3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan isu strategis dan hal penting dalam pembangunan. Pada hakekatnya "pembangunan" itu mengandung implikasi perubahan yang direncanakan. Perubahan yang terjadi diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan penduduk tetapi tidak mengganggu aspek lingkungan hidup. Implikasi lainnya yaitu adanya eksploitasi sumber daya wilayah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan/atau pertumbuhan ekonomi wilayah yang acapkali bersinggungan dengan aspek lingkungan hidup. Oleh karenanya paradigma pembangunan daerah yang berkelanjutan seakan menjadi tuntutan bagi pengambil kebijakan pembangunan nasional dan juga daerah. Hal ini karena sumber daya alam semakin terbatas sementara tuntutan kebutuhan dan jumlah penduduk semakin meningkat.
Usaha untuk menjaga lingkungan hidup agar pembangunan dapat berkelanjutan sehingga kepentingan kehidupan generasi yang akan datang terproteksi, menjadi semakin penting untuk diperjuangkan. Dengan demikian perlu adanya jaminan agar dalam memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, urusan lingkungan hidup hendaknya menjadi prioritas dalam usaha perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pemerintah daerah berusaha mewujudkan hal itu dengan melaksanakan perumusan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dalam urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Wonosobo Tahun 2010, yaitu: 1) Penggiatan pemasyarakatan masalah pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup kepada masyarakat; 2) Penegakan peraturan perundang-undangan; 3) Peningkatan rehabilitasi/pemulihan dan konservasi fungsi sumberdaya alam dan lingkungan hidup; dan 4) Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup melibatkan tujuh SKPD yaitu Badan Lingkungan Hidup selaku leading sector, DPU, Bappeda, Satpol PP serta beberapa kegiatan yang melekat di kecamatan.
a. PROGRAM DAN KEGIATAN
Kebijakan dan strategi bidang lingkungan hidup dengan tetap mengfokuskan pada upaya untuk mengendalikan kerusakan lingkungan hidup dituangkan ke dalam 6 (enam) program dan kemudian dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan. Pelaksanaan program diwujudkan melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) Kabupaten Wonosobo Tahun 2010.
Total alokasi belanja untuk pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan
Lingkungan hidup pada tahun 2010 berjumlah Rp 3.394.773.960 atau sekitar 0,47 %
dari total belanja APBD yang berjumlah Rp 720.254.292.159. Berdasarkan perhitungan
pada akhir tahun anggaran, dari alokasi tersebut terealisasi 95,98 % atau sebesar Rp
3.258.583.555,00, dengan uraian sebagai berikut:
Tabel IV.B.3.1
Program dan Realisasi Anggaran Urusan Lingkungan Hidup
No. Program Alokasi
(Rp)
Realisasi (Rp)
A Belanja Langsung 2.241.385.000 2.135.160.140
1 Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
957.215.000 921.402.800
2 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
300.000.000 295.378.000
3 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
300.000.000 300.000.000
4 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
505.000.000 453.176.000
5 Program Administrasi Perkantoran 146.720.000 133.495.815 6 Program Peningkatan Sarana Prasarana 32.450.000 31.707.525 B Belanja Tidak langsung 1.153.388.960 1.123.423.415
1 Belanja Pegawai 1.153.388.960 1.123.423.415
2 Belanja Hibah 0 0
Jumlah total 3.394.773.960 3.258.583.555
Sumber: APBD Kabupaten Wonosobo, 2010 (diolah)b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN
Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup pada tahun anggaran 2010, dapat dilihat pada rincian di bawah ini:
Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin tinggi menyebabkan aktivitas ekonomi juga meningkat. Kegiatan ekonomi/ pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak. Hal tersebut merupakan beban sosial yang pada akhirnya manusia pula yang akan menanggung biaya pemulihannya. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan meliputi:
1. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
Kegiatan ini sebagai salah satu cara untuk mewujudkan Kota Wonosobo sebagai
Kota bersih, sehat, teduh, nyaman dan dapat mengundang wisatawan asing
maupun domestik. Di samping itu, ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan penghargaan adipura. Pelaksanaan kegiatan ini diantaranya dengan
penanaman bibit tanaman peneduh dan tanaman hias di lokasi. Adapun lokasinya
yaitu di sekitar titik pantau penilaian adipura meliputi jalan – jalan protokol,
perumahan, hutan kota, sekolah – sekolah di kawasan titik pantau Adipura serta di
2. Pengendalian Kerusakan Lahan
Dalam rangka pengendalian kerusakan lahan diperlukan sebuah dokumen yang memuat data dan informasi mengenai sumber daya alam di Kabupaten Wonosobo yang meliputi potensi dan ketersediaan, jenis yang dimanfaatkan, bentuk penguasaan, pengetahuan pengelolaan, dan bentuk kerusakan. Susunan data yang dihasilkan merupakan inventarisasi lingkungan hidup yang digunakan sebagai dasar dalam penentuan pengendalian kerusakan lahan. Output yang diperoleh yaitu 15 buku inventarisasi lingkungan hidup.
3. Upaya pemulihan lahan akibat budidaya tembakau
Kegiatan budidaya tentunya juga membawa implikasi pada kerusakan lahan. Oleh karena itu diperlukan suatu kegiatan untuk memperbaikinya. Salah satunya yaitu dengan menanam bibit tanaman jemitri. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Kebrengan Kecamatan Mojotengah dan Desa Surengede Kecamatan Kertek. Selain itu, dilakukan juga pembuatan buku statistik lingkungan hidup.
4. Operasionalisasi Laboratorium Kimia
Pelaksanaan uji kualitas air sungai diperlukan untuk memantau kondisi air sungai dan menunjang Program Prokasih (Program Kali Bersih). Uji kimia kualitas air dilakukan di Laboratorium Kimia BLH. Adapun untuk sampelnya diambil dari air sungai yang melintasi 10 wilayah kecamatan, 25 desa.
5. Peningkatan status lingkungan hidup
Kegiatan ini dilakukan dengan penyusunan buku laporan status lingkungan hidup daerah. Dalam jangka waktu 1 tahun. Keberadaan data status lingkungan hidup wilayah kabupaten secara periodik sangatlah diperlukan sebagai bentuk pelayanan akses masyarakat khususnya dalam rangka penyediaan informasi lingkungan hidup, serta sebagai bahan analisis untuk penentuan kebijakan lingkungan hidup guna meningkatkan status lingkungan hidup wilayah. Output yang diperoleh berupa 20 buku status lingkungan hidup daerah Kabupaten Wonosobo.
6. Pengendalian dampak lingkungan
Pada umumnya, kegiatan penduduk pastilah akan menimbulkan dampak lingkungan (dampak positif maupun negatif). Hanya saja dampak negatiflah yang perlu mendapatkan penekanan pengendaliannya. Dalam hal ini, pengendalian dampak lingkungan di wilayah Kabupaten, diwujudkan dengan kegiatan meliputi:
Pengadaan bibit tanaman jenitri, lokasi 4 Kecamatan, 7 desa, Pengadaan alat
composting, tempat sampah, gerobak sampah dan papan informasi lokasi 2
kecamatan, 2 desa/kelurahan, dan 8 area publik di Kota Wonosobo, Pengadaan
pupuk organik, lokasi 4 Kecamatan, 7 desa, Penyusunan buku laporan pemantauan
kualitas air tahun 2010, Penyusunan buku laporan periodik terhadap volume
sampah tahun 2010, Pemberian biaya tanam, Pengadaan mesin pengolah sampah,
lokasi kantor BLH, Pengadaan komputer, lokasi kantor BLH, Pengadaan alat
laboratorium kimia, lokasi kantor BLH, Penyempurnaan gedung kantor, lokasi kantor
BLH, Pembuatan sumur resapan : pemilihan langsung, lokasi di 9 kantor
pemerintahan kabupaten, 7 sekolah, 1 kecamatan dan 2 desa.
7. Koordinasi Penertiban Kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin
Kegiatan yang dilakukan yaitu Koordinasi Penertiban Kegiatan Pertambangan Tanpa Izin (PETI). kegiatan penertiban kegiatan pertambangan tanpa izin dengan melaksanakan patroli, operasi dan monitoring di lokasi penambangan liar di wilayah Kecamatan Mojotengah, Kejajar, Kalikajar, dan Selomerto. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan yang menonjol dalam program dan mendukung indikator kunci kinerja pertambangan tanpa ijin dan penegakan hukum lingkungan.
8. Penunjang Kegiatan Adipura
Kegiatan ini melekat di kecamatan yang diwujudkan salah satunya dengan penghijauan di halaman kantor kecamatan Wonosobo yang termasuk dalam titik pantau adipura.
Dengan demikian diharapkan kegiatan dalam program ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengendalikan pencemaran dan juga perusakan lingkungan yang ada di wilayah kabupaten.
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Keberadaan ruang terbuka hijau terutama di kawasan perkotaan sangatlah penting untuk membantu menyeimbangkan kondisi lingkungan. RTH dapat berupa area terbuka atau jalur yang diisi tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Program ini diampu oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Kecamatan Wadaslintang dan Kelurahan Kaliwiro (melekat pada program kecamatan dan/atau kelurahan). Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan meliputi:
Pembuatan dan Pemeliharaan Taman dalam Kota, Pemeliharaan Alun-alun Kota Wonosobo, Pembangunan Tempat Parkir Bumi Perkemahan Wadaslintang, dan Penunjang Keindahan Lingkungan. RTH Taman Kota dan alun-alun di atas merupakan area publik yang menjadi pusat kegiatan penduduk Kota Wonosobo. Adanya kegiatan pemeliharaan taman dalam kota dan alun-alun tentunya semakin menyajikan pelayanan yang baik dari pemerintah kepada warganya. Dalam program ini, perlu juga ada perhatian dalam penetapan RTH kawasan perkotaan minimal 30 % dari luasan wilayah.
Adanya kriteria tersebut menjadi acuan untuk tetap mempertahankan RTH dalam arti tidak dialihfungsikan.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Sampah, Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup
masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan
pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak
negatif sampah terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi
lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan dan sungai. Pengelolaan
sampah baik di Tempat pemrosesan sementara (TPS) maupun di Tempat pemrosesan
akhir (TPA) pun haruslah dikelola dengan baik. Melalui program pengembangan kinerja
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Kawasan Dieng telah menjadi isu nasional bahkan dunia. Hal ini karena adanya perubahan wajah Dieng. Sekitar 20 (dua puluh) tahun yang lalu, kawasan Dieng masih mempesona dengan segala keindahannya. Saat ini yang dapat ditemui adalah adanya konversi lahan kawasan lindung menjadi budidaya lahan pertanian kentang yang mengubah bentang lahan. Kondisi ini diperparah dengan adanya tingkat erosi yang semakin besar di daerah hulu sehingga membahayakan lingkungan di daerah hilir dan sekitarnya. Kerusakan lingkungan Dieng menjadi isu global sehingga banyak pihak ingin berkecimpung didalamnya, namun penanganan banyak yang masih bersifat sektoral.
Oleh karena itu program perlindungan dan konservasi sumber daya alam dengan kegiatannya berupa rehabilitasi dan konservasi lahan di kawasan Dieng digulirkan sebagai pendukung dari Program Pemulihan Dieng sebagai program utama.
Kegiatannya berupa Rehabilitasi dan Konservasi Lahan di Kawasan Dieng.
Kegiatan tersebut difokuskan pada pencapaian tujuan memulihkan fungsi kawasan lindung Dieng tanpa mengabaikan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial budaya masyarakat. Pada tahun ke tiga, kegiatan ini dilaksanakan di Desa Mutisari dan Krinjing Kecamatan Watumalang, serta Desa Tlogo dan Menjer Kecamatan Garung. Subkegiatan yang dilakukan yaitu pengadaan bibit ternak dan bibit tanaman keras sebagai upaya untuk mewujudkan pertanian terpadu (agrosilvopastura), pembuatan demplot Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah di kawasan lindung seluas 4 hektar, demplot usaha tani terpadu seluas 16 hektar di lahan milik masyarakat, Kampanye kepedulian penyelamatan Kawasan Dieng, Pemberdayaan masyarakat/penguatan kelembagaan kelompok tani.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tujuan program ini adalah menyediakan sumber daya dalam pelaksanaan urusan lingkungan hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut, Badan Lingkungan Hidup telah melaksanakan kegiatan penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang- undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyelesaian pekerjaan kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintah.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Program ini mencakup pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan
rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/ berkala alat-alat kantor.
Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup
Capaian kinerja urusan lingkungan hidup di Kabupaten Wonosobo dapat dikatakan mengalami peningkatan dari tahun 2009. Selengkapnya capaian kinerja urusan lingkungan hidup dapat dillihat pada beberapa indikator lingkungan hidup yang tersaji pada tabel berikut :
Tabel IV.B.3.2
Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup
Berdasarkan IKK Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD)
No. Indikator Kinerja Kunci (IKK) EKPPD
Capaian Kinerja (%)
2009 2010
1 Persentase penanganan sampah Volume sampah yang ditangani (m3)/
Volume produksi sampah (m3) x 100%
69,94 62.700 --- x 100%
71.175
= 88,09%
2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL
Jumlah perush wajib AMDAL yg telah diawasi/
Jumlah seluruh perusahaan wajib AMDAL x 100%
100 1
-- x 100%=100%
1
= 100%
3 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
Jumlah daya tampung TPS (m3) / Jumlah penduduk x 100%
1,11 136
--- x 100%
892.803
= 3,56%
4 Penegakan hukum lingkungan
Jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan Pemda/
Jumlah kasus lingkungan yang ada x 100%
100 5
-- x 100%
5
= 100%
Sumber: Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum