• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Intervensi Kebijakan dan Kelembagaan Dalam Pengelolaan Pembelajaran Online di Perguruan Tinggi Pada Masa Pandemik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Model Intervensi Kebijakan dan Kelembagaan Dalam Pengelolaan Pembelajaran Online di Perguruan Tinggi Pada Masa Pandemik"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1 LAPORAN

PENELITIAN TERAPAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Model Intervensi Kebijakan dan Kelembagaan Dalam Pengelolaan Pembelajaran Online di Perguruan Tinggi Pada Masa Pandemik

TIM PENGUSUL

Eko Budi Sulistio, S.Sos, M.A.P NIDN: 0023097803, SINTA ID: 6081601

Simon S. Hutagalung, M.P.A NIDN: 0028068102, SINTA ID: 38362

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

(2)

2 HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN TERAPAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Mengetahui, Dekan FISIP Unila,

KetuaPeneliti,

Tandatangan

Judul Penelitian : Model Intervensi Kebijakan dan Kelembagaan Dalam Pengelolaan Pembelajaran Online di Perguruan Tinggi

Manfaat sosial ekonomi : Mendorong Kebijakan Publik yang tanggap bencana . Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Eko Budi Sulistio,M.A.P

b. NIDN : 0023097803

c. SINTA ID : 6081601

d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Program Studi : Jurusan Administrasi Negara

f. Nomor HP : 082112928279

g. Alamat surel (e-mail) : eko.budi@fisip.unila.ac.id Anggota Peneliti (1)

a. Nama Lengkap : Simon Sumanjoyo Hutagalung, M.PA

b. NIDN : 0028068102

c. SINTA ID : 38362

d. Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Mahasiswa yang terlibat (3 orang) :

1816041056 DANIEL PRASETIYO 1816041071 RAMA ARDIANSYAH 1846041005 RIZKIKISPRIANJI Lokasi kegiatan : Provinsi Lampung

Lama kegiatan : 8 Bulan

Biaya Penelitian : Rp. 35.000.000

Sumber dana : DIPA BLU Unila 2021

Bandar Lampung, 01-03-2019

Bandar Lampung, 19 September 2021 Mengetahui,

Dekan FISIP Unila Ketua Peneliti

(Dra. Ida Nurhaida, M.Si) (Eko Budi Sulistio,M.A.P)

NIP/NIK 196108071987032001 NIP/NIK 197809232003121001

Menyetujui,

Ketua LPPM Universitas Lampung

(Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A) NIP/NIK 196505101993032008

(3)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

RINGKASAN ... ii

BAB I. Latar Belakang Masalah ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Khusus ... 2

Urgensi Penelitian ... 2

BAB II. Tinjauan Pustaka ... 3

State Of The Art ... 3

Tinjauan Tentang Pembelajaran online ... 3

Tinjauan Intervensi Pemerintah Dalam Pendidikan ... 4

Penelitian Terdahulu ... 6

Roadmap Penelitian ... 7

BAB III. Metode Penelitian ... 8

Desain Penelitian ... 8

Metode Sample dan jumlah Sample... 8

Metode Pengambilan data ... 9

Metode Analisis Data ... 9

BAB IV. RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ... 11

Rencana Anggaran ... Error! Bookmark not defined. Jadwal Pelaksanaan ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... 19

(4)

ii RINGKASAN

Provinsi Lampung memiliki cakupan kelompok mahasiswa, khususnya terbanyak di tiga perguruan tinggi negeri. Terkait dengan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran di masa pandemik, diperlukan intervensi kebijakan dan kelembagaan yang dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran secara online pada tingkat perguruan tinggi. Solusi ini sejatinya menjadi suatu model yang dapat merangkum identifikasi serangkaian faktor, potensi pembangunan model dan strategi bagi penerapan model.

Tujuan penelitian ini: (a). mengkategorisasi faktor yang berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran online pada kelompok mahasiswa, (b).Mengidentifikasi masalah dan hambatan dalam efektivitas pembelajaran online pada kelompok mahasiswa, dan (c). Penyusunan model Intervensi Kebijakan dan Kelembagaan Dalam Pengelolaan Pembelajaran Online di Perguruan Tinggi di massa pandemik.

Penelitian ini hendak dilakukan dengan metode mixed methode yang menggunakan instrumen kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan guna menghasilkan keragaman data yang dapat dimanfaatkan bagi proses penyusunan kebijakan. Penelitian yang hendak dilakukan merupakan penelitian verifikatif yang bertujuan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal yang lain yang sudah disebutkan (Arikunto,2010). Penggunaan survey dilakukan dengan menggunakan kuisioner terhadap kelompok mahasiswa perguruan tinggi. Sementara itu, penggunaan instrumen kualitatif akan dilakukan guna menangkap data terkait masalah dan hambatan yang terjadi selama masa pandemik. Jenis pengumpulan data lainnya yang akan digunakan berupa analisis dokumen, analisis literatur dan analisis data sekunder. Pelaksanaan survey akan mencakup 5 Perguruan Tinggi terbesar di Bandar Lampung dan dilaksanakan pada bulan Maret 2021-November 2021.

Adapun luaran wajib yang hendak dicapai dalam penelitian terapan ini berupa: (1). Satu produk iptek-sosbud yang terdaftar di Sentra HaKI LPPM Unila berupa: system dan model penguatan kapasitas tanggap bencana pada komunitas yang dilindungi oleh KI; (2).Satu artikel ilmiah yang accepted dalam jurnal internasional terindeks SCOPUS, ditargetkan jurnal sasaran adalah Cakrawala Pendidikan (Q3); dan (3). Satu artikel yang dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah yang diselenggarakan LPPM Unila. Selain luaran wajib sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya. Tim peneliti PT dapat mengadakan luaran tambahan PT berupa satu artikel ilmiah yang dimuat dalam prosiding seminar nasional. Adapun TKT yang hendak dicapai adalah TKT 4- 5.

Kata Kunci: Pandemik, Pembelajaran Online, Intervensi Kebijakan

(5)

BAB I. Latar Belakang Masalah

Latar Belakang

Bencana non alam pandemik COVID-19 memberikan dampak yang sangat dalam terhadap penyelenggaraan pendidikan, dimana sekolah dan kampus dipaksa tidak melakukan pembelajaran tatap muka dan dipaksa merubah metode pengajarannya menjadi virtual. Namun demikian tidak serta merta perubahan cepat tersebut dirasakan sebagai solusi yang efektif. Salah satu masalah yang muncul adalah ketidak siapan guru dalam mengelola stres akibat pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring (Setiawan & Handoyo, 2020). Pembelajaran dilaksanakan dengan segala keterbatasan baik pengetahuan guru tentang pembelajaran daring, dan fasilitas daring yang belum menunjang. Wilayah yang ada jaringan internetnya dan gurunya yang mempunyai jiwa pembelajar mereka secara otodidak dan mengikuti webinar online tentang pembelajaran daring sehingga akhirnya bisa melaksanakan secara daring (Yuhana, 2020). Demikian juga pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa serta dosen yang sebelumnya kurang interes melaksanakan pembelajaran online dituntut wajib melakukan perkuliahan online (Wena, 2020). Dampak kondisi tersebut pada tingkat pendidikan menengah dan atas diantaranya penurunan minat belajar anak (Sulistyawati, 2020).

Menjelang tahun 2021 pemerintah kemudian membuat kebijakan yang membuka kembali proses pembelajaran tatap muka dengan berbagai syarat dan kondisi. Harus diakui hal ini merupakan langkah berani mengingat pandemi masih berlangsung dan belum mampu diatasi secara efektif.

Dalam hal ini individu pelajar dan mahasiswa yang memiliki daya tahan imunitas yang terjaga sehingga tidak menjadi korban virus atau menjadi carier virus yang membahayakan keluarga dan orang lainnya. Peran generasi muda begitu penting dalam penanganan Covid-19, dengan kemampuan adaptasi yang baik di era teknologi digital ini diharapkan mampu memberikan edukasi terhadap masyarakat terutama yang tertinggal informasi (Afiati et al., 2020).

Kelompok pelajar dan mahasiswa merupakan segmen yang cukup besar dimana total jumlah penduduk di Provinsi Lampung pada tahun 2019 sebanyak 9.302.935 jiwa maka secara rasio jumlah mereka mencakup 14,90%nya (Disdukcapil Lampung, 2020). Adapun jumlah siswa dan mahasiswa di Provinsi Lampung hingga tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

(6)

Tabel 1. Jumlah Siswa dan Mahasiswa Berdasarkan Tingkatan Pendidikan di Provinsi Lampung Tahun 2019

Sumber: Disdukcapil Prov. Lampung, 2019

Bandar Lampung terbanyak dalam cakupan kelompok mahasiswa, khususnya di tiga perguruan tinggi negeri. Terkait dengan uraian diatas, diperlukan intervensi kebijakan dan kelembagaan yang dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran secara online pada tingkat perguruan tinggi. Solusi ini sejatinya menjadi suatu model yang dapat merangkum identifikasi serangkaian faktor, potensi pembangunan model dan strategi bagi penerapan model.

Oleh karena itu rumusan masalah utama dalam penelitian ini yaitu: (1). Apa saja faktor-faktor yang berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran online pada kelompok mahasiswa selama pandemi Covid-19 dan atau pasca pandemi Covid-19?, (2). Apa saja masalah dan hambatan dalam efektivitas pembelajaran online pada kelompok mahasiswa dalam konteks pandemi Covid-19 dan pasca pandemi Covid-19, (3). Bagaimana desain Model Intervensi Kebijakan dan Kelembagaan Dalam Pengelolaan Pembelajaran Online di Perguruan Tinggi?.

Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini: (a). mengkategorisasi faktor yang berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran online pada kelompok mahasiswa, (b).Mengidentifikasi masalah dan hambatan dalam efektivitas pembelajaran online pada kelompok mahasiswa, dan (c). Penyusunan model Intervensi Kebijakan dan Kelembagaan Dalam Pengelolaan Pembelajaran Online di Perguruan Tinggi di massa pandemik.

Urgensi Penelitian

Belum tersedianya desain model dan strategi yang menjadi rujukan bagi pembuatan kebijakan tentang intervensi kebijakan dan kelembagaan pembelajaran online pada kelompok mahasiswa, sehingga model intervensi kebijakan dan kelembagaan pembelajaran online ini bisa diadopsi bagi kelembagaan pembelajaran online di perguruan tinggi di Indonesia.

(7)

BAB II. Tinjauan Pustaka

State Of The Art

Tinjauan Tentang Pembelajaran online

Pembelajaran online pada dasarnya adalah pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan sistem yang sudah ada sejak pertengahan abad 18. Sejak awal, pembelajaran jarak jauh selalu menggunakan teknologi untuk pelaksanaan pembelajarannya, mulai dari teknologi paling sederhana hingga yang terkini. Secara singkat, sejarah perkembangan pembelajaran jarak jauh dapat dikelompokkan berdasarkan teknologi dominan yang digunakannya. Taylor dalam Firman & Rahayu (2020) misalnya, mengelompokkan generasi pembelajaran jarak jauh ke dalam lima (5) generasi, yaitu: (1) model korespondensi, (2) model multi media, (3) model tele-learning, (4) model pembelajaran fleksibel, dan (5) model pembelajaran fleksibel yang lebih cerdas. Pada generasi PTJJ keempat dan kelima lahir jargon- jargon yang sangat populer di masyarakat seperti e-learning, online learning, dan mobile learning yang lebih memasyarakatkan lagi fenomena PJJ.

Pembelajaran learning tidak sekedar membagikan materi pembelajaran dalam jaringan internet.

Dalam online learning, selain ada materi pembelajaran online juga ada proses kegiatan belajar mengajar secara online (Pujilestari, 2020). Jadi, perbedaan pokok antara pembelajaran online dengan sekedar materi pembelajaran online adalah adanya interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran (Arizona et al., 2020). Interaksi dalam pembelajaran terdiri dari interaksi antara pembelajar dengan pengajar dan atau fasilitator (pengajar), dengan sesama pembelajar lainnya, dan dengan materi pembelajarannya itu sendiri Moore (1989) dalam Astini (2020). Ketiga jenis interaksi yang terjadi dalam pembelajaran onlineitulah yang akan menciptakan pengalaman belajar.

Bates (2011) dalam Adijaya (2018) menguraikan jika teknologi adalah peralatan yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran/ pendidikan yang dapat berupa komputer, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan buku tercetak. Sementara media merupakan istilah yang mengandung

(8)

makna ‘mengantar’ dan ‘menginterpretasikan’. Jadi ‘media’ merupakan produk yang mengandung content (materi komunikasi) yang diciptakan oleh seseorang dan dimengerti oleh orang yang menerima komunikasi tersebut (Anggrawan, 2019). Dalam hal ini maka teks, grafik, audio, video, dan komputasi dapat dikategorikan sebagai media karena dapat menjadi pengantar ‘ide’ dan

‘gambar’ yang memiliki arti. Media menurut Bates juga dapat dilihat dalam artian lebih luas, yaitu sebagai cara merepresentasikan, mengorganisasikan dan mengkomunikasi-kan ilmu pengetahuan.

Namun demikian sangat jelas bahwa media tergantung kepada teknologi. Berdasarkan Bates (1995, 2011), perbedaan tersebut kurang lebih seperti berikut.

Tabel 2. Media dan Teknologi Dalam Pembelajaran

Kalau kita lihat dari era penggunaannya, pemanfaatan TIK dalam pendidikan dapat dibedakan dalam beberapa periode seiring dengan perkembangan TIK itu sendiri. Taylor (2000) dalam Herliandry et al. (2020) membedakan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan (khususnya dalam pendidikan jarak jauh) dalam lima generasi model, yaitu: model korespondensi, model multi media, model tele-learning, model pembelajaran fleksibel, dan model pembelajaran fleksibel cerdas (the intelligent flexible learning model) (Sukardi & Rozi, 2019).

Tinjauan Intervensi Pemerintah Dalam Pendidikan

Pendidikan menurut sifatnya merupakan barang privat, karena memenuhi kriteria rivalry dan excludable. Seseorang perlu bersaing untuk mendapatkan pendidikan yang baik, itulah kenapa disebut sebagai rivalry (Daud, 2020). Ada syarat administrasi yang perlu dipenuhi oleh orang tersebut untuk dapat menempuh pendidikan, itulah yang disebut excludable. Menurut teori

(9)

keuangan publik, pendidikan memiliki dampak eksternalitas positif. Hal tersebut membuat pemerintah perlu melakukan intervensi agar tidak terjadi underprovide dalam hal pendidikan (Akbar & Noviani, 2019). Berikut adalah eksternalitas pendidikan menurut teori keuangan publik (Kurniawansyah et al., 2020):

1. Produktivitas

Jika pendidikan memiliki kualitas yang tinggi, maka akan membuat seseorang menjadi pekerja yang lebih produktif, sehingga memperoleh standar hidup yang lebih tinggi.

2. Kewarganegaraan

Pendidikan dapat membuat warga lebih terinformasi dan menjadi peserta aktif dalam proses demokrasi, serta dapat mengurangi tingkat kriminalitas.

3. Kegagalan pasar kredit pendidikan

Kegagalan pasar kredit untuk menciptakan pinjaman yang akan meningkatkan total surplus sosial dengan pembiayaan pendidikan produktif.

4. Kegagalan memaksimalkan utilitas keluarga.

Preferensi keluarga yang lebih mementingkan utilitas konsumsi barang lain daripada menginvestasikan pada pendidikan, sehingga pendidikan lebih baik disediakan oleh pemerintah.

5. Redistribusi

Keluarga dengan penghasilan yang tinggi akan berusaha memberikan pendidikan yang tinggi untuk anak-anak mereka daripada keluarga-keluarga yang penghasilannya lebih rendah. Jadi, perlu retribusi dari pihak yang kaya ke pihak yang miskin agar konsumsi pendidikan dapat merata.

Karena beberapa alasan tersebut, pemerintah perlu melakukan intervensi agar pendidikan tidak terjadi underprovide (Irianto, 2017). Pertanyaannya adalah, bagaimana cara keterlibatan pemerintah dalam bidang pendidikan? Pemerintah memiliki dua opsi/alternatif cara yakni dengan mekanisme harga dan mekanisme kuantitas (Akbar & Noviani, 2019). Pemerintah dapat memberikan subsidi untuk pendidikan kepada siswa sebagai bentuk mekanisme harga, dan memberikan bentuk pendidikan tertentu sebagai mekanisme kuantitas (Kurniawansyah et al., 2020).

(10)

Di era pandemi COVID-19, tahun 2020 dan 2021 ini, pemerintah juga perlu melakukan intervensi agar kualitas pendidikan di Indonesia tidak menurun akibat penyebaran virus corona yang begitu cepat. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan berbagai penyesuaian pembelajaran saat pandemi COVID-19 yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan COVID-19 di lingkungan Kemendikbud serta Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan. Salah satu bentuk dari kegiatan pembelajaran yang baru adalah proses belajar dari rumah (pembelajaran daring) (Firman & Rahayu, 2020). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan bahwa ada sembilan kebijakan dan program yang telah dijalankan selama pandemi COVID-19 ini. Tidak berhenti sampai disitu, pemerintah memiliki program untuk mempercepat pemulihan ekonomi di Indonesia akibat dampak pandemi COVID-19, yaitu Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terdapat banyak sektor yang ingin pemerintah fokuskan untuk pemulihan ini, salah satunya adalah sektor Pendidikan (Pakpahan & Fitriani, 2020). Bentuk dari Program PEN di sektor pendidikan adalah subsidi untuk murid dan mahasiswa berupa kuota internet dan program Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi tenaga pendidik (Atsani, 2020). Sesuai dengan teori keuangan publik, pendidikan memiliki pengaruh eksternalitas positif, sehingga pemerintah perlu melakukan intervensi agar tidak terjadi underprovide, apalagi di era pandemi COVID-19 ini.

Penelitian Terdahulu

Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pada tahun 2019 hingga 2020. Ada beberapa penelitian dalam aspek kebijakan pendidikan dan penelitian dalam tema penanganan bencana. Penelitian dengan tema kebijakan pendidikan yang dilakukan sebelumnya mengungkapkan bahwa pengukuran kinerja pemerintah daerah dapat diukur dalam pembuatan kebijakannya yang responsif terhadap situasi dan kebutuhan dalam masyarakat, kepala pemerintahan dalam hal ini menjalankan peran manajemen yang harus terus menerus terikat dalam proses pengambilan keputusan (Sulistio, 2019). Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa dalam menghadapi inovasi ataupun tantangan perubahan lainnya, pemerintah harus senantiasa bersikap responsif dan antisipatif sehingga tetap mampu mengoptimalkan kinerjanya dalam mengatasi perkembangan sektor pendidikan. Sikap ini terlihat dari kebijakan yang dipilih dan dilaksanakan (Sulistio, 2019).

(11)

Sementara itu, penelitian terkait peran pemerintah dalam penanganan bencana juga dilakukan oleh (Hutagalung & Sulistio, 2020) yang menyimpulkan bahwa kolaborasi antar pihak diperlukan dalam penanganan bencana, meskipun pemerintah akan tetap menjadi motor sebagai pembuat kebijakan dan pengaturan kelembagaan. Dalam bencana pemerintah akan membutuhkan keterlibatan pihak lain namun tubuh pemerintah harus lebih responsif (Hutagalung et al., 2020).

Roadmap Penelitian

Berikut adalah peta jalan (roadmap) dalam penelitian ini:

(12)

BAB III. Metode Penelitian

Desain Penelitian

Penelitian ini hendak dilakukan dengan metode mixed methode yang menggunakan instrumen kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan guna menghasilkan keragaman data yang dapat dimanfaatkan bagi proses penyusunan kebijakan. Penelitian yang hendak dilakukan merupakan penelitian verifikatif yang bertujuan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal yang lain yang sudah disebutkan (Arikunto,2010). Penggunaan survey dilakukan dengan menggunakan kuisioner terhadap kelompok mahasiswa perguruan tinggi. Sementara itu, penggunaan instrumen kualitatif akan dilakukan guna menangkap data terkait masalah dan hambatan yang terjadi selama masa pandemik. Jenis pengumpulan data lainnya yang akan digunakan berupa analisis dokumen, analisis literatur dan analisis data sekunder. Pelaksanaan survey akan mencakup 5 Perguruan Tinggi terbesar di Bandar Lampung dan dilaksanakan pada bulan Maret 2021-November 2021.

Metode Sample dan jumlah Sample

Kelompok mahasiswa merupakan segmen yang cukup besar jumlahnya apabila dibandingkan dengan total jumlah penduduk pada tahun 2019 yang rasionya mencakup 14,90% (Disdukcapil Lampung, 2020). Namun demikian, perlu dipahami bahwa kelompok yang paling tinggi mobilitas dan bebannya adalah pada kelompok pelajar menengah, atas dan perguruan tinggi. Kelompok ini memiliki kerentanan karena mobilitasnya lebih tinggi secara sosial sehingga menjadi kelompok rentan tertular virus. Oleh karenanya pada riset ini akan fokus kepada kelompok mahasiswa sebagai sample yaitu mahasiswa pada perguruan tinggi. Responden dalam penelitian ini diambil sebanyak 100 responden dikarenakan jumlah tersebut telah melebihi batas terkecil dari pendapat Roscoe. Kriteria yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Mahasiswa yang masih aktif kuliah di Bandar Lampung.

2. Berusia minimal 18 tahun.

3. Mengikuti perkuliahan online pada semester lalu.

(13)

Metode Pengambilan data

Selain itu pelaksanaan survey juga dilakukan dalam dua rentang waktu tertentu, direncanakan kuisioner pertama akan diberikan pada bulan Maret 2021 dan kuisioner kedua diberikan pada bulan Juni 2021. Kuisioner yang dibuat akan menggunakan Skala likert yang merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk (sangat setuju, setuju, ragu-ragu/netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju) (Durianto, 2001). Informasi yang diperoleh dengan skala likert berupa skala pengukuran ordinal dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak sama (Umar, 2004). Selain itu dilakukan juga wawancara dan observasi terhadap kelompok mahasiswa, dosen dan pengelola perguruan tinggi di Bandar Lampung. Selanjutnya digunakan juga analisis data sekunder yang mencakup interpretasi, kesimpulan atau tambahan pengetahuan dalam bentuk lain. Penelitian data sekunder dapat menjadi alternatif untuk mendapat jawaban yang tidak didapat dari penelitian primer.

Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah mencakup analisis statistik guna mengetahui frekuensi, deskripsi dan analisis faktor terhadap data survey yang diperoleh. Pertama, analisis frekuensi menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga data yang dihasilkan lebih kaya, tajam dan seringkali lebih membuka wawasan (McDaniel & Gates, 2001). Analisis data dimaksudkan untuk dapat menyederhanakan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan yaitu melalui data statistik, salah satu langkah awal dalam analisa data adalah menyusun tabel frekuensi (Singarimbun, 1995). Selain itu dilakukan juga analisis kualitatif guna menyempurnakan analisis data. Tujuan dari langkah ini adalah untuk menggambarkan karakteristik sampel penelitian.

(14)

Berikut adalah bagan alir kegiatan penelitian:

Adapun luaran wajib yang hendak dicapai dalam penelitian terapan ini berupa:

1. Satu produk iptek-sosbud yang terdaftar di Sentra HaKI LPPM Unila berupa: system dan model penguatan kapasitas tanggap bencana pada komunitas yang dilindungi oleh KI;

2. Satu artikel ilmiah yang accepted dalam jurnal internasional terindeks SCOPUS, ditargetkan jurnal sasaran adalah Cakrawala Pendidikan (Q3);

3. Satu artikel yang dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah yang diselenggarakan LPPM Unila.

Selain luaran wajib sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya. Tim peneliti PT dapat mengadakan luaran tambahan PT berupa satu artikel ilmiah yang dimuat dalam prosiding seminar nasional.

(15)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan instrumen survey. Penggunaan survey dilakukan dengan menggunakan kuisioner secara online terhadap mahasiswa di Universitas Lampung. Responden dalam penelitian ini diambil sebanyak 100 responden. Kriteria yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1). Mahasiswa yang masih aktif kuliah pada perguruan tinggi di Universitas Lampung, (2). Berusia minimal 20 tahun, (3). Mengikuti perkuliahan online secara aktif pada semester berjalan di masa pandemi. Pelaksanaan survey dilakukan dalam dua rentang waktu Maret 2021 hingga Mei 2021. Kuisioner dibuat menggunakan Skala likert yang merupakan skala yang memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu pilihan (Durianto, 2001). Analisis data yang dilakukan adalah mencakup analisis statistik exploratory factors analysis guna mengetahui variasi dalam pengelompokan faktor dari data survey yang diperoleh. Analisis data menggunakan software JASP 0.13 yang dianggap berkualitas untuk melakukan uji EFA. Hasil dari uji EFA ini kemudian akan menampilkan pengelompokan kategorisasi dominan yang mencerminkan korelasi antar variabel.

Berdasarkan survei yang dilakukan, terlihat profil responden yang mengisi kuisioner ini. Dalam kategori gender nampak dominan responden merupakan kelompok perempuan (63%), sementara dalam kategori jenis akses yang dimiliki dalam pembelajaran online dominan dalam kategori akses internet di rumah (82%). Dalam kategori literasi komputer dominan berada dalam kategori intermediate (70,8%), kategori ini bermakna individu yang sudah sering menggunakan komputer dan aplikasinya untuk kegiatan rutin dan aplikasi khusus yang tidak memerlukan keahlian tinggi.

Pada kategori gaya belajar, nampak dominan yang berada dalam kategori visul (61,5%). Secara detail, hal ini dapat dirangkum dalam tabel berikut:

(16)

Table. Profil Responden

No Category Sub Cat Qty %

1 Gender Male 27 28.1

Women 61 63.5

2 Location of Access Campus 1 1

House 82 85.4

Public Location With Free

Wifi 2 2.1

Location with paid Wifi 6 6.3

Others 6 6.3

3 Computer literacy Elementary 14 14.6

Intermediate 68 70.8

Expert 14 14.6

Very Expert 0 0

4 Learning Styles Visual (dominant through

seeing / observing) 59 61.5

Verbal (dominant through

reading) 18 18.8

Experimental (happy to try) 9 9.4

Motor (by moving) 10 10.4

Selanjutnya dilakukan uji asumsi guna mengetahui ketercukupan sample yang digunakan. Uji asumsi dilakukan dengan Kaiser-Meyer-Olkin Test dan Bartlet Test. Standar dalam uji Kaiser Meyer Olkin test adalah nilai overal MSA harus diatas 0,5, sementara data pada tabel berikut skor sudah 0,776. Hal ini menunjukkan jika sample yang digunakan sudah cukup dan dapat dianalisis.

Tabel. Uji Asumsi Kaiser-Meyer-Olkin test

MSA

Overall MSA 0.776

Physiological conditions 0.821 Psychological condition 0.591 Motivating conditions 0.835 cognitive readiness/reason 0.807

(17)

Tabel. Uji Asumsi Kaiser-Meyer-Olkin test

MSA

physical environmental conditions 0.692 social environmental conditions 0.663 natural environmental conditions 0.855 curriculum readiness 0.838 readiness of infrastructure facilities 0.799 Teaching staff readiness 0.887

Uji Bartlett dilakukan guna mengetahui hubungan Antar variabel saling berkorelasi, dimana standarnya adaah kurang dari 0.005. dari data ditabel berikut nampak jika sudah 0,001 sehingga dapat dikatakan sudah ada saling korelasi antar variabel.

Tabel. Bartlett's test Χ² df p 340.916 45.000 < .001

Hasil pengujian faktor diperoleh hasil pada tabel berikut, nampak terjadi pengelompokan kedalam dua faktor. Faktor yang pertama nampak physical environmental conditions, social environmental conditions dan natural environmental conditions. Faktor yang kedua nampak mengelompokkan variabel physiological conditions, psychological condition, motivating conditions, cognitive readiness/reason dan readiness of infrastructure facilities serta Teaching staff readiness. Sementara variabel yang tidak terkait adalah kesiapan kurikulum. Nampak juga jika faktor pertama dengan bobot yang paling besar ada pada social environmental conditions, physical environmental conditions, sementara pada faktor kedua dengan bobot paling besar ada pada Motivating conditions dan Psychological condition.

Tabel. Factor Loadings

Factor 1 Factor 2 Uniqueness Physiological conditions 0.447 0.769 Psychological condition 0.577 0.665 Motivating conditions 0.703 0.452 cognitive readiness/reason 0.402 0.504 0.584 physical environmental conditions 0.700 0.502 social environmental conditions 0.997 0.005 natural environmental conditions 0.584 0.462 0.445

(18)

Tabel. Factor Loadings

Factor 1 Factor 2 Uniqueness

curriculum readiness 0.705

readiness of infrastructure facilities 0.527 0.592 Teaching staff readiness 0.552 0.672

Dari tabel tersebut dapat dikategorisasi jika faktor pertama terkait dengan kondisi jiwa raga siswa yang mengikuti pembelajaran jarak jauh. Sementara itu faktor kedua nampak mengelompokkan kondisi lingkungan dimana siswa melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Pengelompokkan tersebut dapat diilustrasikan dari diagram berikut:

Gambar. Path Diagram

Dari diagram tersebut dapat dicermati pengelompokkan faktor yang terjadi, dimana PC1 merupakan Faktor Lingkungan mahasiswa melakukan pembelajaran online dan PC2 merupakan Faktor internal diri mahasiswa serta sumber daya pendukung pembelajaran. Nampak juga jika

(19)

kondisi lingkungan memiliki bobot yang paling tebal, khususnya social environment dan physical environment. Sehingga dapat dihasilkan beberapa rekomendasi sebagai berikut; (a). Kondusifitas lingkungan sosial dan fisik menjadi faktor yang dirasakan mahasiswa sangat dominan dalam efektivitas pembelajaran online, sehingga diperlukan kerjasama yang optimal antar pihak keluarga, pengajar serta pengelola lingkungan tempat mahasiswa hidup menjadi penting, (b). Kondisi internal mahasiswa yang mencakup motivasi dan kondisi phsycological sebaiknya dikelola melalui sistem konseling atau pendamping psikologis yang disediakan oleh universitas, (c). Kurikulum ternyata tidak dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, hal ini mengingat kondisi pandemi memang menciptakan kondisi yang tidak ideal bagi implementasi kurikulum secara utuh.

Selanjutnya hasil survey yang dilakukan mengidentifikasi beberapa temuan terkait harapan responden dalam evaluasi kebijakan di masa pandemi. Pada kategori choice of learning process policies that are felt to be more in line with the conditions of this pandemic nampak dominan pilihan face-to-face with health protocols (39%). Hal ini menunjukkan keresahan kelompok mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran online selama pandemik, ada kepuasan yang dirasakan tidak tergantikan dari perkuliahan secara face to face. Pada posisi dominan selanjutnya, yaitu pilihan jawaban online learning with more two-way interactions (38,5%). Hal ini menunjukkan jika pembelajaran secara online perlu dirancang dengan suasan yang lebih interaktif dalam dua arah. Hal ini yang dirasakan menjadi kelemahan proses pembelajaran online selama ini.

Pada kategori selanjutnya, yaitu choices of learning support policies that are felt to be more suitable for your conditions during this pandemic nampak dominan pilihan adjusting tuition costs (56,3%).

Hal ini menunjukkan jika terdapat harapan mahasiswa jika kondisi pembelajaran online dimana mahasiswa tidak sepenuhnya menikmati fasilitas di kampus semestinya dibarengi dengan penyesuaian biaya kuliah. Paralel dengan pilihan tersebut, nampak jika pilihan subsidizing online learning data quotas berada pada posisi dominan kedua (26,0%). Hal ini juga nampak sejalan dengan pandangan mahasiswa pada pilihan jawaban penyesuaian biaya kuliah, meskipun mereka masih bisa menerima rasionalitas kondisi pandemik sebagai suatu keadaan yang tidak bisa cepat diatasi oleh pihak berwenang.

(20)

Pada kategori ketiga, yaitu choices of learning support policies that are felt to be more suitable for your condition during this pandemic nampak dominan jawaban alocation for free internet access for groups of students and students in settlements (34,4%) yang menunjukkan jika aspek finansial merupakan harapan utama dari kelompok mahasiswa yang semestinya dapat diatasi dalam kebijakan pembelajaran online. Pada posisi selanjutnya, nampak jika pilihan jawaban choice of learning patterns (full online, mid-online or offline) nampak dominan kedua (27,1%). Hal ini sekali lagi menunjukkan jika kelompok responden merasa alternatif pembelajaran blended akan lebih baik dibandingkan hanya online saja.

No Category Sub Category Amount %

1

choice of learning process policies that are felt to be more in

line with the conditions of this

pandemic

face-to-face with health protocols 38 39.6 online learning with more two-way

interactions 37 38.5

online learning with more video

material lectures 17 17.7

online learning with text-based

applications 4 4.2

2

choices of learning support policies that

are felt to be more suitable for your conditions during this

pandemic,

subsidizing online learning data

quotas 25 26.0

adjusting tuition costs 54 56.3

providing IT-based learning

materials 3 3.1

innovative mentoring patterns

learning 14 14.6

3

choices of learning support policies that

are felt to be more suitable for your

provision of online learning tools for

underprivileged students 25 26.0

there is alocation for free internet access for groups of students and

students in settlements 33 34.4

(21)

condition during this pandemic

Providing online learning

companion in the student domicile

area 12 12.5

there is a choice of learning patterns

(full online, mid-online or offline) 26 27.1

4

Institutional priorities (universities) in learning during this

pandemic

providing subsidies for learning

devices 17 17.7

adjusting learning weight 9 9.4

adjustments tuition fees 67 69.8

postponement of courses that

contain field practice 3 3.1

5

Institutional (government) priorities in learning during this pandemic

providing subsidies / scholarships

for tuition assistance 62 64.6

provision of facilities / access to free

online learning 22 22.9

provision of social and psychological counseling /

mentoring 7 7.3

supervision of learning / monitoring

of online learning by universities 5 5.2

Pada kategori selanjutnya yaitu Institutional priorities (universities) in learning during this pandemic diketahui jika pilihan yang dominan adalah adjustments tuition fees (69,8%). Hal ini menunjukkan jika biaya kuliah merupakan beban yang paling besar dirasakan dampaknya oleh para responden, sehingga semestinya ada intervensi kebijakan terkait dengan aspek ini. Posisi dominan selanjutnya adalah providing subsidies for learning devices (17,7%). Hal ini sekali lagi menunjukkan jika aspek finansial merupakan aspek pokok yang memang menjadi fokus perhatian utama dari kelompok mahasiswa yang sebaiknya diintervensi melalui kebijakan tertentu. Pada kategori kelima, yaitu Institutional (government) priorities in learning during this pandemic menunjukkan jika pilihan yang dominan adalah providing subsidies / scholarships for tuition assistance (64,6%). Hal ini semakin memperkuat jika aspek finansial dari kelompok mahasiswa

(22)

yang paling utama perlu diperhatikan. Posisi selanjutnya adalah provision of facilities / access to free online learning (22,9%). Hal ini menunjukkan jika pandemi menjadi beban bagi kelompok mahasiswa, sehingga dukungan kebijakan pada aspek finansial atau fasilitas yang sifatnya gratis dalam pembelajaran online akan sangat dibutuhkan.

Implikasi Terhadap Kebijakan

Berikut adalah model yang dapat dibangun berdasarkan identifikasi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya:

Blended Learning Installment

• Central and Regional Government policy support

• Health Protocol Control

Policy Evaluation University and Ministry of Education Implementation

Supervision

• Universities, Local &

Central Government, Parents

Stakeholder Cooperation

• Tuition Fee Subsidy

• Provision of Online Facilities

• Provision of Supporting Personnel

Isu Identification

 Financial Aspect

 Aspects of the Learning Process

 Policy Support Aspect

Implementation

• Tuition Fee Subsidy

• Blended Learning

• Provision of Facility Support

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Adijaya, N. (2018). Persepsi Mahasiswa dalam Pembelajaran Online* *Pengembangan teori dari penelitian berjudul “persepsi mahasiswa terhadap materi ajar pada pembelajaran online” yang telah dipublikasi di Jurnal Eduscience Vol. 3/1. Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra, 10(2), 105–

110. https://doi.org/10.31294/w.v10i2.3931

Afiati, E., Khairun, D. Y., Prabowo, A. S., & Handoyo, A. W. (2020). PERAN DAN TANTANGAN YANG DIEMBAN MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA PANDEMI COVID-19. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 3(1), 299–305.

Akbar, A., & Noviani, N. (2019). TANTANGAN DAN SOLUSI DALAM PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG, 0(0), Article 0. https://jurnal.univpgri-

palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/2927

Anggrawan, A. (2019). Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pembelajaran Tatap Muka dan Pembelajaran Online Menurut Gaya Belajar Mahasiswa. MATRIK : Jurnal Manajemen, Teknik Informatika Dan Rekayasa Komputer, 18(2), 339–346. https://doi.org/10.30812/matrik.v18i2.411

Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. (2020). Open Journal Systems. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 11. https://doi.org/10.29303/jipp.v5i1.111

Astini, N. K. S. (2020). Tantangan Dan Peluang Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran Online Masa Covid-19. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 241–255.

https://doi.org/10.37329/cetta.v3i2.452

Atsani, K. L. G. M. Z. (2020). TRANSFORMASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19. al-Hikmah : Jurnal Studi Islam, 1(1), 82–93.

(24)

Daud, R. M. (2020). SISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SUATU ALTERNATIF SISTEM PENDIDIKAN ACEH. PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN, 8(2), Article 2.

https://doi.org/10.22373/pjp.v8i2.6226

Disdukcapil Lampung. (2020). Jumlah Penduduk Provinsi Lampung Semester II Tahun 2019—Dinas Kependudkan Dan Pencatatan Sipil Provinsi Lampung.

https://disdukcapil.lampungprov.go.id/detail-post/jumlah-penduduk-provinsi-lampung-semester- ii-tahun-2019

Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–89. https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659

Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), 65–70.

https://doi.org/10.21009/jtp.v22i1.15286

Hutagalung, S. S., Mulyana, N., & Sulistio, E. B. (2020). THE DYNAMICS OF MULTI ACTORS ROLES IN POST-SUNDA STRAIT TSUNAMI DISASTER MANAGEMENT: LESSONS FROM THE INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT PHASES. Humanities & Social Sciences Reviews, 8(4), 737–744. https://doi.org/10.18510/hssr.2020.8473

Hutagalung, S. S., & Sulistio, E. B. (2020). Analysis of Government Collaborative Action on Covid-19 Disaster Management in Lampung Province. Iapa Proceedings Conference, 194–206.

https://doi.org/10.30589/proceedings.2020.444

Irianto, P. D. H. A. (2017). Pendidikan Sebagai Investasi dalam Pembangunan Suatu Bangsa. Kencana.

Kurniawansyah, H., Amrullah, A., Salahuddin, M., Muslim, M., & Nurhidayati, S. (2020). Konsep Kebijakan Strategis Dalam Menangani Eksternalitas Ekonomi dari Covid—19 Pada Masyarakat Rentan di Indonesia. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities, 1(2), 130–139.

Pakpahan, R., & Fitriani, Y. (2020). ANALISA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI TENGAH PANDEMI VIRUS CORONA

(25)

COVID-19. Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research, 4(2), 30–36.

Pujilestari, Y. (2020). Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. ’ADALAH, 4(1), Article 1. https://doi.org/10.15408/adalah.v4i1.15394 Setiawan, S., & Handoyo, A. W. (2020). PELATIHAN KETERAMPILAN KESEHATAN MENTAL

BAGI GURU MENGHADAPI STRES DALAM MASA PEMBELAJARAN DARING.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 3(1), 362–366.

Sukardi, S., & Rozi, F. (2019). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ONLINE DILENGKAPI DENGAN TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR. JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran Informatika), 4(2), 97–102. https://doi.org/10.29100/jipi.v4i2.1066

Sulistio, E. B. (2019a). IMPLEMENTASI DIGITAL GOVERNMENT DALAM BIDANG PENDIDIKAN. PROSIDING SEFILA, 33–41.

Sulistio, E. B. (2019b). GOVERNMENT LEADERSHIP COMPETENCE IN THE FORMULATION OF PROGRESSIVE PUBLIC POLICIES (Study of Regional Leadership in Bandar Lampung).

DEMOKRASI, 0(0), Article 0. http://journal.uml.ac.id/DMKR/article/view/129

Sulistyawati, T. E. (2020). Perspektif Aksiologi Terhadap Penurunan Minat Belajar Anak di Masa Pandemi. Aksiologi : Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1(1), 33–43.

https://doi.org/10.47134/aksiologi.v1i1.16

Wena, I. M. (2020). PERKULIAHAN ONLINE DENGAN APLIKASI ZOOM DALAM PROGRAM BELAJAR DARI RUMAH DIMASA PANDEMI COVID-19. Prosiding Webinar Nasional Universitas Mahasaraswati Denpasar 2020, 203–209.

Yuhana, Y. (2020). TANTANGAN GURU PROFESIONAL DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 3(1), 283–288.

(26)

Gambar

Tabel 1. Jumlah Siswa dan Mahasiswa Berdasarkan Tingkatan Pendidikan   di Provinsi Lampung Tahun 2019
Tabel 2. Media dan Teknologi Dalam Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa perusahaan pun menggunakan strategi ini, dan dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa loyalitas memiliki pengaruh dalam menumbuhkan pembelian impulsif hal

angsangan pusat %asomotor  !i'antarkan !aam bentuk impus #ang bergerak ke baa' meaui sistem sara simpatis ke gangia simpatis./a!a titik ini&#34; neuron

Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang dilangit dan dibumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. ' Mereka bertanya kepadamu

Proyek ini meredesain Museum Zoologi Bogor yang beralamatkan di Jalan. Fokus perancangan ulang Museum Zoologi Bogor adalah ruang pamer, dalam perancangannya tetap tidak

Peran, hak dan tugas petugas lain juga harus diketahui oleh masing-masing petugas, (2) memberikan otonomi kepada petugas untuk mengambil keputusan sesuai dengan kewajiban

Tujuan yang dirumuskan oleh organisasi ini adalah memajukan kepentingan bersama atas orang-orang yang berasal dari Indonesia, baik yang pribumi maupun nonpribumi, yang ada di

Pada program PKM ini, dirancang sebuah sistem pencatatan terkomputerisasi dengan tujuan agar pencatatan laporan keuangan dapat dilakukan secara efektif, efisien, teratur,

Dengan fototerapi bilirubin dalam tubuh bayi yang dapat dipecah dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus di ubah dahulu oleh organ hati, terapi sinar juga berupaya menjaga