Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEEFEKTIFAN MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF
(Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Sumatera Selatan)
TESIS
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh
ALFA MITRI SUHARA NIM 1101260
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEEFEKTIFAN MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF
(Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Sumatera Selatan)
Oleh
Alfa Mitri Suhara, S.Pd.
Universitas Pasundan Bandung, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Alfa Mitri Suhara 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
i
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Tesis ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kebermaknaan penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran menulis dan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis. Hal tersebut disebabkan oleh faktor ketidaktepatan dalam pemilihan dan penggunaan model pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) untuk diterapkan ke dalam pembelajaran menulis karangan deskriptif pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Lawang Kidul tahun ajaran 2012-2013. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai profil kemampuan menulis siswa, rancangan dan pelaksanaan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis deskriptif. Peneliti mengajukan hipotesis bahwa model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis deskriptif.
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian tersebut akan disusun rancangan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen tipe The Matching Only Pretes-Posttes Control Group Design. Untuk mengetahui profil kemampuan siswa diadakan tes awal (pretes), selanjutnya dilakukan penyusunan rancangan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) yang diterapkan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul. Setelah siswa diberikan perlakuan berupa model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) lalu diadakan tes akhir (postes) untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Setelah itu, dilakukan pengujian hipotesis dengan menghitung nilai ttes yang nantinya akan dibandingkan dengan thitung.
vii Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Anggapan Dasar ... 5
G. Hipotesis ... 6
H. Meode dan Teknik Penelitian ... 6
I. Definisi Operasional ... 7
BAB II MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF A. Hakikat Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 9
viii Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ... 36
B. Desain Penelitian ... 36
C. Prosedur Penelitian dan Paradigma Penelitian ... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ... 40
E. Instrumen Penelitian ... 41
F. Teknik Pengolahan Data ... 46
G. Populasi dan Sampel ... 49
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A.Deskripsi Profil Kemampuan Menulis Karangan Deskriptif
1. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 2. Deskripsi Kuantitaf Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 3. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 4. Deskripsi Kuantitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 5. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 6. Deskripsi Kuantitatif Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 7. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif
Kelas Kontrol ... 8. Deskripsi Kuantitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ...
B.Hasil Pembelajaran Menulis Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... C.Analisis Hasil Pengamatan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...
275
280
D.Deskripsi dan Analisis Respon Siswa dan Guru Terhadap
Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...
1. Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ... 2. Respon Guru Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...
281
281
283
BAB V MODEL MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC)
A. Rancangan Pembelajaran Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...
1. Desain Model Pembelajaran VAK (Visualization Auditory
ix Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kinestetic) ... 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajran Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ...
B. Implementasi Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...
288
285 278
C. Uji Efektivitas Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif ...
1. Peujian Persyaratan Analisis Data ... a. Uji Normalitas ... b. Uji Homogenitas Setiap Variabel ... c. Uji Hipotesis ...
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...
301 301 301 302 303 307
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... B. Saran ...
310 311
DAFTAR PUSTAKA ... 313
LAMPIRAN ... 316
x Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Format Analisis Data ... 53
Tabel 4.2 Skor Aspek Kemampuan Pretes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 106 Tabel 4.3 Hasil Pretes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Eksperimen ... 107
Tabel 4.4 Perolehan Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 109
Tabel 4.5 Format Analisis Data ... 111
Tabel 4.6 Skor Aspek Kemampuan Postes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 163
Tabel 4.7 Hasil Postes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Eksperimen ... 164
Tabel 4.8 Perolehan Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 165
Tabel 4.9 Format Analisis Data ... 167
Tabel 4.10 Skor Aspek Kemampuan Pretes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 218
Tabel 4. 11 Hasil Pretes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Kontrol ... 219
Tabel 4.12 Perolehan Nilai Pretes Kelas Kontrol ... 220
Tabel 4.13 Format Analisis Data ... 222
Tabel 4.14 Skor Aspek Kemampuan Postes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 272
Tabel 4.15 Hasil Postes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Kontrol ... 273
Tabel 4.16 Perolehan Nilai Postes Kelas Kontrol ... 274
Tabel 4.17 Uji Gain Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 275
Tabel 4.18 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 281
Tabel 5.1 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol ... 301
xi Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 5.3 Homogenitas Data Pretes ... 303
Tabel 5.4 Homogenitas Data Postes ... 303
Tabel 5.5 Uji Kesamaan dua Rata-rata untuk Pretes ... 304
xii Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbandingan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 276
Grafik 4.2 Perbandingan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 277
Grafik 4.3 Perbandingan Rata-rata Nilai Postes Kelas Eksperiman dan Kelas
Kontrol ... 277
Grafik 4.4 Gain Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol ... 278
Grafik 4.5 Rekapitulasi Respon Siswa dalam Pembelajaran Menulis Karangan
xiii Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Observasi Pembelajaran ... 317 2. Angket Untuk Guru Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi
Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...
319
3. Angket Untuk Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...
320
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia
Sekolah Menengah Atas dijelaskan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas X
untuk masing-masing semester adalah mengungkapkan pikiran, perasaan informasi, dan
pengalaman secara tertulis dalam berbagai bentuk paragraf dan puisi; 2)
mengungkapkan informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk paragraf, teks
pidato, dan cerpen.
Masing-masing kompetensi dasarnya sebagai berikut. Semester I, 1)
mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (narasi, deskriptif,
ekspositif); 2) mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan puisi. Pada
semester II, 1) mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato; 2)
mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. (KTSP Kelas
X, tahun 2006).
Berdasarkan kompetensi dasar di atas sangat jelas bahwa hasil pembelajaran
menulis Bahasa dan Sastra Indonesia adalah siswa memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam
berbagai bentuk tulisan.
Menulis adalah suatu kegiatan mengolah dan mempertimbangkan kaidah-kaidah
kebahasaan serta bagaimana menyiasati tematik yang diungkap melalui bahasa tulis.
Menurut Akhadiah (1994:1-2), banyak hal yang diperoleh dari kegiatan menulis oleh
siswa, di antaranya melalui menulis yang terencana, mereka akan terbiasa berpikir serta
berbahasa secara tertib. Hal senada dikemukakan pula oleh Tarigan (1994:1) bahwa
semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Tarigan (1994:4) mengemukakan bahwa dalam kehidupan modern ini keterampilan
menulis sangat dibutuhkan sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah disadari bahwa keterampilan menulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern,
namun pada kenyataannya, pengajaran di sekolah-sekolah jauh dari harapan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Suparno dan Yunus (2008:14) menjelaskan
bahwa aspek pelajaran bahasa yang paling tidak disukai murid dan gurunya adalah
menulis atau mengarang. Hal senada diungkapkan oleh Graves (Suparno dan Yunus,
2008:14) yang menyatakan bahwa seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk
apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari
pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran
menulis di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat.
Alasan lain seperti yang disampaikan Smith (Suparno dan Yunus, 2008:14)
menjelaskan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa disekolah tidak
terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis
dan mengajarkannya. Bahkan menurut Alwasilah dan Alwasilah (2005:5) pembelajaran
menulis tersebut sering „dipersulit‟ oleh mahasiswa dan dosen sendiri. masalah lainnya sering juga tidak disadari oleh guru maupun siswa bahwa tujuan pembelajaran menulis
adalah siswa terampil menulis. tujuan ini sering terjebak hanya pada tataran
pengetahuan menulis.
Kegiatan menulis pada umumnya dilakukan karena terpaksa. Keterpaksaan ini
tampak dari masih rendahnya kemampuan menulis di kalangan siswa. Berdasarkan
pengalaman, siswa SMA seringkali menganggap kegiatan menulis sulit. Kesulitan itu
muncul terutama ketika menentukan ide, menyusun kalimat, memilih bahan, dan
kekeliruan menerapkan ejaan. Selain itu, sering kali membosankan.
Pengalaman kegiatan menulis seringkali mengalami kendala seperti menulis
paragraf atau karangan, penulis pemula sering kesulitan menentukan ide. Menulis
sebagai proses memerlukan pembimbingan sehingga diperlukan langkah-langkah yang
bermakna untuk pembelajaran menulis. Dalam hal ini diperlukan teknik pembelajaran
yang mengaktifkan psikomotorik, afektif, dan kognitif. Dengan demikian para siswa
melakukan pramenulis sebelum pada kegiatan inti menulis.
Beberapa kendala dalam kegiatan menulis diungkap pula oleh Zainurrahman
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kekurangan atau kehabisan ide, kesibukan, fluktuasi psikologis. Kendala itu ternyata
dialami juga oleh siswa sekolah menengah atas. Menurut Hernowo (2003:9)
mengemukakan satu teori quantum writing memberikan suatu pendekatan bahwa
menulis dapat dilakukann siapa saja tanpa kemudian harus terjebak lebih dahulu dengan
persoalan penyusunan kata yang baik dan benar. Menurut Bereiter dan Scardamalia
(Hyland 2002:27) mengatakan yang terpenting bagi penulis pemula adalah adanya
kesanggupan untuk menyampaikan isi, memberitahukan sesuatu yang mereka bisa ingat
berdasarkan tugas, topik, dan genre (model knowledge-telling).
Berdasarkan permasalahan yang yang telah dikemukakan di atas, salah satu
faktor ketidakberhasilan peningkatan keterampilan menulis di sekolah adalah kurang
kebermaknannya model atau pendekatan dan teknik pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran menulis. Oleh karena itu,
perlu ditemukan sebuah model pembelajaran yang paling tepat dan dapat mendorong
minat siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis. Untuk tujuan itu, tulisan yang
akan dikembangkan disini adalah peningkat kemampuan siswa dalam menulis
deskriptif. Peningkatan kemampuan siswa ini dilakukan melalui model pembelajaran
VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Caranya dengan memanfaatkan media audio,
visual dan pemanfaatan kecenderungan gaya belajar yang ada pada siswa di dalam
mengolah bahan pelajaran. Melalui model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory
Kinestetic) diharapkan dapat merangsang ide-ide dan imajinasi siswa pada saat menulis.
Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) juga dapat membantu
siswa membangkitkan keterampilan menulis siswa sehingga kendala-kendala khusus
yang dirasakan dapat diatasi dengan tepat. Berkaitan dengan uraian di atas, guru dituntut
untuk melakukan perubahan dan pembaharuan dalam proses pembelajaran. Pada
umumnya guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan moderator pembelajaran
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi dua masalah yang
berkaitan dengan peningkatan keterampilan menulis siswa di antarnya sebagai berikut.
a. Kegiatan menulis selama ini masih dilakukan dengan terpaksa. Hal ini dikarenakan
kesulitan siswa dalam menentukan ide atau gagasan, memilih bahan, dan menyusun
kalimat.
b. Kurangnya minat siswa untuk melakukan kegiatan menulis khususnya dalam
pembelajaran menulis dikarenakan kurang kebermaknannya model atau pendekatan
dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis oleh
guru.
c. Model pembelajaran menulis yang digunakan oleh guru seringkali kurang tepat
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah profil kemampuan menulis deskriptif di kelas eksperimen?
2. Bagaimanakah profil kemampuan menulis deskriptif di kelas kontrol?
3. Bagaimanakah sintak model pembelajaran dengan model VAK (Visualization
Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif di kelas X SMA Negeri
1 Lawang Kidul?
4. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis deskriptif siswa di
kelas eksperimen dan kelas kontrol?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan sejauh
manakah kemampuan menulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul dengan
menggunakan model pembelajaran VAK ( Visualization Audiotory Kinestetic) dalam
pembelajaran menulis deskriptif. Adapun tujuan penelitian secara khusus sebagai
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis deskriptif di kelas eksperimen.
2. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis deskriptif di kelas kontrol.
3. Menggambarkan sintak model pembelajaran dengan model VAK (Visualization
Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif di kelas X SMA Negeri
1 Lawang Kidul.
4. Menggambarkan hasil peningkatan Kemampuan menulis deskriptif siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat
teoretis maupun yang bersifat praktis.
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
teori-teori atau prinsip-prinsip dasar di dalam pembelajaran menulis deskriptif khususnya,
dan model pembelajaran pada umumnya serta dapat menambah pengetahuan guru
mengenai model pengajaran yang efektif dalam pembelajaran menulis deskripsi.
2. Manfaat praktis
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah menemukan teknik yang tepat dan
efektif yang dapat digunakan oleh para pendidik dalam rangka menggali potensi
yang dimiliki oleh para siswa serta meningkatkan daya nalar siswa sesuai dengan
kemampuan berpikirnya masing-masing. Dengan demikian hasil penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses, dan kualitas hasil belajar mengajar.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima.
Penelitian ini dilandasi oleh anggapan dasar (asumsi) sebagai berikut.
1. Visual, audio, dan kinestetik merupakan tiga modalitas yang dimiliki setiap manusia.
Tiga modalitas tersebut merupakan tipe gaya belajar seseorang dalam memperoleh
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Model VAK (Visualization, Audiotory, Kinestetic) merupakan salah satu model
pembelajaran yang memanfaatkan gaya belajar seseorang dengan mengkombinasikan
ketiga modalitas yang dimiliki setiap manusia yaitu melihat, mendengar, dan
bergerak. Dengan tujuan agar gagasan/ide, pikiran, dan perasaan tertuang serta
tergambarkan dengan jelas.
3. Segala hal yang diperoleh seseorang dari hasil visual, audio, dan kinestetik dapat
diceritakan oleh seseorang dalam berbagai media bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Dengan demikian kemampuan menulis seseorang dapat didasarkan atas pengalaman
hasil visual, audio, dan kinestetiknya.
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara dari jawaban penelitian. Adapun
hipotesis kerja penelitian ini, penulis rumuskan sebagai berikut.
“Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul yang diberikan perlakuan berupa model
pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam kegiatan menulis
deskriftif dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul yang
tidak diberikan perlakuan berupa model pembelajaran VAK (Visualization
Audiotory Kinestetic) dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang
Kidul.”
H. Metode dan Teknik Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi
experimental research). Metode penelitian eksperimen kuasi yang digunakan sebagai
penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Metode penelitian ini dilakukan
dengan mengadakan percobaan (uji coba), sehingga data yang diperoleh dalam
penelitian diambil berdasarkan hasil uji coba. Dengan tipe rancangan pemasangan
subjek melalui tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only
Pretest-Posttest Control Group Design), rancangan ini melibatkan dua kelompok secara
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan model pembelajaran dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory
Kinestetic) dan kelas kontrol (KK) diberikan perlakuan dalam pembelajaran menulis
tanpa model pembelajaran model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory
Kinestetic). Metode eksperimen tergolong dalam analisis deskriptif kuantitatif yang
membutuhkan perhitungan statistik guna membuktikan dugaan atau hipotesisnya.
Teknik penelitiaan adalah cara-cara yang digunakan dalam suatu penelitian
untuk mendapatkan data yang diperlukan. Adapun teknik penelitian yang digunakan
pada penelitian sebagai berikut.
1. Teknik Uji Coba
Teknik ini digunakan dalam rangka mengujicobakan pembelajaran menulis
deskriptif dengan menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory
Kinestetic) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul.
2. Teknik Tes
Teknik tes yang digunakan yaitu prtes dan postes. Postes dilakukan untuk
mengetahui kemampuan sebelum siswa menerima pembelajaran menulis deskriptif.
I. Definisi Operasional
Variabel penelitian ini memfokuskan keefektifan model pembelajaran VAK (
Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif.
Variabel ini terdiri atas variabel bebas dan terikat.
1. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) adalah kegiatan belajar
yang memanfaatkan alat indra dan memperhatikan keefektifannya. Model pembelajaran
VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) ini memperhatikan gerakan tubuh atau
aktivitas yang berlangsung melalui menyimak, berbicara, yaitu dengan berargumentasi,
berpendapat, dan menanggapi serta menggunakan indra mata untuk mengamati,
menggambarkan. Dengan demikian diharapkan siswa dapat berkonsentrasi, berlatih
menggunakan nalar, membangun ide, memecahkan masalah serta dapat
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pembelajaran menulis deskriptif adalah proses kegiatan berbahasa secara produktif yang
menggambarkan suatu objek berupa gambar, ruang, dan situasi secara rinci dan jelas.
Pembaca seolah-olah melihat dan mengalami secara langsung.
3. Kemampuan menulis deskriptif adalah kemampuan seseorang mengungkapkan
gagasan/ide, perasaaan, dan informasi dengan menggambarkan secara rinci dan jelas
terhadap objek yang diamati.
Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
keefektifan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam
pembelajaran menulis deskritif ialah kegiatan belajar yang memanfaatkan alat indra
untuk berkonsentrasi, berlatih menggunakan nalar, membangun ide, memecahkan
masalah terhadap suatu objek berupa gambar, ruang, dan situasi secara rinci dan jelas.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian pada siswa kelas X SMA
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksana-kan
suatu perkerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sehubung-an dengan
itu, peneliti dalam melaksanakan penelitiannya menggunakan Meto-de Eksperimen
diartikan sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau
mengontrol fenomena.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi
experimental research). Metode penelitian eksperimen kuasi yang gunakan sebagai
penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Metode penelitian ini kegiatannya
dengan mengadakan percobaan (uji coba), sehingga data yang diper-oleh dalam
penelitian diambil berdasarkan hasil uji coba. Dengan tipe rancangan pemasangan
subjek melalui tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only
Pretest-Posttest Control Group Design). Menurut Syamsuddin & Damaianti (2006:
163), tipe rancangan the matching only pretest-posttest control group design adalah
penelitian melakukan penjodohan terhadap subjek pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Dengan melakukan tes awal dan tes akhir. Rancangan ini tidak
menjamin terpenuhinya ekuivalensi. Dikarena proses pemasangan tidak dilakuakn
secara acak.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian dengan tipe rancangan pemasangan subjek melalui tes awal
dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only Pretest-Posttest Control
Group Design) digambarkan oleh Freankel dan Wallen (1977:271) sebagai berikut.
Treatment Group M --- O --- X --- O
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu M : Kelas eksperimen
M : Kelas kontrol
O : Pengukuran awal dan pengukuran akhir
X : Perlakuan pembelajaran melalui pengembangan menulis deskriptif dengan
model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic)
C : Perlakuan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran VAK
(Visualization Audiotory Kinestetic)
Kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki karakteristik yang sama tau
homogen, tetapi pengambilan kelas tidak dilakukan secara acak atau hanya satu
karakteristik saja. karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesamaan
rata-rata hasil prestasi belajar siswa pada semester pertama. Dalam desain ini kedua
kelas diberi tes awal (pretes) dengan tes yang sama. Kemudian kelas eksperimen
diberikan perlakuan khusus sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan seperti biasanya.
Setelah beberapa saat, kedua kelas dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir
(postes). Hasil kedua tes akhir dibandingkan (diuji perbedaannya). Demikian pula antara
tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelas. perbedaan yang berarti (signifikan)
antara kedua hasil tes akhir pada kelas eksperimen menunjukan pengaruh perlakuan
yang diberikan.
selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti bertindak sebagai obsever dan
guru bahasa Indonesia bertindak sebagai pengajar, baik di kelas eksperimen maupun di
kelas kontrol.
C. Prosedur dan Paradigma Penelitian
1. Prosedur Penelitian
Sebagai langkah pertama dilakukan studi pendahuluan yang meliputi studi
literatur dan studi pendahuluan di kelas pada waktu pembelajaran menulis. Hasilnya
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel penelitian, yaitu model pembelajaran melalui media lagu, gambar, dan film
dengan kemampuan awal keterampilan menulis karangan deskriptif.
langkah selanjutnya melihat materi dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar bahasa Indonesia kelas X untuk memperoleh materi pokok yaitu
membuat karangan deskriptif. kajian lebih lanjut tentang indokator penilaian menulis
dari teori yang sudah ada serta cara-cara menganalisis karangan. akhirnya
dirumuskan suatu rencana pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan model
pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) melalui media lagu, gambar,
dan film di SMA kelas X.
Untuk melihat proses pembelajaran sebagai data kuantitatif dilakukan
dengan melihat pelaksanaan pembelajaran oleh guru melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Memberikan pretes, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretes
dilakukan untuk melihat apakah kemmapuan awal kelas eksperimen dan kelas
kontrol sama atau tidak.
b. Melaksankan pembelajaran menulis karangan deskriptif dengan model
pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) melalui media lagu,
gambar, dan film terhadap kelas eksperimen yang dilakukan oleh guru.
c. Mengamati, mendeskripsikan, menganalisis, dan membahas data verbal dan non
verbal pada saat penelitian berlangsung untuk menggali kemampuan menulis
siswa SMA kelas X selama pembelajaran berlangsung.
d. Memberikan postes baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Postes diberikan
untuk melihat hasil belajar yang didapat kelas eksperimen dan kelas kontrol ada
perbedaan atau tidak.
Langkah selanjutnya menganalisis hasil belajar siswa dalam pembelajaran
menulis karangan deskriptif di SMA untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol,
sebagai berikut.
a. Menganalisis karangan siswa memuat aspek isi, organisasi, tata bahasa,
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam mengembangakan karangan sebagai bahan pertimbangan penilaian
karangan.
b. Menilai karangan siswa berdasarkan kriteria penilaian yang dikemukakan oleh
Jacobs, dkk (Shihabudin, 2009: 258) untuk menghasilkan data kuantitatif
kemampuan menulis.
c. Menguji secara statistik hasil nilai kedua kelas dengan membandingkan perbedaan
rata-rata yang diperoleh siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji
statistik yang digunakan membandingkan perbedaan rata-rata tersebut adalah uji t
jika data berdistribusi normal dan variansinya homogen atau uji t, jika data
distribusi normal tetapi variansinya tidak homogen. jika data tidak berdistribusi
normal maka pengujian rata-rata menggunakan statistik nonparametik dengan
menggunakan U-Mann Whitney test.
2. Paradigma Penelitian
Studi Pendahuluan
Kelas Kontrol
Pretes
Teknik konvesional
Postes
Kelas Eksperimen
Pretes
Model Pembelajaran VAK
Postes
Pengolahan Data
Hasil
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini mengacu pada penelitian kualitatif.
Adapun tekinik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, angket, dan tes.
1. Observasi
Observasi dibuat untuk melakukan pengamatan langsung terhadap objek atau
situasi yang diteliti. Dalam hal ini pengamatan langsung terhadap berbagai kejadian atau
situasi nyata di kelas, sehingga melalui teknik ini peneliti dapat merekam atau mencatat
secara teliti dan utuh peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan penelitian.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas yang terkait
dengan pelaksanaan pendekataan kontekstual dalam pembelajaran bercerita. Secara
khusus, observasi ini dilakukan untuk mencermati beberapa hal yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar dengan menggunkan model pengajaran VAK (Visualization
Audiotory Kinestetic), antara lain: (1) kegiatan pengajaran dari mulai pembukaan,
kegiatan inti, dan akhir pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran VAK
(Visualization Audiotory Kinestetic), (2) aktivitas berinteraksi proses belajar mengajar
antara guru dengan siswa, antara siswa, serta partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan
(3) penerapan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam
proses belajar mengajar.
2. Angket
Angket atau koesioner merupakan alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk
memperoleh keterangan dari jumlah responden. Keterangan yang dinginkan terkandung
dalam pikiran, perasaan, sikap atau kelakuan manusia yang dapat dipancing melaui
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan angket respon secara
tertutup karena jawaban pertanyaan telah disertakan atau disediakan oleh penulis di
dalam angket tersebut. Angket diberikan sesudah perlakuan penerapan model
pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Tujuannya yaitu untuk
mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran dengan model VAK
(Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis.
3. Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran serta tujuan
pengajaran. Tes ini dilakukan penulis untuk memperoleh data dan informasi tentang
prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan tertentu dalam kegiatan belajar
mengajar.
Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian, yaitu bentuk tes yang
terdiri atas pertanyaan atau suruhan yaitu menuliskan paragraf deskripsi. Tes dilakukan
dalam bentuk tes awal dan tes akhir. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan
menulis siswa sebelum diberikan pembelajaran (perlakuan), dan tes terakhir digunakan
untuk mengukur keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran menulis dengan
menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic).
Pengumpulan data dilakukan oleh penulis dan dibantu oleh guru Bahasa
Indonesia sebagai guru. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic)
dalam pembelajaran menulis mulai dari tes awal, tiap siklus pembelajaran, dan tes akhir.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik yang merupakan rangkaian
proses berupa langkah-langkah yang sesuai dengan rencana dan sistematika untuk
mendapatkan data dalam memecahkan masalah.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa macam instrumen yaitu: tes tulis karangan
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Dalam penelitian digunakan oleh peneliti untuk
mengetahui tingkat kemampuan menulis deskripsi siswa bagi kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Untuk mengukur kemampuan menulis karangan siswa tersebut, digunakan
pedoman penilaian berikut.
Kriteria Penilaian Menulis Karangan Deskriptif
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan
pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis karangan deskripsi yang dilakukan
untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran. Adapun format
observasi yang digunakan sebagai berikut.
PEDOMAN OBSERVASI PEMBELAJARAN
a. RPP sesuai dengan SK-KD b. Tujuan pembelajaran sesuai
dengan SK-KD
c. Standar Kompetensi sesuai dengan silabus
d. Kompetensi dasar sesuai dengan silabus j. Sumber materi sesuai dengan
pembelajaran
k. Media sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Proses
pembelajaran
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Guru menyajikan materi dengan
jelas
c. Guru menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan RPP
d. Guru menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa
e. Guru aktif memotivasi siswa f. Guru aktif berinteraksi dengan
siswa
g. Guru aktif bertanya kepada siswa untuk merangsang siswa berbicara
h. Guru menggunakan media sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
i. Guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran
j. Guru menutup pembelajaran dan memberi kesan baik kepada siswa
3. Perilaku siswa
a. Siswa aktif dan serius mengikuti pelajaran
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru
c. Siswa aktif menyimak untuk menentukan pokok pikiran tulisan deskriptif
d. Siswa aktif berdiskusi dengan teman sekelompok mengenai pokok pikiran tulisan deskriptif e. Siswa aktif dalam menanyakan
hal-hal yang belum dipahami f. Siswa aktif melakukan
pembelajaran
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu h. Siswa menguasai materi
pembelajaran
3. Angket
Angket dalam penelitian ini adalah angket untuk mengetahui efektivitas
pembelajaran menggunakan model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic). Angket
tersebut ditujukan kepada guru kelas X dan Siswa kelas yang melaksanakan
pembelajaran menulis karangan deskriptif. Adapun hasil perhitungan presentase angket
akan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
% = Presentase
f = frekuensi siswa yang merespon suatu pertanyaan
JS = Jumlah siswa sebagai responden secara keseluruhan
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dilakukan melalui analisis karangan dan pengolahan
hasil analisis karangan.
1. Analisis Karangan
kegiatan menganalisis karangan dilakukan untuk memberikan gambaran
keberhasilan siswa dalam menulis karangan deskriptif. analisis karangan meliputi aspek
kebahasaan yang terdiri dari aspek isi, organisasi karangan, tata bahasa, ejaan, dan
tulisan.
2. Pengolahan Hasil Analisis Karangan
Pengolahan hasil analisis karangan merupakan salah satu langkah yang sangat
penting dalam kegiatan penelitian untuk mengimplikasi data dalam bentuk simpulan.
% =
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai karangan dengan hasil penilian karangan berdasarkan Jacobs, dkk. (...,...: 76), nilai
karangan diolah secara statistik dengan menggunakan program ecxel dan SPSS 18.
Langkah-langkah pengolahan data hasil penelitian adalah sebagai berikut.
a. Untuk lebih mempermudah dalam memahami data yang diperoleh dari hasil
penelitian, maka sebelum dianalisis data tersebut dideskripsikan terlebih dahulu.
pendeskripsian data ini berguna untuk meringkas dan menjelaskan data yang
diperoleh melalui instrumen penelitian. Ukuran-ukuran statistik yang digunakan
dalam pendeskripsian data yaitu:
1) Data yang akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian Ukuran tendensi
senteral berupa mean (rata-rata), median, modus, dan jumlah data.
2) Ukuran penyebaran data berupa varians, standar deviasi, data terkecil, data
terbesar,dan rentang.
3) Daftar frekuensi dan daftar distribusi frekuensi.
b. Data yang akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian adalah data nilai hasil
karangan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut.
1) Data diuji normalitasnya dengan menggunakan Chi-Kuadrat. Rumus yang
digunakan yaitu: ∑
Keterangan:
= banyaknya kelas interval dari daftar distribusi frekuensi
= frekuensi hasil pengamatan
= frekuensi teoretis yang diharapkan
Hipotesis yang diujikan adalah:
: data berasal dari distribusi normal
: data tidak berasal dari distribusi normal
Kriteria pengujiannya yaitu:
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu -Jika hitung ≥ maka tolak
Sudjana (1996:393)
2) Data uji homogenitasnya dengan menggunakan uji F
Untuk menguji homogenitas varians dengan menggunakan statistik uji F, rumus
yang digunakan yaitu:
hipotesis yang diujikan adalah:
: , varians populasi adalah identik (varians kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah sama).
: , varians populasi adalah tidak identik (varians kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah tidak sama).
Kriteria pengujiannya yaitu:
- Jika F hitung < maka terima
- Jika F hitung ≥ maka terima
Sudjana (1996:250)
3) Data uji kesamaan dua rata-ratanya dengan t-test untuk dua sampel bebas jika data
berdistribusi normal dengan uji U-Mann Whitney jika data tidak berdistribusi
normal. Pengujian data dengan menggunakan t-test untuk dua sampel bebas dan
U-Mann Whitney dikarenakan sampel dari penelitian ini merupakan dua sampel
bebas. Dua sampel dikatakan sebagai sampel bebas jika kedua sampel tidak
berhubungan, atau dengan kata lain jika si A sudah diambil datanya di kelas
eksperimen maka si A mungkin diambil juga datanya di kelas kontrol, sehingga
kedua sampel tidak saling berhubungan. untuk menguji kesamaan dua rata-rata
dengan menggunakan t-test dua sampel bebas, rumus yang digunakan yaitu:
√
=
Keterangan:
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = rata-rata kelas kontrol
= varians total
= varians kelas eksperimen
= varians kelas kontrol
= banyak data kelas eksperimen
= banyak data kelas kontrol
G. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Satori (2011: 46) populasi adalah objek atau subjek yang berada
pada satu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Menurut Gregory (Satori, 2011: 46) secara lebih tajam
populasi sebagai keseluruhan objek yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Sedangkan menurut Burns (Satori, 2011: 46), populasi dapat berupa organisme,
orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau
laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan
tidak secara mendua.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang
Kidul. Pemilihan populasi berdasarkan pertimbangan bahwa penerapan model
pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dapat dilaksanakna untuk
meningkatkan kemampuan menulis deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang
Kidul dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Sumber data utama dalam
populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul tahun
ajaran 2012/2013. Rombongan belajar siswa kelas X ada sepuluh kelas. Jumlah total
siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul tahun ajaran 2012/2013 adalah 250
siswa.
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel dalam sebuah penelitian adalah bagian kecil dari populasi. Menurut
Satori (2011:47) bahwa sampel merupakan representasi dari populasi yang
menggambarkan keseluruhan populasi, hanya ukurannya lebih kecil. Adapun
parameter penentuan sampel didasarkan pada data dan informasi dari instrumen
kelayakan yang diperoleh dari Dinas Pendidikan. Kelayakan tersebut meliputi: 1)
Kurikulum dan Program Pembelajaran; 2) Administrasi dan Manajemen Sekolah; 3)
Organisasi Kelembagaan; 4) Sarana dan Prasarana; 5) Ketenagaan; 6) Pembiyaan; 7)
Peserta Didik; 8) Peran Serta Masyarakat; 9) Lingkungan dan Budaya. Berdasarkan
komponen itulah kualitas sekolah dapat diketahui. Karena penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory
Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskritif, maka sasaran utamanya adalah
kemampuan siswa menulis deskripsi dengan model pembelajaran VAK (Visualization
Audiotory Kinestetic). Untuk itu, eksperimen dilakukan dengan media lagu, gambar,
dan film.
Jumlah siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul di Tanjung Enim,
Sumatera Selatan yang mengikuti pembelajaran terlalu banyak sehingga peneliti
menggunakan sampel. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive
sample. Tujuan dari pemilihan teknik ini agar peneliti dapat menentukan sampel
yang diperlukan sehingga dapat memenuhi kepentingan peneliti untuk mencapai
tujuannya dan berdasarkan pertimbangan analisis data dan waktu. Jumlah siswa yang
dijadikan sampel sebanyak dua kelas yang terdiri dari 50 siswa. Jumlah ini dibagi
dua kelompok yaitu A kelas eksperimen dengan jumlah sebanyak 25 siswa dan
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC)
A.Rancangan Pembelajaran Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic)
Dalam bagian ini diuraikan skenario desain awal model pembelajaran model
VAK (Visual Auditory Kinestetic) mulai dari prosedur kegiatan belajar mengajar baik
untuk guru maupun untuk siswa sampai pada penilaian.
1. Desain model pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinestetic)
Desain model pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinestetic) mengacu pada
pengoptimalan modalitas belajar yang bertujuan menjadikan pembelajar merasa
nyaman, tujuan pembelajaran, materi, prinsip, latar dan prosedur pembelajaran.
a. Tujuan Pembelajaran Menulis
Tujuan Pembelajaran menulis menjadi salah satu dasar penggunaan model
pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinestetic). Tarigan (2008:3-4) mengemukakan
bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan ini
penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata.
Tarigan juga menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan menurunkan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami bersama. Hal senada
disampaikan oleh Akhadiah, dkk (1988:2) memaknai menulis sebagai suatu kegiatan
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat.
b. Deskripsi Materi
Materi dalam pembelajaran ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
menulis deskriptif dengan baik. Secara teoretis, materi berkaitan dengan bagaimana
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bagaimana tata cara itu dipraktikan dengan memperhatikan aspek-aspek menulis
lainnya, mulai dari organisasi ide karangan, pilihan kata, kalimat, ejaan, dan tulisan.
Materi seperti yang telah diuraikan secara jelas dapat dipelajari siswa melalui
model VAK (Visual Auditory Kinestetic). Berdasarkan modalitas belajar siswa sebagai
salah satu dasar penggunaan model pembelajaran ini dapat memberikan cerminan secara
tepat dalam kegiatan menulis deskriptif dengan menggambarkan objek secara detail dan
jelas.
c. Prinsip pembelajaran dengan model VAK (Visual Auditory Kinestetic)
Pembelajaran dengan model VAK (Visual Auditory Kinestetic) menganggap
bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan gaya belajar dan
memanfaatkan potensi yang telah siswa miliki dengan melatih dan mengembangkannya.
Kebanyakan orang lebih suka dan cenderung menggunakan satu gaya belajar tertentu
dibandingkan menggunakan gaya belajar secara berasama-sama. Menurut DePorter dkk.
(1999: 112) bahwa pada pembelajaran VAK, pembelajaran difokuskan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung (direct experience) dan menyenangkan.
Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan mengingat (Visual),
belajar dengan mendengar (Auditory), dan belajar dengan gerak dan emosi
(Kinestethic). Lebih lanjut DePorter mengungkapkan Visual, audio, dan kinestetik
merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut
kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari
bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi.
Menurut Rose Colin dan Nicholl (2002:130), sebuah penelitian ekstensi,
khususnya di Amerika Serikat, yang dilakukan oleh Profesor Ken dan Rita Dunn dari
Universitas St. John, di Jamaica, New York, dan para pakar pemrograman
Neuro-Linguistik seperti, Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder, telah
mengidentifikasi tiga gaya belajar dan komunikasi yang kemudian menjadi acuan dasar
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Gaya visual (Belajar dengan Cara Melihat)
Belajar harus menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga. Seorang siswa lebih
suka melihat gambar atau diagram, suka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video.
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata atau
penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya
lebih banyak dititik beratkan pada peragaan/media, ajak siswa ke objek-objek yang
berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya
langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.
Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar visual misalnya lirikan
mata ke atas bila berbicara dan berbicara dengan cepat. Anak yang mempunyai gaya
belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti
materi pelajaran. Siswa cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas.
Siswa berpikir menggunakan gambar-gambar di otak dan belajar lebih cepat dengan
menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan
video. Di dalam kelas anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk
mendapatkan informasi.
2) Gaya auditori (Belajar dengan Cara Mendengar)
Belajar haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan
pendapat, gagasan, menanggapi dan beragumentasi. Seorang siswa lebih suka
mendengarkan kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal.
Alat rekam sangat membantu pembelajaran pelajar tipe auditori. Dr. Wenger (Rose Colin
dan Nicholl, 2002:143) merekomendasikan setelah membaca sesuatu yang baru,
deskripsikan dan ucapkan apa yang sudah dibaca tadi sambil menutup mata dengan suara
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertutup) dan dideskripsikan dengan lantang, maka secara otomatis telah belajar dan
menyimpannya dalam multi-sensori.
Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar auditori misalnya lirikan
mata ke arah kiri/kanan, mendatar bila berbicara dan sedang-sedang saja. Untuk itu, guru
sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang
mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar cepat dengan menggunakan diskusi verbal
dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori mencerna makna yang
disampaikan melalui tone, suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal
auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak
auditori. Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca
teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
3) Gaya Kinestetik (Belajar dengan Cara Bergerak, Bekerja dan Menyentuh)
Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Seorang siswa lebih suka
menangani, bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri, gerakan tubuh
(hands-on, aktivitas fisik). Bagi siswa kinestetik belajar itu haruslah mengalami dan
melakukan. Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar kinestetik misalnya
lirikan mata ke bawah bila berbicara dan berbicara lebih lambat. Anak seperti ini sulit
untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi
sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Pada dasarnya setiap siswa mempunyai kecenderungan pada gaya belajar mana
yang lebih ia sukai daripada gaya-gaya belajar yang lain. Keberagaman gaya belajar akan
mempengaruhi daya tangkap, pemahaman dan kebiasaan belajar siswa. Berdasarkan
keragaman gaya (tipe) belajar tersebut, maka visual, audio, dan kinestetik dijadikan sebuah
model pembelajaran menulis. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory
Kinestetic), yaitu model pembelajaran yang melibatkan gerak tubuh dan alat indra.
Menekankan bahwa dalam kegiatan belajar harus memanfaatkan alat indra dan
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Latar
Kegiatan pembelajaran dilakukan pada latar yang dikondisikan sesuai dengan
karakteristik model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) untuk
menciptakan pembelajaran yang nyaman dan efektif. Latar yang dipersiapkan adalah
sebagai berikut.
1) Guru dan siswa diberikan arahkan bagaimana langkah-langkah pembelajaran VAK
(Visualization Audiotory Kinestetic) sebagai dasar awal kegiatan belajar mengajar.
2) Alat dan bahan dipersiapkan untuk mendukung berjalannya model pembelajaran.
Sebagai salah satu komponen model pembelajaran, alat/media memiliki peranan
penting dalam menunjang keberlangsungan pembelajaran. Dalam model ini, media
yang diusung berupa seperangkat komputer/laptop lengkap dengan infokus. Sesuai
dengan tujuan penggunaan media, perangkat ini akan lebih memudahkan siswa
melakukan proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan media juga akan
menimbulkan motivasi tersendiri pada diri siswa meskipun dalam tingkatan yang
berbeda-beda.
3) Selain media, faktor yang lebih penting adalah objek pengamatan yang telah dipilih
dan dipersiapkan dengan mempertimbangkan segala aspek, mulai dari kesesuaian
topik dengan tingkat perkembangan siswa, hingga pada pemilihan objek yang
diamati. Benda, orang, dan keindahan alam sebagai bahan pembelajaran ini
kemudian dikemas dalam bentuk film atau video agar dapat ditampilkan melalui
media yang telah dipersiapkan.
Pemilihan media/alat dan bahan memang haruslah disesuaikan dengan
kondisi dan fasilitas yang ada. Mengingat penetapan standar pendidikan nasional
mengenai sarana dan prasarana, perangkat sebgai media yang telah disebutkan di atas
menjadi standar yang harus dimiliki setiap satuan pendidikan. Seandainya media
tersebut belum tersedia, model ini tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa
alternatif, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan peranan guru sebagai
Alfa Mitri Suhara, 2013
Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Prosedur Pembelajaran
Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) ini digunakan
untuk tiga kali pertemuan tatap muka atau sama dengan 6 X 90 menit pembelajaran.
Waktu ini disesuaikan dengan alokasi yang telah ditetapkan dalam silabus sesuai dengan
waktu efektif pembelajaran untuk kompetensi yang dibidik.
Pelaksanaan pembelajaran menulis deskriptif dengan model VAK (Visualization
Audiotory Kinestetic) ini dilakukan melalui langkah-langkah berikut.
1) Peneliti memberikan arahan kepada guru model mengenai pelaksanaan pembelajaran
dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) yang akan
diujicobakan.
2) Guru model melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran VAK
(Visualization Audiotory Kinestetic) sesuai arahan yang telah dijelaskan peneliti.
3) Langkah pembelajaran diawali dengan pengeksplorasian pengetahuan awal siswa
mengenai pengalaman menulis deskriptif, kemudian memberikan contoh tulisan
deskriptif. Pada langkah ini, guru sebagai motivator membangun motivasi siswa.
4) Pembelajaran dilanjutkan dengan penayangan objek yang dipilih (film). Penayangan
film juga menjadi salah satu langkah dalam membangun motivasi siswa sekaligus
memberikan pengindraan mengenai materi pembelajaran yang akan dilakukan.
5) Siswa menentukan ide topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf
deskriptif berdasarkan hasil pengamatan, menyusun kerangka, dan mengembangkan
kerangka yang telah disusun paragraf deskriptif.
6) Siswa menulis deskriptif. guru sebagai mediator siswa memaksimalkan perannya
dalam tahap ini. Hal ini ditujukan untuk membantu siswa menyimpan pengalaman
belajarnya dalam memori jangka panjang.
7) Pada akhir pembelajaran, pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan dan merespon
kegiatan yang telah dialami. Tahap ini merupakan salah satu bentuk konfirmasi
dalam pembelajaran.