DAFTAR ISI
A.Latar Belakang Penelitian 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D.Manfaat Penelitian 10
E. Struktur Organisasi Tesis 11
BBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Kinerja Mengajar Guru 13
a. Pengertian Kinerja Mengajar Guru 13
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja guru 17
c. Penilaian Kinerja Mengajar Guru 21
d. Manajemen Kinerja Guru 24
2. Kinerja Kepala Sekolah 25
a. Pengertian Kinerja Kepala Sekolah 25
b. Kriteria Kinerja Kepala Sekolah 28
c. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah 29
b. Teori- teori Motivasi Kerja 33
B.Kerangka Pemikiran 43
C. Hipotesis Penelitian 45
BAB III METODE PENELITIAN
A.Lokasi populasi dan sampel penelitian 47
1. Lokasi Penelitian 47
2. Populasi Sampel Penelitian 47
3. Sampel Penelitian 51
B Metode Penelitian 52
C. Definisi Operasional 52
D. Instrument Penelitian 54
E. Uji Coba Instrument 55
1. Uji Validitas Instrument 56
a. Hasil Uji Validitas Kinerja Kepala Sekolah (X1) 57
b. Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja Guru (X2) 59
c. Hasil Uji Validitas Kinerja Mengajar Guru (Y) 60
2. Uji Reliabilitas Instrument 61
a. Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Kepala Sekolah (X1) 61
b. Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja Guru (X2) 62
c. Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru (Y) 62
F. Tekhnik Pengumpulan data 63
G. Analisis data 64
1. Analisia data deskriptif 64
2. Uji Normalitas 64
3. Uji Linearitas Regresi 64
4. Korelasi Pearson Product Moment 65
5. Korelasi Ganda 65
6. Regresi Sederhana 65
7. Regresi Ganda 66
A.Hasil Penelitian 67
1. Deskripsi Variabel Kinerja Kepala Sekolah (X1) 69
2. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja Guru (X2) 77
3. Deskripsi Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) 83
4. Pengujian Persyaratan Hipotesis 91
a. Uji Normalitas Data 91
b. Uji Linearitas 98
c. Uji Hipotesis 99
B.Pembahasan Hasil Penelitian 111
1. Kinerja Kepala Sekolah di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan
Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta
111
2. Motivasi Kerja Guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan
Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta
112
3. Kinerja Mengajar Guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan
Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta
114
4. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru
di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan
Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta
115
5. Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru di
Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan
Cibatu Kabupaten Purwakarta
117
6. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru
terhadap Kinerja Mengajar Guru di Lingkungan Sekolah Dasar
Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Menjadi negara maju, kuat, dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak terlepas
dari masalah pendidikan. Pendidikan merupakan faktor penentu keberhasilan
suatu bangsa, karena maju mundurnya suatu negara dapat dilihat dari kualitas
pendidikannya. Dalam artian bahwa sektor pendidikan memiliki peran sebagai
penentu kemajuan suatu bangsa. Hal ini sesuai dengan Undang- undang nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 2 pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut dibutuhkan kinerja
mengajar guru yang efektif. Dan dapat membawa anak didik menjadi manusia
yang seutuhnya sesuai dengan yang diharapkan pemerintah sebagaimana
tercantum dalam Undang- undang tersebut di atas. Keberhasilan suatu
pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana guru melaksanakan kinerjanya.
Pengertian kinerja itu sendiri seperti yang diungkapkan oleh Bernandin dan
Russel dalam Sianipar (1994:4) bahwa,‟Kinerja adalah hasil dari fungsi suatu
perwujudan dari hasil perpaduan yang sinergis dan akan terlihat dari
produktivitas seseorang dalam melaksanaka tugas dan pekerjaannya‟. Sedangkan
menurut Whitmore dalam Saiful Bahri (2010:8) mendefinisikan, „kinerja sebagai
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang yang dianggap
representatife dan tergambarnya tanggung jawab yang besar dari pekerjaan
seseorang‟.
Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya yang merujuk
pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan
kesetiaan (Umiarso dan Imam Gojali, 2010:201). Dalam Undang- undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 dinyatakan
bahwa, guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Sedangkan menurut
Usman dalam Iskandar dkk (2010: 29) bahwa, „Guru merupakan sebuah profesi
artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru‟.
Keberadaan guru merupakan komponen yang sangat menentukan, guru
merupakan subyek dan pelaku utama terwujudnya suatu tujuan pendidikan. Dan
guru pulalah yang menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah. Artinya
bahwa guru merupakan ujung tombak pendidikan yang secara langsung
penentu masa depan. Bila kita kaji lebih jauh bahwa tugas dan tanggung jawab
guru adalah mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik yaitu proses perubahan
yang mengarah pada perubahan tingkah laku, mengajar yaitu perubahan dari segi
pengetahuan, sedangkan melatih lebih mengarah pada perubahan keterampilan.
Seperti yang dikemukakan oleh Sofyan Sauri dalam Jurnal (2010:3), bahwa:
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup serta mengembangkan karakter individu. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada individu yang menjadi peserta didik.
Profesi yang diemban harus dikembangkan dan dilakukan dengan penuh
rasa tanggung jawab. Seperti yang di kemukakan Udin S. Sa‟ud (2008:35)
bahwa, “Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan
dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan
tugas dan tanggung jawab profesinya”.
Kinerja guru menurut Rohman Nata Wijajaya dalam Rahman dkk
(2005:73) adalah,‟Seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu
dia memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat di lihat saat
melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana ia
mempersiapkannya‟.
Menurut Dedeh Sofiah Hasanah (2010:106), bahwa:
mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.
Melihat kondisi tersebut, bahwa guru memiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Dalam dunia pendidikan, kinerja
guru khususnya guru sekolah dasar memegang peranan yang sangat
menentukan. Kinerja guru sangat berperan dalam membantu perkembangan
peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keberhasilan
sekolah tergantung bagaimana sikap guru dalam menyikapi suatu pekerjaannya.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, pemerintah menghadapi berbagai
masalah. Berkaitan dengan hal tersebut Dadang Iskandar dkk (2010:3)
mengemukakan bahwa, “Guru di Indonesia hingga saat ini masih menghadapi
berbagai masalah, diantaranya: (1) adanya keberagaman kompetensi dari yang
rendah sampai tinggi; (2) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan
kebutuhan, dan (3) kesejahteraan guru pada umumnya belum memadai. Hal- hal
tersebut ternyata berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan”. Rendahnya
kualitas pendidikan dimaksud antara lain: (1) rendahnya mutu tamatan sebagai
akibat rendahnya kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang
diajarkan guru; (2) kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin
dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki setiap siswa, (3) rendahnya
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung siswa terutama ditingkat dasar,
terhadap kinerja dan pelayanan yang diberikan oleh pendidik dan tenaga
kependidikan”.
Bila kita lihat di lapangan bahwa kinerja guru terkesan kurang optimal,
guru melaksanakan tugasnya tidak seperti yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya. Kinerja guru yang seperti ini jelas sangat jauh dari apa yang menjadi
ukuran keberhasilan suatu pendidikan.
Keberhasilan pendidikan hanya dapat terwujud jika seorang guru
memiliki kompetensi dan bertanggung jawab terhadap kinerjanya. Banyak
kegiatan yang dilakukan pemerintah untuh meningkatkan kinerja guru sebagai
tenaga profesional yaitu dengan melaksanakan berbagai penataran dan pelatihan.
Seperti yang dikemukakan Ibrahim Bafadal (2003:44) bahwa:
Secara sederhana peningkatan kemampuan professional guru dapat diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum matang menjadi matang, yang tidak mampu mengelola sendiri menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi menjadi memenuhi kualifikasi, yang belum terakreditasi menjadi terakreditasi.
Dalam peningkatan kualitas pendidikan, kinerja kepala sekolah juga
memiliki peranan yang sangat penting. Kedudukan kepala sekolah merupakan
motor penggerak semua sistem yang ada dalam suatu sekolah. Karena peranan
kepala sekolah sebagai penghubung antara tujuan sekolah dengan sekolah.
Seperti yang dikemukakan oleh Sutisna dalam Syaiful Sagala (2008:170) bahwa,
„Kepala sekolah berusaha menghubungkan tujuan sekolah dengan sekolah dan
memaksimalkan kreativitas. Setiap kepala sekolah membawa pengaruh besar
Begitu pentingnya kedudukan kepala sekolah dalam dunia pendidikan,
dengan demikian dibutuhkan kinerja kepala sekolah yang benar- benar dapat
membawa pengaruh yang baik , yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan dengan arus globalisasi, persaingan
mutu pendidikan yang ketat, manajemen yang kompleks, kesemuanya itu
menuntut keprofesionalan kinerja kepala sekolah.
Dunia pendidikan membutuhkan seorang kepala sekolah yang memiliki
manajemen kinerja kepala sekolah yang professional yang efektif dan efisien,
dan dapat membawa sekolah kejenjang yang lebih baik dalam rangka
pengembangan kualitas pendidikan yang dihadapkan pada kemajuan yang begitu
pesat. Peranan kepala sekolah merupakan kunci kesuksesan terselenggaranya
tujuan pendidikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Asosiasi Kepala Sekolah
Indonesia (2008:63) bahwa, “Peranan kepala sekolah adalah sebagai seorang
entrepreneur, sebagai seorang organizer, dan sebagai pemimpin instruksional”.
Begitu pentingnya kinerja kepala sekolah, karena kinerja kepala sekolah yang
efektif dan efisien akan berdampak pada semua unsur yang berada dalam
lingkungan sekolah dan salah satu diantaranya adalah berdampak pada kualitas
kinerja mengajar guru dan sekaligus juga berdampak pada prestasi yang dicapai
siswa.
Motivasi juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam
menunjang terwujudnya kinerja guru. Motivasi berhubungan dengan (1) arah
mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama
seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu, (Martinis Yamin,
2011: 216).
Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri
seseorang (Husaini Usman, 2006:250). Menurut Mc. Donald dalam Martinis
Yamin (2011:216) bahwa,‟ Motivasi adalah perubahan energy dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “ feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan‟. Pengertian yang diungkapkan oleh Mc.
Donald mengandung tiga elemen/ ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi
itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan
dirangsang karena adanya tujuan.
Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
mewujudkan kinerja mengajar yang efektif. Motivasi dapat menggerakkan
individu untuk berbuat dan bekerja. Sehebat apapun kinerja kepala sekolah tidak
akan terwujud suatu kinerja yang efektif tanpa didukung dengan motivasi kerja
yang cukup. Seperti yang diungkapkan oleh Aceng Hasim (2005) dalam
penelitiannya tentang kinerja mengajar guru dikemukakan bahwa,” Jika Kinerja
Guru akan ditingkatkan, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Berprestasi. Hal
tersebut di dapatkan dari hasil penelitian tentang Kontribusi Kompetensi
Kecamatan Kalipucang, sebesar 28,7%. Hasil penelitian juga menunjukkan,
korelasi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja
Mengajar Guru sebesar 0,536. Hal ini berarti apabila tingkat Kompetensi
Pedagogik dan Motivasi Berprestasi guru ditingkatkan, maka Kinerja Mengajar
Guru cenderung tinggi.”
Berdasarkan hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, salah satu diantaranya
adalah kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Secara rasional bahwa
kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru dibutuhkan sebagai dasar
terwujudnya suatu kinerja mengajar yang efektif. Dengan demikian penulis
tertarik untuk meneliti “Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru di Lingkungan Sekolah Dasar
Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta”.
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
Permasalahan- permasalahan yang ditemukan dan dirasakan di Sekolah
Dasar di lingkungan Kecamatan Campaka, Kecamatan Cibatu Kabupaten
Purwakarta, secara terstruktur sebagai berikut:
1. Masalah yang nampak di lapangan bahwa kinerja kepala sekolah di
Lingkungan Kec. Campaka dan Kec. Cibatu Kabupaten Purwakarta belum
menunjukkan kinerja yang optimal, hal ini disebabkan karena belum
optimalnya kinerja kepala sekolah dari segi kemampuan, komitmen dan
2. Masalah yang nampak dilapangan bahwa motivasi guru di Lingkungan Kec.
Campaka dan Kec. Cibatu Kabupaten Purwakarta belum menunjukkan
motivasi kerja yang optimal. Hal ini disebabkan kurang optimalnya motivasi
yang dimiliki guru baik dari segi motivasi instrinsik maupun ekstrinsik.
3. Permasalahan yang masih mencolok dan sangat nampak bahwa kinerja
mengajar guru Sekolah Dasar di Lingkungan Kec. Campaka dan Kec.Cibatu
Kabupaten Purwakarta belum optimal. Hal ini disebabkan karena guru
terkesan belum menguasai apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Agar masalah yang dibahas dalam penelitian ini tidak keluar dari tujuan
penelitian, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi kinerja kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kinerja
mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan
Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta?
2. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap kinerja mengajar
guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan
Cibatu Kabupaten Purwakarta?
3. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar
guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan
Cibatu Kabupaten Purwakarta?
4. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru
terhadap kinerja mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan
C.Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan sejauh
mana pengaruh kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja
mengajar guru di lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan
Kecamatan cibatu kabupaten Purwakarta. Secara khusus tujuan penelitian ini
untuk mengetahui:
1. Deskripsi kinerja kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan kinerja mengajar
guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan
Cibatu Kabupaten Purwakarta.
2. Pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di
Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu
Kabupaten Purwakarta.
3. Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru di Lingkungan
Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten
Purwakarta.
4. Pengaruh kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja
mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan
Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta.
D.Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah- masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak, baik secara teoritis
1. Manfaat secara teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pengembangan
keilmuan administrasi pendidikan, dalam bidang kinerja kepala sekolah
motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru.
2. Secara praktis dapat memberikan masukan kepada:
a. Pengelola pendidikan pada level sekolah, khususnya bagi kepala sekolah
agar lebih meningkatkan kinerjanya baik dalam melakukan supervisi
maupun pembinaan terhadap guru.
b. Pengelola pendidikan pada tingkat Lingkungan Kecamatan Campaka dan
Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta. Dalam hal ini kepala UPTD
yang dibantu staf pengawas agar lebih itensif memberikan pembinaan
terhadap guru- guru.
c. Pengelola kebijakan pada tingkat pusat. Dalam hal ini kepada aparat yang
terkait dengan program sertifikasi, hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi dalam menentukan guru yang lolos mendapatkan sertifikasi.
d. Kepala sekolah dan guru- guru di Lingkungan Kecamatan Campaka dan
Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta sehingga dapat menciptakan
iklim kerja yang kondusif dan dapat memberikan peningkatan terhadap
kinerja guru.
E.Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis pada penelitian ini terdiri dari 5 bab, yaitu
Bab I terdiri dari pendahuluan yang menjelaskan tentang alasan masalah
yang diteliti. Selanjutnya identifikasi dan perumusan masalah yaitu
memaparkan variabel- variabel yang akan diteliti sekaligus menjelaskan
rumusan masalah yang akan diteliti. Berikutnya tujuan penelitian, dalam hal ini
peneliti memaparkan tujuan-tujuan dilakukannya penelitian. Manfaat penelitian,
yaitu untuk mengetahui, manfaat apa yang diperoleh setelah melakukan
penelitian.
Bab II meliputi: kajian pustaka yang memaparkan konsep/ teori yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, kerangka pemikiran merupakan
konsep yang dikemas secara apik dan menggambarkan masalah yang akan
diteliti, selanjutnya hipotesis merupakan jawaban sementara yang dinyatakan
dalam kalimat pernyataan.
Bab III memaparkan mengenai: lokasi dan subyek populasi/ sampel
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, uji
coba instrument, tekhnik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV meliputi: hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian
dimulai dari pengolahan data sampai memaparkan hasil penelitian itu sendiri
sedangkan pembahasan, yaitu membahas hasil penelitian, dan temuan yang
diperoleh setelah melakukan penelitian.
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran/ rekomendasi terhadap hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi , Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada guru- guru Sekolah Dasar yang terdapat
di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta. Adapun
pemilihan lokasi dua kecamatan tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut:
1). Sekolah yang ada di dua kecamatan tersebut memiliki kelebihan dari sisi
kepentingan penelitian.
2). Lokasi dua kecamatan tersebut strategis dari sisi pengelolaan pendidikan.
3). Berdasarkan rekomendasi dari pimpinan terkait (Dinas Pendidikan), bahwa
sekolah di dua kecamatan tersebut layak dijadikan sampel penelitian karena
memiliki prestasi yang lebih dari kecamatan lain di Kabupaten Purwakarta.
2. Populasi
Populasi penelitian ini adalah guru sekolah dasar yang berada di
Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta. Depinisi
populasi menurut Arikunto (2010:173) bahwa, populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Menurut Nazir (2004) bahwa, populasi adalah berkenaan
dengan data, bukan orang atau bendanya. Sedangkan menurut Nawawi dalam
Akdon dan Sahlan Hadi (2005:96) menyebutkan bahwa, populasi adalah totalitas
semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran
obyek yang lengkap. Menurut Akdon dan Sahlan Hadi (2005:96) bahwa,
„Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat- syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Dari
beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, populasi merupakan
keseluruhan dari objek atau subyek penelitian yang berada dalam suatu wilayah
yang memenuhi syarat- syarat tertentu sebagai obyek penelitian.
Berikut adalah data populasi guru- guru sekolah dasar yang berada di
Tabel 3.1
Sumber: Arsip Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta
Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah sekolah dasar yang
berada di Kecamatan Campaka berjumlah 18. Sedangkan jumlah guru guru yang
berada di kecamatan tersebut sebanyak 187 orang.
Tabel 3.2
Sumber: Arsip Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta
Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat bahwa jumlah sekolah dasar yang
berada di Kecamatan Cibatu berjumlah 15. Sedangkan jumlah guru guru yang
berada di kecamatan tersebut sebanyak 156 orang. Dengan demikian jumlah
populasi yang berada di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten
Purwakarta sebanyak 343 orang.
3.Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono:2003:91). Menurut Arikunto (2010:174) bahwa,
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut
Akdon dan Salman Hadi (2005:98) bahwa, sampel adalah bagian dari populasi
yang mempunyai ciri- cirri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi
yang dapat mewakili sejumlah karakteristik yang akan diteliti.
Untuk kepentingan penelitian, tidak semua populasi di jadikan sumber
data, namun dilakukan dengan penarikan sampel. Sementara itu penarikan
sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Proportionate Stratified
Random Sampling. Menurut Sugiono (2008:93) bahwa, tekhnik ini digunakan
bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata
Dalam penelitian ini, proporsi anggota populasi didasarkan pada masa
kerja ≥ 5 tahun maksudnya bahwa agar guru lebih memahami tugas- tugas
kepala sekolah, golongan ≥ 3a dengan maksud memotivasi kerja guru dengan
ketentuan yang berlaku, dan kualifikasi pendidikan minimal S1 dengan tujuan
untuk memposisikan guru dengan kumulasi kinerjanya. Berdasarkan data yang
di himpun dari Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten
Purwakarta bahwa, jumlah sampel secara keseluruhan yaitu 100, Kecamatan
Campaka terdiri dari 59 sampel dan Kecamatan Cibatu 41 sampel, sehingga total
sampel berjumlah 100, seperti yang tertera dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara kerja untuk mengumpulkan data kemudian
mengolah data tersebut sehingga menghasilkan data yang dapat memecahkan
permasalahan dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono
(2003:1) bahwa, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
dengan tekhnik angket dan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis
korelasi dan regresi. Analisis ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh
kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru
sekolah dasar di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten
Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, baik yang
sudah berstatus sebagai PNS maupun guru honor.
C. Definisi Operasional
Berikut ini definisi operasional variabel penelitian:
1). Kinerja kepala sekolah (X1) memiliki peranan yang sangat menentukan demi
terselenggaranya kinerja mengajar yang efektif dan bahkan berdampak pada
kualitas pendidikan. Kinerja kepala sekolah merupakan unjuk kerja yang
dicapai kepala sekolah baik secara kualitas maupun kuantitas sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan kemampuan, komitmen dan
motivasi ( Saiful Bahri , 2010:17 dan Spencer dan Spencer, 1993). Dengan
demikian sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dimaksud dengan kinerja
kepala sekolah adalah unjuk kerja kepala sekolah yang terlihat dalam
kemampuan, komitmen dan motivasi.
2). Motivasi kerja guru (X2) sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja.
Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas kerja. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang
untuk melakukan sesuatu (Husaeni Usman, 2009:250). Motivasi bisa berasal
dari diri sendiri (instrinsik) maupun dari luar individu (ekstrinsik), (Herzbeg
dalam Husaeni Usman: 2009:260). Dengan demikian bahwa motivasi kerja
guru merupakan dorongan bagi seorang guru untuk melakukan aktivitas
efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Motivasi meliputi motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
3). Kinerja mengajar guru (Y) merupakan seperangkat perilaku nyata
ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya.
Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di
kelas termasuk bagaimana ia mempersiapkannya (Rohman Natawijaya
dalam Rahman dkk (,2005:73). Tugas dan kewajibannya dalam bidang
pengajaran yang diwujudkan melalui (1) Kemampuan membuat
perencanaan dan persiapan mengajar, (2) Penguasaan materi, (3)
Penguasaan metode dan strategi mengajar, (4) Persiapan tugas- tugas
kepada siswa, (5) Kemampuan mengelola kelas, (6) Kemampuan
melakukan penilaian dan evaluasi. Abd. Wahab dan Umiarso, (2010:122).
Dengan demikian bahwa kinerja mengajar guru merupakan suatu perilaku
guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto dalam Riduwan (2007:32) bahwa, „Instrument
penelitian merupakan sesuatu yang terpenting dan strategis kedudukannya di
dalam keseluruhan kegiatan penelitian.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan
kisi- kisi berdasarkan variabel penelitian. Angket (questionnaire) adalah daftar
(responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket
ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden
tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai
dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Akdon dan Salman Hadi,
2005:131).
Melalui angket ini akan terkumpul data yang berupa jawaban tertulis dari
responden atas sejumlah pertanyaan yang di ajukan dalam angket tersebut. Data
yang dihasilkan dari penyebaran angket tersebut menggunakan skala Likert
dengan kisaran 1-5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hampir Tidak Pernah (HTP) 2
Tidak Pernah (TP) 1
Sumber: Sugiono, 2003
Penyusunan Instrumen penelitian terdiri dari variabel independent dan
variabel dependen yang disusun dengan menggunakan skala Likert. Kisi- kisi
instrument kuesioner setiap variabel ( independent dan dependent ) dijabarkan
dari konsep teoritis ke dalam konsep empiris.
Dengan demikian tahap- tahap penyusunan kisi- kisi angket dimulai dari:
1. Menentukan definisi secara teoritis dari setiap variabel yang akan diteliti,
yaitu variabel X1, X2, dan variabel Y.
3. Menentukan indikator- indikator yang dapat menggambarkan perilaku dan
karakteristik responden yang akan diukur,
4. Menentukan sub indikator yang nantinya akan dijabarkan menjadi item- item
pertanyaan yang nantinya dapat di ukur.
E. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrument dilakukan untuk menentukan angket representatif
atau tidak. Selain itu untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan
dalam menjawab pertanyaan (pernyataan) dalam instrument. Dalam
pengambilan sampel untuk uji coba penelitian dilakukan pada guru-guru di
Lingkungan Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten
Purwakarta, dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.
Uji coba sampel penelitian, menggunakan tekhnik pengujian validitas
dan reliabilitas, untuk pengujian validitas dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment, sedangkan untuk pengujian reliabilitas dengan menggunakan
metode Belah Dua (Split Half Method), dengan rumus Spearman Brown (Akdon,
2005:148) sebagai berikut:
r11=
2��1+��
Dimana:
r
11 =Koefisien reliabilitas internal seluruh item
r
b = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil- genap) atau (awal-akhir)
Arikunto (2010:211) menjelaskan bahwa, validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dulu dicari harga korelasi
antara bagian- bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap butir, dengan rumus Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:
r hitung = � − ( )( )
{� −(( ) {� −( ) }
Keterangan: N = jumlah responden
X = jumlah skor jawaban responden pada tiap item pertanyaan
Y = jumlah skor jawaban responden seluruh pertanyaan
rhitung = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
(Arikunto, 2010:317).
Uji t- statistic digunakan untuk menguji apakah variabel independent
Kinerja Kepala Sekolah (X1), Motivasi Kerja Guru (X2), secara parsial
berdampak terhadap variabel dependent Kinerja Mengajar Guru (Y). Pengujian
r = √ n-2 √ 1-r²
Dimana: thitung = Nilai hitung
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
Dilanjutkan dengan mencari nilai t tabel dari daftar t dengan ( dk = n- 2)
pada �= 0,05. Sebagai tolak ukur untuk menentukan derajat validitas
digunakan kriteria sebagai berikut:t hitung > dari t tabel berarti data valid, dan
jika t hitung < dari t tabel berarti data tidak valid.
a) Hasil uji validitas Kinerja kepala sekolah (X1)
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Uji coba instrument penelitian Kinerja Kepala Sekolah (X1)
11 .271 <0,361 Tidak Valid
Berdasarkan tabel 3.4, uji validitas untuk variabel kinerja kepala sekolah
(X1) dari 30 responden dengan 25 item soal yang disebarkan, hasil yang
diperoleh berdasarkan perhitungan SPSS Versi 12.0, dengan taraf signifikan �=
0,05 terdapat 5 item soal yang tidak valid, yaitu item pertanyaan no.10, 11, 13,
18,20. Dengan demikian 5 item pertanyaan tersebut di buang. Jadi jumlah item
pertanyaan yang akan disebar kepada responden sebanyak 20 pertanyaan.
b) Hasil uji validitas Motivasi Kerja Guru (X2)
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Uji Coba Instrumen Penelitian Motivasi Kerja Guru (X2)
4 .632 > 0.361 Valid
terdapat 5 item soal yang tidak valid, yaitu item pertanyaan no. 5, 10, 13, 15, 19.
Dengan demikian 5 item pertanyaan tersebut di buang. Jadi jumlah item
pertanyaan yang akan disebarkan sebanyak 15 pertanyaan.
c) Hasil uji validitas Kinerja Mengajar Guru (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Uji Coba Instrumen Penelitian Kinerja Mengajar Guru (Y) No. Item r hitung r tabel
∝ = 0.05
n = 30
Keputusan
2 .762 > 0.361 Valid
responden yang disebar dengan 26 item pertanyaan, hasil yang diperoleh
berdasarkan perhitungan SPSS Versi 12.0 dengan taraf signifikan ∝ = 0.05 ,
terdapat 7 item soal yang tidak valid yaitu, no. 3, 7, 8, 12, 15, 17, 21. Dengan
demikian 7 item pertanyaan tersebut di buang. Jadi jumlah item pertanyaan yang
akan disebarkan sebanyak 19 pertanyaan.
Untuk uji reliabilitas instrument, menggunakan metode Belah Dua (Split
r
11=Koefisien reliabilitas internal seluruh itemr
b = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil- genap) atau(awal-akhir)
a) Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Kepala Sekolah (X1)
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.7
Hasil uji reliabilitas kinerja kepala sekolah (X1)
Cronbach's Alpha Part 1 Value .926
Pengujian reliabilitas untuk variabel kinerja kepala sekolah (X1)
berdasarkan perhitungan SPSS Versi 12.0, semua item pertanyaan reliabel.
sebesar = 0,978. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila di bandingkan
dengan r hitung (0,978) > dari r tabel (0,361). Dengan demikian bisa
disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.
b) Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja Guru (X2)
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja Guru (X2)
Cronbach's Alpha Part 1 Value .809
kuat. Bila dibandingkan dengan r hitung (0,777) > dari r tabel (0,361). Dengan
demikian bisa disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.
c) Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.9
Cronbach's Alpha Part 1 Value .778
Sedangkan pengujian reliabilitas kinerja mengajar guru (Y) dilihat dari
nilai korelasi Gutman Split Half Coefisient sebesar = 0,798, korelasi berada pada
kategori kuat. Bila dibandingkan dengan r hitung (0,798) > dari r tabel (0,361).
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.
A.Tekhnik Pengumpulan data
Untuk memperoleh informasi yang obyektif dalam pengumpulan data
diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan
berjalan dengan baik dan lancar. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data pada penelitian ini adalah angket (Questionare).
Angket (Questionare) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permimtaan
pengguna (Akdon dan Sahlan Hadi, 2005:131). Adapun tujuan penyebaran
angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai masalah yang akan
diteliti dari responden, dan responden tanpa merasa takut memberikan informasi
Adapun langkah- langkah yang dapat dilakukan untuk menganalisis data
adalah dengan melakukan perhitungan Weighted Means Score, uji normalitas
data, uji linieritas regresi hubungan antar variabel, korelasi pearson product
moment, korelasi ganda, regresi sederhana dan regresi ganda.
1. Analisis Data Deskriptif
Maksud dari perhitungan ini yaitu untuk melihat kecenderungan variabel
dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian masing- masing variabel. Untuk
mengetahui tingkat kecenderungan variabel X1, X2 dan Y digunakan rumus
Weighted Means Score (Sudjana, 2005:67), sebagai berikut:
X =
�
Keterangan:
X= Rata- rata skor responden, � = Jumlah skor gabungan, n= jumlah
responden
2. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak. Dalam pengujian uiji normalitas ini peneliti
menggunakan SPSS Versi 12.0
3. Uji Linieritas Regresi
Dengan pengambilan keputusan bahwa, jika F hitung ≥ F tabel, maka
tolak Ho yang artinya signifikan, dan jika F hitung ≤ F tabel, maka terima Ho
linieritas regresi ini dapat disimpulkan bahwa metode regresi antar variabel
penelitian berpola linear atau tidak.
4. Korelasi Pearson Product Moment (PPM)
Rumus yang digunakan Korelasi PPM (Akdon dan Salman
Hadi,2005:188) adalah sebagai berikut:
Rxy = � − ( )( )
{� −(( ) {� − )
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = 1 artinya korelasinya negative sempurna, r
= 0 artinya tidak ada korelasi , dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.
5. Korelasi Ganda
Korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau
hubungan antara dua variabel bebas (x) atau lebih secara simultan
(bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Rumus korelasi ganda sebagai berikut:
Rx1x2y = �² . +�² .. - � . . � . .(� . ) −�² .
(Akdon dan Sahlan Hadi,2005 :191)
6. Regresi sederhana
Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan
fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y). Persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut:
Dimana: Ỳ = (baca y topi) subyek variabel terikat yang diproyeksikan
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksi kan
a = nilai konstanta harga y jika x = 0
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.
(Akdon dan Sahlan Hadi, 2005:197)
7. Regresi ganda
Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh
dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas
atau lebih (X1), (X2), (X3)……..(Xn) dengan satu variabel terikat.
Dengan rumus: Ỳ = a + b1 X1 + b2 X2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Kinerja kepala sekolah di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan
Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta berdasarkan hasil
perhitungan termasuk dalam kategori sangat baik. Tugas dan tanggung jawab
kepala sekolah yang melekat pada kemampuan, komitmen dan motivasi
menunjukkan nilai yang sangat baik, sehingga dapat membawa kedua kecamatan
tersebut kearah kemajuan yang optimal dan berhasil melahirkan siswa yang
berprestasi.
Motivasi kerja guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka
dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta berdasarkan hasil perhitungan
termasuk dalam kategori sangat baik. Motivasi Instrinsik dan motivasi ekstrinsik
menunjukkan nilai yang sangat baik. Dengan demikian bahwa motivasi kerja
guru sekolah dasar di dua kecamatan tersebut memberikan kontribusi yang baik
terhadap kinerja mengajar guru dan pada akhirnya berdampak pada kualitas
peserta didik.
Kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Campaka dan
Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta berdasarkan hasil perhitungan
termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian bahwa kinerja mengajar
Guru merupakan ujung tombak terselenggaranya tujuan pendidikan. Dalam hal
ini guru telah menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam menjalankan
aktivitas kinerjanya sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, ditemukakan hal- hal sebagai berikut:
1. Kinerja kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja
mengajar guru. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kinerja kepala sekolah
memberikan pengaruh yang kuat terhadap kinerja mengajar guru. Ketiga
aspek kemampuan, komitmen dan motivasi berdasarkan hasil penelitian/
perhitungan menunjukkan skor yang sangat baik. Artinya bahwa kinerja
kepala sekolah yang sangat baik yang mengacu kepada ketiga aspek tersebut
akan berdampak pada kualitas kinerja mengajar guru. Kontribusi yang
diberikan kinerja kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sebesar
38,1%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa kinerja kepala sekolah berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
2. Motivasi kerja guru memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja
mengajar guru. Berdasarkan hasil penelitian bahwa motivasi kerja guru
memberikan pengaruh yang kuat terhadap kinerja mengajar guru. Aspek
motivasi instrinsik dan aspek motivasi ekstrinsik berdasarkan hasil penelitian
dan perhitungan menunjukkan skor yang sangat baik. Artinya bahwa motivasi
kerja guru yang sangat baik meliputi motivasi instrinsik dan ekstrinsik akan
memberikan dampak yang sangat baik bagi kinerja mengajar guru. Kontribusi
36,8%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja guru berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
3. Kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama- sama
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
Pengaruh yang diberikan sebesar 46,1 %. Dan sisanya sebesar 53,9%
ditentukan oleh faktor- faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
sangat jelas bahwa kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara
bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
Artinya jika kinerja kepala sekolah menunjukkan kualitas kinerja yang sangat
baik ditunjang dengan kualitas motivasi kerja guru yang sangat baik akan
berdampak pada kinerja mengajar guru..
B.SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang
pada akhirnya akan berdampak pada pihak- pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan hasil temuan bahwa kinerja kepala sekolah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja mengajar guru, motivasi kerja guru memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja mengajar guru, kinerja kepala sekolah
dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja mengajar guru. Meskipun demkian perlu adanya upaya dari
berbagai pihak demi peningkatan kualitas pendidikan, yaitu dari pihak UPTD,
1. Bagi pihak Unit Pelaksana Tingkat Daerah (UPTD) di Lingkungan
Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, a)
UPTD beserta pengawas berusaha untuk lebih intensif mengawasi kinerja
kepala sekolah dan bisa lebih cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan
yang dilakukan oleh kepala sekolah, karena sekecil apapun tindakan kepala
sekolah pada akhirnya akan berdampak pada kualitas kinerja mengajar guru,
b) berupaya mendorong dan meningkatkan kinerja guru demi
terselenggaranya proses pembelajaran melalui pembinaan dan penataran di
tingkat gugus.
2. Bagi para kepala sekolah dasar yang berada di Lingkungan Kecamatan
Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, sudah merupakan
suatu kewajiban untuk melaksanakan aktivitas sekolah dengan
sebaik-baiknya, menjadi kepala sekolah yang berwawasan luas, bijaksana dalam
mengambil keputusan, melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
kepala sekolah yang melekat pada kemampuan, komitmen dan motivasi yang
menjadi pondasi dasar dalam melaksanakan aktivitas kerja.
3. Bagi guru sekolah dasar di Kec. Campaka dan Kec. Cibatu Kab Purwakarta,
sudah merupakan suatu kewajiban untuk bekerja dengan baik demi
peningkatan kualitas pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam
pencapaian tujuan pendidikan sudah seharusnya berperan aktif dalam tujuan
pendidikan. Untuk itu berusahalah berkinerja semaksimal mungkin agar
undang pendidikan dapat terealisasi sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
Selain itu guru harus berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk
Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewi Ruci.
Anwar. Q, Sagala H. S. (2004). Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru sebagai
Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.
Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
II. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib. Zainal. (2008). Standar Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi Guru, Kepala
Sekolah, Pengawas Sekolah. Jakarta: CV. Rama Widia.
Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia. (2008). Peran Strategis Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung: Alpa Print.
Bafadal, Ibrahim. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Bahri, Saiful. (2010). Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: Gibon.
Castetter. W. B. (1996). The Human Resource Funtion In Educational
Administration. New Jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall.
Departemen Pendidikan Nasional RI.(2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ditjen PMPTK. (2008). Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (online: tersedia http:lpmpjogja.diknas.go.id.)
Gibson, et. al. (1985). Organisasi (Terjemahan). Edisi ke- Lima. Jakarta: Erlangga.
Hasim, Aceng. (2005). Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi
Berprestasi terhadap Kinerja Mengajar Guru. Tesis UPI. Tidak
ditebitkan.
Herawan, E. (2008). Kinerja Sekolah. Bandung: Jurnal Administrsi Pendidikan.
Hoy and Miskel. (2008). Edicational Administration Theory, Research, and
Iskandar, Dadang, dkk. (2010). Bahan Ajar Pendidikan & Latihan Profesi Guru
(PLPG): Pengembangan Profesionalitas Guru. Bandung: Rayon 34
Universitas Pasundan Bandung.
Maisah dan Yamin, Martinis. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.
Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional ( dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rahman, dkk. (2005). Peran Strategis Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan. Bandung: Alqaprint Jatinangor.
Riduwan.(2007). Skala Pengukuran Variabel- variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sagala, Syaiful. (2000). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Sa’ud, U. S. (2009). Pengembangan Profesi Guru.. Bandung: Alfabeta.
Sauri, S. (2010). Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembinaan
Profesionalisme Guru berbasis Pendidikan Nilai. Bandung: Asosiasi
Sarjana dan Dosen Pendidikan Umum & Nilai Indonesia.
Siagian, Sondang. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Asdi Maha Satya.
Sofia H, Dedeh. (2010). Jurnal Penelitian Pendidikan Pembelajaran dan
Kinerja Guru. Bandung: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia.
S. Ruky. A. (2001). Sistem Manajemen Kinerja.: Panduan Praktis untuk
Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Sugiono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sutjipto, Kosasih, R. (2004). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Spencer & Spencer. (1993). Competence at work Models Supperior
Performance. John Willey $ SMS, Inc, New York: A Division pf Mac
Miller Publising, Co. Inc.
Umiarso dan Gozali, Imam. (2010). Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi
Umiarso dan Wahab. Abd. (2011). Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan
Spiritual. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Undang- Undang Republik Indonesia.No. 20. (2003). Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Aulia.
Undang- Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan
Dosen. Jakarta: Depdiknas.
Uno, Hamzah. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
UPI. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah Laporan Buku, Makalah,
Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Usman, Husaini. (2006). Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Wibowo. ( 2008). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wijaya, Cece. ( 1991). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung. PT. Remadja Rosdakarya.