• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tata guna lahan sebagai salah satu alasan yang utama dari pergerakan dan aktivitas.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tata guna lahan sebagai salah satu alasan yang utama dari pergerakan dan aktivitas."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TATA GUNA LAHAN

Tata guna lahan sebagai salah satu alasan yang utama dari pergerakan dan aktivitas. Aktivitas ini dikenal sebagai trip Generation, yang akan mempengaruhi fasilitas transportasi, seperti jalan dan sistem bus, yang diperlukan untuk pergerakan lalu-lintas. Ketika penambahan fasilitas disediakan,sistem dengan sendirinya akan menambah aksesibilitas (Khisty and Lall, 1998). Kota dapat dianggap sebagai lokasi pengaturan dari banyaknya aktivitas atau pengaturan kegunaan lahan.Interaksi antar kegiatan ditunjukkan dengan pergerakan manusia,barang dan informasi. Perubahan aksesibilitas akan menentukan perubahan nilai suatu lahan, dan akan mempengaruhi bagaimana lahan itu akan digunakan. Jika suatu perubahan terjadi (contohnya sebuah lokasi pemukiman menjadi daerah perniagaan), angka Trip Generation (contohnya jumlah perjalanan per hektar lahan) akan berubah dan siklus perubahan itu akan berlanjut.

2.2 JARINGAN TRANSPORTASI

(2)

Dalam sistem transportasi terdapat dua aspek yang sangat penting,yakni aspek sarana dan aspek prasarana. Aspek sarana berhubungan dengan jenis atau piranti yang digunakan dalam hal pergerakan manusia dan barang, seperti mobil, kapal, kereta api (KA) dan pesawat terbang. Aspek sarana ini sering disebut dengan moda atau jenis angkutan. Aspek prasarana berhubungan dengan wadah atau alat lain yang digunakan untuk mendukung sarana,seperti jalan raya, jalan rel, dermaga, terminal, bandara, dan stasiun kereta api.

Dalam hal pergerakan barang,transportasi diperlukan karena sumber kebutuhan manusia tidak terdapat di sembarang tempat. Selain itu, sumber yang masih berbahan baku harus diproses melalui tahapan produksi yang lokasinya juga tidak selalu ada di lokasi manusia sebagai konsumennya. Kesenjangan antara jarak lokasi sumber, lokasi produksi dan lokasi konsumsi inilah yang melahirkan adanya kebutuhan transportasi, dalam hal ini transportasi barang atau logistik. Karena itu dalam sistem transportasi juga terdapat lima unsur pokok, yaitu:

1. orang yang membutuhkan 2. barang yang dibutuhkan 3. kendaraan sebagai alat angkut 4. jalan sebagai prasarana angkutan 5. organisasi yaitu pengelola angkutan.

Pada umumnya jenis sarana atau jenis/moda angkutan dapat digolongkan sebagai berikut ini.

1. Udara, dengan moda pesawat dan prasarana bandara 2. Air, dengan moda kapal dan prasarana dermaga, pelabuhan 3. Darat, yaitu:

(3)

c. lain-lain: kabel, pipa, belt conveyor

Objek dasar kajian perencanaan transportasi adalah pergerakan manusia atau barang yang pasti melibatkan banyak moda transportasi. Pemilihan moda transportasi oleh pengguna adalah waktu perjalanan, biaya, kenyamanan, keselamatan, tingkat kepopuleran suatu moda, maksud perjalanan dan kelaziman menggunakan suatu moda. Perilaku pelaku perjalanan dalam memilih moda angkutan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: karakteristik pelaku perjalanan (the characteristic of trip maker), karakteristik perjalanan (the characteristic of trip) dan karakteristik sistem transportasi (the characteristic of

transportation system).

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan moda angkutan dapat dibagi tiga faktor yaitu:

1. Karakteristik pelaku perjalanan, meliputi: pemilihan kendaraan, pendapatan dan tingkat sosial.

2. Karakteristik perjalanan, meliputi: tujuan, waktu dan jarak. 3. Karakteristik fasilitas transportasi, yaitu:

- secara kuantitatif, meliputi waktu tunggu, waktu yang diperlukan untuk mengakses pada moda transportasi lainnya, tarif dan ketersediaan tempat parkir.

- secara kualitatif meliputi kenyamanan, kepercayaan dan keamanan.

2.2.1 Pelayanan Jaringan Transportasi

Arah pengembangan jaringan transportasi adalah pelayanan transportasi antar moda yang mampu memberikan pelayanan yang berkesinambungan (seamless services), tepat waktu (just in time services), dan dapat memberikan pelayanan dari pintu ke pintu (door to

(4)

sarana dan fasilitas yang ada pada prasarana moda-moda transportasi yang terlibat, kesetaraan tingkat pelayanan (level of service) sesuai dengan standar yang dibakukan, sinkronisasi dan keterpaduan jadwal pelayanan, efektivitas dan efisiensi aktivitas alih moda yang didukung dengan sistem tiketing dan dokumen angkutan serta teknologi informasi yang memadai.

Perwujudan pelayanan jaringan transportasi antar moda juga harus di integrasikan antar trayek atau rute-rute angkutan jalan, kereta api, sungai dan danau, penyeberangan, laut dan udara, dengan memperhatikan keunggulan moda berdasarkan kesesuaian teknologi dan karakteristik wilayah pelayanan.

Prinsip dasar penataan dan pembangunan jaringan transportasi adalah sebagai berikut ini:

1. Fungsional, yakni jaringan yang dikelompokkan dalam berbagai tatanan dengan karakteristik funsional yang berbeda.

2. Struktural, yakni pada masing-masing tatanan dirumuskan susunan yang saling terkait, namun dapat diklasifikasikan berdasarkan intensitasnya.

3. Keunggulan karakteristik moda dan keterpaduan, yakni dalam menentukan peran masing-masing moda pada setiap tataran dilakukan dengan memanfaatkan secara maksimal keunggulan masing-masing moda, sedangkan kelemahannya dapat diantisipasi dengan cara pemaduan antar moda.

(5)

Indikator output pangembangan jaringan transportasi adalah meliputi: keselamatan, aksesibilitas yang tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi dan efisien. 2.3 ANGKUTAN

Angkutan adalah perpindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan,terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor.Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang di gerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan tersebut.

2.4 ANGKUTAN UMUM PENUMPANG

Wilayah yang melingkupi beroperasinya angkutan umum dapat disebut dengan wilayah trayek, sedangkan kumpulan trayek yang menjadi satu kesatuan pelayanan angkutan orang disebut dengan jaringan trayek. Sedangkan biaya yang dibebankan kepada penumpang kendaraan angkutan penumpang umum disebut dengan tarif, dan dinyatakan dalam rupiah.

Kendaraan umum bermotor adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang,bus kecil,bus sedang,dan bus besar.

(6)

kota,angkutan pedesaan ( bus,mini bus,dan sebagainya ),kereta api,angkutan air,dan angkutan udara.Keberadaan angkutan umum sangat dibutuhkan tetapi apabila tidak ditangani secara baik dan benar akan menjadi masalah yang cukup berarti bagi kita.

Tujuan utama dari keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan angkutan umum baik dan layak bagi masyarakat.Pengadaan pelayanan angkutan umum penumpang memang secara langsung mengurangi banyaknya kendaraan pribadi.Pelayanan angkutan umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila tercipta keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan.Dalam hal ini pemerintah perlu campur tangan dengan tujuan antara lain : menjamin sistem operasi yan g aman bagi kepentingan masyarakat pengguna jasa angkutan,petugas pengelola angkutan dan pengusaha jasa angkutan umum; mengarah agar kegiatan angkutan tidak mengganggu lingkungan;menciptakan persaingan yang sehat;membantu perkembangan dan pembangunan nasional maupun daerah dengan meningkatkan pelayanan jasa angkutan;menjamin pemerataan jasa angkutan sehingga tidak adapihak yang dirugikan; dan mengendalikan operasi pelayanan jasa angkutan.

Untuk melakukan perjalanan maka manusia memerlukan angkutan umum. Adapun alasan-alasan yang menyebabkan orang melakukan perjalanan antara lain: 1. Perjalanan untuk bekerja

(7)

kebutuhan ini tidak begitu tinggi apabila orang-orang mengakhiri pekerjaan pada waktu yang berbeda.

2. Perjalanan untuk kesekolah atau kuliah

Sektor pendidikan adalah salah satu sektor yang sangat penting,karena ini menyangkut seluruh lapisan masyarakat.Oleh karena itu kebutuhan angkutan umum sangat besar untuk melakukan kegiatan ini,dikarenakan jumlah pelakunya yang sangat besar.Saat ini adalah hal yang sangat baik apabila sekolah-sekolah menyediakan fasilitas bus sekolah,hal ini guna mengurangi kemacetan pada saat jam puncak sekolah yaitu pada saat masuk dan keluar sekolah.Dengan adanya bus tersebut pengguna bus pribadi dapat berkurang,sehingga kemacetan dapat sedikit terkurangi.

3. Perjalanan untuk berbelanja

Perkembangan pusat-pusat perbelanjaan, membangkitkan kebutuhan akan angkutan, terlebih jika orang mulai berbelanja jauh dari tempat tinggalnya.

4. Perjalanan untuk rekreasi

Masing-masing orang yang tidak mempunyai angkutan sendiri akan memerlukan angkutan umum untuk mengadakan rekreasi seperti mengunjungi teman, dan sanak saudara, pergi menonton pertandingan olah raga dan sebagainya.

5. Perjalanan dengan alasan sosial

(8)

Tarif angkutan umum adalah biaya yang dibayarkan oleh pengguna jasa angkutan umum per satuan berat atau penumpang per km. Penetapan tarif dimaksudkan untuk mendorong terciptanya pengguna pra sarana dan sarana perangkutan secara optimum dengan mempertimbangkan lintas yang bersangkutan. Guna melindungi konsumen, pemerintah menetapkan tarif maksimum, dan bila sianggap perlu untuk menjaga persaingan sehat, pemerintah juga menerapkan tarif minimum. Sementara itu tarif harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih memberikan keuntungan wajar kepada pengusaha angkutan umum penumpang.

2.5 TRANSPORTASI DAN PERANANNYA

Peranan transportasi merupakan bagian integral dan suatu fungsi masyarakat.Transportasi menunjukkan hubungan yang erat dengan gaya hidup,jangkauan,lokasi dan kegiatan yang produktif dan selingan serta barang-barang dan pelayanan yang tersedia untuk di konsumsi.

Perpindahan penduduk dan barang-barang sudah seusia dengan sejarah manusia itu sendiri.Manusia zaman batu berpindah dari satu tempat ketempat yang lain dalam mencari makanan,sambil membawa milik mereka yang relatif sedikit.Perpindahan yang terbatas pada zaman primitif itu merupakan suatu awal dari cara hidup sekarang dimana kita berpergian dan melakukan perjalanan ketempat tujuan.

(9)

teknologi ini,namun anggapan seperti ini terlalu sederhana.Dalam banyak hal,permintaan baru akan transportasi telah membawa kepada pengembangan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan yang meningkat.Transportasi adalah suatu bagian integral dari hampir semua kegiatan manusia,sehingga secara prinsip tidak mungkin membedakan secara jelas antara sebab akibat.Malahan kemajuan-kemajuan dalam bidang transportasi telah memungkinkan perubahan-perubahan dalam cara hidup kita dan masyarakat diatur,dengan demikian mempengaruhi pengembangan peradaban manusia.

Peranan transportasi dapat ditinjau dari: 1.Peranan Ekonomi

Peranan ekonomi dari transportasi adalah sebagai berikut:

1. Transportasi memperbesar jangkauan terhadap sumber yang dibutuhkan suatu daerah, dan memungkinkan digunakannya sumber yang lebih murah ataupun lebih tinggi mutunya serta barang yang tidak bisa diperoleh di daerah setempat dapat tersedia.

2. Pemakaian sumber yang lebih efisien mengakibatkan timbulnya kekhususan setiap daerah ataupun pembagian tenaga kerja yang sesuai, yang mengakibatkan penambahan jumlah barang yang dapat dikonsumsi.

3. Penyaluran barang tidak lagi terbatas pada daerah setempat saja tapi dapat disalurkan dari sumber-sumber alternatif lainnya apabila sumber yang biasa dipakai tidak dapat memenuhi semua kebutuhan.

Dari perspektif ekonomi, transportasi memungkinkan berpindahnya barang-barang dari suatu tempat ke tempat yang lain, di mana barang-barang tadi mungkin lebih berguna atau bernilai. Konsep utamanya ialah kegunaan (utilitas) tempat, kegunaan waktu dan kegunaan kualitas.

(10)

Peranan sosial dari transportasi telah memungkinkan penduduk berubah dari makhluk hidup yang nomaden menjadi penghuni pemukiman permanen. Dengan bertambah mudahnya sarana transportasi, pemukiman menjadi bertambah luas dan tidak terlalu bergantung pada sumber-sumber lokal untuk mendukungnya.

Transportasi juga sangat membantu dalam menyediakan berbagai kemudahan seperti :

1. Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok 2. Pertukaran untuk penyampaian informasi 3. Perjalanan untuk bersantai

4. Perluasan jangkauan perjalanan sosial

5. Pemendekan jarak antara rumah dan tempat kerja

6. Bantuan dalam memperluas kota atau memencarkan penduduk menjadi kelompok yang lebih kecil (Warpani, 1990).

3. Peranan Politik

Transportasi mempunyai pengaruh yang cukup penting terhadap karakteristik politis suatu masyarakat, memungkinkan suatu wilayah yang luas untuk diatur satu pusat, dan memungkinkan pemerintahan dari suatu negara yang besar.

4. Peranan Lingkungan

(11)

2.6 TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI

Pergerakan manusia dan barang dalam kota menunjukan arus lalu-lintas sebagi akibat dari aktivitas (permintaan) dan kapabilitas (kemampuan) sistem transportasi dalam mengatasi arus transportasi (penyediaan). Tentu saja, ada hubungan langsung antara tipe dan intesintas tata guna lahan serta penyediaan fasilitas transportasi. Salah satu obyek utama dalam perencanaan tata guna lahan dan sistem transportasi adalah untuk memastikan keseimbangan yang efisien antara tata guna lahan dan kapabilitas transportasi (Blunden and Black, 1984).

Potensi tata guna lahan diukur dengan skala aktivitas sosial ekonomi pada sebuah lahan. Sifat khusus dari tata guna lahan adalah kemampuannya atau potensinya untuk “membangkitkan’ lalu lintas.

Jika tata guna lahan sebuah daerah di suatu kota di ketahui, maka kemungkinan dapt diukur bangkitannya (Blunden and Black, 1984).

hubungan tata guna lahan yang penting yang menunjukan variable adalah sumber finansial, aktivitas industri, biaya bahan baker, konsumsi dan penyediaan, struktur bisnis, kesempatan kerja dan pertambahan penduduk. Sermua variabel ini dan hubungan mereka menunjukan fakta bahwa struktur kota adalah sistem yang paling rumit di dunia (Khisty and Lall, 1998).

(12)

tersebut. Oleh karena itu, ‘waktu tempuh’ menjadi ukuran yang lebih baik dan sering di gunakan untuk aksesibilitas. Selanjutnya, misalkan terdapat pelayanan bus yang baik antara dua tempat dalam suatu daerah pedesaan mapun perkotaan.Akan tetapi, bagi orang miskin yang tidak mampu membeli karcis, aksesibilitas antara kedua lokasi tersebut tetap rendah. Jadi, biaya perjalanan (Rp) menjadi ukuran yang lebih baik untuk aksesibilitas dibandingkan dengan jarak dan waktu tempuh. Mobil pribadi hanya akan dapat memperbaiki aksesibilitas dalam hal waktu bagi orang yang mampu membeli atau menggunakan mobil. Dengan alasan di atas, moda dan jumlah transportasi yang tersedia dalam suatu desa atau kota merupakan hal yang penting untuk menerangkan aksesibilitas. Beberapa moda transportasi lebih cepat (waktu tempuh berkurang) dibandingkan dengan moda lain, dan mungkin juga ada yang lebih mahal.

Hubungan transportasi dapat dinyatakan sebagai ukuran untuk memperlihatkan mudah atau sukarnya suatu tempat di capai, dinyatakan dalam bentuk hambatan perjalanan. Semuanya selanjutnya dinyatakan dalam bentuk jarak, waktu, atau biaya. Untuk meningkatkan aksesibilitas tata guna lahan yang akan terhubungkan oleh sistem jaringan transportasi, dilakukanlah investasi pembangunan sistem jaringan transportasi.

2.7 AKSESIBILITAS

(13)

Akan tetapi, peruntukan lahan tertentu seperti misalnya bandara, lokasinya tidak bisa sembarangan dan biasanya terletak jauh di luar kota (karena ada batasan dari segi keamanan, pengembangan wilayah, dan lain-lain). Dikatakan aksesibilitas ke bandara tersebut pasti akan selalu rendah karena letaknya yang jauh di luar kota. Namun, meskipun letaknya jauh, aksesibilitas ke bandara dapat ditingkatkan dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang dapat dilalui dengan kecepatan tinggi sehingga waktu tempuhnya menjadi pendek.

Oleh sebab itu, penggunaan ‘jarak’ sebagai ukuran aksesibilitas mulai diragukan orang dan mulai dirasakan bahwa penggunaan ‘waktu tempuh’ merupakan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan jarak dalam menyatakan aksesibilitas. Dapat disimpulkan bahwa suatu tempat yang berjarak jauh belum tentu dapat dikatakan mempunyai aksesibilitas rendah atau suatu tempat yang berjarak dekat mempunyai aksesibilitas tinggi karena terdapat faktor lain dalam menentukan aksesibilitas yaitu waktu tempuh.

Aksesibilitas adalah alat untuk mengukur potensial dalam melakukan perjalanan, selain juga menghitung jumlah perjalanan itu sendiri. Ukuran ini menggabungkan sebaran geografis tata guna lahan dengan kualitas sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Dengan demikian, aksesibilitas dapat digunakan untuk menyatakan kemudahan suatu tempat untuk di capai.

Sedangkan menurut Black Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan ‘mudah’ atau ‘susah’nya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi.

(14)

2.8 AKSESIBILITAS PEDESAAN

Setiap orang menginginkan aksesibilitas yang baik dan ini digunakan dalam beberapa model penentuan lokasi tata guna lahan di daerah perkotaan atau pedesaan. Model yang terakhir yang banyak digunakan adalah model lowry (Lowry, 1964). Model ini mengasumsikan bahwa lokasi pusat perekonomian utama di daerah pedesaan harus ditentukan terlebih dahulu. Setelah itu jumlah keluarga dapat diperkirakan dan lokasinya ditentukan berdasarkan aksesibilitas lokasi perekonomian tersebut. Jumlah sektor pelayanan kemudian dapat diperkirakan dari jumlah keluarga dan model tersebut, yang selanjutnya ditentukan lokasinya berdasarkan aksesibilitasnya terhadap lokasi tempat tinggal. Dengan kata lain, dengan menentukan lokasi pusat perekononomian, lokasi lainnya (tempat tinggal dan fasilitas pelayanan lainnya) dapat ditentukan oleh model dengan kriteria dasar aksesibilitas.

2.8.1 Ukuran Aksesibilitas Pedesaan

Ukuran untuk menentukan besarnya hambatan pergerakan yang dapat digunakan untuk mengukur aksesibilitas telah didiskusikan. Black & Conroy (1977) membuat ringkasan tentang cara mengukur aksesibilitas didalam daerah pedesaan. Yang paling mudah adalah mengasumsikan bahwa daerah pedesaan dipecah menjadi N zona, dan semua aktivitas terjadi dipusat zona. Aktivitas diberi notasi A. Aksesibilitas K untuk suatu zona adalah ukuran intensitas dilokasi tata guna lahan pada setiap zona didalam desa tersebut dan kemudahan untuk mencapai zona tersebut melalui sistem jaringan transportasi.

Adapun rumus yang mendukung dalam menghitung aksesibilitas dalam bentuk zona adalah

= Ed

(15)

di mana: =

0

A Aksesibilitas zona aktual

d

E = Jumlah pekerjaan di zona d

todb = Fungsi waktu tempuh

Aksesibilitas perorangan biasanya diukur dengan menghitung jumlah lokasi kegiatan (disebut juga peluang-opportunity) yang tersedia pada jarak tertentu dari rumah orang tersebut dan memfaktorkan jumlah tersebut dengan jarak di antaranya. Perhitungan aksesibilitas dapat dilakukan untuk berbagai jenis peluang, seperti belanja atau bekerja.

Salah satu perhitungan tersebut diberikan oleh:

b ij j j i O d A =

− di mana: = i A Aksesibilitas orang i = i

O Jumlah peluang pada jarak d dari rumah orang i =

ij

d Beberapa ukuran rentang antara i dan j (seperti waktu tempuh, biaya perjalanan, atau

hanya jarak saja) =

b Sebuah konstanta

Indeks aksesibilitas seperti ini merupakan ukuran dari seberapa banyak tujuan potensial yang tersedia bagi seseorang dan semudah orang tersebut dapat mencapainya. Aksesibilitas suatu tempat dari tempat-tempat lainnya di dalam suatu kota dapat diukur dengan cara yang sama, di mana dalam kasus ini A adalah aksesibilitas dari zona i. i

(16)

2.9 AKSESIBILITAS PERJALANAN

Aksesibilitas adalah ukuran untuk menghitung potensial perjalanan dibandingkan dengan jumlah perjalanan. Ukuran ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah perjalanan yang sebenarnya berhubungan dengan potensial tersebut. Salah satu cara sederhana adalah dengan memperlihatkan secara grafis proporsi penghuni yang mencapai tujuannya dibandingkan dengan jumlah kumulatif aktivitas. Zona tujuan d diurut berdasarkan jarak, waktu, atau biaya yang semakin menjauh yang dipilih berdasarkan zona i.

Hal ini dapat ditafsir untuk menunjukkan jumlah kesempatan yang sebenarnya didapat.Teknik ini dijelaskan secara rinci oleh Black and Conroy (1977). Hubungan antara aksesibilitas dan jumlah perjalanan sebenarnya membentuk dasar model gravity yang dapat digunakan untuk meramalkan arus lalu lintas antar zona di dalam daerah pedesaan.

2.10 UKURAN-UKURAN AKSESIBILITAS PEDESAAN 1. Jarak

Aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Jika suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya dikatakan aksesibilitas antara kedua tempat sangat tinggi jika kondisi prasarananya sangat baik pula. Sebaliknya, jika kedua tempat sangat berjauhan, maka aksesibilitas antara keduanya sangat rendah jika prasarananya sangat jelek. Pada kenyataannya penggunaan jarak sebagai ukuran aksesibilitas mulai diragukan orang karena waktu tempuh dianggap lebih baik.

Jarak

(17)

2.Waktu Tempuh

Jika waktu tempuh sangat lama dari satu tempat ke tempat lainnya maka penggunaan dan kinerja terhadap aksesibilitas tidak baik. Sebaliknya, jika waktu tempuhnya singkat antara kedua tempat maka penggunaan dan kinerja terhadap aksesibilitas sangat baik. Jika sistem transportasi kedua buah tempat diperbaiki (disediakan jalan baru atau pelayanan bus baru) maka hubungan transportasi dapat dikatakan akan lebih baik karena karena waktu tempuhnya lebih singkat. Hal ini sudah jelas berkaitan dengan kecepatan sistem jaringan tersebut. Oleh karena itu, waktu tempuh menjadi ukuran yang lebih baik dan sering digunakan untuk aksesibilitas.

3.Biaya Perjalanan

Dalam beberapa kasus, terutama dinegara barat,untuk menggabungkan waktu dan biaya sebagai ukuran untuk hubungan transportasi biasa disebut biaya gabungan. Biaya ini dalam bentuk nilai uang yang terdiri dari jumlah biaya perjalanan (tiket, parkir, bensin, dan biaya operasi kendaraan lainnya) dan nilai waktu perjalanan. Sudah tentu, diperlukan cara tersendiri untuk menyatakan waktu dalam bentuk uang, dan beberapa penelitian ini telah dikembangkan untuk tujuan ini. Beberapa penulis (seperti Atkins, 1984) berpendapat bahwa biaya gabungan adalah ukuran yang tidak cocok digunakan dalam beberapa hal karena tidak memperlihatkan perbedaan kepentingan antara waktu dan biaya secara terpisah. Ini mungkin berlaku dalam mengukur aksesibilitas waktu biasanya merupakan ukuran yang terbaik, yang diatur berdasarkan setiap moda.

4.Tata Guna Lahan

(18)

kondisinya tidak baik maka aksesibilitas rendah. Jadi tata guna lahan yang berbeda pasti mempunyai aksesibilitas yang berbeda pula karena aktivitas tata guna lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata (heterogen).

5. Banyak Orang Bepergian

Yaitu jumlah orang yang bepergian untuk melakukan aktivitas ke suatu daerah. Dengan meningkatnya jumlah orang bepergian maka aksesibilitas tinggi. Akan tetapi jika jumlah orang yang bepergian cenderung rendah maka aksesibilitas rendah pula, karena dengan banyaknya orang bepergian berarti tingkat aksesibilitas di suatu tempat tersebut bisa digolongkan baik.

Referensi

Dokumen terkait

Bahan kertas yang digunakan untuk sampul menggunakan AC.. Jilid menggunakan teknik

Kondisi sanitasi sangat erat kaitannya dengan kondisi kesehatan dan terjakitnya penyakit di suatu daerah seperti penyakit diare dan DBD ( Demam Berdarah Dengue). Data berikut ini

Penanganan terhadap penderita retardasi mental bukan hanya tertuju pada penderita saja, melainkan juga pada orang tuanya. Mengapa demikian? Siapapun orangnya

Untuk mengatasi masalah kebuntuan terutama pada saat tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat

 Untuk mengetahui faktor resiko yang diduga berperan dalam terjadinya myoma uteri pada pasien dalam laporan kasus ini..  Untuk mengetahui bagaimana diagnosis myoma uteri

Model ini merupakan reaksi terhadap CCM pada hakekatnya menitik beratkan pada hak-hak individu dengan berusaha melakukan pembatasan-pembatasan terhadap wewenang

Karena itu, setiap aparat penegak hukum hendaklah menyadari dengan benar bahwa yang harus ditegakkan dalam negara hukum kita bukan lah hanya kertas-kertas

Hasil pengumpulan data didapatkan hampir seluruh bayi (91,1%) pada 4 wilayah puskesmas terkait melakukan imunisasi HBIG (Hepatitis B Immunoglobulin) dalam 12 jam setelah