petanque Korsa (KPK) berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang atlet, dengan golongan darah yang berbeda- beda. Dari 4 golongan darah hanya 3 golongan darah yang digunakan yaitu golongan darah A, B, dan O dengan jumlah sebanyak 5 orang sedangkan golongan darah AB tidak di ikutkan dengan melihat jumlahnya yang sangat terbatas. Golongan darah adalah ciri khusus dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok dan kematian. Tes golongan darah konvensional dilakukan dengan pemberian cairan reagent antigen, anti-A, anti-B dan anti-D, pada sampel darah di kaca reaksi. Golongan darah dan rhesus ditentukan dengan melihat ada atau tidaknya penggumpalan pada sampel darah.
Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang
2331
terkandung di dalam sel darah merah.
Dari hasil dilapangan di temukan 3 jenis golongan darah yang dinyatakan lolos dalam menentukan sampel penelitian yaitu golongan darah A, B, dan O dari ketiga golongan darah terdapat masing-masing 5 sampel dengan pembagian overweight, normal dan underweight dengan klasifikasi golongan darah A (1 orang overweight, 4 orang normal) golongan darah B (2 orang overweight, 1 normal dan 2 underweight) golongan darah O (3 Orang normal, 2 orang underweight ).
Dengan data tersebut maka di lakukan pengujian dengan menggunakan uji korelasi memiliki nilai yang signifikan dengan nilai sig 0.00 < 0.05 dengan nilai korelasi (R) 0.82. dengan tingkat daya tahan kardiovascular yang terbaik adalah golongan darah O. Hal ini disebakan oleh Golongan darah O memiliki kandungan sel darah merah yang lebih banyak dibandingkan dengan golongan darah A dan golongan darah B, bentuknya seperti cakram dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), 46 tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–
kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta) . warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru.
Pengikatan oksigen dan karbondioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawadengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (hb + oksigen 4 hboksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yangnantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: hb- oksigen hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (hb + karbon dioksida hbkarbon dioksida) yangmana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paruparu.Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terdapat perbedaan daya tahan kardiovaskular antara golongan darah A, O, dan B golongan darah O memiliki tingkat daya tahan yang paling baik.
2. Terdapat korelasi IMT dengan daya tahan kardiovaskular memiliki nilai yang signifikan dengan nilai sig 0.00
< 0.05 dengan nilai korelasi (R) 0.82. Agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat maka penulis memberi saran kepada pembaca.Adapun saran penulis sebagai berikut :
3. Diharapkan kepada atlet untuk menambah pengetahuan tentang daya tahan kardiovaskular dengan melihat atau meninjau aktifitas golongan darah.
4. Diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi mahasiswa, murid, tentang
2332
daya tahan kardiovaskular dan IMT hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif seseorang
REFERENSI
Abdoelah, Arma (1981). Olahraga untuk perguruan tinggi. Jakarta: Sastra Hudaya.
Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bola Basket. Era Intermedia. Solo.
Amran. (17 Juli 2012). Definisi denyut nadi manusia. Diakses dari
beranchunkamrank.blogspot.com/20 12/07/definisidenyut-nadi-manusia.
Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: Alexmedia Komputindo. hlm.55-7.
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Bahadorfar. (2014). A Study of Hydrotherapy and Its Health Benefits. International Journal of Research (IJR), 1 (8), 294-
305..Budiningsih, Asri. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Budiono S, dkk, 2003. Bunga Rampai Hyperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Christophe Hausswirth. (2013). Recovery For Performance In Sport. University Of the Basque Country.
Damayanti R, Mulyono. 2003. Khasiat & Manfaat Daun Sirih: Obat Mujarab dari Masa ke Masa. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Damayanti. D. (2014 ). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Hidrotereapi Rendam Air Hangat pada Penderita Hipertensi Di Desa Kebondalem Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.
Dedy Sumiyarsono.(2002). Keterampilan Bolabasket. Yogyakarta: FIK UNY.
Dilianti, I, Candrawati, E & Adi, RC.(2017). Efektivitas hidroterapi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Panti
Wreda Al-Islah Malang. 2 (3): 193-
206 diakses pada tanggal 17 November 2018 (https://publikasi.unitri.ac.id/index.p hp/fikes/article/view/579)Dorland, W.A. Newman. 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. EGC Medical Publisher. Jakarta
Dumitrascu, M., Constantin, M., Horia, L. (2012). Hidrotherapy. Balneo Research
Dwijowinoto. 1993. Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan. Semarang: Semarang Press Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran, EGC:
Jakarta. Hlm 353 – 361.
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC.
Ganong, W.F. 1983. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Hariono, (2006) “Metode Melatih Fisik Pencak Silat”. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Hermawan. L , Subiyono & Rahayu. (2012). Pengaruh Pemberian Asupan Cairan (Air) Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas Aerobik Journal of Sport Sciences and Fitness. 1 (2)
Muchtar dan Indra .2009. Olahraga Pilihan Sepakbola. Departemen Pendidikan dan
2333
Kebudayaan Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.