• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serambi Konstruktivis, Volume 2, No.4, Desember 2020 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Serambi Konstruktivis, Volume 2, No.4, Desember 2020 ISSN :"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

19 Peningkatan Pemahaman Tentang Pengertian Negara dan Unsur-unsur Negara

Pada Mata Pelajaran PKn metode TAI (Team Assisted Individualization) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Setia Bakti Pelajaran 2018/2019.

Merikandi

SMP Negeri 1 Setia Bakti Calang Aceh Jaya

Abstrak

Berdasarkan data hasil evaluasi belajar siswa tentang pengertia dan unsur-unsur negara dapat diketahui bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Setia Bakti masih rendah. Hal ini dapat diamati dari nilai hasil evaluasi belajar siswa tentang pengertian negara dan unsur-unsur negara yang target KKM adalah 75 yang peneliti ditentukan. Nilai tersebut dapat mengidentifikasikan bahwa siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Setia Bakti masih mengalami kesulitan dalam memahami materi dengan benar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Pada masing-masing siklus dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian menggunakan siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Setia Bakti. Kesimpulan Hasil penelitian dengan menggunakan metode TAI ini pada SMP Negeri 1 Setia Bakti dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, siswa dapat belajar mengajukan pertanyaan, mengembangkan pendapat, menghargai pendapat teman, dan belajar bekerjasama dengan teman, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Kata kunci : Metode TAI, Hasil Belajar, Negara.

PENDAHULUAN

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari- hari siswa.

PKn di tingkat SMP bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dalam memahami dan menghayati nilai Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga yang bertanggung jawab serta bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sarana dan prasarana penunjang, seperti kurikulum, guru pengajar maupun metode pengajaran.

Titik sentral yang harus dicapai setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didikpun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan menentukan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak 19hanya dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

(2)

20 PKn sebagai salah satu bidang studi yang diberikan di sekolah-sekolah umum maupun madrasah-madrasah mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi memiliki nilai-nilai histories yang tidak terdapat pada bidang studi lainnya. Karena PKn sebagai suatu bidang studi memiliki dasar konstitusional yaitu UUD 1945 dan ketetapan MPR No.II/MPR/1993.

Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan PKn sebagai bahan kajian yang sangat menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi PKn karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila.

Sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat, dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran PKn terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Bahkan ada sebagian orang yang mengusulkan agar PKn tidak diajarkan lagi sebagai salah satu dari komponen pendidikan. Ironisnya hal ini dilontarkan pada saat bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan Pembangunan Nasional di segala bidang.

Dengan memperhatikan gejala-gejala tersebut di atas, maka timbul pernyataan dalam benak penulis, sejauhmanakah keberhasilan pengajaran PKn selama ini? Padahal sering digembar-gemborkan sebagai bangsa Indonesia kita harus atau wajib mengamalkan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara.

Tetapi kenyataannya masih banyak terdapat penyimpangan-penyimpangan dan pengkianatan terhadap nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila bahwa ada beberapa hanya20 yang menjadi penyebabnya, diantaranya tersebut adalah strategi pembelajaran yang kurang mengenal terhadap pembelajaran PKn dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pebelajaran PKn.

Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini, penulis mengambil judul “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII. Dalam Pembelajaran PKn” Tahun Pelajaran 2018/2019.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn setelah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2018/2019 dan Mengetahui pengaruh motivasi belajar PKn setelah diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2018/2019 serta Menyempurnakan pembelajaran PKn dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2018/2019.

KAJIAN PUSTAKA Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 2007:14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut, Sutomo (2008:68), mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan,

(3)

21 bertambah pengetahuan, berkembang daya pikiran, sikap dan lain-lain (Soetomo, 2008:120).

Pasal 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang adanya pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi, pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

Motivasi Belajar

Motivasi adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seorang atau hanya sebab yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan., atau keadaan dan kesiapan dalam arti individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2007: 28)

Sedangkan menurut Djamarah (2006: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah 21hanya21 dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasai dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2007:

3) bahwa siswa yang bermotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu dapat menyerap dan mengendapkan materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai ujuan tertentu.

Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

Model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini dikembangkan oleh Slavin. Menurut Slavin (2005) tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Miftahul (2011) mengemukakan bahwa dalam model pembelajaran TAI, siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya yang beragam. Masing-masing kelompok terdiri dari 2-3 siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau PR. Dalam model pembelajaran TAI, setiap kelompok diberikan serangkaian tugas tertentu untuk dikerjakan bersama-sama. Masing-masing anggota diberi tes individu tanpa bantuan dari anggota yang lain. Selama menjalani tes individu ini, guru harus memperhatikan setiap siswa. Skor tidak hanya dinilai oleh sejauh mana siswa mampu menjalani tes itu, tetapi juga sejauh mana mereka mampu bekerja secara mandiri (tidak mencontek).

Komponen-Komponen TAI (Team Assisted Individualization)

Nur asma (2006) mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran TAI tidak sama dengan kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran

(4)

22 STAD dan TGT, TAI terikat pada serangkaian materi pelajaran yang khas dan memiliki petunjuk pelaksanaan sendiri. Slavin (Nur Asma, 2006: 56) model pembelajaran TAI terdiri dari delapan komponen, yaitu tahap 1 : Mempelajari Materi Pelajaran, Tahap 2 : Tes Penempatan (Placement test). Tahap 3 : Membagi Siswa ke dalam Kelompok.

Tahap 4 : Belajar Kelompok (study teams). Tahap 5 : Skor dan Penghargaan kelompok.

Tahap 6 : Refleksi. Tahap 7 : Tes Akhir. Tahap 8 : Unit Keseluruhan

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kelas VIII SMP Negeri 1 Setia Bakti Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya pada tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilakukan selama 3 minggu yaitu pada tanggal 12 September sampai dengan 20 September 2019 semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VIII SMP Negeri 1 Setia Bakti Kecamatan Setia Bakti Aceh Jaya tepatnya di Desa Datar Luas dengan materi pokok bahasan Memahami pelaksanaan otonomi daerah.

Rancangan Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari kemmis dan Taggert (dalam Arikunto, Suharsimi, 2007: 83) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalah.

Alat pengumpulan Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes dan metode observasi (pengamatan).

Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitif pada metode observasi digunakan data kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Ketuntasan Belajar

Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara klasikal jika siswa yang mendapat nilai 85%. sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu jika mendapat nilai minimal 75 sesuai dengan target KKM.

Deskripsi Pelaksanaan Pratidakan a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran model

(5)

23 pengajaran TAI (Team Assisted Individualization), dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan belajar mengajar untuk kegiatan pratindakan dilaksanakan pada tanggal 12 September 2018 di kelas VIII dengan jumlah siswa 11 siswa. Dalam pelaksanaan siklus I hanya 6 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 5 siswa lainnya belum mencapai taeget ketuntasan. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah seorang guru yang merangkap wali kelas VIII. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil formatif pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Tes Formatif Pada Kegiatan Pratindakan No NISN Nama siswa L/P KKM Nilai

Siklus I KET

1 0045251505 Ayi Saputri P 75 75 Tuntas

2 0023153538 Dian Putri Audina P 75 80 Tuntas

3 0052376448 M. Isa L 75 65 Tidak Tuntas

4 0040812967 M.Qhalid Maulana L 75 80 Tuntas 5 0051456198 Nassyuwal Nabila P 75 75 Tuntas 6 0045251502 Rozatul Muna P 75 60 Tidak Tuntas

7 0030473923 Syifa Khairina P 75 85 Tuntas

8 0052376455 Tiara Humaira P 75 50 Tidak Tuntas

9 0051456192 Ulul Azmi L 75 55 Tidak Tuntas

10 0055358918 Nurul Khairina P 75 60 Tidak Tuntas 11 0052376159 Cut Nurul Asiqin P 75 75 Tuntas

Jumlah Nilai Rata-rata 75 67 Tidak Tuntas Data hasil tes formatif siswa pada kegiatan pratindakan terlihat masih mengalami kekurangan dengan nilai rata-rata dari 11 siswa yaitu 67 % dengan katagori tidak tuntas. Hasil inii disebabkan adanya tindakan guru yang masih kurang dalam membimbing siswa secara individu sehingga ikut mempengaruhi kenaikan hasil tersebut. Dari data yang diperoleh masih ada siswa yang belum tuntas telah dilakukan tindak lanjut secara berulang-ulang.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut :

Tabel Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Kegiatan Pratindakan

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Menyampaikan tujuan

Memotivasi siswa / merumuskan masalah Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya

Menyampaikan materi / lankah-langkah / strategi Menjelaskan materi yang sulit

Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik

Membimbing siswa merangkum kegiatan

65 58 55 75 70 55 57 75 70

(6)

24

No Aktivitas Siswa yang diamati Presentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru Membaca buku siswa

Bekerja dengan anggota kelompok

Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran

Mengajukan / menanggapai pertanyaan / ide Menulis yang relevan dengan KBM

Merangkum pembelajaran Mengerjakan tes evaluasi

78 79 71 72 69 67 71 71 73

Berdasarkan Tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling menurun pada kegiatan pratindakan adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 55%.

Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah memberikan24 umpan balik dan menyampaikan materi yaitu masing-masing sebesar 75%. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru, yaitu 78%. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok 71%, diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 72% dan membaca buku 79%.

Pada siklus I secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran kontekstual pengajaran TAI (Team Assisted Individualization). sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberiakan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.

Berikutnya adalah rekapitulasi asil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Kegiatan Pratindakan

No Uraian Hasil Pratindakan

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Presentase ketuntasan belajar

67 6 55.5

Dari table di atas dapat dijelaskan, bahwa dengan menerapkan pembelajaran kontekstual pengajaran TAI (Team Assisted Individualization). diperoleh nilai rata-rata tes formatif belajar siswa adalah 67 dan ketuntasan belajar mencapai 55.5% yaitu 6 siswa yang tuntas dan dari 11 siswa keseluruhan.

Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dalam mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan pembelajaran kontekstual pengajaran TAI (Team Assisted Individualization).

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa 2) Guru kurang maksimal dalam pengolahan waktu 3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada kegiatan pratindakan ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

(7)

25 1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan membri catatan.

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa, sehingga siswa lebih antusias.

Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Selain itu, juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization).

2. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 September 2018 di kelas VIII dengan jumlah siswa tuntas 9 siswa dan sisa 2 siswa yang belum tuntas. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar, siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan instrument yang digunakan adalah tes formatif I.

Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut : Tabel Hasil Tes Formatif Pada Siklus I No NISN Nama siswa L/P KKM Nilai

Siklus I KET

1 0045251505 Ayi Saputri P 75 85 Tuntas

2 0023153538 Dian Putri Audina P 75 90 Tuntas

3 0052376448 M. Isa L 75 75 Tuntas

4 0040812967 M.Qhalid Maulana L 75 90 Tuntas 5 0051456198 Nassyuwal Nabila P 75 85 Tuntas

6 0045251502 Rozatul Muna P 75 70 Tuntas

7 0030473923 Syifa Khairina P 75 90 Tuntas

8 0052376455 Tiara Humaira P 75 65 Tidak Tuntas

9 0051456192 Ulul Azmi L 75 70 Tuntas

10 0051137591 Nurul Khairina P 75 60 Tidak Tuntas 11 0040495058 Cut Nurul Asiqin P 75 90 Tuntas

Jumlah Nilai Rata-rata 75 79 Tuntas

Berdasarkan tabel di atas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus I) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization), mendapatkan nilai rata- rata 79. Maksudnya dari seluruh penilaian tersebut dengan katagori tuntas. Namun demikian masih ada 2 siswa yang mendapat nilai dibawah target yang ditentukan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian untuk menyempurkan penerapan belajar selanjutnya.

Tabel Aktivitas Guru dan siswa Pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase

1 2 3

Menyampaikan tujuan

Memotivasi siswa / merumuskan masalah Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya

80 70 77

(8)

26 4

5 6 7 8 9

Menyampaikan materi / lankah-langkah / strategi Menjelaskan materi yang sulit

Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik

Membimbing siswa merangkum kegiatan

85 80 75 65 85 80

No Aktivitas siswa yang diamati Presentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru Membaca buku siswa

Bekerja dengan anggota kelompok

Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran

Mengajukan / menanggapai pertanyaan / ide Menulis yang relevan dengan KBM

Merangkum pembelajaran

Mengerjakan tes evaluasi / latihan

82 85 77 78 78 76 80 77 81

Berdasarkan table di atas, tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominant pada siklus I adalah memberikan umpan balik, menyampaikan materi, dan membaca buku siswa sama mencapai 85%. Jika dibandingkan dengan kegiatan awal atau pratindakan, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (65%), menjelaskan materi yang sulit (80). Membimbing siswa merangkum kegiatan juga (80%). Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominant pada siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (77%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan yaitu mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (82%). Dan menyampaikan tujuan juga (80%), menulis yang relevan dengan KBM (80%) dan merangkum pembelajaran (77%). Adapun aktivitas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (85%), menyajikan hasil pembelajaran (78), menanggapi / mengajukan pertanyaan / ide (76%) dan mengerjakan tes evaluasi (81%).

Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat pada 26anya berikut :

Tabel rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Presentase ketuntasan belajar

79 9 82.5

Dari pernyataan di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 79 dan ketuntasan belajar mencapai 82.5 atau dari 15 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan yang sangat pesat dari kegiatan pratindakan. adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes, sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa jua sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran pengajaran Metode TAI .

(9)

27 3. Pengelolaan waktu

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan- kekurangan, maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus I, antara lain : 1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya hanya membuat siswa lebih termotivasi

selama proses belajar mengajar berlangsung

2. Guru harus lebih dekat dengan siswa, sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa bak untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

3. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/

menemukan konsep.

4. Guru harus mendistribusikan waktu secara baik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan yang diharapkan.

5. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan hanya soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengjaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observsi pengelolaan pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization).dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanan kegiatan belajar mengajar untuik siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 September 2018 di kelas VIII dengan jumlah siswa 11 siswa. Kegiatan di siklus II sama halnya dengan siklus I. Namun pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang dilakukan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada suklus III adalah sebagi berikut :

Tabel Hasil Tes Formatif Pada Siklus II No NISN Nama siswa L/P KKM Nilai

Siklus 3 KET

1 0045251505 Ayi Saputri P 75 95 Tuntas

2 0023153538 Dian Putri Audina P 75 100 Tuntas

3 0052376448 M. Isa L 75 85 Tuntas

4 0040812967 M.Qhalid Maulana L 75 100 Tuntas 5 0051456198 Nassyuwal Nabila P 75 90 Tuntas

6 0045251502 Rozatul Muna P 75 85 Tuntas

7 0030473923 Syifa Khairina P 75 100 Tuntas

8 0052376455 Tiara Humaira P 75 85 Tuntas

9 0051456192 Ulul Azmi L 75 80 Tuntas

10 0055358918 Nurul Khairina P 75 85 Tuntas

11 0052376159 Cut Nurul Asiqin P 75 95 Tuntas

Jumlah Nilai Rata-rata 75 90 Tuntas

Dari table di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) mendapatkan penilaian amat baik dari pengamatan adalah memotivasi siswa, membimbing siswa, merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam menerapkan pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization).diarapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.

(10)

28 Tabel Aktivitas Guru dn Siswa Pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Menyampaikan tujuan

Memotivasi siswa / merumuskan masalah Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya

Menyampaikan materi / langkah-langkah / strategi Menjelaskan materi yang sulit

Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik

Membimbing siswa merangkum kegiatan

87 76 88 90 95 85 80 95 90

No Aktivitas siswa yang diamati Presentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru Membaca buku siswa

Bekerja dengan anggota kelompok

Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran

Mengajukan / menanggapai pertanyaan / ide Menulis yang relevan dengan KBM

Merangkum pembelajaran

Mengerjakan tes evaluasi / latihan

90 95 85 90 85 84 93 85 87

Berdasarkan table di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling menurun pada siklus II adalah meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan yaitu 80%, sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit 95% dan semua aspek mengalami peningkatan. Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya (11%), menyampaikan materi/ strategi/

langkah-langkah (5%) dari sebelumnya, meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (15%) dari sebelumnya, dan membimbing siswa merangkum kegiatan (10%) dari sebelumnya.

Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominant pada siklus II adalah membaca buku siswa, yaitu (95%) dan mendengarkan/ memperhatikan pelajaran guru (90%), aktivitas yang mengalami peningkatan juga dalam menilis yang relevan dengan KBM (93%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (90%), Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada table berikut:

Tabel Hasil Tes Formatif Sisw pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Presentase ketuntasan belajar

90 11 100 %

Berdasarkan table di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 90 dari 18 siswa keseluruhan yang telah tuntas. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan hasil belajar pada siklus I, hanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah, sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

(11)

29 c. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization).

Dari data-data yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut :

1) selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi presentase pelaksanaannya untuk masing-msing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan, sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus II guru guru telah menerapkan pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization) dengan baik, dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah belajar dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak. Tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindak selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembahasan

a. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization) memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) yaitu masing-masing 82.5%, dan 100%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai, sedangkan terhadap tes formatis masing siklus yaitu, 67 disiklus I, 79 disiklus I, dan 90 disiklus II.

b. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran metode pengajaran berbasis masalah dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

c. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PKn pada pokok bahasan tentang globalisasi, dan Implikasinya dengan pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization) yang paling dominan adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization) dengan baik.

(12)

30 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization) memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu kegiatan pratindakan (55.5%, siklus I (82.5%), siklus II (100%). Pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization) dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok. Penerapan pembelajaran model TAI (Team Assisted Individualization) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Mengajar Secara Manusuawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsismi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hamalik, Oemar. 2007. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hasibuan. J.J. dan Murdjiono. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sotomo. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Miftahul. 2011. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Nasotion.Dr. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur Asma. 2007. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press.

Universitas Negeri Surabaya.

Winata. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Kemmis. Tagert. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sukidin, dkk. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.

Slavin, Nur Asma. 2005. Komponen-komponen TAI, Suatu pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Usman, Muh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data terhadap ketiga aspek yang ditetapkan pada indicator keberhasilan yaitu hasil belajar siswa, kemampuan guru mengelola pembelajaran

Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah tahu kuning yang dijajakan oleh pedagang di sembilan pasar Kota Malang yaitu Pasar Tawamangu, Pasar Dinoyo, Pasar

Penelitian eksperimen mengenai Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan dengan tatap muka langsung dan Daring di Kelas XII MIPA-4 SMAN 12 Banda Aceh ini ditinjau

Melalui penggunaan model pembelajaran discovery learning pada materi konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa mata pelajaran seni budaya (rupa)

(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh

(1) Warga Negara Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) yang berkunjung ke Indonesia untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan tidak bermaksud untuk

Indikator disposisi matematis yang munculpada tahapini adalah rasa ingin tahu dan gigih (tidak mudah menyerah) yang ditunjukkan dengan tindakan mencoba

Modifikasi tepung biji cempedak dan tepung biji durian dalam pembuatan bakso ikan dalam setiap perlakuan memberi pengaruh yang berbeda dari segi tekstur, warna dan