• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN UPTD PUSKESMAS CIPAYUNG TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN UPTD PUSKESMAS CIPAYUNG TAHUN 2020"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROFIL KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS CIPAYUNG TAHUN 2020

Jalan Blok Rambutan No. 108 RT 01/04 Kelurahan Cipayung Kecamatan Cipayung Kota Depok Jawa Barat

No. Tlp (021) 7792364

(2)

2

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yang dilakukan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat dasar yang dapat mencerminkan kemampuan masyarakat dalam mencapai hidup sehat yang optimal. Sedangkan dalam pelaksanaannya, Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Data dan informasi kesehatan memegang peran yang sangat penting untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di setiap daerah. Data yang benar-benar akurat, terpercaya, berkesinambungan, tepat waktu dan mutakhir, sangat diperlukan dalam pengelolaan program, perencanaan, pemantauan pelaksanaan program serta kegiatan yang akan dilakukan.

Profil UPTD Puskesmas Cipayung 2020 merupakan salah satu bentuk

dokumentasi tahunan dari produk Sistem Informasi Kesehatan yang dapat

memberikan gambaran perkembangan situasi kesehatan di Kelurahan Cipayung,

Cipayung Jaya, Bojong Pondok Terong. Indikator yang ditampilkan pada profil

kesehatan antara lain indikator derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya

kesehatan.

(3)

3

Dengan tersedianya data kesehatan dalam bentuk Profil Kesehatan diharapkan dapat bermanfaat untuk bahan evaluasi program kesehatan di wilayahnya dan sebagai penunjang perencanaan di tahun berikutnya.

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penulisan Profil Kesehatan UPTD Puskemas Cipayung ini terdiri dari:

Pendahuluan

Pada bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari penyajian diuraikan secara ringkas Bab I - Demografi

Pada bab ini menyajikan tentang gambaran umum Puskesmas.

Selain itu, uraian tentang letak geografis, administratif, dan informasi umum lainnya, bab ini membahas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal keadaan penduduk, ekonomi, pendidikan, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Bab II - Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dan UKBM

Pada bab ini menguraikan tentang instansi kesehatan atau jejaring di wilayah Puskesmas Cipayung, seperti Rumah Sakit. Klinik, Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan, Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dam Upaya Yang Bersumber Daya masyarakat (UKBM).

Bab III – Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan

Pada bab ini menguraikan tentang keadaan tenaga kesehatan di Puskesmas dan rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk di wilayah Puskesmas Cipayung.

BAB IV – Pembiayaan Kesehatan

Pada bab ini menjelaskan tentang anggaran dan keuangan Dana Dekonsetrasi dan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2019 dan Belanja Kesehatan dan Jaminan Kesehatan.

BAB V – Kesehatan Keluarga

Pada bab ini menjelaskan tentang pelayanan Kesehatan Ibu dan

Anak, pelayanan Kesehatan Usia Lanjut, dan Pelayanan Gizi.

(4)

4

BAB VI – Pengendalian Penyakit

Pada bab ini menjelaskan tentang Penyakit Menular Langsung, Penyakit yang Dapat di Cegah dengan Imunisasi (PD3I), Penyakit Menular Vektor dan Zoonosis, Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza

BAB VII – Kesehatan Lingkungan

Pada bab ini menjelaskan tentang Sanitasi, akses dan sarana air, tempat-tempat umum, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Kesimpulan

Pada bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Cipayung. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi 81 tabel kesehatan meliputi data cakupan

program/angka pencapaian UPTD Puskesmas Cipayung, sumber

daya manusia dan dana anggaran.

(5)

5

BAB I DEMOGRAFI 1.1 Keadaan Geografi

UPTD Puskesmas Cipayung diberikan untuk memiliki tiga (3) wilayah kerja yakni Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong.

TABEL 1

GAMBARAN LUAS WILAYAH MENURUT KELURAHAN TAHUN 2019

No Nama Kelurahan Luas

wilayah (km²)

1 Cipayung 2,9 km²

2 Cipayung Jaya 2,2 km²

3 Bojong Pondok Terong 2,9 km²

Total luas wilayah binaan 8 km²

1.2 Keadaan Umum UPTD Puskesmas Cipayung

Kedudukan Puskesmas adalah sebagai Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD). UPTD Puskesmas Cipayung bertanggungjawab sebagai pembangunan kesehatan yang merupakan sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang menyelanggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerja.

Secara geografis Kecamatan Cipayung Jaya terletak pada koordinat - 6.4204441 Lintang Selatan dan 106.7944945 Bujur Jaya.

UPTD Puskesmas Cipayung berlokasi di Jl. Blok Rambutan No. 108 RT

01/04 Kelurahan Cipayung Kecamatan Cipayung Kota Depok Jawa Barat Kode

Pos 16437, dekat dengan pemukiman penduduk, dekat dengan Tempat

Pembuangan Akhir (TPA), mudah dijangkauan dengan kendaraan baik angkutan

umum atau kendaraan lainnya. Bangunan Puskesmas berdiri tahun 2008 dan

puskemas dilakukan renovasi pada pertengahan tahun 2010 sampai dengan akhir

(6)

6

2011 dan selesai renovasi pada awal tahun 2012. Batas wilayah kerja Puskesmas Cipayung sebagai berikut:

 Batas Utara : Rangkapan Jaya, Rawa Denok, Pitara (Kecamatan Pancoran Mas)

 Batas Selatan : Kecamatan Bojong Gede dan Pabuaran Kabupaten Bogor

 Batas Jaya : Kelurahan Pancoranmas dan Rawa Panjang

 Batas Barat : Kelurahan Pasir Putih dan Raga Jaya

Gambar 2.1

Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cipayung

Dalam upaya pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Cipayung memiliki pelayanan Umum, Pelayanan Gigi, Pelayanan MTBS, Pelayanan KIA dan KB, pelayanan Lansia, pelayanan TB, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Farmasi, Pelayanan Loket Pendaftaran, dan Pelayanan Tata Usaha.

1.3 Keadaan Penduduk

(7)

7

Jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya: tahun 2019 sebanyak 98.309 jiwa, sedangkan tahun 2020 sebanyak 101.997 jiwa. Pada satu tahun terakhir terjadi kenaikan pada jumlah penduduk sebesar 3.688 jiwa yang terdiri dari :

Tabel 2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kecamatan Cipayung Tahun 2020

NO

KELOMPOK UMUR (TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 4.765 4.640 9.405 102,7

2 5 - 9 4.741 6.132 10.873 77,3

3 10 - 14 4.617 4.496 9.113 102,7

4 15 - 19 4.853 4.180 9.033 116,1

5 20 - 24 4.555 3.757 8.312 121,2

6 25 - 29 4.476 4.077 8.553 109,8

7 30 - 34 4.668 4.747 9.415 98,3

8 35 - 39 4.473 4.392 8.865 101,8

9 40 - 44 4.145 3.895 8.040 106,4

10 45 - 49 3.207 3.301 6.508 97,2

11 50 - 54 2.388 2.366 4.754 100,9

12 55 - 59 1.721 1.997 3.718 86,2

13 60 - 64 1.356 1.128 2.484 120,2

14 65 - 69 866 864 1.730 100,2

(8)

8

15 70 - 74 199 294 493 67,7

16 75+ 720 692 1.412 104,0

KABUPATEN/KOTA 51.750 50.958 102.708 101,6

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 47

Sumber : BPS Kecamatan Cipayung 2020

Tabel 3

Jumlah Penduduk menurut Kelurahan Tahun 2020

No Kelurahan Jumlah Penduduk

L P Total

1 Cipayung 16.551 16.364 32.915

2

Cipayung Jaya 11.745 11.613

23.358

3

Bojong Pondok Terong 22.991 22.732

45.723

TOTAL 51.287 50.710 101.997

Sumber : Proyeksi Penduduk Tahun 2020

Dari table diatas dapat diketahui bahwa Kelurahan Bojong Pondok Terong memiliki jumlah penduduk paling tinggi yaitu 45.723 jiwa dan Kelurahan Cipayung Jaya memiliki jumlah penduduk paling rendah yaitu 23.358 jiwa.

Tabel 4

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kelurahan & Rata-Rata Jiwa/ RumahTangga Tahun 2020

No Nama kelurahan Jumlah Rumah Tangga

Rata-rata jiwa/ Rumah

tangga

Jumlah Rukun Tetangga

(RT)

Jumlah Rukun Warga (RW)

1 Cipayung 7.805 4,2 74 12

2 Cipayung Jaya 6,138 3,8 42 10

(9)

9 3 Bojong Pondok

Terong

7.325 6,2 91 13

Total 21,268 4,8 207 35

Sumber : BPS Kota Depok tahun 2020

Dari data diatas dapat dilihat bahwa Kelurahan Bojong Pondok Terong memiliki jumlah rumah tangga paling tinggi yaitu 7.325 dan Kelurahan Cipayung Jaya memiliki jumlah rumah tangga paling rendah yaitu 6.138.

TABEL 5

KEPADATAN PENDUDUK

No Nama Kelurahan Kepadatan Penduduk

(jiwa/km²)

1 Cipayung 13.747

2 Cipayung Jaya 8.220

3 Bojong Pondok Terong 15.917

Total 37.884

Sumber: BPS Kota Depok tahun 2020

Dari tabel diatas bisa terlihat bahwa kepadatan penduduk terbanyak ada di wilayah kelurahan Bojong Pondok Terong, sedangkan kepadatan penduduk terendah ada di wilayah kelurahan Cipayung Jaya.

1.4 KOMPOSISI PROYEKSI PENDUDUK DAN JENIS KELAMIN

Situasi kependudukan di suatu wilayah, di gambarkan melalui laju pertumbuhan penduduk dengan beberapa golongan, rasio jenis kelamin, dan kelompok umurnyanya dapat tercermin dari komposisi penduduk menurut. Berikut proyeksi penduduk Tahun 2020

Tabel 6

Data Proyeksi Penduduk Wilayah kerja Puskesmas Cipayung Tahun 2020 No Keterangan LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Ibu Hamil 0 2.009 2.009

2 Ibu Nifas 0 1.918 1.918

3 Kelahiran Hidup 0 0 1.822

4 Bayi 0-11 bulan 961 915 1.876

5 Baduta 0-23 bulan 1.905 1.803 3.708

(10)

10

6 Batita 0-35 bulan 2.966 2.799 5.764

7 Balita 0-59 bulan 4.839 4.567 9.406

8 Anak Balita 1-59 bulan 3.876 3.651 7.527 9 Anak Usia kelas 1 SD (7 Thn) 961 932 1.892 10 Anak Usia kelas 2 SD (8 Thn) 964 936 1.899 11 Anak Usia kelas 3 SD (9 Thn) 955 923 1.878 12 Anak Usia SD 7-12 Thn 5.540 5.290 10.831

13 Usia 18+ 32.441 32.373 64.814

14 0-14 14.287 13.626 27.913

15 15-64 34.978 34.935 69.912

16 Lansia 60+ 2.857 2.798 5.655

Tabel 7 Piramida Penduduk Menurut Umur Tahun 2020

Tabel 8

Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Cipayung berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Belum/ Petani

Kelurahan dan Wiraswasta Buruh

Karyawan

Tidak Peternak Bkrja

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5 Cipayung 7.065 29 2 902 1 242 4.503

1 Cipayung Jaya 5.160 14 1.361 1 392 2 614

2 Bojong Pondok

Terong 7.636 4 2.194 2.027 6.384

(11)

11

Jumlah 36.439 88 10.251 7 610 27.054

Sumber : BPS Kota Depok Tahun 2020

Tabel 9. Jumlah Penduduk Wilayah Puskesmas Cipayung Menurut Pendidikan

No Kelurahan Belum Sekolah

Tdk Tamat SD/Sederaja t

SD SLTP SLTA Akademik Universitas Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Cipayung Jaya

4 871 1 674

3 131

2 593 6116 315 618 19.318

2 Bojong Pondok Terong

7 223 3 698 4 113 4 884 13.33

0 618 1151 3501

7

3 Cipayung 6 658 2 507 3 931 3 906 10.88 4

530 1004 29.42

0

Jumlah 18.752 7.879 11.17

5

11.383 30.33 0

1.463 2.773 83.77

5

Dari table diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan tertinggi yaitu SLTA di Kelurahan Bojong Pondok Terong sebesar 13.330 dan tingkat pendidikan terendah yaitu Akademik di Kelurahan Cipayung Jaya sebesar 315.

1.5 VISI DAN MISI UPTD PUSKESMAS CIPAYUNG Visi

Terwujudnya masyarakat Kecamatan Cipayung yang unggul, nyaman dan religious . Misi

1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang professional dan transparan.

2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang religius, kreatif dan berdaya saing.

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat melalui pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan dengan memperhatikan kearifan lokal.

4. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan kemitraan dengan masyarakat dalam membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

Strategi

(12)

12 Untuk mencapai visi misi tersebut diatas digunakan strategi sebagai berikut :

 Pertanggung jawaban wilayah

 Pemberdayaan masyarakat

 Keterpaduan lintas program

 Keterpaduan lintas sector

 Sistem rujukan:

 Rujukan upaya kesehatan perseorangan

 Rujukan upaya kesehatan masyarakat

(13)

13

BAB II

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN UKBM

Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cipayung terdiri dari Puskesmas, Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta seperti Klinik, Bidan Praktik Mandiri, dan Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat yaitu Apotik. Berikut jumlah fasyankes di wilayah kerja Puskesmas Cipayung

Tabel 10

Fasilitas Kesehatan Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cipayung

NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH

1 Dokter Praktek Mandiri -

2 Bidan Praktek Mandiri 23

3 Posyandu 41

4 Posbindu 19

5 Apotek 3

6 Klinik Mata 4

7 Rumah Sakit -

8 Klinik swasta 4

Dari table diatas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Cipayung tidak memiliki Rumah Sakit sehingga membuat warga sekitar harus lebih jauh jika ingin berobat dengan fasilitas lebih lengkap.

2.1 Puskesmas

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan

Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan

kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan keehatan di wilayah

kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Kelurahan sehat.

(14)

14

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI 2004).

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).

Puskesmas mempunyai fungsi utama menjalankan upaya pelayanan kesehatan untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama menggerakkan pogram promosi kesehatan, penanggulangan dan pencegahan penyakit menular (P2M).Fungsi utama puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dasar (PKD) kepada seluruh target sasaran masyarakat di wilayah kerjanya, yakni sebagai berikut :

1) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

2) Pusat Pemberdayaan Masyarakat:

Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan, membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.

Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali

dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

(15)

15

3) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (kontinyu) mencakup Pelayanan kesehatan perorangan, Pelayanan Kesehatan masyarakat.

Melihat fungsi puskesmas yang sangat strategis sebagai penggerak pembangunan kesehatan terdepan di tengah masyarakat, maka diperlukan kebijakan umum seperti dukungan dana, anggaran, sarana dan tenaga yang berkompeten, dari para penentu kebijakan berwenang yang dapat memberdayakan pelayanan puskesmas secara maksimal.

2.1.1 Sarana dan Prasarana di Puskesmas Cipayung : 1. Sarana Kesehatan milik Pemerintah

a) UPTD Puskesmas : 1 b) Puskesmas Pembantu : 1 c) Ambulan siaga : 1

d) Klinik Tempat Pembuangan Akhir Sampah : 1

2. Sarana Penunjang

a) Komputer : 10

b) Laptop : 5

c) Printer : 8

d) Telepon : 1

e) Infocus : 1

f) Mesin fogging : 2

g) TV : 2

h) Lemari es : : 2 i) Cold chain : 2

j) APAR : 5

k) AC : 14

3. Alat Kesehatan

TABEL 10

ALAT KESEHATAN TAHUN 2019 DI UPTD PUSKESMAS CIPAYUNG

No Jenis Alat Jumlah

(16)

16

1 Doppler 2

2 Electrodiagraf 1

3 Head lamp 1

4 Korentang 1

5 Lampu senter periksa 1

6 Lumpang Racik Obat 3

7 Manset anak 2

8 Minor Surgery Set 2

9 Nebulizer/Omron 1

10 Nierbeken 1

11 Refleks hammer 4

12 Spekulum hidung 2

13 Stathoscope Dewasa 5

14 Tensi meter 3

15 Tensi meter digital 3

16 Termometer clinik 4

17 Tromol 1

18 Tongue spatel :

a.12 x 1,8cm ss 6

b.16 x 1,8cm ss 2

19 Kaca pembesar/Magnifying 75mm 2

20 Tonometer 3

21 Spekulum telinga 1

1 Alat ukur tinggi badan 2

2 Belender Obat/NSI 1

3 Geonology lamp/Dyna 1

4 Lampu sorot 1

5 Panjang Badan 1

6 Pita LILA 1

7 Pres Kantong Obat/NSI 1

8 Pres Kantong Obat/PT.SCI 1

9 Sterilisator/Corona 3

10 Tabung Oksigen,Trolly,Regulator 3

11 Tiang Bowel 1

12 Tiang Infus Trolly 3

13 Timbangan badan 4

14 Tinggi Badan 2

15 Timbangan bayi 3

16 Waskom 1

17 Metlin 100cm 1

Lab

1 Alat cek darah/Kenco 3

2 Alat Periksa Protein 1

3 Bilik hitung 2

(17)

17

4 Centrifuge 2

5 centrifuge Hematokrit 1

6 Deck glass 1

7 Foto meter/Biosystems 1

8 Fotometer/Erba 1

9 Glucometer 1

10 Hematologi Analizer 1

11 Lampu spirtus 2

12 Microppipet/1.000 micron 1

13 Microppipet/500 micron 1

14 Microppipet/100 micron 1

15 Microppipet/25 micron 1

16 Microppipet/20 micron 2

17 Microppipet/10 micron 1

18 Microscope 1

19 Oose 3

20 Pipet thoma eritrosit 1

21 Pipet thoma leukosit 1

22 Printer/Lab 1

23 Rak instrument 1

24 Rak tabung 2

25 Raker mixer 1

26 Rotator/Shakers 1

27 Tabung reaksi kecil 200

28 Tourniquet 2

Poli Gigi

1 Alat peraga model gigi 2

2 Dental lihgt curing 1

3 Diagnostik Set gigi :

a.Kaca mulut dan handle 17

b.Sonde 17

Sonde Haffman 3

Sonde Lurus 4

c.Pinset 17

Pinset 8

Pinset cirugis 1

Pinset anatomi 1

d.Nierbeken Kecil bengkok 17

Nierbeken Besar bengkok 3

4 Excavator 19

5 Amalgam stopper 5

Amalgam pistol 2

6 Cement Spatel 6

7 Cement stoper :

a.Double 4

(18)

18

b.Single 1

8 Matric holder+band 2

9 Agaat spatel 5

10 Kaca mulut 7

11 Sonde :

a.Haffman 3

b.Lurus 4

12 Bein Bengkok/pasang :

a.Kiri 1

b.Kanan 1

13 Cryer/pasang :

a.Kiri 1

b.Kanan 2

14 Set Scaller Manual :

a.Curret 2

b.Wing 2

c.Cisel 2

15 Bein Lurus 5

16 Finger Protection 1

17 Boornisher :

a.Double 2

b.Single 3

18 Plastic filling :

a.Biasa 5

b.Plus cement stopper 2

19 Curret 1

20 Mirror kaca saja 4

21 Tang cabut dewasa bawah :

a.Tang incisivus 4

b.Tang premolar 5

c.Tang molar 7

d.Tang radix 4

22 Tang cabut dewasa atas :

a.Tang incisivus 4

b.Tang premolar/coninus 3

Tang molar :

a.Kanan 6

b.Kiri 4

c. Bi dua 2

Tang radix :

a.Depan lurus 4

b.Belakang bengkok 4

Tang Bayonet 1

23 Tang anak bawah :

a.Tang incisivus 2

b.Tang molar 2

(19)

19

c.Tang radix 2

24 Tang anak atas :

a.Tang incisivus 2

b.Tang molar 3

c.Tang radix 2

d.Tang caninus 2

25 Bur :

a. Bur bulat/Round :

No.14 (801) 23

No.16 (801) 9

b. Bur Inverted :

No.14 (805) 5

c. Bur Fissure :

No.14 (835) 6

No.14 (845) 11

d.Bur Pear :

No.12 (379) 9

No.14 (379) 7

e.Bur low speed set 1

26 Stone/poles :

a.Round 3

b.Core 3

27 Hand piece :

a.Low Speed 3

b.High Speed 4

28 Rasparatorium 1

29 Scalpel 2

30 Arteri Klep 1

31 Tongue spatel 1

32 Gunting lurus 4

33 Gunting benang 6

34 Korentang 1

35 Kaca mata 3

36 Dental unit 1

Dental Unit Doctor plus (full electro) 1

37 Kompresor (full oil) 1

1 UGD KIT 1

2 Poliklinik Set 2

3 Peralatan Perawatan Kesmas 5

4 Bidan KIT 2

5 Resusilasi Kit 1

6 IUD Kit 3

7 Implant Kit 3

8 UKS/UKGS set 1

(20)

20

a. Tinggi badan 2

b. Statoscope 1

c.Tensimeter digital 1

d.Snelent card 2

e.Termometer digital 1

f.Senter pen 2

g.Timbangan badan 2

h.Diagnotic set gigi 3

i.Pantom gigi 1

9 Lansia KIT

1.Timbangan injak 1

2.Tensi digital 1

3.Snellen card 1

4.Pen light 1

5.Mikrotoice 1

KIT Lansia :

1. Kartu tes baca 1

2. Ishihara-Kanehara 1

3. snallen chart 1

4.Otoscope +baterai 1

5.Pengait serumen 1

6. Senter/plast Light pen 1

KIT Lansia :

1. Timbangan injak 1

2. Tensi digital 1

3. meteran ling ping ping 1

4. Mikrotoice 1

10 KIT Indera :

1. Lembar Snellen Chart 1

2. Buku Iihara 1

3. Otoscop 1

4. Spekulum Telinga 1

5. Cotton Applikator 1

6. Pinset Bayonet 1

7. Pengait Instrumen 1

8. Syirnge (spuit) Irigasi Liang Telinga 1

9. Garpu Tala 1

11 PHN KIT : 1

Sumber: Data Aspak

(21)

21

BAB III

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN

Berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas pada pasal 16 diamanatkan bahwa sumber daya kesehatan di Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Non Tenaga Kesehatan. Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri dari atas: 1) dokter atau dokter layanan primer; 2) dokter gigi, 3) perawat; 4) bidan; 5) tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku; 6) tenaga sanitasi lingkungan; 7) ahli teknologi laboratorium medik; 8) nutrisionis dan 9) tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian, 10) tenaga non kesehatan (tenaga system informasi kesehatan, tenaga administrasi keuangan, tenaga ketatausahaan dan pekarya).

Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan adalah tatanan yang menghimpun sebagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapaiya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggiinya. Tenaga kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan professional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.

Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Puskesmas Cipayung mengacu

pada kebutuhan Puskesmas yang menyediakan pelayanan 24 jam. Adapun jumlah

SDM UPTD Puskesmas Cipayung yaitu :

(22)

22

Tabel 12 Jumlah Sumber Daya Kesehatan di Puskesmas Cipayung

Tahun 2020

(23)

23

BAB IV

PEMBIAYAAN KESEHATAN

4.1 Laporan Keuangan Tahun 2019

Berikut ini adalah laporan keuangan APBD, BOK, dan BLUD tahun 2019

Tabel 12

Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2019

NO KEGIATAN

Anggaran Realisasi

Sisa Anggaran (Rp) Sebelum

Perubahan (Rp)

Setelah Perubahan (Rp)

Rp %

1

Operasional Pelayanan Puskesmas

456.938.197 456.938.197

427.620.868 93,58 29.317.329

2

Pengemban gan dan Pengelolaan BLUD UPTD Puskesmas Cipayung

3.970.253.247 3.253.502.9 57

2.481.417.2

76 76,27 772.085.681

3

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Primer UPTD Puskesmas Cipayung

604.200.000 604.200.000 484.332.293 80,16 119.867.707

Total 5.031.391.444 4.314.641.1 54

3.393.370.4 37

83,33 921.270.717

(24)

24

Tabel 13

Laporan Pendapatan Keuangan Puskesmas Cipayung

NO BULAN PENDAPATAN BLUD APBD DAK

1 Januari

327.289.770,00

427.620.868,00

484.332.293,00 2 Februari

150.612.615,00

3 Maret

329.183.974,00

4 April

163.109.103,00

5 Mei

193.342.628,00

6 Juni

226.131.293,00

7 Juli

213.921.770,00

8 Agustus

213.205.172,00

9 September

227.170.257,00

10 Oktober

220.829.605,00

11 November

220.559.211,00

12 Desember

219.908.249,00

Jumlah

2.705.263.647,00

427.620.868,00

484.332.293,00

(25)

25

BAB V

KESEHATAN KELUARGA

5.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan mampu mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

5.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Derajat kesehatan keluarga dan masyarakat antara lain ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak sebagai kelompok strategis untuk dilakukan tindakan peningkatan kesehatan dan pencegahan maupun pengobatan. Masalah kesehatan ibu dan anak masih merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi serta lambatnya penurunan kedua angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak sangat perlu untuk ditingkatkan.

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak maka indikator yang digunakan adalah angka kematian ibu dan bayi, terdistribusinya buku KIA pada ibu hamil, dapat diketahuinya pencapaian program serta masalah yang dihadapi maka dilakukan kegiatan, dan terlaksananya pembahasan kasus kematian ibu.

Seorang ibu mempunyai peran besar didalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi. Pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi antara lain pelayananan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di sarana kesehatan mulai Posyandu, Puskesmas, Klinik sampai Rumah Sakit.

5.1.2 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

5.1.2.1 Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

(26)

26

Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dankebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman.Kegiatan pelayanan antenatal meliputi pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi pada ibu hamil selama masa kehamilannya. Titik berat kegiatan adalah promotif dan preventif dan hasilnya terlihat dari cakupan kunjungan pertama ibu hami (K1) dan kunjungan ke empat ibu hamil (K4).

Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan Cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua, dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan K1 dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 19 dibawah ini.

Gambar 19. Cakupan K1 dan K4 Tahun 2018-2020

Sumber: Juknis Profil 2018-2020

Dari grafik tersebut terlihat cakupan K1 dan K4 di UPTD Puskesmas Cipayung menunjukan peningkatan dan kesadaran masyarakat untuk

2018 2019 2020

K1 1551 1617 287

K4 1521 1466 276

1551 1617

287

1521 1466

276

K1 K4

(27)

27

memeriksakan kehamilan sedini mungkin. Kunjungan K1 pada tahun 2018 sebanyak 1551 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya di UPTD Puskesmas Cipayung terjadi kenaikan disbanding dengan tahun 2019 yaitu sebanyak 1617 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di UPTD Puskesmas Cipayung.

Semakin tingginya kesdaran ibu hamil yang memiliki antusias merawat kehamilanya semakin tinggi juga derajat kesehatan. Data yang diambil pada tahun 2018 dan 2019 yaitu data yang didapat dari 2 (dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Cipayung, Cipayung Jaya, dan Bojong Pondok Terong. Pada tahun 2020 terjadi penurunan K1 yaitu hanya sebanyak 287 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilanya, data ini didapat dari 1 (satu) Kelurahan Cipayung Jaya. Menurunya jumlah K1 disebakan karna pandemic covid19 yang terjadi pada tahun 2020, pembatasan pemeriksaan ibu hamil terpaksa dilakukan guna mengurangi intensitas kunjungan dan menguranginya kerumunan di UPTD Puskesmas Cipayung.

Kunjungan K4 pada tahun 2018 yaitu sebanyak 1521, dan pada tahun 2019 sebanyak 1466 dari kedua tahun ini mengalami penurunan dibanding K1.

Penurunan kembali terjadi pada tahun 2020 yaitu sebanyak 276. Penurunan terjadi karna adanya pandemic covid19.

5.1.2.2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar

terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan

persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan

(profesionalisme). Dari laporan profil tahun 2020 jumlah ibu bersalin yang ditolong

oleh tenaga kesehatan (linakes) sebesar 98%. Adapun perkembangan cakupan

persalinan ditolong tenaga kesehatan kurun waktu 2018-2020 terlihat dibawah ini

:

(28)

28

2018 2019 2020

K1 97% 99% 99%

97%

99% 99%

Gambar 20. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Sumber : Juknis Profil 2018-2020

5.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Setelah melahirkan, ibu masih perlu mendapat perhatian. Masa nifas masih beresiko mengfalami perdarahan atau infeksi yang menyebabkan kematian ibu.

Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mulai mengalami masa pemulihan untuk kembali normal, walau pada umumnya organ reproduksi akan kembali normal dalam waktu 3 bulan pasca persalinan.

Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum, payudara,dinding perut, perineum, kandung kemih dan organ kandungan.Karena dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas.

Gambar 22. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di UPTD Puskesmas Cipayung

Tahun 2018-2020

(29)

29

Sumber: Juknis Profil 2018-2020

Pada tahun 2020 jumlah sasaran ibu bersalin di UPTD Puskesmas Cipayung sebanyak 274 orang dan 99% diantaranya telah mendapat pelayanan nifas sesuai standar. Dilihat dari 3 tahun sebelumnya pelayanan nifas sempat mengalami penurunan dari tahun 2018 sampai 2019 yaitu sebanyak 97% mendapat pelayanan nifas, dan tahun 2019 90% mendapat pelayanan nifas.

1.1.3 Kunjungan Neonatus (KN1, KN Lengkap)

Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan kesadaran dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada neonatus, sehingga dapat mendeteksi secara dini penyakit maupun kelainan yang dialami neonatus. cakupan kunjungan (KN) adalah persentase neonatal (bayi kurang 1 bulan) yang memperoleh pelayanan minimal 3 kali dari tenaga kesehatan. Dua kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 3 kali, satu kali pada umur 0-2 Hari (KN1) dan KN2 pada umur 3-7 Hari dan KN3 pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

2018 2019 2020

Ibu Nifas 97% 90% 99%

97%

90%

99%

(30)

30

Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K, manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.

Gambar 23. Kunjungan Neonatus di UPT Puskesmas Kec Cipayung Tahun 2018-2020

Sumber: Juknis Profil 2018-2020

Tahun 2018, pelayanan KN1 mencapai 100% dan KN Lengkap sebesar 96%, hal ini menunjukan bahwa kesadaran ibu nifas untuk memeriksakan kesehatan bayinya sudah meningkat. Pada tahun 2019 KN1 tetap mencapai 100% namun pada KN Lengkap di tahun 2019 terjadinya penurunan disbanding tahun sebelumnya yaitu menjadi 90%. Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan kesadaran dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada neonatus, sehingga dapat mendeteksi secara dini penyakit maupun kelainan yang dialami neonatus. Pada tahun 2020 KN1 mencapai 100% dan KN lengkap terjadi kenaikan dibanding 2 tahun sebelumnya yaitu mencapai 98%.

2018 2019 2020

KN1 100% 100% 100%

KNL 96% 90% 98%

100% 100% 100%

96%

90%

98%

KN1 KNL

(31)

31

4.1.4 Pelayanan Keluarga Berencana

Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15- 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukan melalui kelompok sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap menurut kecamatan dan puskesmas dari pelayanan KB dapat dilihat pada lampiran profil ini.

Gambar 22. Peserta KB Paling Banyak Diminati Tahun 2018-2020

Sumber: Juknis Profil 2018-2020

Diagram diatas menunjukan dari tahun ke tahun mengalami penurunan dan kenaikan yang terjadi pada setiap indicator. Pada tahun 2018 penggunan KB dengan metode IUD mencapai 58%, nilai tersebut tertinggi disbanding dengan metode lainya seperti pil, suntik dan imlpan. Sedangkan pada tahun 2019 pengguna metode suntik mencapai 36%, nilai tersebut tertinggi disbanding dengan metode lainya seperti pil 21%, IUD 21%, dan imlpan 8%. Pada tahun 2020 pengguna metode suntik mencapai 51%, nilai tersebut tertinggi disbanding metode lainya yaitu pil 24%, IUD 13% dan implant 4%.

PIL KB SUNTIK IUD IMPLAN

2018 36% 55% 58% 25%

2019 21% 36% 21% 8%

2020 24% 51% 13% 4%

36%

55% 58%

21% 25%

36%

21%

8%

24%

51%

13%

4%

2018 2019 2020

(32)

32

5.2 Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita 5.2.1 Pelayanan Kesehatan Bayi

Asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman asuhan persalinan normal yang tersedia di Puskesmas, pemberian layanan asuhan dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau rawat gabung selama 24 jam.

Pelayanan kesehatan bayi sangat penting karena berkaitan dengan angka kematian bayi. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi minimal 4 kali kunjungan selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan yaitu 1 kali umur 29 hari sampai 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.

Gambar 23. Kesehatan Bayi Tahun 2018-2020

Sumber: Juknis Profil 2018-2020

Jumlah pelayanan Kesehatan Bayi di UPTD Puskesmas Cipayung tahun 2018 sebesar 98% dan terjadi kenaikan sebesar 100% selanjutnya pada tahun 2020 terjadi penurunan dengan jumlah sebesar 99%.

4.2.2 Pelayanan Kesehatan Anak Balita

2018 2019 2020

Kesehatan Bayi 98% 100% 99%

98%

100%

99%

Kesehatan Bayi

(33)

33

Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangan mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.

Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kemampuan keinderaan, berpikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral.

Gambar 24. Kesehatan Balita Tahun 2018-2020

Sumber : Data PKP 2018-2020

Pada tahun 2020 cakupan pelayanan anak balita sebesar 99%, cakupan ini lebih tinggi dari 2 tahun terakhir yaitu 2018 sebesar 76% dan 2019 sebesar 65%.

Meningkatnya pelayanan kesehatan balita menggambarkan derajat kesehatan pada anak balita baik

4.2.3 Pelayanan Imunisasi

Program Imunisasi merupakan salah satu program prioritas yang dinilai sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi.

2018 2019 2020

Kesehatan Balita 76% 65% 99%

76%

65%

99%

(34)

34

Imunisasi adalah memasukkan kuman penyakit yang sudah dilemahkan kedalam tubuh dengan cara disuntik atau minum dengan maksud agar terjadi kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu di dalam tubuh. Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu hamil (TT) dan imunisasi u ntuk anak SD (kelas 1: DT dan Kelas 2 - 3 : TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis.

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi.

Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambar besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi Kelurahan. Suatu kota telah mencapai target UCI apabila >80%

desa/kelurahan telah mencapai target imunisasi yang masuk dalam kategori

penetapan UCI. Beberapa Jenis antigen yang masuk dalam perhitungan UCI suatu

wilayah antara lain DPT-HB1, DPT-HB3, Polio 4, BCG, Campak, HB0. Saat ini

vaksin imunisasi DPT telah digabungkan dengan vaksin imunisasi HB yang lebih

dikenal dengan imunisasi DPT-HB (combo). Sehingga cakupan imunisasi kedua

vaksin ini ditampilkan bersamaan. Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukan

dengan cakupan imunisasi DPT-HB3 karena imunisasi ini telah melewati DPT-HB1

dan DPT-HB2.

(35)

35

Gambar 25. Cakupan Imunisasi Bayi DPT- HB3 di UPTD Puskesmas Cipayung Tahun 2018-2020

Sumber: Data PKP tahun 2018-2020

Cakupan imunisasi bayi DPT-HB3 pada tahun 2018 100%, namun pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 98%, dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 100% sehingga pencaaian cakupan imunisasi tercapai.

Gambar 26.Cakupan Imunisasi BCG di UPTD Puskesmas Cipayung Tahun 2018-2020

Sumber:

Data PKP 2018-2020

2018 2019 2020

DPT HB3 100% 98% 100%

100%

98%

100%

DPT HB3

2018 2019 2020

BCG 100% 99% 100%

100%

99%

100%

BCG

(36)

36

Cakupan imunisasi BCG pada tahun 2018 100%, tahun 2019 sebesar 99%, dan tahun 2020 sebesar 100%. Gambaran cakupan imunisasi campak pada tahun 2018-2020 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 27. Cakupan Imunisasi Campak di UPTD Puskesmas Cipayung Tahun 2018-2020

Sumber: Data PKP 2018-2020

Cakupan imunisasi campak pada tahun 2018 sebesar 100%, tahun 2019 sebesar 98%, dan tahun 2020 sebesar 100%. Gambaran cakupan imunisasi polio pada tahun 2018-2020 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 28. Cakupan Imunisasi Polio UPTD Puskesmas Cipayung Tahun 2018-2020

2018 2019 2020

CAMPAK 100% 98% 100%

100%

98%

100%

CAMPAK

(37)

37

Sumber: Data PKP 2018-2020

Cakupan imunisasi polio pada tahun 2018 sebesar 100%, tahun 2019 sebesar 98%, dan tahun 2020 sebesar 100%. Pada tahun 2020 terjadi kenaikan pada imunisasi polio disbanding tahun 2019.

Imunisasi TT

Cakupan Imunisasi pada TT pada ibu hamil merupakan salah satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap Kabupaten/Kota hingga < 1 kasus per 100 kelahiran hidup per tahun.

Gambar 29. Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil UPTD Puskesmas Cipayung Tahun 2018-2020

2018 2019 2020

POLIO 100% 98% 100%

100%

98%

100%

POLIO

(38)

38

Sumber: Data PKP 2018-2020

Cakupan imunisasi TT pada tahun 2018 sebesar 94%, tahun 2019 sebesar 98%, dan tahun 2020 sebesar 93%. Gambaran cakupan imunisasi campak pada tahun 2017-2019 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT.

Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan dimana kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan karena disamping merupakan faktor predosposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada individu. Untuk itu dilakukan pemantauan terhadap status gizi bayi dan balita karena masa tersebut merupakan masa keemasan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasannya.

4.3.1 Status Gizi Bayi

Masalah status gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan janin yang dikandungnya dan akan berdampak pada berat badan bayi yang dilahirkan serta juga akan berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhan fisik bayi.

2018 2019 2020

IMUNISASI TT IBU HAMIL 94% 98% 93%

94%

98%

93%

IMUNISASI TT IBU HAMIL

(39)

39

BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh pada kematian perinatal dan neonatal.

BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature (usia kandungan

< 37 minggu) dan BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan.

Gambar 30. Jumlah Bayi Baru Lahir ditimbang UPTD Puskesmas Cipayung Tahun 2018-2020

Sumber : Data PKP 2018-2020

Dari data diagram Jumlah Bayi Baru Lahir ditimbang pada tahun 2018, tahun 2019 dan tahun 2020 mencapai 100% dan memenuhi target yang telah ditentukan.

Gambar 31. Jumlah Kasus BBLR UPTD Puskesmas Cipayung Tahun 2018-2020

100% 100% 100%

2018 2019 2020

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

(40)

40 Sumber: Data PKP 2018-2020

4.3.2 Status Gizi Balita

Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U) dan dikategorikan dalam gemuk, normal, kurus dan sangat kurus. Sejak tahun 2009 kasus Balita adalah balita dengan nilai z-score < -3SD (kategori sangat kurus).

Gambar 32. Jumlah Kasus Gizi Buruk di Keluruhan Cipayung Tahun 2018-2020

Sumber: Data PKP 2018-2020

Data diagram menunjukan ada kenaikan semenjak dari tahun 2018 yaitu sebanyak 3 orang, pada tahun 2019 terdapat 5 orang, dan pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 0 kasus gizi buruk. Upaya perbaikan layanan akan terus dilakukan guna untuk meninggikan derajat kesehatan anak.

2018 2019 2020

BAYI BARU LAHIR RENDAH 9 8 1

9

8

1

BAYI BARU LAHIR RENDAH

2018 2019 2020

GIZI BURUK 3 5 0

3

5

0

GIZI BURUK

(41)

41

4.3.3 Pemberian Vitamin A

Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 2 kali. Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu yang lama juga akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.

Gambar 33. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi 6-59 Bulan Tahun 2018- 2020

sumber: Data PKP 2018-2020

Gambar 33. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Tahun 2018-2020

53%

99% 100%

2018 2019 2020

2018 2019 2020

(42)

42

Sumber : Data PKP 2018-2020

Persentase pemberian kapsul vitamin A pada bayi 6-59 bulan dari 3 tahun terakhir terjadi kenaikan, pada tahun 2018 apaian 53%, tahun 2019 mencapai 99%, dan tahun 2020 mencapai 100%. Upaya pemberian vitamin terus dilaksanakan guna mencapai target yang ditentukan oleh Pemerintah demi balita yang sehat.

Pada diagram pemberian vitamin A pada ibu nifas mengalami kenaikan pada setiap tahunnya, hal ini membuktikan pelayanan ibu nifas pemberian vitamin A telah mencapai target yang diharapkan Pemerintah. Tahun 2018 jumlah capaian yaitu 80%, pada tahun 2019 mencapai 98% dan tahun 2020 mencapai 100%.

4.3.4 ASI Eksklusif

ASI ekslusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan (Depkes RI, 2003). Pada tahun 2002 World Health Organization menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi. Menyusui eksekusif adalah memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum (Depkes RI, 2005). Manfaat ASI sangat besar dalam meningkatkan kualitas hidup anak, karena dengan menyusui tidak hanya memberi keuntungan pada bayi saja, tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara.

80%

98% 100%

2018 2019 2020

IBU NIFAS MENDAPAT VIT A

(43)

43

Gambar 35. Cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2018-2020

Sumber: Data PKP 2018-2020

Pada tahun 2018 cakupan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan yaitu 78%, pada tahun 2019 terjadi penurunan mencapai 66% dan pada tahun 2020 terjadi kenaikan sebanyak 100%.

4.3.5. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Pada Ibu Hamil

Pada saat periksa kehamilan di sarana kesehatan, ibu hamil akan mendapatkan tablet tambah darah yang bertujuan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kasus anemia serta meminimalkan dampak buruk akibat kekurangan Fe (zat besi), karena kekurangan Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya abortus, kecacatan bayi atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

Gambar 36.Gambaran Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada Tahun 2018-2020

2018 2019 2020

ASI EKSKLUSIF 78% 66% 100%

78%

66%

100%

ASI EKSKLUSIF

(44)

44

Sumber: Data PKP 2018-2020

Perkembangan cakupan pemberian tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil pada 2018 mencapai (96%), dan terjadi peningkatan pada tahun 2019 mencapai 100%, namun saat tahun 2020 terjadi penurunan dalam pencapain TTD ibu hamil.

4.4. PELAYANAN KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA

Pelayanan kesehatan pada kelompok usia sekolah dan remaja dilakukan melalui deteksi/pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemeriksaan kesehatan anak sekolah dasar/ sederajat. Pelayanan kesehatan bagi siwa SD/MI sederajat dilakukan melalui penjaringan kesehatan bagi murid kelas 1 (satu) SD/MI. Cakupan anak murid kelas 1 SD yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar 100%. Jumlah SD yang mendapat kunjungan pelayanan kesehatan sebesar 100%.

Gambar 37. Cakupan Pelayanan Kesehatan Murid Kelas 1 SD di Wilayah Kelurahan Cipayung Jaya Tahun 2018-2020

2018 2019 2020

TTD IBU HAMIL 96% 100% 96%

96%

100%

96%

94%

95%

96%

97%

98%

99%

100%

101%

TTD IBU HAMIL

(45)

45

Sumber: Data PKP 2018-2020

Pada tahun 2018 hingga tahun 2020 penjaringan sekolah menapai 100%.

Upaya kesehatan sekolah terus dilaksanakan guna mencapai derajat kesehatan yang baik khususnya di wilayah Kelurahan Cipayung Jaya.

Tabel 14 Kesehatan Ibu A

KESEHATAN IBU Target Sasaran Target

sasaran pencapaian Cakupan

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 100% 2009 2009 1960 98%

2 Cakupan Kunjungan ibu Hamil K4 100% 2009 2009 1918 95%

3 Cakupan Pertolongan Persalinan

oleh Tenaga Kesehatan 100% 1918 1918 1869 97%

4 Cakupan Pelayanan Nifas

lengkap 100% 1918 1918 1833 96%

5 Cakupan pertolongan persalianan

di fasilitas kesehatan 100% 1918 1918 1869 97%

6 Cakupan Peserta KB Aktif 80% 14341 11472,8 10151 88%

Pada grafik laba-laba diatas dapat dilihat bahwa tidak ada indikator kesehatan ibu yang mencapai target (100%). Cakupan kunjungan ibu hamil mencapai target yaitu 98%. Cakupan Kesehatan Ibu bersalin

5.1 Pelayanan kesehatan Anak

Tabel 15 Kesehatan Anak

2018 2019 2020 PENJARINGAN KELAS 1 SD 100% 100% 100%

100% 100% 100%

PENJARINGAN KELAS 1 SD

(46)

46

B

Kesehatan Anak

Target Sasaran Target

sasaran pencapaian Cakupan 1 Cakupan Imunisasi dasar

lengkap 100%

3641 3641 3531 97%

2 Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child

Immunization (UCI) 100%

3 3 3

100%

3 Penjaringan kesehatan

siswa kelas 1,7,10 100% 1865 1865 1147 62%

4 Pemeriksaan Kesehatan (screening kesehatan)

siswa kelas 1 sd kelas 9 100%

1865 1865 1147

62%

5.2 Kesehatan Usia lanjut

Tabel 16 Kesehatan Usia Lanjut

KEGIATAN

Target

SASAR AN

TARGE T SASAR

AN

PENC APAIA

N

CAKUPAN 2020

Kesehatan lansia

1

Lanjut usia yang mendapatkan skrining

kesehatan sesuai standar

100% 5655 5655 3195 56%

2

Jumlah lansia umur ≥ 60 tahun yang dibina / yang mendapat

pelayanan

100% 5655 5655 5629 100%

3

Jumlah lansia umur ≥ 70 tahun yang dibina / yang mendapat

100% 1413 1413 840 59%

(47)

47

pelayanan

4

Jumlah kelompok lansia /posyandu lansia (posbindu) yang aktif

100% 23 23 23 100%

Dari table diatas dapat diketahui

5.3 Gizi 5.4

Tabel 17 Gizi

(48)

48

Dari tabl diatas dapat diketahui bahwa

(49)

49

BAB VI

PENGENDALIAN PENYAKIT

6.1 Tuberkulosis (TB)

Tuberculosis (TB) merupakan masalah yang penting di dunia, Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas dari TB. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA (Bakteri Tahan Asam) positif melalui percik dahak yang dikelurkannya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat penularan yang kecil.

Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis infeksi. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Gejala klinik dibagi menjadi 2 golongan yaitu respiratorik dan gejala sistemik. Gejala respiratorik yaitu batuk kurang lebih 3 minggu, batuk darah, sesak nafas dan kadang nyeri dada. Gejala sistemik yaitu demam, menggigil, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun. Pemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis. Pengobatan tuberkulosis atau obat anti tuberkulosis (OAT) terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan.

Pada tahun 1995, program pengendalian TB mulai menerapkan strategi pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung / DOTS, sejak tahun 2000 strategi DOTS dilaksanakan nasional di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dasar terutama puskesmas.

Gambar 9. Pengobatan Tuberkuloasi Tahun 2018-2020

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Gambar 5.5 Peta Kemiringan Lahan Dari data statistik dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemiringan lahan yang diperoleh pada wilayah DAS Opak-Oyo adalah 13,02%, sehingga

Suzuki Indomobil Motor International menganut struktur organisasi fungsional yang terpusat, dimana setiap fungsional bertanggung jawab atas 3 fungsi

Khusus workshop untuk peserta sekolah dasar, pengajar akan mengupas lebih dalam isi dari Buku ke-2 Mengingat seperti Gajah yang ditulis oleh Chief Indonesia Memory Sports

Sesuai dengan Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Bagi Mahasiswa Program

Karena jumlah anggota yang cukup banyak, kegiatan pengabsenan atau yang biasa mereka sebut “check in” bisa berlangsung dalam dua jam.. Hal inilah yang biasa dilakukan guna

d. Provinsi Kalimantan Barat - Post Perbatasan Entikong”. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat dan stakeholder berpendapat serta

Belajar ialah suatu perubahan suatu usaha yang dilakukan seseorang dalam merubah tingkah laku sesuai dengan pengalaman yang dialaluinya secara keseluruhan yang berasal dari

Untuk memimpin, dibutuhkan kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mengarahkan, membimbing atau mengatur orang lain sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan yang