• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS VIII-B MTSN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS VIII-B MTSN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA

DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS

VIII-B MTsN HAMPARAN PERAK KABUPATEN

DELISERDANG

TESIS

Diajukan Guna M emenuhi Salah Sat u Syarat U nt uk M emperoleh Gelar M agist er Pendidikan

Program St udi Pendidikan Dasar

Oleh:

SRI RAHAYU GINTING MUNTE

NIM : 809825017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA

DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS

VIII-B MTsN HAMPARAN PERAK KABUPATEN

DELISERDANG

TESIS

Diajukan Guna M emenuhi Salah Sat u Syarat U nt uk M emperoleh Gelar M agist er Pendidikan

Program St udi Pendidikan Dasar

Oleh:

SRI RAHAYU GINTING MUNTE

NIM : 809825017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

SRI RAHAYU GINTING MUNTE. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dengan Menerapkan Metode Inkuiri Siswa Kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri siswa kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deli serdang dan (2) meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi cahaya dengan menerapkan metode inkuiri siswa kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dengan subjek penelitian siswa kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang sebanyak 30 orang yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan menentukan persentase skor rata-rata aktivitas guru, skor rata-rata aktivitas siswa, ketuntasan hasil belajar siswa dan kemudian menentukan kriteria keberhasilannya. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan: (1) terjadi peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan metode inkuiri sebesar 14,27%. Hal ini dapat dilihat pada persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus I sebesar 75,24% dengan kategori cukup dan pada siklus II sebesar 89,51% dengan kategori baik, dan (2) terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 66,67% dan pada siklus II sebesar 86,67%. Dengan demikian, hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 20,00%. Melalui uji gain ternormalisasi diperoleh sebesar 0,38 dalam kriteria sedang.

(6)

ii ABSTRACT

SRI RAHAYU GINTING MUNTE. Improved Learning Outcomes By Light Matter IPA Implementing Inquiry Methods Student Class VIII-B MTsN Silver Overlay Deliserdang regency.

The aim of this study was to: (1) determine an increase in the learning process that teachers in learning science by applying the method of inquiry class VIII-B MTsN Silver Overlay Kabupaten Deliserdang and (2) improving student learning outcomes in science learning materials with light applying the method of inquiry class VIII-B Silver Overlay MTsN Kabupaten Deliserdang. This classroom action research consisted of 2 cycles with eighth grade students study subjects-B MTsN Silver Overlay Kabupaten Deliserdang of 30 people consisting of 5 male students and 25 female students. The technique of collecting data through observation of the activities of the teacher and student activities and achievement test. Data analysis using quantitative and qualitative descriptive analysis by determining the average percentage score of teacher activity, the average score of student activity, student mastery of learning outcomes and then determine the success criteria. Based on the analysis of data obtained conclusions: (1) an increase in the learning process is done by applying the method of inquiry teachers was 14,27%. This can be seen in the average percentage of teacher activity in the first cycle of 75,24% with enough categories and the second cycle was 89,51% with a good category and (2) an increase in student learning outcomes IPA. It can be seen from the percentage of students passing grade on the first cycle of 66,67% and the second cycle was 86,67%. Thus, the results of student learning between the first cycle and second cycle increase of 20,00%. Through test normalized gain of 0,38 obtained in the criteria being.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses

penyelesaian tesis ini, penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan,

namun berkat arahan, bimbingan, motivasi dosen pembimbing dan narasumber,

ibunda tercinta, suami serta rekan-rekan mahasiswa pascasarjana akhirnya

penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Semoga bantuan yang diberikan menjadi

amal ibadah bagi mereka dan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan

kepada:

1. Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dian

Armanto, M.Pd., MA., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang dengan

penuh kesabaran memberikan ilmu pengetahuan, pengarahan, bimbingan,

motivasi dan saran dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si dan Ibu Dr. Ely

Djulia, M.Pd sebagai narasumber yang telah banyak memberikan sumbangan

pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam

penyempurnaan penulisan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur

Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah

(8)

iv

4. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku Ketua Program Studi, Ibu Dr. Anita

Yus, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi dan Saudara Putra sebagai staf

Program Studi Pendidikan Dasar yang telah banyak membantu penulis

khususnya dalam administrasi perkuliahan selama ini.

5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Dasar yang

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis

dalam menjalankan tugas-tugas sesuai dengan profesi penulis.

6. Ibu Kepala MTsN Hamparan Perak serta guru-guru dan staf administrasi

sekolah yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan

penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

7. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa PPs Prodi Pendidikan Dasar

yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dari

tesis ini. Untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran maupun kritik

yang konstruktif demi kesempurnaannya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi

pengembangan pendidikan dimasa kini dan yang akan datang. Amien.

H. Perak,……. Januari 2014 Penulis,

(9)

v

2.1.5 Teori Belajar yang Mendasari Metode Inkuiri ... 35

(10)

vi

B A B I V H A S I L P E N E L I T I A N D A N P E M B A H A S A N

4.1 Hasil Penelitian ... 75

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I ... 75

4.1.2 Pelaksanaan Siklus II ... 89

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 108

B A B V K E S I M P U L A N , I M PL I K A S I D A N S A R A N 5.1 Kesimpulan ... 109

5.2 Implikasi ... 109

5.3 Saran ... 110

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai UN Mata Pelajaran IPA Siswa MTsN Hamparan Perak ... 4

Tabel 2.1 Tahap-tahap Proses Inkuiri ... 33

Tabel 3.1 Pengamatan Aktivitasi Guru ... 58

Tabel 3.2 Pengamatan Aktivitas Siswa ... 59

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar IPA ... 60

Tabel 3.4 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 61

Tabel 3.5 Hasil Ujicoba Tes Hasil Belajar Siklus I ... 65

Tabel 3.6 Hasil Ujicoba Tes Hasil Belajar Siklus II ... 66

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Siklus I ... 68

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Siklus II ... 68

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Siklus I ... 70

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Siklus II ... 70

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitasi Guru Siklus I ... 81

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitasi Siswa Siklus I... 83

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 85

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitasi Guru Siklus II... 95

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitasi Siswa Siklus II ... 98

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 100

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 48

Gambar 4.1 Aktivitas Siswa Berdiskusi di Siklus I ... 77

Gambar 4.2 Diagram Batang Pengamatan Aktivitasi Guru Siklus I ... 83

Gambar 4.3 Diagram Batang Pengamatan Aktivitasi Siswa Siklus I ... 84

Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 86

Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Berdiskusi di Siklus II ... 93

Gambar 4.6 Diagram Batang Pengamatan Aktivitasi Guru Siklus II ... 97

Gambar 4.7 Diagram Batang Pengamatan Aktivitasi Siswa Siklus II ... 98

(13)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) Siklus I ... 115

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 2) Siklus I ... 118

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 161

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 164

Lampiran 5 Lembar Validasi RPP ... 166

Lembar Validasi LAS ... 168

Lembar Validasi Pengamatan Aktivitas Guru ... 170

Lembar Validasi Pengamatan Aktivitas Siswa ... 172

Lampiran 6 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 174

Lampiran 7 Hasil Ujicoba Intrumen Penelitian ... 187

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ... 200

Lampiran 12 Nama-nama Subjek Penelitian ... 224

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ... 226

Lampiran 14 Tabel Harga Kritik r Produk Moment ... 229

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia yang mendukung kemajuan Bangsa dan Negara. Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab II Pasal 4 yang berbunyi bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Hal ini memberi makna bahwa pelaksanaan pendidikan nasional memiliki

tujuan yang kompleks, di samping bertaqwa kepada Tuhan-Nya, pendidikan juga

diharapkan mampu membentuk peserta didik menjadi sosok yang cakap terhadap

ilmunya dan mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan

kemampuan siswa SMP dalam bidang akademis, terutama pada 5 bidang studi

yaitu PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Selain itu kemampuan

ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar

ke sekolah-sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat,

minat, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata

pelajaran IPA dapat melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan

inovatif. IPA merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam

(15)

2

mengembangkan daya cipta dan minat secara dini kepada alam sekitarnya.

Dengan demikian, jelas bahwa pembelajaran IPA menunjang kemajuan

perkembangan teknologi. Keberhasilan pembelajaran IPA ditentukan oleh

berbagai hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru sendiri di dalam

melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan

pembelajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum. Siswa sebagai objek

pembelajaran, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas, dan ada

pula yang kurang. Untuk itu guru harus pandai dalam menyampaikan materi

kepada siswa karena keragaman yang ada pada siswa.

Untuk itu dilakukan peningkatan mutu pendidikan yang digagas

pemerintah melalui berbagai kebijakan seperti misalnya penyempurnaan

kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Pendidikan dan

Pelatihan Profesi Guru (PLPG) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Namun

demikian masih terdapat hambatan-hambatan dan kekurangan-kekurangan. Hal

yang paling memprihatinkan yang dapat dilihat langsung adalah hasil nilai Ujian

Nasional (UN) belum mencapai hasil yang diharapkan. Terdapat banyak faktor

yang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam

pembelajaran, antara lain sebagaimana yang diungkapkan oleh Hamalik (1993:3)

bahwa secara operasional terdapat lima variabel utama yang berperan, yakni: (1)

tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) metode dan teknik mengajar, (4)

kemampuan guru, dan (5) logistik. Semua variabel tersebut memiliki

ketergantungan satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri dalam

(16)

3

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penerapan metode

pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari

kegiatan pendidikan itu sendiri yang tidak terlepas dari peranan guru. Profesi guru

dalam dunia pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mensukseskan

proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Maka dari itu dalam melaksanakan

tugasnya, guru harus menentukan dan membuat perencanaan pembelajaran secara

seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswa dan memperbaiki

strategi/metode pembelajaran. Guru juga harus mengoptimalkan sarana dan

prasarana yang ada di lingkungan. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan langsung

dalam pembelajaran, sebab jika siswa mengalami langsung

pengalaman-pengalaman belajar, mereka akan dengan mudah memahami materi yang mereka

pelajari. Kemampuan guru dalam menguasai teknologi pembelajaran untuk

merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi serta melakukan

feedback menjadi faktor yang sangat penting guna mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan. Kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran, gaya

mengajar, penggunaan media, penentuan strategi dan pemilihan metode

pembelajaran merupakan suatu usaha guna melancarkan proses pembelajaran dan

meningkatkan hasil belajar.

Penerapan metode pembelajaran yang tepat menjadi pilihan untuk

menciptakan pembelajaran menjadi efektif dan efisien, sebagaimana diungkapkan

Slameto (2010:65), bahwa agar siswa dapat belajar dengan baik maka

(17)

4

efektif bila metode pembelajaran tersebut menghasilkan sesuai dengan yang

diharapkan atau dengan kata lain tujuan tercapai. Dikatakan efisien bila metode

pembelajaran yang diterapkan relatif menggunakan tenaga, usaha, biaya dan

waktu yang dipergunakan seminimal mungkin. Hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) belum maksimal dan memuaskan, hal ini

diduga karena dalam proses pembelajarannya kurang mendukung pemahaman

anak didik, penggunaan rumus yang cukup banyak dan kurang dilengkapi dengan

praktek-praktek. Rendahnya kualitas hasil belajar sebagaimana diungkapkan di

atas, juga terjadi pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah Negeri

(MTsN) Hamparan Perak yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Nilai UN Mata Pelajaran IPA Siswa MTsN Hamparan Perak

Nilai Tahun Pelajaran

Sumber: Tata Usaha MTsN Hamparan Perak

Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 1.1 di atas, menunjukkan

bahwa rata-rata hasil belajar IPA yang merupakan data hasil Ujian Nasional (UN)

dalam 3 tahun terakhir belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Perolehan

hasil belajar tersebut perlu dicermati untuk dilakukan pembenahan-pembenahan

ke depan sehingga perolehan hasil belajar dapat lebih ditingkatkan lagi. Hal ini

terjadi karena selama ini proses pembelajaran yang dilakukan di MTsN Hamparan

(18)

5

metode ceramah tanpa melibatkan aktivitas siswa sehingga pembelajaran belum

bermakna bagi siswa dan pada akhirnya siswa tidak memahami materi yang telah

dipelajari. Di samping itu, siswa tidak antusias dan tidak tertarik pada materi

sebab guru menerapkan metode konvensional dalam mengajar.

Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Hamparan Perak merupakan salah

satu MTsN yang ada di Kabupaten Deliserdang yang mengajarkan mata pelajaran

IPA Terpadu yang di dalamnya adalah Fisika dan Biologi. Pembelajaran IPA

di MTsN Hamparan Perak saat ini masih memiliki kelemahan khususnya bagi

siswa karena minat dan motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar IPA masih

kurang. Dari hasil diskusi dengan guru-guru IPA MTsN Hamparan Perak

diperoleh data bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi IPA

karena banyak mempergunakan perhitungan rumus untuk fisika dan penggunaan

bahasa latin untuk biologi, padahal minat dan motivasi belajar siswa merupakan

salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar. Oleh karena itu

diharapkan guru harus berperan aktif dalam membangkitkan minat dan motivasi

belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif.

Di samping itu, ditemukan juga bahwa guru dalam menerapkan metode

pembelajaran belum optimal dan masih cenderung konvesnsional, dimana siswa

hanya duduk, mendengarkan, dan mencatat. Siswa hanya dijadikan sebagai objek

pembelajaran bukan subjek pembelajaran dan pembelajaran hanya terfokus dari

guru bukan siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Untuk mengurangi atau bahkan menghindari metode yang monoton

(19)

6

komunikasi yang multi arah, dan diharapkan juga menimbulkan dan

meningkatkan interaksi yang proaktif dalam pembelajaran. Namun perlu disadari

bahwa metode yang akan diterapkan tersebut tidak ada yang terbaik atau terburuk,

karena setiap metode yang digunakan tersebut memiliki kelebihan dan

kekurangan.

Untuk itu, dalam meningkatkan hasil belajar siswa maka diharapkan guru

dapat memilih metode yang tepat agar siswa lebih proaktif dalam kegiatan

pembelajaran sehingga materi pelajaran yang diberikan dapat diterima dan dapat

dipahami dengan baik seperti yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang harus

dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode mengajar, sebagaimana

dijelaskan oleh Sanjaya (2007:127) yaitu: (1) pertimbangan yang berhubungan

dengan tujuan yang ingin dicapai, apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

berkenaan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, bagaimana kompleksitas

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan apakah untuk mencapai tujuan

memerlukan keterampilan akademis, (2) pertimbangan yang berhubungan dengan

bahan atau materi pembelajaran, apakah materi pelajaran berupa fakta, konsep,

hukum atau teori tertentu, apakah untuk mempelajari materi pelajaran

memerlukan prasyarat tertentu atau tidak, dan apakah tersedia buku-buku sumber

untuk mempelajari materi tersebut, (3) pertimbangan dari sudut siswa, apakah

metode pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa, apakah metode

pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa, dan apakah

metode pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa, dan (4)

(20)

7

metode saja, apakah metode yang ditetapkan dianggap satu-satunya metode yang

dapat digunakan, dan apakah metode itu memiliki efektifitas dan efisiensi. Selain

prinsip tersebut, tentu saja syarat yang terpenting adalah guru harus menguasai

dan mampu menerapkan metode pembelajaran yang akan diterapkan.

Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPA saat ini adalah kurang

diterapkannya pembelajaran siswa aktif (active learning). Guru lebih banyak

mengajarkan IPA secara tradisional, yaitu secara informatif dengan metode

ceramah, dan pemberian tugas. Pembelajaran IPA dengan metode ini kurang

memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi sesamanya, dan

mengeluarkan pendapat. Kegiatan belajar seperti ini lebih bersifat individual.

Keberhasilan metode ini sangat bergantung kepada kemampuan siswa untuk

mengingat dan kemampuan improvisasi guru. Terlebih lagi pada materi yang

bersifat abstrak yang tidak dapat dilakukan dengan metode ceramah dan

pemberian tugas saja. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP/MTs, guru

bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam pembelajaran

melainkan berperan sebagai motivator dan fasilitator yang membimbing siswa

untuk mempelajari IPA. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana

keterbukaan dan demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi

siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang

dibelajarkan dan sekaligus melatih siswa untuk melakukan aktivitas yang optimal

(21)

8

Oleh karena itu perlu adanya metode yang bervariasi agar jalannya proses

belajar mengajar tidak membosankan sehingga dapat menarik perhatian siswa

untuk belajar dan pada akhirnya kualitas pembelajaran semakin meningkat.

Penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar

mengajar apabila penggunaannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang

mendukung dan dengan kondisi psikologis siswa. Pembelajaran IPA didasarkan

kepada belajar secara aktif akan lebih menekankan peranan siswa untuk belajar.

Guru memegang peranan penting untuk menciptakan kondisi yang

memungkinkan siswa dalam mengembangkan dirinya sebagai siswa aktif.

Kemampuan guru dalam menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran

sangat diperlukan.

Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Salah satu metode yang

dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri

merupakan metode yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan,

mencari pengetahuan, informasi atau mempelajari suatu gejala (dalam Trianto,

2009:166). Inkuiri merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis CTL

(Contextual Teaching and Learning). Pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa diharapkan bukan hasil, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Metode inkuiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri yang dapat

dilaksanakan secara individu atau dalam kelompok kecil. Situasi inkuiri yang

ideal dalam kelas IPA terjadi, apabila murid-murid merumuskan prinsip IPA baru

melalui bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil dengan pengarahan minimal

(22)

9

Metode inkuiri merupakan salah satu pembelajaran yang efektif karena

kegiatan ini dapat membentuk pola pikir, penalaran, mempresentasikan

pengetahuan konseptual dan prosedural siswa, serta terbentuknya interaksi antara

guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Dengan demikian jika materi yang

akan dibelajarkan dengan metode inkuiri ini, dapat meningkatkan hasil belajar

IPA siswa dan bahkan aktivitas belajar siswa. Perlunya penggunaan metode

pembelajaran yang bervariasi dan memanfaatkan berbagai media pembelajaran

diharapkan akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Perlunya sebuah penelitian

tindakan kelas dengan metode yang dapat merangsang siswa untuk belajar

diharapkan akan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar

untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan

benar. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dengan

Menerapkan Metode Inkuiri Siswa Kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak

Kabupaten Deliserdang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang

terjadi pada pembelajaran IPA di kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak adalah

sebagai berikut:

(23)

10

1. Hasil belajar IPA siswa masih rendah.

2. Guru belum melibatkan aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar

3. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran.

4. Respon siswa terhadap pembelajaran IPA masih rendah.

5. Metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru kurang

melibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

6. Guru belum menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran.

1.3 Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibandingkan

dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu

memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil

penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Oleh karena itu

penelitian ini terbatas pada hasil belajar IPA dengan menerapkan metode inkuiri

materi cahaya pada siswa di kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten

Deliserdang Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.4 Perumusan Masalah

Untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka

rumusan masalah adalah:

1. Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan guru

dengan menerapkan metode inkuiri pada materi cahaya di kelas VIII-B MTsN

(24)

11

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode

inkuiri pada pembelajaran IPA materi cahaya di kelas VIII-B MTsN

Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besarnya peningkatan proses pembelajaran IPA yang

dilakukan guru dengan menerapkan metode inkuiri pada materi cahaya di

kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa dengan

menerapkan metode inkuiri pada materi cahaya di kelas VIII-B MTsN

Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara praktis sebagai salah satu sumbangan

pemikiran dalam meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah, terutama dalam

memberikan kontribusi kepada para guru dalam menentukan metode

pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Manfaat praktis lainnya

adalah bahwa penelitian ini akan memberikan gambaran ilmiah untuk melihat

pentingnya metode dalam setiap proses pembelajaran. Sedangkan manfaat teoritis

(25)

12

1. Bagi Siswa

Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi

kesempatan memperkaya pengalaman belajarnya. Dengan demikian

diharapkan siswa tidak lagi menganut budaya belajar menghafal, dan sekedar

menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan guru tetapi

berubah menjadi budaya belajar bermakna.

2. Bagi Guru

Guru mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaan

pembelajaran menerapkan metode inkuiri. Selain itu juga dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam menciptakan metode pembelajaran yang bervariatif

dan inovatif.

3. Bagi Sekolah

Dengan meningkatnya hasil belajar siswa, dapat menjadi acuan bagi sekolah

dalam menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah dan sekolah yang

menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas akan memperoleh hasil

pengembangan ilmu.

4. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman dan dapat mengetahui hasil dari pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri.

1.7 Definisi Operasional Variabel

Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini

(26)

13

adanya batasan istilah. Adapun batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Metode Inkuiri

Gulo (2002:84) menyatakan metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan

belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk

mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, analitis, sehingga mereka

dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Selanjutnya Gulo (2002:86) menyatakan peran utama guru dalam metode

inkuiri sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah,

manager, dan rewarder.

2. Hasil Belajar Siswa

Sudjana (dalam Kunandar, 2008:276) bahwa “hasil belajar adalah suatu

akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa

tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes

perbuatan. Sedangkan Hamalik (2010:23) menegaskan bahwa hasil belajar

tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat

diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

(27)

109

109 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan selama proses pembelajaran

dengan menerapkan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terjadi peningkatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan guru dengan

menerapkan metode inkuiri di kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak sebesar

14,27%. Selain itu juga terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri sebesar 11,44%

2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa di kelas VIII-B MTsN Hamparan

Perak dengan menerapkan metode inkuiri sebesar 20,00%.

5.2 Implikasi

Adapun implikasi hasil penelitian ini bagi pendidikan adalah sebagai

berikut:

1. Bagi siswa, penerapan metode pembelajaran inkuiri membawa dampak positif

yakni dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa dalam pembelajaran

dikarenakan dalam metode inkuiri ini siswa dituntut untuk memahami konsep

(28)

110

110

secara maksimal dalam kelompok yang secara langsung akan mempengaruhi

hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA dapat

digunakan guru sebagai acuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri dapat dijadikan salah satu

alternatif pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Walaupun pada awal-awal pembelajaran guru akan mengalami kesulitan

dalam menyiapkan anak untuk melakukan proses pembelajaran dimana siswa

sulit menerima perubahan pembelajaran yang telah mereka terima selama ini

dengan pembelajaran konstruktivisme melalui metode inkuiri.

2. Untuk menunjang keberhasilan implementasi metode inkuiri maka diperlukan

bahan ajar yang menarik, untuk itu lembar aktivitas siswa harus dirancang

berdasarkan permasalahan kontekstual yang dekat dengan keseharian siswa

dan menantang siswa untuk menyelesaikannya.

3. Dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri, agar hasil

belajar dapat maksimal sebaiknya guru memperhatikan: (1) cara mengajukan

pertanyaan agar mampu membangkitkan rasa ingin tahu siswa; (2) selama

menyelesaikan masalah upayakan agar siswa dapat memiliki rasa percaya diri

(29)

111

111

(3) memberi scaffolding pada siswa hanya terbatas sebagai penghubung

pengetahuan awal siswa terhadap penyelesaian masalah mereka; dan (4)

menciptakan suasana diskusi antara siswa dengan siswa yang lain agar

diskusi tidak dominan dikuasai oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi.

4. Pada proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri guru berperan

sebagai fasilitator, oleh karena itu guru IPA yang berkeinginan untuk

menerapkan pembelajaran ini perlu memperhatikan: (1) tersedianya bahan

ajar dalam bentuk masalah kontekstual yang mengarah pada kemampuan

yang akan dicapai; (2) diperlukan pertimbangan yang matang bagi guru

dalam memberikan bantuan kepada siswa sehingga siswa mampu mencapai

kompetensi yang diharapkan secara maksimal; dan (3) pemberian bantuan

diperlukan, jika memang dapat mendorong perkembangan potensi siswa.

5. Selain meningkatkan hasil belajar IPA siswa, metode inkuiri juga dapat

memacu aktivitas siswa dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan

efektivitas pembelajaran IPA. Oleh karena itu, pembelajaran seperti ini

disarankan untuk lebih dikembangkan lagi pada topik-topik mata pelajaran

IPA dan jenjang pendidikan yang berbeda.

6. Penelitian ini hanya mengungkap peran pembelajaran dengan menerapkan

metode inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Untuk

melengkapi kajian peran metode inkuiri secara menyeluruh perlu dilakukan

penelitian lanjutan untuk melihat peran metode inkuiri dalam meningkatkan

(30)

112

DAFTAR PUSTAKA

Abruscato, J. 1996. Teaching Children Science: A Discovery Approach. Unite State of America: Allyn and Bacon.

Agus, S. 2010. Cooperative Learning (Teori & Aplikasinya). Surabaya: Pustaka pelajar.

Anonim. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri. 2007. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMP Swasta PAB 3 Saentis Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang. Skripsi. FMIPA Unimed.

Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Tugu.

Dermawan, Agus. 2008. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Pokok Gerak Lurus

SMAN 14 Medan. Skripsi. FMIPA Unimed.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fudyartanto, R.B.S. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hamid, Abdul. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ismail, dkk. 2006. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Jakarta: UT.

(31)

113

Koes. 2003. Pembelajaran IPA Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.

Muhibbinsyah. 2003. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhadi. 2003. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Grafindo Persada.

Nasution, S. 1999. Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermnas.

Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rezeki, Robbi. 2004. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontesktual dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Matematika SMPN Kecamatan

Stabat. Tesis. PPs Unimed Medan.

Rudi. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui

Metode Inkuiri Siswa Kelas VII-1 SMP Bina Satria Medan. (Online)

Diakses 23 Desember 2012.

Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Padang: Quatum Teaching.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung: Kencana.

Sardiman AM. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.

Sihombing. 2006. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

SMP Negeri 1 Perbaungan. Skripsi. FMIPA Unimed.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R, E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Baron Publisher.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

(32)

114

Suherman, E. dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.

Suherman, E. 2001. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: UT.

Suparno. 2008. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyanti, R.D. 2008. Strategi Pembelajaran Kimia. Medan: Pasca Unimed.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika.

Gambar

Gambar 3.1   Alur Penelitian Tindakan Kelas  ......................................................
Tabel 1.1 Nilai UN Mata Pelajaran IPA Siswa MTsN Hamparan Perak

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak— Becak wisata kota Blitar adalah sarana transportasi wisata dalam berkeliling mengunjungi objek wisata kota Blitar, sebagai transportasi utama dalam tujuan wisata maka

dapat dinyatakan bahwa kelas yang dekat dengan jalan raya memiliki.. tingkat kebisingan yang tinggi daripada kelas yang letaknya jauh

Apabila dilihat dari rukun nikah berdasarkan KHI maka kawin kontrak sudah memenuhi rukun yang ada akan tetapi tidak sesuai syarat yang ditentukan sebagaimana dalam UUP

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, peneliti akan melakukan penelitian mengenai potensi pajak hiburan yang dimiliki Tulungagung kemudian melihat seberapa besar kontribusi

Keterbatasan yang dimiliki nelayan mengakibatkan mereka sulit meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Kondisi ini, paling tidak terlihat dari kehidupan 3 orang

Batasan pada penelitian ini terletak pada penelitian pengaruh kualitas layanan dan kemudahan penggunaan terhadap kepuasan pelanggan dan informasi lisan pada

Masalah berkenaan dengan gejala yang tampak (yang ditangkap oleh pancaindera) yang muncul akibat rasa ingin tahu. Namun tidak semua hal yang kita rasakan merupakan masalah.

Artinya adalah jika secara keseluruhan variabel bebas dalam penelitian ini bernilai sama dengan nol, maka besarnya nilai variabel terikat dalam hal ini Niat Beli