MENINGKATKATKAN KONSEP DIRI (SELF-CONCEPT) MELALUI PENERAPAN KONSELING EKLEKTIK DENGAN MEDIA KREATIF
PADA REMAJA PANTI ASUHAN PEMBANGUN DIDIKAN ISLAM INDONESIA DI PADANG BULAN MEDAN
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
OLEH:
RISKI ULINA NIM: 1103151058
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kehadirat Allah Yang Maha Esa
atas limpahan kasih sayang, serta petunjuk dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Konsep Diri
(Self-Concept) Melalui Penerapan Konseling Eklektik dengan Media Kreatif Pada
Remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia di Padang Bulan Medan Tahun Ajaran 2014.” dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
Selama penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hikmah
atas kemudahan serta hambatan, kesulitan maupun rintangan yang dilalui. Namun
berkat bimbingan Bapak Dosen Pembimbing dan juga berbagai pihak, maka
akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S sebagai Dekan FIP, Bapak Prof. Dr.
Yusnadi, M.S sebagai Pembantu Dekan 1.
3. Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan yang banyak memberi saran kepada penulis dalam
penyusunan skripsi dan kepada Ibu. Dra Nur Arjani, M.Pd sebagai
4. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S sebagai Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah banyak memberikan bantuan bimbingan, dukungan, motivasi,
saran dan kritik, serta ketabahan dan kesabaran. Terimakasih Pak, telah
membimbing penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nurmaniah, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang banyak
membimbing penulis dari segi akademik sejak penulis belajar di semester
satu hingga selesai.
6. Ibu Dra Nur Arjani, M.Pd., Ibu Dra. Zulhaini S., dan Ibu Dra. Pastiria
Sembiring, M.Pd. Kons., selaku penguji yang telah banyak memberikan
masukan dan saran-saran untuk skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang
telah memberikan banyak bimbingan semenjak mengikuti pendidikan. Dan
seluruh staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan atas kerja sama dan bantuan yang diberikan kepada peneliti.
8. Pihak Panti Asuhan Yayasan Pembangun Didikan Islam Indonesia di
Padangbulan Medan yang telah memberikan peneliti waktu dan
kesempatan untuk melakukan penelitian. Nenek Panti, Bu Ika dan keempat
adek-adek Saya. Semangat ya Dek. Raih mimpimu. Karena Allah SWT
akan memeluk mimpimu, selamat berjumpa di masa depan.
9. Teristimewa buat Ibunda Siti Basana Ritonga, A.Md yang terkasih terima
kasih atas ridho, doa, dukungan, kiriman, motivasi dan nasihat dan kasih
sayang yang tak pernah putus-putusnya yang telah diberikan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan
dengan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Ibu adalah hal yang terbaik
Akbar dan Putri Intan, terus belajar dek, raih cita-cita dan jadi anak yang
soleh dan salehah ya… Semangat.
10.Buat keluarga besarku, Oppungku Iman Ritonga, BA., Nenekku Maryam
Sari Hutasuhut, terimakasih Nenek, Oppung berkat kalian jualah cucu
kalian dapat menjadi seperti ini. Sekali lagi terimakasih Nek, Oppung. Dan
terimakasih kepada tulang Saya Salamat Ritonga dan keluarga, Ujing
Juliana Ritonga dan keluarga, Tulang Ismail Kadir Ritonga dan keluarga,
Tulang Hamzah Ritonga dan keluarga, ujing Rosima Ritonga dan
keluarga, yang tiap minggu selalu saya ganggu, masalah kirim-mengirim,
Tulang Ali Ahmad Ritonga dan keluarga, ujing Gahana Ritonga dan
keluarga, dan Tulang Muh. Yunan Ritonga.
11.Buat tulang Surya Ritonga A.Md., dan Nantulang Manna Sari Hasibuan
S.Pd yang telah banyak memberikan dukungan, terkhusus kesabaran,
motivasi dan nasihat kepada penulis selama menyelesaikan studi di
Universitas Negeri Medan. Dan kepada Adik Ahmad Zakiy Al-Fikri
Ritonga, cepat besar Dek
12.Buat sahabat sekaligus saudara terbaik saya Putri Ulina S.Pd., Sulistya
S.Pd., Yulia Hikmah S.Pd., Diah Intan Riani Ritonga A.Md., Murni
Siregar SKM, Pipit Hafnidasari Lubis S.Pd., Utari Dewi Febrianti S.Pd.,
Sofyan Ritonga dan seluruh teman SD,SMP,SMA, PPLT Kotarih,
terkhusus Aiga Elisa S.Pd., Anisa Vibrianda S.Pd., Ayu Lutfiah Taufik
Lubis S.Pd., Nova Rotua Hutagalung S.Pd dan terimakasih kepada kedua
13.Tak lupa ucapan terima kasih kepada adik-adik MtsN Zending Islam
Medan yang telah membantu penulis dalam penelitian dan Kepada SMA N
1 Kotarih, Terkhusus kepada Ibu Bimbingan Konseling Nenden sartika
dewi, S.Psi serta terima kasih kepada seluruh siswa SMA N 1 Kotarih.
14.Seluruh teman-teman seperjuangan BK Reg-C jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan stambuk 2010, terimakasih Sob, 4 tahun lebih
bersama untuk menuliskan cerita dan perjalanan hidup meraih asa.
Ganbatte kudasai Sob. Dan semangat buat teman-teman stambuk 2010 di
akhir mata kuliah.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan terbaik dari Allah yang Maha Esa. Penulis
mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini berkah dan bermanfaat bagi
kit semua. Amin
Medan, Januari 2015
ABSTRAK
Riski Ulina. 1103151058. Meningkatkan Konsep Diri (Self-Concept) Melalui Penerapan Konseling Eklektik dengan Media Kreatif Pada Remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia di Padang Bulan Medan Tahun Ajaran 2014. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah konseling eklektik dengan media kreatif dapat meningkatkan Konsep Diri (Self-Concept) Remaja Panti Asuhan Pembangun Didikan Islam Indonesia di Padang bulan Medan Tahun Ajaran 2014. Subjek penelitian ini berjumlah 4 orang yang diambil dari 30 orang keseluruhan remaja panti asuhan dengan rentang usia 12 sampai usia 16 tahun melalui teknik purposive sampling. Peneliti mengumpulkan data melalui hasil evaluasi diri konseli dan penyebaran angket guna peningkatan konsep diri konseli. Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) ini terdiri dari 2 siklus, siklus I dan siklus II masing-masing siklus memiliki pertemuan 1 x 30 menit. Pada setiap pengakhiran masing-masing siklus peneliti melakukan penilaian yaitu penilaian segera (Laiseg), dan penilaian jangka pendek (Laijapen). Dan memberikan angket juga dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih banyak mengenai konsep diri konseli.
Hasil analisis data saat penyebaran angket yang telah divalidkan didapat 4 remaja panti asuhan yang memiliki konsep diri rendah tergolong kurang. Dan setelah siklus I dilaksanakan diperoleh keempat konseli mengalami peningkatan konsep diri ke dalam kategori cukup dan belum mencapai target 75% sehingga perlu dilkasanakan siklus II. Setelah melakukan refleksi dan dilaksanakan siklus II akhirnya diperoleh 3 orang konseli mengalami peningkatan konsep diri ke dalam kategori baik, sehingga mencapai target 75%.
DAFTAR ISI
2.1.4. Motivasi dan Pengembangan Konsep Diri ... .15
2.1.5. Kestabilan Konsep Diri ... .18
2.2. Panti Asuhan ... .19
2.3. Teknik Konseling ... .20
2.3.1. Konseling Eklektik ... .20
2.3.2. Layanan Konseling Individu ... .25
2.3.3.Pelaksanaan Layanan Koneling Individu ... .26
2.3.4. Media Kreatif dalam Konseling ... .27
2.4. Kerangka Konseptual ... 44
2.5. Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
3.1.Jenis Penelitian ... 45
3.2. Subjek Penelitian ... 45
3.3. Disain Penelitian ... 45
3.3.1. Disain Penelitian Siklus I ... 46
3.3.2. Disain Penelitian Siklus II ... 48
3.4. Operasional Variabel Penelitian ... 50
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.6. Teknik Analisis Data ... 54
3.6.1.Teknik Analisis Kualitatif Data ... 54
3.6.2. Teknik Analisis Persentase ... 55
3.7. Uji Coba Instrumen ... 55
3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55
BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 56
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56
4.2. Hasil Penelitian ... 56
4.2.1.Hasil Penelitian Sebelum Tindakan ... 56
4.2.2. Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ... 59
4.1.3. Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ... 73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Proses Penelitian Tindakan ... 46
Gambar 4.1. Diagram Konsep Diri Konseli setelah Siklus I ... 70
Gambar 4.2. Diagram Konsep Diri Konseli setelah Pra Siklus dan Siklus I .. 72
Gambar 4.3. Diagram Konsep Diri Konseli setelah Siklus II ... `83
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Angket ... 92
Lampiran 2a Angket Uji Coba Konsep Diri Panti asuhan ... 93
Lampiran 2b Uji Validitas Angket Excel ... 95
Lampiran 2c Perhitungan Kategori Angket Konsep Diri... 96
Lampiran 2d Angket Konsep Diri Valid ... 98
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan Konseling Individu Siklus I ... 99
Lampiran 3a Rencana pelaksanaan Konseling Individu Siklus II ... 102
Lampiran 4 Percakapan Konseling ... 105
Daftar Hadir
Surat Pengantar Penelitian
Surat Keteranagan Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
Diciptakan dengan istimewa serta sempurna. Dengan memiliki akal pikiran dan
hati yang dapat memproses untuk mengolah informasi dan berpikir sebagai
pembeda. Berguna untuk mengatur, mengurus dan memakmurkan bumi.
Manusia yang berkenan dalam mengasah ketajaman akal, dapat
meningkatkan cara berpikir yang luas dan kreatif. Berguna menjadikan manusia
sebagai pribadi yang lebih dewasa dan lebih baik lagi.
Manusia memiliki rejeki dan masalah hidup yang berbeda. Yang pasti
dalam tiap masalah/ujian yang diterima mendapatkan hikmah dan manfaat yang
besar. Sesuai cara pandang manusia dalam menghadapi masalah hidup tersebut.
Pengertian konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang
dirinya sendiri. Merupakan gabungan dari gambaran diri yang membentuk
keyakinan individu tentang diri mereka sendiri meliputi karakteristik fisik,
psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.
Menangani masalah hidup erat kaitannya degan konsep diri yang dibentuk.
Karena itu, sungguh akan sangat bagus dan bermanfaat, jika manusia
mengembangkan konsep diri yang baik dalam menangani masalah yang ada.Maka
hati akan tenang, fleksibel, serta tahan ujian. Hidup pun akan terasa ringan dan
bahagia. Tetapi yang namanya ujian, tidak selamanya orang akan menghadapinya
dengan konsep diri yang baik. Karena konsep diri yang baik itu memerlukan
2
dipelajari dan ditingkatkan, asalkan memiliki niat yang kuat untuk berubah, serta
menyadari dan mengakui konsep diri yang selama ini dibentuk. Apakah konsep
diri yang tidak baik atau baik.
Konsep diri yang tidak baik atau baik dapat dilihat dari kebiasaan
seseorang. Konsep diri yang tidak baik memiliki ciri-ciri akan pemunculan sikap
inferior (merasa rendah diri) yang tidak percaya akan diri, dan tidak berani
mencoba hal-hal baru, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri,
merasa tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih
banyak perilaku inferior lainnya. Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan
memunculkan sikap dengan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani
sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani
menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positif, serta dapat menjadi
seorang pemimpin yang handal.
Oleh karena itu, Konsep diri sangat penting dipelajari dan dipahami
remaja. Terkhusus remaja yang berada di panti asuhan yang memiliki konsep diri
cenderung tidak baik. Dikarenakan dalam pendidikan dan proses
perkembangannya, hingga remaja kini, tidak memiliki orangtua kandung yang
merawat dan mengasuh. Karena, kasih sayang orangtua kandung dalam proses
tumbuh kembang anak, sangat berperan besar dalam pembentukan konsep dirinya.
Seperti remaja panti asuhan yayasan pembangun didikan Islam Indonesia
Medan/Ya PDII (yang merupakan tempat peneliti melakukan penilitian) diasuh
oleh pengurus panti, mulai dari kecilnya hingga remaja. Diurus dan dibesarkan
3
orangtua telah meninggal dunia, orangtua yang mulanya kesulitan membiayai
anaknya,
Menurut hasil wawancara dengan pihak panti, jumlah remaja panti asuhan
Ya PDII yang dididik saat ini berjumlah lebih kurang 30 orang. Dimana rata-rata
remaja panti rentan dengan masalah gejala konsep diri tidak baik berupa memiliki
sifat pendiam, pemurung, dan juga suka membantah dalam kesehariannya. Gejala
konsep diri tidak baik dapat terjadi dikarenakan beberapa alasan pertama, dapat
disebabkan masa remaja yang sedang mencari identitas diri, dimana dalam
keadaan remaja sekarang yang sedang suka bertanya, berniat mencari hakikat diri.
Kedua, dimana remaja cenderung mengolah pikiran negatif dalam
perkembangannya yang disebabkan oleh keadaan lingkungan, hingga dapat
mempengaruhi emosi mereka. Ketiga, dapat disebabkan juga karena “rasa sedih
ingin diperhatikan” karena sebagian anak panti belum mengenal orangtua
kandung, sehingga cenderung untuk berpikir apakah mereka tidak disayangi,
sehingga orangtua tega menitipkan mereka di panti asuhan. Keempat, remaja yang
cenderung memiliki konsep diri tidak baik memiliki peran yang sangat besar
untuk mempengaruhi anak-anak panti lain yang masih kecil seperti yang masih
duduk di bangku sekolah dasar.
4
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri yang
tidak baik jika dibangun secara terus menerus, akan sangat membahayakan bagi
proses perkembangan remaja panti asuhan. karena dalam konsep diri yang telah
dibentuk dan terinstall akan mempengaruhi pikiran dan perilaku kesadaran
individu.
Seperti yang dikemukakan oleh Adi (Murmanto, 2007:2), yang menyebut dirinya seorang Re-Educator dan Mind Navigator mengatakan konsep diri diibaratkan sebagai sebuah sistem yang menjalankan komputer mental yang mempengaruhi kemampuan berpikir individu. Konsep diri yang telah ter-install akan masuk ke pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh sebesar 88% terhadap level kesadaran individu. Semakin baik konsep diri maka akan semakin mudah individu untuk berhasil. Begitu juga sebaliknya, jika manusia menginstall konsep diri yang tidak baik, akan memiliki pengaruh 88% yang menyebabkan ketidak berhasilan.
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pikiran yang terus
menerus negatif tentang diri dapat mengakibatkan terbentuknya konsep diri yang
rentan tidak baik. Dimana dalam lingkungan tinggal remaja sangat penting karena
besar pengaruhnya dengan perkembangan remaja. Dimana proses perkembangan
remaja yang tinggal bersama orangtua lengkap, tentu saja berbeda dengan remaja
yang tinggal bukan dengan keluarga lengkap, seperti Ayah dan Ibu.
Dan remaja yang dididik langsung orangtua lebih banyak mendapat
perhatian dan penjagaan langsung dari orangtua, sangat berperan besar dalam
perkembangan remaja. Lain halnya dengan remaja panti asuhan dimana proses
perkembangannya mendapat perhatian dan penjagaan langsung dari pihak
pengurus panti asuhan.
Dari masalah konsep diri diatas, pengaruh Bimbingan Konseling untuk
5
Konseling memiliki peranan yang penting. Dimana pengertian dari konseling
eklektik merupakan penggabungan dua pendekatan direktif dan non-direktif.
Konseling eklektik yang mengambil berbagai kebaikan dari dua kebaikan, dari
dua pendekatan atau dari berbagai teori konseling, mengembangkan dan
menerapkan dalam praktek sesuai dengan permasalahan konseli.
Konseling eklektik yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui
konseling individu. Konseling individu yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami
masalah (konseli) bertujuan untuk proses pemberdayaan diri bukan proses
ketergantungan pada konselor, dapat merubah perilaku konseli dan terbebas dari
masalah yang dihadapinya.
Dari paparan permasalahan di atas, maka peneliti berkeinginan melakukan
penelitian yang berjudul : “Meningkatkan Konsep Diri (Self Concept) Melalui
Penerapan Konseling Eklektik dengan Media Kreatif Pada Remaja Panti Asuhan
Pembangun Didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014”.
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, masalah
penelitian ini diidentifikasikan sebagi berikut:
1. Bimbingan orang tua berpengaruh besar terhadapar proses perkembangan
remaja
2. Lingkungan tempat tinggal berpengaruh besar dalam proses perkembangan
konsep diri
3. Pembentukan konsep diri yang tidak baik dapat merugikan bagi proses
6
4. Remaja panti asuhan Ya-PDII cenderung membentuk konsep diri yang
tidak baik karena kurang perhatian langsung dari orangtua
5. Bimbingan dan Konseling diperlukan remaja panti asuhan Ya-PDII untuk
membantu meningkatkan konsep diri mereka
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan berbagai keterbatasan yang dialami peneliti baik dari segi
pengetahuan dan pengalaman maka peneliti mengadakan pembatasan masalah
yang akan diteliti yaitu meningkatkan konsep diri (self concept) melalui
penerapan konseling eklektik dengan media kreatif pada remaja panti asuhan
pembangun didikan Islam Indonesia Padangbulan Medan Tahun 2014.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalan dalam
penelitian ini dirumuskan permasalahannya dalam penelitian di atas sebagai
adalah apakah ada pengaruh konseling eklektik dengan media kreatif terhadap
konsep diri remaja panti asuhan pembangun didikan Islam Indonesia Padangbulan
Medan Tahun 2014.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan konsep diri
melalui konseling eklektik dengan media kreatif terhadap remaja Panti Asuhan
7
1.6. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian
ilmu konseling, khususnya yang membahas konsep diri melalui konseling
eklektik dengan media kreatif pada remaja panti asuhan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Konselor
Dapat meningkatkan pelayanan konseling eklektik dengan media kreatif
pada remaja panti asuhan yang mengalami konsep diri yang perlu
ditingkatkan.
b) Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti dalam
melakukan konseling eklektik pada remaja panti asuhan yang mengalami
konsep diri yang tidak baik.
c) Bagi Praktisi Panti Asuhan
Sebagai rujukan bagi praktisi panti asuhan dalam usaha mencari solusi
untuk meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan.
d) Bagi Jurusan Psikologi pendidikan dan Bimbingan
Sebagai bahan referensi dalam menambah pemahaman dan pengembangan
keilmuan khususnya mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Masalah dalam konsep diri dapat dientaskan dengan melihat terlebih
dahulu aspek-aspeknya yaitu dari sudut pandang akan keyakinan terhadap
kemampuan diri, cara dalam menyikapi masalah dan pertahanan terhadap
prinsip/ idealisme yang ada pada diri sendiri
2. Masalah konsep diri remaja panti asuhan dapat ditingkatkan dengan
melaksanakan konseling eklektik dengan media kreatif
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti menyarankan:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu, khusunya
bidang Bimbingan dan Konseling mengenai upaya meningkatkan konsep
diri remaja panti asuhan
2. Konselor atau praktisi penelitian dapat menggunakan konseling eklektik
dengan media kreatif untuk menangani permasalahan dalam meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Diaanne, Margaret. 2009. Rahasia Menciptakan Cara Berpikir Cerdas. penerjemah sasongko, Dwi. disertai tip-tip untuk mneggali potensi kecerdasan berpikir. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Dewi, Rosmala. 2010.Penelitian Pendidikan (Desain Empirikal Dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Fadhil, Muamar nasrullah. 2005. Sikap Negatif Yang Menghambat Kebahagiaan. Bandung:Amanah.
Fatimah,Siti Nur. 2012. Dinamika Konsep Diri Pada Orang Dewasa Korban Child Abuse. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Hutagalung,Inge. 2007.Pengembangan Kepribadian: Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif.Jakarta:Indeks.
Jumaini,Andriana. 2008. Pengaruh Konsep Diri dan Kemandirian Terhadap Prestasi Belajar Histologi Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKI Jakarta.Teknologi Pendidikan Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Latipun. 2001.Psikologi Konseling. Malang.: Universitas Muhammadiyah Malang
Lumongga, Namora Lubis. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling: Dalam Teori Dan Praktik.Jakarta: kencana
Michael,Norwood. 2002. Akulah Pemenang:Rahasia2 Sukses Dan Metode Pengembangan Diri. Jogjakarta: Saujana.
Murmanto., D. Melanie.2007. Pembentukan Konsep Diri Siswa Melalui Pembelajaran Partisipatif. Sebuah Alternatif Pendekatan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur
Nursalim, mochamad. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Indeks permata.
Prayitno dan Erman A. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Rosjidan. 1988.pengantar teori-teori konseling. Jakarta: :Direktorat jendral pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Santrock,W.John. 2007. Perkembangan Anak Edisi kesebelas jilid 2. Jakarta :Erlangga.
Suryabrata,Sumadi. 2008.Psikologi kepribadian.Jakarta:PT Raja Grafindo persada.
Surya,Hendra. 2010. Jadilah pribadi yang unggul. sebuah solusi pengembangan diri dan keterampilan menolak (refusal skill) narkoba.jakarta:elex media komputindo.
Suparno,H.Suhaenah. 2000. Membangun konpetensi belajar. Jakarta:Direktorat jendral pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R& B. Bandung : Alfabeta
Taylor, E.Shelly, dkk. 2009.Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Berbasis Intergrasi). Jakarta : rajawali Pers
Ubaedy,AN.2005.Serial Seni Pembelajaran Diri,Self Training,Membentuk Pribadi Kompetitif & Kompeten.Jakarta Timur: Pustaka Qalami.
Winkel, WS dan MM Sri Hastuti. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Wulandari, Putri Diana. 2009. Pengaruh Model Pembelajarax Snowballing terhadap Hasil Belajar (Jurnal). FMIPA Universitas Negeri.