• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Menurut Badudu (1989:3), bukan hal yang baru lagi jika dikatakan bahwa bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Tidak mungkin ada masyarakat tanpa bahasa, dan tidak mungkin pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat komunikasi antar individu-individu.

Dalam berkomunikasi sering ditemukan adanya kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesalahpahaman tersebut dapat muncul jika salah satu pihak tidak mengerti sepenuhnya apa yang dimaksudkan oleh pihak yang lain. Apalagi jika berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki bahasa yang berbeda.

Kesalahpahaman dalam berkomunikasi beda bahasa disebabkan oleh kekurangpahaman terhadap bahasa kedua.

Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang memiliki bahasa yang berbeda. Bahasa nasional masyarakat Jepang adalah bahasa Jepang, dan bahasa nasional masyarakat Indonesia adalah bahasa Indonesia. Bahasa nasional adalah dialek regional atau bahasa yang menjadi bahasa standar di negri yang multilingual, karena perkembangan sejarah, kesepakatan bangsa, atau ketetapan perundang-undangan (Kridalaksana, 2008:27).

Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia, terkadang mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang, begitu pula sebaliknya. Salah satu faktor

(2)

yang berpotensi menyulitkan pembelajar bahasa adalah idiom. Pemakaian idiom dalam suatu percakapan maupun dalam kalimat dapat membuat kesalahpahaman dalam memahami makna yang dimaksud. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai idiom.

Menurut Badudu dalam bukunya Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III (1989:47), yang dimaksud dengan idiom adalah bahasa yang telah teradatkan, artinya bahasa yang sudah biasa dipakai seperti itu dalam suatu bahasa oleh para pemakainya. Bila idiom didengar maupun dibaca oleh orang yang berbahasa berbeda, mereka akan terasa adanya keanehan maupun kejanggalan, karena idiom adalah kelompok kata yang mempunyai makna tersendiri yang berbeda dari makna tiap kata dalam kelompok itu, dan wujud idiom berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat (Alwasilah, 1990:150).

Idiom terbentuk dari gabungan berbagai macam unsur, salah satunya adalah anggota tubuh manusia. Hampir seluruh nama bagian tubuh manusia digunakan dalam pembentukan idiom. Dalam penelitian ini, peneliti memilih idiom yang menggunakan leksem mulut karena mulut merupakan bagian tubuh manusia yang selalu digunakan dalam berkomunikasi.

Berikut ini adalah contoh penggunaan idiom mulut dalam bahasa Indonesia,

(1) Anak yang berat mulut sukar diajak bercakap-cakap.

(Badudu, 2009:243)

(3)

(2) Kuda yang keras mulut tersebut diberi kekang berduri.

(Badudu, 2009:243)

Berikut ini adalah contoh penggunaan idiom mulut dalam bahasa Jepang,

(3) Satou san wa, kuchi ga omoi node, deetochuu nani mo hanashimasen deshita.

(http://www.thejapanshop.com)1 (4) Kare o totemo kuchi ga katai.

(Garrison, 2006:43)

Dari beberapa contoh di atas, terlihat beberapa kesamaan pada unsur pembentuk idiom antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Hal ini memunculkan dugaan bahwa idiom mulut bahasa Jepang memiliki persamaan dengan idiom mulut bahasa Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya analisis untuk mengetahui dengan jelas letak persamaan dan perbedaannya.

Penelitian ini menarik untuk diteliti karena tidak semua orang pemakai bahasa yang bersangkutan mengerti semua arti idiom, seperti yang dikatakan Badudu dalam bukunya Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (2009:xiii). Jika seseorang dalam bahasa sendiri pun tidak mengetahui dan memahami makna idiom, kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam memahami idiom bahasa lain, dalam hal ini bahasa Jepang.

Penelitian ini akan menjabarkan macam-macam idiom yang menggunakan leksem mulut yang ada dalam bahasa Indonesia maupun bahasa

1 Diakses pada tanggal 21 September 2014 pukul 14:04 WIB

(4)

Jepang. Selain menjabarkan macam-macam idiom beserta penjelasannya, penelitian ini akan menganalisis adanya persamaan dan berbedaan antara idiom mulut bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar pembelajar bahasa Jepang akan lebih mudah untuk memahami maksud ataupun arti suatu idiom jika idiom tersebut memiliki kesamaan dengan bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja idiom yang menggunakan leksem mulut pada bahasa Jepang dan bahasa Indonesia?

2. Apa persamaan dan perbedaan idiom yang menggunakan leksem mulut antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya menganalisis idiom yang menggunakan leksem mulut yang merupakan bagian dari tubuh, baik dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia berdasarkan unsur pembentuk dan maknanya. Idiom yang dijelaskan dalam skripsi ini hanyalah idiom yang terbentuk dari 2 kata.

(5)

1.4 Tujuan Peneitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan kepada pembaca mengenai idiom yang menggunakan leksem mulut dalam bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan kepada pembaca persamaan dan perbedaan idiom yang menggunakan leksem mulut dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan sebagai berikut:

1. Untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai idiom yang menggunakan leksem mulut dalam bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia.

2. Bagi mahasiswa sastra Jepang maupun pembelajar bahasa Jepang lainnya dapat memahami dengan lebih mudah makna idiom yang menggunakan leksem mulut dalam bahasa Jepang.

1.6 Tinjauan Pustaka

Sebelumnya sudah ada beberapa pustaka yang menulis mengenai idiom, baik idiom bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia. Pustaka-pustaka tersebut dijadikan acuan peneliti dalam penelitian studi kontrastif ini.

Soedjito (1988) dalam bukunya yang berjudul Kosa Kata Bahasa Indonesia, menerangkan beberapa jenis makna dan idiom bahasa Indonesia, termasuk idiom yang menggunakan bagian tubuh dan juga maknanya. Namun,

(6)

makna yang dijelaskan oleh Soedjito hanya secara singkat, tanpa ada penjelasan lebih rinci.

Jeffrey G. Garrison (2006) dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berjudul Idiom Bahasa Jepang: Memakai Nama- nama Bagian Tubuh. Dalam buku tersebut, Garrison menjelaskan idiom-idiom yang menggunakan leksem anggota tubuh manusia. Mulai dari kepala hingga kaki. Tidak hanya memberikan idiom-idiom dan maknanya, dalam buku tersebut juga memberikan contoh kalimat yang menggunakan idiom.

Maria Magdalena Pramasti (2003) yang berjudul Analisis Semantis Idiom Bahasa Jepang yang Menggunakan Nama Bagian Tubuh Kepala adalah salah satu dari beberapa penelitian yang meneliti mengenai idiom. Dalam skripsi tersebut, Pramasti meneliti idiom-idiom bahasa Jepang yang menggunakan leksem kepala berdasarkan struktur sintaksisnya, keterkaitan antara makna leksikal dengan makna kiasannya, serta mengklarifikasikan idiom berdasarkan situasi, hal, atau keadaan yang digunakan pada masing-masing idiom.

Triawan Saputra (2013) dalam skripsinya yang berjudul Kajian Tindak Tutur Idiom Hara ga Tatsu meneliti secara pragmatis idiom hara ga tatsu berdasarkan situasi aspek-aspek ujar, dan hasil penelitian ini adalah diketahui bahwa faktor penyebab penggunaan idiom hara ga tatsu adalah suatu sikap atau perbuatan yang dilakukan orang lain yang membuat penutur menjadi jengkel atau marah.

(7)

Umi Hartati (2002) dalam tesisnya yang berjudul Idiom dalam Bahasa Indonesia. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa kontruksi idiom dalam bahasa Indonesia berupa kata yang berwujut kata ulang dan majemuk, frase, klausa, dan kalimat. Idiom bahasa Indonesia yang unsur-unsur pembentuknya berkategori sama ada empat kelompok, sedangkan idiom yang unsur-unsur pembentuknya berbeda ada empat belas kelompok. Hartati juga mengemukakan bahwa jenis idiom bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian.

Ada pula menemukan beberapa penelitian yang menggunakan studi kontrastif yang membandingkan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia di perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Dhian Nusantari (2007) dalam skripsinya yang berjudul Studi Kontrastif Klausa Relatif Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia. Peneliti tersebut membandingkan serta menganalisis klausa relatif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, dan mendapati beberapa perbedaan dan persamaan penggunaan klausa relatif antara dua bahasa yang tidak serumpun tersebut.

Wiwik Retno Handayani (2008) dalam tesisnya yang berjudul Analisis Kontrastif Urutan Kata Pada Frasa Nomina dan Klausa Verba Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang, menghasilkan adanya perbedaan urutan kata frasa nomina dan klausa verba bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, selain itu bahasa Jepang dan bahasa Indonesia memiliki urutan kata yang sama pada klausa yang hanya terdiri S dan V.

(8)

Berbeda dengan beberapa penelitian yang sudah disebutkan di atas, penelitian ini membandingkan idiom yang menggunakan leksem mulut dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, masing-masing berdasarkan struktur sintaksisnya, mengklasifikasikan idiom-idiom tersebut, serta akan menghasilkan persamaan dan perbedaan yang menggunakan leksem mulut antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Namun, pada awal tahun 2015, peneliti menemukan penelitian dengan judul yang sama. Penelitian ini tidak lagi menjadi yang pertama.

Ika Aprilia (2014) dalam skripsinya yang berjudul Idiom yang menggunakan kata Mulut (Kuchi) dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia (Analisis Kontrastif). Peneliti tidak bisa detail melihat isi dari penelitiannya, peneliti hanya dapat melihat pada bagian abstrak. Dari penulisan abstrak yang dituliskan oleh Ika Aprilia dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukannya hanya membahas tentang unsur kata pada idiom yang meliputi makna idiom dan unsur pembentuknya saja, lalu dibandingkan.

Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ika Aprilia, penelitian ini tidak hanya mengandung makna kiasan yang dihasilkan, namun juga mengklasifikasi makna tersebut dan membandingkannya.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian untuk mengumpulkan data (Djajasudarma, 1993:3). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan

(9)

menggunakan studi literatur dari berbagai sumber. Metode deskriptif kualitatif adalah menjelaskan secara deskriptif dengan kata-kata berdasarkan data yang diperoleh.

a. Metode pengumpulan data

Pengumpulkan data menggunakan studi pustaka, yaitu menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Menurut Subroto (via Maryani, 2011:21), teknik pustaka adalah mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Sumber-sumber tertulis itu dapat berwujud majalah, surat kabar, karya sastra, buku bacaan umum, karya ilmiah, buku perundang-undangan, dan internet.

Dalam penelitian ini digunakan beberapa kamus, yaitu Nihongo Dai Jiten, Kotowaza Dai Jiten, Reikai Nihongo Shin Kokugo Jiten, Kenkyusha’s New Japanese-English Dictionary, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (Badudu), Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (Chaer). Beberapa buku dan penelitian sebelumnya yang meneliti mengenai idiom, yaitu Idiom Bahasa Jepang: Memakai Nama-nama Bagian Tubuh oleh Garrison (2006), dan Idiom dalam Bahasa Indonesia oleh Hartati (2002), serta menggunakan beberapa laman internet.

b. Metode analisis data

Setelah memperoleh data dari berbagai sumber baik dalam bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia, data tersebut akan didistribusi dan diuraikan berdasarkan struktur sintaksisnya. Setelah itu akan dicari makna dari masing-masing idiom, baik makna leksikalnya maupun makna kiasannya.

(10)

Setelah mengetahui maknanya, idiom-idiom tersebut akan diklasifikasi kembali berdasarkan maknanya. Selanjutnya setelah menganalisis masing- masing idiom, maka idiom-idiom tersebut akan dibandingkan untuk menghasilkan persamaan dan perbedaan dari dua bahasa tersebut.

1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian ini dipaparkan menjadi lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan lain-lain. Bab II merupakan landasan teori yang berisi mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Bab III berisi uraian tentang idiom mulut bahasa Indonesia. Bab IV berisi uraian tentang idiom mulut bahasa Jepang. Bab V merupakan pembahasan yang berupa analisis idiom yang menggunakan leksem mulut dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia yang menghasilkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Bab VI merupakan penutup yang berupa simpulan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1 mendeskripsikan model pembelajaran tahfizh Al-Qur‟an yang diterapkan pada program Sekolah Tahfizh HTQ UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan

Tuna mata besar yang merupakan pelagis besar di perairan selatan Jawa banyak ditangkap dengan menggunakan longline. Produktivitas alat tangkap longline cukup tinggi dimana daya

2. Pola keutuhan nutrisi.. Seelum sakit pasien makan /engan porsi 1 piring penuh -  sehari /engan menu nasi lauk9 pauk sa&ur /an uah serta /itamah minum 7

Sesuai dengan Pasal 69 ayat 1 Undang- Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ("UUPT") dan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 9 ayat 5

Sementara bagi pengurus Lembaga Muslimah WI yang belum menikah kesemuanya berada pada umur yang merupakan usia dimana seorang wanita harusnya telah menikah yaitu sekitar 25-28

Hasil dari penelitian ini didapatkan, perhitungan jumlah armada menggunakan waktu antar kendaraan hasil survei pada saat jam sibuk adalah 280 kendaraan, perhitungan jumlah

Kedua, klien atau anggota kelompok yang diberi intervensi modul ini adalah ›Ž–Š“Š ¢Š—• –Ž—••Š–’ ‘Š–‹Š•Š— ”Ž•Ž , ›Š–™’•Š— ”˜–ž—’”Šœ’ ’—•Ž›™Ž›œ˜—Š• ï Š

Keluaran proses yang akan datang untuk rentang horizon Hp yang ditentukan yang dinamakan sebagai prediction horizon, diprediksi pada setiap waktu pencuplikan