• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF :Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Sumatera Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF :Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Sumatera Selatan."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEEFEKTIFAN MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF

(Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Sumatera Selatan)

TESIS

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

ALFA MITRI SUHARA NIM 1101260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEEFEKTIFAN MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF

(Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Sumatera Selatan)

Oleh

Alfa Mitri Suhara, S.Pd.

Universitas Pasundan Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Alfa Mitri Suhara 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

(4)

i

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Tesis ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kebermaknaan penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran menulis dan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis. Hal tersebut disebabkan oleh faktor ketidaktepatan dalam pemilihan dan penggunaan model pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) untuk diterapkan ke dalam pembelajaran menulis karangan deskriptif pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Lawang Kidul tahun ajaran 2012-2013. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai profil kemampuan menulis siswa, rancangan dan pelaksanaan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis deskriptif. Peneliti mengajukan hipotesis bahwa model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis deskriptif.

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian tersebut akan disusun rancangan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen tipe The Matching Only Pretes-Posttes Control Group Design. Untuk mengetahui profil kemampuan siswa diadakan tes awal (pretes), selanjutnya dilakukan penyusunan rancangan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) yang diterapkan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul. Setelah siswa diberikan perlakuan berupa model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) lalu diadakan tes akhir (postes) untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Setelah itu, dilakukan pengujian hipotesis dengan menghitung nilai ttes yang nantinya akan dibandingkan dengan thitung.

(5)

vii Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Anggapan Dasar ... 5

G. Hipotesis ... 6

H. Meode dan Teknik Penelitian ... 6

I. Definisi Operasional ... 7

BAB II MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF A. Hakikat Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 9

(6)

viii Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... 36

B. Desain Penelitian ... 36

C. Prosedur Penelitian dan Paradigma Penelitian ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Teknik Pengolahan Data ... 46

G. Populasi dan Sampel ... 49

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A.Deskripsi Profil Kemampuan Menulis Karangan Deskriptif

1. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 2. Deskripsi Kuantitaf Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 3. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 4. Deskripsi Kuantitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 5. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 6. Deskripsi Kuantitatif Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 7. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif

Kelas Kontrol ... 8. Deskripsi Kuantitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ...

B.Hasil Pembelajaran Menulis Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... C.Analisis Hasil Pengamatan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

275

280

D.Deskripsi dan Analisis Respon Siswa dan Guru Terhadap

Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

1. Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ... 2. Respon Guru Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

281

281

283

BAB V MODEL MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC)

A. Rancangan Pembelajaran Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

1. Desain Model Pembelajaran VAK (Visualization Auditory

(7)

ix Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kinestetic) ... 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajran Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ...

B. Implementasi Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

288

285 278

C. Uji Efektivitas Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif ...

1. Peujian Persyaratan Analisis Data ... a. Uji Normalitas ... b. Uji Homogenitas Setiap Variabel ... c. Uji Hipotesis ...

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...

301 301 301 302 303 307

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... B. Saran ...

310 311

DAFTAR PUSTAKA ... 313

LAMPIRAN ... 316

(8)

x Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Format Analisis Data ... 53

Tabel 4.2 Skor Aspek Kemampuan Pretes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 106 Tabel 4.3 Hasil Pretes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Eksperimen ... 107

Tabel 4.4 Perolehan Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 109

Tabel 4.5 Format Analisis Data ... 111

Tabel 4.6 Skor Aspek Kemampuan Postes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 163

Tabel 4.7 Hasil Postes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Eksperimen ... 164

Tabel 4.8 Perolehan Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 165

Tabel 4.9 Format Analisis Data ... 167

Tabel 4.10 Skor Aspek Kemampuan Pretes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 218

Tabel 4. 11 Hasil Pretes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Kontrol ... 219

Tabel 4.12 Perolehan Nilai Pretes Kelas Kontrol ... 220

Tabel 4.13 Format Analisis Data ... 222

Tabel 4.14 Skor Aspek Kemampuan Postes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 272

Tabel 4.15 Hasil Postes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Kontrol ... 273

Tabel 4.16 Perolehan Nilai Postes Kelas Kontrol ... 274

Tabel 4.17 Uji Gain Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 275

Tabel 4.18 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 281

Tabel 5.1 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol ... 301

(9)

xi Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 5.3 Homogenitas Data Pretes ... 303

Tabel 5.4 Homogenitas Data Postes ... 303

Tabel 5.5 Uji Kesamaan dua Rata-rata untuk Pretes ... 304

(10)

xii Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbandingan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 276

Grafik 4.2 Perbandingan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 277

Grafik 4.3 Perbandingan Rata-rata Nilai Postes Kelas Eksperiman dan Kelas

Kontrol ... 277

Grafik 4.4 Gain Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol ... 278

Grafik 4.5 Rekapitulasi Respon Siswa dalam Pembelajaran Menulis Karangan

(11)

xiii Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Observasi Pembelajaran ... 317 2. Angket Untuk Guru Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi

Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

319

3. Angket Untuk Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

320

(12)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia

Sekolah Menengah Atas dijelaskan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas X

untuk masing-masing semester adalah mengungkapkan pikiran, perasaan informasi, dan

pengalaman secara tertulis dalam berbagai bentuk paragraf dan puisi; 2)

mengungkapkan informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk paragraf, teks

pidato, dan cerpen.

Masing-masing kompetensi dasarnya sebagai berikut. Semester I, 1)

mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (narasi, deskriptif,

ekspositif); 2) mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan puisi. Pada

semester II, 1) mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato; 2)

mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. (KTSP Kelas

X, tahun 2006).

Berdasarkan kompetensi dasar di atas sangat jelas bahwa hasil pembelajaran

menulis Bahasa dan Sastra Indonesia adalah siswa memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam

berbagai bentuk tulisan.

Menulis adalah suatu kegiatan mengolah dan mempertimbangkan kaidah-kaidah

kebahasaan serta bagaimana menyiasati tematik yang diungkap melalui bahasa tulis.

Menurut Akhadiah (1994:1-2), banyak hal yang diperoleh dari kegiatan menulis oleh

siswa, di antaranya melalui menulis yang terencana, mereka akan terbiasa berpikir serta

berbahasa secara tertib. Hal senada dikemukakan pula oleh Tarigan (1994:1) bahwa

semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.

Tarigan (1994:4) mengemukakan bahwa dalam kehidupan modern ini keterampilan

menulis sangat dibutuhkan sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa

(13)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah disadari bahwa keterampilan menulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern,

namun pada kenyataannya, pengajaran di sekolah-sekolah jauh dari harapan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan Suparno dan Yunus (2008:14) menjelaskan

bahwa aspek pelajaran bahasa yang paling tidak disukai murid dan gurunya adalah

menulis atau mengarang. Hal senada diungkapkan oleh Graves (Suparno dan Yunus,

2008:14) yang menyatakan bahwa seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk

apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari

pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran

menulis di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat.

Alasan lain seperti yang disampaikan Smith (Suparno dan Yunus, 2008:14)

menjelaskan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa disekolah tidak

terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis

dan mengajarkannya. Bahkan menurut Alwasilah dan Alwasilah (2005:5) pembelajaran

menulis tersebut sering „dipersulit‟ oleh mahasiswa dan dosen sendiri. masalah lainnya sering juga tidak disadari oleh guru maupun siswa bahwa tujuan pembelajaran menulis

adalah siswa terampil menulis. tujuan ini sering terjebak hanya pada tataran

pengetahuan menulis.

Kegiatan menulis pada umumnya dilakukan karena terpaksa. Keterpaksaan ini

tampak dari masih rendahnya kemampuan menulis di kalangan siswa. Berdasarkan

pengalaman, siswa SMA seringkali menganggap kegiatan menulis sulit. Kesulitan itu

muncul terutama ketika menentukan ide, menyusun kalimat, memilih bahan, dan

kekeliruan menerapkan ejaan. Selain itu, sering kali membosankan.

Pengalaman kegiatan menulis seringkali mengalami kendala seperti menulis

paragraf atau karangan, penulis pemula sering kesulitan menentukan ide. Menulis

sebagai proses memerlukan pembimbingan sehingga diperlukan langkah-langkah yang

bermakna untuk pembelajaran menulis. Dalam hal ini diperlukan teknik pembelajaran

yang mengaktifkan psikomotorik, afektif, dan kognitif. Dengan demikian para siswa

melakukan pramenulis sebelum pada kegiatan inti menulis.

Beberapa kendala dalam kegiatan menulis diungkap pula oleh Zainurrahman

(14)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kekurangan atau kehabisan ide, kesibukan, fluktuasi psikologis. Kendala itu ternyata

dialami juga oleh siswa sekolah menengah atas. Menurut Hernowo (2003:9)

mengemukakan satu teori quantum writing memberikan suatu pendekatan bahwa

menulis dapat dilakukann siapa saja tanpa kemudian harus terjebak lebih dahulu dengan

persoalan penyusunan kata yang baik dan benar. Menurut Bereiter dan Scardamalia

(Hyland 2002:27) mengatakan yang terpenting bagi penulis pemula adalah adanya

kesanggupan untuk menyampaikan isi, memberitahukan sesuatu yang mereka bisa ingat

berdasarkan tugas, topik, dan genre (model knowledge-telling).

Berdasarkan permasalahan yang yang telah dikemukakan di atas, salah satu

faktor ketidakberhasilan peningkatan keterampilan menulis di sekolah adalah kurang

kebermaknannya model atau pendekatan dan teknik pembelajaran yang digunakan

dalam proses pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran menulis. Oleh karena itu,

perlu ditemukan sebuah model pembelajaran yang paling tepat dan dapat mendorong

minat siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis. Untuk tujuan itu, tulisan yang

akan dikembangkan disini adalah peningkat kemampuan siswa dalam menulis

deskriptif. Peningkatan kemampuan siswa ini dilakukan melalui model pembelajaran

VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Caranya dengan memanfaatkan media audio,

visual dan pemanfaatan kecenderungan gaya belajar yang ada pada siswa di dalam

mengolah bahan pelajaran. Melalui model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory

Kinestetic) diharapkan dapat merangsang ide-ide dan imajinasi siswa pada saat menulis.

Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) juga dapat membantu

siswa membangkitkan keterampilan menulis siswa sehingga kendala-kendala khusus

yang dirasakan dapat diatasi dengan tepat. Berkaitan dengan uraian di atas, guru dituntut

untuk melakukan perubahan dan pembaharuan dalam proses pembelajaran. Pada

umumnya guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan moderator pembelajaran

(15)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi dua masalah yang

berkaitan dengan peningkatan keterampilan menulis siswa di antarnya sebagai berikut.

a. Kegiatan menulis selama ini masih dilakukan dengan terpaksa. Hal ini dikarenakan

kesulitan siswa dalam menentukan ide atau gagasan, memilih bahan, dan menyusun

kalimat.

b. Kurangnya minat siswa untuk melakukan kegiatan menulis khususnya dalam

pembelajaran menulis dikarenakan kurang kebermaknannya model atau pendekatan

dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis oleh

guru.

c. Model pembelajaran menulis yang digunakan oleh guru seringkali kurang tepat

untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah profil kemampuan menulis deskriptif di kelas eksperimen?

2. Bagaimanakah profil kemampuan menulis deskriptif di kelas kontrol?

3. Bagaimanakah sintak model pembelajaran dengan model VAK (Visualization

Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif di kelas X SMA Negeri

1 Lawang Kidul?

4. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis deskriptif siswa di

kelas eksperimen dan kelas kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan sejauh

manakah kemampuan menulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul dengan

menggunakan model pembelajaran VAK ( Visualization Audiotory Kinestetic) dalam

pembelajaran menulis deskriptif. Adapun tujuan penelitian secara khusus sebagai

(16)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis deskriptif di kelas eksperimen.

2. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis deskriptif di kelas kontrol.

3. Menggambarkan sintak model pembelajaran dengan model VAK (Visualization

Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif di kelas X SMA Negeri

1 Lawang Kidul.

4. Menggambarkan hasil peningkatan Kemampuan menulis deskriptif siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat

teoretis maupun yang bersifat praktis.

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai

teori-teori atau prinsip-prinsip dasar di dalam pembelajaran menulis deskriptif khususnya,

dan model pembelajaran pada umumnya serta dapat menambah pengetahuan guru

mengenai model pengajaran yang efektif dalam pembelajaran menulis deskripsi.

2. Manfaat praktis

Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah menemukan teknik yang tepat dan

efektif yang dapat digunakan oleh para pendidik dalam rangka menggali potensi

yang dimiliki oleh para siswa serta meningkatkan daya nalar siswa sesuai dengan

kemampuan berpikirnya masing-masing. Dengan demikian hasil penelitian ini

diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses, dan kualitas hasil belajar mengajar.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima.

Penelitian ini dilandasi oleh anggapan dasar (asumsi) sebagai berikut.

1. Visual, audio, dan kinestetik merupakan tiga modalitas yang dimiliki setiap manusia.

Tiga modalitas tersebut merupakan tipe gaya belajar seseorang dalam memperoleh

(17)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Model VAK (Visualization, Audiotory, Kinestetic) merupakan salah satu model

pembelajaran yang memanfaatkan gaya belajar seseorang dengan mengkombinasikan

ketiga modalitas yang dimiliki setiap manusia yaitu melihat, mendengar, dan

bergerak. Dengan tujuan agar gagasan/ide, pikiran, dan perasaan tertuang serta

tergambarkan dengan jelas.

3. Segala hal yang diperoleh seseorang dari hasil visual, audio, dan kinestetik dapat

diceritakan oleh seseorang dalam berbagai media bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Dengan demikian kemampuan menulis seseorang dapat didasarkan atas pengalaman

hasil visual, audio, dan kinestetiknya.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara dari jawaban penelitian. Adapun

hipotesis kerja penelitian ini, penulis rumuskan sebagai berikut.

“Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul yang diberikan perlakuan berupa model

pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam kegiatan menulis

deskriftif dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul yang

tidak diberikan perlakuan berupa model pembelajaran VAK (Visualization

Audiotory Kinestetic) dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang

Kidul.

H. Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi

experimental research). Metode penelitian eksperimen kuasi yang digunakan sebagai

penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Metode penelitian ini dilakukan

dengan mengadakan percobaan (uji coba), sehingga data yang diperoleh dalam

penelitian diambil berdasarkan hasil uji coba. Dengan tipe rancangan pemasangan

subjek melalui tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only

Pretest-Posttest Control Group Design), rancangan ini melibatkan dua kelompok secara

(18)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan model pembelajaran dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory

Kinestetic) dan kelas kontrol (KK) diberikan perlakuan dalam pembelajaran menulis

tanpa model pembelajaran model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory

Kinestetic). Metode eksperimen tergolong dalam analisis deskriptif kuantitatif yang

membutuhkan perhitungan statistik guna membuktikan dugaan atau hipotesisnya.

Teknik penelitiaan adalah cara-cara yang digunakan dalam suatu penelitian

untuk mendapatkan data yang diperlukan. Adapun teknik penelitian yang digunakan

pada penelitian sebagai berikut.

1. Teknik Uji Coba

Teknik ini digunakan dalam rangka mengujicobakan pembelajaran menulis

deskriptif dengan menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory

Kinestetic) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul.

2. Teknik Tes

Teknik tes yang digunakan yaitu prtes dan postes. Postes dilakukan untuk

mengetahui kemampuan sebelum siswa menerima pembelajaran menulis deskriptif.

I. Definisi Operasional

Variabel penelitian ini memfokuskan keefektifan model pembelajaran VAK (

Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif.

Variabel ini terdiri atas variabel bebas dan terikat.

1. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) adalah kegiatan belajar

yang memanfaatkan alat indra dan memperhatikan keefektifannya. Model pembelajaran

VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) ini memperhatikan gerakan tubuh atau

aktivitas yang berlangsung melalui menyimak, berbicara, yaitu dengan berargumentasi,

berpendapat, dan menanggapi serta menggunakan indra mata untuk mengamati,

menggambarkan. Dengan demikian diharapkan siswa dapat berkonsentrasi, berlatih

menggunakan nalar, membangun ide, memecahkan masalah serta dapat

(19)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pembelajaran menulis deskriptif adalah proses kegiatan berbahasa secara produktif yang

menggambarkan suatu objek berupa gambar, ruang, dan situasi secara rinci dan jelas.

Pembaca seolah-olah melihat dan mengalami secara langsung.

3. Kemampuan menulis deskriptif adalah kemampuan seseorang mengungkapkan

gagasan/ide, perasaaan, dan informasi dengan menggambarkan secara rinci dan jelas

terhadap objek yang diamati.

Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

keefektifan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam

pembelajaran menulis deskritif ialah kegiatan belajar yang memanfaatkan alat indra

untuk berkonsentrasi, berlatih menggunakan nalar, membangun ide, memecahkan

masalah terhadap suatu objek berupa gambar, ruang, dan situasi secara rinci dan jelas.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian pada siswa kelas X SMA

(20)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksana-kan

suatu perkerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sehubung-an dengan

itu, peneliti dalam melaksanakan penelitiannya menggunakan Meto-de Eksperimen

diartikan sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau

mengontrol fenomena.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi

experimental research). Metode penelitian eksperimen kuasi yang gunakan sebagai

penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Metode penelitian ini kegiatannya

dengan mengadakan percobaan (uji coba), sehingga data yang diper-oleh dalam

penelitian diambil berdasarkan hasil uji coba. Dengan tipe rancangan pemasangan

subjek melalui tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only

Pretest-Posttest Control Group Design). Menurut Syamsuddin & Damaianti (2006:

163), tipe rancangan the matching only pretest-posttest control group design adalah

penelitian melakukan penjodohan terhadap subjek pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Dengan melakukan tes awal dan tes akhir. Rancangan ini tidak

menjamin terpenuhinya ekuivalensi. Dikarena proses pemasangan tidak dilakuakn

secara acak.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian dengan tipe rancangan pemasangan subjek melalui tes awal

dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only Pretest-Posttest Control

Group Design) digambarkan oleh Freankel dan Wallen (1977:271) sebagai berikut.

Treatment Group M --- O --- X --- O

(21)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu M : Kelas eksperimen

M : Kelas kontrol

O : Pengukuran awal dan pengukuran akhir

X : Perlakuan pembelajaran melalui pengembangan menulis deskriptif dengan

model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic)

C : Perlakuan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran VAK

(Visualization Audiotory Kinestetic)

Kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki karakteristik yang sama tau

homogen, tetapi pengambilan kelas tidak dilakukan secara acak atau hanya satu

karakteristik saja. karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesamaan

rata-rata hasil prestasi belajar siswa pada semester pertama. Dalam desain ini kedua

kelas diberi tes awal (pretes) dengan tes yang sama. Kemudian kelas eksperimen

diberikan perlakuan khusus sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan seperti biasanya.

Setelah beberapa saat, kedua kelas dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir

(postes). Hasil kedua tes akhir dibandingkan (diuji perbedaannya). Demikian pula antara

tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelas. perbedaan yang berarti (signifikan)

antara kedua hasil tes akhir pada kelas eksperimen menunjukan pengaruh perlakuan

yang diberikan.

selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti bertindak sebagai obsever dan

guru bahasa Indonesia bertindak sebagai pengajar, baik di kelas eksperimen maupun di

kelas kontrol.

C. Prosedur dan Paradigma Penelitian

1. Prosedur Penelitian

Sebagai langkah pertama dilakukan studi pendahuluan yang meliputi studi

literatur dan studi pendahuluan di kelas pada waktu pembelajaran menulis. Hasilnya

(22)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel penelitian, yaitu model pembelajaran melalui media lagu, gambar, dan film

dengan kemampuan awal keterampilan menulis karangan deskriptif.

langkah selanjutnya melihat materi dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar bahasa Indonesia kelas X untuk memperoleh materi pokok yaitu

membuat karangan deskriptif. kajian lebih lanjut tentang indokator penilaian menulis

dari teori yang sudah ada serta cara-cara menganalisis karangan. akhirnya

dirumuskan suatu rencana pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan model

pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) melalui media lagu, gambar,

dan film di SMA kelas X.

Untuk melihat proses pembelajaran sebagai data kuantitatif dilakukan

dengan melihat pelaksanaan pembelajaran oleh guru melalui langkah-langkah

sebagai berikut.

a. Memberikan pretes, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretes

dilakukan untuk melihat apakah kemmapuan awal kelas eksperimen dan kelas

kontrol sama atau tidak.

b. Melaksankan pembelajaran menulis karangan deskriptif dengan model

pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) melalui media lagu,

gambar, dan film terhadap kelas eksperimen yang dilakukan oleh guru.

c. Mengamati, mendeskripsikan, menganalisis, dan membahas data verbal dan non

verbal pada saat penelitian berlangsung untuk menggali kemampuan menulis

siswa SMA kelas X selama pembelajaran berlangsung.

d. Memberikan postes baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Postes diberikan

untuk melihat hasil belajar yang didapat kelas eksperimen dan kelas kontrol ada

perbedaan atau tidak.

Langkah selanjutnya menganalisis hasil belajar siswa dalam pembelajaran

menulis karangan deskriptif di SMA untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol,

sebagai berikut.

a. Menganalisis karangan siswa memuat aspek isi, organisasi, tata bahasa,

(23)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mengembangakan karangan sebagai bahan pertimbangan penilaian

karangan.

b. Menilai karangan siswa berdasarkan kriteria penilaian yang dikemukakan oleh

Jacobs, dkk (Shihabudin, 2009: 258) untuk menghasilkan data kuantitatif

kemampuan menulis.

c. Menguji secara statistik hasil nilai kedua kelas dengan membandingkan perbedaan

rata-rata yang diperoleh siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji

statistik yang digunakan membandingkan perbedaan rata-rata tersebut adalah uji t

jika data berdistribusi normal dan variansinya homogen atau uji t, jika data

distribusi normal tetapi variansinya tidak homogen. jika data tidak berdistribusi

normal maka pengujian rata-rata menggunakan statistik nonparametik dengan

menggunakan U-Mann Whitney test.

2. Paradigma Penelitian

Studi Pendahuluan

Kelas Kontrol

Pretes

Teknik konvesional

Postes

Kelas Eksperimen

Pretes

Model Pembelajaran VAK

Postes

Pengolahan Data

Hasil

(24)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini mengacu pada penelitian kualitatif.

Adapun tekinik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, angket, dan tes.

1. Observasi

Observasi dibuat untuk melakukan pengamatan langsung terhadap objek atau

situasi yang diteliti. Dalam hal ini pengamatan langsung terhadap berbagai kejadian atau

situasi nyata di kelas, sehingga melalui teknik ini peneliti dapat merekam atau mencatat

secara teliti dan utuh peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan penelitian.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas yang terkait

dengan pelaksanaan pendekataan kontekstual dalam pembelajaran bercerita. Secara

khusus, observasi ini dilakukan untuk mencermati beberapa hal yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar dengan menggunkan model pengajaran VAK (Visualization

Audiotory Kinestetic), antara lain: (1) kegiatan pengajaran dari mulai pembukaan,

kegiatan inti, dan akhir pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran VAK

(Visualization Audiotory Kinestetic), (2) aktivitas berinteraksi proses belajar mengajar

antara guru dengan siswa, antara siswa, serta partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan

(3) penerapan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam

proses belajar mengajar.

2. Angket

Angket atau koesioner merupakan alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk

memperoleh keterangan dari jumlah responden. Keterangan yang dinginkan terkandung

dalam pikiran, perasaan, sikap atau kelakuan manusia yang dapat dipancing melaui

(25)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan angket respon secara

tertutup karena jawaban pertanyaan telah disertakan atau disediakan oleh penulis di

dalam angket tersebut. Angket diberikan sesudah perlakuan penerapan model

pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Tujuannya yaitu untuk

mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran dengan model VAK

(Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis.

3. Tes

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,

terutama hasil belajar yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran serta tujuan

pengajaran. Tes ini dilakukan penulis untuk memperoleh data dan informasi tentang

prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan tertentu dalam kegiatan belajar

mengajar.

Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian, yaitu bentuk tes yang

terdiri atas pertanyaan atau suruhan yaitu menuliskan paragraf deskripsi. Tes dilakukan

dalam bentuk tes awal dan tes akhir. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan

menulis siswa sebelum diberikan pembelajaran (perlakuan), dan tes terakhir digunakan

untuk mengukur keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran menulis dengan

menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic).

Pengumpulan data dilakukan oleh penulis dan dibantu oleh guru Bahasa

Indonesia sebagai guru. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic)

dalam pembelajaran menulis mulai dari tes awal, tiap siklus pembelajaran, dan tes akhir.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik yang merupakan rangkaian

proses berupa langkah-langkah yang sesuai dengan rencana dan sistematika untuk

mendapatkan data dalam memecahkan masalah.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa macam instrumen yaitu: tes tulis karangan

(26)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tes

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,

terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Dalam penelitian digunakan oleh peneliti untuk

mengetahui tingkat kemampuan menulis deskripsi siswa bagi kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Untuk mengukur kemampuan menulis karangan siswa tersebut, digunakan

pedoman penilaian berikut.

Kriteria Penilaian Menulis Karangan Deskriptif

(27)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

(28)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan

pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis karangan deskripsi yang dilakukan

untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran. Adapun format

observasi yang digunakan sebagai berikut.

PEDOMAN OBSERVASI PEMBELAJARAN

a. RPP sesuai dengan SK-KD b. Tujuan pembelajaran sesuai

dengan SK-KD

c. Standar Kompetensi sesuai dengan silabus

d. Kompetensi dasar sesuai dengan silabus j. Sumber materi sesuai dengan

pembelajaran

k. Media sesuai dengan tujuan pembelajaran

2. Proses

pembelajaran

(29)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Guru menyajikan materi dengan

jelas

c. Guru menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan RPP

d. Guru menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa

e. Guru aktif memotivasi siswa f. Guru aktif berinteraksi dengan

siswa

g. Guru aktif bertanya kepada siswa untuk merangsang siswa berbicara

h. Guru menggunakan media sesuai dengan kebutuhan pembelajaran

i. Guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran

j. Guru menutup pembelajaran dan memberi kesan baik kepada siswa

3. Perilaku siswa

a. Siswa aktif dan serius mengikuti pelajaran

b. Siswa memperhatikan penjelasan guru

c. Siswa aktif menyimak untuk menentukan pokok pikiran tulisan deskriptif

d. Siswa aktif berdiskusi dengan teman sekelompok mengenai pokok pikiran tulisan deskriptif e. Siswa aktif dalam menanyakan

hal-hal yang belum dipahami f. Siswa aktif melakukan

pembelajaran

(30)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu h. Siswa menguasai materi

pembelajaran

3. Angket

Angket dalam penelitian ini adalah angket untuk mengetahui efektivitas

pembelajaran menggunakan model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic). Angket

tersebut ditujukan kepada guru kelas X dan Siswa kelas yang melaksanakan

pembelajaran menulis karangan deskriptif. Adapun hasil perhitungan presentase angket

akan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

% = Presentase

f = frekuensi siswa yang merespon suatu pertanyaan

JS = Jumlah siswa sebagai responden secara keseluruhan

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan melalui analisis karangan dan pengolahan

hasil analisis karangan.

1. Analisis Karangan

kegiatan menganalisis karangan dilakukan untuk memberikan gambaran

keberhasilan siswa dalam menulis karangan deskriptif. analisis karangan meliputi aspek

kebahasaan yang terdiri dari aspek isi, organisasi karangan, tata bahasa, ejaan, dan

tulisan.

2. Pengolahan Hasil Analisis Karangan

Pengolahan hasil analisis karangan merupakan salah satu langkah yang sangat

penting dalam kegiatan penelitian untuk mengimplikasi data dalam bentuk simpulan.

% =

(31)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai karangan dengan hasil penilian karangan berdasarkan Jacobs, dkk. (...,...: 76), nilai

karangan diolah secara statistik dengan menggunakan program ecxel dan SPSS 18.

Langkah-langkah pengolahan data hasil penelitian adalah sebagai berikut.

a. Untuk lebih mempermudah dalam memahami data yang diperoleh dari hasil

penelitian, maka sebelum dianalisis data tersebut dideskripsikan terlebih dahulu.

pendeskripsian data ini berguna untuk meringkas dan menjelaskan data yang

diperoleh melalui instrumen penelitian. Ukuran-ukuran statistik yang digunakan

dalam pendeskripsian data yaitu:

1) Data yang akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian Ukuran tendensi

senteral berupa mean (rata-rata), median, modus, dan jumlah data.

2) Ukuran penyebaran data berupa varians, standar deviasi, data terkecil, data

terbesar,dan rentang.

3) Daftar frekuensi dan daftar distribusi frekuensi.

b. Data yang akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian adalah data nilai hasil

karangan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Data diuji normalitasnya dengan menggunakan Chi-Kuadrat. Rumus yang

digunakan yaitu: ∑

Keterangan:

= banyaknya kelas interval dari daftar distribusi frekuensi

= frekuensi hasil pengamatan

= frekuensi teoretis yang diharapkan

Hipotesis yang diujikan adalah:

: data berasal dari distribusi normal

: data tidak berasal dari distribusi normal

Kriteria pengujiannya yaitu:

(32)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu -Jika hitung ≥ maka tolak

Sudjana (1996:393)

2) Data uji homogenitasnya dengan menggunakan uji F

Untuk menguji homogenitas varians dengan menggunakan statistik uji F, rumus

yang digunakan yaitu:

hipotesis yang diujikan adalah:

: , varians populasi adalah identik (varians kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah sama).

: , varians populasi adalah tidak identik (varians kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah tidak sama).

Kriteria pengujiannya yaitu:

- Jika F hitung < maka terima

- Jika F hitung ≥ maka terima

Sudjana (1996:250)

3) Data uji kesamaan dua rata-ratanya dengan t-test untuk dua sampel bebas jika data

berdistribusi normal dengan uji U-Mann Whitney jika data tidak berdistribusi

normal. Pengujian data dengan menggunakan t-test untuk dua sampel bebas dan

U-Mann Whitney dikarenakan sampel dari penelitian ini merupakan dua sampel

bebas. Dua sampel dikatakan sebagai sampel bebas jika kedua sampel tidak

berhubungan, atau dengan kata lain jika si A sudah diambil datanya di kelas

eksperimen maka si A mungkin diambil juga datanya di kelas kontrol, sehingga

kedua sampel tidak saling berhubungan. untuk menguji kesamaan dua rata-rata

dengan menggunakan t-test dua sampel bebas, rumus yang digunakan yaitu:

=

Keterangan:

(33)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = rata-rata kelas kontrol

= varians total

= varians kelas eksperimen

= varians kelas kontrol

= banyak data kelas eksperimen

= banyak data kelas kontrol

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Satori (2011: 46) populasi adalah objek atau subjek yang berada

pada satu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian. Menurut Gregory (Satori, 2011: 46) secara lebih tajam

populasi sebagai keseluruhan objek yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Sedangkan menurut Burns (Satori, 2011: 46), populasi dapat berupa organisme,

orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau

laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan

tidak secara mendua.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang

Kidul. Pemilihan populasi berdasarkan pertimbangan bahwa penerapan model

pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dapat dilaksanakna untuk

meningkatkan kemampuan menulis deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang

Kidul dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Sumber data utama dalam

populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul tahun

ajaran 2012/2013. Rombongan belajar siswa kelas X ada sepuluh kelas. Jumlah total

siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul tahun ajaran 2012/2013 adalah 250

siswa.

(34)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel dalam sebuah penelitian adalah bagian kecil dari populasi. Menurut

Satori (2011:47) bahwa sampel merupakan representasi dari populasi yang

menggambarkan keseluruhan populasi, hanya ukurannya lebih kecil. Adapun

parameter penentuan sampel didasarkan pada data dan informasi dari instrumen

kelayakan yang diperoleh dari Dinas Pendidikan. Kelayakan tersebut meliputi: 1)

Kurikulum dan Program Pembelajaran; 2) Administrasi dan Manajemen Sekolah; 3)

Organisasi Kelembagaan; 4) Sarana dan Prasarana; 5) Ketenagaan; 6) Pembiyaan; 7)

Peserta Didik; 8) Peran Serta Masyarakat; 9) Lingkungan dan Budaya. Berdasarkan

komponen itulah kualitas sekolah dapat diketahui. Karena penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory

Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskritif, maka sasaran utamanya adalah

kemampuan siswa menulis deskripsi dengan model pembelajaran VAK (Visualization

Audiotory Kinestetic). Untuk itu, eksperimen dilakukan dengan media lagu, gambar,

dan film.

Jumlah siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul di Tanjung Enim,

Sumatera Selatan yang mengikuti pembelajaran terlalu banyak sehingga peneliti

menggunakan sampel. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive

sample. Tujuan dari pemilihan teknik ini agar peneliti dapat menentukan sampel

yang diperlukan sehingga dapat memenuhi kepentingan peneliti untuk mencapai

tujuannya dan berdasarkan pertimbangan analisis data dan waktu. Jumlah siswa yang

dijadikan sampel sebanyak dua kelas yang terdiri dari 50 siswa. Jumlah ini dibagi

dua kelompok yaitu A kelas eksperimen dengan jumlah sebanyak 25 siswa dan

(35)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC)

A.Rancangan Pembelajaran Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic)

Dalam bagian ini diuraikan skenario desain awal model pembelajaran model

VAK (Visual Auditory Kinestetic) mulai dari prosedur kegiatan belajar mengajar baik

untuk guru maupun untuk siswa sampai pada penilaian.

1. Desain model pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinestetic)

Desain model pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinestetic) mengacu pada

pengoptimalan modalitas belajar yang bertujuan menjadikan pembelajar merasa

nyaman, tujuan pembelajaran, materi, prinsip, latar dan prosedur pembelajaran.

a. Tujuan Pembelajaran Menulis

Tujuan Pembelajaran menulis menjadi salah satu dasar penggunaan model

pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinestetic). Tarigan (2008:3-4) mengemukakan

bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan ini

penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata.

Tarigan juga menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan menurunkan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami bersama. Hal senada

disampaikan oleh Akhadiah, dkk (1988:2) memaknai menulis sebagai suatu kegiatan

mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat.

b. Deskripsi Materi

Materi dalam pembelajaran ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

menulis deskriptif dengan baik. Secara teoretis, materi berkaitan dengan bagaimana

(36)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana tata cara itu dipraktikan dengan memperhatikan aspek-aspek menulis

lainnya, mulai dari organisasi ide karangan, pilihan kata, kalimat, ejaan, dan tulisan.

Materi seperti yang telah diuraikan secara jelas dapat dipelajari siswa melalui

model VAK (Visual Auditory Kinestetic). Berdasarkan modalitas belajar siswa sebagai

salah satu dasar penggunaan model pembelajaran ini dapat memberikan cerminan secara

tepat dalam kegiatan menulis deskriptif dengan menggambarkan objek secara detail dan

jelas.

c. Prinsip pembelajaran dengan model VAK (Visual Auditory Kinestetic)

Pembelajaran dengan model VAK (Visual Auditory Kinestetic) menganggap

bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan gaya belajar dan

memanfaatkan potensi yang telah siswa miliki dengan melatih dan mengembangkannya.

Kebanyakan orang lebih suka dan cenderung menggunakan satu gaya belajar tertentu

dibandingkan menggunakan gaya belajar secara berasama-sama. Menurut DePorter dkk.

(1999: 112) bahwa pada pembelajaran VAK, pembelajaran difokuskan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung (direct experience) dan menyenangkan.

Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan mengingat (Visual),

belajar dengan mendengar (Auditory), dan belajar dengan gerak dan emosi

(Kinestethic). Lebih lanjut DePorter mengungkapkan Visual, audio, dan kinestetik

merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut

kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari

bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah

informasi.

Menurut Rose Colin dan Nicholl (2002:130), sebuah penelitian ekstensi,

khususnya di Amerika Serikat, yang dilakukan oleh Profesor Ken dan Rita Dunn dari

Universitas St. John, di Jamaica, New York, dan para pakar pemrograman

Neuro-Linguistik seperti, Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder, telah

mengidentifikasi tiga gaya belajar dan komunikasi yang kemudian menjadi acuan dasar

(37)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Gaya visual (Belajar dengan Cara Melihat)

Belajar harus menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,

mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga. Seorang siswa lebih

suka melihat gambar atau diagram, suka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video.

Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata atau

penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya

lebih banyak dititik beratkan pada peragaan/media, ajak siswa ke objek-objek yang

berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya

langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.

Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar visual misalnya lirikan

mata ke atas bila berbicara dan berbicara dengan cepat. Anak yang mempunyai gaya

belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti

materi pelajaran. Siswa cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas.

Siswa berpikir menggunakan gambar-gambar di otak dan belajar lebih cepat dengan

menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan

video. Di dalam kelas anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk

mendapatkan informasi.

2) Gaya auditori (Belajar dengan Cara Mendengar)

Belajar haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan

pendapat, gagasan, menanggapi dan beragumentasi. Seorang siswa lebih suka

mendengarkan kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal.

Alat rekam sangat membantu pembelajaran pelajar tipe auditori. Dr. Wenger (Rose Colin

dan Nicholl, 2002:143) merekomendasikan setelah membaca sesuatu yang baru,

deskripsikan dan ucapkan apa yang sudah dibaca tadi sambil menutup mata dengan suara

(38)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertutup) dan dideskripsikan dengan lantang, maka secara otomatis telah belajar dan

menyimpannya dalam multi-sensori.

Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar auditori misalnya lirikan

mata ke arah kiri/kanan, mendatar bila berbicara dan sedang-sedang saja. Untuk itu, guru

sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang

mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar cepat dengan menggunakan diskusi verbal

dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori mencerna makna yang

disampaikan melalui tone, suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal

auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak

auditori. Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca

teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

3) Gaya Kinestetik (Belajar dengan Cara Bergerak, Bekerja dan Menyentuh)

Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Seorang siswa lebih suka

menangani, bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri, gerakan tubuh

(hands-on, aktivitas fisik). Bagi siswa kinestetik belajar itu haruslah mengalami dan

melakukan. Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar kinestetik misalnya

lirikan mata ke bawah bila berbicara dan berbicara lebih lambat. Anak seperti ini sulit

untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi

sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Pada dasarnya setiap siswa mempunyai kecenderungan pada gaya belajar mana

yang lebih ia sukai daripada gaya-gaya belajar yang lain. Keberagaman gaya belajar akan

mempengaruhi daya tangkap, pemahaman dan kebiasaan belajar siswa. Berdasarkan

keragaman gaya (tipe) belajar tersebut, maka visual, audio, dan kinestetik dijadikan sebuah

model pembelajaran menulis. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory

Kinestetic), yaitu model pembelajaran yang melibatkan gerak tubuh dan alat indra.

Menekankan bahwa dalam kegiatan belajar harus memanfaatkan alat indra dan

(39)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Latar

Kegiatan pembelajaran dilakukan pada latar yang dikondisikan sesuai dengan

karakteristik model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) untuk

menciptakan pembelajaran yang nyaman dan efektif. Latar yang dipersiapkan adalah

sebagai berikut.

1) Guru dan siswa diberikan arahkan bagaimana langkah-langkah pembelajaran VAK

(Visualization Audiotory Kinestetic) sebagai dasar awal kegiatan belajar mengajar.

2) Alat dan bahan dipersiapkan untuk mendukung berjalannya model pembelajaran.

Sebagai salah satu komponen model pembelajaran, alat/media memiliki peranan

penting dalam menunjang keberlangsungan pembelajaran. Dalam model ini, media

yang diusung berupa seperangkat komputer/laptop lengkap dengan infokus. Sesuai

dengan tujuan penggunaan media, perangkat ini akan lebih memudahkan siswa

melakukan proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan media juga akan

menimbulkan motivasi tersendiri pada diri siswa meskipun dalam tingkatan yang

berbeda-beda.

3) Selain media, faktor yang lebih penting adalah objek pengamatan yang telah dipilih

dan dipersiapkan dengan mempertimbangkan segala aspek, mulai dari kesesuaian

topik dengan tingkat perkembangan siswa, hingga pada pemilihan objek yang

diamati. Benda, orang, dan keindahan alam sebagai bahan pembelajaran ini

kemudian dikemas dalam bentuk film atau video agar dapat ditampilkan melalui

media yang telah dipersiapkan.

Pemilihan media/alat dan bahan memang haruslah disesuaikan dengan

kondisi dan fasilitas yang ada. Mengingat penetapan standar pendidikan nasional

mengenai sarana dan prasarana, perangkat sebgai media yang telah disebutkan di atas

menjadi standar yang harus dimiliki setiap satuan pendidikan. Seandainya media

tersebut belum tersedia, model ini tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa

alternatif, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan peranan guru sebagai

(40)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Prosedur Pembelajaran

Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) ini digunakan

untuk tiga kali pertemuan tatap muka atau sama dengan 6 X 90 menit pembelajaran.

Waktu ini disesuaikan dengan alokasi yang telah ditetapkan dalam silabus sesuai dengan

waktu efektif pembelajaran untuk kompetensi yang dibidik.

Pelaksanaan pembelajaran menulis deskriptif dengan model VAK (Visualization

Audiotory Kinestetic) ini dilakukan melalui langkah-langkah berikut.

1) Peneliti memberikan arahan kepada guru model mengenai pelaksanaan pembelajaran

dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) yang akan

diujicobakan.

2) Guru model melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran VAK

(Visualization Audiotory Kinestetic) sesuai arahan yang telah dijelaskan peneliti.

3) Langkah pembelajaran diawali dengan pengeksplorasian pengetahuan awal siswa

mengenai pengalaman menulis deskriptif, kemudian memberikan contoh tulisan

deskriptif. Pada langkah ini, guru sebagai motivator membangun motivasi siswa.

4) Pembelajaran dilanjutkan dengan penayangan objek yang dipilih (film). Penayangan

film juga menjadi salah satu langkah dalam membangun motivasi siswa sekaligus

memberikan pengindraan mengenai materi pembelajaran yang akan dilakukan.

5) Siswa menentukan ide topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf

deskriptif berdasarkan hasil pengamatan, menyusun kerangka, dan mengembangkan

kerangka yang telah disusun paragraf deskriptif.

6) Siswa menulis deskriptif. guru sebagai mediator siswa memaksimalkan perannya

dalam tahap ini. Hal ini ditujukan untuk membantu siswa menyimpan pengalaman

belajarnya dalam memori jangka panjang.

7) Pada akhir pembelajaran, pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan dan merespon

kegiatan yang telah dialami. Tahap ini merupakan salah satu bentuk konfirmasi

dalam pembelajaran.

Gambar

Tabel 5.6 Uji t Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..........................................
Grafik 4.1
Tabel 5.2 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 5.3  Homogenitas Data Pretes
+3

Referensi

Dokumen terkait

penggantian apabila barang dan atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Adapun yang dimaksud dengan kewajiban ini adalah bank wajib

Adapun justifikasi mengapa variabel kepercayaan tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah disebabkan karena kepercayaan nasabah dalam hal ini merupakan keyakinan

kelompok mahasiswa memilih untuk bekerja. Fenomena mahasiswa yang memilih kuliah sambil bekerja.. merupakan suatu fenomena umum yang banyak ditemukan di

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Hasil penelitian menemukan bahwa hasil Maturity Level Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berada pada level Defined dimana perusahaan telah memahami

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabiiitas Publik pada CV... Accounting Standards-Based Entities Without Public Accountability

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 08/Ba-HPL/Pws PL II/BM/PUTR/V/2017 Tanggal, 29 Mei 2017. Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan (DAK

Surat kesanggupan menanggung segala kerugian yang ditimbulkan akibat penyelenggaraan reklame;.. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang