PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
INDEX CARD
MATCH
(ICM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
IPS KELAS V SDN 101875 BINTANG
MERIAH T.A 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
IVO NDARI NOVITA
NIM 1111111003
OLEH:
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
IVO NDARI NOVITA, 1111111003, Penerapan Model Pembelajaran Index Card Match (ICM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 101875 Bintang Meriah, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2015.
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dikarenakan guru terlihat lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan kurang termotivasi. Dari sinilah penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM). Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS di kelas V SDN 101875 Bintang Meriah dan untuk mengetahui perbedaan belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dengan yang tidak
menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) pada pembelajaran
IPS materi perjuangan melawan penjajah di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam materi pokok perjuangan melawan penjajah pada pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa yang berasal dari siswa kelas V pada tahun ajaran 2014/2015, dimana kegiatan dilakukan saat pembelajaran IPS berlangsung. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini penulis melakukan tes dan observasi. Adapun teknik analisa data dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif dengan menguraikan persentase yang digunakan.
Setelah pelaksanaan pre test diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu ada 2 siswa (7%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 28 siswa (93%) yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 44. Setelah pelaksanaan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu
18 orang siswa (60%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 12 orang siswa (40%) yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67. Setelah pelaksanaan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal
sebanyak 28 orang siswa (93%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 2 siswa (7%) yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 88.
Dengan demikian maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah pada pelajaran IPS dalam materi perjuangan melawan penjajah. Dan disarankan kepada guru untuk
menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dalam
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 6
1.3 Batasan Masalah... 6
1.4 Rumusan Masalah... 7
1.5 Tujuan Penelitian... 7
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9
2.1 Kerangka Teoritis ... 9
2.1.1 Pengertian Belajar ... 9
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ... 11
2.1.3 Pengertian Hasil Belajar... 13
2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran... 15
2.1.5 Jenis-Jenis Model Pembelajaran... 17
2.1.7 Langkah-langkah Penerapan Index Card Match... 21
2.1.8 Kelebihan dan KekuranganIndex Card Match(ICM) ... 26
2.1.9 Hakikat IPS ... 27
2.1.10 Materi Pembelajaran ... 29
2.2 Kerangka Konseptual ... 32
2.3 Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 35
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 35
3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 36
3.5 Desain Penelitian ... 36
3.6 Prosedur Penelitian ... 37
3.7 Teknik Pengumpulan Data... 43
3.8 Teknik Analisis Data ... 43
3.9 Jadwal Penelitian ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 47
4.2 Deskripsi Hasil PenelitianTes Awal (Pre Test)... 47
4.2.1 Deskripsi Tes Awal (Pre Test)... 47
4.1.3 Pelaksanaan dan Temuan Penelitian pada Siklus II... 63
4.2 Rekapitulasi Nilai Pre Test, Siklus I, dan Siklus II ... 73
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78
5.1 Kesimpulan ... 78
5.2 Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 81
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 46
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Pre Test Siswa ... 49
Tabel 4.2 Persentase Nilai Pre Test Siswa ... 50
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus I... 55
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 58
Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siklus I Siswa ... 60
Tabel 4.6 Persentase Nilai Siklus I Siswa ... 61
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus II... 66
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 68
Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Siklus II Siswa ... 70
Tabel 4.10 Persentase Nilai Siklus II Siswa... 71
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Pre Test, Siklus I, dan Siklus II... 73
Tabel 4.12 Tabel Rata-rata Hasil Belajar Siswa... 74
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Pengajaran IPS di SD ditujukan bagi pembinaan generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan di lingkungannya sebagai insan sosial dan warga Negara yang baik.
Namun pada kenyataannya, banyak masyarakat awam yang menilai pembelajaran IPS kurang menyenangkan. Masyarakat menilai IPS sebagai pelajaran yang membosankan dikarenakan isi pelajaran kurang menarik. pembelajaran IPS juga mengharuskan siswa lebih banyak menghapal sehingga siswa merasa jenuh dan kurang tertantang karena kurangnya aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran IPS.
yang membantu anak untuk mengenal hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Selanjutnya Hasan, (dalam Solihatin dan Raharjo 2008:1) menjelaskan mengenai tujuan dan esensi pendidikan IPS, sebaiknya penyelenggara pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan siswa yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat.
Untuk menunjang tercapainya tujuan IPS tersebut harus didukung oleh pembelajaran yang kondusif. Dalam proses pembelajaran guru dan siswa memiliki peran yang sangat penting. Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran yang dikembangkan oleh guru memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa. Pembelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dan tidak membosankan agar siswa termotivasi untuk belajar dan memperoleh informasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Oleh sebab itu, perencanaan model pembelajaran harus didesain sedemikian rupa untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga sampai pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator harus menguasai model pembelajaran yang efektif, efisien, dan tepat sasaran. Penentuan model pembelajaran yang akan digunakan harus senantiasa diawali dari situasi nyata dan keadaan siswa dalam kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran bermakna dapat tercapai dengan optimal.
keseluruhan mampu mendapatkan nilai rata-rata 65. Dan hal tersebut berdampak pada nilai IPS siswa yang kebanyakan belum mencapai KKM. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran IPS dapat diatasi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengadakan pembelajaran dengan menggunakan model yang lebih menarik dan menyenangkan.
Berangkat dari fenomena di atas, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran yang lain yang dianggap mampu meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu model pembelajaran kooperatif.
Menurut Suprijono, (2010:61) “Model pembelajaran Kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keagamaan, dan pengembangan keterampilan sosial.” Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif mengharuskan siswa bekerja sama dan saling bergantung secara positif antarsatu sama lain dalam konteks struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward. Gagasan dibalik pembelajaran ini adalah bagaimana mata pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat bekerja sama untuk mencapai sasaran-sasaran pembelajaran.
Salah satu jenis pembelajaran kooperatif ialah Index Card Match (ICM). Dengan menggunakan model pembelajaran index card match akan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran sebab memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan sekelas (Hamruni, 2011:162).
mencari pasangan kartu sehingga aktivitas maupun minat siswa terhadap proses pembelajaran meningkat.
Alasan untuk menggunakan model pembelajaran Index card Match (ICM) adalah karena model ini mampu mengajak siswa untuk aktif dalam kelas. Siswa kelas V SD yang rata-rata berumur 11 tahun adalah individu yang sangat tertarik dengan aktivitas fisik. Belajar dengan menggunakan potongan-potongan kartu dan mencari pasangan dapat membuat mereka tertarik untuk ikut serta dalam proses pembelajaran. Ketertarikan ini akan berdampak pada peningkatan motivasi mereka untuk aktif belajar dikelas. Ini juga akan merubah pemikiran mereka bahwa belajar IPS itu mudah dan menyenangkan. Dan pembelajaran seperti inilah yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
2. Pelajaran IPS sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, tidak menarik dan kurang menantang
3. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran 4. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS 5. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran IPS 6. Kreativitas siswa kurang berkembang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial materi pokok Perjuangan melawan penjajah di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah Tahun Ajaran 2014/2015 ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model Index Card Match(ICM) pada materi pokok Perjuangan melawan penjajah di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah Tahun Ajaran 2014/2015.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Bagi siswa
2. Bagi guru
a. Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match(ICM) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 3. Bagi sekolah
a. Sebagai bahan untuk menginformasikan kepada guru-guru tentang model pembelajaranIndex Card Match(ICM).
b. Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah baik dalam proses belajar mengajar maupun hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Index Card Match(ICM).
4. Bagi peneliti
a. Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan berfikir guna meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
5. Bagi lembaga PGSD khususnya S1
78 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah kita membahas beberapa hal, baik yang berupa teori maupun yang berupa temuan hasil dari lapangan, maka dalam bagian ini tibalah saatnya peneliti untuk mengambil suatu kesimpulan yang barang kali bisa kita gunakan untuk mengemukakan suatu saran, guna meningkatkan kualitas pendidikan terutama pendidikan IPS di sekolah dasar. Adapun kesimpulan dan saran yang dapat saya utarakan dalam penelitian ini adalah:
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: 1. Setelah pelaksanaan pre test diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar
secara klasikal yaitu ada 2 orang siswa (7%) yang mencapai ketuntasan belajar dan 28 orang siswa (93%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan dengan nilai rata-rata 44.
2. Setelah pelaksanaan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 18 orang siswa (60%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 12 orang siswa (40%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67.
4. Dengan demikian maka dapat dikatakan penerapan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan perjuangan melawan penjajah.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, peneliti menyarankan:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS, hendaknya di dalam setiap mempelajari IPS harus menerapkan model pembelajaran yang bervariatif seperti model pembelajaran Index Card Match (ICM) agar memudahkan siswa memahami setiap materi konsep pelajaran yang diajarkan guru supaya materi pelajaran tersebut tahan lama diingat dalam setiap pribadi siswa karena penerapan model pembelajaran Index Card Match (ICM) ini dapat melibatkan siswa secara langsung untuk aktif dalam belajar.
2. Kepada guru yang akan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran IPS khususnya materi perjuangan melawan penjajah sebaiknya lebih mengutamakan pemahaman dan aktivitas belajar siswa.
80 4. Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tindakan, sebaiknya
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yramma Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani.
Indrastuti dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD. Jakarta:Yudhistira.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Rasyidin, Al & Wahyudin. 2012. Teori Belajar & Pembelajaran. Medan : Perdana Publishing.
Rohman, Moh & Sofan Amri. 2013. Strategi & Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Solihatin & Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana. 2008. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2011. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta: Prenada Media Grup.
Tanjung, Bahdin Nur. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi