PEMETAAN JANGKAUAN SINYAL MENARA TELEKOMUNIKASI DI PULAU BATAM
Halimatun Saddiah 1 a,Oktavianto Gustin2 b
1Teknik Geomatika, Politeknik Negeri Batam, Jalan Ahmad Yani, Batam Kota, Kota Batam, Indonesia
2Pengelola Menara, Dinas Cipta Karya Kota Batam, Batam, Indonesia {Halimatun Saddiah} Saddiahhalimah@gmail.com
Kata Kunci: Menara Telekomunikasi, jangkauan sinyal, Sistem Informasi Geografis (SIG).
Abstract: Kota batam adalah sebuah Kota yang paling besar yang berada di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Daerah Kota Batam terdiri dari beberapa Pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di daerah Selat Singapura dan Selat Malaka. Sedangkan Pulau Batam, Rempang, dan Galang tersambung dengan Jembatan Barelang. Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam pada tahun 2015, jumlah penduduk Kota Batam sebanyak 1.037.187 jiwa (JDIH Kota Batam, 2020).Kebutuhan akan layanan telekomunikasi bergerak semakin meningkat di Pulau Batam. Jumlah menara yang ada di Pulau Batam saat ini adalah sebanyak 791 yang tersebar di 12 kecamatan yang ada di Pulau Batam sendiri. Tower telekomunikasi yang paling banyak pada saat ini adalah tower Greenfield dan Rooftop yang di bangun di Pulau Batam. Cara yang digunakan untuk mencari lokasi tower dan distribusi sebaran menara telekomunikasi secara langsung yaitu dengan melakukan survei lapangan, sementara untuk analisis jangkauan area layanan menara telekomunikasi menggunakan analisis multipel ring buffer 3, 5, dan 8 KM dan Buffer 3D dari lokasi menara.Di penelitian ini menampilkan hasil survei dan pemetaan dengan menggunakan Google My Maps dari destribusi koordinat, kondisi tower, dan identitas tower. Dan pembuatan peta jangkauan sinyal dengan menggunakan ArcGis untuk jaringan telekomunikasi yang ada di Pulau Batam.
1 pendahuluan
Pertumbuhan menara telekomunikasi yang menjadi infrastruktur utama adalah penyelenggaraan telekomunikasi sangat dibutuhkan masyarakat untuk pelayanan jaringan dan peningkatan kualitas jaringan telekomunikasi pada saat ini. Untuk pembangunan menara telekomunikasi ini membutuhkan ketersediaan lahan, ruang bangunan yang stategis.
Bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penggunaan ruang, maka menara harus digunakan secara bersama dan tetap memperhatikan ke sinambungan pertumbuhan industri telekomunikasi, kesehatan masyarakat, dan estetika lingkungan (Rm.
Satria Kurniawan, 2019).
Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Daerah Kota Batam terdiri dari beberapa Pulau yang tersebar antara Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di daerah Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam, Rempang, dan Galang terhubung oleh Jembatan Barelang.
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989)
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa
dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya
Manfaat yang didapat dengan menggabungkan data gambar (peta) dengan data-data tabulasi (angka dan teks), memungkinkan SIG menganalisis dan memodelkan mengenai bentukan fenomena yang ingin didapat sebagai informasi perencanaan. Salah satu faktor yang dapat diukkur adalah fenomena fenomena yang dapat diolah aplikasi teknik buffer atau buffering (Aqli, 2010). Buffering juga berfungsi untuk membentuk data spasial baru berupa poligon atau zona dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya. Data spasial titik menghasilkan data spasial baru berupa lingkaran yang mengelilingi titik tersebut, sedangkan data spasial garis akan menghasilkan data spasial baru berupa poligon yang mengelilingi garis tersebut (Andreva, 2010)
Salah satu alat yang digunakan untuk merekam informasi geospasial termasuk data desa disebut Global Positioning System, disingkat GPS. GPS merupakansistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya.
Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS (Oktavianto Gustin, dkk 2019).
Sebagian besar masyarakat belum mengetahui tentang lokasi atau titik menara telekomunikasi yang terdapat di Pulau Batam dan masyarakat juga belum mengetahui tentang jangkauan atau cakupan sinyal dari tower telekomunikasi yang terpasang di sekitar perumahan nya.
Pembuatan pemataan jangkauan sinyal menara telekomunikasi di Pulau Batam adalah solusi yang tepat dari permasalahan di atas. Sistem Informasi
Geografis tersebut nanti nya akan berisikan peta menata telekomunikasi yang berupa point dan buffer untuk menandakan objek-objek tower dan juga cakupan sinyal yang ada di Pulau Batam.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Sistem Informasi Geografis menara telekomunikasi seluler di Pulau Batam dengan menggunakan Google My Maps dan Bagaimana Sistem Informasi Geografis jangkauan sinyal menara telekomunikasi seluler di Pulau Batam.
Dan dalam penelitian ini akan menghasilan tujuan penelitian adalah:
1. Melakukan pembuatan Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan Google My Maps untuk memberikan informasi berupa point-point tower telekomunikasi yang ada di Pulau Batam.
2. Memberikan informasi jangkauan sinyal dari menara telekomunikasi seluler yang ada di Pulau Batam.
2 data dan metodologi 2.1 Data dan Lokasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tipe data, yaitu:
Data Spasila
• Peta Administrasi Pulau Batam
• Data DEM Data Non Spasial
1. Titik koordinat menara telekomunikasi 2. Informasi menara telekomunikasi
Lokasi penelitian dilakukan di Pulau Batam terletak di Pulau Batam Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
terletak di antara : - 00º25' 29″ - 1º15'00″ Lintang Utara - 103º.34' 35″ - 104º26'04″ Bujur Timur.
Gambar 2. 1 Lokasi Penelitian
2.2 Metodologi
Tahap penelitain yang akan dilakukan dapat dilihat pada diagram alir berikut.
Gambar 2. 2 Diagram Alir
2.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Laptop
2. GPS (Handheld, Montana 680) 3. MS.Excel
4. Arcgis 10.3 5. Google Chrome
6. Domain dan hosting berbayar Bahan
Jenis Data Data yang di butuhkan Data spasial Peta Administrasi
Pulau Batam Data non
spasial
Data informasi menara telekomunikasi
Data DEM Pulau Batam
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini membutuhkan data awal berupa jumlah menara dan posisi menara yang di peroleh melalui instansi pemerintahan terkait di Pulau Batam untuk perencanaan survei lapangan. Tahapan dalam pengumpulan data ialah :
1. Tahap Persiapan adalah tahap dimana pada tahap ini dilakukan persiapan mobilisasi dan persiapan peralatan seperti Global Position System (GPS), Kamera, penyusunan format laporan, dan data alamat menara yang di berikan oleh dinas terkait.
2. Tahapa survei yang akan dilaksanakan adalah dengan melihat lokasi berdirinya menara, Persebaran menara dan Disrtribusi Menara Telekomunikasi yang meliputi :
1. Nama Menara 2. Jenis Menara 3. Tinggi Menara 4. Koordinat Menara 5. Alamat Menara 6. Nama Pemilik Menara
Gambar 2. 3 pengumpulan data lapangan
Gambar 2. 4 Pengambilan data lapangan
Gambar 2. 5 Survei lapangan
2.5 Teknik Pengolahan Data
2.5.1 Pengolahan Data DEM
Pada prinsipnya, DEM merupakan suatu model digital yang merepresentasikan bentuk permukaan atau database yang menampung titik- titik ketinggian dari suatu permukaan (Jensen, 2007).
Data DEM yang di olah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penghalang topografi lahan Pulaun Batam. melihat hambatan jangkauan sinyal menara telekomunikasi.
2.5.2 Penginputan Data
Penginputan data menggunakan Ms.Excel dengan memasukan data yang sudah di ambil di lapangan dan disesuaikan dengan data dari provider menara telekomunikasi. Jika data sudah sesuai maka data akan di input dengan format yang sudah tersedia di
dinas terkait. Data yang suda di input di bedakan setiap provider.
Gambar 2. 6 Data Menara Tahun 2020
Gambar 2. 7 Penginputan Data Lapangan
2.5.3 Pengolahan Data Dengan Google My Maps
Data yang sudah di olah di dalam MS.Excel lalu diolah ke dalam Google My Maps di bagian ini kita bisa mengetahui tentang lokasi berdirinya menara yang tidak sesuai dengan data yang diberikan provider dan juga bisa melihat data koordinat yang belum sesuai maka tugas instansi melakukan pengecekan data kelapangan kembali. Jumlah menara yang ada di Pulau Batam pada tahun 2020 berjumlah 732 menara sedangkan jumlah menara telekomunikasi di Pulau Batam ada 7 operator menara yaitu PT. Hutchison 3 Indonesia (Tri), PT. XL Axiata (XL), PT. Indosat (Indosat), PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria), PT.
Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT. Smartfren dan TBG ( Tower Bersama Group ).
Tabel 2. 1 Tabel Menara Di Pulau Batam No Nama Provider Jumlah
Tower
Jenis Tower 1 PTTelekomunikasi
Seluler
202 Green
Field, Foof
Top, Mini Tower 2 PT Profesional
Telekomunikasi Indonesia
118 Green
Field, Foof Top, Mini Tower, SST, Monopole
3 PT Indosat 55 Green
Field, Foof Top, 4 PT Dayamitra
Telekomunikasi
50 Green
Field, Foof Top, MCP,SST, Pole 5 Tower Bersama
Group
45 Green
Field, Foof Top, SST
6 PT KIN 40 Green
Field, Foof Top,
7 PT XL Asiata 34 Green
Field, Foof Top,Mini Tower 8 PT. Quattro
International
31 MPC,
Roof Top 9 PT. Gametraco
Tunggal
29
MCP, SST 10 PT. Solusi Tunas
Pratama
21 Green
Field, Foof Top 11 PT Axis Telekom
Indonesia
16
Foof Top 12 PT. Sinergi Multi
Telekomunikasi 13
MCP 13 PT. Inti Bangun
Sejahtera
12 Foof Top, SST 14 PT Inforte Solusi
Infotek
11 Monopole,
Green Field, Mini Tower 15 PT. Centratama 11 Green
Top, Mini Tower 16 PT. Hutchinson 3
Indonesia
11 Green
Field, Foof Top 17 PT Pembangunan
Trans Barelang
10 Green
Field, SST 18 PT. Sarana Utama
Karya
10
MCP 19 PT
Telekomunikasi Indonesia
7
Green Field 20 PT Batam Bintan
Telekomunikasi
6 Green
Field, MCP
2.5.4 Pengolahan Data Dengan ArcGis ArcGIS adalah perangkat yang sangat populer dan andal dalam melakukan tugas-tugas Sistem Informasi Geografis (GIS). Keandalan ArcGIS tidak saja dalam hal membuat peta, melainkan yang lebih utama adalah membantu praktisi SIG melakukan analisis, pemodelan, dan pengelolaan data spasial secara efektif dan efisien. Salah satu bentuk data yang dapat diolah oleh ArcGIS adalah data Digital Elevation Model (DEM) yang mampu menggambarkan geometri muka bumi.
2.5.3.1 Pengolahan data dari Google My Maps ke ArcGis
Google Maps adalah layanan gratis yang Data diolah di ArcGis ini untuk menampil kan jangankauan sinyal dari setiap operator menara telekomunikasi yang ada di Pulau Batam. Data yang sudah diolah di Google My Maps selanjutnya diproses kedalam dalam ArcGis langkah awal yang harus dilakukan adalah download dalam yang ada di Google My Maps dengan cara klik tanda yang terletak di pojok kiri atas klik Ekspor ke KML/KMZ klik download. Sesudah data terdownload selanjut nya kita buka ArcGis klik menu Windows – Search klik pada kolom search isi dengan ”KML to layer”
sesudah itu selanjut nya kita masukan data yang sudah di download tadi.
Gambar 2. 8 Tampilan data yang sudah di maukan ke ArcGis
2.5.3.2 Multiple Ring Buffer
Setelah seluruh proses penginputan data dan pengolahan data dengan Google My Maps telah selesai dilakukan maka selanjut nya adalah proses multiple ring buffer dapat digunakan untuk melakukan proses pengecekan jangkauan cakupan sinyal menara telekomunikai. multiple ring buffer dengan menggunakan software ArcGis.
Sementara untuk analisis jangkauan area layanan menara telekomunikasi menggunakan analisis multipel ring buffer dengan jarak 3, 5 dan 8 KM jarak ini berdasarkan pengambilan sempel yang terbagi menjadi 3 sempel sinyal sedang, kuat dan cukup kuat. observasi di lapangan dan melalui keterangan warga sekitar mengenai kekuatan signal pada jarak jarak tersebut dengan menggunakan sim card yang sama dengan perusahaan menara penyedia jasa telekomunikasi. Sehingga dapat terlihat jangkauan atau cakupan sinyal dari tower telekomunikasi itu sendiri.
Gambar 2. 9 Proses Multiple Ring Buffer
Gambar 2. 10 Tampilan Mulltiring Buffer
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Persebaran Menara Telekomunikasi Di Pulau Batam
Gambar 3. 1 Menara Pulau Batam
Pada gambar 3.1 kita bisa melihat persebaran tower- tower telekomunikasi yang ada di Pulau Batam pada tahun 2020. Menara paling banyak didirikan di kecamatan Batam Kota, Sekupang, Batu Ampar, Bengkong dan Batu aji. Menara yang di bedirikan di kecamatan yang populasi penduduk nya tinggi dan juga pusat ekonomi yang tinggi, contoh nya kecamatan batam kota alasan pemasangan menara di kecamatan itu banyak karena kecamatan batam kota adalah pusat nya kota batam dan juga kecamatan bengkong dan batu ampar alasan pendirian menara di kecamatan itu banyak adalah 2 kecamatan itu termaksud kecamatan yang penduduk nya banyak dan pusat perekonumian kota batam. Ketika mau melihat hasil peta dengan Google My Maps ke link.
https://www.google.com/maps/d/u/2/edit?mid=1zu7 ydghCTcjuJ2zytYrbCfLxGY3agsdU&usp=sharing
3.2 JangkauanSinyal Menara Telekomunikasi Sementara untuk analisis jangkauan area layanan menara telekomunikasi menggunakan analisis multipel ring buffer dengan jarak 3, 5, dan 8 Km, jarak ini berdasarkan observasi di lapangan dan melalui keterangan warga sekitar mengenai kekuatan signal pada jarak jarak tersebut dengan menggunakan sim card yang sama dengan perusahaan menara penyedia jasa telekomunikasi. Untuk medapatkan
hasil yanglebih akurat mengenai jangkauan area layanan menara telekomunikasi maka di Analisis menggunakan Buffer 3D dari lokasi menara telekomunikasi sebagai bahan pertimbangan akan adanya penghalang topografis yang berbeda di lokasi penelitian, yang selanjutnya dilakukan proses matching dengan nilai elevasi data Digital Elevation Model (DEM) di ArcScene software ArcGIS.
Salain jarak area cakupan sinyal, dibutukan juga hasil analisis multipel ring buffer berfungsi untuk mengetahui jangkauan sinyal Pulau Batam pada gabungan jarak area tertentu. Analisis ini juga merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui area yang dijangkau dari suatu titik yang diamati oleh peneliti, dimana area yang diamati tidak terhalang oleh kondisi topografi. Dalam penelitian ini juga, analisis digunakan untuk mengetahui area yang dapat mengjangkau pancaran sinyal menara telekomunikasi seluler yang ada di Pulau Batam.
Analisis multipel ring buffer dilakukan dengan menentukan lokasi menara telekomunikasi sebagai titik-titik koordinat pengamatan dan Digital Elevasi Model (DEM) sebagai representasi topografi Pulau Batam.
Gambar 3. 2 Jangkauan Kekuatan Sinyal Hasil dari analisis buffer menara BTS untuk keseluruhan dengan jarak buffer 3, 5, dan 8 KM.
Jangkauan sinyal ini di bagi menjadi 3 bagian 4G, 3G, dan 2G. ada pun ketentuan cakupan sinyal dari menara stelekomunikasitersebut adalah. (Tabel 3.2)
Tabel 3. 1 Jangkauan Sinyal Menara No Jenis
Daya
Daerah Jenis kategori
1 4 G 41.392 km2 Kuat
2 3 G 41.698 km2 Sedang
3 2 G 44.074 km2 Lemah
3.2.1 PT Axis Telekom Indonesia
Gambar 3. 3 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene
Gambar 3. 4 PT Axis Telekom Indonesia
Menara telekomunikasi dari PT Axis Telekom Indonesia yang ada di Pulau batam peletakan menara paling banyak berada di kecamatan bengkong.
Sedangkan area lain yang terpasang menara berada di kecamatan Sagulung yang terdapat 2 menara di kecamatan tersebut sedangkan area yang tidak kenak sinyal dari tower tersebuat adalah kecamatan sei beduk dan nongsa area. Dan jenis menara dari PT Axis Telekom Indonesia yang terpasang di Pulau batam adalah jenis RoofTop yang berjumlah 16 titik.
3.2.2 PT Indosat
Gambar 3. 6 PT Indosat
Menara telekomunikasi dari PT Indosat yang ada di Pulau Batam peletakan menara paling banyak di kecamtan sekupang dan sei beduk, sedangkan area lain nya yang terpasang menara adalah Sagulung, Batam Kota,Batu Aji dan juga Bengkong. Jangkauan area yang tidak kenak dari tower tersebuat adalah kecamatan nongsa yang bagian utara nya. Ada pun jenis menara dari PT Indosat ini adalah RoofTop yang berjumlah 16 titik dan Green Field berjumlah 39 titik.
3.2.3 PT Telekomunikasi Seluler
Gambar 3. 7 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene
Gambar 3. 8 PT Telekomunikasi Seluler
Menara telekomunikasi dari PT Telekomunikasi Seluler yang ada di Pulau batam pemasangan paling banyak berada di kecamtan batam kota dan kecamatan bengkong. Cakupan sinyal area dari menara ini semua area di Pulau batam tercakupi dan terkena jangkauan sinyal dari jariangan PT Telekomunikasi Seluler nya sedangan jenis menara dari dari PT Telekomunikasi Seluler ini adalah jenis RoofTop yang berjumlah 139 titik menara sedangkan Green Field berjumlah 62 titik menara dan Mini Tower 1 titik menara.
3.2.4 PT XL Asiata
Gambar 3. 9Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene
Gambar 3. 10 PT XL Asiata
Menara telekomunikasi dari PT XL Asiata yang ada di Pulau batam pemasangan menara paling banyak di daerah kecamtan batam kota dan kecamatan bengkong. Jangkauan area yang di Cakupan dari menara ini semua area Pulau batam tercakupi oleh jaringan dari PT XL Asiata dan terkena jariangan nya sedangan jenis menara dari PT XL Asiata ini adalah RoofTop yang berjumlah 6 titik menara, Green Field berjumlah 27 titik menara dan Mini Tower 1 titik menara.
3.2.5 PT. Hutchinson 3 Indonesia
Gambar 3. 11 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene
Gambar 3. 12 PT. Hutchinson 3 Indonesia
Menara telekomunikasi dari PT. Hutchinson 3 Indonesia yang ada di Pulau batam pemasangan menara paling banyak di area kecamtan batam kota, sedangkan menara lain nya berada di kecamatan sagulung, batu aji, sekupang dan juga bengkong.
Cakupan sinyal dari PT. Hutchinson 3 Indonesia adalah bagian kiri dari Pulau Batam sedangkan area yang tidak kenak dari tower tersebuat adalah
Adapun jenis menara dari PT. Hutchinson 3 Indonesia ini adalah RoofTop yang berjumlah 10 titik menara dan Green Field berjumlah 1 titik menara.
3.2.6 Tower Bersama Group
Gambar 3. 13 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene
Gambar 3. 14 Tower Bersama Group
Menara telekomunikasi dari Tower Bersama Group yang ada di Pulau batam area pemasangan paling banyak berada di kecamtan sekupang dan bengkong dan sagulung, sedangkan adapun menara yang lain nya terletak di batu aji, nongsa, sei beduk. Cakupan sinyal dari menara Tower Bersama Group ini sangaat luas hampir semua pulau batam terkena cakupan sinyal nya.
Sedangkan untuk jenis menara dari Tower Bersama Group ini adalah RoofTop yang berjumlah 13 titik menara,Green Field berjumlah 31 titik menara dan SST 1 titik menara .
4 KESIMPULAN
Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti di Pulau Batam pada tahun 2020 terdapat 732 menara yang tersebar di 8 kecamatan. Sedangkan tower telekomunikasi pada saat ini memiliki 7 operator
Indosat, PT Telekomunikasi Seluler, PT XL Asiata, PT. Hutchinson 3 Indonesia dan Tower Bersama Group. Hasil dari cakupan sinyal menara telekomunikasi yang ada di Pulau batam pada tahun 2020 kecamatan yang paling jarang atau sinyal nya kurang kuat berada di kecamatan nongsa bagian laut nya. Sedangkan kecamatan yang paling sering atau banyak terpapar sinyal adalah kecamatan batam kota, bengkong, sekupang dan sagulung bukan tampa alasan mengapa di 3 kecamatan itu memeliki jaringan yang sangat kuat karena 3 kecamatan itu kecamatan yang padat mulai dari penduduk nya atau pun bagian yang menjadi pusat dari Pulau Batam itu sendiri. Jenis menara yang paling banyak di Pulau batam adalah Roof top dan Green Field.
DAFTAR PUSTAKA
Afdal Suganda, Ririt Dwiputri Permatasari, Pratiwi, Ismail Yusuf Panessai. (2019). Sistem Informasi Pemantauan Retribusi pada Menara Telekomunikasi. Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam, 97-111.
Ahmat Adil. (GANJIL 2015-2016). ANALYSIS PROXIMITY MENENTUKAN LOKASI PERKEBUNAN DI LOMBOK BARAT.
Staf Pengajar Jurusan Tenik Informatika, STMIK Bumigora Mataram, ISSN 1858 - 4144.
ANALISIS PENGUKURAN BIDANG TANAH
DENGAN MENGGUNAKAN GPS
PEMETAAN. (2017). Armenda Bagas Ramadhony,Moehammad Awaluddin, Bandi Sasmito(12), Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Armenda Bagas Ramadhony,Moehammad Awaluddin, Bandi Sasmito. (2017).
PEMETAAN, ANALISIS PENGUKURAN
BIDANG TANAH DENGAN
MENGGUNAKAN GPS. jurnal geomatika , 11.
Dandi Arianto Pellya, Nada Fauziah, Rifki Randa Syafri . (2019). PEMETAAN SEBARAN LOKASI DAN ANALISIS JANGKAUAN
AREA PELAYANAN MENARA
TELEKOMUNIKASI DI 4 KECAMATAN,
KABUPATEN PASAMAN BARAT.
Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan DAS (MPPDAS) Universitas Gadjah Mada Jurusan Geografi, Universitas Negeri Padang.
Direktur Pengembangan Pita Lebar. (2020).
STRATEGI PERCEPATAN
KONEKTIVITAS BROADBAND DI
INDONESIA. PITALEBAR
KEMKOMINFO, 1-22.
Dwi Adha Manjayanti dan Achmad Mauludiyanto.
(2014). Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo. Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), 2301-9271.
Gede Sukadarmika, Linawati. (2013). PEMETAAN MENARA TELEKOMUNIKASI KOTA DENPASAR. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, hal 12.
Hafiz, E. G,. (2014). Analisis Pengaruh Panjang Baseline Terhadap Ketelitian Pengukuran Situasi Dengan Menggunakan GNSS Metode RTK-NTRIP. Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Semarang.
M. Hasan Junaidi. (desember 2015). ANALISIS
PEMBANGUNAN BTS DAN
PERENCANAAN ZONA PERSEBARAN BTS BERSAMA DI KABUPATEN SAMPANG. FakultasTeknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, hal. 217 - 234 . Nita Novia Lestari, Sundarso, Kismartini. (n.d.).
Kasus Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. jurnal menara , 10.
Nobel D. Sekeon , Yaulie D. Rindengan, ST., MM., MSc. , Yaulie D. Rindengan, ST., MM., MSc. (2016). Perancangan SIG Dalam Pembuatan Profil Desa Se-Kecamatan Kawangkoan.
https://doi.org/10.35793/jtek.5.1.2016.1157 7, 49-59.
Rm. Satria Kurniawan . (Januari 2019). PEMETAAN DAN KEBUTUHAN MENARA BTS
(BASE TRANSCEIVER STATION) DI KABUPATEN MERANGIN. Geografi, Jurnal Kapita Selekta, (Halaman: 126-134).
Sudra Irawan,Oktavianto Gustin, Arif Roziqin,Rizki Widi Pratam, Luthfiya Ratna Sar, . (2 Desember 2019). Pelatihan Pembuatan Peta Kelurahan Se-Kecamatan Galang Kota Batam. Jurnal Geomatika , 69-86.
Taqwan Thamrin, Wiwin Susanty. (2017).
SEBARAN MENARA
TELEKOMUNIKASI SELULER
BERSAMA BERBASIS GIS
(GEOGRAPHIC INFORMATION
SYSTEM) DI WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. Sistem Informasi Geografis; Menara telekomunikasi seluler., 83-89.
Wafirul Aqli. (2 Desember 2010). ANALISA BUFFER DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PERENCANAAN RUANG KAWASAN. jurnal Arsitektur, 192-201.
Wirriyawan Azzaki1, Delpiah Wayuningsih. (03, Desember 2016). Pencarian Lokasi Tempat Penyewaan Mobil Pencarian Lokasi Tempat Penyewaan Mobil DaerahKota Pangkalpinang Berbasis Sistem Kota Pangkalpinang Berbasis Sistem Informasi Geografis. Program Studi Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang, 95-100.
PEMETAAN JANGKAUAN SINYAL MENARA TELEKOMUNIKASI DI PULAU BATAM
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
HALIMATUN SADDIAH 3321801045
Disusun untuk pengajuan proposal Tugas Akhir Program Diploma III
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BATAM BATAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN
PEMETAAN JANGKAUAN SINYAL MENARA TELEKOMUNIKASI DI PULAU BATAM
Oleh:
HALIMATUN SADDIAH 3321801045
Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan Sebagai
Persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
PROGRAM DIPLOMA III
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BATAM Batam, 20 Oktober 2021
Disetujui oleh:
Pembimbing,
Oktavianto Gustin, S.T., M.T.,IPM.
NIP. 19891013 201903 1 004
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini, saya:
Nama : Halimatun Saddiah
NIM : 3321801045
adalah mahasiswa Program Studi Teknik Geomatika Politeknik Negeri Batam menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul:
PEMETAAN JANGKAUAN SINYAL MENARA TELEKOMUNIKASI DI PULAU BATAM
disusun dengan:
1. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 2. Tidak melakukan pemalsuan data
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa ijin pemilik
Jika kemudian terbukti terjadi pelanggaran terhadap pernyataan di atas, maka saya bersedia menerima sanksi apapun termasuk pencabutan gelar akademik.
Lembar pernyataan ini juga memberikan hak kepada Politeknik Negeri Batam untuk mempergunakan, mendistribusikan ataupun memproduksi ulang seluruh hasil Tugas Akhir ini.
Batam, 08 September 2021
Halimatun Saddiah NIM : 3321801
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 3
1.1 Latar Belakang ... 3
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat ... 5
1.6 Tinjauan Pustaka ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Sistem Informasi Geografis ... 7
2.2 Buffer atau Buffering ... 7
2.3 Google My Maps ... 7
2.4 GPS ... 8
2.5 Base Transceiver Station (BTS) ... 8
2.6 Ketentuan Berdirinya Tower Telekomunikasi ... 8
2.7 Jenis-Jenis Tower ... 8
8.5.1 Tower 4 kaki/ Rectangular Tower ... 8
8.5.2 Tower 3 kaki/ Triangle Tower ... 9
8.5.3 Tower 1 kaki/ Pole ... 9
BAB III ... 10
METODE PENELITIAN ... 10
3.1 Lokasi Penelitian ... 10
3.2 Desain Penelitian ... 10
3.3 Alat Dan Bahan ... 11
3.4 Pengumpulan Data ... 12
3.5 Teknik Pengolahan Data ... 13
3.5.1 Pengimputan Data ... 13
3.5.2 Pengolahan Data Dengan Google My Maps... 14
3.5.3 Pengolahan Data Dengan ArcGis ... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
4.1 Hasil Persebaran Menara Telekomunikasi Di Pulau Batam ... 22
4.2 JangkauanSinyal Menara Telekomunikasi ... 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 30
5.1 Kesimpulan ... 30
5.2 Saran ... 30
DAFTAR PUSTAKA ... 31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Peta Wilayah Penelitian ... 10
Gambar 3 .2 Desain Penelitian ... 11
Gambar 3 .3 Berkas Survei ... 13
Gambar 3. 4 Proses penginputan data menara ... 14
Gambar 3. 5 Data Menara 2020 ... 14
Gambar 3. 6 Menara Pulau Batam... 15
Gambar 3. 7 PT Telekomunikasi Seluler... 17
Gambar 3. 8 PT Indosat ... 18
Gambar 3. 9 Tower Bersama Group ... 18
Gambar 3 .10 PT XL Asiata ... 19
Gambar 3 .11 PT Axis Telekom Indonesia ... 19
Gambar 3 .12 PT. Hutchinson 3 Indonesia ... 19
Gambar 4. 1 Persebaran Menara Tetekomunikasi 2020 ... 22
Gambar 4. 2 Jangkauan Kekuatan Sinyal ... 23
Gambar 4. 3 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene ... 24
Gambar 4. 4 PT Axis Telekom Indonesia ... 24
Gambar 4. 5 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene ... 24
Gambar 4. 6 PT Indosat ... 25
Gambar 4. 7 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene ... 25
Gambar 4. 8 PT Telekomunikasi Seluler... 26
Gambar 4. 9 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene ... 26
Gambar 4. 10 PT XL Asiata ... 27
Gambar 4. 11 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene ... 27
Gambar 4. 12 PT. Hutchinson 3 Indonesia ... 28
Gambar 4. 13 Analisis Buffer 3D melalui visualisasa di ArcScene ... 28
Gambar 4. 14 Tower Bersama Group ... 29
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 2 bahan penelitian ... 12 Tabel 3. 3 data provider ... 15 Tabel 4. 1 Jangkauan Sinyal Menara ... 23
Abstrak
Kota batam adalah sebuah Kota yang paling besar yang berada di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Daerah Kota Batam terdiri dari beberapa Pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di daerah Selat Singapura dan Selat Malaka. Sedangkan Pulau Batam, Rempang, dan Galang tersambung dengan Jembatan Barelang. Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam pada tahun 2015, jumlah penduduk Kota Batam sebanyak 1.037.187 jiwa (JDIH Kota Batam, 2020).
Kebutuhan akan layanan telekomunikasi bergerak semakin meningkat di Pulau Batam. Jumlah menara yang ada di Pulau Batam saat ini adalah sebanyak 791 yang tersebar di 12 kecamatan yang ada di Pulau Batam sendiri. Tower telekomunikasi yang paling banyak pada saat ini adalah tower Greenfield dan Rooftop yang di bangun di Pulau Batam. Cara yang digunakan untuk mencari lokasi tower dan distribusi sebaran menara telekomunikasi secara langsung yaitu dengan melakukan survei lapangan, sementara untuk analisis jangkauan area layanan menara telekomunikasi menggunakan analisis multipel ring buffer 3, 5, dan 8 KM dan Buffer 3D dari lokasi menara.
Di penelitian ini menampilkan hasil survei dan pemetaan dengan menggunakan Google My Maps dari destribusi koordinat, kondisi tower, dan identitas tower. Dan pembuatan peta jangkauan sinyal dengan menggunakan ArcGis 10.3 untuk jaringan telekomunikasi yang ada di Pulau Batam.
Kata kunci: Kota Batam, menara tekomunikasi; Mulltipel Ring Buffer dan Buffer 3D, Google My Maps
Abstract
Batam city is the largest city in the province of Riau Islands, Indonesia. Batam City area consists of several islands, namely Batam Island, Rempang Island, Galang Island and other small islands in the Singapore Strait and Malacca Strait.
Meanwhile, Batam, Rempang and Galang Islands are connected to the Barelang Bridge. According to data from the Batam City Population and Civil Registry Office in 2015, the total population of Batam City was 1,037,187 people (JDIH Batam City, 2020).
The need for mobile telecommunications services is increasing on Batam Island. The number of towers currently on Batam Island is 791 which are spread over 12 sub-districts on Batam Island itself. The most current telecommunication towers are the Greenfield and Rooftop towers which were built on Batam Island.
The method used to find tower locations and direct distribution of telecommunication towers is by conducting field surveys, while for the analysis of the service area of telecommunications towers using multiple analysis of ring buffers 3, 5, and 8 KM and 3D Buffers from tower locations.
Displays the results of surveys and mapping using Google My Maps from the distribution of coordinates, tower conditions, and tower identity. And making a signal coverage map using ArcGis 10.3 for existing telecommunication networks on Batam Island.
Keywords: Batam City, communication tower; Mulltipel Ring Buffer and Buffer 3D, Google My Maps
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi untuk menyelesaikan tugas akhir tentang “PEMETAAN JANGKAUAN SINYAL MENARA TELEKOMUNIKASI DI PULAU BATAM”.
Tugas akhir ini ditulis untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) bagi mahasiswa Program Studi Diploma III pada Program Studi Teknik Geomatika Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulisi selama proses penyelesaian tugas akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang sudah memberikan dukungan atas bantuan, motivasi , didikan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama ini.
2. Oktavianto Gustin S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan membantu penulisan Tugas Akhir ini secara lancar.
3. Farouki Dinda Rasarandi S.T.,M.Eng selaku Wali Dosen yang senantiasa memberikan dukungan selama mengerjakan Tugas Akhir ini.
4. Pegawai Dinas Cipta Karya Kota Batam Bagian Pengawasan Pengendalian Bangunan Gedung dan Menara yang sudah memberikan data yang saya butuhkan dalam Tugas Akhir ini.
5. Teman-teman Teknik Geomatika Angkatan 2018.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis.
Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Batam, 03 Februari 2021
Halimatun Saddia
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan menara telekomunikasi yang menjadi infrastruktur utama adalah penyelenggaraan telekomunikasi sangat dibutuhkan masyarakat untuk pelayanan jaringan dan peningkatan kualitas jaringan telekomunikasi pada saat ini. Untuk pembangunan menara telekomunikasi ini membutuhkan ketersediaan lahan, ruang bangunan yang stategis. Bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penggunaan ruang, maka menara harus digunakan secara bersama dan tetap memperhatikan ke sinambungan pertumbuhan industri telekomunikasi, kesehatan masyarakat, dan estetika lingkungan (Rm. Satria Kurniawan, 2019).
Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Daerah Kota Batam terdiri dari beberapa Pulau yang tersebar antara Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di daerah Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam, Rempang, dan Galang terhubung oleh Jembatan Barelang. Menurut data yang terdapat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam pada 2015, jumlah penduduk Kota Batam sebanyak 1.037.187 jiwa. Batam adalah daerah yang merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan yang bebas melewati Pulau Batam–
Bintan–Karimun (BBK).
Pulau Batam pertama kali di huni oleh orang penduduk melayu dengan istilah orang selat dari tahun 231 Masehi. Pulau Batam sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan sebutan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam dan pada saat ini di kebal sebagai Badan Pengusahaan (BP Batam). Seiring berjalan nya era sekarang perkembangan Pulau Batam, pada tahun 1980-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah daerah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Kota Batam yang merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kota madani Batam yang memiliki tugas atau tanggungan dalam menjalankan administrasi pemerintahan Kota Batam dan kemasyarakatan serta
mendukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam (BP Batam) (JDIH Pemerintah Kota Batam, 2020).
Sebagian besar masyarakat belum mengetahui tentang lokasi atau titik menara telekomunikasi yang terdapat di Pulau Batam dan masyarakat juga belum mengetahui tentang tangkauan atau cakupan sinyal dari tower telekomunikasi yang terpasang di sekitar perumahan nya.
Pembuatan pemataan jangkauan sinyal menara telekomunikasi di Pulau Batam adalah solusi yang tepat dari permasalahan di atas. Sistem Informasi Geografis tersebut nanti nya akan berisikan peta menata telekomunikasi yang berupa point dan buffer untuk menandakan objek-objek tower dan juga cakupan sinyal yang ada di Pulau Batam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Sistem Informasi Geografis menara telekomunikasi seluler di Pulau Batam dengan menggunakan Google My Maps ?
b. Bagaimana Sistem Informasi Geografis jangkauan sinyal menara telekomunikasi seluler di Pulau Batam ?
1.3 Batasan Masalah
a. Penelitian dilakukan di Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
b. Objek yang dikaji adalah point-point menara telekomunikasi.
c. Pembuatan Sistem Informasi Geografis menara telekomunikasi seluler di Pulau Batam dengan Google My Maps.
d. Daerah Jangkauan sinyal yang di amati adalah 3,5, dan 8 KM.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Melakukan pembuatan Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan Google My Maps untuk memberikan informasi berupa point-point tower telekomunikasi yang ada di Pulau Batam.
b. Memberikan informasi jangkauan sinyal dari menara telekomunikasi seluler yang ada di Pulau Batam.
5
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi berupa peta dengan tampilan seperti Google My Maps menara-menara telekomunikasi seluler yang berapa di Pulau Batam.
b. Memudahkan masyarakat mengetahui disekitar permukiman nya terdapat jangkauan menara telekomunikasi yang paling kuat.
1.6 Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Rm.Satria Kurniawan pada tahun 2019 yang berjudul “ Pemetaan Dan Kebutuhan Menara BTS (Base Transcever Station) Di Kabupaten Merangin”, bertujuan agar mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian. Bentuk ruang dan jaringan tubuh manusia adalah lingkungan yang kompleks dan harus diperhitungkan (Nicolas Laurent, 2003).
Pola persebaran menara BTS telekomunikasi seluler di Kabupaten Merangin menggunakan analisis tetanggga terdekat (nearest neighbour analysis), pengolahan data dilakukan menggunakan software ArcGis 10.0, sehingga dapat diketahui apakah menara BTS tersebut mengelompok (clustered), acak (random), atau seragam (uniform).
Penetian yang dilakukan oleh Gede Sukadarmika, Linawati pada tahun 2013 yang berjudul “Pemetaan Menara Telekomunikasi Kota Denpasar” bertujuan agar untuk melestarikan kekayaan seni dan budaya yang ada di daerah Bali.
Proyek ini merupakan gagasan utama yang di buat oleh almarhum Prof. dr. Ida Bagus Mantra. Proyek ini diberi nama ‘Werdhi Budaya’ atau Art Centre, dan kemudian pada 16 Agustus 1978 diganti dengan nama ‘Taman Budaya’. Logo budaya yang di gunakan di Denpasar adalah Bhajra Sandhi, yang sesekali juga dijadikan latar belakang pementasan, baik untuk seni tradisi Bali maupun seni kontemporer seperti musik dan seni pertunjukan.
Penelitain yang dilakukan oleh Dandi Arianto Pelly pada tahun 2012 yang berjudul “Pemetaan Sebaran Lokasi Dan Abalisis Jangkauan Area Pelayanan Menara Telekomunikasi Di 4 Kecamatan , Kabupaten Pasaman Barat “ bertujuan agar dari kegiatan pemetaan sebaran lokasi dan analisis jangkauan
area pelayanan menara telekomunikasi di 4 kecamatan, kabupaten pasaman barat ini yaitu mengidentifikasi lokasi dan distribusi sebaran menara telekomunikasi secara eksisting di lokasi penelitian. Serta menganalisis jangkauan area layanan menara telekomunikasi di lokasi penelitian.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanupulasi data geografis. Sistem ini disebut dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk menganalisis dan verifikasi data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisis data. SIG dibutuhkan karena untuk data spasial penanganannya sangat sulit terutama karena peta dan data statistika cepat kadaluarsa hingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan informasi yang diberikan menjadi tidak akurat. Sistem Informasi Geografis mempunyai kemampuan untuk menjawab pertanyaan spasial maupun non spasial beserta kombinasinya dalam rangka memberikan solusi-solusi atas permasalahan keruangan. (Satria Kurniawan,2019).
2.2 Buffer atau Buffering
Buffering yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer yang bisa berbentuk lingkaran atau poligon yang melingkupi suatu objek sebagai pusatnya, dan mengetahui parameter objek dan luas wilayahnya. Buffering misalnya dapat digunakan untuk menentukan jalur hijau di perkotaan yang dimiliki suatu negara, mengetahui luas daerah yang mengalami tumpahan minyak di laut (Pusat Studi Geografis,2020).
2.3 Google My Maps
Dengan berbentuk layanan peta yang terkenal akan kekuatannya, Google Maps akan menampilkan gambar lokasi jalanan dan tingkat kemacetan lalu lintas yang ada di seluruh dunia. Bahkan Google My Maps sendiri menyediakan bentuk ataupun rupa dari planet sehingga bumi dan juga detail di yang ada di dalamnya. Google Maps dapat digunakan di komputer, tablet ataupun handphone, selama internet ataupun jaringan anda berjalan dengan baik dan juga lancar. Untuk menggunakan Google My Maps
secara maksimal, dibutuhkan pula koneksi jaringan internet yang setidaknya berjalan lancar. Koneksi yang tersendat potensial membuat Google Maps error (detikInet, 2019).
2.4 GPS
Global Positioning System (GPS) adalah satelit navigasi dan penentuan posisi yang di miliki oleh Amerika Serikat. Sitem ini di desain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai waktu secara berkelanjutan di seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca (Abidin, H.Z.2007).
2.5 Base Transceiver Station (BTS)
BTS adalah singkatan dari Base Transceiver Station atau dalam bahasa Indonesia Anda menyebutnya dengan stasiun pemancar. BTS kadang biasa disebut sebagai Base Station (BS) dan Radio Base Station (RBS). Tugas utama BTS adalah mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat komunikasi seperti telepon rumah,telepon seluler dan sejenis gadget lainnya. Kemudian sinyal radio tersebut akan diubah menjadi sinyal digital yang selanjutnya dikirim ke terminal lainnya menjadi sebuah pesan atau data (Bakti,2019).
2.6 Ketentuan Berdirinya Tower Telekomunikasi
Menara BTS merupakan struktur telekomunikasi yang menyediakan komunikasi nirkabel antara alat komunikasi (telepon,modem,telepon selular) dan jaringan operator dan memancarkan sinyal elektromagnetik/radio frekuensi rendah. Bangunan menara BTS memenuhi level batas radiasi yang ditetapkan oleh WHO, yaitu 4,5 watt/meter persegi untuk perangkat/menara yang menggunakan frekuensi 900 Mhz dan 9 watt/meter persegi untuk menara/ perangkat yang menggunakan frekuensi 1.800 Mhz (dr.Aisyah Nur Ramadhani, 2020).
2.7 Jenis-Jenis Tower
8.5.1 Tower 4 kaki/ Rectangular Tower
9
Sesuai dengan namanya, tower ini berbentuk segi empat dan memiliki 4 kaki. Karena konstruksinya yang kokoh tower ini diharapkan memiliki kekuatan yang optimal untuk menghindari kemungkinan roboh. Tingginya kurang lebih 42 meter serta mampu mencakup banyak antena dan radio.
Tipe tower ini biasanya digunakan oleh perusahaan telekomunikasi terkemuka seperti Telkom, Indosat, XL, dll mengingat harganya yang cukup fantastis yakni mencapai 650 juta-1 milyar rupiah (BAKTI,2019).
8.5.2 Tower 3 kaki/ Triangle Tower
Menara segitiga ini terdiri dari 3 pondasi tower. Tiap pondasi disusun dalam beberapa potongan yang berkisar 4-5 meter. Untuk menghindari hal- hal yang tidak diinginkan, misal roboh sebaiknya tower ini memakai besi yang berdiameter diatas 2 centimeter. Rata-rata tower jenis tingginya berkisar antara 40 meter dan maksimal 60 meter. Makin pendek tower tingkat keamanannya lebih tinggi. Kelebihan dari menara ini adalah komponennya lebih ringan sehingga menghemat biaya produksi dan pengangkutan (BAKTI,2019).
8.5.3 Tower 1 kaki/ Pole
Sebenarnya tower jenis ini tidak direkomendasikan karena banyak kekurangannya. Dalam penerimaan sinyal tergolong tidak stabil, mudah goyang, dan mengganggu sistem koneksi data yang berakibat pencarian di komputer terjadi secara terus-terusan. Tower ini ada 2 macam, yang pertama dibuat dengan pipa/plat baja tanpa spanner dengan diameter 40 cm hingga 50 cm dan rata-rata tingginya 42 meter. Kedua, tower yang dibuat dengan spanner yang menurut ahli pembuatannya tidak melebihi 20 meter (BAKTI,2019).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Kota Batam terletak di Pulau Batam Provinsi Kepulauan Riau. Pulau Batam juga merupakan sebuah pulau yang strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional yang berdekatan dengan singapura. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota Batam berjumlah sebanyak 1.081.527 jiwa.
Daerah Kota Batam pada Tahun 2004 – 2014, terletak di antara : - 00º25' 29″ - 1º15'00″ Lintang Utara - 103º.34' 35″ - 104º26'04″ Bujur Timur sedangkan Wilayah Kota Batam terdiri dari darat dan wilayah laut seluas 3.990,00 Km2 (BPK PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, 2020).
Gambar 3. 1 Peta Wilayah Penelitian 3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah awalan dari sebuah penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian tersebut. Desain penelitian dapat
11
memberikan prosedur dan tata cara untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan dapat untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian.
Desain penelitan merupakan dasar dalam melakukan penelitian sedangkan desain penelitian yang baik dan benar dapat menghasikan penelitian yang efektif dan efisien.
Gambar 3 .2 Desain Penelitian 3.3 Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Alat
• Laptop
• GPS (Handheld, Montana 680)
• MS.Excel
• Arcgis 10.3
• Google Chrome
• Domain dan hosting berbayar B. Bahan
Tabel 3. 2 bahan penelitian
Jenis Data Data yang di butuhkan
Data spasial Peta Administrasi Pulau Batam
Data non spasial Data informasi menara telekomunikasi
Data DEM Pulau Batam
3.4 Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini membutuhkan data awal berupa jumlah menara dan posisi menara yang di peroleh melalui instansi pemerintahan terkait di Pulau Batam untuk perencanaan survei lapangan.
Tahapan dalam pengumpulan data ialah :
3. Tahap Persiapan adalah tahap dimana pada tahap ini dilakukan persiapan mobilisasi dan persiapan peralatan seperti Global Position System (GPS), Kamera, penyusunan format laporan, dan data alamat menara yang di berikan oleh dinas terkait.
4. Tahapa survei yang akan dilaksanakan adalah dengan melihat lokasi berdirinya menara, Persebaran menara dan Disrtribusi Menara Telekomunikasi yang meliputi :
1. Nama Menara 2. Jenis Menara 3. Tinggi Menara 4. Koordinat Menara 5. Alamat Menara 6. Nama Pemilik Menara
13
Gambar 3 .3 Berkas Survei 3.5 Teknik Pengolahan Data
Pada kegiatan penelitian ini data - data yang telah dikumpulkan akan di olah dan di jadiakan peta menara telekomunikasi dengan Google My Maps dan juga peta dengan ArcGis 10.3
3.5.1 Pengolahan Data DEM
Pada prinsipnya, DEM merupakan suatu model digital yang merepresentasikan bentuk permukaan atau database yang menampung titik- titik ketinggian dari suatu permukaan (Jensen, 2007).
Data DEM yang di olah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penghalang topografi lahan Pulaun Batam. melihat hambatan jangkauan sinyal menara telekomunikasi.
3.5.2 Pengimputan Data
Penginputan data menggunakan Ms.Excel dengan memasukan data yang sudah di ambil di lapangan dan disesuaikan dengan data dari provider menara telekomunikasi. Jika data sudah sesuai maka data akan di input dengan format yang sudah tersedia di dinas terkait. Data yang suda di input di bedakan setiap provider.
Gambar 3. 4 Proses penginputan data menara
Gambar 3. 5 Data Menara 2020 3.5.3 Pengolahan Data Dengan Google My Maps
Data yang sudah di olah di dalam MS.Excel lalu diolah ke dalam Google My Maps di bagian ini kita bisa mengetahui tentang lokasi berdirinya
15
menara yang tidak sesuai dengan data yang diberikan provider dan juga bisa melihat data koordinat yang belum sesuai maka tugas instansi melakukan pengecekan data kelapangan kembali. Jumlah menara yang ada di Pulau Batam pada tahun 2020 berjumlah 732 menara dan ada 20 provider.
Gambar 3. 6 Menara Pulau Batam
Data akan dipisahkan berdasarkan provider nya masing-masing.
Tabel 3. 3 data provider
No Nama Provider jumlah Menara Jenis Menara
1
PT
Telekomunikasi
Seluler 202
Green Field
Roof Top Mini Tower
2
PT Profesional Telekomunikasi
Indonesia 118
Green Field
Roof Top Mini Tower
SST Monopole
3 PT Indosat 55
Green Field
Roof Top
4 PT Dayamitra
Telekomunikasi 50
Green Field
Roof Top MCP SST POLE
5 Tower Bersama
Group 45
Green Field
Roof Top SST
6 PT KIN 40
Green Field
Roof Top
7 PT XL Asiata 34
Green Field
Roof Top Mini Tower
8
PT. Quattro
International 31
MCP Roof Top
9 PT. Gametraco
Tunggal 29
MCP SST
10 PT. Solusi Tunas
Pratama 21
Roof Top Green Field 11 PT Axis Telekom
Indonesia 16 Roof Top
12
PT. Sinergi Multi
Telekomunikasi 13 MCP
17
13 PT. Inti Bangun
Sejahtera 12
Roof Top SST
14
PT Inforte Solusi
Infotek 11
Monopole Green Field
Mini Tower
15
PT. Centratama
Menara Indonesia 11
Roof Top Green Field
Mini Tower
16
PT. Hutchinson 3
Indonesia 11
Roof Top Green Field
17 PT Pembangunan
Trans Barelang 10
Green Field
SST
18 PT. Sarana
Utama Karya 10 MCP
19
PT
Telekomunikasi
Indonesia 7 Green
Field
20 PT Batam Bintan Telekomunikasi 6
Green Field
MCP
Gambar 3. 7 PT Telekomunikasi Seluler
Jumlah menara pata PT Telekomunikasi Seluler berjumlah 202 menara yang terbagi menajadi beberapa jenis menara Green Field berjumlah 62 menara, Roof Top berjumlah 139 menara dan Mini Tower berjumlah 1 menara.
Gambar 3. 8 PT Indosat
Jumlah menara pada PT Indosat mempunyai menara berjumlah 55 menara yang terbagi menjadi beberapa jenis menara Green Field berjumlah 39 menara dan Roof Top berjumlah 16 menara
Gambar 3. 9 Tower Bersama Group
Jumlah menara pada Tower Bersama Group berjumlah 45 menara yang terbagi menjadi beberapa jenis menara Green Field berjumlah 31 menara, Roof Top berjumlah 13 menara dan SST berjumlah 1 menara.
19
Gambar 3 .10 PT XL Asiata
Jumlah menara pata PT XL Asiata berjumlah 34 menara yang terbagi menajadi beberapa jenis menara Green Field berjumlah 27 menara, Roof Top berjumlah 6 menara dan Mini Tower berjumlah 1 menara.
Gambar 3 .11 PT Axis Telekom Indonesia
Jumlah menara pata PT Axis Telekom Indonesia berjumlah 16 menara jenis menara pada provider ini adalah Roof Top berjumlah 16 menara
Gambar 3 .12 PT. Hutchinson 3 Indonesia
Jumlah menara pada PT. Hutchinson 3 Indonesia berjumlah 11 menara yang terbagi menjadi beberapa jenis menara Roof Top berjumlah 10 menara dan Green Field berjumlah 1 menara.
3.5.4 Pengolahan Data Dengan ArcGis
8.5.3.1 engolahan data dari Google My Maps ke ArcGis
Data diolah di ArcGis ini untuk menampil kan jangankauan sinyal dari setiap operator menara telekomunikasi yang ada di Pulau Batam. Data yang sudah diolah di Google My Maps selanjutnya diproses kedalam dalam ArcGis langkah awal yang harus dilakukan adalah download dalam yang
ada di Google My Maps dengan cara klik tanda yang terletak di pojok kiri atas klik Ekspor ke KML/KMZ klik download. Sesudah data terdownload selanjut nya kita buka ArcGis klik menu Windows – Search klik pada kolom search isi dengan ”KML to layer” sesudah itu selanjut nya kita masukan data yang sudah di download tadi.
Gambar 3. 15 tampilan data yang sudah di masukan ke ArcGis
8.5.3.2 Multiple Ring Buffer
Setelah seluruh proses penginputan data dan pengolahan data dengan Google My Maps telah selesai dilakukan maka selanjut nya adalah proses multiple ring buffer dapat digunakan untuk melakukan proses pengecekan jangkauan cakupan sinyal menara telekomunikai. multiple ring buffer dengan menggunakan software ArcGis.
Multiple Ring Buffer berfungsi untuk membuat lebih dari satu