• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : Buku 2 ISSN (E) :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : Buku 2 ISSN (E) :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MERENCANA GRAFIS KOMERSIAL BERBASIS PROYEK DENGAN TEORY DICK & CARREY

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS TRISAKTI Menul Teguh Riyanti

Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Trisakti

E-mail: menulsukarno@yahoo.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran Merencana Grafis Komersial Berbasis Proyek di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti. Strategi yang dipilih dan diterapkan pada pengembangan model pembelajaran di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti adalah Pembelajaran Berbasis Proyek. Mahasiswa sebagai target audiens materi pembelajaran ini adalah mahasiswa Program Desain Komunikasi Visual semester lima Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti. Model perancangan sistem yang digunakan dalam Penelitian dan Pengembangan alat pembelajaran adalah model Dick, Carey dan Carey.

Material pembelajaran terdiri dari tahap sistematis yang digunakan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Merencana Grafis Komersial. Hasil perangkat pembelajaran dievaluasi oleh ahli instruksional, materi pelajaran, media. Tahapan evaluasi formatif, proses review dan revisi dilakukan dalam pengembangan produk perangkat pembelajaran ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa materi perangkat pembelajaran menerapkan pendekatan berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa Program Desain Komunikasi Visual semester lima khususnya Merencana Grafis Komersial Berbasis Proyek Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti. Hasil penelitian dan pengembangan model ini termasuk dalam baik.

Kata kunci: perangkat pembelajaran, berbasis proyek, merencana grafis komersial.

A. PENDAHULUAN

Mata kuliah Merencana Grafis Komersial merupakan mata kuliah utama sebagai prasyarat untuk melanjutkan mata kuliah Merencana Grafis Sosial pada program studi Desain Komunikasi Visual di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti. Secara faktual, transformasi pengetahuan dalam mata kuliah Merencana Grafis Komersial, tidak dapat diterima dengan baik. Mahasiswa merasa bosan dan kurang tertarik mengikuti perkuliahan, serta tidak berminat untuk bertanya saat perkuliahan berlangsung, hal ini terjadi karena dosen kurang interaktif dalam penyampaian materi pembelajaran secara teoretik dan praktik, serta latihan yang diberikan kurang variatif, juga penggunaan bahan pembelajaran. Sehingga bekal kemampuan analisis dan penyelesaian tugas dalam bentuk proyek kurang maksimal. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, terpusat pada dosen. Pada proses pembelajaran mata kuliah Merencana Grafis Komersial Berbasis Proyek, dosen hanya sebagai fasilitator, kemudian menyampaikan materi pembelajaran secara teoretis serta memberikan kegiatan praktik untuk mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mengutamakan aktivitas pembelajaran melalui interaksi antara mahasiswa dan dosen nilai mahasiswa mencapai nilai yang optimal yaitu A.

(2)

B. KAJIAN TEORETIK

Konsep Pengembangan model pembelajaran

Gustafson and Branch (2009: 213), mendefinisikan pengembangan pembelajaran sebagai suatu prosedur yang diorganisir dengan mencakup tahapan menganalisis, mendesain, mengembangkan, mengImplementasikan dan mengevaluasi pembelajaran. Lebih lanjut Gustafson dan Branch (2009: xii-xiii), menjelaskan bahwa pengembangan pembelajaran mencakup sedikitnya lima aktivitas utama, yaitu (1) menganalisis latar belakang (setting) dan kebutuhan pebelajar, (2) mendesain serangkaian spesifikasi untuk suatu lingkungan mahasiswa yang efektif, efisien dan relevan, (3) mengembangkan materi dan mahasiswa (4) Implementasi dari hasil rancangan pembelajaran; dan (5) mengevaluasi hasil pengembangan, baik evaluasi formatif maupun evaluasi sumatif. Gustafson dan Branch mengembangkan sebuah taksonomi pengembangan pembelajaran berdasarkan karakteristik yang berbeda secara umum terbagi atas tiga model: (1) Clasroom Oriented Model, (2) Product Oriented Model, (3) Systems Oriented Model, Gustafson Dan Branch (2009: 12).

Pengembangan adalah suatu proses menterjemahkan spesifikasi desain kedalam suatu wujud fisik tertentu. Dick dan Carey mengemukakan (2009: 213), Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.

Konsep Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh mahasiswa dapat berupa proyek perorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, upaya menghasilkan sebuah produk, dan hasilnya kemudian ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari metode pembelajaran (instruksional) yang berpusat pada pembelajar atau mahasiswa.

Definisi tersebut sejalan dengan uraian yang dipaparkan oleh Bell (2015), yaitu sebagai berikut;

a. Project Based Learning is curriculum fulled and standards based.

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing mahasiswa dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

b. Project Based Learning asks a question or poses a problem that each student can answer.

Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau mahasiswa mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question).

Mengingat bahwa masing-masing mahasiswa memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap mahasiswa pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.

(3)

c. Project Based Learning asks students to investigate issues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the curriculum.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menuntut mahasiswa membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi.Selain itu, pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.

d. Project Based Learning is a models that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memperhatikan pemahaman mahasiswa dalam melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan suatu model pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata.

C. Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan berdasarkan The Research &

Development (R & D) cycle dari Borg dan Gall untuk tahapan information collecting data dan tahap pengembangan produk bahan pembelajaranya menggunakan langkah-langkah pengembangan model Dick dan Carey. Borg and Gall (1983: 722), menyatakan Penelitian dan pengembangan adalah proses untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian dan Pengembangan yang digunakan untuk merancang produk bahan pembelajaran Merencana Grafis Komersial berbasis proyek di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti. menggunakan pendekatan research and development Borg and Gall.(2008: 589) menurutnya, untuk mengembangkan produk pembelajarannya dapat digunakan model desain sistem Dick dan Carey.

Dalam perkembangannya, Borg dan Gall merekomendasikan mengembangkan produk pembelajaran dengan menggunakan model desain sistem instruksional Dick dan Carey.

Rekomendasi pengembangan produk tersebut, Dick dan Carey (2009: 1), memiliki 10 tahapan-tahapan yang saling terkait antara komponen-komponen dan berkesinambungan, tahapan-tahapan tersebut yaitu: (1) Mengidentifikasi tujuan Instruksional; (2) analisis Instruksional dapat dilaksanan secara paralel pada tahap ketiga;

(3) analisis peserta didik; (4) penulisan tujuan instruksional; (5) merevisi instruksional; (6) mengembangkan instrumen penilaian; (7) pengembangan strategi instruksional; (8) mengembangkan dan pemilihan bahan instruksional; (9) merancang dan melaksanakan evaluasi formatif; (10) merancang dan membangun evaluasi sumatif. Prosedur penelitian ini mengadaptasi dari dua model penelitian dan pengembangan tersebut mempunyai nilai lebih dalam hal penelitian yang dilakukan melalui penelitian pendahuluan.

Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan melakukan studi pustaka dan penelitian lapangan. Studi Pustaka dilakukan untuk memperoleh konseptual, penelitian lapangan untuk memperoleh faktual. Pada studi pustaka, peneliti mengumpulkan berbagai sumber pustaka yang terdiri atas buku referensi yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis proyek. Pengkajian dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai teori dan konsep yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis proyek. Teori dan konsep model pembelajaran berbasis proyek Merencana Grafis Komersial semester V. Kemudian untuk penelitian lapangan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan Merencana Grafis Komersial pembelajaran berbasis proyek. Tahap pencarian fakta, peneliti menyebarkan kuesioner

(4)

kepada dosen dan mahasiswa Merencana Grafis Komersial Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti.

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pembahasan hasil pengembangan model pembelajaran disajikan dalam tiga bagian, yaitu (1) pentingnya pengembangan model dalam proses pembelajaran, (2) Rancangan hasil pengembangan perangkat pembelajaran, (3) pengembangan perangkat pembelajaran dan teknologi pendidikan, (4) pengembangan perangkat pembelajaran dan peningkatan kompetensi, dan (5) kelebihan dan kelemahan produk.

Berikut dibawah ini memaparkan hasil validitas dan Uji ahli terhadap pengembangan perangkat pembelajaran Merencana Grafis Komersial Berbasis Proyek.

1. Kelayakan Ahli Materi Pembelajaran

Berdasarkan hasil evaluasi ahli materi pembelajaran diatas, diperoleh nilai rata-rata untuk ahli materi pembelajaran 1 adalah 78,3%, sedangkan ahli materi pembelajaran 2 dengan hasil nilai rata-rata 76% dengan demikian pengembangan materi dikategorikan efektif atau baik.

Nilai ini tentunya dipengaruhi oleh masing-masing indikator yang beragam. Interval skor penilaian menggunakan skala likert.

2. Kelayakan Ahli Desain Pembelajaran

Validasi ahli media meliputi unsur-unsur kegrafikaan model. Indikator unsur kegrafikaan terdiri atas (1) Perumusan Tujuan Instruksional, (2) Strategi Pengorganisasian, (3) Strategi Penyajian Materi, (4) Strategi Pengelolaan Instruktisional. Hasil validasi ahli desain pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut untuk media rata-rata skor nilai 4 sehingga untuk media hampir secara keseluruhan dengan hasil baik.

3. Kelayakan Model oleh Ahli Media Pembelajaran

Validasi ahli media meliputi unsur-unsur kegrafikaan model.Indikator unsur kegrafikaan terdiri atas (1) Ukuran Buku Pedoman Pembelajaran, (2) Desain Sampul, (3) Desain Isi Buku Pedoman Pembelajaran. Hasil validasi ahli media dapat diuraikan sebagai berikut untuk media rata-rata skor nilai 4 sehingga untuk media hampir secara keseluruhan baik 4. Uji coba One to one

Uji coba perorangan (one to one learner) dilakukan terhadap 3 (tiga) orang mahasiswa semester lima, 1 orang mahasiswa yang mewakili prestasi dengan kemampuan kurang, 1 orang mahasiswa yang mewakili prestasi sedang, dan 1 orang mahasiswa yang mewakili prestasi tinggi. Indikator prestasi mahasiswa dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa tersebut.

a. Aspek Kejelasan Materi Pembelajaran

Indikator penyusunan materi pembelajaran menurut 3 orang mahasiswa sebagai subjek peneliti memberikan skor. Mahasiswa menilai materi dari pedoman Buku Pedoman Pembelajaran pembelajaran sudah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dengan memperoleh rerata skor 4.00.

b. Aspek Rancangan

Tiga orang sebagai mahasiswa sebagai subjek data penelian memberikan skor untuk aspek rancangan. Aspek rancangan menyangkut pilihan paduan warna pada pedoman perangkat pembelajaran Merencana Grafis Komersial berbasis proyek. Menurut tiga

(5)

orang mahasiswa panduan warna yang digunakan sudah menarik dengan rerata skor 4,50.

5. Uji Coba Small Group

Setelah mendapatkan masukan dari one to one, dilakukan revisi, hasil revisi dilakukan uji coba small group dan data di bawah ini;

a. Aspek kejelasan materi mahasiswa sebagai subjek penelitian memberikan skor bahwa mahasiswa menilai materi buku pedoman pembelajaran Merencana Grafis Komersial berbasis proyek sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dengan memperoleh rerata skor 3,66.

Materi sudah dapat memotivasi mahasiswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan dapat membuka wawasan berfikir mahasiswa dengan memperoleh rerata skor 3,66.

b. Aspek rancangan

Untuk aspek rancangan mahasiswa sebagai subjek penelitian, mahasiswa menilai dari tampilan dan ilustrasi visual pada buku pedoman Merencana Grafis Komersial berbasis proyek. Pilihan panduan warna yang digunakan dengan rerata 3,66. Tampilan table dan grafik menurut 8 orang mahasiswa sudah mengerti dengan rerata 3,66. Desain cover dan judul sudah dapat menggambarkan isi dari buku pedoman Merencana Grafis Komersial berbasis proyek dengan rerata 3,66. Secara fisik tampilan buku sudah menarik dengan memperoleh rerata 3,66 kategori sempurna (baik). Ilustrasi dan gambar sudah dapat membantu mahasiswa untuk memami materi buku pedoman pembelajaran Merencana Grafis Komersial dengan memperoelh skor 3,66. Secara keseluruhan untuk aspek tampilan dan ilustrasi serta layout sudah sesua dengan rerata 3,66 sudah layak untuk dipublikasikan.

Efektivitas Perangkat Pembelajaran

Uji field trial (uji lapangan) untuk menerapkan produk hasil pengembang model pengembangan pembelajaran Merencana Grafis Komersial berbasis proyek dengan keadaan sebenarnya. Field trial dilakukan di Program Studi Desain Komunikasi Visual dan jumlah mahasiswa peserta mata kuliah Merencana Grafis Komersial sebanyak 25 mahasiswa.

Kesimpulan dari observasi kelas hasil nilai yang didapat (86, 67) dapat terlaksana dengan baik.

6. Evaluasi Hasil Belajar Mahasiswa

Evaluasi hasil belajar dilakukan pada saat uji field trial, yakni penilaian terhadap pres-test, post test, diskusi, penyusunan laporan makalah, presentansi dan test formatif pada setiap bab.

a. Pre-test dan Post-test

Efektifitas model dengan membandingkan hasil belajar mahasiswa yang diukur dengan Pre-test di awal proses pembelajaran dan post-test di akhir proses pembelajaran. Pre-test berupa test tertulis, dilaksanakan sebelum mahasiswa menjalani proses pembalajaran dengan model yang dikembangkan. Sedangkan Post-test tes tertulis dilaksanakan setelah mahasiswa menjalani proses pembelajaran menggunakan model yang dirancang. Soal- soal yang diberikan pada pre-test dan post-test sama, berjumlah 10 soal dengan bobot nilai 1 soal = 10 point. Hasil yang diperoleh 78,80. Rata-rata pre test adalah 61,44, sedangkan post test adalah 78,80. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan hasil nilai test sebesar 17,36 artinya, dapat disimpulkan bahwa produk tersebut dapat meningkatkan hasil belajar.

(6)

D. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

Efektifitas Produk bahan pembelajaran dapat dilihat dari hasil test pengetahuan mahasiswa sebelum membaca buku dan hasil tes pengetahuan sesudah membaca buku.

Rata-rata nilai hasil pre-test adalah 64,4, sedangkan nilai hasil posttest 78,80 Hasil tersebut menunjukkan peningkatan hasil belajar, nilai test menunjukkan angka 17,36 artinya, dan dapat disimpulkan bahwa produk bahan pembalajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

Hasil tes pengetahuan dari hasil uji coba kelompok besar ini didapat dari skor penilaian dari kegiatan presentasi dan kegiatan mahasiswa dalam melakukan pembuatan konsep desain sesuai pemberian tugas dalam buku bahan pembelajaran tersebut, yaitu skor penilaian diatas angka 3 kategori baik. Mahasiswa dilihat secara keseluruhan, telah mencapai kompentensi sesuai yang ditetapkan dan diharapkan, produk bahan pembelajaran layak dan efektif. Hasil observasi menunjukkan hasil pencapaian indikator dengan jawaban ya adalah, sebesar 100%, untuk kegiatan pembukaan, 98,33%, untuk kegiatan inti dan 86,67% untuk kegiatan penutup.

E. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan produk perangkat pembelajaran, kelas yang digunakan sebagai uji coba dapat dijadikan acuan model pembelajaran.

1. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan produk yang fleksible dalam penggunaannya. Pada prinsipnya, model pembelajaran berbasis proyek merupakan sebuah yang berpusat pada mahasiswa, membantu, mengembangkan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills), dan kontekstual.

2. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek, agar pembelajaran lebih bermakna dan interaktif antara mahasiswa dengan dosen.

Saran

Berdasarkan fokus masalah, hasil penelitian, kesimpulan penelitian pengembangan model pembelajaran berbasis proyek, saran sebagai berikut:

Program Studi Desain Komunikasi Visual, terutama dalam penerapan model pembelajaran dikembangkan melalui cara; (1) sosialisasi kepada semua dosen tentang model pembelajaran yang akan digunakan dalam penerapan proses pembelajaran. (2) mengimplementasikan model pembelajaran dilakukan oleh dosen buku panduan (3) menyelenggarakan pelatihan membuat model pembelajaran bagi dosen mata kuliah Merencana Grafis Komersial berbasis proyek .

Referensi

Gustafson Ken L dan Robert Maribe Branch, Survey of Instructional Development Models Fourth Edition. New York: SyracuseUniversity, 2002.

Paul Eggen, Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, (Penerjemah Satrio Wahono, Reigeluth, Charles M and Chellman, Instructional Design Theories and Models, dikutip tidak langsung oleh Marcy P Driscoll, Psyhology of learning for Instruction, Second Edition Massachusetts: PearsonEducation Company, 2009.

(7)

Robert M. Gagne, et al, Principles of Instructional Design,New Jersey, USA: Thomson Wadsworth, 2005.

Reigeluth, Charles M. Instructional-Design Theories and Models an Over view of Their Current Status. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Pblisher, 2009.

Smaldino, Sharon E Deborah Lowther, dan James D Russel, Instructional Tecnology an Media for Learning, diterjemahkan Arif Rahman Jakarta Kencana Prenada Media Group, 2011.

Walter Dick, Lou Carey, & James O, Carey, Systematic Design ofInstructional, Sevent Edition Boston: Pearson, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Cochrane (2002), beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sumberdaya ikan adalah kelestarian potensi sumberdaya ikan, dampak lingkungan kegiatan

Jaksa Pengacara Negara adalah Jaksa dengan Kuasa Khusus, bertindak untuk dan atas nama Negara atau Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan wewenang

Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan yang telah lengkap dan diterima secara baik (in complete application) oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual yang ditunjuk

Dengan demikian, renstra ini akan menjadi “jembatan” yang akan mengantar FKIK Untad meraih mimpi tersebut melalui beberapa tahapan, antara lain : peningkatan

Data (6) menunjukkan adanya penggunaan pola nomina + jabatan yakni keputusan ketua RT. Kata keputusan merupakan kata benda atau nomina yang memiliki kata dasar

1) Terdapat tiga puisi yang menjadi bahan ajar dalam buku teks Bahasa Indonesia untuk kelas VI. Puisi Perempuan-perempuan perkasa menggunakan gaya bahasa yang cukup

Pada layar Main Screen ini terdapat menu Logout, menu Profil berisi sub menu (Lihat Profil dan Ubah Profil, menu staff berisi sub menu (Lihat Staff dan Ubah Staff), menu Anggota

Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar oleh Sangalang dalam Tu’us (2004) adalah: 1) faktor kecerdasan yaitu kemampuan memahami, kemampuan mengartikan