• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi asal daerah pada masing-masing angkatan. Gambaran Umum Minat Bidang Kerja Responden

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi asal daerah pada masing-masing angkatan. Gambaran Umum Minat Bidang Kerja Responden"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Tahap berikutnya adalah melakukan analisis data yang diawali dengan eksplorasi data secara keseluruhan untuk mengetahui gambaran umum dari responden tentang minat bidang pekerjaan yang diinginkannya. Selain itu eksplorasi data juga bertujuan mengetahui kecenderungan responden terhadap kedua metode pengukuran yang diberikan. Setelah itu dilanjutkan dengan menganalisis preferensi responden terhadap minat bidang kerjanya berdasarkan kedua pengukuran yang diberikan dengan menentukan model utilitas yang prinsip dasarnya menggunakan konsep regresi dengan peubah boneka dari taraf atribut pembentuknya (Lampiran 5).

Tahapan terakhir adalah melakukan interpretasi hasil berdasarkan NKT dan NRP responden secara keseluruhan dan pada masing-masing karakteristik responden untuk kedua jenis data yang digunakan. Hasil analisis dari kedua jenis data tersebut kemudian dibandingkan. Indikator yang digunakan adalah hasil validasi dari model utilitas yang terbentuk, lamanya waktu evaluasi stimuli, opini responden, dan efisiensi dalam pengolahan data dari kedua jenis pengukuran respon.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Responden

Penelitian ini dilakukan terhadap 135 responden dengan menetapkan kuota untuk setiap karakteristik tertentu, tujuannya untuk melihat preferensi dari masing-masing karakteristik responden yang dibentuk. Karakteristik yang ingin dibandingkan adalah angkatan, jenis kelamin, dan asal daerah. Komposisi jenis kelamin pada masing-masing angkatan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Komposisi jenis kelamin pada masing-masing angkatan

Angkatan Jenis Kelamin (orang)

Laki-laki Perempuan 44 22 23 45 24 21 46 21 24 Total 67 68

Untuk komposisi asal daerah pada masing-masing angkatan disajikan pada Tabel 5. Komposisi tersebut terlihat tidak seimbang

untuk masing-masing angkatan, ini disebabkan karena memang kondisinya pada angkatan 45 sedikit sekali responden yang berasal dari luar Jawa sehingga tidak memenuhi kuota yang dibutuhkan. Kondisi ini menyebabkan responden yang berasal dari luar Jawa pada angkatan yang lain harus diambil lebih banyak sehingga kategori untuk asal daerah yang lain pun komposisinya menjadi berubah.

Tabel 5 Komposisi asal daerah pada masing-masing angkatan

Angkatan Asal Daerah (orang)

Jabodetabek Luar Jabodetabek Luar Jawa 44 13 15 17 45 19 18 8 46 13 12 20 Total 45 45 45

Gambaran Umum Minat Bidang Kerja Responden

Distribusi jenis pekerjaan yang diinginkan responden secara keseluruhan disajikan pada Gambar 2. Jenis pekerjaan yang paling banyak diminati adalah menjadi pegawai di perusahaan swasta (34.8%), berikutnya adalah menjadi tenaga kerja profesional (24.4%), lalu pegawai negeri sipil (22.2%), wiraswasta (16.3%), dan jenis pekerjaan lainnya (2.2%) seperti LSM dan sebagainya. Untuk distribusi jenis pekerjaan pada masing-masing karakteristik menampilkan hasil yang sedikit berbeda. PNS Swasta Profesional Wirausaha Lainnya C ategory 2,2% 16,3% 24,4% 34,8% 22,2%

Gambar 2 Distribusi jenis pekerjaan yang diminati responden.

Distribusi jenis pekerjaan berdasarkan karakteristik angkatan (Gambar 3), untuk responden angkatan 44 jenis pekerjaan yang dinginkannya cukup merata, paling banyak responden berminat bekerja sebagai pegawai perusahaan swasta. Angkatan 45

(2)

menunjukkan distribusi minat yang tidak merata, dimana respoden kebanyakan ingin bekerja sebagai pegawai perusahaan swasta, hanya ada 2 orang responden yang ingin menjadi wiraswasta. Untuk angkatan 46 distribusi minat bidang kerjanya sangat merata, dimana pegawai swasta dan profesional menempati urutan tertinggi yang diinginkan responden. Jenis 46 45 44 Lain nya Wira usah a Prof esion al Swas ta PNS Lain nya Wira usah a Prof esion al Swas ta PNS Lain nya Wira usah a Prof esion al Swas ta PNS 20 15 10 5 0 J u m a lh R e s p o n d e n ( o ra n g )

Gambar 3 Distribusi jenis pekerjaan yang diminati responden berdasarkan angkatan.

Distribusi jenis pekerjaan berdasarkan jenis kelamin menunjukkan sedikit perbedaan antara responden laki-laki dan perempuan (Gambar 4). Responden yang berjenis kelamin laki-laki minatnya cenderung menjadi pegawai perusahaan swasta dan bekerja sebagai profesional. Responden yang berjenis kelamin perempuan cenderung lebih menyukai sebagai pegawai perusahaan swasta dan menjadi pegawai negeri sipil.

Jenis Pere mpu an La ki-laki Lain nya Wira usah a Prof esion al Swas ta PNS Lain nya Wira usah a Prof esion al Swas ta PNS 25 20 15 10 5 0 J u m la h R e s p o n d e n ( o ra n g )

Gambar 4 Distribusi jenis pekerjaan yang diminati responden berdasarkan jenis kelamin.

Gambar 5 menunjukkan distribusi jenis pekerjaan yang diminati responden berdasarkan asal daerah. Responden yang berasal dari Jabodetabek dari luar Jabodetabek cenderung berminat menjadi pegawai perusahaan swasta. Sedangkan responden

yang berasal dari luar Jawa, lebih berminat menjadi pegawai negeri sipil.

Jenis Luar Jaw a Luar Jab odet abek Jabo deta bek Lainn ya Wira usah a Prof esion al Swas ta PNS Lainn ya Wira usah a Prof esion al Swas ta PNS Lainn ya Wira usah a Prof esion al Swas ta PNS 20 15 10 5 0 J u m la h R e s p o n d e n ( o ra n g )

Gambar 5 Distribusi jenis pekerjaan yang diminati responden berdasarkan asal daerah.

Distribusi bidang pekerjaan yang diminati oleh responden secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 6. Responden cenderung memilih bidang keuangan (47.4%) dan riset pemasaran (25.2%) sebagai bidang kerja yang paling diminatinya. Selebihnya baru bidang-bidang lain seperti pendidikan (9.6%), pertanian (5.2%), politik (3.7%), pertambangan (2.2%), IT (1.5%), dan bidang lainnya (5.2%) seperti bidang sosial, kesehatan, properti, konveksi, transportasi dan lain-lain. Riset Pemasaran Politik Pertanian Pendidikan Keuangan IT pertambangan Lainnya Category 5,2% 2,2% 1,5% 47,4% 9,6% 5,2% 3,7% 25,2%

Gambar 6 Distribusi bidang pekerjaan yang diminati responden.

Gambaran mengenai distribusi bidang pekerjaan pada masing-masing karakteristik dapat dilihat pada Gambar 7 sampai dengan Gambar 9. Secara umum bidang keuangan dan riset pemasaran merupakan bidang kerja yang paling diminati oleh responden. Informasi lain yang dapat digali, sebagian besar responden yang berminat pada bidang pendidikan adalah responden perempuan. Bidang kerja yang termasuk kategori lainnya, seperti bidang sosial, konveksi, dan kesehatan ternyata banyak diminati oleh responden yang berasal dari luar Jawa.

(3)

Bidang 46 45 44 Lain nya pert am bang an IT Keu anga n Pen didi kan Perta nian Politi k Riset Pem asar an Lain nya pert am bang an IT Keu anga n Pen didi kan Perta nian Politi k Riset Pem asar an Lain nya pert am bang an IT Keu anga n Pen didi kan Perta nian Politi k Riset Pem asar an 25 20 15 10 5 0 J u m la h R e s p o n d e n ( o ra n g )

Gambar 7 Distribusi bidang pekerjaan yang diminati responden berdasarkan angkatan. Bidang Pere mpu an Laki -laki Lain nya perta mba ngan IT Keua ngan Pen didi kan Perta nian Poli t ik Ris et P em asar an Lain nya perta mba ngan IT Keua ngan Pen didi kan Perta nian Polit ik Ris et P em asar an 40 30 20 10 0 J u m la h R e s p o n d e n ( o ra n g )

Gambar 8 Distribusi bidang pekerjaan yang diminati responden berdasarkan jenis kelamin. Bidang Luar Jaw a Luar J abod etab ek Jabo detab ek Lain nya per t amba ngan IT Keu ang an Pend idikan Pert ania n Polit ik Riset Pem asar an Lain nya pert amba ngan IT Keu ang an Pend idikan Pert ania n Polit ik Riset Pem asar an Lain nya pert amba ngan IT Keu ang an Pend idikan Pert ania n Polit ik Riset Pem asar an 25 20 15 10 5 0 J u m la h R e s p o n d e n ( o ra n g )

Gambar 9 Distribusi bidang pekerjaan yang diminati responden berdasarkan asal daerah.

Profil tentang minat bidang kerja yang akan dipaparkan selanjutnya adalah lokasi tempat kerja yang diminati oleh responden yang disajikan pada Gambar 10. Secara keseluruhan responden lebih berminat untuk bekerja di daerah Jabodetabek (68.1%) daripada daerah lainnya. Daerah lain yang diminati oleh responden adalah di luar Jawa (12.6%), luar Jabodetabek tetapi masih di Pulau Jawa (10.4%), dan terakhir di luar Negeri (8.9%). Jabodetabek Luar Jabodetabek Luar Jawa Luar Negeri C ateg ory 8,9% 12,6% 10,4% 68,1%

Gambar 10 Distribusi tempat kerja yang diminati responden. Lokasi 46 45 44 Luar Neg eri Luar Jaw a Luar Jab odet abek Jabo deta bek Luar Neg eri Luar Jaw a Luar Jab odet abek Jabo det a bek Luar Neg eri Luar Jaw a Luar Jab odet abek Jabo deta bek 35 30 25 20 15 10 5 0 J u m la h R e s p o n d e n ( o ra n g )

Gambar 11 Distribusi tempat kerja yang diminati responden berdasarkan angkatan.

Distribusi minat responden mengenai lokasi tempat kerja berdasarkan angkatannya (Gambar 11). Secara keseluruhan responden lebih memilih bekerja di daerah Jabodetabek. Untuk angkatan 44 beberapa ingin bekerja di luar Pulau Jawa, hanya sedikit yang ingin bekerja di Pulau Jawa namun di luar Jabodetabek dan luar Negeri. Untuk angkatan 45 selain Jabodetabek yang dipilih sebagai lokasi tempat kerja favorit adalah di luar Jabodetabek tetapi masih di Pulau Jawa. Sedangkan angkatan 46 lokasi tempat kerja yang dipilih selain di Jabodetabek adalah di Luar Jawa. Hal tersebut disebabkan karena pengambilan contoh untuk angkatan 46 memang banyak respondennya yang berasal dari luar Jawa. Angkatan 45 paling sedikit yang berminat di luar Jawa karena memang responden yang berasal dari luar Jawa paling sedikit dibanding angkatan yang lain.

Sedangkan untuk distribusi minat tempat kerja berdasarkan asal daerahnya (Tabel 6). Secara umum responden memilih daerah Jabodetabek sebagai tempat kerja yang paling diminati. Lokasi tempat kerja lainnya membentuk pola dimana responden cenderung memilih tempat kerja yang sesuai dengan asal daerahnya, yakni responden yang berasal dari Pulau Jawa ingin bekerja di Pulau Jawa

(4)

sedangkan responden yang berasal dari luar, Jawa ingin bekerja juga di luar Jawa.

Tabel 6 Distribusi lokasi tempat kerja berdasarkan asal daerah

Lokasi Tempat Kerja

Asal daerah (orang) Jabodetabek Luar Jabodetabek Luar Jawa Jabodetabek 41 29 22 Luar Jabodetabek 2 9 3 Luar Jawa 0 3 14 Luar Negeri 2 4 6 Total 45 45 45

Aspek terakhir yang akan dipaparkan adalah sumber informasi responden tentang bidang pekerjaan yang diminatinya (Tabel 7). Secara keseluruhan responden banyak mendapatkan informasi mengenai bidang kerja sebagian besar dari keluarga dan mencari sendiri. Beberapa juga banyak yang mendapatkan informasi dari Departemen Statistika baik yang disampaikan secara langsung oleh Ketua Departemen, Komisi Pendidikan, dan sebagainya. Ada juga sebagian kecil responden yang mendapatkan informasi pada saat kuliah Minor.

Tabel 7 Distribusi sumber informasi tentang pekerjaan yang diminati responden

Info pekerjaan Jumlah

(orang) Departemen STK 26 Kuliah Mayor 2 Kuliah Minor/ SC 7 Mencari sendiri 41 Keluarga 58 Dosen Luar 1 Total 135

Distribusi sumber informasi berdasarkan angkatan hasilnya cukup beragam (Gambar 12) . Angkatan 44 mayoritas mendapatkan informasi tentang minat bidang kerjanya tersebut dengan mencari sendiri. Sumber informasi berikutnya yang cukup dominan adalah peranan keluarga. Hal tersebut disebabkan situasi yang memang mengharuskan demikian. Angkatan 44 yang berada pada tingkat akhir saling berlomba untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang bidang pekerjaan yang akan digelutinya tersebut. Angkatan 45 dan 46 mayoritas responden mendapatkan informasi dari keluarga. Masih sedikit yang berinisiatif untuk mencari sendiri informasi karena memang belum saatnya memasuki tahap dunia kerja. Sumber 46 45 44 Dos en L uar Kel uarg a Men cari send iri Kul iah Min or/ S C Kulia h M ayor Dep arte men STK Dos en L uar Kel uarg a Men cari send iri Kul iah Min or/ S C Kulia h M ayor Dep arte men STK Dos en L uar Kel uarg a Men cari send iri Kul iah Min or/ S C Kulia h M ayor Dep arte men STK 25 20 15 10 5 0 J u m la h R e s p o n d e n ( o ra n g )

Gambar 12 Distribusi sumber informasi tentang pekerjaan berdasarkan angkatan.

Analisis Konjoin

Analisis konjoin dilakukan pada dua jenis data (rating dan ranking) berdasarkan cara pengukuran responnya. Preferensi minat bidang kerja responden secara keseluruhan untuk jenis data rating berdasarkan model utilitas yang terbentuk adalah sebagai berikut: U(x) = 1.49 + 2.52X11 + 1.46X12 + 0.76X21 +

0.56X31 + 0.74X41 + 0.70X51

NKT dan NRP yang dihasilkan dari model utilitas yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 8. Secara keseluruhan atribut yang dianggap paling penting dalam menentukan minat bidang kerja bagi responden berdasarkan jenis data rating adalah gaji (47.84%). Atribut berikutnya yang dijadikan pertimbangan setelah gaji adalah lokasi tempat kerja (14.40%), kemudian atribut setelahnya berturut-turut adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.02%), jam kerja (13.23%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (10.51%). NKT untuk masing-masing atributnya yang disukai oleh responden adalah gaji diatas 5 juta rupiah, lokasi tempat kerja yang strategis, reputasi tempat kerja yang terkenal, bidang kerja yang sesuai dengan latar belakag pendidikannya, dan jam kerja yang fleksibel. Hal ini sesuai dengan eksplorasi awal responden yang cenderung memilih bidang keuangan sebagai bidang kerja yang diminati karena dianggap menjanjikan dalam memberikan gaji yang cukup besar. Selain itu juga secara keseluruhan responden cenderung memilih bekerja di daerah Jabodetabek karena dianggap strategis sebagai lokasi tempat kerja. Definisi strategis disini menurut sebagian besar responden adalah dekat dengan pusat kota, yang tentunya berimplikasi dekat dengan tempat tinggal, pusat perbelanjaan, rumah sakit, tempat hiburan, dan lain sebagainya.

(5)

Tabel 8 NKT dan NRP atribut seluruh responden untuk jenis data rating

Atribut Taraf NKT NRP Gaji (ribu rupiah) < 3000 -1.33 47.84 3000 - 5000 0.14 > 5000 1.19 Lokasi tempat kerja Strategis 0.38 14.40 Tidak strategis -0.38 Reputasi tempat kerja Terkenal 0.28 10.51 Tidak terkenal -0.28 Kesesuaian latar belakang pendidikan Sesuai 0.37 14.02 Tidak sesuai -0.37 Jam kerja Fleksibel 0.35 13.23 Tidak fleksibel -0.35

Untuk model utilitas yang terbentuk berdasarkan preferensi responden secara keseluruhan pada jenis data ranking adalah sebagai berikut:

U(x) = 0.45 + 5.90X11 + 3.51X12 + 1.91X21 +

0.83X31 + 1.81X41 + 1.27X51

Tabel 9 NKT dan NRP atribut seluruh responden untuk jenis data ranking

Atribut Taraf NKT NRP Gaji (ribu rupiah) < 3000 -3.14 50.32 3000 - 5000 0.38 > 5000 2.76 Lokasi tempat kerja Strategis 0.95 16.28 Tidak strategis -0.95 Reputasi tempat kerja Terkenal 0.42 7.11 Tidak terkenal -0.42 Kesesuaian latar belakang pendidikan Sesuai 0.91 15.48 Tidak sesuai -0.91 Jam kerja Fleksibel 0.63 10.81 Tidak fleksibel -0.63

NKT dan NRP yang dihasilkan dari jenis data ranking dari model utilitas yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 9. Atribut

yang paling dipertimbangkan oleh responden adalah gaji (50.32%), berikutnya adalah lokasi tempat kerja (16.28%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (15.48%), jam kerja (10.81%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (7.11%). Secara keseluruhan, evaluasi responden dengan menggunakan kedua jenis pengukuran respon memberikan hasil yang konsisten. Urutan atribut yang dianggap penting oleh responden dalam menentukan minat bidang kerjanya adalah gaji, lokasi tempat kerja, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja, jam kerja, dan terakhir adalah reputasi tempat kerja.

Hasil analisis konjoin berdasarkan karakteristik angkatan dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan jenis data rating pada angkatan 44, gaji merupakan atribut yang dinilai paling penting diantara atribut lainnya. Dapat dilihat dari NRP nya yaitu sebesar 44.68%, jauh lebih tinggi dari NRP atribut lainnya. Atribut kedua yang memiliki NRP tertinggi adalah jam kerja dengan nilai sebesar 17.90%, namun nilai ini tidak jauh berbeda dengan NRP atribut lain yakni lokasi tempat kerja sebesar 14.09%, kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang pekerjaan sebesar 12.91%, dan terakhir adalah reputasi tempat kerja sebesar 10.42%. Atribut yang tidak terlalu dipentingkan dalam menentukan bidang pekerjaan bagi responden angkatan 44 adalah reputasi tempat kerja. Kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja juga tidak terlalu diperhatikan responden, atribut ini memiliki NRP yang kecil selain reputasi tempat kerja.

Hasil evaluasi stimuli berdasarkan jenis data ranking, gaji tetap menjadi atribut yang terpenting dalam menentukan minat bidang kerja pada angkatan 44. NRP nya tidak jauh berbeda (45.72%) dengan jenis data rating (44.68%), nilainya sangat tinggi dibanding atribut lainnya. Hanya saja terdapat perbedaan urutan untuk nilai NRP atribut lainnya, atribut yang memilki NRP terbesar setelah gaji pada jenis data ranking adalah lokasi tempat kerja (16.34%), setelah itu kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (15.77%), jam kerja (13.64%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (8.54%). Ini mengindikasikan ketidakkonsistenan dalam mengevaluasi stimuli dari kedua jenis pengukuran data pada responden angkatan 44. Sekalipun demikian kedua jenis pengukuran tersebut masih memberikan cukup informasi, diantaranya bahwa untuk angkatan 44 atribut

(6)

yang mutlak jadi pertimbangan utama responden dalam memilih bidang kerjanya adalah gaji. Sedangkan atribut yang paling tidak diperhatikan responden dalam memilih bidang kerjanya adalah reputasi tempat kerja. Model utilitas beserta NKT dan NRP nya untuk kedua jenis pengukuran respon dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil analisis konjoin dengan jenis data

rating pada angkatan 45, atribut gaji tetap

menjadi atribut yang paling dipentingkan dalam memilih bidang pekerjaan. NRP nya (51.34%) lebih tinggi dari angkatan 44. Atribut kedua yang dijadikan pertimbangan setelah gaji adalah kesesuaian latar belakang pendidikan (14.91%), setelah itu baru lokasi tempat kerja (13.96%), jam kerja (10.71%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (9.08%). Ini mengindikasikan bahwa angkatan 45 masih cukup idealis dalam memilih bidang pekerjaannya, dimana bidang kerjanya tersebut harus sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Ini hal yang wajar karena angkatan 45 masih belum pada tahap memasuki dunia kerja sehingga atribut lain belum terlalu dipertimbangkan.

Hasil analisis konjoin pada angkatan 45 dengan jenis data rating, gaji (50.18%) tetap merupakan atribut terpenting dalam menentukan minat bidang kerja. Atribut terpenting setelah gaji adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (18.52%), lokasi tempat kerja (17.64%), jam kerja (9.03%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (4.63%). Ini mengindikasikan angkatan 45 sangat konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 7.

Hasil analisis konjoin untuk angkatan 46 dengan menggunakan data rating, gaji juga merupakan pertimbangan utama dalam memilih bidang kerja. Gaji memiliki NRP sebesar 47.25%, jauh lebih tinggi daripada atribut lainnya. Atribut yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah lokasi tempat kerja (15.15%), setelah itu baru kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.17%), reputasi tempat kerja (12.07%), dan terakhir adalah jam kerja (11.36%).

Hasil analisis konjoin berdasarkan jenis data ranking pada angkatan 46, menunjukkan urutan tingkat kepentingan yang tidak jauh berbeda dengan jenis data rating. Atribut utama yang dijadikan pertimbangan dalam memilih bidang kerja adalah gaji (55.22%). Setelah gaji yang dijadikan pertimbangan selanjutnya adalah lokasi tempat kerja (14.88%), kesesuaian latar belakang pendidikan (12.18%), jam kerja (9.65%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (8.07%). Perbedaan hasil dari kedua jenis pengukuran adalah terletak pada urutan atribut pada posisi keempat dan kelima. Sehingga angkatan 46 dapat dikatakan tidak konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran data. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

Hasil analisis konjoin dari kedua jenis pengukuran respon berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11. Responden laki-laki berdasarkan jenis data

rating, lebih mementingkan gaji (49.38%)

sebagai atribut yang paling dipentingkan dalam menentukan minat bidang kerjanya. Atribut berikutnya adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerjanya (15.60%), kemudian lokasi tempat kerja (14.14%), jam kerja (12.40%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (8.48%).

Tabel 10 NRP atribut berdasarkan karakteristik angkatan

Atribut

NRP (%)

44 45 46

Rating Ranking Rating Ranking Rating Ranking

Gaji 44.68 45.72 51.34 50.18 47.25 55.22 Lokasi 14.09 16.34 13.96 17.64 15.15 14.88 Reputasi 10.42 8.54 9.08 4.63 12.07 8.07 Kesesuaian pendidikan 12.91 15.77 14.91 18.52 14.17 12.18 Jam kerja 17.90 13.64 10.71 9.03 11.36 9.65

(7)

Tabel 11 NRP atribut berdasarkan karakteristik jenis kelamin

Atribut

NRP (%)

Laki-laki Perempuan

Rating Ranking Rating Ranking

Gaji 49.38 51.38 46.21 49.30 Lokasi 14.14 14.98 14.68 17.52 Reputasi 8.48 5.93 12.65 8.22 Kesesuaian pendidikan 15.60 17.09 12.36 13.95 Jam kerja 12.40 10.62 14.10 11.00

Hasil Analisis dengan jenis data ranking juga didapatkan urutan tingkat kepentingan yang sama berdasarkan NRP nya, yakni gaji pada posisi pertama (51.38%), lalu kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (17.09%), lokasi tempat kerja (14.98%), jam kerja (10.62%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (5.93%). Ini mengindikasikan bahwa responden laki-laki sangat konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon yang digunakan. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 9.

Hasil analisis konjoin untuk responden perempuan dengan dengan jenis data rating, gaji (46.21%) merupakan atribut yang dianggap paling mempengaruhi dalam menentukan minat bidang kerjanya. Atribut yang jadi pertimbangan berikutnya adalah lokasi tempat kerja (14.68%), ini hal yang wajar karena kebanyakan perempuan tidak mau bekerja di daerah terpencil yang lokasinya tidak strategis. Selanjutnya atribut yang dijadikan pertimbangan dalam memilih bidang kerja adalah jam kerja (14.10%), ini juga merupakan kondisi yang wajar karena nantinya perempuan akan mengurus anak dan keluarga sehingga jam kerja cukup menjadi pertimbangan, dimana mereka cenderung akan memilih pekerjaan yang sifatnya fleksibel dalam hal jam kerja. Berikutnya yang dijadikan pertimbangan bagi responden perempuan adalah reputasi tempat kerja (12.65%), dari hasil penelusuran data memang terlihat bahwa responden perempuan cenderung menilai bahwa tempat kerja yang terkenal merupakan aspek yang penting untuk dipertimbangkan selain gaji dan lokasi tempat kerja. Atribut terakhir yang paling tidak dipertimbangkan responden perempuan dalam

memilih bidang kerjanya adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (12.36%), mungkin sebenarnya atribut ini juga dipertimbangkan oleh responden namun jika dibandingkan dengan 4 atribut lainnya bidang kerja yang mesti sesuai dengan latar belakang pendidikannya menjadi tidak terlalu penting.

Hasil analisis konjoin dengan jenis data

ranking pada responden perempuan, NRP

yang tertinggi tetap gaji (49.30%). Atribut berikutnya adalah lokasi tempat kerja (17.52%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (13.95%), jam kerja (11.00%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (8.22%). Urutan atribut yang dipentingkan berdasarkan jenis data

ranking ternyata cukup jauh berbeda dengan

jenis data rating. Ini mengindikasikan bahwa responden perempuan tidak konsisten dalam mengevaluasi stimuli untuk kedua jenis pengukuran respon. Atribut yang dijadikan pertimbangan utama oleh responden perempuan dalam memilih bidang kerja adalah gaji dan lokasi tempat kerja. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

Hasil analisis konjoin berdasarkan asal daerah responden dapat dilihat pada Tabel 12. Atribut yang memiliki NRP tertinggi untuk responden Jabodetabek berdasarkan jenis data

rating adalah gaji (50.88%). Atribut

berikutnya yang menjadi pertimbangan setelah gaji adalah lokasi tempat kerja (16.29%), berikutnya adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (12.38%), jam kerja (11.04%) dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (9.42%).

NRP yang tertinggi berdasarkan jenis data

ranking untuk responden Jabodetabek adalah

gaji (52.57%). Pertimbangan berikutnya adalah lokasi tempat kerja (18.16%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (16.36%), jam kerja (6.98%), dan terakhir reputasi tempat kerja (5.93%). Berdasarkan NRP tersebut nampak bahwa urutan atribut dari kedua jenis pengukuran respon menunjukkan hasil yang sama. Ini menunjukkan bahwa responden yang berasal dari Jabodetabek sangat konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya untuk dapat dilihat pada Lampiran 11.

(8)

Tabel 12 NRP atribut berdasarkan karakteristik asal daerah

Atribut

NRP (%)

Jabodetabek Luar Jabodetabek Luar Jawa

Rating Ranking Rating Ranking Rating Ranking

Gaji 50.88 52.57 46.82 51.07 45.61 47.32 Lokasi 16.29 18.16 14.22 16.64 12.54 14.06 Reputasi 9.42 5.93 10.81 6.93 11.37 8.45 Kesesuaian pendidikan 12.38 16.36 14.93 14.02 14.87 16.10 Jam kerja 11.04 6.98 13.22 11.35 15.60 14.08

Hasil analisis konjoin untuk responden yang berasal dari luar Jabodetabek pada jenis data rating memberikan sedikit perbedaan. Atribut terpenting berdasarkan NRP nya adalah gaji (46.82%). Selanjutnya adalah kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.93%), lokasi tempat kerja (14.22%), jam kerja (13.22%), dan terakhir adalah reputasi tempat kerja (10.81%).

Untuk jenis data ranking pada responden luar Jabodetabek, urutan tingkat kepentingan atribut berdasarkan NRP nya adalah gaji (51.07%), selanjutnya adalah lokasi tempat kerja (16.64%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.02%), jam kerja (11.35%), dan reputasi tempat kerja (6.93%). Dari hasil tersebut nampak perbedaan posisi untuk urutan tingkat kepentingan atributnya. Ini mengindikasikan sedikit ketidakkonsistenan responden luar Jabodetabek dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon tersebut. Meskipun demikian hasil analisis dari kedua jenis pengukuran respon tersebut masih dapat memberikan cukup informasi diantaranya, secara keseluruhan untuk responden yang berasal dari luar Jabodetabek mutlak mempertimbangkan gaji sebagai atribut yang paling dipentingkan dalam memilih bidang kerjanya. Atribut yang kurang diperhatikan oleh responden adalah jam kerja dan reputasi tempat kerja. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 12.

Kriteria terakhir untuk karakteristik asal daerah adalah responden yang berasal dari luar Jawa. Atribut yang paling dipertimbangkan responden berdasarkan jenis data rating adalah gaji (45.61%), berikutnya adalah jam kerja (15.60%), kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerja (14.87%), lokasi tempat kerja (12.54%), dan

terakhir adalah reputasi tempat kerja (11.37%). Disini terlihat ada sedikit perbedaan pola pada responden yang berasal dari luar Jawa, dimana atribut jam kerja menjadi pertimbangan utama setelah gaji bagi responden dalam memilih bidang kerjanya. Ini kemungkinan disebabkan karena berdasarkan gambaran umum minat bidang kerjanya, responden yang berasal dari luar Jawa paling beragam dalam memilih bidang kerja yang diinginkan, dan berdasarkan jenis pekerjaannya responden yang ingin menjadi wiraswasta jumlahnya cukup banyak. Dengan kata lain responden yang memilih menjadi wiraswasta karena jam kerjanya bisa lebih fleksibel dan tidak terikat dengan waktu kantor seperti pegawai swasta. Lokasi menjadi atribut yang kurang dipertimbangkan bagi responden yang berasal dari luar Jawa, ini merupakan hal yang wajar karena dari eksplorasi data yang dihasilkan terkait dengan lokasi tempat kerja, responden yang berasal dari luar Jawa sedikit lebih fleksibel dibanding responden dari daerah lainnya. Karena selain Jabodetabek yang menjadi tempat kerja yang paling diminati oleh sebagian besar responden, tempat kerja di luar Jawa pun tidak menjadi masalah bagi responden yang memang berasal dari luar Jawa. Artinya meski tempat kerjanya tidak se-strategis Jabodetabek namun jika dekat dengan asal daerahnya ini tidak menjadi masalah bagi responden.

Hasil analisis pada jenis data ranking untuk responden luar Jawa, gaji tetap menjadi atribut yang paling dipertimbangkan oleh responden (47.32%) dalam memilih bidang kerja. Namun pada posisi kedua responden lebih melihat kesesuaian latar belakang pendidikan dengan bidang kerjanya (16.10%). Setelah itu baru jam kerja (14.08%), untuk urutan keempat dan kelima tetap sama yaitu lokasi (14.06%), dan terakhir adalah reputasi

(9)

tempat kerja (8.45%). Ini mengindikasikan bahwa responden yang berasal dari luar Jawa juga kurang konsisten dalam mengevaluasi stimuli berdasarkan kedua jenis pengukuran respon. Informasi yang dapat diperoleh pada kedua jenis pengukuran data ini, untuk responden yang berasal dari luar Jawa lebih mempertimbangkan gaji sebagai atribut yang paling menentukan dalam memilih bidang kerjanya. Atribut yang kurang diperhatikan responden dalam memilih bidang kerjanya adalah lokasi dan reputasi tempat kerja. Model utilitas beserta NKT dan NRP untuk masing-masing atributnya dapat dilihat pada Lampiran 13.

Perbandingan Hasil Analisis Konjoin pada Kedua Jenis Pengukuran Respon Perbandingan hasil analisis konjoin pada kedua jenis pengukuran respon dikaji pada masing-masing karakteristik responden. Dari hasil analisis konjoin dapat dikatakan untuk setiap karakteristik responden tidak selalu menampilkan hasil yang konsisten untuk kedua jenis pengukuran respon, artinya urutan tingkat kepentingan atribut (NRP) nya tidak selalu sama. Pada konteks yang demikian, akan sulit melihat dan dan menentukan mana jenis pengukuran yang sebenarnya menggambarkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut yang mempengaruhi responden dalam memilih bidang kerjanya. Oleh karena itu akan dilakukan evaluasi terhadap kedua jenis pengukuran respon. Indikatornya adalah hasil validasi dari model utilitas yang dihasilkan, rata-rata lamanya waktu evaluasi responden, opini responden, dan efisiensi dalam pengolahan data dari kedua jenis pengukuran respon yang digunakan.

Tabel 13 Hasil validasi model utilitas secara keseluruhan

Jenis Data Hasil Validasi (R2)

Rating 99.10

Ranking 98.70

Berdasarkan hasil validasi model utilitas secara keseluruhan pada Tabel 13 diatas, pengukuran respon dengan jenis data rating menghasilkan nilai R2 yang lebih besar daripada ranking. Dari hasil analisis konjoin keseluruhan responden sebelumnya menunjukkan hasil analisis yang konsisten berdasarkan kedua jenis pengukuran respon. Ini artinya bisa dikatakan bahwa untuk

keseluruhan responden, analisis konjoin dengan menggunakan data rating lebih baik daripada ranking.

Hasil validasi pada karakteristik angkatan berdasarkan nilai R2 nya (Tabel 14) menunjukkan bahwa pada angkatan 44 dan 45 jenis data rating memiliki nilai R2 yang lebih besar daripada ranking, sedangkan pada angkatan 46 data ranking yang R2 nya lebih besar daripada rating. Namun selisih hasil validasi pada kedua jenis data di angkatan 44 dan 45 lebih besar dibanding selisih hasil validasi pada angkatan 46. Berdasarkan hasil analisis konjoin sebelumnya pada karakteristik angkatan hasil evaluasi yang paling konsisten adalah angkatan 45, karena hasil analisisnya menunjukkan urutan tingkat kepentingan yang sama maka bisa dibandingkan hasilnya dengan melihat validasi berdasarkan model yang terbentuk sehingga bisa dikatakan pada angkatan 45 pengukuran dengan jenis data rating lebih baik dibandingkan dengan ranking. Untuk angkatan 44 dan 46 karena hasilnya menunjukkan urutan tingkat kepentingan yang berbeda pada kedua jenis data sehingga agak sulit menentukan mana pengukuran yang menunjukkan urutan tingkat kepentingan responden yang sebenarnya. Namun bisa dibandingkan dari hasil validasinya secara keseluruhan bisa dikatakan pengukuran jenis data rating lebih baik daripada ranking. Tabel 14 Hasil validasi model utilitas

berdasarkan karakteristik angkatan

Angkatan Hasil Validasi (R 2 ) Rating Ranking 44 97.80 96.30 45 99.20 98.40 46 99.60 99.80

Hasil validasi untuk karakteristik jenis kelamin responden disajikan pada Tabel 15. Pada responden laki-laki hasil validasi rating lebih baik dibandingkan ranking, sedangkan pada responden perempuan ranking yang lebih baik dibandingkan rating. Jika dilihat dari selisih nilai R2 pada kedua jenis data tersebut, pada responden laki-laki selisihnya sedikit lebih besar dibandingkan dengan perempuan.

Berdasarkan hasil analisis konjoin sebelumnya diketahui bahwa responden laki-laki yang konsisten dalam mengevaluasi kedua jenis pengukuran respon. Sehingga bisa

(10)

dikatakan pada responden laki-laki jenis data

rating lebih baik dibandingkan dengan

ranking. Sedangkan pada responden

perempuan urutan tingkat kepentingan atributnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten, namun jika dilihat dari hasil validasinya jenis data ranking sedikit lebih baik daripada rating.

Tabel 15 Hasil validasi model utilitas berdasarkan karakteristik jenis kelamin

Jenis Kelamin Hasil Validasi (R 2

)

Rating Ranking

Laki-laki 99.70 98.60

Perempuan 98.60 98.70

Hasil validasi untuk karakteristik asal daerah responden disajikan pada Tabel 16. Untuk responden yang berasal dari Jabodetabek dan luar Jabodetabek hasil validasi data rating lebih baik dibandingkan

ranking. Sedangkan untuk responden yang

berasal dari luar Jawa data ranking yang lebih baik dibandingkan rating. Berdasarkan hasil analisis konjoin sebelumnya diketahui bahwa responden Jabodetabek yang paling konsisten dalam mengevaluasi stimuli untuk kedua jenis pengukuran respon, hasil validasinya menunjukkan bahwa data rating lebih baik dibandingkan ranking. Sehingga bisa dibilang untuk responden Jabodetabek data rating yang lebih baik untuk diterapkan untuk mengevaluasi preferensi responden. Untuk responden yang berasal dari luar Jabodetabek dan luar Jawa hasil analisisnya menunjukkan urutan yang tidak konsisten, sehingga agak sulit untuk menentukan mana pengukuran yang sebenarnya menggambarkan preferensi responden. Jika dilihat dari selisih nilai R2 kedua jenis pengukuran data, secara keseluruhan berdasarkan karakteristik asal daerah responden bisa dibilang data rating sedikit lebih baik jika dibandingkan ranking. Tabel 16 Hasil validasi model utilitas

berdasarkan karakteristik asal daerah

Asal Daerah Hasil Validasi (R 2 ) Rating Ranking Jabodetabek 98.70 98.40 Luar Jabodetabek 99.50 98.70 Luar Jawa 98.50 98.60

Berdasarkan hasil validasi model utilitas secara keseluruhan serta pada masing-masing karakteristik yang telah dijabarkan diatas, nilai R2 untuk kedua jenis pengukuran data menunjukkan hasil diatas 90% artinya kedua jenis pengukuran data tersebut bisa dibilang valid untuk seluruh karakteristik responden. Jika dibandingkan secara keseluruhan pada masing-masing karakteristik responden, dan ditinjau dari kriteria tiap karakteristik yang mengevaluasi secara konsisten yaitu angkatan 45, responden laki-laki, dan responden yang berasal dari Jabodetabek bisa dibilang pengukuran data rating lebih baik dibandingkan ranking dalam mengukur preferensi responden pada kasus ini.

Berdasarkan lamanya waktu evaluasi kedua stimuli dari kedua jenis pengukuran respon secara keseluruhan disajikan pada Tabel 17. Rata-rata responden mengevaluasi stimuli untuk jenis pengukuran data rating selama 3.67 Menit, sedangkan ranking membutuhkan waktu evaluasi rata-rata 5.04 Menit. Ini mengindikasikan bahwa evaluasi stimuli dengan menggunakan jenis pengukuran respon rating lebih efisien dibandingkan ranking.

Tabel 17 Lamanya waktu evaluasi stimuli kedua jenis data

Jenis Data

Rata-rata waktu pengisian stimuli (Menit)

Rating 3.67

Ranking 5.04

Lamanya waktu evaluasi stimuli dari kedua jenis pengukuran respon berdasarkan karakteristik angkatan disajikan pada Tabel 18. Pada seluruh angkatan nampak bahwa evaluasi stimuli dengan jenis data rating membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan ranking. Sehingga pengukuran data rating bisa dikatakan lebih efisien dari segi waktu evaluasi stimuli dibandingkan

ranking untuk karakteristik angkatan.

Tabel 18 Lamanya waktu evaluasi stimuli kedua jenis data berdasarkan angkatan

Angkatan

Rata-rata waktu pengisian stimuli (Menit)

Rating Ranking

44 3.33 5.02

45 4.22 5.51

(11)

Untuk rata-rata lamanya waktu evaluasi stimuli berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 19. Baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan bahwa evaluasi stimuli dengan menggunakan pengukuran jenis data rating membutuhkan waktu lebih sedikit daripada ranking. Hal ini juga mengindikasikan bahwa untuk karakteristik responden berdasarkan jenis kelaminnya pengukuran jenis data rating lebih efisien daripada ranking dari segi lamanya waktu evaluasi stimuli.

Tabel 19 Lamanya waktu evaluasi stimuli kedua jenis data berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin

Rata-rata waktu pengisian stimuli (Menit)

Rating Ranking

Laki-laki 3.58 4.97

Perempuan 3.75 5.12

Untuk rata-rata lamanya waktu evaluasi kedua jenis pengukuran data berdasarkan karakteristik asal daerah dapat dilihat pada Tabel 20. Baik responden yang berasal dari Jabodetabek, luar Jabodetabek, maupun luar Jawa, waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi stimuli dengan jenis data rating lebih sedikit dibandingkan ranking. Ini mengindikasikan untuk karakteristik responden berdasarkan asal daerah, evaluasi stimuli dengan jenis data rating lebih efisien daipada ranking dari segi waktu evaluasi stimuli. Berdasarkan lamanya waktu evaluasi stimuli dari masing-masing karakteristik responden tersebut menunjukkan bahwa pengukuran respon dengan jenis data rating lebih efisien daripada ranking.

Tabel 20 Lamanya waktu evaluasi stimuli kedua jenis data berdasarkan asal daerah

Angkatan

Rata-rata waktu pengisian stimuli (Menit)

Rating Ranking

Jabodetabek 3.82 5.11

Luar Jabodetabek 3.69 4.89

Luar Jawa 3.49 4.89

Opini responden untuk kedua jenis pengukuran respon tersebut disajikan pada Gambar 13. Sebagian besar (63.7%) responden lebih menyukai evaluasi stimuli dengan jenis data rating. Responden yang memilih evaluasi stimuli dengan jenis data

ranking hanya 36.3%. Alasan untuk

masing-masing opini responden mengenai kedua jenis

pengukuran respon yang diberikan tersebut cukup beragam (Lampiran 14).

Rating Ranking

Category 36,3%

63,7%

Gambar 13 Opini responden untuk kedua jenis pengukuran data.

Untuk responden yang lebih menyukai pengukuran respon dengan jenis data rating, 29.41% beralasan karena lebih mudah dalam melakukan evaluasi stimuli, 16.99% mengatakan karena bisa langsung mengevaluasi stimuli tanpa harus membandingkan satu per satu. Sisanya 10.46% mengatakan karena dengan pengukuran jenis data rating bisa memberikan nilai yang sama pada stimuli yang berbeda, dan 9.80% mengatakan karena waktu yang dibutuhkan dalam mengevaluasi stimuli lebih cepat dibandingkan ranking. Sedangkan untuk responden yang memilih pengukuran respon dengan jenis data ranking sebagai evaluasi yang paling disukai, alasannya 18.30% responden mengatakan karena bisa mengurutkan sesuai dengan prioritas untuk minat bidang kerja yang paling diinginkan. 11.76% responden mengatakan pengukuran dengan jenis data ranking lebih mudah karena tidak perlu mempertimbangkan skala yang cocok untuk stimuli yang dievaluasi. Sisanya 3.27% mengatakan karena dengan pengukuran respon menggunakan jenis data ranking responden bisa lebih teliti dalam membandingkan sekumpulan stimuli yang diberikan.

Aspek terakhir yang dijadikan indikator dalam membandingkan kedua jenis data tersebut adalah dari segi kesulitan dan efisiensi dalam pengolahan datanya. Pada jenis data rating data preferensi responden dapat langsung diolah dengan menggunakan pendekatan regresi lewat konsep ordinary

least square, sehingga ini menjadi lebih

mudah dan waktu pengerjaan juga lebih efisien. Sedangkan untuk jenis data ranking data preferensi harus ditransformasi monoton terlebih dahulu, sehingga akan sedikit lebih sulit dibandingkan dengan data rating. Waktu pengerjaannya pun automatis kurang efisien.

Gambar

Gambar 3  Distribusi  jenis  pekerjaan  yang  diminati  responden  berdasarkan  angkatan
Gambar 7  Distribusi  bidang  pekerjaan  yang  diminati  responden  berdasarkan  angkatan
Tabel 12   NRP atribut berdasarkan karakteristik asal daerah

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah luka pada tanaman yang memiliki ketahanan horizontal lebih sedikit daripada varietas yang rentan pada kondisi yang sama dan diinokulasi dengan jumlah spora

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam pemanfaatan aset tetap tanah dan bangunan yaitu meliputi: mengoptimalkan pemanfaatan aset oleh SKPD,

Gambar 4.11 merupakan Perancangan Form data transaksi, berfungsi untuk melihat total harga penawaran untuk semua barang lelang yang diajukan oleh setiap vendor.. Di

(2) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan izin kepada Wajib Retribusi untuk mengangsur atau menunda retribusi terutang dalam jangka

Oleh karena itu penulis ingin membuat penelitian yang lebih mendalam tentang keistimewaan zaitun menurut Alquran serta manfaatnya di dalam ilmu kesehatan.

Tahapan display ini peneliti membatasi pada yang terkait dengan proses pelaksanaan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada mata pelajaran

Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) ini merupakan sebuah instrumen Kebijakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan tujuan meningkatkan

Alat ukur baku meliputi, penggaris, neraca timbangan (kg), gelas ukur, meteran dan sebagainya. Sedangkan, alat ukur tidak baku meliputi, stick eskrim, timbangan buatan,