PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA
DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS
VIII-B MTsN HAMPARAN PERAK KABUPATEN
DELISERDANG
TESIS
Diajukan Guna M emenuhi Salah Sat u Syarat U nt uk M emperoleh Gelar M agist er Pendidikan
Program St udi Pendidikan Dasar
Oleh:
SRI RAHAYU GINTING MUNTE
NIM : 809825017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA
DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS
VIII-B MTsN HAMPARAN PERAK KABUPATEN
DELISERDANG
TESIS
Diajukan Guna M emenuhi Salah Sat u Syarat U nt uk M emperoleh Gelar M agist er Pendidikan
Program St udi Pendidikan Dasar
Oleh:
SRI RAHAYU GINTING MUNTE
NIM : 809825017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
SRI RAHAYU GINTING MUNTE. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dengan Menerapkan Metode Inkuiri Siswa Kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri siswa kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deli serdang dan (2) meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi cahaya dengan menerapkan metode inkuiri siswa kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dengan subjek penelitian siswa kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang sebanyak 30 orang yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan menentukan persentase skor rata-rata aktivitas guru, skor rata-rata aktivitas siswa, ketuntasan hasil belajar siswa dan kemudian menentukan kriteria keberhasilannya. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan: (1) terjadi peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan metode inkuiri sebesar 14,27%. Hal ini dapat dilihat pada persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus I sebesar 75,24% dengan kategori cukup dan pada siklus II sebesar 89,51% dengan kategori baik, dan (2) terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 66,67% dan pada siklus II sebesar 86,67%. Dengan demikian, hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 20,00%. Melalui uji gain ternormalisasi diperoleh sebesar 0,38 dalam kriteria sedang.
ii ABSTRACT
SRI RAHAYU GINTING MUNTE. Improved Learning Outcomes By Light Matter IPA Implementing Inquiry Methods Student Class VIII-B MTsN Silver Overlay Deliserdang regency.
The aim of this study was to: (1) determine an increase in the learning process that teachers in learning science by applying the method of inquiry class VIII-B MTsN Silver Overlay Kabupaten Deliserdang and (2) improving student learning outcomes in science learning materials with light applying the method of inquiry class VIII-B Silver Overlay MTsN Kabupaten Deliserdang. This classroom action research consisted of 2 cycles with eighth grade students study subjects-B MTsN Silver Overlay Kabupaten Deliserdang of 30 people consisting of 5 male students and 25 female students. The technique of collecting data through observation of the activities of the teacher and student activities and achievement test. Data analysis using quantitative and qualitative descriptive analysis by determining the average percentage score of teacher activity, the average score of student activity, student mastery of learning outcomes and then determine the success criteria. Based on the analysis of data obtained conclusions: (1) an increase in the learning process is done by applying the method of inquiry teachers was 14,27%. This can be seen in the average percentage of teacher activity in the first cycle of 75,24% with enough categories and the second cycle was 89,51% with a good category and (2) an increase in student learning outcomes IPA. It can be seen from the percentage of students passing grade on the first cycle of 66,67% and the second cycle was 86,67%. Thus, the results of student learning between the first cycle and second cycle increase of 20,00%. Through test normalized gain of 0,38 obtained in the criteria being.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses
penyelesaian tesis ini, penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan,
namun berkat arahan, bimbingan, motivasi dosen pembimbing dan narasumber,
ibunda tercinta, suami serta rekan-rekan mahasiswa pascasarjana akhirnya
penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Semoga bantuan yang diberikan menjadi
amal ibadah bagi mereka dan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan
kepada:
1. Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dian
Armanto, M.Pd., MA., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran memberikan ilmu pengetahuan, pengarahan, bimbingan,
motivasi dan saran dalam penyusunan tesis ini.
2. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si dan Ibu Dr. Ely
Djulia, M.Pd sebagai narasumber yang telah banyak memberikan sumbangan
pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam
penyempurnaan penulisan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur
Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah
iv
4. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku Ketua Program Studi, Ibu Dr. Anita
Yus, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi dan Saudara Putra sebagai staf
Program Studi Pendidikan Dasar yang telah banyak membantu penulis
khususnya dalam administrasi perkuliahan selama ini.
5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Dasar yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis
dalam menjalankan tugas-tugas sesuai dengan profesi penulis.
6. Ibu Kepala MTsN Hamparan Perak serta guru-guru dan staf administrasi
sekolah yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan
penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
7. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa PPs Prodi Pendidikan Dasar
yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dari
tesis ini. Untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran maupun kritik
yang konstruktif demi kesempurnaannya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi
pengembangan pendidikan dimasa kini dan yang akan datang. Amien.
H. Perak,……. Januari 2014 Penulis,
v
2.1.5 Teori Belajar yang Mendasari Metode Inkuiri ... 35
vi
B A B I V H A S I L P E N E L I T I A N D A N P E M B A H A S A N
4.1 Hasil Penelitian ... 75
4.1.1 Pelaksanaan Siklus I ... 75
4.1.2 Pelaksanaan Siklus II ... 89
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 103
4.3 Keterbatasan Penelitian ... 108
B A B V K E S I M P U L A N , I M PL I K A S I D A N S A R A N 5.1 Kesimpulan ... 109
5.2 Implikasi ... 109
5.3 Saran ... 110
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai UN Mata Pelajaran IPA Siswa MTsN Hamparan Perak ... 4
Tabel 2.1 Tahap-tahap Proses Inkuiri ... 33
Tabel 3.1 Pengamatan Aktivitasi Guru ... 58
Tabel 3.2 Pengamatan Aktivitas Siswa ... 59
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar IPA ... 60
Tabel 3.4 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 61
Tabel 3.5 Hasil Ujicoba Tes Hasil Belajar Siklus I ... 65
Tabel 3.6 Hasil Ujicoba Tes Hasil Belajar Siklus II ... 66
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Siklus I ... 68
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Siklus II ... 68
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Siklus I ... 70
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Siklus II ... 70
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitasi Guru Siklus I ... 81
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitasi Siswa Siklus I... 83
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 85
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitasi Guru Siklus II... 95
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitasi Siswa Siklus II ... 98
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 100
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 48
Gambar 4.1 Aktivitas Siswa Berdiskusi di Siklus I ... 77
Gambar 4.2 Diagram Batang Pengamatan Aktivitasi Guru Siklus I ... 83
Gambar 4.3 Diagram Batang Pengamatan Aktivitasi Siswa Siklus I ... 84
Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 86
Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Berdiskusi di Siklus II ... 93
Gambar 4.6 Diagram Batang Pengamatan Aktivitasi Guru Siklus II ... 97
Gambar 4.7 Diagram Batang Pengamatan Aktivitasi Siswa Siklus II ... 98
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) Siklus I ... 115
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 2) Siklus I ... 118
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 161
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 164
Lampiran 5 Lembar Validasi RPP ... 166
Lembar Validasi LAS ... 168
Lembar Validasi Pengamatan Aktivitas Guru ... 170
Lembar Validasi Pengamatan Aktivitas Siswa ... 172
Lampiran 6 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 174
Lampiran 7 Hasil Ujicoba Intrumen Penelitian ... 187
Lampiran 8 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ... 200
Lampiran 12 Nama-nama Subjek Penelitian ... 224
Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ... 226
Lampiran 14 Tabel Harga Kritik r Produk Moment ... 229
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang mendukung kemajuan Bangsa dan Negara. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal 4 yang berbunyi bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Hal ini memberi makna bahwa pelaksanaan pendidikan nasional memiliki
tujuan yang kompleks, di samping bertaqwa kepada Tuhan-Nya, pendidikan juga
diharapkan mampu membentuk peserta didik menjadi sosok yang cakap terhadap
ilmunya dan mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan
kemampuan siswa SMP dalam bidang akademis, terutama pada 5 bidang studi
yaitu PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Selain itu kemampuan
ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar
ke sekolah-sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat,
minat, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata
pelajaran IPA dapat melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan
inovatif. IPA merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam
2
mengembangkan daya cipta dan minat secara dini kepada alam sekitarnya.
Dengan demikian, jelas bahwa pembelajaran IPA menunjang kemajuan
perkembangan teknologi. Keberhasilan pembelajaran IPA ditentukan oleh
berbagai hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru sendiri di dalam
melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan
pembelajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum. Siswa sebagai objek
pembelajaran, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas, dan ada
pula yang kurang. Untuk itu guru harus pandai dalam menyampaikan materi
kepada siswa karena keragaman yang ada pada siswa.
Untuk itu dilakukan peningkatan mutu pendidikan yang digagas
pemerintah melalui berbagai kebijakan seperti misalnya penyempurnaan
kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Pendidikan dan
Pelatihan Profesi Guru (PLPG) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Namun
demikian masih terdapat hambatan-hambatan dan kekurangan-kekurangan. Hal
yang paling memprihatinkan yang dapat dilihat langsung adalah hasil nilai Ujian
Nasional (UN) belum mencapai hasil yang diharapkan. Terdapat banyak faktor
yang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran, antara lain sebagaimana yang diungkapkan oleh Hamalik (1993:3)
bahwa secara operasional terdapat lima variabel utama yang berperan, yakni: (1)
tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) metode dan teknik mengajar, (4)
kemampuan guru, dan (5) logistik. Semua variabel tersebut memiliki
ketergantungan satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri dalam
3
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penerapan metode
pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari
kegiatan pendidikan itu sendiri yang tidak terlepas dari peranan guru. Profesi guru
dalam dunia pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mensukseskan
proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Maka dari itu dalam melaksanakan
tugasnya, guru harus menentukan dan membuat perencanaan pembelajaran secara
seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswa dan memperbaiki
strategi/metode pembelajaran. Guru juga harus mengoptimalkan sarana dan
prasarana yang ada di lingkungan. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan langsung
dalam pembelajaran, sebab jika siswa mengalami langsung
pengalaman-pengalaman belajar, mereka akan dengan mudah memahami materi yang mereka
pelajari. Kemampuan guru dalam menguasai teknologi pembelajaran untuk
merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi serta melakukan
feedback menjadi faktor yang sangat penting guna mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran, gaya
mengajar, penggunaan media, penentuan strategi dan pemilihan metode
pembelajaran merupakan suatu usaha guna melancarkan proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar.
Penerapan metode pembelajaran yang tepat menjadi pilihan untuk
menciptakan pembelajaran menjadi efektif dan efisien, sebagaimana diungkapkan
Slameto (2010:65), bahwa agar siswa dapat belajar dengan baik maka
4
efektif bila metode pembelajaran tersebut menghasilkan sesuai dengan yang
diharapkan atau dengan kata lain tujuan tercapai. Dikatakan efisien bila metode
pembelajaran yang diterapkan relatif menggunakan tenaga, usaha, biaya dan
waktu yang dipergunakan seminimal mungkin. Hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) belum maksimal dan memuaskan, hal ini
diduga karena dalam proses pembelajarannya kurang mendukung pemahaman
anak didik, penggunaan rumus yang cukup banyak dan kurang dilengkapi dengan
praktek-praktek. Rendahnya kualitas hasil belajar sebagaimana diungkapkan di
atas, juga terjadi pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) Hamparan Perak yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Nilai UN Mata Pelajaran IPA Siswa MTsN Hamparan Perak
Nilai Tahun Pelajaran
Sumber: Tata Usaha MTsN Hamparan Perak
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 1.1 di atas, menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar IPA yang merupakan data hasil Ujian Nasional (UN)
dalam 3 tahun terakhir belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Perolehan
hasil belajar tersebut perlu dicermati untuk dilakukan pembenahan-pembenahan
ke depan sehingga perolehan hasil belajar dapat lebih ditingkatkan lagi. Hal ini
terjadi karena selama ini proses pembelajaran yang dilakukan di MTsN Hamparan
5
metode ceramah tanpa melibatkan aktivitas siswa sehingga pembelajaran belum
bermakna bagi siswa dan pada akhirnya siswa tidak memahami materi yang telah
dipelajari. Di samping itu, siswa tidak antusias dan tidak tertarik pada materi
sebab guru menerapkan metode konvensional dalam mengajar.
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Hamparan Perak merupakan salah
satu MTsN yang ada di Kabupaten Deliserdang yang mengajarkan mata pelajaran
IPA Terpadu yang di dalamnya adalah Fisika dan Biologi. Pembelajaran IPA
di MTsN Hamparan Perak saat ini masih memiliki kelemahan khususnya bagi
siswa karena minat dan motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar IPA masih
kurang. Dari hasil diskusi dengan guru-guru IPA MTsN Hamparan Perak
diperoleh data bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi IPA
karena banyak mempergunakan perhitungan rumus untuk fisika dan penggunaan
bahasa latin untuk biologi, padahal minat dan motivasi belajar siswa merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar. Oleh karena itu
diharapkan guru harus berperan aktif dalam membangkitkan minat dan motivasi
belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif.
Di samping itu, ditemukan juga bahwa guru dalam menerapkan metode
pembelajaran belum optimal dan masih cenderung konvesnsional, dimana siswa
hanya duduk, mendengarkan, dan mencatat. Siswa hanya dijadikan sebagai objek
pembelajaran bukan subjek pembelajaran dan pembelajaran hanya terfokus dari
guru bukan siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Untuk mengurangi atau bahkan menghindari metode yang monoton
6
komunikasi yang multi arah, dan diharapkan juga menimbulkan dan
meningkatkan interaksi yang proaktif dalam pembelajaran. Namun perlu disadari
bahwa metode yang akan diterapkan tersebut tidak ada yang terbaik atau terburuk,
karena setiap metode yang digunakan tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Untuk itu, dalam meningkatkan hasil belajar siswa maka diharapkan guru
dapat memilih metode yang tepat agar siswa lebih proaktif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga materi pelajaran yang diberikan dapat diterima dan dapat
dipahami dengan baik seperti yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang harus
dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode mengajar, sebagaimana
dijelaskan oleh Sanjaya (2007:127) yaitu: (1) pertimbangan yang berhubungan
dengan tujuan yang ingin dicapai, apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
berkenaan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, bagaimana kompleksitas
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan apakah untuk mencapai tujuan
memerlukan keterampilan akademis, (2) pertimbangan yang berhubungan dengan
bahan atau materi pembelajaran, apakah materi pelajaran berupa fakta, konsep,
hukum atau teori tertentu, apakah untuk mempelajari materi pelajaran
memerlukan prasyarat tertentu atau tidak, dan apakah tersedia buku-buku sumber
untuk mempelajari materi tersebut, (3) pertimbangan dari sudut siswa, apakah
metode pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa, apakah metode
pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa, dan apakah
metode pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa, dan (4)
7
metode saja, apakah metode yang ditetapkan dianggap satu-satunya metode yang
dapat digunakan, dan apakah metode itu memiliki efektifitas dan efisiensi. Selain
prinsip tersebut, tentu saja syarat yang terpenting adalah guru harus menguasai
dan mampu menerapkan metode pembelajaran yang akan diterapkan.
Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPA saat ini adalah kurang
diterapkannya pembelajaran siswa aktif (active learning). Guru lebih banyak
mengajarkan IPA secara tradisional, yaitu secara informatif dengan metode
ceramah, dan pemberian tugas. Pembelajaran IPA dengan metode ini kurang
memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi sesamanya, dan
mengeluarkan pendapat. Kegiatan belajar seperti ini lebih bersifat individual.
Keberhasilan metode ini sangat bergantung kepada kemampuan siswa untuk
mengingat dan kemampuan improvisasi guru. Terlebih lagi pada materi yang
bersifat abstrak yang tidak dapat dilakukan dengan metode ceramah dan
pemberian tugas saja. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP/MTs, guru
bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam pembelajaran
melainkan berperan sebagai motivator dan fasilitator yang membimbing siswa
untuk mempelajari IPA. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana
keterbukaan dan demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi
siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang
dibelajarkan dan sekaligus melatih siswa untuk melakukan aktivitas yang optimal
8
Oleh karena itu perlu adanya metode yang bervariasi agar jalannya proses
belajar mengajar tidak membosankan sehingga dapat menarik perhatian siswa
untuk belajar dan pada akhirnya kualitas pembelajaran semakin meningkat.
Penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar
mengajar apabila penggunaannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang
mendukung dan dengan kondisi psikologis siswa. Pembelajaran IPA didasarkan
kepada belajar secara aktif akan lebih menekankan peranan siswa untuk belajar.
Guru memegang peranan penting untuk menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa dalam mengembangkan dirinya sebagai siswa aktif.
Kemampuan guru dalam menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran
sangat diperlukan.
Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Salah satu metode yang
dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri
merupakan metode yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan,
mencari pengetahuan, informasi atau mempelajari suatu gejala (dalam Trianto,
2009:166). Inkuiri merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis CTL
(Contextual Teaching and Learning). Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Metode inkuiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri yang dapat
dilaksanakan secara individu atau dalam kelompok kecil. Situasi inkuiri yang
ideal dalam kelas IPA terjadi, apabila murid-murid merumuskan prinsip IPA baru
melalui bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil dengan pengarahan minimal
9
Metode inkuiri merupakan salah satu pembelajaran yang efektif karena
kegiatan ini dapat membentuk pola pikir, penalaran, mempresentasikan
pengetahuan konseptual dan prosedural siswa, serta terbentuknya interaksi antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Dengan demikian jika materi yang
akan dibelajarkan dengan metode inkuiri ini, dapat meningkatkan hasil belajar
IPA siswa dan bahkan aktivitas belajar siswa. Perlunya penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi dan memanfaatkan berbagai media pembelajaran
diharapkan akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Perlunya sebuah penelitian
tindakan kelas dengan metode yang dapat merangsang siswa untuk belajar
diharapkan akan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar
untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan
benar. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dengan
Menerapkan Metode Inkuiri Siswa Kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak
Kabupaten Deliserdang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang
terjadi pada pembelajaran IPA di kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak adalah
sebagai berikut:
10
1. Hasil belajar IPA siswa masih rendah.
2. Guru belum melibatkan aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar
3. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran.
4. Respon siswa terhadap pembelajaran IPA masih rendah.
5. Metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru kurang
melibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
6. Guru belum menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran.
1.3 Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibandingkan
dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu
memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil
penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Oleh karena itu
penelitian ini terbatas pada hasil belajar IPA dengan menerapkan metode inkuiri
materi cahaya pada siswa di kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten
Deliserdang Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.4 Perumusan Masalah
Untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka
rumusan masalah adalah:
1. Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan guru
dengan menerapkan metode inkuiri pada materi cahaya di kelas VIII-B MTsN
11
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode
inkuiri pada pembelajaran IPA materi cahaya di kelas VIII-B MTsN
Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya peningkatan proses pembelajaran IPA yang
dilakukan guru dengan menerapkan metode inkuiri pada materi cahaya di
kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.
2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa dengan
menerapkan metode inkuiri pada materi cahaya di kelas VIII-B MTsN
Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini secara praktis sebagai salah satu sumbangan
pemikiran dalam meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah, terutama dalam
memberikan kontribusi kepada para guru dalam menentukan metode
pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Manfaat praktis lainnya
adalah bahwa penelitian ini akan memberikan gambaran ilmiah untuk melihat
pentingnya metode dalam setiap proses pembelajaran. Sedangkan manfaat teoritis
12
1. Bagi Siswa
Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi
kesempatan memperkaya pengalaman belajarnya. Dengan demikian
diharapkan siswa tidak lagi menganut budaya belajar menghafal, dan sekedar
menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan guru tetapi
berubah menjadi budaya belajar bermakna.
2. Bagi Guru
Guru mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaan
pembelajaran menerapkan metode inkuiri. Selain itu juga dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam menciptakan metode pembelajaran yang bervariatif
dan inovatif.
3. Bagi Sekolah
Dengan meningkatnya hasil belajar siswa, dapat menjadi acuan bagi sekolah
dalam menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah dan sekolah yang
menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas akan memperoleh hasil
pengembangan ilmu.
4. Bagi Peneliti
Mendapat pengalaman dan dapat mengetahui hasil dari pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri.
1.7 Definisi Operasional Variabel
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini
13
adanya batasan istilah. Adapun batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode Inkuiri
Gulo (2002:84) menyatakan metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Selanjutnya Gulo (2002:86) menyatakan peran utama guru dalam metode
inkuiri sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah,
manager, dan rewarder.
2. Hasil Belajar Siswa
Sudjana (dalam Kunandar, 2008:276) bahwa “hasil belajar adalah suatu
akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa
tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes
perbuatan. Sedangkan Hamalik (2010:23) menegaskan bahwa hasil belajar
tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
109
109 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan selama proses pembelajaran
dengan menerapkan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan guru dengan
menerapkan metode inkuiri di kelas VIII-B MTsN Hamparan Perak sebesar
14,27%. Selain itu juga terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri sebesar 11,44%
2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa di kelas VIII-B MTsN Hamparan
Perak dengan menerapkan metode inkuiri sebesar 20,00%.
5.2 Implikasi
Adapun implikasi hasil penelitian ini bagi pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, penerapan metode pembelajaran inkuiri membawa dampak positif
yakni dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa dalam pembelajaran
dikarenakan dalam metode inkuiri ini siswa dituntut untuk memahami konsep
110
110
secara maksimal dalam kelompok yang secara langsung akan mempengaruhi
hasil belajar siswa.
2. Bagi guru, penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA dapat
digunakan guru sebagai acuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri dapat dijadikan salah satu
alternatif pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Walaupun pada awal-awal pembelajaran guru akan mengalami kesulitan
dalam menyiapkan anak untuk melakukan proses pembelajaran dimana siswa
sulit menerima perubahan pembelajaran yang telah mereka terima selama ini
dengan pembelajaran konstruktivisme melalui metode inkuiri.
2. Untuk menunjang keberhasilan implementasi metode inkuiri maka diperlukan
bahan ajar yang menarik, untuk itu lembar aktivitas siswa harus dirancang
berdasarkan permasalahan kontekstual yang dekat dengan keseharian siswa
dan menantang siswa untuk menyelesaikannya.
3. Dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri, agar hasil
belajar dapat maksimal sebaiknya guru memperhatikan: (1) cara mengajukan
pertanyaan agar mampu membangkitkan rasa ingin tahu siswa; (2) selama
menyelesaikan masalah upayakan agar siswa dapat memiliki rasa percaya diri
111
111
(3) memberi scaffolding pada siswa hanya terbatas sebagai penghubung
pengetahuan awal siswa terhadap penyelesaian masalah mereka; dan (4)
menciptakan suasana diskusi antara siswa dengan siswa yang lain agar
diskusi tidak dominan dikuasai oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi.
4. Pada proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri guru berperan
sebagai fasilitator, oleh karena itu guru IPA yang berkeinginan untuk
menerapkan pembelajaran ini perlu memperhatikan: (1) tersedianya bahan
ajar dalam bentuk masalah kontekstual yang mengarah pada kemampuan
yang akan dicapai; (2) diperlukan pertimbangan yang matang bagi guru
dalam memberikan bantuan kepada siswa sehingga siswa mampu mencapai
kompetensi yang diharapkan secara maksimal; dan (3) pemberian bantuan
diperlukan, jika memang dapat mendorong perkembangan potensi siswa.
5. Selain meningkatkan hasil belajar IPA siswa, metode inkuiri juga dapat
memacu aktivitas siswa dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran IPA. Oleh karena itu, pembelajaran seperti ini
disarankan untuk lebih dikembangkan lagi pada topik-topik mata pelajaran
IPA dan jenjang pendidikan yang berbeda.
6. Penelitian ini hanya mengungkap peran pembelajaran dengan menerapkan
metode inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Untuk
melengkapi kajian peran metode inkuiri secara menyeluruh perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk melihat peran metode inkuiri dalam meningkatkan
112
DAFTAR PUSTAKA
Abruscato, J. 1996. Teaching Children Science: A Discovery Approach. Unite State of America: Allyn and Bacon.
Agus, S. 2010. Cooperative Learning (Teori & Aplikasinya). Surabaya: Pustaka pelajar.
Anonim. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri. 2007. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMP Swasta PAB 3 Saentis Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang. Skripsi. FMIPA Unimed.
Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahar. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Tugu.
Dermawan, Agus. 2008. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Pokok Gerak Lurus
SMAN 14 Medan. Skripsi. FMIPA Unimed.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fudyartanto, R.B.S. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamid, Abdul. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ismail, dkk. 2006. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Jakarta: UT.
113
Koes. 2003. Pembelajaran IPA Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Muhibbinsyah. 2003. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Grafindo Persada.
Nasution, S. 1999. Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermnas.
Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rezeki, Robbi. 2004. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontesktual dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Matematika SMPN Kecamatan
Stabat. Tesis. PPs Unimed Medan.
Rudi. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Inkuiri Siswa Kelas VII-1 SMP Bina Satria Medan. (Online)
Diakses 23 Desember 2012.
Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Padang: Quatum Teaching.
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: Kencana.
Sardiman AM. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Sihombing. 2006. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
SMP Negeri 1 Perbaungan. Skripsi. FMIPA Unimed.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, R, E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Baron Publisher.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
114
Suherman, E. dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.
Suherman, E. 2001. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: UT.
Suparno. 2008. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyanti, R.D. 2008. Strategi Pembelajaran Kimia. Medan: Pasca Unimed.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika.