• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Perikatan Jual Beli Yang Terindiksi Wanprestasi Dan Akibat Hukumnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Perikatan Jual Beli Yang Terindiksi Wanprestasi Dan Akibat Hukumnya"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. LATAR BELAKANG

Jabatan notaris di Indonesia, pertama kali diatur dengan Instruktie Voor De Notarissen Residerende In Nederlands Indie Stbl. No.11, tanggal 7 Maret 1822.1 Kemudian pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 1 Juli tahun 1860, untuk

mengatur notaris di Hindia Belanda, mengeluarkan Reglement Op Het Notaris Ambt In Nederlands Indie (Stbl. 1860: 3), Ordonantie 16 September 1931 tentang honorarium notaris. Setelah merdeka, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan

aturan umum, beberapa aturan umum tersebut dimasukan kedalam satu aturan

hukum, yaitu UUJN (Undang-Undang Jabatan Notaris) misalnya tentang

pengawasan, pengangkatan, dan pemberhentian notaris. Dengan lahirnya UUJN

maka telah terjadi unifikasi hukum dalam pengaturan notaris di Indonesia.2

UUJN merupakan hukum tertulis sebagai alat ukur bagi keabsahan notaris

dalam menjalankan tugas jabatannya. Agar dapat berjalan, maka harus ada pejabat

yang dapat menjalankannya, sehingga untuk menjalankan jabatan notaris diangkat

1 R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Penjelasan, Jakarta : PT Raja Grafindo, 1982, hlm 24-25.

2

(2)

mereka yang memenuhi syarat tertentu. Mereka (subjek hukum atau orang) yang

diangkat sebagai notaris merupakan personifikasi dari lembaga notaris.3

Pasal 1 huruf 1 UUJN Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan notaris adalah

pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki

kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini atau

berdasarkan undang-undang lainnya.

Jabatan notaris diadakan atau kehadirannya dikehendaki oleh aturan hukum

dengan maksud untuk membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan alat

bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai keadaan, peristiwa atau perbuatan

hukum. Dengan dasar yang demikian mereka yang diangkat sebagai notaris harus

mempunyai semangat untuk melayani masyarakat dan atas pelayanan tersebut,

masyarakat yang telah merasa dilayani oleh notaris sesuai dengan tugas jabatannya,

dapat memberikan honorarium kepada notaris.4

Keberadaan jabatan sebagai notaris sangat penting dan dibutuhkan masyarakat

luas, mengingat fungsi notaris adalah sebagai pejabat umum yang berwenang untuk

membuat akta otentik. Akta otentik yang dibuat oleh notaris ada 2 (dua) macam,

yaitu:

1. Akta Relaas atau Ambelijke Acten atau Akta Berita Acara yang berupa uraian yang dilihat dan disaksikan oleh notaris atas permintan para pihak, agar tindakan

3

Ibid., hlm 37-39

(3)

atau perbuatan para pihak yang dilakukan tersebut dituangkan kedalam bentuk

akta notaris. Akta jenis ini diantaranya akta berita acara rapat umum pemegang

saham perseroan terbatas, akta pendaftaran atau inventarisasi harta peninggalan

dan akta berita acara penarikan undian.5

2. Akta Para Pihak atau Partij Acten dimaksudkan sebagai akta yang dibuat oleh dan dihadapan notaris yang berisi uraian atau keterangan, pernyataan para pihak yang

diberikan atau diceritakan di hadapan notaris. Para pihak berkeinginan agar uraian

atau keterangannya dituangkan kedalam bentuk Akta Notaris. Akta jenis ini

diantaranya akta jual beli, akta sewa menyewa, akta perjanjian Kredit dan

sebagainya.6

Uraian diatas menjelaskan ruang lingkup kewenangan notaris adalah dalam

rangka menciptakan kepastian hukum melalui akta otentik. Akta otentik sebagai alat

bukti yang terkuat, sempurna dan penuh mempunyai peranan yang penting dalam

setiap hubungan dalam kehidupan masyarakat.

Kewenangan notaris diatur dalam Pasal 15 UUJN. Berdasarkan Pasal tersebut

notaris berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian

dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang

dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik,

menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse,

5 G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Cetakan ke-5, Jakarta : Erlangga, hlm. 51-52.

(4)

salinan dan kutipan akta, semua itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga

ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh

undang-undang.

Notaris dalam menjalankan jabatannya memiliki kewajiban-kewajiban yang

sebagaimana diatur dalam Pasal 16 UUJN. Seorang Notaris wajib bertindak amanah,

jujur, saksama dan tidak memihak. Kejujuran merupakan hal yang penting karena jika

seorang notaris bertindak dengan ketidakjujuran maka akan banyak kejadian yang

merugikan klien bahkan akan menurunkan ketidakpercayaan klien terhadap notaris

tersebut. Kesaksamaan bertindak merupakan salah satu hal yang juga harus selalu

dilakukan seorang notaris.7 Selain itu juga dalam melaksanakan jabatannya notaris juga berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan klien, membuat dokumen atau akta

yang diminta oleh klien,mambuat daftar akta-akta yang dibuatnya, membacakan akta

di hadapan para pihak, menerima magang di kantornya.

Kewajiban notaris ini diatur dalam Pasal 16 Undang-undang Nomor 02 Tahun

2014 Tentang Jabatan Notaris, selain mengatur mengenai kewenangan serta

kewajiban notaris dalam melaksanakan jabatannya juga diatur mengenai larangan

yakni diatur dalam Pasal 17 Undang-undang Nomor 02 Tahun 2014 yaitu ;

a. Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut

tanpa alasan yang sah;

b. Merangkap sebagai pegawai negeri;

c. Merangkap jabatan sebagai pejabat negara;

(5)

d. Merangkap jabatan sebagai advokat;

e. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai Badan Usaha Milik Negara,

Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha Milik Swasta;

f. Merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah di luar wilayah jabatan

Notaris;

g. Menjadi Notaris Pengganti; dan

h. Melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan

atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan

Notaris.

Atas dasar pengaturan tersebut, dalam menjalankan tugas dan kewajibannya

notaris dituntut untuk memberikan jaminan kepastian hukum dan pelayanan yang

profesional. Dalam mewujudkan 2 (dua) sisi pekerjaan yang mengandung banyak

resiko tersebut sehingga diperlukan pengetahuan hukum yang cukup dan ketelitian

serta tanggung jawab yang tinggi. Untuk itu dalam praktek sehari-hari notaris

diwajibkan untuk senantiasa menjunjung tinggi hukum dan asas negara serta

bertindak sesuai dengan makna sumpah jabatan dan mengutamakan pengabdiannya

kepada kepentingan masyarakat dan negara bukan semata-mata kepada kepentingan

pribadi.8

Adanya kewajiban kepribadian yang baik dan tuntutan untuk menjunjung

tinggi martabat jabatan notaris, dengan demikian dalam pelaksanaan jabatannya

8

(6)

notaris tidak dibenarkan melakukan hal-hal dan/atau tindakan yang tidak sesuai

dengan martabat dan kehormatan jabatan notaris.9

Dalam menjamin kepastian hukum dan pelayanan yang profesional, seorang

notaris dalam menjalankan tugasnya diperlukan suatu perjanjian. Perjanjian mana

yang mengikat notaris dengan pihak yang bersangkutan agar menimbulkan hubungan

hukum dengan tujuan agar hak dan kewajiban masing-masing pihak terlindungi dan

kepentingan masing-masing pihak terlaksana sesuai dengan yang sudah diperjanjikan.

Perjanjian juga diatur dalam KUHPerdata Pasal 1313 yaitu suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang/lebih.

Singkatnya perjanjian adalah perbuatan hukum yang menimbulkan,

berubahnya, hapusnya hak, atau menimbulkan suatu hubungan hukum dan dengan

cara demikian, perjanjian menimbulkan akibat hukum yang merupakan tujuan dari

para pihak. Jika suatu perbuatan hukum adalah perjanjian, orang-orang yang

melakukan tindakan hukum disebut pihak-pihak.10

Ketika melakukan sebuah perjanjian, perlu diketahui dan dipahami terlebih

dahulu unsur-unsur dalam perjanjian, unsur-unsur tersebut terdiri atas :

a. Kata sepakat dari dua pihak atau lebih

b. Kata sepakat yang tercapai harus bergantung kepada para pihak

9 Ibid.,

10

(7)

c. Keinginan atau tujuan para pihak untuk timbulnya akibat hukum

d. Akibat hukum untuk kepentingan pihak yang satu dan atas beban yang lain atau

timbal balik dan

e. Dibuat dengan mengindahkan ketentuan perundang-undangan.11

Perbuatan hukum dalam hal ini adalah perjanjian haruslah memenuhi

unsur-unsur yang telah disebutkan diatas. Setelah terpenuhi maka dilakukan pemeriksaan

keabsahan dari perjanjian tersebut yaitu sah atau tidaknya perjanjian ini dapat

dipastikan dengan mengujikannya terhadap 4 (empat) syarat untuk sahnya suatu

perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata,yaitu :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

3. Suatu hal tertentu dan

4. Suatu sebab yang halal

Pada poin 1 (satu) dan 2 (dua) disebut sebagai syarat subjektif sedangkan pada

poin ke 3 (tiga) dan 4 (empat) disebut sebagai syarat objektif.

Dalam praktek pelaksanaan pembuatan perjanjian juga tidak membuat efek

jera bagi notaris masih banyak sekali notaris yang melakukan wanprestasi terhadap

perjanjian yang telah disepakati sehingga merugikan pihak lain secara material dan

immaterial hal ini juga bisa disebabkan karenakan lemahnya regulasi sehingga kurang

(8)

memberikan tamparan yang tegas dan keras bagi notaris. Terjadi peristiwa di daerah

Kabupaten Deli Serdang yang melibatkan seorang notaris bernama X. Kasus ini

bermula pada tahun 2005. PT. Y dan Notaris X melakukan suatu kesepakatan

kerjasama kemudian dituangkan kedalam sebuah perjanjian kerjasama. Didalam

perjanjian kerjasama tersebut berisi kesepakatan dimana Notaris X menerima

pekerjaan yang diberikan oleh PT Y yaitu berupa penyelesaian pengurusan

pemecahan tanah sampai proses balik nama sertipikat perumahan N yang berlokasi di

kabupaten Deli Serdang sebanyak 1000 unit/kavling. Didalam salah satu kesepakatan

mereka yaitu Notaris X menyanggupi untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam

kurun waktu 1 tahun. Akan tetapi selang 5 tahun yaitu pada Tahun 2010 pekerjaan

Notaris X tidak kunjung selesai. Akhirnya PT Y mengirim surat kepada Notaris X

untuk mengetahui sejauh mana telah diselesaikannya pekerjaan tersebut. Dan Notaris

X membalas dan menjelaskan yang telah dipecah sebanyak 142 (seratus empat puluh

dua) sertipikat, proses NIB sudah diselesaikan sebanyak 262 (dua ratus enam puluh

dua) sertipikat, dan sisanya 442 (empat ratus empat puluh dua) sertipikat yang akan

diselesaikan selambat-lambatnya bulan Maret 2010.

Menurut pengakuan dari PT.Y, pihak mereka telah membayarkan lunas semua

biaya proses pengurusan pemecahan sampai proses balik nama kepada Notaris X

sebesar Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah). akan tetapi, sebelum

Notaris X menyelesaikan semua pekerjaannya, ia mengalami keadaan sakit yang

(9)

pekerjaan dari PT.Y tersebut tertunda dalam proses penyelesaiannya. PT.Y telah

melakukan berbagai cara untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Akan

tetapi, sampai saat ini keberadaan dari yang bersangkutan yaitu Notaris X tidak

diketahui sehingga menyulitkan dalam proses penyelesaian ini.

Tindakan notaris dari kasus diatas, dapat dikategorikan sebagai wanprestasi

atau perbuatan melawan hukum, perjanjian yang telah disepakati tetapi tidak

dilaksanakan maka berdampak terhadap cacat yuridis dari pembuatan akta yang

terindikasi wanprestasi dan sangat merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.

Apabila perjanjian yang disepakati terjadi pelanggaran maka dapat diajukan gugatan

wanprestasi, karena adanya hubungan kontraktual antara pihak yang menimbulkan

kerugian dan pihak yang menderita kerugian. Apabila tidak ada hubungan kontraktual

antara pihak yang menimbulkan kerugian dan pihak yang menderita kerugian, maka

dapat diajukan gugatan perbuatan melawan hukum.12

Dalam UUJN diatur bahwa ketika notaris dalam menjalankan tugas

jabatannya terbukti melakukan pelanggaran, maka notaris dapat dikenai atau dijatuhi

sanksi, berupa sanksi perdata, administrasi, dan kode etik jabatan Notaris, dan

sanksi-sanksi tersebut telah diatur sedemikian rupa, baik sebelumnya dalam PJN (Peraturan

Jabatan Notaris), dan sekarang dalam UUJN dan Kode Etik Jabatan Notaris.

Pemeriksaan atas pelanggaran yang dilakukan oleh notaris harus dilakukan

pemeriksaan dengan melihat aspek lahiriah, formal, dan material akta notaris, dan

12

(10)

pelaksanaan tugas jabatan notaris sesuai dengan wewenang notaris, disamping

berpijak pada aturan hukum yang mengatur tindakan pelanggaran yang dilakukan

notaris, juga perlu dipadukan dengan realitas praktik notaris.

Notaris dalam menjalankan tugas dan jabatannya haruslah didasari atau

dilengkapi berbagai ilmu pengetahuan hukum dan ilmu-ilmu lainnya yang harus

dikuasai secara terintegrasi oleh notaris. Akta otentik yang dikerjakan oleh notaris

mempunyai kedudukan sebagai alat bukti yang sempurna, dengan demikian notaris

diharapkan harus mempunyai capital intellectual yang baik dalam menjalankan tugas dan jabatannya.13

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, perlu suatu penelitian lebih lanjut

mengenai tanggung jawab Notaris yang akan dituangkan ke dalam judul proposal

penelitian tesis “TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP PEMBUATAN

PERIKATAN JUAL BELI YANG TERINDIKASI WANPRESTASI DAN AKIBAT

HUKUMNYA”

(11)

B. Permasalahan

Adapun permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana tanggung jawab notaris terhadap pembuatan perikatan jual beli yang

terindikasi wanprestasi ?

2. Bagaimana proses penyelesaian terhadap pembuatan perikatan jual beli yang

terindikasi wanprestasi di Kabupaten Deli Serdang?

3. Bagaimana sanksi terhadap notaris dalam pembuatan perikatan jual beli yang

terindikasi wanprestasi di Kabupaten Deli Serdang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis mengenai tanggung jawab notaris terhadap

pembuatan perikatan jual beli yang terindikasi wanprestasi.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis proses penyelesaian terhadap pembuatan

perikatan jual beli yang terindikasi wanprestasi di Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis mengenai sanksi terhadap notaris dalam

pembuatan perikatan jual beli yang terindikasi wanprestasi di Kabupaten Deli

(12)

D. Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian merupakan suatu rangkaian yang hendak

dicapai bersama, dengan demikian dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan pustaka/literatur

mengenai ketentuan tanggung jawab notaris terhadap pembuatan perikatan jual

beli yang terindikasi wanprestasi dan akibat hukumnya.

2. Secara praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi pihak-pihak yang tanggung jawab notaris terhadap pembuatan

perikatan jual beli yang terindikasi wanprestasi dan akibat hukumnya.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan informasi yang ada sepanjang penelusuran kepustakaan yang

ada dilingkungan Universitas Sumatera Utara, khususnya di lingkungan Magister

Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan, belum ada penelitian

sebelumnya yang berjudul “Tanggung Jawab Notaris Terhadap Pembuatan

Perikatan Jual Beli Yang Terindikasi Wanprestasi Dan Akibat Hukumnya”. Akan

tetapi ada beberapa penelitian yang menyangkut Tanggung Jawab notaris antara

lain penelitian yang dilakukan oleh:

1. Agustining, NIM: 087011001, Mahasiswa Magister Kenotariatan Program

(13)

Notaris Terhadap Akta Otentik Yang Dibuat Dan Berindikasi Perbuatan

Pidana”, permsalahan yang diteliti yaitu:

1) Faktor apakah yang menyebabkan notaris diperlukan kehadirannya dalam

pemeriksaan perkara pidana?

2) Bagaimana tanggung jawab notaris sebagai pejabat umum terhadap Akta

otentik yang dibuat dan berindikasi perbuatan pidana?

3) Bagaimana fungsi dan peranan Majelis Pengawas Daerah terhadap

pemanggilan notaris pada pemeriksaan perkara pidana?

2. M. Zunuza , NIM: 067011005, Mahasiswa Magister Kenotariatan Program

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dengan judul: Tanggung Jawab

Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham

Perseroan Terbatas, permasalahan yang diteliti yaitu:

1) Bagaimanakah potensi konflik yang timbul dalam pembuatan berita acara

RUPS perseroan terbatas?

2) Bagaimana upaya notaris mengatasi konflik yang terjadi dalam pembuatan

berita acara RUPS perseroan terbatas?

3) Bagaimanakah tanggung jawab notaris dalam pembuatan berita acara

(14)

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Teori adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik

tersebut tetapi merupakan suatu abstraksi intelektual di mana pendekatan secara

rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya teori ilmu merupakan

suatu penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang dijelaskannya. Suatu

penjelasan biar bagaimanapun menyakinkan, tetapi harus didukung oleh fakta empiris

untuk dapat dinyatakan benar.14

Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori,

tesis, mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan,

pegangan teoritis.15

Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberi arahan atau petunjuk

dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati, dan dikarenakan penelitian

ini merupakan penelitian yuridis normatif, maka kerangka teori diarahkan secara khas

ilmu hukum, maksudnya penelitian ini berusaha untuk memahami tanggung jawab

notaris terhadap pembuatan perikatan jual beli yang terindikasi wanprestasi dan

akibat hukumnya yang sesuai dengan aturan dalam perundang-undangan yang

berlaku.

Dalam menjawab rumusan permasalahan yang ada kerangka teori yang

digunakan sebagai pisau analisis penelitian ini adalah teori Tanggung Jawab Hukum.

14

(15)

Teori yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah teori dari Hans Kelsen tentang

tanggung jawab hukum. Satu konsep yang berhubungan dengan konsep kewajiban

hukum adalah konsep tanggung jawab hukum. Bahwa seseorang bertanggung jawab

secara hukum atas suatu perbuatan tertentu atau bahwa dia memikul tanggung jawab

hukum, subyek berarti bahwa dia bertanggung jawab atas suatu sanksi dalam hal

perbuatan yang bertentangan.16

Teori tanggung jawab hukum diperlukan untuk dapat menjelaskan antara

tanggung jawab notaris yang berkaitan dengan kewenangan notaris berdasarkan

UUJN yang berada dalam bidang hukum perdata. Kewenangan ini salah satunya

adalah menciptakan alat bukti yang dapat memberikan kepastian hukum bagi para

pihak, kemudian menjadi suatu sanksi atau perbuatan yang harus

dipertanggungjawabkan secara perdata, pidana atau administratif sesuai dengan

akibat hukum yang ditimbulkannya.

Kewenangan notaris yang diberikan oleh UUJN, berkaitan dengan kebenaran

materiil atas akta otentiknya, jika dilakukan tanpa kehati-hatian dapat membahayakan

masyarakat dan atau menimbulkan kerugian baik yang dilakukan dengan sengaja

maupun tidak, maka notaris harus mempertanggungjawabkan perbuatan.

2. Kerangka Konsepsi

Konsepsi adalah suatu bagian terpenting dari teori, peranan konsepsi dalam

penelitian ini untuk menggabungkan teori dengan observasi, antara abstrak dan

16 Hans Kelsen (Alih Bahasa oleh Somardi), General Theory Of Law and State,Teori Umum

Hukum dan Negara, Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif-Empirik,

(16)

kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang

digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut defenisi operasional.17 Adapun uraian dari pada konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

a. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau ada

sesuatu hal, boleh dituntut, diperkarakan dan sebagainya). Notaris sebagai pejabat

umum (openbaar ambtenaar) yang berwenang membuat akta otentik dapat dibebani tanggung jawab atas perbuatannya sehubungan dengan pekerjaannya

dalam membuat akta tersebut. Ruang lingkup pertanggungjawaban notaris

meliputi kebenaran materiil atas akta yang dibuatnya.18

b. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan

memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini

atau berdasarkan undang-undang lainnya.19

c. Perikatan Jual-Beli adalah suatu perjanjian bertimbal-balik dalam mana pihak

yang satu berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak

yang lainnya berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang

sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.20

d. Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan notaris menurut

bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini.

17 Samadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998, hlm.31. 18 Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia Perspektif Hukum dan Etika, Cetakan Pertama, Yogyakarta, UII Press, 2009, hlm. 34.

19 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. 20

(17)

e. Wanprestasi adalah tidak adanya suatu prestasi dalam perjanjian, ini berarti

bahwa suatu hal harus dilaksanakan sebagai isi dari suatu perjanjian. Dalam

istilah bahasa Indonesia dapat dipakai istilah pelaksanaan janji untuk prestasi,

sedangkan ketiadaan pelaksanaan janji untuk wanprestasi.

Adapun bentuk-bentuk dari wanprestasi yaitu :21 1. Tidak memenuhi prestasi sama sekali;

Sehubungan dengan dengan debitur yang tidak memenuhi prestasinya maka

dikatakan debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali.

2. Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya;

Apabila prestasi debitur masih dapat diharapkan pemenuhannya, maka debitur

dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya.

3. Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru.

Debitur yang memenuhi prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru

tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur dikatakan tidak memenuhi

prestasi sama sekali.

G. Metode Penelitian

Sunaryati Hartono mendefinisikan bahwa:

“Metode penelitian adalah cara atau jalan atau proses pemeriksaan atau penyelidikan yang menggunakan cara penalaran dan teori-teori yang logis analitis (logika), berdasarkan dalil-dalil, rumus-rumus, dan teori-teori suatu ilmu (atau beberapa cabang ilmu) tertentu, untuk menguji kebenaran (atau

(18)

mengadakan verifikasi) suatu hipotesis atau teori tentang gejala-gejala atau peristiwa alamiah, peristiwa sosial atau peristiwaa hukum tertentu.22

1. Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan

Sifat dari penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis, bersifat deskriptif

analisis maksudnya dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci

dan sistematis tentang permasalahan yang akan diteliti. Analisis dimaksudkan

berdasarkan gambaran, fakta yang diperoleh akan dilakukan analisis secara cermat

untuk menjawab permasalahan.23

Penelitian ini termasuk ruang lingkup penelitian yang menggambarkan,

menelaah dan menjelaskan serta menganalisa teori hukum yang bersifat umum dan

peraturan perundang-undangan mengenai permasalahan tanggung jawab Notaris

terhadap pembuatan perikatan jual beli yang terindikasi wanprestasi dan akibat

hukumnya yaitu : Bagaimana tanggung jawab notaris terhadap pembuatan perikatan

jual beli yang terindikasi wanprestasi, Bagaimana proses penyelesaian terhadap

pembuatan perikatan jual beli yang terindikasi wanprestasi di Kabupaten Deli

Serdang, Bagaimana sanksi terhadap notaris dalam pembuatan perikatan jual beli

yang terindikasi wanprestasi di kabupaten Deli Serdang, menurut

Perundang-undangan nasional yang berlaku.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif (yuridis normatif), yaitu penelitian hukum yang mempergunakan data sekunder yang dimulai

22 Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, Bandung: Alumni, 1994, hlm.105

(19)

dengan analisis terhadap permasalahan hukum yang baik berasal dari literatur

maupun peraturan perundang-undangan.24 Penelitian ini termasuk ruang lingkup penelitian yang menggambarkan, menelaah dan menjelaskan serta menganalisa teori

hukum yang bersifat umum dan peraturan perundang-undangan mengenai tanggung

jawab notaris terhadap pembuatan perikatan jual beli yang terindikasi wanprestasi

dan akibat hukumnya oleh karena itu penelitian ini menekankan pada sumber-sumber

bahan sekunder, baik berupa peraturan perundang-undangan maupun teori-teori

hukum, disamping menelaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku di masyarakat,

sehingga ditemukan asas-asas hukum yang berupa dogma atau doktrin hukum yang

bersifat teoritis ilmiah serta dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang

dibahas,25 serta menjawab pertanyaan sesuai dengan pokok permasalahan dalam penulisan tesis ini.

2. Sumber Data/Bahan Hukum

Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder melalui studi dokumen-dokumen, untuk memperoleh data yang diambil dari

bahan kepustakaan, diantaranya adalah:

a. Bahan Hukum Primer,26 yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat sebagai landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian ini diantaranya

adalah Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang

24 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, hlm.37-38.

25 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1995, hlm 13

26

(20)

Jabatan Notaris, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014

Tentang Jabatan Notaris, dan peraturan-peraturan lain yang berkaitan terhadap

tanggung jawab notaris.

b. Bahan Hukum Sekunder,27 yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan

hukum primer, seperti hasil penelitian, hasil seminar, hasil karya dari kalangan

hukum dan literatur-literatur.

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan

yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kamus, ensiklopedia, dan

sebagainya.28

3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, pengumpulan data dilakukan

melalui studi kepustakaan (Library Research), studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan atau mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, asas-asas dan hasil-hasil

pemikiran lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.

b. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan:

27

Ibid.,

(21)

1) Studi dokumen yaitu dengan melakukan inventarisasi dan sistematisasi literatur

yang berkaitan dengan permasalahan tanggung jawab Notaris terhadap

pembuatan perikatan jual beli yang terindikasi wanprestasi dan akibat hukumnya

2) Pedoman Wawancara, hasil wawancara yang diperoleh akan digunakan sebagai

data penunjang dalam penelitian. Data tersebut diperoleh dari pihak-pihak yang

telah ditentukan sebagai informan atau narasumber dari pihak yang terkait

terhadap tanggung jawab notaris terhadap pembuatan perikatan jual beli yang

terindikasi wanprestasi dan akibat hukumnya, yaitu Ketua Ikatan Notaris

Indonesia, Majelis Pengawas daerah deli serdang, dan Developer. wawancara

dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan yang telah disusun terlebih

dahulu sehingga diperoleh data yang diperlukan sebagai data pendukung dalam

penelitian tesis ini.

4. Analisis Data

Analisis data sangat diperlukan dalam suatu penelitian, hal ini berguna untuk

memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dengan menggunakan

metode kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang

bersifat unik dan kompleks. Padanya terdapat regularitas atau pole tertentu, namun

penuh dengan variasi (keragaman).29 Selanjutnya dianalisis untuk memperoleh

29

(22)

kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, yaitu

dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus.30

30

Referensi

Dokumen terkait

SIERRA sebuah band berasal dari Bekasi yang mulai dikenal kalangan band â band indie Pada Penulisan Ilmiah ini menjelaskan tentang berbagai macam informasi yang terdapat dalam

Indikasi : Nyeri dada dan daerah perut bagian samping ( hy- pocandrium ), nyeri punggung, muntah, diare Metode : Ditusuk tegak lurus atau miring sedalam 0,5 cun ,..

Berdasarkan hasil penelitiaan dalam artikel ini maka pandangan para nabi Tuhan terhadap nubuat palsu di zaman mereka hidup adalah bahwa nubuat palsu itu merusak hubungan

Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat Kontribusi Pelestarian Hutan Mangrove Terhadap Tingkat Pendapatan Kelompok Pengelola Mangrove (KPM) Belukap di Desa

Sesar naik yang terdapat pada daerah pemetaan ini terjadi bersamaan dengan intrusi andesitporfir yang ada di daerah penelitian.. Sesar naik yang ada di daerah penelitian

Skripsi ini dilaksanakan di PT Servo Lintas Raya (Titan Group), Muara Enim, Sumatera Selatan dari tanggal 23 Agustus sampai dengan 07 Oktober 2019 dengan judul

(2010) melaporkan terdapat hubungan linier antara konsumsi BK dan emisi gas metana pada sapi, karena semakin meningkat konsumsi BK akan meningkatkan fermentasi BO

Judul Skripsi : Analisis Penentuan Sektor Unggulan Dan Perubahan Struktur Ekonomi Kabupaten Jeneponto Tahun 2011-2015 Untuk melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang