• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Kepuasan Kerja Terhadap Employee Engagement Behavior pada Karyawan Hotel "X" di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Kepuasan Kerja Terhadap Employee Engagement Behavior pada Karyawan Hotel "X" di Kota Bandung."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kepuasan kerja terhadap employee engagement behavior pada karyawan Hotel “X” di kota Bandung dengan menggunakan teori kepuasan kerja yang dikemukakan Ivancevich (2005) dan teori employee engagement behavior yang dikemukan oleh Macey (2006)

Terdapat 31 karyawan Hotel “X” yang berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Setiap partisipan diberikan dua jenis kuesioner yaitu kuesioner kepuasan kerja dan kuesioner employee engagement behavior yang dimodifikasi oleh peneliti dari penelitian sebelumnya sebanyak 50 item. Skor kepuasan kerja dikontribusikan dengan skor dari employee engagement behavior lewat pengujian regresi linear sederhana. Berdasarkan pengujian regresi linear sederhana, terdapat kontribusi antara variabel kepuasan kerja terhadap employee engagement behavior pada karyawan Hotel “X” di kota Bandung sebesar 21,8%.

Melalui penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menarik kesimpulan bahwa terdapat kontribusi kepuasan kerja terhadap employee engagement behavior pada karyawan Hotel “X”. Terkait hal ini, peneliti mengajukan saran terhadap pihak manajemen hotel “X” untuk memperhatikan kepuasan kerja dari karyawan Hotel “X” untuk meningkatkan employee engagement behavior pada karyawan Hotel “X”.

(2)

Absttract

This research to better known contribution of job satisfaction towards employee engagement behavior on employee of Hotel “X” in Bandung and using theory of job satisfaction that stated by Ivanevich (2005) and theory of employee engagement behavior by Macey (2006).

In this research, there are 31 participant of employee Hotel “X”. Every participants are given 2 types of questionaire, that is job satisfaction questionaire and employee engagement behavior questionaire that modified from previous research about 50 items. After that job satisfaction questionaire score is contributed to employee engagement behavior questionaire score by regression test. By the result of the test, there are contribution of job satisfaction variable towards employee engagement behavior variable on Hotel “X” employee about 21,8%.

By this research is conducted, the conclusion is job satisfaction has contributed to employee engagement behavior on employee of Hotel “X”. With this statement, researcher suggests the management to noting of job satisfaction of employee more, so that the engagement behavior of employee will be increase.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.5 Kerangka Pemikiran ... 8

(4)

x

1.7 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerja ... 21

2.1.1 Definisi Kepuasan Kerja ... 21

2.1.2 Aspek Kepuasan Kerja Dari Ivancevich ... 21

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 22

2.1.4 Dampak Kepuasan Kerja ... 23

2.2 Employee Engagement ... 25

2.2.1 Definisi Employee Engagement ... 25

2.2.2 Empat Prinsip yang Membentuk Employee Engagement ... 27

2.2.3 Komponen Employee Engagement ... 29

2.2.4 Anteseden Employee Engagement ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 36

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 36

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

3.3.1 Variabel Penelitian ... 37

3.3.2 Definisi Operasional Kepuasan Kerja ... 37

3.3.3 Definisi Operasional Employee Engagement ... 38

3.4 Alat Ukur ... 39

3.4.1 Alat Ukur Kepuasan Kerja ... 39

3.4.2 Alat Ukur Employee Engagement ... 40

(5)

xi

3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 42

3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ... 42

3.4.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 43

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 44

3.5.1 Populasi Sasaran ... 44

3.6 Teknik Analisis Data ... 44

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.6.2 Uji Regresi Linear Sederhana ... 45

3.7 Hipotesis Statistik ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Sampel Penelitian ... 47

4.1.1 Berdasarkan Usia ... 47

4.1.2 Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4.1.3 Berdasarkan Lama Bekerja ... 48

4.1.4 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 49

4.2.1 Kontribusi Kepuasan Kerja terhadap Employee Engagement Behavior ... 49

4.2.2 Kontribusi Feeling of engagement dan Work Environment dengan Employee Engagement Behavior ... 51

4.3 Pembahasan ... 52

(6)

xii

5.2 Saran ... 58

5.2.1 Saran Teoritis ... 58

5.2.2 Saran Praktis ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Indikator Alat Ukur ... 39

Tabel 3.2 Skor Jawaban Alat Ukur Kepuasan Kerja ... 40

Tabel 3.3 Indikator Alat Ukur Employee Engagement ... 41

Tabel 3.4 Tabel Penelitian ... 42

Tabel 4.1 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Usia ... 47

Tabel 4.2 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 4.3 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Lama Bekerja ... 48

Tabel 4.4 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 49

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Antara Kepuasan Kerja dan Employee Engagement Behavior ... 50

(8)

DAFTAR BAGAN

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hotel merupakan salah satu sarana akomodasi dalam dunia pariwisata dan memegang peranan yang sangat penting. Bagaimana tidak hotel sebagai sarana akomodasi umum sangat membantu para wisatawan yang sedang berkunjung untuk berwisata dengan jasa penginapan yang disediakan oleh hotel. Fungsi utama Hotel adalah sebagai sarana akomodasi tempat menginap sementara bagi para tamu yang datang dari berbagai tempat, namun seiring perkembangan zaman fungsi hotel tidak hanya sebagai tempat menginap saja, akan tetapi sekarang ini fungsi hotel juga sebagai tempat melakukan pertemuan bisnis, seminar, tempat berlangsungnya pesta pernikahan (resepsi), lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan lainnya. Hotel dijadikan sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan karena memang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang berbagai kegiatan yang dilaksanan oleh para tamu (http://jenishotel.info/fungsi-hotel-dan-peranan-hotel-dalam-industri-pariwisata). Perkembangan ini pun terjadi pada hotel-hotel yang berada di kota Bandung salah satunya Hotel “X”.

Hotel “X” adalah hotel berbintang tiga yang memiliki 45 kamar dengan jenis yang

berbeda-beda, diantaranya Superior 15 rooms, Deluxe 26 rooms, Executive 3 rooms, Family suite 1 room. Hotel ini sendiri memiliki konsep yang dapat dikatakan sebagai business hotel. Business hotel adalah hotel yang dirancang untuk usahawan. Hotel “X” terletak di daerah Pasteur tepatnya di Jl. Surya Sumantri No. 36 Bandung, yang merupakan salah satu pintu keluar dan masuknya kota Bandung yang paling banyak dilalui. Hal tersebut memberikan

keunggulan bagi Hotel “X” untuk menjadi alternatif pertama bagi orang-orang yang datang ke

(11)

2

opening Hotel “X”. Hotel “X” ini menjadi bagian dari keluarga Kagum Hotel karena Hotel

“X” dikelola oleh Kagum Hotel management, tetapi pada oktober 2015 hotel ini telah keluar

dari Kagum Hotel dan berdiri dengan managemen sendiri. Hotel ini dapat terus beroperasi dan mampu bersaing dengan hotel lain yang berada di kota Bandung tidak terlepas dari usaha dan kerja keras sumber daya manusianya.

Saat ini hotel “X” memiliki 31 karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan

yang berbeda-beda sesuai dengan pekerjaan yang mereka jalani di Hotel “X”. Proses perekrutan karyawan dilakukan dengan menggunakan media sosial dengan memposting lowongan kerja yang ada kemudian dilakukan proses sortir calon karyawan yang memenuhi syarat yang kemudian dipanggil untuk melakukan wawancara dan diberikan tes DISC. Setelah melewati proses wawancara dan tes DISC, calon karyawan akan dipanggil kembali untuk wawancara dengan head of department. Untuk divisi tertentu yang membutuhkan skill khusus seperti divisi kitchen akan diberi tes berkaitan dengan aktivitas divisinya. Setelah melalui departemen, proses terakhir adalah wawancara calon karyawan dengan general manager dimana keputusan ditetapkan untuk menerima atau tidaknya calon karyawan.

Setelah karyawan resmi menjadi karyawan di Hotel “X”, karyawan akan masuk

kedalam departemen untuk mulai bekerja berdasarkan tugas dan tanggungjawab yang

diberikan dari hotel. Hotel “X” terdiri dari 8 departemen.

Banyaknya jenis pekerjaan di Hotel “X” membuat beberapa karyawan menangani

lebih dari dari satu posisi dan lebih dari satu jenis pekerjaan. Dari hasil observasi peneliti, sekalipun ada karyawan yang menangani lebih dari satu posisi dan jenis pekerjaan, aktivitas

pekerjaan di Hotel “X” dapat tetap berjalan seperti pada umumnya didalam sebuah

(12)

3

maupun yang menangani satu jenis pekerjaan, peneliti melakukan survey awal dengan teknik wawancara.

Survei yang dilakukan kepada enam orang karyawan Hotel “X” terdapat lima orang (83,3%) karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan yang mereka jalani Karyawan yang puas tersebut merasa pekerjaan yang mereka jalani saat ini sudah sesuai dengan kemampuan dan minat mereka sehingga pekerjaan dianggap menarik untuk dilakukan dan hal ini mendorong karyawan untuk terus berusaha setiap waktu serta memberi usaha yang maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan dan setiap hambatan yang dihadapi. Karyawan yang merasa puas merasa bahwa atasan memberi pengawasan yang baik dalam bentuk menuntun untuk mengarahkan karyawan pada keahlian tertentu yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka dan pengawasan dilakukan tidak hanya menyatakan kesalahan atau kekeliruan karyawan dalam bekerja melainkan atasan memberi bantuan kepada bawahannya dengan mengajarkan melakukan pekerjaan tersebut dengan baik.

(13)

4

Karyawan yang merasa puas akan pekerjaannya dapat berdampak berbagai hal dalam lingkungan pekerjaannya yaitu memberikan lebih banyak waktu, tenaga, dan pikiran kepada pekerjaannya. Ketika perusahaan mempunyai karyawan yang memiliki sikap positif terhadap perusahaan maka akan memberi keuntungan bagi perkembangan perusahaan dan sebaliknya apabila karyawan dalam perusahaan memiliki sikap yang negatif terhadap perusahaan maka akan memberi dampak yang negatif juga bagi perusahaan. Untuk dapat mencapai setiap goal yang ditetapkan, setiap perusahaan memerlukan karyawan yang mau berusaha, aktif, dapat membantu rekan kerja yang lain, mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi serta memberikan yang terbaik yang mereka miliki dalam proses mencapai tujuan perusahaan.

Perilaku positif ini diharapkan dimiliki terus oleh karyawan Hotel “X” dan perusahaan

(14)

5

Berkaitan dengan hal di atas, William H. Macey (2009) mengemukakan suatu konsep, yaitu employee engagement, yang merupakan totalitas karyawan dalam bekerja yang memerlihatkan perilaku yang persistent, proactive, role expansion, dan adaptive yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Employee engagement memberi keuntungan bagi perusahaan dalam hal meningkatkan pengembalian aset, nilai saham, dan profitabilitas perusahaan. Engagement muncul sebagai hasil dari interaksi yang timbal balik antara perusahaan dan karyawannya. Hal tersebut tercermin dari empat prinsip engagement yang harus dipenuhi perusahaan untuk membangun engagement karyawan, yaitu capacity to engage, motivation to engage, freedom to engage, dan how to engage.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap enam orang karyawan yang bekerja di Hotel “X”, diperoleh bahwa lima orang (83,3%) mengerjakan tugas diluar jam kerja dan berusaha terus menerus menyelesaikan pekerjaan mereka hingga tuntas dan sering melanjutkan pekerjaan setelah jam kerja usai atau membawa pekerjaan untuk dilanjutkan dirumah dan ketika terdapat kesulitan, mereka akan mencari informasi dari berbagai sumber, ada yang melakukan browsing, ada juga yang bertanya pada hotel lain. Selain itu mereka tetap berusaha fokus pada pekerjaannya sekalipun terjadi hambatan sehingga lebih mudah menemukan jalan keluar untuk masalah yang terjadi. satu orang (16,7%) melakukan pekerjaannya sesuai jam kerja, ketika terjadi hambatan dalam pekerjaannya tidak akan berusaha untuk mencari alternatif penyelesaiannya dan cenderung menerima keadaan. Hal ini menggambarkan aspek persistence pada engagement behavior.

(15)

6

juga diantaranya mengikuti seminar yang berkaitan dengan pekerjaannya diluar perusahaan dan ada yang melakukan studi banding di hotel lain. Dua orang (33,3%) diantaranya kurang memiliki inisiatif untuk mencari informasi berkaitan dengan pekerjaannya dan bertumpu sebatas yang diberikan dari perusahaan.Hal ini menggambarkan aspek proactive pada engagement behavior.

Dalam hal mengerjakan pekerjaan diluar jobdesk, ada tiga orang (50%) melakukan pekerjaan diluar pekerjaannya seperti membantu pekerjaan rekan yang lain dan ikut membantu mengambil tanggungjawab memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh rekan kerjanya. Tiga orang (60%) diantaranya cenderung tidak melakukan peranan diluar pekerjaan mereka kecuali jika diminta dari perusahaan untuk membantu divisi lain atau karena hal yang sangat mendesak yang benar-benar membutuhkan bantuan pekerjaan. Hal ini menggambarkan aspek role expansion pada engagement behavior.

(16)

7

Dari hasil survei yang dilakukan di Hotel “X”, diperoleh data yang menunjukkan

terdapat empat orang (66,7%) karyawan yang mengarah pada perilaku engaged dan terdapat dua orang (33,3%) karyawan yang tidak mengarah pada perilaku engaged yang menunjukkan bahwa ada karyawan yang merasa puas akan pekerjaannya akan tetapi tidak menunjukkan atau mengarah pada perilaku engaged. Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang kontribusi kepuasan kerja terhadap employee engagement behavior karyawan Hotel “X”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui seberapa besar kontribusi kepuasan kerja terhadap employee engagement behavior pada karyawan Hotel “X” kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kontribusi kepuasan kerja terhadap employee engagement behavior pada karyawan Hotel “X” kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(17)

8

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bermanfaat mengenai kepuasan kerja dan employee engagement behavior pada bidang ilmu Psikologi Industri dan Organisasi.

2. Memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tema kepuasan kerja dan employee engagement behavior, mengingat masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja dalam mempertimbangkan varibel lain yang belum diteliti.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada pihak Departemen SDM mengenai kepuasan kerja pada karyawan di Hotel “X” yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan employee engagement behavior yang optimal dan memajukan perusahaan. 2. Sebagai masukan bagi Hotel “X” mengenai kondisi yang dialami oleh karyawan di

perusahaan sehingga memengaruhi kepuasan kerja, serta menjadi bahan pertimbangan bagi Departemen Personalia untuk meningkatkan keterlibatan karyawan sehingga mampu memaksimalkan kepuasan kerja-nya.

3. Memberikan informasi kepada Hotel “X” mengenai faktor-faktor yang memengaruhi employee engagement behavior sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan employee engagement behavior pada karyawan.

1.5 Kerangka Pemikiran

(18)

9

mendapatkan balas jasa ataupun kompensasi yang besarannya telah ditentukan terlebih dahulu. Dalam sebuah perusahaan, karyawan memegang peranan penting untuk berjalannya

tujuan yang ingin dicapai oleh perusahan dan begitupun yang dialami oleh Hotel “X” yang

saat ini memiliki 31 orang karyawan yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan.

Hotel “X” memiliki berbagai harapan untuk semakin berkembang dan menjadi hotel nomor

satu dikota Bandung, oleh karena itu Hotel “X” memerlukan karyawan yang memegang

peranan penting untuk memerhatikan kualitas pelayanan yang diberikan kepada tamu hotel. Peran karyawan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dapat terlihat melalui kinerja yang ditunjukkan oleh karyawan dalam memberi pelayanan yang baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan hotel. Kinerja karyawan dalam memberi kualitas pelayanan yang baik untuk hotel dapat dipengaruhi oleh berbagai macam hal salah satunya adalah kepuasan kerja karyawan yang mempengaruhi kinerja karyawan sebagaimana yang dikatakan oleh Luthans (2002) bahwa pada dasarnya, kepuasan kerja memiliki hubungan dengan kinerja.

Kepuasan kerja adalah adalah sikap yang dimiliki individu mengenai pekerjaan mereka. Ini merupakan hasil dari persepsi mereka terhadap pekerjaannya dan derajat dimana ada sebuah kecocokan diantara individu dan organisasi (Ivancevich 2002). Terdapat tujuh aspek yang berkaitan dengan kepuasan kerja yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan.

Aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja yaitu pay (gaji), work it self (pekerjaan itu sendiri), promotion oppurtunities (kesempatan untuk promosi), supervision (pengawasan), coworkers (rekan sekerja), working condition (lingkungan pekerjaan), job security (jaminan kerja). Pay (gaji) merupakan penghayatan karyawan Hotel “X” terhadap jumlah gaji yang ia dapatkan dari perusahaan serta penghayatan akan keadilan gaji yang diterimanya apakah sesuai dengan pekerjaannya atau tidak. Work it self (pekerjaan itu sendiri) merupakan

(19)

10

pekerjaan mereka untuk dilakukan dan apakah melalui pekerjaan tersebut karyawan mendapat kesempatan untuk belajar meningkatkan baik hard skill maupun soft skill mereka yang pada akhirnya karyawan akan merasa memiliki tanggungjawab terhadap pekerjaannya. Promotion oppurtunities (kesempatan untuk promosi) merupakan penghayatan karyawan Hotel “X” mengenai kesempatan untuk mendapatkan promosi yang dapat memunculkan tantangan untuk terus berusaha memberi yang terbaik untuk mendapatkan imbalan yaitu kesempatan promosi di perusahaan. Supervision (pengawasan) merupakan penghayatan karyawan Hotel “X” mengenai keahlian atasannya untuk memberi pengawasan, teladan dan perhatian kepada

karyawan Hotel “X” dalam aktivitas pekerjaan mereka. Coworkers (rekan sekerja) merupakan

penghayatan karyawan Hotel “X” mengenai kemampuan rekan kerjanya dalam bekerjasama,

memberi dukungan, serta kemampuan rekan kerja dalam membantu dan memberi masukan bagi pekerjaan mereka. Working condition (lingkungan pekerjaan) yaitu penghayatan

karyawan Hotel “X” tentang lingkungan pekerjaan mereka, seberapa aman lingkungan fisik

diantaranya suhu, pencahayaan, letak setiap peralatan kerja, lingkungan dapur yang aman dari kecelakaan kerja bagi departemen food and baverage, alat-alat mesin yang aman untuk digunakan bagi departemen engineering, dan semua yang berkaitan dengan lingkungan fisik

pekerjaan di Hotel “X”. Job security (jaminan kerja) yaitu penghayatan karyawan Hotel “X”

bahwa jabatan atau posisinya relatif aman untuk kehidupan karirnya dan kelanjutan hubungan kerja karyawan dengan perusahaan merupakan harapan yang masuk akal dan tidak adanya ketakutan bahwa sewaktu-waktu karyawan dapat kehilangan pekerjaannya secara tiba-tiba.

Setelah karyawan Hotel “X” mengetahui bahwa gaji yang diterima, jenis

pekerjaannya, kesempatan promosi, pengawasan dari atasan, rekan keja, lingkungan pekerjaannya, serta jaminan pekerjaan dari perusahaan, baru akan memunculkan perasaan

negatif atau positif dari karyawan Hotel “X” terhadap pekerjaan mereka. Karyawan yang

(20)

11

keputusan untuk bertindak terhadap pekerjaannya. Karyawan yang tidak puas terhadap gaji, jenis pekerjaan, kesempatan promosi, pengawasan, rekan kerja, lingkungan pekerjaan, serta jaminan pekerjaan dapat mendorong karyawan untuk melakukan tindakan yang merugikan perusahaan seperti keluar dari perusahaan dengan mencari pekerjaan lain, menjadi pasif dalam menyikapi pekerjaannya hingga dapat mengabaikan pekerjaan mereka (Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge 2015).

Sebaliknya, karyawan Hotel “X” yang memiliki persaan positif terhadap pekerjaan

mereka akan mempengaruhi perilaku dan keputusan mereka bertindak secara positif terhadap pekerjaannya diantarnya adalah karyawan yang mau berusaha, aktif, dapat membantu rekan kerja yang lain, mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi serta memberikan yang terbaik yang mereka miliki dalam proses mencapai tujuan perusahaan. Sikap yang positif ini dalam dunia organisasi dikenal sebagai employee engagement (Perryman & Hayday, 2004). Kepuasan kerja merupakan pendorong utama untuk munculnya employee engagement karyawan (Dr. Susan Abraham dalam jurnal Job satisfaction an an antecedent to employee engagement).

Employee engagement adalah suatu hasrat, niat, dan komitmen untuk memberikan waktu dan kemampuan disertai dengan kesediaan untuk mengorbankan sebagian kepentingan pribadi individu pada pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan di masa yang akan datang melebihi upaya untuk mewujudkan kepuasan individu dan menunjukkan loyalitas pada perusahaan (Blessing, White, 2008; Erickson, 2005; Macey & Schneider, 2008).

(21)

12

beradaptasi dengan lingkungan dan tuntutan pekerjaan, memberikan inisiatif, dan energi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Terdapat empat faktor yang membentuk employee engagement, yaitu capacity to engage, motivation to engage, freedom to engage, dan focus of strategic engagement. Apabila faktor-faktor diatas dapat dipenuhi oleh Hotel “X”, maka hal tersebut dapat dipandang positif bagi karyawan dan akan berpotensi untuk membentuk feeling of engagement karyawan bagi perusahaan. Feeling of engagement yang dimiliki oleh karyawan dapat mendorong perilaku engaged ditampilkan oleh karyawan yang dapat mendukung pencapaian keberhasilan perusahaan. Perilaku positif ini dikenal dengan sebutan behavior engagement. Karyawan yang memiliki feel of engagement dan menunjukkan perilaku yang terikat atau behavior of engagement akan memberikan dampak positif untuk pencapaian keberhasilan perusahaan. Behavior of engaged berhubungan dengan apa yang karyawan Hotel “X” lakukan ketika mereka bekerja. Engaged behavior terdiri dari persistence, proactivity, role expansion, dan adaptability.

Persistence merupakan perilaku karyawan yang memperlihatkan dipertahankannya usaha secara konsisten dari waktu ke waktu dalam menyelesaikan tuntutan pekerjaan dari perusahaan, memiliki inisiatif, fleksibel terhadap pekerjaannya dan juga pekerjaan karyawan lain, dan melakukan adaptasi terhadap pekerjaan baru. Persistence pada karyawan Hotel “X” dapat juga berbentuk meningkatnya ketabahan dalam menghadapi kesulitan dan memiliki resilience yang lebih kuat ketika terjadi kegagalan, meningkatnya usaha ketika menghadapi kesulitan, pantang menyerah dan mampu bertahan ketika menghadapi hambatan. Hal ini terlihat saat karyawan dapat menemukan jalan alternatif untuk mencapai tujuan mereka saat

ada hambatan. Karyawan Hotel “X” yang terikat memiliki memperlihatkan perilaku yang

(22)

13

memiliki pengalaman dalam hal tersebut, karyawan akan memberi usaha yang lebih dengan

mendatangi hotel lain baik hotel yang memiliki level yang sama dengan Hotel “X” maupun

hotel yang telah memiliki lebih banyak pengalaman, fasilitas, karyawan dan memiliki level yang lebih tinggi untuk melakukan studi banding dan mempelajari banyak hal dalam menyelesaikan dan menghadapi hambatan yang terjadi.

Proactivity merupakan kondisi dimana karyawan melakukan tindakan saat dibutuhkan bahkan sebelum atasan mereka memberi perintah. Karyawan Hotel “X” yang terikat memiliki kepekaan dan kewaspadaan yang tinggi terhadap hasil kinerja mereka dalam divisi. Jika tim dalam divisi membutuhkan sejumlah data maupun alat atau peralatan dari divisi lain, karyawan yang proaktif akan langsung mencari dan mengambil hal yang dibutuhkan ke divisi lain yang bersangkutan. Selain itu, karyawan yang proaktif juga akan mengambil tindakan inisiatif untuk menghindari atau mencegah terjadinya masalah dalam pekerjaannya bukan menunggu untuk diarahkan untuk melakukannya dan memulai perubahan serta memandang hal tersebut sebagai tanggungjawabnya bukan hanya tanggungjawab manajemen.

(23)

14

lebih banyak tenaga dari anggota divisi atau departemen lain yang terikat siap untuk membantu.

Adaptability merupakan kondisi dimana karyawan mampu untuk mengikuti perubahan yang terjadi di Hotel “X” dan mampu mengembangkan kemampuan baru tanpa mengikuti pelatihan formal. Seorang karyawan yang adaptif akan membantu perusahaan mengantisipasi dan merespon dengan lebih cepat dan berhasil, dengan biaya murah, dikondisi lingkungan yang kompetitif. Mereka berusaha untuk belajar mengenai sistem-sistem yang baru diterapkan di perusahaan dan mempelajari bidang pekerjaan yang baru bagi mereka untuk menghasilkan laporan yang baik serta memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan baru

sesuai tuntutan perubahan pekerjaan. Karyawan Hotel “X” yang terikat mampu mengikuti

(24)
(25)

20

1.6 Asumsi Penelitian

1. Hotel “X” memiliki karyawan dengan kepuasan kerjayang berbeda-beda, yaitu ada yang puas dan ada yang tidak puas.

2. Hotel “X” memiliki karyawan dengan employee engagement yang berbeda-beda, yaitu ada yang engaged dan ada yang disengaged.

3. Karyawan Hotel “X”yang mendapatkan kepuasan kerja akan menunjukkan perilaku engaged.

4. Karyawan yang engaged akan merasa puas akan pekerjaannya dan sebaliknya karyawan yang disengaged akan merasa tidak puas akan pekerjaannya.

1.7 Hipotesis Penelitian

Terdapat kontribusi kepuasan kerja terhadap employee engagement pada karyawan

(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap employee engagement behavior pada karyawan Hotel “X” Kota Bandung, diperoleh hasil bahwa:

1. Terdapat kontribusi kepuasan kerja memberi terhadap employee engagement behavior

pada karyawan Hotel “X” Kota Bandung.

2. Kepuasan kerja memberi kontribusi sebesar 21,8% terhadap employee engagement behavior pada karyawan Hotel “X” Kota Bandung.

3. Feeling of engagement memiliki kontribusi terhadap munculnya employee engagement behaviorpada karyawan Hotel “X” Kota Bandung.

4. Empat faktor kunci dalam prinsip engagementtidak memiliki hubungan dengan employee engagement behavior pada karyawan Hotel “X” Kota Bandung.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Teoritis

1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian dengan melibatkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi employee engagement behavior yaitu motivasi dan efektivitas.

(27)

58

5.2.2. Saran Praktis

Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner, diperoleh hasil bahwa karyawan Hotel

“X” memiliki nilai tertinggi pada aspek role expansion dan adaptability akan tetapi karyawan

Hotel “X” kurang di aspek persistence dan proactive, untuk itu perusahaan disarankan untuk

membantu karyawan Hotel “X” dalam meningkatkan persistence dan proactive karyawannya

dan membantu karyawan agar tetap mempertahankan perilaku yang role expansion dan adaptability.

Dalam hal meningkatkan kinerja karyawan melalui employee engagement behavior,

sebaiknya pimpinan Hotel “X” mencari cara untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan

dimana kepuasan kerja berkontribusi employee engagement behavior agar karyawan Hotel

(28)

KONTRIBUSI KEPUASAN KERJA TERHADAP EMPLOYEE

ENGAGEMENT BEHAVIOR

PADA KARYAWAN HOTEL “X”

DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjanapada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Oleh:

DESNITARIANG ZAGOTO

1230198

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(29)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama peneliti mengucapkan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia dan perkenananNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.Skripsi peneliti berjudul: “Kontribusi Kepuasan Kerja terhadap Employee Engagement Behavior Pada Karyawan Hotel “X” di Kota Bandung”.

Peneliti banyak mengalami pengalaman dan hal-hal baru selama melakukan penelitian ini. Menyelesaikan penelitian ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing, membantu dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan penyusunan penelitian ini, yaitu :

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Ira Adelina, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing, memberi masukan serta dukungan selama penyusunan penelitian ini.

3. Yoga Hardianto, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing, memberikan masukan serta dukungan selama penyusunan penelitian ini.

4. Dra. Fifie Nurofia, Psikolog, M.M. dan Missiliana R., M.Si., Psikolog selaku dosen expert mata kuliah PIO yang telah membekali peneliti dengan ilmu PIO serta meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan peneliti dalam menyusun penelitian ini.

(30)

vi

Maranatha yang telah memberikan bantuan kepada peneliti dalam hal administrasi selama penelitian ini.

6. Bagian HRD dan Manajemen Verona Hotel Palace yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, serta seluruh pihak Verona Hotel Palace yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan banyak informasi kepada peneliti.

7. Kedua orangtua yang terkasih yang tidak henti-hentinya memberikan doa, support moral dan moril, mendengarkan dan memberikan masukan ketika peneliti mengalami kesulitan. 8. Imelda Magdalena Siahaan, S.Psi sebagai kakak rohani peneliti yang selalu memberi

masukan dan dorongan baik secara akademik maupun moral serta attitude kepada peneliti selama peneliti kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Kr.isten Maranatha.

Peneliti menyadari masih banyaknya kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan skripsi yang telah dibuat oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan petunjuk yang bermanfaat serta saran-saran untuk perbaikan penelitian ini nantinya.

Akhir kata peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi Hotel “X”, para

pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Bandung, Februari 2017

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ghazali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ivancevich, J.M. (2002).Organizational Behavior and Management 6th Edition. New York: McGraw-Hill.

Macey, William H., Benjamin Schneider, Karen M. Barbera, & Scott A. Young. (2009). Employee Engagement Tools for Analysis, Practice, and Competitive Advantage. United Kingdom: Willey – Blackwell.

Manurung, Rosida T. (2009). Teknik penulisan karya ilmiah. Bandung: Jendela Mas Pustaka. Robbins, S.P., & Timothy, A.J. (2015). Perilaku organisasi edisi ke-16. Jakarta: Salemba

(32)

DAFTAR RUJUKAN

Abraham. Susan. (2012). Job Satisfaction as an antecedent to Employee Engagement. Jurnal (Online). http://rcim.rmutr.ac.th/wp-content/uploads/2016/05/338-Job-Satisfaction-as-an-Antecedent-.pdf

Claudia P.D.S. (2016). Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Kerja Pada Karyawan Yang Bekerja di Kantor PT “X” Kota Jakarta (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha: Bandung.

Hasibuan. (2002). http://pengertiandefinisi.com/pengertian-karyawan-dan-jenis-jenis-karyawan-di-perusahaan/

Imelda M.S. (2014). Studi Korelasional Antara Employee Engagement Behavior dan Job Performance Pada Staff PT. Pindad (Persero) di Kota Bandung(Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha: Bandung.

Nurofia, Fifie. (2009). Mengenal Employee Engagement. Psikomedia - Jurnal Psikologi Maranatha. (Online). (http://repository.maranatha.edu, diakses pada tanggal 5 Maret 2014)

Sheila F.P. (2016). Studi Deskriptif Mengenai Engagement Behavior pada Karyawan Bagian Engineering di PT. “X” Bandung (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha: Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Khilafah Rasyidin merupakan para pemimpin ummat Islam setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar as-Shiddiq,

Apabila sudah klik Add untuk menambahkan perintah atau menu Data Form pada Group atau TAB baru tersebut.. Klik OK

Regresi kuantil merupakan teknik statistika yang digunakan untuk menduga hubungan antara variabel respon dengan variabel penjelas pada fungsi kuantil bersyarat

Sehingga hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu permainan edukatif efektif terhadap peningkatan minat belajar anak usia dini khususnya anak TK

Untuk pernyataan yang keempat “Anak-anak saya mempunyai sikap bertanggung jawab dari proses pendidikan formal” menunjukan bahwa dari keseluruhan informan penelitian

228.2 di mana “ orang-orang awam yang unggul dalam pengetahuan, kearifan dan kejujuran, dapat berperan sebagai ahli-ahli atau penasihat, juga dalam dewan- dewan menurut norma

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah

Sedangkan untuk analisis data digunakan program SmartPLS (Partial Least Square) .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa standar organisasi dan tata kerja (SOTK),