• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK COVID 19 BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH SERTA CARA PENCEGAHAN PENURUNAN UMKM DI DERAH KABUPATEN TANGERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAMPAK COVID 19 BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH SERTA CARA PENCEGAHAN PENURUNAN UMKM DI DERAH KABUPATEN TANGERANG."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK COVID 19 BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH SERTA CARA PENCEGAHAN PENURUNAN

UMKM DI DERAH KABUPATEN TANGERANG.

Oleh

Fiqa Ayuni Wibowo

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Komputer Indonesia

ABSTRACT

Karena adanya Pandemi COVID-19 memberikan dampak ekonomi, sosial, dan politik tidak saja negara-negara besar akan tetapi hampir seluruh negara di dunia. Tidak ada satu negarapun yang tidak terdampak pandemi COVID-19 saat ini. Indonesia adalah salah satu negara yang terkena terutama pada sisi ekonomi. Indonesia yang didominasi oleh Usaha Mikro, kecil, dan Menengah (UMKM) perlu memberikan perhatian khusus terhadap sektor ini karena kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional yang cukup besar. Tulisan ini mencoba untuk menganalisa dampak pandemi COVID-19 terhadap dampak UMKM di Indonesia dan bagaimana solusi dalam membantu UMKM bertahan dalam situasi pandemi COVID-19.

Kata Kunci: dampak usaha Mikro,Kecil,menengah Covid19

(2)

PENDAHULUAN

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown termasuk wilayah Kab.Tangerang dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Kab.Tangerang sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Maka dari itu banyak ekonomi Usaha mikro,kecil,Menengah yang terdampak di Kab.

Tangerang akibat lockdown yang di terapkan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini mau tidak mau memberikan dampak terhadap berbagai sektor. Pada tataran ekonomi global, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat signifikan pada perekonomian keberadaan UMKM.

Kondisi COVID19 Di wilayah Kabupaten Tangerang

Tigaraksa -- jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) mencapai 64 kasus, dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 23 jiwa, per hari Kamis (23/4/20).

Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar, selaku Ketua Gugus Covid-19 Kabupaten Tangerang mengungkapkan, update jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-19 ada 64 orang, 13 orang sembuh, meninggal karena positif 5 orang, jumlah total PDP 270 orang dengan rincian proses PDP pengawasan 193 orang, PDP sembuh 59 orang, PDP meninggal 18 orang, sedangkan total ODP 562 orang dengan rincian ODP proses pemantauan 348 orang, dan ODP sembuh 214 orang.

"Kasus di Kabupaten Tangerang setiap harinya meningkat cukup signifikan, makanya kita dijadikan salah satu zona PSBB di Banten, dimana tingkat kematian sudah lebih dari 23, dengan yang positif sekarang sudah 64, PDP 270 orang dan total 896 orang dengan ODP," Kata Zaki.

Menurut Zaki, ini sudah merupakan kasus yang luar bisa, pihaknya juga ditengah PSBB ini terus mengupayakan melakukan rapid test massal diseluruh wilayah terutama yang masuk zona merah.

(3)

"Dimasa PSBB ini kita akan banyak melakukan rapid test massal terutama di wilayah yang tinggi kasus positifnya, untuk mengetahui sebarannya, dan ketika ada yang positif langsung kita tresing dan lakukan tindakan yang seharusnya," terangnya.

Kata Zaki, Saat ini pihaknya juga sudah memulai mengunakan Griya Anabatic sebagai rumah singgah bagi PDP dan OTG (Orang Tanpa Gejala). Disana diberlakukan standar yang sama dengan Wisma Atlet Kemayoran Jakarta dan Rumah Sakit rujukan.

"Dari hasil rapid test massal yang dilakukan apabila ada yang positif hasilnya maka bisa langsung di tempatkan di Anabatic," ungkapnya.

Berdasarkan sebaran data covid-19 di website gugus Covid-19 Kabupaten Tangerang, kecamatan yang masuk lima besar adalah pertama Kecamatan Kelapa Dua dengan jumlah positif 26, PDP 52, dan ODP 152 orang; Kedua Kecamatan Pasar Kemis jumlah positif 6, PDP 40, dan ODP 53 orang.

Ketiga Kecamatan Curug yang positif 3, PDP 26, dan 64 orang ODP; Keempat Kecamatan Pagedangan kasus positif 8, PDP 24, dan 35 orang ODP; dan Kelima Kecamatan Cikupa kasus positif 4, PDP 9, dan 21 orang ODP.

Satu kecamatan yang belum ada kasus Covid-19 yaitu Kecamatan Gunung Kaler. (Bidang IKP Diskominfo Kab. Tangerang) (covid19.tangerangkab.go.id)

DAMPAK PENURUNAN UMKM KARENA COVID-19

Ratusan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di Kota Tangerang terdampak pandemi COVID-19. Sektor usaha ini pun terancam gulung tikar. Kepala Bidang UMKM pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkopukm) Kota Tangerang, Katrina mengatakan, jumlah UMKM se-Kota Tangerang sebanyak 13.368. Dari jumlah itu, kata dia, telah terdata sekitar 500 sampai 600 UMKM yang operasional bisnisnya terdampak wabah virus Corona. "Tapi hampir semuanya terkena dampak," ujarnya kepada Tangerang News, Kamis (9/4/2020). Kondisi pandemi COVID-19 membuat UMKM pun terancam menggulung tikar bisnisnya. Namun, Katrina berharap mereka tetap optimis. "Mudah-mudahan tidak (gulung tikar)," ucapnya. Dia mengungkapkan pendapatan UMKM mengalami penurunan sejak virus Corona melanda Indonesia, terutama sejak mewabah di Kota Tangerang. "Kondisi UMKM saat ini turun omzet. Produksinya juga menurun. Terutama yang jualan offline ," ungkapnya. Menurutnya, UMKM juga saat ini sedang kesulitan mendapatkan bahan baku serta memasarkan produk. Katrina pun mendorong

(4)

para pelaku UMKM yang sebelumnya memasarkan produk secara luring beralih ke daring.

Selain itu, dia juga ingin antar pelaku UMKM saling bekerja sama seperti saling membeli produk dan saling memasarkan produk. "Kami dorong juga UMKM yang bergerak di bidang craft dan konveksi untuk beralih sementara memproduksi masker kain yang sekarang memang sedang banyak dicari dan dibutuhkan," pungkasnya. (RMI/RAC) (TANGERANGNEWS.com)

TANGERANG – Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Kota Tangerang semakin merajarela. Dampaknya membuat ratusan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah tersebut merana. Bahkan mereka terancam gulung tikar akibat badai Covid-19 ini. Kepala Bidang UMKM pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkopukm) Kota Tangerang Katrina merinci jumlah UMKM se-Kota Tangerang sebanyak 13.368. Dari jumlah itu, kata dia, telah terdata sekitar 500 sampai 600 UMKM yang operasional bisnisnya terdampak wabah virus Corona. “Tapi hampir semuanya terkena dampak,” ujar Katrina, Kamis (9/4/2020). Kondisi pandemi Covid-19 membuat UMKM pun terancam bangkrut. Namun, Katrina berharap mereka tetap optimis. “Mudah-mudahan tidak (gulung tikar),” ucapnya. Dia mengungkapkan pendapatan UMKM mengalami penurunan sejak virus corona melanda Indonesia. Terutama sejak mewabah di Kota Tangerang. “Kondisi UMKM saat ini turun omzet. Produksinya juga menurun. Terutama yang jualan offline,” kata Katrina. Menurutnya, UMKM juga saat ini sedang kesulitan mendapatkan bahan baku serta memasarkan produk. Katrina pun mendorong para pelaku UMKM memasarkan produk beralih secara daring. Selain itu, dia juga ingin antarpelaku UMKM saling bekerja sama. Seperti saling membeli produk dan saling memasarkan produk. “Kami dorong juga UMKM yang bergerak di bidang craft dan konveksi untuk beralih sementara memproduksi masker kain yang sekarang memang sedang banyak dicari dan dibutuhkan,” ungkapnya. Ribuan buruh kena PHK Tak hanya UMKM, pandemi Virus Corona alias Covid-19 juga melumpuhkan sendi-sendi perekonomian di sektor industri Kota Tangerang. Imbasnya, ribuan buruh di kota berjuluk Seribu Industri Sejuta Jasa ini terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah. Ia menjelaskan, ribuan pegawai ini dirumahkan akibat sejumlah perusahaan tengah mengalami masa sulit akibat penyebaran Covid-19. “Jumlah PHK ada 3.042 buruh,” ujar Arief di Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (9/4/2020). Selain PHK, Arief merinci terdapat 651 pekerja yang dirumahkan. Menurutnya, hal ini terjadi karena 53 perusahaan di Kota Tangerang mengalami kelesuan. Jadi total ada 3.693 orang pekerja yang terdampak,” ucapnya.

(5)

Dalam menyikapi nasib para buruh tersebut, kata Arief, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Banten dan Kementerian Ketenagakerjaan. “Kami koordinasi kaitan permohonan untuk Kartu Pra Kerja yang bisa membantu meringankan saudara-saudara kita yang terkena dampak,” tutur Walikota. Arief mengatakan, pendataan sudah dilakukan dan sudah rampung pada 7 April 2020. Karena waktu yang sedikit, Arief meminta informasi pendaftaran dibuka ke masyarakat dan bukan hanya dari pemerintah daerah. “Sehingga masyarakat bisa mengakses pendataan yang dilakukan Provinsi dan Pusat,” ucapnya. Arief juga sudah menyiapkan jaring pengaman sosial untuk mengantisipasi PHK yang berkelanjutan akibat Covid-19. Dia meminta masyarakat yang terdampak Covid-19, termasuk yang terkena PHK, segera mengajukan data diri ke RT RW setempat, agar bisa mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Tangerang. “Didata dan nantinya kita bantu,” cetus Arief. Kebijakan ini akan disusul oleh Pemerintahan Kota Tangerang yang telah bersurat kepada Gubernur Banten Wahidin Halim untuk menerapkan PSBB tersebut. Pemkot Tangerang kini masih menunggu restu dari Pemerintah Provinsi Banten terkait melakukan kebijakan ini. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menjelaskan, pihaknya belum menerima persetujuan terkait pengajuan surat permohonan diterapkannya PSBB yang dilayangkan pada dua hari lalu. “Kita sudah kirim surat ke Gubernur Banten, Masih belum ada balasan. Masih menunggu arahan,” ujar Arief di Gedung Puspemkot Tangerang, Kamis (9/4/2020). Menurutnya, Pemkot Tangerang telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah di Jakarta, Bogor, Depok, Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi, untuk menyelaraskan kebijakan PSBB dengan DKI. “Kemarin juga kita sudah video conference dengan Gubernur DKI, Gubernur Banten.” “Dan seluruh teman-teman yang ada di Jabodetabek untuk bagaimana menyamakan persepsi,” terangnya.

Arief menyatakan, pihaknya siap menerapkan PSBB demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dia juga mengaku sedang mempersiapkan berbagai hal penunjang jika PSBB diberlakukan di Kota Tangerang. “Jadi, prosesnya sekarang ini masih terus kita persiapkan,”

jelas Wali Kota. Dirinya menambahkan, Pemkot Tangerang sudah menyiapkan anggaran untuk menanggulangi Covid-19 sebesar Rp 138 miliar. Angka ini, kata dia, bisa bertambah sesuai perkembangan kasus. “Anggaran terus kita evaluasi. Terakhir itu sampai Rp 138 miliar,”

katanya. (*/Wartakota) Kajian yang dibuat oleh Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memberikan implikasi negatif bagi perekonomian domestik seperti penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, ancaman pada sektor perbankan dan keuangan, serta eksistensi UMKM.5 Pada aspek konsumsi dan daya beli masyarakat, pandemi ini menyebabkan banyak tenaga kerja berkurang atau bahkan kehilangan pendapatannya sehingga berpengaruh pada tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat terutama mereka yang ada dalam kategori

(6)

pekerja informal dan pekerja harian. Sebagian besar masyarakat sangat berhati-hati mengatur pengeluaran keuangannya karena ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir. Hal ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat akan barang-barang konsumsi dan memberikan tekanan pada sisi produsen dan penjual. Pada aspek perusahaan, pandemi ini telah mengganggu kinerja perusahaan-perusahaan terutama yang bergerak dalam sektor perdagangan, transportasi, dan pariwisata.

Kebijakan social distancing yang kemudian diubah menjadi physical distancing dan bekerja dari atau di rumah berdampak pada penurunan kinerja perusahaan yang kemudian diikuti oleh pemutusan hubungan kerja. Bahkan ada beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan akhirnya memilih untuk menutup usahanya. Pada aspek perbankan dan keuangan, pandemi ini memunculkan ketakutan akan terjadinya masalah pembayaran hutang atau kredit yang pada akhirnya berdampak pada keberlangsungan kinerja bank. Dalam situasi pandemi ini, menurut KemenkopUKM ada sekitar 37.000 UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya pandemi ini ditandai dengan: sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22 persen melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku mentah.6 Masalah-masalah diatas juga semakin meluas jika dikaitkan dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia. Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, PSBB meliputi pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19 termasuk pembatasan terhadap pergerakan orang dan/atau barang untuk satu provinsi atau kabupaten/kota

PROGRAM PENCEGAHAN UNTUK PENANGANAN DAMPAK PENURUNAN UMKM AKIBAT COVID-19 DI KABUPATEN

TANGERANG

READ.ID-DPD RI mengatakan dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 akan menyerang pada palaku usaha di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal tersebut tertuang dalam dialog DPD RI bersama Gerakan Nusantara Berdaya (GNB), Gerakan Santri Mengabdi, serta pelaku UMKM dalam persiapan new normal di Provinsi Banten.

Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono mengatakan bahwa kondisi dunia sedang dilanda dengan persoalan ekonomi, akibat dari mewabahnya Covid-19. Tak terkecuali dengan Indonesia.

“Sebagai pimpinan di DPD RI, pihaknya perlu masukan di semua daerah, agar dapat mengusulkan apa yang menjadi kendala teknis di lapangan bagi para pelaku UMKM,” ucapnya di salah satu tempat makan di Kota Serang, Kamis (11/6).

(7)

Pada kesempatan ini, Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono didampingi Senator asal Banten Ali Ridho Azhari, Senator asal DKI Jakarta Sylviana Murni dan Fahira Idris.

Para senator melakukan tatap muka dan berdialog dengan masyarakat UMKM di

kota Serang.

Pertama, protokol kesehatan yang ketat dapat diterapkan ketika pemerintah memberikan izin bagi UMKM untuk menjalankan aktivitasnya. Kewajiban penggunaan masker, sarung tangan, dan jarak aman antar pekerja dapat dijadikan persyaratan bagi UMKM untuk terus menjalankan aktivitasnya. Tentu perlu ada kerjasama dari pelaku UMKM dan pengawasan yang ketat dari instansi yang berwenang agar protokol kesehatan ini dapat berjalan dengan baik. Dalam konteks ini, pemerintah dapat melibatkan aparatur sipil pada kantor desa bekerjasama dengan bintara pembina desa (Babinsa/TNI) dan bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Babinkamtibmas/polisi) dalam pengawasan implementasi protokol kesehatan bagi UMKM yang diizinkan menjalankan aktivitasnya. Kedua, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kelonggaran pembayaran cicilan hutang atau kredit bagi UMKM atau bahkan menunda proses pembayaran tersebut sampai enam bulan kedepan dengan mempertimbangkan likuiditas keuangan UMKM. Termasuk juga menyederhanakan proses administrasi mendapatkan pinjaman di tengah situasi darurat ini. Hal ini dapat dilakukan agar supaya para pelaku UMKM termasuk para pekerja tetap dapat menjaga tingkat konsumsi dan daya belinya sekaligus mendukung berjalannya roda perekonomian nasional. Ketiga, bantuan keuangan kepada para pelaku UMKM. Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp. 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat dari total anggaran Rp. 405,1 triliun mengatasi pandemi Covid-19 melalui APBN 2020.12 Pendistribusian anggaran tersebut harus transparan, jelas, dan tepat sasaran agar eksistensi UMKM dan aktivitas perekonomian riil tetap 11 OECD, ”SME Policy Responses.” 12 Rakhmat Nur Hakim, “Jokowi Gelontorkan Rp 405,1 Triliun untuk Atasi Covid-19, Ini Rinciannya,” Kompas, diakses 22 April 2020, terjaga. Selain anggaran yang telah ditetapkan, pemerintah juga dapat mendorong sektor perbankan baik bank milik pemerintah ataupun bank swasta untuk dapat memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku UMKM tentu dengan mekanisme ketat siapa saja yang berhak mendapatkan pinjaman dengan suku bunga lunak ini. Jangan sampai pinjaman ini disalahgunakan dan akhirnya malah merugikan kinerja bank pemberi pinjaman. Terkait bantuan kepada UMKM, dua lembaga pemerintah yang berurusan langsung dengan UMKM yakni Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah merancang beberapa strategi untuk membantu UMKM. KemenkopUKM telah memberikan setidaknya

(8)

tiga stimulus bagi UMKM di masa pandemi ini guna menjaga keberlangsungan aktivitas UMKM, yakni: kelonggaran pembayaran pinjaman, keringanan pajak UMKM enam bulan, dan transfer tunai untuk bisnis skala mikro.13 Sementara Kementerian Perindustrian merencanakan untuk: memberikan pinjaman dengan bunga rendah (lebih rendah dari tingkat suku bunga untuk usaha mikro) kepada usaha kecil dan menengah (UKM), menghubungkan para pelaku UKM dengan toko-toko teknologi daring untuk membantu pemasaran dan penjualan produk-produk UKM seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli, melakukan kerjasama dengan industri lokal penyedia bahan baku mentah untuk keperluan produksi UKM, dan melakukan kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Atase Industri di luar negeri untuk terus melakukan proses negosiasi perdagangan untuk https://nasional.kompas.com/read/2020/03/31/182538 71/jokowi-gelontorkan-rp-4051-triliun-untuk-atasicovid-19-ini-rinciannya. 13 Riska Rahman,

“37,000 SMEs.” melanjutkan aktivitas ekspor produk-produk yang dihasilkan oleh UKM Indonesia.14 Keempat, kebijakan struktural untuk kepentingan jangka panjang. Kebijakan ini tidak saja digunakan untuk menghadapi pandemi COVID-19 tapi juga era Industri 4.0 kedepannya. Kebijakan ini meliputi kebijakan-kebijakan jangka pendek bagi UMKM yakni pengenalan teknologi digital dan pelatihan bagi para pelaku dan pekerja UMKM serta kebijakan panjang bagi UMKM untuk beradaptasi dengan penggunaan teknologi untuk proses produksi, penggunaan media teknologi digital untuk mempromosikan produk UMKM, dan menemukan pasar potensial bagi produk yang dihasilkan. Dalam jangka pendek, perlu adanya pendampingan bagi para pelaku UMKM untuk dapat memanfaatkan media e-commerce (belanja daring) untuk menjual produk-produk mereka.

KESIMPULAN & SARAN

Tidak ada yang dapat memprediksi kapan pandemi COVID-19 ini akan berakhir. Cara sederhana beradaptasi dan menghadapi pandemi ini adalah dengan menyiapkan strategi- strategi jangka pendek dan jangka panjang sambil terus berharap vaksin virus COVID-19 segera ditemukan dan diproduksi massal. Kebijakan yang dapat diterapkan adalah bantuan keuangan baik dalam bentuk pinjaman lunak atau bantuan tunai langsung dengan melibatkan pemerintah dan sektor swasta. Sementara strategi jangka panjang difokuskan pada pengenalan dan penggunaan teknologi digital bagi UMKM sekaligus persiapan untuk memasuki era Industri 4.0. Perkuat Bisnis melalui program digital karena akan membantu sekali fasilitas digital untuk UMKM di era pandemi seperti sekarang ini karena keterbatasan untuk keluar rumah, terus berinovasi demi memperkuat UMKM yang berada di Kab. Tangerang.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Thea Fatanah. “Jangan Kaget, Ini Prediksi Sri Mulyani Soal Ekonomi RI.” CNBC Indonesia. diakses 28 Juli 2020. https://www.cnbcindonesia.com/market/ 20200419092613- 17-152924/jangankaget-ini-prediksi-sri-mulyani-soalekonomi-ri

Bhwana, Petir Garda, “Ministry Proposes Soft Loans for SMEs Affected by COVID19.”

Tempo.co. Diakses 28 Juli 2020. https://en.tempo.co/read/1327970/minist ry-proposes-soft- loans-for-smesaffected-by-covid-19.

Hakim, Rakhmat Nur. “Jokowi Gelontorkan Rp 405,1 Triliun untuk Atasi Covid-19, Ini Rinciannya.” Kompas. Diakses 28 Juli 2020. https://nasional.kompas.com/read/2020/

03/31/18253871/jokowi-gelontorkan-rp

https://tangerangkab.go.id/detail-konten/show-berita/2795

https://tangerangnews.com/kota-tangerang/read/30916/Dampak-Corona-Ratusan-UMKM-di- Kota-Tangerang-Terancam-Gulung-Tikar

https://faktabanten.co.id/blog/2020/04/09/terdampak-covid-19-600-umkm-di-kota-tangerang- terancam-gulung-tikar/

https://read.id/dpd-ri-bahas-dampak-covid-19-bersama-pelaku-umkm/

Buku "KOPERASI dan USAHA MIKRO-KECIL DAN MENENGAH (UMKM)"...Pengarang: Kanaidi, SE., M.Si

Pakpahan, Aknolt Kristian. “Tanggung Jawab Pemerintah.” Pikiran Rakyat, 4 Maret 2020, hal.

14.

Santoso, Yusuf Imam. “Menghitung dampak Covid-19 terhadap dunia usaha hingga UMKM.”

Kontan.co.id. Diakses 28 Juli 2020. https://nasional.kontan.co.id/news/meng hitung-dampak- covid-19-terhadapdunia-usaha-hingga-umkm?page=all.

Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Novel Corona Virus (COVID-19)

Model Bauran Orientasi Strategi Berbasis Lingkungan Dalam Percepatan Peningkatan Kinerja UMKM Penulis Dr. Drs. Darmanto, M.M., Dr. Lilis sulistyani, S.E., M.Si., Ak., C.A., Drs. Sri Wardaya, M.M.

(10)

Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN Penulis : Yanah, S.E.I., M•Si. Haulah Nakhwatunnisa, S.E., M•Si. Tri Amalia Sukarno, S.E., M.M.

Rahman, Riska. “37,000 SMEs hit by COVID-19 crisis as government prepares aid.” The Jakarta Post. 16 April 2020. https://www.thejakartapost.com/news/2 020/04/16/37000-smes- hit-by-covid-19- crisis-as-government-prepares-aid.html.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian didapat bahwa upaya pemerintah dalam membantu pelaku usaha UMKM yang terdampak pandemi covid-19 yaitu adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional

Maka dari itu pemerintah perlu melakukan upaya untuk memperkecil dampak buruk yang diakibatkan oleh adanya pandemi tersebut dengan melalui serangkaian strategi

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas tersebut, bahwa kondisi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dimasa pandemi Covid-19 terus mengalami penurunan kapasitas

Dampak pandemi COVID-19 pada UMKM sangat besar sehingga membutuhkan suatu strategi untuk pemulihan ekonomi bagi para pelaku usaha, salah satunya strateginya adalah meningkatkan

Dampak pandemi Covid-19 terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) cukup besar, dimana saat ini menurut data yang dihimpun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)

konsumen langsung telah menyebabkan penurunan yang signifikan dalam pembelian konsumen. Oleh karena itu, pelaku UMKM harus meningkatkan kualitas produk untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dampak Covid-19 dan pemanfaatan insentif pajak terhadap kinerja usaha mikro kecil menengah (UMKM)1. Teknik yang

Pada situasi Pandemi Covid-19 memberikan tantangan bagi para pelaku usaha atau pemilik UMKM, selain itu juga untuk mempertahankan bisnis para pelaku UMKM harus