• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri

Rimelda Rona Sari

Departement of Economics, Faculty of Economic, State University of Medan, Medan 20221, Indonesia

Email : remeldarona1989@gmail.com

Abstrak : Cadangan devisa adalah asset ataupun aktiva dari bank sentral. Cadangan devisa tersimpan dalam mata uang asing seperti dollar, euro, yen dan digunakan untuk perdagangan Internasional dan membiayai perekonomian Indonesia. Cadangan ini tersimpan dalam neraca pembayaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel makroekonomi (inflasi,ekspor, utang luar negeri) terhadap cadangan devisa di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini selama periode 2001-2015 dari Badan Pusat Statistik (BPS), dan Bank Indonesia (BI). Data penelitian dianalisis dengan menggunakan model Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitiannya adalah inflasi, ekspor dan utang luar negeri secara simultan berpengaruh terhadap cadangan devisa di Indonesia. Secara parsial inflasi, ekspor dan utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia.

Kata Kunci : Inflasi, Ekspor, Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana negara Indonesia banyak melakukan pembangunan di segala bidang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sumber pendanaan penting yang digunakan Indonesia untuk melaksanakan pembangunan nasional adalah devisa.

Cadangan devisa mempunyai peranan penting dan merupakan indikator untuk menunjukkan kuat lemahnya fundamental perekonomian suatu negara, selain itu dapat menghindari krisis suatu negara dalam ekonomi dan keuangan (Priadi dan Sekar, 2008). Indonesia sendiri termasuk negara yang memiliki cadangan devisa relatif sedikit, sehingga menyebabkan Indonesia tidak mampu melakukan pembayaran Internasional dan stabilisasi nilai tukar yang mengakibatkan terjadinya defisit neraca pembayaran, dan anjloknya nilai tukar rupiah.

Fenomena inflasi di Indonesia bukan merupakan suatu fenomena jangka pendek saja dan yang terjadi secara situasional saja, tetapi seperti halnya yang umum terjadi pada negara-negara berkembang lainnya, inflasi di Indonesia lebih pada masalah inflasi jangka panjang karena masih terdapat hambatan- hambatan struktural dalam perekonomian negara. Dengan demikian pembenahan masalah inflasi di Indonesia tidak cukup dilakukan dengan menggunakan instrument - instrumen moneter saja yang umumnya bersifat jangka pendek, tetapi juga dengan melakukan pembenahan di sektor riil. (Atmadja, 2000).

Beberapa faktor yang mempengaruhi cadangan devisa yaitu inflasi, ekspor, utang luar negeri.

Hubungan ekspor terhadap cadangan devisa adalah dalam melakukan kegiatan ekspor maka suatu negara akan memperoleh berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa disebut dengan istilah devisa, yang juga merupakan salah satu sumber pemasukan negara. Sehingga apabila tingkat ekspor mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan ikut menurunnya cadangan devisa yang dimiliki.

Selain ekspor dapat mempengaruhi cadangan devisa, nilai tukar yang menguat juga dapat menekan laju tingkat inflasi. Apabila harga-harga barang dan sektor jasa cenderung mengalami kenaikan, atau disebut dengan inflasi, maka akan menyebabkan terhambatnya kegiatan perekonomian di negara bersangkutan. Sehingga negara membutuhkan lebih banyak devisa untuk dapat bertransaksi di luar

(2)

negara. Oleh sebab itu untuk mencegah makin meningkatnya inflasi maka jumlah mata uang yang beredar harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga kestabilan nilai tukar bisa dijaga.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi, ekspor, dan utang luar negeri secara simultan dan parsial terhadap cadangan devisa Indonesia. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pemberian informasi terhadap cadangan devisa Indonesia sehingga dapat memberikan masukan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan cadangan devisa Indonesia.

KAJIAN PUSTAKA 2.1. Cadangan Devisa

Cadangan devisa atau foreign exchange reserves adalah simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan. Menurut Rachbini (2000), cadangan devisa adalah alat pembayaran luar negeri yang antara lain berupa emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya dalam valuta asing kepada pihak luar negeri. Secara teoritis, cadangan devisa adalah aset eksternal yang memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu likuid, dalam denominasi mata uang asing utama, di bawah kontrol otoritas moneter, dan dapat dengan segera digunakan untuk penyelesaian transaksi Internasional.

Cadangan devisa merupakan bagian dari tabungan nasional sehingga pertumbuhan dan besar kecilnya cadangan devisa merupakan sinyal bagi global financial markets mengenai kredibilitas kebijakan moneter dan creditworthiness suatu negara. Besar kecilnya akumulasi cadangan devisa suatu negara biasanya ditentukan oleh kegiatan perdagangan (ekspor dan impor) serta arus modal negara tersebut. Sementara itu, kecukupan cadangan devisa ditentukan oleh besarnya kebutuhan impor dan sistem nilai tukar yang digunakan. Dalam sistem nilai tukar yang mengembang bebas, fungsi cadangan devisa adalah untuk menjaga stabilitas moneter hanya terbatas pada tindakan untuk mengurangi fluktuasi nilai tukar yang terlalu tajam. Oleh karena itu, cadangan devisa yang dibutuhkan tidak perlu sebesar cadangan devisa yang dibutuhkan apabila negara tersebut mengadopsi nilai tukar tetap.

2.2. Inflasi

Definisi tentang inflasi banyak dikemukakan oleh pakar ekonomi, seperti yang dikatakan Friedman, bahwa inflasi selalu dan dimanapun merupakan suatu fenomena moneter dan terjadi apabila kenaikan jumlah uang lebih cepat daripada output. Nopirin mengemukakan bahwa inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus (Nopirin, 1990:25).

. 2.3. Ekspor

Menurut Adiningsih, dkk (1998: 155), nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai mata uang rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, nilai tukar rupiah terhadap Euro, dan lain sebagainya. Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi portofolio.

2.4. Utang Luar Negeri

Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta,

(3)

pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Utang Luar Negeri merupakan konsekuensi biaya yang harus dibayar sebagai akibat pengelolaan perekonomian yang tidak seimbang, ditambah lagi proses pemulihan ekonomi yang tidak komprehensif dan konsisten. Pada masa krisis ekonomi, utang luar negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah telah meningkat drastis. Sehingga, pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri yang baru untuk membayar utang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi utang luar negeri dan bunganya tersebutakan dibayar melalui APBN RI dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat, khususnya para wajib pajak di Indonesia

Berdasarkan kajian teori yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis yang dapat dibuat untuk penelitian ini adalah inflasi, ekspor dan utang luar negeri berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap cadangan devisa Indonesia untuk periode 2001 sampai 2015.

Kerangka Konseptual yang dapat dibentuk dalam penelitian ini adalah :

Gambar 1 : Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah data cadangan devisa, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah (kurs), ekspor dan impor di Indonesia, sedangkan sampel yang digunakan adalah cadangan devisa, tingkat inflasi, ekspor dan utang luar negeri di Indonesia tahun 2001 sampai 2015.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder dengan bentuk time series dari tahun 2001 sampai 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu peneliti melakukan pengumpulan data sekunder yang diakses dari BPS Indonesia dan Bank Indonesia. Selain itu penulis juga melakukan studi pustaka yaitu dari data-data penelitian terdahulu, jurnal-jurnal, buku-buku maupun literatur lainnya yang berkaitan dengan topik yang dijadikan penelitian untuk data tambahan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis model Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan program Eview 7. Langkah-langkah analisis model Ordinary Least Square (OLS) yaitu melakukan uji asumsi klasik, diantaranya yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Setelah uji asumsi klasik selanjutnya dilakukan uji hipotesis yang terdiri dari uji T, uji F, dan koefisien determinasi (R2).

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Berganda

Untuk mendapatkan hasil regresi antara variabel dependen cadangan devisa (Y) dengan variabel independen inflasi (X1), ekspor (X2), utang luar negeri (X3) diolah dengan menggunakan bantuan program computer Eviews 7.0, dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), yang ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 1 : Hasil Regresi Linear Berganda Inflasi (X1)

Ekspor(X2) Utang LN (X3)

Cadangan Devisa (Y)

(4)

Dependent Variable: LOG(CD) Method: Least Squares Date: 09/13/17 Time: 02:15 Sample: 2001 2015

Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(INFLASI) -0.148158 0.048094 -3.080610 0.0105 LOG(EKSPOR) 0.676752 0.085013 7.960543 0.0000

LOG(UTANG) 0.593920 0.119591 4.966277 0.0004

C -1.895843 0.438222 -4.326211 0.0012

R-squared 0.980507 Mean dependent var 4.100008 Adjusted R-squared 0.975191 S.D. dependent var 0.523971 S.E. of regression 0.082530 Akaike info criterion -1.928123 Sum squared resid 0.074924 Schwarz criterion -1.739310 Log likelihood 18.46092 Hannan-Quinn criter. -1.930134 F-statistic 184.4353 Durbin-Watson stat 2.516858 Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan Tabel 1 diatas, maka persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut : Cadangan Devisa = -1,895843 – 0,148158 Log INF + 0,676752 LogEkspor+ 0,593920 LogUtang + e β0 = -1,895843, artinya bahwa jika variabel inflasi, ekspor dan utang luar negeri diasumsikan cateris paribus (variabel independen dianggap konstan atau nol), maka nilai dari cadangan devisa adalah sebesar -1,895843.

β1 = - 0,148158, artinya bahwa setiap kenaikan Tingkat Inflasi satu satuan, maka cadangan devisa akan menurun sebesar - 0,148158dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

β2 = 0,676752, artinya bahwa setiap kenaikan ekspor sebesar 1 juta USD, maka cadangan devisa akan naik sebesar 0,676752 milyar USD dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

β3 = 0,593920, artinya bahwa setiap kenaikan utang luar negeri sebesar 1 juta USD, maka cadangan devisa akan naik sebesar 0,676752 milyar USD dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Uji Statistik

a. Koefisien Determinasi (R2)

Dari pengujian yang telah dilaksanakan menghasilkan nilai koefisien determinasi (Adjusted 𝑅2) sebesar 0.975191, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil pengujian yang dilakukan memberikan hasil yang baik (goodness of fit). Nilai koefisien determinasi bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa 97,51% variasi dari cadangan devisa dapat dijelaskan oleh variabel inflasi, ekspor dan utang luar negeri.

Sedangkan sisanya 3,49% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. (Lihat tabel 1).

b. Uji Secara Simultan (Uji – F)

Uji-F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai probabilitas signifikansi dari F-statistik yaitu 0,0012 (Lihat tabel 1). Karena probabilitas signifikansi f-statistik < 0,05 (0,0012 < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya inflasi, ekspor dan utang luar negeri secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa.

c. Uji T

(5)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi dari pengaruh variabel bebas terhadapvariabel terikat secara individual/parsial. Untuk mengetahui perngaruh masing-masing variabel terhadap variabel dependen dapat dijelaskan dibawah ini :

1. Pengaruh Inflasi terhadap cadangan devisa

Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh nilai probabilitas variabel inflasi sebesar 0,0105 (lihat tabel 1). Karena nilai probabilitas variabel inflasi < 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel ekspor berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa

2. Pengaruh ekspor negeri terhadap cadangan devisa

Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh nilai probabilitas variabel ekspor sebesar 0,0000 (lihat tabel 1). Karena nilai probabilitas variabel ekspor < 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel ekspor berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa.

3. Pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa

Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh nilai probabilitas variabel utang luar negeri sebesar 0,0004 (lihat tabel 1).Karena nilai probabilitas utang luar negeri <0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi menunjukkan hubungan signifikan dan representatif.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan Jarque Bera. Asumsi normalitas dapat dipenuhi apabilai nilai Sig > 0,05.

Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas

0 1 2 3 4 5 6 7 8

-0.15 -0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10 0.15 0.20

Series: Residuals Sample 2001 2015 Observations 15 Mean 1.39e-17 Median -0.020303 Maximum 0.170763 Minimum -0.129188 Std. Dev. 0.073155 Skewness 0.660780 Kurtosis 3.359499 Jarque-Bera 1.172351 Probability 0.556451

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Kita dapat melihatnya pada nilai probabilitas Jarque Bera sebesar 0,556451 yang lebih besar dari derajat kesalahan yaitu sebesar 0,05 (0,556451 > 0,05).

b. Uji Heteroskedastisitas

(6)

Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2007:82). Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3 : Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 3.803972 Prob. F(9,5) 0.0776

Obs*R-squared 13.08848 Prob. Chi-Square(9) 0.1586

Scaled explained SS 8.303893 Prob. Chi-Square(9) 0.5038

Dari data tabel 3 diatas diketahui bahwa nilai prob. Obs*R Squared adalah 0,1586 lebih dari α = 0,05. Maka dapat disimpulkan model ini tidak mengandung Heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu model, dapat dilihat dari nilai statistik durbin-watson. Selain dengan menggunakan uji durbin- watson, untuk melihat ada tidaknya masalah penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji lagrange multiplier (LM Test) atau yang disebut uji breusch-godfrey dengan membandingkan nilai probabilitas Obs*R Squared dengan α = 5% (0,05). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4 : Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.696697 Prob. F(2,9) 0.1209

Obs*R-squared 5.620698 Prob. Chi-Square(2) 0.0602

Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa nilai Obs*R-squared adalah 0,0602 dan nilai probabilitas adalah 0.0602 yang lebih besar dari α = 5 % (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terdapat masalah autokorelasi.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan di antara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen, kemudian dapat diputuskan apakah data terkena multikolinieritas atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dengan variabel dependen (Gujarati, 2007:67). Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 7.0, maka terlihat hasil sebagai berikut :

Tabel 5 : Hasil Multikolinearitas (Persamaan 1)

(7)

Dependent Variable: LOG(CD) Method: Least Squares Date: 09/13/17 Time: 02:15 Sample: 2001 2015

Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(INFLASI) -0.148158 0.048094 -3.080610 0.0105 LOG(EKSPOR) 0.676752 0.085013 7.960543 0.0000

LOG(UTANG) 0.593920 0.119591 4.966277 0.0004

C -1.895843 0.438222 -4.326211 0.0012

R-squared 0.980507 Mean dependent var 4.100008

Tabel 6 : Hasil Multikolinearitas (Persamaan 2)

Dependent Variable: LOG(INFLASI) Method: Least Squares

Date: 09/13/17 Time: 03:57 Sample: 2001 2015

Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(CD) -3.126104 1.014768 -3.080610 0.0105

LOG(EKSPOR) 2.050307 0.805506 2.545366 0.0272

LOG(UTANG) 1.573681 0.867899 1.813209 0.0971

C -3.129709 3.171093 -0.986950 0.3449

R-squared 0.564943 Mean dependent var 1.904002

Tabel 7 : Hasil Multikolinearitas (Persamaan 3)

Dependent Variable: LOG(EKSPOR) Method: Least Squares

Date: 09/13/17 Time: 03:59 Sample: 2001 2015

Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(INFLASI) 0.180787 0.071026 2.545366 0.0272

LOG(CD) 1.259090 0.158166 7.960543 0.0000

LOG(UTANG) -0.584339 0.235007 -2.486472 0.0302

C 2.250862 0.710364 3.168606 0.0089

R-squared 0.951955 Mean dependent var 4.730262

Tabel 8 : Hasil Multikolinearitas (Persamaan 4)

(8)

Dependent Variable: LOG(UTANG) Method: Least Squares

Date: 09/13/17 Time: 04:01 Sample: 2001 2015

Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(EKSPOR) -0.615765 0.247646 -2.486472 0.0302 LOG(INFLASI) 0.146223 0.080643 1.813209 0.0971

LOG(CD) 1.164408 0.234463 4.966277 0.0004

C 3.040619 0.420259 7.235105 0.0000

R-squared 0.903857 Mean dependent var 5.180381

Untuk persamaan (1) nilai R² adalah sebesar 0.980507 selanjutnya disebut R² 1 Untuk persamaan (2) nilai R² adalah sebesar 0.564943 selanjutnya disebut R² 2 Untuk persamaan (3) nilai R² adalah sebesar 0.951955 selanjutnya disebut R² 3 Untuk persamaan (4) nilai R² adalah sebesar 0.903857 selanjutnya disebut R² 4

Hasil analisis output : menunjukkan bahwa R² 0.980507 > R² 0.564943, R² 0.951955, R² 0.903857, maka dalam model tidak ditemukan adanya multikolinearitas.

PEMBAHASAN

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pengaruh Inflasi terhadap Cadangan Devisa Indonesia

Berdasarkan perhitungan uji secara parsial dapat disimpulkan bahwa secara parsial Tingkat Inflasi berpengaruh dan signifikan negatif terhadap Cadangan Devisa. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang menyatakan Ida Bagus Putu Purnama Putra dan I G. B. Indrajaya yang menyatakan bahwa Tingkat Inflasi tidak berpengaruh terhadap Cadangan Devisa. Jika Inflasi terjadi maka akan mengakibatkan kenaikan pada harga pangan dan minyak sehingga terjadi kesenjangan antara penawaran dan permintaan dimana arus impor akan meningkat dan arus ekspor akan terhambat ataupun mengalami penurunan terus menerus karena barang buatan dalam negeri jauh lebih mahal dari pada harga barang sejenis buatan luar negeri. Pada akhirnya, hal itu akan mengakibatkan defisit neraca perdagangan Indonesia yang berdampak menurunnya cadangan devisa Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian Ida Bagus Putu Purnama Putra dan I G. B. Indrajaya yang menyatakan jika inflasi terjadi dalam suatu negara tinggi maka harga barang dan juga jasa yang ada didalam negeri juga tinggi. Hal ini menyebabkan perubahan pada nilai mata uang dan berimbas pada simpanan giro bank umum dan berdampak pada cadangan devisa.

b. Pengaruh Ekspor terhadap Cadangan Devisa Indonesia

Berdasarkan perhitungan uji secara parsial dapat disimpulkan bahwa secara parsial Ekspor berpengaruh signifikan positif terhadap Cadangan Devisa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Putu Kusuma Juniantara dan Made Kembar Sri Budhi, Juniartha R.

Pinem dan Roro Tri Ellies Yulianti Suryaningsih yang menyatakan bahwa Ekspor berpengaruh signifikan positif terhadap Cadangan Devisa. Apabila Indonesia sering melakukan ekspor barang ke negara lain maka Indonesia akan memperoleh devisa dari negara pengimpor, jadi semakin banyak barang yang

(9)

diekspor, maka devisa yang akan diperoleh juga semakin banyak. Dengan semakin meningkatnya nilai ekspor, maka menunjukkan bahwa negara tersebut semakin banyak menerima pemasukkan dari negara luar, atau biasa disebut menerima devisa atau valuta asing yang merupakan salah satu sumber pendapatan negara.

c. Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa Indonesia

Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa utang luar negeri berpengaruh positif signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. Hal ini berarti apabila utang luar negeri di Indonesia naik, maka akan meningkatkan cadangan devisa di Indonesia. Hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Roro Tri Ellies Yulianti Suryaningsih (2007), Ida Bagus Putu Purnama Putra (2013), dengan hasil utang luar negeri berpengaruh positif terhadap cadangan devisa.

Hubungan positif tersebut maksudnya adalah dengan adanya pinjaman luar negeri, neraca pinjaman luar negeri, neraca pembayaran secara keseluruhan (overall balance) menjadi surplus, hal tersebut berarti devisa yang masuk lebih besar daripada devisa yang keluar. Selain itu, apabila utang luar negeri diinvestasikan secara produktif, maka akan menghasilkan tingkat pengembalian devisa yang tinggi

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan Inflasi, Ekspor, dan Utang Luar Negeri berpengaruh signifikan terhadap Cadangan Devisa Indonesia.

2. Secara parsial Ekspor dan Utang Luar Negeri berpengaruh signifikan positif. Tingkat Inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap Cadangan Devisa Indonesia.

3. Nilai koefisien determinasi sebesar 97,51% pengaruh yang cadangan devisa dapat dijelaskan oleh Tingkat Inflasi, Ekspor, dan Utang Luar Negeri.

SARAN

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini antara lain:

1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah periode pengamatan dengan mengikuti perkembangan periode untuk penelitian selanjutnya dengan memperpanjang periode pengamatan menjadi 10 tahun periode.

2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi cadangan devisa seperti variabel tingkat suku bunga, kurs, penanaman modal asing

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gandhi, D. V., 2006, Pengelolaan Cadangan Devisa di Bank Indonesia, Penerbit Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Jakarta.

[2] Tandjung, M., 2011, Aspek dan Prosedur Ekspor-Impor, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

[3] Aninditha, R. dan Michael R., Reed, 2008, Bisinis dan Perdagangan Internasional, Penerbit CV.

Andi Offset, Yogyakarta.

[4] http://www.bi.go.id

[5] Juniantara, I. P. K. dan Sri Budhi, M. K., 2012, Pengaruh Ekspor, Impor dan Kurs Terhadap

Cadangan Devisa Nasional Periode 1999-2010, Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol 1, No. 1, Penerbit Universitas Udayana, Bali.

(10)

[6] Putra, I. B. P. P. dan Indrajaya, I. G. B., 2013, Pengaruh Tingkat Inflasi, Utang Luar Negeri, dan Suku Bunga Kredit Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1996-2011, Jurnal Ekonomi

Pembangunan Universitas Udayana, Vol 2, No. 11, Penerbit Universitas Udayana, Bali.

[7] Pinem, J. R., 2009, Pengaruh Ekspor, Impor, dan Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Cadangan Devisa, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

[8] Suryaningsih, R. T. E. Y., 2008, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Gambar

Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas
Tabel 7 : Hasil Multikolinearitas (Persamaan 3)

Referensi

Dokumen terkait

Soesilo zina adalah persetubuhan yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yang telah kawin dengan perempuan atau laki-laki yang bukan isteri atau suaminya, supaya

Berpikir tingkat tinggi dalam menentukan dimensi metrik dengan himpunanpembeda terhubung pada graf khusus keluarga pohon yakni dalam menentukangraf yang digunakan

Langkah awal kita dalam mengelola autoresponder adalah dengan membuat grup. Anda bisa langsung klik menu Tambah Grup atau klik Icon Tambah Grup Anda juga bisa menggunakan drop down

Oleh karena itu, energi listrik portable(baterai) akan memegang peranan penting dalam perkembangan teknologi di masa depan.Baterai adalah sebuah sel listrik dimana

Berdasarkan hasil dari data metode pelapisan hard chrome pada pelat baja ST37 yang didapatkan dari pengujian variasi suhu dan lama proses pelapisan terhadap ketebalan dan

Merubah keseluruhan atau sebagian rancangan dari tata letak berdasarkan proses dalam produksi dan fungsi dari mesin produksi yang sama, merubah rancangan agar

Idah Zuhroh,MM yang selalu memberi dukungan, serta dosen Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan atau bersamaan, penanaman modal asing, ekspor, utang luar negeri dan tingkat inflasi berpengaruh signifikan