cflet
SERI REGIONAI, DEI'EIOPMEI{T ISSUES AND POLICTES (1o)
PEhTGUATAI\i PERAN GUBERNUR
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANG'LINAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGIJ'I.{AN N.A.SIONAI (BAPPENAS)
rl November zort
KATAPENGANTAR
Buklet nomor ro (sepuluh) seri Penguatan Peran Gubernur
ini merupakan salah satu dari r7 (tujuh belas) seri buklet Regional Deuelopment lssues ond Policies yang menyajikan ringkasan isu dan kebijakan di Bidang Penguatan Peran Gubernur sebagai Penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2o1o-2o14.
Tujuan penerbitan buklet ini adalah untuk memberikan gambaran komprehensif secara singkat tentang permasalahan dan Tantangan, Kebijakan dan Strategi, Program-program dan Kegiatan Prioritas, hingga Pencapaian sampai saat ini di Bidang Penguatan Peran Guberrrur.
Dengan adanya seri bulrJet ini diharapltan dapat terjadi pertukaran informasi antar unit ke{a di lingkungan Bappenas, sehingga dapat dicapai suatu perencanaan yang harmonis dan terintegrasi antal sektor, antar waktu, dan antar wilayah sebagaimana telah dianranatkan dalam UU No.z5 Tahun zoo4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Jakarta, tr November zou
Direktorat Otonomi Daerah Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
Pe n g u atan Pero n C u b er n u r
PENGUATAN PERAN GI.IBERNIJR
I. Masalah dan Tantangan
Undang-Undang Nomor 3e Tahun eoo4 Pasal 37 dan 38 tentang Pemerintahan Daerah rnerupakan acuan utama dalam pembahasan wewenang dan fungsi ideal dari Gubernur. Undang- undang ini mengamanatkan Cubernur sebagai wakil Pemerintah cli wilayah provinsi yang bersangkutan, selain sebagai kepala daerah otonom Qihat Gambar r). Secara umum sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi yang bersangkutan, Gubernur mempunyai wewenang dan fungsi untuk: (r) Menjembatani kebutuhan dan aspirasi daerah dengan prioritas nasional maupun
prioritas Kernenterian/Lembaga; (z) Memperkuat koordinasi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah Provinsi,
khususnya daiam pencapaian prioritas nasional yang
membutuhkan dukungan clari daerah; dan (3) Meningkatkan
efeltivitas penyelenggaraan program Kementerian/ Lernbaga di daerah.
dan kegiatan
|rrtftr4rlkirrurgrEa-trrgcr d lddnrlrt,r,|4*rliarlsrrt Irdr'l
&n u*lafua''a*d. wnBartf .r!*r{rnah6*ys,rg d*t frehko'r Gambar r. Konstruksi Kewilayahan Provinsi
Penguatan Peran Gu be rn ur
Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, sebagian besar urusan pemerintah pusat (pemerintah) telah dilimpahkan ke pemerintah daerah. Pelimpahan urusan ini juga diikuti dengan besarnya alolasi APBN yang telah diberikan ke daerah melalui dana transfer ke daerah yang telah mencapai 35 persen.
Mengingat besarnya porsi anggaran dan kewenangan yang dilimpahkan oieh Pemerintah, Gubernur menjadi kunci bagi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di wilayan provinsi bersangkutan.
Sebagai implikasinya, pelaksanaan proses desentralisasi dan otonomi daerah masih belum menunjukan peran yang optimal ditunjukan dengan masih lemahnya peran provinsi, lemahnya monitoring dan evaluasi serta lemahnya sinergi pusat dan daerah.
Lemahnya peran provinsi clitandai dengan banyaknya kabupaten/kota yang langsupg melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat tanpa melalui dan melibatkan Gubernur
terlebih dahulu. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunau di wilayah kabupaten/kota belurn berjalan dengan baik" karena Gubernur selaku wakil pemerintah belum memegang peran penting di dalam koordinasi pelal<sanaan monitoring dan evaluasi tersebut. Adapun, lemahnya sinerBi antara pusat dan daerah ditunjukkan dengan belum selaras dan sejalannya RKp dengan RKPD maupun APBN dengan APBD.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peran Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat sangat penting untuk diperkuat
atau ditingkatkan khususnya dalam upaya meningkatkan sinergitas pusat clan daerah (kegiatan )ang dibiayai APBN dan kegiatan yang dibiayai APBD) serta peningkatan efektivitas penyelenggaraan program dan kegiatan Kementerian/Lembaga di
daerah.
Penguatoh Ptrah Gv bern ur
II. KebijakandanStrategi
Untuk lebih rnenguatkan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, Pemerintah telah menbrbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2o1o tentang Tata Cara Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di lVilayah Proviusi yang selanjutnya
dirwisi menjadi Peraturan Pemerintah Nomor z3 Tahun zorr, 9 (sembilan) Direktif Presiden Pada Raker III Presiden RI Tahun
zoro, dan Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan
Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri No
o442lM.PPN/1rl:oro; SE-696/MK 2o10; 12o/4693/SJ tentang Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Program dan Kegiatan Kementerian/Lembaga di Daerah serta Peningkatan Peran Aktif
Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat.
Ketiga regulasi di atas merupakan bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap penguatan peran Gubernur di wilayah provinsi. Sinkronisasi peratu.ran perundangan terkait penguatan peran Gubernur dapat dilihat pada tiga regulasi tersebut. OIeh karena itu, bentuk penguatan Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat di wilaS'ah Provinsi adalah: (i) pelaksanaan dan implementasi tugas dan wewenang Gubernur; dan (ii)
pembinaan, pengendalian, dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Dalam melakukan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan, Gubernur mempunyai peran untuk:
r) Melakukan pembinaan dan pengauasan penyelenggaraan
program/kegiatan dekonsentrasi yang ditugaskan kepada
pemerintah daerah provinsi dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada kabupaten/kota yang ada di wilayah
Provinsi bersangkutan, sesuai dengan Peraturan pemerintah
Pen g uatan Perdn G u bemur
No. 39 Tahun 2006 tentang Pedoman Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan,
z) Melakukan pengendalian, pengawasair, monitoring dan.
. evaiuasi kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota yang ada
di wilayah Provinsi trersangkutan sesuai dengan PP 6 Tahun
2oo8 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
3) Melakukan pengawasan peraturan claerah dan peratruan
kepala daerah kabupaten/kota.
Adapun perubahan dalarn Perafuran Pemerintah Nomor 19
Tahun 2o1o menjadi Peraturan Pemerintah Nomor e3 Tahun zoro adalah sebagai berikut:
r. Penekanan pada koordinasi dalam penl'nsuna& pelalsrtraan dan pengendalian serta evaluasi dalam rangka sinlconisasi RIJPD, RPJMD, RKPD kabupaten dan kota agar mengacu kepada RPJPD, RPJMD dan RKPD provinsi serta RpJpN, RPJMN dan RKP dan kebijai<an pembangunan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah; dan
z. Pemberian sanksi arlministratif berupa peringatan tertulis serta kepada bupati/walikota yang tidak hadir tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan koorrtinasi dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis serta
hak gubernur untuk tidal< mengalokasilau dana tugas pembantuan kepada kabupaten/kota bersangkutan pada tahuu anggaran berikutnya.
Untuk mendukung peran gubernur tersebut, maka Kementerian Dalam Negeri memberikan tambahan dana Dekonsentrasi Penguatan Peran Gubernur sejak tahun 2011 kepada 33 Gubernur dengan alokasi sebesar Rp. 211.914.610.000.
Kegiatan penguatan peran gubenur merupakan kegqatan new iniacn'ues yang diajukan oleh Kemendagri pada tahun 2ou dan
Pen gu atan P eran Gub emur
disetujui oieh Kementerian pPN/ Bappenas dan Kementerian Keuangan,
Melalui dana Dekonsentrasi ini, gubernur diharapkan dapat menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi seperti yang tertuang dalam peraturan Pemerintah No. zg Tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 ?hhun :oro tentanq Tata Cara
Pelaksanaan dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilavah provinsi,
rrr. Program dan Kegiatan
Dalnm Rencana Kerja Pemerintah (RKp) zorr, terdapat kegiatan prioritas yaitu Penyelenggaraan Hubungan pusat dan Daerah serta Kerja Sama Daerah, dimana indikator dari kesiatan tersebut adalah:
I Jumlah gubemu yang mendapatkan pendanaan untuk melaksanakan tugasnya sebagai wakil Pemerintah di wilayah provDsr;
2. Terbangunnya sekretariat penguatan peran gubernur di tingkat pusat; darr
3. Jumlah provinsi yang dibina dalam rangka peningkatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi.
Penanggung jawab kegiatan prioritas ini adalah Direl<torat Jenderal Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri.
fV. Capaian llingga Saat Ini .
Realisasi dari kegiatan Penguatan Peran Gubernur ini setelah anggaran dan kegiatan lainnya di dalam RKP dan RKA Kemendagri be{alan, yaitu pada buian Juiii- eorr. Oleh karenjL
itu, daerah provinsi yang menerima dana Dekonsentrasi ini juga mengalami keterlambatan. Hal ini menyebabkan penyerapan di
Penguatqn Peran Gu b emur
daerah sampai dengan triwulan III Tahun Alggara-n 2011 masih dibawah 30 persen secara rata-rata. Namun, diharapkan untuk tahun zorz pemerintah daerah provinsi clapat melakukan penyerapan anggaran yang iebih baik iagi dengan sistem perencanaan yang lebih matang.
V. Penutup
Daiam rangka optimalisasi peran gubernur sebagai wakil pemerintah, khususnya untuk meningkatkan sinergi pusat dan daerah, telah ditetapkan Peraturan Pe.rnerintah No. r9 Tahun 2o1o tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Keuangan Gubenur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi yang selanjutnya direvisi menjadi Peraturan Pemeriutah No. z3 Tahun 2011. Gubernur menjalankan fungsi koordinasi, pembinaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi serta fasilitasi pembangunan kabupaten /kota di wilayahnya.
Untuk lebih memperkuat peran tersebut, Presiden mengeluarkan 9 (sembilan) direktif pada Raker II di Bogor yang mengamanatkan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat perlu untuk ditingkatkan demi tercapaianya siaergi pusat da_n
daerah, serta efe}tivitas dan efisiensi penyelenggaraan program
. dan kegiatan Kementerian/Lembaga di daerah.
Menj awab direlctif tersebut, Menteri perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan mengeluarkan surat Edaran Bbrsama No.
o44zlM.PPN/rr /2oro; SE-696 /MK 2o1o; rzo/46g3/SJ tentang Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Program dan Kegiatan Kementerian Lembaga di Daerah ssrtn pgninglratan Peran Afctif Gubernur selaku Waki] Pemerintah Pusat.
Pen g uata n P eran G ubemur