• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMP SWASTA AMANAH T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMP SWASTA AMANAH T.A 2014/2015."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi yang berjudul “Upaya MeningkatkanKemampuanPemecahanMasalahSiswadenganMenggunakanPendek atanMetakognitifpadaMateriKubusdanBalokKelas VIII SMP Swasta Amanah T.A 2014/2015”. Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat bantuan dari pihak-pihak yang mendukung. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan, motivasidan bantuan moril maupun materil. Penulis mengucapkan terimakasih kepada, yang tercinta dan tersayang di hati penulis, skripsi ini ananda persembahkan secara teristimewa kepada orang tua ananda, Mamak yang teramat sangat ananda cintai dan kasihi, Suarmi, S.Pd dan Ayahterhebat yg teramat ananda sayangi, Sugirin, S.Pd. Terimakasih atas semua kasih sayang, doa, dukungan, motivasi, pelajaran, nasehat dan bimbingan yang kalian berikan, tiada cinta dan sayang yang paling besar kepada orang selain kepadamu Mamak dan Ayah.

Terkhusus penulis mengucapkan terimakasih kepada rohimikuMas Aziz Zulkarnaindan Adik – adik penulis yang tersayang Yuda Purnama Thandi dan Surya Purnama Ramadhan, kalianlah penyemangat penulis disaat lemah dan terpuruk, penasehat juga pemberi tawa disaat penulis sedih.

(2)

v

terimakasih juga penulissampaikan kepada Ibu Dra.Nurliani Manurung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akadamik.

Terimakasih kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, beserta seluruh jajarannya, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta jajarannya, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Erwinsyah,S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Swasta AmanahKec. Binjai Kab. Langkat dan Ibu Sri Ervianti,S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Swasta Amanah Kec. Binjai Kab. Langkat yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Terimakasih kepada sahabat terbaikku sekaligus notulen seminar dan sidangku Fitria Sri Ratu yang selalumemberikan semangat, keceriaandan membangunkan penulis disaat tertidur sertasahabat – sahabat D’dunkz yang sudah penulis anggap sebagai saudara sendiri Lolla, Mora, Nely, Ika dan Fatmah serta teman-teman lainnya di jurusan Matematika khususnya kelas DIK B Matematika Reguler 2010 juga teman – teman yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Tanjung Pura Tahun 2013. Tak lupa terimakasih untuk kawan-kawan kost penulis Rizky Evrillia, Desthika Nafis Awaly Rawidan adik-adik kost penulis Diah Ayu Ningrum, Dinda amalianda dan Tammy Nafisha yang selama ini memberikan semangat dan bantuan kepada penulis. Juga untuk teman seperjuangan Miya, Nurul, Adel, Inka dan yang lainnya.

(3)
(4)

iii

UPAYAMENINGKATKANKEMAMPUANPEMECAHANMASALAHSIS WA DENGANMENGGUNAKAN PENDEKATAN METAKOGNITIFPADA

MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMP SWASTA AMANAH KEC.BINJAI KAB. LANGKATT.A 2014/2015

LINDA PURNAMA SARI (4101111027) ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendekatan metakognitf dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Amanah Kec. Binjai Kab. Langkat.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIISMP Swasta Kec. Binjai Kab. Langkat dengan jumlah siswa 39 orang dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan pendekatan metakognitif pada materi kubus dan balok.

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana tiap akhir siklus diberi tes yang telah divalidasi oleh validator dan observasi dilakukan oleh observer yaitu mahasiswa dan guru matematika SMP Swasta Amanah Kec. Binjai Kab. Langkat.

Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dari hasil tes awal yang diperolah menunjukkan bahwa 71,8% (cukup) siswa yang memahami masalah, 56,5% (buruk) siswa yang mampu merencanakan pemecahan masalah, 25,7% (sangat buruk) siswa yang mampu melaksanakan pemecahan masalah dan 0% siswa yang memeriksa kembali prosedur hasil yang diperoleh. Setelah pemberian tindakan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif hasil tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I diperoleh siswa yang memahami masalah 90% (sangat baik), siswa yang mampu merencanakan penyelesaian masalah 66,7% (buruk), siswa yang mampu menyelesaikan masalah 61,5% (buruk), dan siswa yang mampu memeriksa kembali sebesar 56,4% (sangat buruk). Hasil penelitian pada siklus II diperoleh siswa yang memahami masalah 100% (sangat baik), siswa yang mampu merencanakan penyelesaian masalah 89,8% (baik), siswa yang mampu menyelesaikan masalah 84,6% (baik), dan siswa yang mampu memeriksa kembali sebesar 84,6% (baik). Kriteria peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang sudah mampu memecahkan masalah pada siklus II lebih tinggi dibandingkan pada siklus I dan persentase kemampuan pemecahan masalah pada siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan presentase kemampuan pemecahan masalah pada siklus I.

(5)

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Rumusan Masalah 8

1.4. Pembatasan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

1.7. Definisi Operasional 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoretis 11

2.1.1. Pengertian Belajar 11

2.1.2. Pembelajaran Matematika 12

2.1.3. Hakikat Matematika 13

2.1.4. Pendekatan Pembelajaran Matematika 14

2.1.5. Pendekatan Metakognitif 14

2.1.6. Masalah Matematika 20

2.1.7. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 22 2.1.7.1. Alat Evaluasi Pemecahan Masalah Siswa 26 2.1.8. Pendekatan Metakognitif dalam Pemecahan Masalah Matematika 29 2.1.9. Proses Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Metakognisi 30

2.2. Kubus dan Balok 32

2.3. Kerangka Konseptual 46

2.4. Hipotesis Tindakan 48

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi Penelitian 49

3.2. Subjek Dan Objek Penelitian 49

3.2.1. Subjek Penelitian 49

3.2.2. Objek Penelitian 49

3.3. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian 49

3.4. Prosedur Penelitian 49

3.4.1 Siklus I 50

(6)

vii

3.4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 50 3.4.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 54

3.4.1.4 Tahap Observasi I 54

3.4.1.5 Analisis Data I 54

3.4.1.6 Refleksi I 59

3.4.2 Siklus II 59

3.4.2.1 Permasalahan II 60

3.4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 60 3.4.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 63

3.4.2.4 Tahap Observasi II 63

3.4.2.5 Analisis Data II 64

3.4.2.6 Refleksi II 68

3.5 Indikator Kinerja 69

3.5.1 Indikator Kinerja Kemampuan Pemecahan Masalah 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Siklus I 71

4.1.1 Permasalahan I 71

4.1.2 Perencanaan Tindakan I 72

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 76

4.1.4 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 77

4.1.5 Hasil Observasi I 80

4.1.6 Refleksi I 80

4.2 Hasil Penelitian Siklus II 81

4.2.1 Permasalahan II 81

4.2.2 Perencanaan Tindakan II 82

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 86

4.2.4 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 87

4.2.5 Hasil Observasi II 90

4.2.6 Refleksi II 90

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 91

4.3.1 Pembahasan Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 91 4.3.2 Pembahasan Hasil Observasi 94 4.3.3 Pembahasan Pendekatan Pembelajaran 96

4.4 Diskusi Hasil Penelitian 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 103

5.2. Saran 104

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Alternatif pertama pemberian skor pemecahan masalah 27 Tabel 2.2. Alternatif kedua pemberian skor pemecahan masalah 28 Tabel 3.1. Norma Absolut Skala Lima 56 Tabel 3.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 57 Tabel 3.3. Indikator Kinerja Kemampuan Pemecahan Masalah 70 Tabel 3.4. Kategori Kriteria Indikator Kinerja 70 Tabel 4.1.Deskripsi TKPM Siswa Berdasarkan Hasil Tes Diagnostik Awal 72 Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM I 77 Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Merencanakan Masalah pada TKPM I 78 Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Rencana pada TKPM I 78 Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali pada TKPM I 79 Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM II 87 Tabel 4.7. Tingkat Kemampuan Merencanakan Masalah pada TKPM I 88 Tabel 4.8. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Rencana pada TKPM II 88 Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali pada TKPM II 89

Tabel 4.10 Hasil TKPM I 91

Tabel 4.11 Hasil Kemampuan Tes Diagnostik, TKPM I dan TKPM II 92 Tabel 4.12Deskripsi Hasil Pengelolaan Pembelajaran pada Siklus I, Siklus II 94 Tabel 4.13 Deskripsi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif pada

Siklus I dan Siklus II yang mengacu pada Pemecahan Masalah 96

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif 31

Gambar 2.2. Kubus ABCD.EFGH 32

Gambar 2.3. Alas kubusABCD dan atap kubusEFGH 33 Gambar 2.4.i. Sisi depan ABFE dan belakang DCGH 33 Gambar 2.4.ii Sisi kiri ADHE dan sisi kanan BCGF 33 Gambar 2.5. Rusuk alas dan rusuk atas kubus ABCD.EFGH 34 Gambar 2.6. Rusuk tegak kubus ABCD.EFGH 34 Gambar 2.7. Titik sudut kubus ABCD.EFGH 35 Gambar 2.8.i. Diagonal sisi ABCD.EFGH 35 Gambar 2.8.ii Diagonal sisi ABCD.EFGH 36 Gambar 2.9. Bidang diagonal kubus ABCD.EFGH 37 Gambar 2.10. Diagonal ruang ABCD.EFGH 38

Gambar 2.11. Balok ABCD.EFGH 38

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus 1 106 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus 1 114 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 Siklus 1 122 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 Siklus 2 129 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5 Siklus 2 138 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 6 Siklus 2 146

Lampiran 7. LAS 1 Siklus 1 152

Lampiran 8. LAS 2 Siklus 1 157

Lampiran 9. LAS 3 Siklus 1 161

Lampiran 10. LAS 4 Siklus 2 164

Lampiran 11. LAS 5 Siklus 2 168

Lampiran 12. LAS 6 Siklus 2 173

Lampiran 13. Alternatif Jawaban LAS 1 Siklus 1 177 Lampiran 14. Alternatif Jawaban LAS 2 Siklus 1 181 Lampiran 15. Alternatif Jawaban LAS 3 Siklus 1 184 Lampiran 16. Alternatif Jawaban LAS 4 Siklus 2 187 Lampiran 17. Alternatif Jawaban LAS 5 Siklus 2 190 Lampiran 18. Alternatif Jawaban LAS 6 Siklus 2 194

Lampiran 19. Tes Diagnostik 197

(10)

xi

Lampiran 31. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 218 Lampiran 32. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 220 Lampiran 33. Lembar Validitas 1 TKPM II 223 Lampiran 34. Lembar Validitas 2 TKPM II 224 Lampiran 35. Lembar Validitas 3 TKPM II 225 Lampiran 36. Lembar Observasi 1 Siklus 1 226 Lampiran 37. Lembar Observasi 2 Siklus 1 228 Lampiran 38. Lembar Observasi 3 Siklus 1 230 Lampiran 39. Lembar Observasi 4 Siklus 2 232 Lampiran 40. Lembar Observasi 5 Siklus 2 234 Lampiran 41. Lembar Observasi 6 Siklus 2 236 Lampiran 42. Daftar Nilai TKPM I Aspek Memahami Masalah 238 Lampiran 43. Daftar Nilai TKPM I Aspek Merencanakan Penyelesaian 240 Lampiran 44. Daftar Nilai TKPM I Aspek Penyelesaian Masalah 242 Lampiran 45. Daftar Nilai TKPM I Aspek Memeriksa Kembali 244

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia didunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salah satu pendidik paling berpengaruh pada awal abad ke – 20 adalah seorang filsuf, John Dewey. Ia percaya bahwa pendidikan merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang sesuai dengan minat mereka masing – masing. Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan minat siswa, memperluas dan mengembangkan horizon kelilmuan mereka dan membantu mereka agar mampu menjawab tantangan dan gagasan baru di masa mendatang.

(12)

2

Dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada jangka pendek, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membekali untuk jangka panjang. Artinya, pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Pendidikan yang benar adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Memasuki abad ke – 21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan satu – satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan – perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta dilapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, di samping itu matematika juga merupakan faktor pendukung dalam laju perkembangan dan persaingan di berbagai bidang. Matematika lahir karena dorongan kebutuhan manusia, dengan bantuan matematika, banyak peristiwa atau kejadian alam semesta ini dapat dipelajari.

Sebagai ilmu dasar, matematika dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Sehingga dalam pembelajaranya di sekolah harus memperhatikan perkembangan matematika itu sendiri. Baik masa lalu, masa sekarang maupun kemungkinan-kemungkinannya untuk masa depan. Namun hal ini kurang dapat dukungan baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa dan khususnya penerapan pembelajaran yang digunakan. Sehingga hasil belajar matematika siswa masih saja rendah.

(13)

dengan hakikat matematika ditinjau dari segi ilmu yaitu matematika merupakan suatu cara berpikir oleh karena itu matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa disetiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga diperguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan:“(1)Sarana berpikir yang jelas dan logis, (2)sarana untuk memecahkan masalah sehari – hari, (3)sarana mengenal pola – pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4)sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5)sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”

Sementara pendapat lain dari Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala jenis kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Selanjutnya Hudojo (1988 : 1) juga menyatakan bahwa:

Matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan pengetahuan yang essensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi. Karena itu tingkat penguasaan matematika pada tingkat tertentu diperlukan bagi semua siswa agar kelak dalam hidupnya mendapat pekerjaan yang baik.

(14)

4

belajar matematika umumnya siswa menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit. Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan pemecahan masalah matematika siswa rendah.

Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak dimasyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang handal dalam pemecahan masalah, maka diperlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah. Berdasarkan kajian beberapa literatur terdapat banyak strategi pemecahan masalah yang kiranya dapat diterapkan dalam pembelajaran.

Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa pada hakikatnya dapat diringkaskan karena masalah kehidupan sehari – hari. Menurut Liebeck (dalam Abdurrahman, 2003:253) ada dua macam hasil belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu perhitungan matematis (mathematics calculation) dan penalaran matematis (mathematics reasoning). Berdasarkan hasil belajar matematika semacam itu maka Lerner (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan bahwa “Kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan dan (3) pemecahan masalah.”

(15)

mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu masalah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang dimaksud adalah perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah. Matematika terbentuk dan berkembang melalui proses penalaran dan pemecahan masalah. Agar dapat mengantarkan siswa mencapai kemampuan bernalar dan kemampuan pemecahan masalah matematika, guru harus memiliki keterampilan untuk mengembangkan kemampuan bernalar dan memecahkan masalah dalam matematika.

Berpikir merupakan satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Berpikir juga merupakan suatu kegiatan mental untuk membangun dan memperoleh pengetahuan. Dalam suatu proses pembelajaran, kemampuan berpikir peserta didik dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang bermakna melalui persoalan pemecahan masalah. Pernyataan tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Tyler mengenai pengalaman atau pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah, sehingga kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan.

(16)

6

meningkatkan pemahaman siswa terhadap penguasaan konsep, aturan-aturan dalil dan sebagainya”.

Selain itu Hudojo (2005:130) juga menyatakan bahwa: “Pemecahan masalah mempunyai fungsi yang penting di dalam kegiatan belajar mengajar matematika. Melalui pemecahan masalah matematika siswa-siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan keterampilan yang telah dipelajari.” Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Oleh karena itu guru harus dituntut untuk menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran matematika

Dari permasalahan di atas perlu diterapkan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang dapat memaksimalkan kemampuan berpikir, bernalar dan berwawasan yang bermakna dengan memori yang dimiliki sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah matematika. Pendekatan Metakognitif dapat dijadikan sebagai pendekatan alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar dan berwawasan yang bermakna dengan memori yang dimiliki oleh peserta didik (Martinis, 2013:40).

Weinert dan Kluwe, 1987 (dalam Maulana, 2005:8) menyatakan bahwa: “Metakognisi adalah second-order cognition yang memiliki arti berpikir tentang berpikir, pengetahuan tentang pengetahuan, atau refleksi tentang tindakan – tindakan.”

Aspek metakognitif sebagai bagian terkait dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan metakognitif sangat penting untuk dapat dikembangkan agar peserta didik mampu memahami dan mengontrol pengetahuan yang telah didapatnya dalam kegiatan pembelajaran. Adapun Flavell (dalam Suzana, 2004: B4-4) mengemukakan beberapa aspek aktivitas metakognitif:

(17)

Sedangkan menurut Kaune (dalam Martinis, 2013:35) bahwa “Kemampuan metakognisi merupakan kemampuan yang melihat kembali proses berpikir yang dilakukan sesorang. Kegiatan metakognisi terdiri dari planning – monitoring – reflection”. Dalam aktivitas metakognisi tersebut, peran guru sebagai mediator dan bukan “menjejalkan” informasi kepada peserta didik. Sebagai mediator, guru membantu mengarahkan gagasan/ide/pemikiran peserta didik sesuai dengan konteks pelajaran, membantu peserta didik melihat hubungan antara satu pemikiran dengan pemikiran yang lain, serta mendorong peserta didik untuk memformulasikan dan merealisasi gagasan mereka.

Menurut Dembo (dalam Martinis, 2013:34) bahwa peserta didik yang memiliki keterampilan metakognisi yang baik akan lebih efektif untuk memilih informasi – informasi yang penting daripada peserta didik yang tidak memiliki keterampilan tersebut. Seterusnya North Central Regional Education Laboratory (NCREL) mengemukakan secara umum tentang metakognisi, bahwa “Metakognisi memuat tiga elemen dasar yaitu: (1) mengembangkan suatu perencanaan tindakan, (2) mengadakan monitoring dan (3) mengevaluasi perencanaan.”

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang diharapkan mampu memaksimalkan kemampuan berpikir, bernalar dan berwawasan yang bermakna dengan memori yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran Matematika yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik. Penelitian yang dilakukan yaitu “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Metakognitif pada Materi Kubus

dan Balok Kelas VIII SMP Swasta Amanah T.A 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini yang diperoleh dari uraian latar belakang adalah:

(18)

8

3. Proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru

4. Dalam proses pembelajaran guru belum mengoptimalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, bernalar, memahami dan mengatasi masalah secara maksimal.

5. Pendekatan pembelajaran yang kurang tepat sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Kelas VIII SMP Swasta Amanah pada materi Kubus dan Balok?

2. Apakah dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan metakognitif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Kelas VIII SMP Swasta Amanah pada materi Kubus dan Balok?

1.4 Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah yang dikemukakan ternyata banyak faktor yang diduga menjadi masalah dalam penelitian ini. Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan terarah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada “Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Kelas VIII SMP Swasta Amanah pada materi Kubus dan Balok.”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

(19)

pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP Swasta Amanah pada materi Kubus dan Balok.

2. Untuk mengetahui apakah dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan metakognitif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP Swasta Amanah pada materi Kubus dan Balok.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, melalui pendekatan metakognitif siswa diharapkan lebih aktif dalam memecahkan masalah matematika dan kemampuan berpikir dan bernalar siswa dapat lebih meningkat.

2. Bagi pengelola, memberi informasi kepada sekolah tentang pendekatan metakognitif terhadap pemecahan masalah matematika siswa dalam rangka perbaikan sistem pengajaran.

3. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan guru-guru matematika dalam menyelesaikan masalah/soal-soal pada pokok bahasan Kubus dan Balok dengan pendekatan Metakognitif.

4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.

1.7 Definisi Operasional

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa adalah suatu kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang siswa agar mampu menyelesaikan masalah – masalah yang ditemuinya baik dalam bidang matematika maupun dalam kehidupan nyata.

(20)

10

3. Upaya adalah usaha guru dengan memberi bantuan, memfasilitasi dan menciptakan kondisi belajar yang sebaik mungkin agar peserta didik nyamandan ikut berinteraksi dalam proses pembelajaran tersebut sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasilpenelitian yang dilakukan 2 siklusyaitusiklus I dansiklus IIdansetiapsiklussebanyak3pertemuan.Adapunkesimpulandalampenelitianinisetela hdilakukananalisis data adalahsebagaiberikut:

1. Strategipenerapanpembelajaranyang dilakukan adalah dengan memberikan tindakan berbeda pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I pembelajaran lebih diarahkan secara individual sedangkan pada siklus II pembelajaran dilakukan secara berkelompok. Pembelajaran yang dilakukanmenggunakanpendekatanmetakognitifyang dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Planning (merencanakan), Monitoring (pemantauan) dan Refection (memeriksa kembali). Dan ternyata hal ini dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP Swasta Amanah tersebut.

2. Penerapan pendekatan metakognitif pada materi kubus dan balok dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa yaitu

(22)

104

peningkatan sebesar 28,2% terhadap tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I dan siklus II pada aspek memeriksa kembali.

Dengan demikian bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan pendekatan metakognitif.

5.2. Saran

Dari hasilpenelitian yang dilakukan 2 siklusyaitusiklus I dansiklus I dansetiapsiklussebanyak3pertemuan.Adapunkesimpulandalampenelitianinisetelah dilakukananalisis data adalahsebagaiberikut:

1. Sebagaialternatifbagipenelitiselanjutnyadiharapkan agar dapatmenyesuaikanalokasiwaktu yang adadenganrencanapembelajaran yang dibuatdanmampumengembangkanpenelitiandenganmempersiapkanpendekata nmetakognitifdenganlebihbaik

2. KepadaKepalaSMP Swasta Amanah agar dapatmengkoordinasi guru-guru untukmenggunakanpendekatanmaupunmetode yang relevanuntukmeningkatkankemampuanpemecahanmasalahmatematikasiswa, salahsatunyamenggunakanpendekatanmetakognitif.

3. Bagi guru sebaiknyamengajarkanmaterikubus dan balokmenggunakanpendekatanmetakognitifkarenadapatmeningkatkankemam puanpemecahanmasalah dengancarabelajarberkelompok.Aspek melaksanakan penyelesaian dan memeriksa kembali adalah aspek yang paling sulit dilaksanakan oleh para siswa. Meskipun target pencapaian sudah terlaksana namun kedua aspek dari pemecahan masalah ini masih tergolong lemah. Oleh karena itu sebaiknya guru lebih menekankan pada kedua aspek ini agar lebih meningkat.

4. BagisiswakhususnyasiswaSMP Swasta

(23)
(24)

105

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono., dan Supardi., (2012), Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed.

Hotmalida, (2012), Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa yang Diajar Reciprocal Teaching dengan Pendekatan Metakognitif dan Diajar Pendekatan Ekspositori di Kelas VII SMP Negeri 17 Medan T.A 2012/2013 FMIPA UNIMED.,Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Huda, M., (2011), Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang.

In’am, A., (2012), Indexing and Abstracting: Ulrich's - Global Serials Directory,A Metacognitive Approach to Solving Algebra Problems,1:162-173

Istarani, (2012),58 Model Pembelajaran Inovatif,Media Persada, Medan.

Kunandar, (2011), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Marini, (2011),Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembeajaran Metakognitif dan Konvensional pada Pokok Bahasan Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 Sibolga T.A 2011/2012 FMIPA UNIMED., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Maulana, (2008), Jurnal Pendidikan Dasar, Pendekatan Metakognitif Sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD,10:1-8

(25)

Nugraha, A., (2011), Jurnal PP, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Humanistik untuk Menumbuhkan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Himpunan Kelas VII, 1: 5 – 13

Slameto, (2003), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sukino, (2006),Matematika untuk SMP Kelas VIII, Erlangga, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada Media Group, Jakarta.

Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, PT Bumi Aksara, Jakarta.

(26)

ii

RIWAYAT HIDUP

Referensi

Dokumen terkait

Tokoh perempuan utama dalam keempat novel ini secara ekonomi tidak digambarkan sebagai pihak yang kekurangan, begitu pula dalam kehidupan sosial, jauh sebelum kehadiran

Sandy dan Tae Wo, tetapi akhirnya mereka luluh ketika Sandy yang saat itu akan.. ke bandara mengalami

Governance as a socio cybernetic system , artinya dampak hasil kepemerintahan (kebijakan pemerintah) bukanlah produk dari apa yang dilakukan (tindakan )

Model ini mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan dari semua spesies hewan yang ada dalam ranch. Dalam model ini dapat diketahui banyaknya hewan optimal yang

[r]

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 855.. Lokasi/Kewenangan/Program/Satker/Kegiatan

 dapat mendeteksi bagian-bagian dari skripsi mahasiswa sehingga tidak terpaut pada aturan section Microsoft Office Word 2007,.  adanya pengembangan lebih

Respon perolehan lignin dari proses kraft cenderung sama dengan proses soda dimana perlakuan pendahuluan dengan jamur Tv 45 menghasilkan lignin isolasi yang lebih sedikit yaitu