• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFORMASI NILAI DEMOKRASI ADAT MINANGKABAU MELALUI PEMBELAJARAN PKN DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA :Studi PKn SMP di Padang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TRANSFORMASI NILAI DEMOKRASI ADAT MINANGKABAU MELALUI PEMBELAJARAN PKN DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA :Studi PKn SMP di Padang."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB .I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Perumusan Masalah 13

C. Tujuan Penelitian 14

D. Manfaat Penelitian 15

E. Metode Penelitian 16

F. Struktur Organisasi Disertasi 18

BAB.II LANDASAN TEORI

A. Teori Tranformasi Nilai Budaya 20

1. Pendidikan Sebagai Proses Sosialisasi 21

2. Pendidikan Sebagai Proses Internalisasi 23

3. Pendidikan Sebagai Proses Enkulturisasi 24

B. Pewarisan Budaya Melalui Pendidikan 26

1. Pendidikan In Formal 27

2. Pendidikan Non Formal 28

(2)

C. Demokrasi 30

1. Pengertian Demokrasi 31

2. Sistem Politik Demokrasi 34

3. Demokrasi Pancasila 34

4. Demokrasi Pancasila Sebagai Manifestasi Kebudayaan 36

D.Kearifan Lokal Minangkabau 37

1. Adat Masyarakat Minangkabau 39

2. Sistem Sosial Dan Politik Masyarakat Minangkabau 42

3. Kepemimpinan Dalam Masyarakat Miangkabau 46

4. Pemerintahan Menurut Adat Minangkabau 48

5. Demokrasi Menurut Adat Minangkabau 59

6. Prinsip-Prinsip Demokrasi Adat Minangkabau 62

E. Membangun Karakter Bangsa 70

1. Pengertian Karakter Bangsa 70

2. Membangun Karakter Bangsa 74

3. Membangun Keperibadian Bangsa 76

F. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks

Pendidikan IPS 78

1. Pendidikan IPS 78

2. Pendidikan Kewarganegaraan 90

3. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan

Pendidikan IPS 95

4. Pendikakan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan

Demokrasi 98

G. Pengembangan Model Pembelajaran Demokrasi

Berbasis demokrasi Adat Miangkabau 102

1. Teori Pengembangan Model 102

(3)

3. Landasan Teori Belajar 104

H. Landasan Filosofis 108

I. Penelitian Terdahulu 114

J. Paradigma Penelitian 119

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 120

B. Metode Penelitian 122

C. Instrumen Penelitian 135

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 136

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 140

1. Pendapat Tokoh Masyarakat Adat Minangkabau Tentang

Nilai Demokrasi Adat Minangkabau 140

2. Pendapat Para Guru Tentang Nilai Demokrasi Adat

Minangkabau 170

3. Pendapat Generasi Muda Tentang Nilai Demokrasi Adat

Minangkabau 194

B. Pembahasan Hasil Penelitian 221

1. Demokrasi Adat Minangkabau 221

2. Faktor yang menjadi Kendala Dalam Mentransformasikan

Demokrasi Adat Minangkabau 232

3. Upaya yang Dilakukan Pendidik dalam

Mentransformasi Nilai Demokrasi Adat Minangkabau 252

4. Melalui PTK dapat Meningkatkan prestasi peserta

(4)

C.Temuan Penelitian 272

1. Kurangnya Pemahaman Masyarakat Minangkabau

Terhadap Nilai Budayanya 272

2. Menipisnya Sifat Komunal Dan Kebersamaan 273

3. Krisis Kepemimpinan di Minangkabau 279

4. Tergerusnya Nilai-Nilai Demokrasi Adat

Minangkabau 284

5. Masyarakat Minangkabau Mengalami

Goncangan Budaya 289

6. Pentingnya Pengajaran Pendidikan Nilai Demokrasi

Adat Minangkabau Kepada Generasi Sekarang 292

7. Perobahan Nilai Budaya Masyarakat Minangkabau

Sebagai Akibat Modernisasi Dan Globalisasi 299

8. Model Pembelajaran PKn yang Berbasiskan Nilai

Demokrasi Adat Minangkabau 305

D.Kendala Pengimplementasian Pembelajaran PKn Berbasis

Demokrasi Adat Minangkabau dalam Pembelajaran di SMP 340

BAB V KESIMPILAN. IMPLIKASI, REKOMENDASI DAN PERUMUSAN DALIL

A. Kesimpulan 345

B. Implikasi Hasil Penelitian 348

C. Rekomendasi 352

D. Perumusan Dalil 356

DAFTAR PUSTAKA 358

(5)

DAFTAR TABEL

No : Tabel Halaman

1. Tabel 2.1 Perbandingan Demokrasi, Secara Umum,

Menurut Teori, dan Demokrasi Menurut Adat

Minangkabau 68

2. Tabel 4.1 Perubahan Sosial Budaya Masyarakat

Minangkabau Sebagai Akibat dari Modernisasi dan

Globalisasi 275

3. Tabel 4.2 Struktur Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

Mata Pelajaran PKn berbasis Demokrasi adat Minangkabau 281

(6)

DAFTAR GAMBAR

No: Gambar Halaman

1. 2.2 Paradigma Penelitian 119

2. 3.2 Siklus Tindakan Kelas 139

3. 4.1 Rumah Gadang Minangkabau 148

4. 4.2 Rumah Gadang Bodicaniago 150

5. 4.3 Rumah Gadang Koto Piliang 150

6. 4.4 Rapat Ninik Mamak Saat Pengangkatan Penghulu 152

7. 4.5 Rapat Tungku Tigo Sajarangan dalam Mengambil

Keputusan 158

8. 4.6 Aktivitas Guru Dalam Menggunakan Ceramah 308

9. 4.7 Pengarahan Guru Dalam Pembentukan Kelompok 325

10.4.8 Partisispasi Peserta Didik Dalam Tanya Jawab 327

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

No: Lampiran Halaman

1. Lampiran.1. Struktur Dalam Masyarakat Minangkabau 374

2. Lampiran. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 379

3. Lampiran. 3 Panduan Observasi / Pengamatan Guru 364

4. Lampiran .4. Hasil Tse Formatif Peserta didik 397

5. Lampiran .5. Lampiran Pedoman Wawancara 399

6. Lampiran .6.Daftar Informan 401

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi

ini, tidak dapat menghindar dari arus derasnya kompleksitas perubahan (inovasi)

sebagai akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan

transportasi. Beberapa indikator globalisasi yang melanda bangsa Indonesia

menimbulkan dampak positif dan negatif sebagai berikut; (1) Globalisasi di

bidang hukum, sebagai dampak positif semakin menguatnya supremasi hukum,

dan regulasi hukum, demokratisasi dan pembuatan peraturan perundang-undangan

yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak. Dari sisi

negative terjadinya perubahan dunia yang cepat mempengaruhi pola pikir

masyarakat secara global, masyarakat sering kali mengajukan tuntutan kepada

pemerintah dan jika tidak dipenuhi cenderung bertindak anarkis. (Budiyanto,

:2004:19).(2) Globalisasi sosial bidang budaya, dapat meningkatkan pembelajaran

mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu

pengetahuan, teknologi. dan meningkatkan etos kerja yang tinggi, dari sisi negatif

mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media

televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.dan

memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya

hidup individualisme, pragmatisme, hedonisme, primitive, konsumerisme. (3)

Globalisasi bidang ekonomi memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut

(9)

laut, tekstil, dan bahan tambang. di bidang jasa kita mempunyai peluang menarik

wisatawan mancanegara. Akibatnya, dengan masuknya perdagangan luar negeri

terjadi defisit perdagangan nasional, maraknya penyelundupan dan masuknya

wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur bangsa. (Robert Gilpin, 1972:

111-119).

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan dalam bidang politik telah

terjadi demokratisasi, dalam bidang sosial dan budaya terjadi uiversalisasi dan

Bidang ekonomi terjadi liberalisasi, hal inilah yang harus dipikirkan oleh seluruh

bangsa Indonesia untuk mempertahankan jati dirinya.

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara)

atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar

demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik

negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis

lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang

sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara

ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling

mengontrol. Oleh karena itu agar kalangan intelektual terutama mahasiswa

sebagai calon pengganti pemimpin bangsa di masa mendatang memahami makna

serta kedudukan demokrasi yang sebenarnya maka harus dilakukan suatu kajian

yang bersifat ilmiah.

Secara historis, demokrasi adalah konsep yang berasal dari Yunani kuno.

(10)

yang modern dan kompleks. “ Sekalipun konsep yang kompleks, logika yang

diekspresikan demokrasi modern mengandung prinsip-prinsip dasar, seperti

adanya unsur kedaulatan rakyat, pemerintahan mayoritas, perlindungan minoritas,

kemerdekaan yang dijamin UU, partisipasi warga, persamaan hak, dan

sebagainya.” (Minogue dalam Kuper & Kuper, 2000: 215).

Pada zaman Yunani-Kuno, kata demokrasi digunakan untuk menunjuk

pada pemerintahan oleh orang banyak, sebagai lawan dari pemerintahan oleh

sekelompok orang bentuk dan susunan negara demokrasi pada masa Yunani-Kuno

sangat berbeda dengan bentuk dan susunan negara demokrasi pada masa sekarang.

ada negara-negara modern dikembangkan model demokrasi tidak langsung

melalui lembaga perwakilan” (Saragih, 1988: 79).

Lembaga perwakilan memegang peranan yang penting dalam menata

jalannya roda pemerintahan bagi negara demokrasi modern, walaupun pada

mulanya keberadaan lembaga perwakilan bukan dimaksudkan sebagai perangkat

sistem demokrasi. Hal inilah yang merupakan perbedaan secara mendasar antara

negara kota dengan negara bangsa dalam proses penyelenggaraan pemerintahan.

Praktek demokrasi pada negara-negara kota tidak terdapat lembaga perwakilan,

sebab demokrasi menjadi pertemuan warga kota untuk membahas masalah secara

bersama-sama. Dinamika demokrasi modern, selain lembaga perwakilan yang

diisi melalui pemilihan umum, masih terdapat elemen demokrasi lainnya yang

mempunyai hak dan kedudukan yang sama dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Di sinilah arti pentingnya, interest group, presure group, tokoh masyarakat, pers

(11)

Dalam perkembangannya, penerapan konsep pemisahan kekuasaan (separation of

powers) meluas ke seluruh dunia dan menjadi paradigma tersendiri dalam

pemikiran mengenai susunan organisasi negara modern. Menurut Sumantri, S

( 1976: 70.) “Fungsi legislatif biasanya dikaitkan dengan peran lembaga parlemen

atau legislature, fungsi eksekutif dikaitkan dengan peran pemerintah dan fungsi

judikatif dikaitakan dengan lembaga peradilan “. Cara kerja dan hubungan ketiga

kekuasaan negara itu disebut sebagai sistem pemerintahan negara.

Menurut Mayo (1990:218) demokrasi mencakup beberapa norma atau

nilai, “yaitu penyelesaian perselisihan secara damai dan melembaga, terjadinya

perubahan secara damai dalam masyarakat yang sedang berubah, pergantian

kepemimpinan secara teratur, pembatasan pemakaian kekerasan secara minimum ,

pengakuan dan penghormatan atas kenegaraan serta jaminan penegak keadilan”

Demokrasi merupakan amanah terpenting dari Pancasila. Demokrasi

dalam perspektif Pancasila dirumuskan oleh para pendiri bangsa merupakan

jawaban atas tantangan nyata bangsa pada masa itu dengan mengelaborasi

gagasan besar dunia, namun dimaknai dengan berpijak pada kearifan budaya

nusantara dan sejarah bangsa secara visioner. Dalam perspektif ini, bangsa kita

telah mempraktikkan demokrasi sejak sebelum kemerdekaan. Para pendiri negara

yang kemudian menemukan “Pancasila sebagai dasar negara menyebutkan bahwa

yang dimaksud dasar di sini adalah philosofische grondslag, yaitu dasar

kefilsafatan bagi berdirinya Negara Indonesia yang diserap dari weltanschaung,

pandangan hidup bangsa yang berupa nilai-nilai fundamental, yaitu nilai-nilai

(12)

Menurut Alfian mengenai kriteria ideologi yang baik (Alfian, 1978: 187).

Suatu ideologi akan mampu bertahan dan berfungsi dengan baik bila memenuhi sekurangnya tiga syarat. (1) merupakan pencerminan realita yang hidup dalam masyarakat di mana ideologi itu muncul untuk pertama kalinya, paling kurang pada saat-saat kelahirannya.(2) kemampuannya memberikan harapan kepada berbagai kelompok yang ada dalam masyarakat akan kehidupan bersama dan masa depan yang lebih cerah,(3) kemampuannya mempengaruhi sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perrkembangan masyarakat.

Keunggulan lain dari Pancasila yang sering tidak kita sadari adalah rumusan

teks Pancasila yang dibuat sederhana, singkat dan padat sehingga mudah dihapal

oleh masyarakat hampir segala strata dan lapisan. Ini dimaksudkan agar Pancasila

mudah dikenal dan diingat serta mudah menjangkau masyarakat seluas-luasnya.

Bersamaan dengan itu di balik teks yang singkat tersebut terkandung nilai-nilai

fundamental yang memerlukan pemahaman seksama.Pancasila dipandang sebagai

satu kesatuan yang bulat dan utuh karena Pancasila akan mengalami kerancuan

bila sila-silanya diantitesiskan satu sama lain atau dipahami terpisah

sendiri-sendiri. “Setiap sila memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu

sama lain, sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan” (Notonagoro,

1975: 52).

Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada

kepribadian dan filsafat bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti tertuang

dalam Pembukaan UUD 1945. Dasar Demokrasi Pancasila Kedaulatan Rakyat

(Pembukaan UUD ‘45) Negara yang berkedaulatan – Pasal 1 ayat (2) UUD 1945.

Makna Demokrasi Pancasila keikutsertaan rakyat kehidupan bermasyarakat dan

kehidupan bernegara ditentukan peraturan perundang-undangan. Di Indonesia,

(13)

disemangati dan didasari nilai-nilai pancasila. Dalam demokrasi pancasila rakyat

adalah subjek demokrasi, yaitu rakyat sebagai keseluruhan berhak ikut serta aktif

“menentukan” keinginan-keinginan dan juga sebagai pelaksana dari keinginan-

itu, yang disalurkan melalui lembaga perwakilan yang dibentuk melalui Pemilu

Pada masa Orde Baru, seluruh organ struktur politik lokal diatur secara

terpusat dan seragam tanpa mengindahkan heterogenitas system politik lokal yang

telah ada jauh sebelum konsep kebangsaan Indonesia. “Nagari yang tadinya

berdaulat bergerak dalam system demokratis dan otonom dihapus lalu diganti

dengan sistem pemerintah desa, suatu konsep yang diadopsi dari Jawa” ( Adnan

2003:65). Terbitnya Undang Undang No 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan

Desa menjadi salah satu tanda bahwa sistem sentralistik membuat

nagari-nagari mengalami pemecahan “telah menghancurkan institusi tradisional di

tingkat lokal yang sudah ada beratus tahun lamanya” (Zed M dkk 1996 :21).

Pragmatisme politik warisan Orde Baru tidak banyak membawa kemajuan

bagi transformasi politik lokal, birokrasi yang belum banyak berubah juga dapat

menjelaskan prakondisi distorsi politik lokal pasca orde baru, sepenuhnya

merupakan warisan rezim masa lalu. “Memang intervensi politik terhadap

birokrasi seperti di era orde baru sudah berkurang di era reformasi tapi kultur lama

masih dianggap kental dalam penyelenggaraan pemerintah daerah” ( Prasejo

2005:31).

Secara Antropologis Minangkabau termasuk suku bangsa yang serumpun

dengan suku-suku bangsa lainnya di Nusantara, hal itu dilihat beberapa kesamaan

(14)

Minangkabau memiliki kekhususan dari segi aspek budaya politik yang tumbuh

berkembang dalam masyarakat memiliki khazanah budaya yang sama dengan

nilai-nilai demokrasi. Dengan terjadinya globalisasi dan modernisasi konstruksi

Ideal masyarakat Minangkabau tidak berjalan menurut realitas sesungguhnya,

tidak terimplementasikan nilai –nilai demokrasi di tingkat nagari dan masyarakat.

Meskipun di lapangan sosial misalnya dalam pemilihan kepala kaum di

( datuak/penghulu), masih muncul nilai-nilai kesamaan dan keterbukaan, tapi

secara umum pola-pola semacam itu meredup di seluruh ranah Minangkabau.

Merasuknya sistem birokrasi yang kaku dan hierarkis dan kemudian

bersentuhan langsung dengan tatanan sosial Minangkabau, ditambah pula trauma

sosial politik pasca-PRRI, membuat feodalisme tumbuh subur. Salah satu

konsekuensinya, suara-suara kritis dari masyarakat Minangkabau mulai meredup

di bawah kendali otoriterianisme negara. Secara institusional, elemen-elemen

sub-ordinasi negara muncul sebagai fenomena sosial politik.

Lembaga-lembaga yang muncul, formal maupun informal, umumnya tidak lebih sebagai

representasi negara. “Akibatnya, corak pemimpin yang muncul pun tidak hanya

feodalistis tapi juga cenderung elitis. Kalaupun ada kritisisme dari masyarakat

lokal, secara umum hal itu tak mampu lagi mengubah tatanan sosial politik yang

sedang mapan. “( Abdullah T 2005:17)

Di Minangkabau, eksistensi penghulu sebagai elit tradisional hingga kini

juga patut digugat, mereka kerap dituding menggerogoti kaumnya dengan

kecenderungan pada tindakan menjual tanah pusaka dan tanah ulayat tanpa

(15)

Peranan perempuan, yang dalam sistem matrilineal menjadi penjaga harta

pusaka, dipinggirkan ( Bahar, 2004: 30).

Kuatnya motif ekonomi politik di balik eksistensi dan peranan pemangku

adat ikut mendistorsi nilai-nilai demokrasi di Minangkabau tanpa ada

mekanisme yang bisa mengkritisi para pemimpin tradisional, dalam konteks

pembangunan karakter bangsa. Ada kritik mendasar terhadap daerah

Minangkabau, sejak Orde Baru sampai era reformasi, orang Minangkabau

patuh pada kemauan rezim otokratis di Jakarta tidak ada lagi kritisisme

Minangkabau sebagaimana ditunjukkan pada masa sebelumnya. Golkar

menang besar di daerah ini jauh melampaui angka kemenangan partai itu di

tingkat nasional, feodalisme baru juga muncul, tidak hanya di Istana

Pagaruyung, tetapi juga di birokrasi dan kampus.

Naim ( 1986: 39 ) mengemukkan bahwa:” generasi muda Minangkabau,

sejalan dengan perkembangan zaman timbul aplikasi tindakan yang tidak sesuai

dengan aturan adat, masyarakat Minangkabau sudah tidak memahami sistem

nilai dan keluhuran budaya mereka sendiri “. Fenomena yang terjadi semakin

jelas mengisyaratkan, bahwa kebudayaan Minangkabau tampaknya tidak lagi

menjadi sumber inspirasi dalam keseharian masyarakatnya. Sehingga dalam

keberlangsungan proses sosialisasi dan interaksi dalam kehidupan, mereka

seringkali tidak tampak tampil dalam identitas keminangannya. Seorang putra

Minangkabau pada hari ini akan lebih mendambakan profesinya, ketimbang dari

identitas keminangannya. Mereka lebih dikenal sebagai seorang dokter,

(16)

orang Minangkabau akan lebih dikenal dalam identitas keminangannya,

misalnya H.Chaidir Latief Dt.Bandaro, pada saat sekarang rasanya jarang kita

memanggilnyam dengan Dt Bandaro, tapi gelar sarjana hukum yang beliau

sandang tampak lebih bersinar. Bila persoalan ini dikaji lebih jauh maka dapat

dilihat bahwa telah terjadi pergeseran nilai budaya Minangkabau tersebut,

menurut asumsi sangat berkaitan dengan kemerosotan moral orang Minang.

Hal ini mungkin karena pengaruh praktek birokrasi pemerintahan desa

masa lalu kurang demokratis, secara sosiologi antropologis nagari merupakan

kesatuan bentuk bagi berbagai perangkat tatanan sosial budaya,” Nagari adalah

lambang mikrokosmik dan sebuah makrokosmik yang lebih luas “(Naim 986: 31)

Menurut Manan I (1995: 23 ) “Nagari merupakan republik kecil dengan

teritorial yang jelas bagi anggota- anggotanya, mempunyai pemerintah tersendiri,

secara otonom dan mempunyai adat sendiri yang mengatur tata kehidupan

anggotanya” . Sebagai sebuah republik kecil nagari mempunyai perangkat

pemerintahan demokratis memiliki lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif,

mempunyai aturan sendiri yang disebut dengan adat istiadat, adanya jaminan hak

azazi manusia. Manakala sistem yang berlaku menyebabkan terjadinya pergerakan

pendulum kebudayaan yang menjauhi kutup budaya Minangkabau secara bertahap

masyarakat Minangkabau mengalami pelapukan budaya, fungsi dan peranan

sosial “tungku tigo sajarangan dan tali tigo sapilin “ (tungku tiga sejerangan dan

tali tiga sepilin ) mengalami krisis akibatnya hubungan mamak dan kemenakan

mulai menjarak, ninik mamak kurang mengayomi anak kemenakan, alim ulama

(17)

islam secara mendalam cerdik pandai kurang mampu menegakkan supremasi

hukum, terlalu tingginya kekuasaan pemerintahan terhadap hukum lokal, tidak

banyak peranan sosial dari orang empat jinih ( ninik mamak, alim ulama, cerdik

pandai, bundo kanduang) dan generasi muda kehilangan identitas dan jati diri.

Ketika persoalan yang selama ini berada dalam wilayah hukum adat, telah pula

bergeser ke dalam pengaturan hukum positif maka adat terkesan mandul. Pada

saat itulah segala institusi tradisional, unsur kepemimpinan tradisional dan

hukum adat, sudah tidak lagi ditempatkan pada posisi yang sebenarnya.

Jika hal seperti ini dibiarkan terus berlanjut maka budaya nilai demokrasi

Minangkabau yang ditanamkan sejak nenek moyang dulu dan selama ini telah di

jalani, dipelihara secara utuh akan menjadi musnah serta tidak dikenal lagi oleh

generasi selanjutnya, masalah inilah yang melatar belakangi penulis untuk

melakukan penelitian tentang Nilai Demokrasi Adat Minangkabau dan

ditransformasikan melalui pembelajaran PKn dalam membangun karakter

bangsa, karena generasi muda harus mengenal dan mempelajari budaya yang

merupakan warisan nenek moyang.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan nilai budaya Minangkabau yang

selama ini kurang dikenal oleh masyarakat akan menjadi landasan dalam hidup

bermasyarakat bagi generasi berikutya terutama dalam hal bagaimana berlaku

adil ketika mengambil keputusan, bagaimana bertingkah laku yang demokratis,

sesuai dengan nilai moral budaya bangsa, dan bagaimana peranan serta fungsi

ninik mamak dalam budaya minangkabau sesuai dengan konsep adat “ Adat

(18)

Dilihat dari letak geografis, Minangkabau mempunyai potensi yang cukup

baik dalam bidang pendidikan terutama bila dikaitkan dengan nilai demokrasi

Budaya Minangkabau. Minangkabau sejak dahulu hingga sekarang, tatanan

kehidupan masyarakatnya sangat ideal karena didasari nilai-nilai, norma-norma

adat dan agama Islam yang menyeluruh, dalam satu ungkapan adat berbunyi:

“Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”. Fenomena sekarang terlihat

norma lama yang luhur mulai agak memudar, sementara tatanan baru belum pula

terbentuk. Nilai-nilai kehidupan pada mulanya bersifat kebersamaan di masa

sekarang agak cendrung bersifat individual. Nilai-nilai kehidupan selama ini

tumbuh di nagari, sekarang kecendrungan masyarakat lebih suka hidup di

perkotaan. Pada masa dulu norma kehidupan berpegang kepada budi dan rasa

malu, sekarang cenderung mulai meninggalkan sifat tenggang rasa, dan fenomena

seperti itu sering menjadikan adat Minangkabau yang mempunyai banyak sekali

nilai-nilai ideal itu mulai jadi bahan cercaan.

Nilai-nilai universal dalam masyarakat Minangkabau berkaitan dengan

nilai-nilai adat dan syarak dapat dikategorikan ke dalam 6 kelompok, yaitu: (1)

nilai-nilai ketuhanan, (2) nilai-nilai kemanusiaan, (3) nilai-nilai persaudaraan atau

ukhuwah Islamiyah / kesatuan dan persatuan, (4) nilai musyawarah dan

demokrasi, (5) rasa-periksa / akhlak / budi pekerti, (6) gotong royong / sosial

kemasyarakatan. Keenam nilai-nilai tersebut sangat dipahami oleh para ninik

mamak pemangku adat Minangkabau akan menjadi prilakunya sehari-hari,

karena ninik mamak adalah suri teladan (contoh ) bagi anak kemenakannya.

(19)

nilai demokrasi adat Minangkabau melalui pembelajaran PKn di persekolahan.

dalam membangun karakter bangsa yang benar-benar memahami dan

menjunjung tinggi budaya bangsa. Penelitian ini akan menjawab pemahaman

peserta didik tentang hidup berdemokrasi dan bagaimana nilai demokrasi yang

ada dalam budaya masyarakat Minangkabau.

Pendidik yang sedang mendalami Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan budaya bangsa seperti yang

dinyatakan dalam Amandemen Undang – Undang Dasar Negara Repoblik

Indonesia tahun 1945 fasal 31 ayat 3 menyatakan bahwa: tujuan pendidikan

nasional adalah "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak

mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan

undang-undang."

Penjabaran lebih lanjut tentang pendidikan Nasional dalam UU no. 20

/2003 fasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, fungsi pendidikan adalah

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan

tujuannya adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Untuk menjadikan manusia sesuai dengan tujuan yang diinginkan UU

(20)

pembinaan, seperti pembinaan disiplin melalui pendidikan nilai demokrasi yang

didalamnya mencakup nilai sosial, politik, ekonomi. Sebagai suatu nilai

demokrasi tidak dapat diberikan secara built- up diberikan langsung kepada

seseorang baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Demokrasi terbentuk

dalam diri seseorang melalui proses sosial yang berlangsung relatif lama dan

tergantung pada sarana dan prasaran serta suasana lingkungan pendukung

individu atau kelompok masyarakat bertempat tinggal, keterpaduan kondisi inilah

yang membentuk nilai dan perilaku demokrasi dalam diri manusia. Sekolah

sebagai wahana pendidikan nilai merupakan salah satu lingkungan vital dalam

sosialisasi nilai-nilai dan perilaku demokrasi serta berkembangnya kehidupan

yang demokratis.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang telah diuraikan pada latar belakang

masalah dan ruang lingkup penelitian, maka masalah yang akan dicari

jawabannya melalui penelitian : Bagaimana Nilai Demokrasi Adat Minangkabau

tersebut dapat diterapkan dan diwariskan kepada generasi sekarang melalui

pembelajaran PKn yang berbasiskan Demokrasi Adat Minangkabau dalam

membangun karakter bangsa. Berdasarkan masalah tersebut selanjutnya

dirumuskan pertanyaan penelitian:

1. Bagaimanakah demokrasi Adat Minangkabau menurut Tokoh Masyarakat

(21)

2. Faktor apakah yang menjadi kendala dalam mentransformasikan Demokrasi

Adat Minangkabau

3. Bagaimana upaya para pendidik untuk mentranformasi nilai Demokrasi Adat

Minangkabau melalui pembelajaran PKn kepada generasi muda dalam

membangun karakter bangsa?

4. Apakah melalui Penelitian Tindakan Kelas, Pembelajaran PKn berbasis Nilai

Demokrasi Adat Minangkabau dalam membangun Karakter Bangsa dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan cukup signifikan untuk

meningkatkan kinerja guru yang profesioanal ?.

C. Tujuan Penelitian

Ditinjau dari sudut ruang lingkup, tujuan penelitian ini dapat dibedakan

atas dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum

penelitian yaitu mengkaji perubahan nilai demokrasi adat Minangkabau dan

mengapa nilai Demokrasi Adat Minangkabau kurang dikenal oleh generasi

sekarang serta upaya apa yang bisa dilakukan agar nilai Demokrasi Adat

Minangkabau menjadi pedoman bagi generasi sekarang dalam bersikap dan

bertingkah laku

Tujuan khusus sebagaimana rumusan masalah penelitian di atas, meliputi:

1. Pengungkapan demokrasi adat Minangkabau melalui pembelajaran PKn di

Sekolah Menengah Pertama dalam membangun karakter bangsa

2. Penggalian dan analisis faktor apa yang menjadi kendala dalam

(22)

3. Penemuan dan menganalisis peluang untuk melakukan transformasi nilai

Demokrasi adat Minangkabau melaui pendidikan berdasarkan pengalaman

individu siswa, berfikir, memutuskan, mengingat, dan perilaku fisik lainnya.

4. Pengungkapan dan mengimplementasikan pembelajaran demokrasi adat

Minangkabau dengan pendekatan transformatif yang dikembangkan dalam

pembelajaran di SMP.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

maupun teoritis. Manfaat teoritis dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan menanam

kan jiwa demokrasi kepada masyarakat dan generasi penerus

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pemikir dan

peneliti lebih lanjut, apabila dirasakan dalam penelitian ini terdapat

aspek-aspek yang belum tergali dengan sempurna.

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi guru mata pelajaran PKn hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber

informasi mengenai nilai –nilai demokrasi yang ditemui dalam budaya lokal.

2. Bagi para peserta didik hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan nya

tentang demokrasi dalam pembelajaran PKn

3. Bagi Kepala Sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur

sebagai upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran PKn dan

(23)

4. Bagi pemerintah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengambilan

kebijakan pendidikan ,diharapkan akan menjadi salah satu masukan dalam

merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan pembinaan guru

5. Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menanamkan rasa cinta para

peserta didik terhadap budaya bangsa dan dapat menghargai nilai-nilai luhur

bangsa kita sendiri

6. Bagi pemuka Adat hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi

untuk melestarikan nilai Demokrasi adat Minangkabau

7. Bagi Peneliti sendiri hasil penelitian ini menambah pengetahuan peneliti

khususnya tentang nilai yang ada dalam budaya masyarakat Minangkabau dan

sehubungan dengan pembelajaran PKn peneliti bisa memperluas

pengetahuan tentang Demokrasi dan membuat model pembelajaran PKn yang

berbasis Demokrasi Adat Minangkabau

8. Bagi para peneliti selanjutnya , khususnya para dosen pengelola program studi

PKn dan PIPS, hendaknya dapat mengembangkan lebih lanjut melalui

penelitian yang lebih komprehensif, melibatkan para guru secara langsung

dalam proses penelitian sejak proses awal. Para dosen hendaknya

berkolaborasi dengan guru- guru PKn melalui model penelitian tindakan

kelas, atau model penelitian lain yang ditujukan untuk inovasi pembelajaran

PKn di sekolah

E. Metode Penelitian

(24)

pada bagian terdahulu, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kualitatif metode etnografi, dengan alasan dapat menggali informasi nilai

Demokrasi Adat Minangkabau yang berkembang di tengah masyarakat

Minangkabau ( Spradley 2006: 13). Dengan kata lain, kebudayaan merupakan

hasil belajar manusia termasuk di dalamnya tingkah laku, karena itu, etnografi

sebagai pengetahuan yang diperoleh digunakan untuk menginterpretasikan

tingkah laku sosial budaya melalui deskripsi yang holistik. (Spradley 2007: 5).

Sebagai metode penelitian kualitatif, etnografi dilakukan untuk tujuan tertentu.

Spradley mengungkapkan beberapa tujuan penelitian etnografi,sbb: (1) Untuk

memahami rumpun manusia dalam hal ini, etnografi berperan menginformasikan

teori-teori ikatan budaya; menawarkan suatu strategi yang baik sekali untuk

menemukan teori grounded.(2) etnografi juga berperan untuk membantu

memahami masyarakat yang kompleks. (3) melalui etnografi dapat diperoleh

gambaran berkenaan nilai Demokrasi Adat Minangkabau secara umum ditengah

masyarakat yang direpresentasikan dalam bentuk simbol, kepercayaan,

keterampilan, artifak, pengetahuan lokal, dan perilaku sehari-hari ( Geetz dan Le

Comte 1991:58, 1984). Untuk menguji efektivitas model pembelajaran dilakukan

melalui penelitian tindakan kelas ( PTK) atau yang sudah dikenal dengan sebutan

classroom action research . Pada dasarnya PTK ini bermula dari action research

yang didefinisikan oleh Elliot(1991) sebagai situasi studi sosial dengan sebuah

pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilaksanakan dalam

penelitian.

(25)

Propinsi Sumatera Barat, dengan alasan masih adanya kekuasaan yang berada

ditangan keturunan raja dan disisi lain daerah ini sekarang maju pesat dengan

dibangun pelabuhan Udara Internasional Minangkabau. Hal ini sangat

mempengaruhi budaya yang selama ini kekuasaan berada ditangan keturunan Dt

Rajo Sampono yang tetap menjalankan nilai- nilai demokrasi menurut adat

Minangkabau secara murni.

F. Struktur Organisasi Disertasi

Langkah akhir yang ditempuh dalam penelitian ini adalah menulis laporan

hasil penelitian. organisasi penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan, dibagian ini dikemukakan masalah penelitian yang dilengkapi

dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan metode penelitian

2. Kerangka Teori, disini dikemukakan berbagai teori dan definisi yang

dikemukakan para pakar yang ada relevansinya dengan masalah yang

diteliti untuk dijadikan landasan berpikir yang dapat memberikan pemahaman

universal bagi para peneliti lain yang menjadikan disertasi ini sebagai bahan

kajian dalam penelitian yang dilakukannya.

3. Metode Penelitian, pada bagian ini dijelaskan pendekatan, metode dan teknik

etnografis yang diterapkan dalam penelitian ini , baik dalam memperoleh data-

data maupun menganalisa data sehingga didapatkan pola transformasi sitem

(26)

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bagian ini dikemukakan seluruh

data yang signifikan dan relevan dengan tujuan penelitian dan pembahasan

semua temuan untuk sampai kepada pembentukan pola transformasi sistem

nilai budaya yang dapat diterapkan di sekolah.

5. Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi, bagian ini merupakan bagian

akhir dari penulisan laporan, yang mampu memberi gambaran yang

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Sabjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Propinsi Sumatera Barat dengan

ibukota Padang, setiap daerah mempunyai situasi dan kondisi sosial budaya yang

berbeda-beda baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan

dampak bagi tumbuhnya nilai-nilai budaya demokrasi Minangkabau. Penelitian

ini menitik beratkan pada daerah pinggiran kota tepatnya di pinggiran ibu kota

Propinsi yaitu di Nagari Kataping yang secara geografis termasuk Kabupaten

Padang Pariaman karena pada dasarnya daerah ini masih dikenal adanya

kekuasaan ditangan keturunan raja dan disisi lain daerah ini sekarang maju pesat

dengan dibangun pelabuhan Udara Internasional Minangkabau.

Dalam hal pengembangan dari hasil penelitian ini dilakukan pada SMP

negri 7 Padang yang terletak diantara kota dan perbatasan kota, alasan diambil

sekolah tersebut sebagai tempat melakukan penelitian karena peserta didik dari

sekolah itu terdiri dari barmacam- macam suku bangsa di Indonesia dan tidak

hanya berasal dari suku Minangkabau saja, melalui hal tersebut dapat dilihat

apakah pembelajaran tentang Nilai Demokrasi Adat Minangkabau hanya di

ketahui oleh masyarakat Minangkabau saja atau juga diketahui oleh masyarakat

(28)

2. Subjek Penelitian

Berdasarkan rancangan penelitian pendekatan kualitatatif metode

etnografi dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang menjadi subjek

penelitian adalah, peristiwa, manusia dan situasi yang dapat diobservasi

( Alwasiah 2003). Penelitian ini memiliki subjek penelitian berdasarkan

purposive sampling dengan tujuan supaya betul-betul bisa memberikan informasi

penting yang bertalian dengan tujuan penelitian. Subjek dalam penelitian ini

terdiri dari :

a. Tokoh Adat , yang terdiri dari penghulu, ninik mamak

b. Alim Ulama

c. Pemuka Masyarakat yang terdiri dari unsur pemerintah nagari, Lembaga

Kerapatan Adat Minangkabau . Kerapatan Adat Nagari dan urang mudo

d. Guru PKn dan Guru IPS

e. Generasi muda

3. Data Penelitian

Data penelitian yang dihimpun dalam penelitian ini berupa perkataan,

tindakan, dokumen, situasi, dan peristiwa yang dapat diobservasi, berkenaan

dengan kinerja guru dan siswa, termasuk interaksi sosial yang terjadi selama

pembelajaran berlangsung. Secara lebih terperinci data penelitian yang

dikumpulkan berupa:

a. Perkataan

(29)

peserta didik dan antara peserta didik. Data ini diperoleh melalui observasi

pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, dan diskusi balikan antara peneliti

dan guru sebagai peneliti mitra

b. Aktivitas

Aktivitas berupa tindakan interaktif antara guru dengan peserta didik dan antar

peserta didik, serta tindakan guru dalam mengambil keputusan intruksional,

dan reaksi (tidakan). Data ini diperoleh dari observasi pelaksanaan

pembelajaran di dalam kelas.

c. Dokumen

Materi ajar yang digunakan sebagai data disini adalah berupa teks atau

bahan-bahan tertulis yang dibuat oleh guru dan peneliti, yang berkenaan dengan

pembelajaran yang dilaksanakan, atau lembar LKS dan lembar refleksi yang

dibuat oleh siswa dan yang dibuat oleh guru sebagai mitra peneliti dan

peneliti, berupa catatan lapangan, lembar panduan observasi.

B. Metode Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan suatu model pembelajaran

demokrasi adat Minangkabau yang secara empirik dianggap valid. Berdasarkan

tujuan yang ditetapkan tersebut, maka studi ini akan dilaksanakan dengan

pendekatan kualitatif dan metode Etnografi, alasan menggunakan penelitian

Etnografi adalah untuk mendiskripsikan suatu kebudayaan, (Spradley 1997: :3).

(30)

berpikir dan betindak dengan cara-cara yang berbeda tidak hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu etnografi berarti belajar dari masyarakat.”

Spradley memfokuskan secara khusus pembuatan kesimpulan dari apa

yang dikatakan orang. Wawancara dianggap lebih mampu menjelajah susunan

pemikiran masyarakat yang sedang diamati. Dalam pandangannya ini, Spardley

tidak lagi menganggap etnografi sebagai metode untuk meneliti other culture

(lain budaya) masyarakat kecil yang terisolasi, namun juga, masyarakat

multicultural di seluruh dunia. Pemikiran ini kemudian dia rangkum dalam “Alur

Penelitian Maju Bertahap”. Inti dari “Etnografi ” ini adalah upaya memperhatikan

makna tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami

melalui kebudayaan mereka.

Dalam penelitian ini juga menggunakan metode penelitian Tindakan

Kelas atau yang sudah dikenal dengan classroom action research. Wiraatmadja

(2002:127) menyatakan bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas mendorong guru untuk selalu meningkatkan kerjanya dengan refleksi, selalu mencoba strategi pembelajaran yang akan mengemansipasikan peserta didiknya dari pembelajaran yang “teacher

centered” dan mendorong peserta didiknya untuk “discovery”, yakni

mencari sendiri, sampai mampu berdiri mandiri dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan diluar otootoritas gurunya. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tradisi penelitian kualitatif

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan tradisi penelitian

kualitatif, karena yang menjadi kajian adalah meneliti masalah sosial dan

kemanusiaan di bidang pendidikan, dimana peneliti membangun sebuah gambaran

( kelas) yang kompleks dan holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan

(31)

alamiah /wajar. PTK sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki mutu pendidi-

kan yang secara langsung menyentuh permasalahan di lapangan, terutama

masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas yang

bersangkutan. PTK akan lebih membantu guru dalam mengungkapkan

kebermaknaan dari banyak hal tentang wacana dari isi pengajaran yang

dihubungkan dengan ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh guru yang

bersangkutan, kemampuannya untuk menstransfer ilmu pengetahuan tersebut

termasuk aplikasinya pada siatuasi baru, pemahaman ini dan keterampilan dalam

meningkatkan pembelajaran siswa. Ia juga memberikan solusi untuk teknik

pengajaran yang sebaiknya digunakan adalah dengan menggunakan teknik

problem solving, dengan eksperimen, dengan cooperative learning. atau

discovery, atau dengan membangun konsep siswa sendiri sehingga menumbuhkan

suasana atau iklim belajar yang kondusif di dalam kelas, memperbaiki teknik

bertanya guru, serta teknik dan upaya lain untuk selalu mengaktifkan dan

melibatkan para siswa dalam partisipasi belajar.

Penelitian ini merupakan bentuk tindakan bersifat reflektif yang dilakukan

oleh pelaku dalam masyarakat sosial untuk tujuan memperbaiki dan memahami

pekerjaan dimana situasi pekerjaan itu dilakukan. Penelitian ini didasarkan atas

analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut informasi dan tindak lanjut

yang terjadi di lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif,

kolaboratif, dan partisipatif.

Secara instrumental penelitian tindakan ini merupakan pendekatan khusus

(32)

tindakan substansif. Sebagai prosedur penelitian tindakan, adanya suatu kajian

reflektif diri secara inkuiri, partisipasi, dan kolaboratif tehadap latar alamiah dan

implikasinya dari suatu tindakan. Sedangkan sebagai tindakan substansif ciri-ciri

penelitian tindakan dengan suatu intervensi skala kecil berupa pengembangan

pembelajaran dengan memfungsikan kealamiahan latar sebagai upaya diri

melakukan peningkatan kualitas tindakan dan iklim sosial kelas selama

pengembangan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu yang terkandung

dalam PTK adalah suatu bentuk penelitian yan bersifat reflektif dengan

melakukan tindakan nyata agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek

pembelajaran di kelas secara lebih professional.

Alasan pemilihan penggunaan metode PTK dalam penelitian ini karena

dalam kajian penelitian etnografi pada intinya hanya bisa mendiskripsikan upaya

pemahaman terhadap sebuah situasi sosial untuk menarik hipotesis dari usaha

tersebut. Dalam Penelitian tindakan bukan hanya bidang keilmuan sosial saja tapi

juga melibatkan unsur kependidikan ( educational action research ) sehingga

metoda yang dipilih adalah metoda penelitian tindakan kelas dimana PTK, dapat

senantiasa menempatkan sentralisasi dan otonomi peran professional guru dalam

proses refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajar guru.

Model penelitian ini merupakan serangkaian tindakan yang didisiplinkan

oleh inkuiri yang dilakukan seseorang dalam situasi sosial tertentu untuk

memahami sambil melakukan kegiatan, perbaikan , penyesuaian dan pembauran.

Artinya PTK merupakan suatu rangkaian penelitian yang mengikuti

(33)

perncanaan, tindakan, obsrvasi dan refleksi. Pendapat serupa juga diungkapkan

oleh Wiraatmadja (2002) yang menyebutkan “PTK “ merupakan serangkaian

spiral atau siklus tindakan penelitian yang terdiri dari urutan perencanaan (plan),

tindakan (act), pengamatan ( observe ), dan refleksi (reflect).

1.Langkah-Langkah Penelitian

Langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ini sesuai

dengan apa yang dikemukakan oleh Spradley (1997:65)

a. Penentuan Informan, dalam menetapkan informan ada bebarapa hal yang

harus diperhatikan, orang yang diambil sebagai informan harus benar- benar

mengerti budayanya dengan baik dan adanya keterlibatan langsung dengan

budaya tersebut selain itu orang yang dijadikan informan harus mempunyai

waktu yang cukup untuk memberi penjelasan dalam peneneliti ini digunakan

beberapa orang informan inti yang terdiri dari Penghulu, Ninik Mamak ,

Cerdik Pandai, Alim Ulama , Pemuka Masyarakat dan Pejabat Pemerintah

yang mempunyai hubungan dengan masalah kebudayaan.

b. Melakukan wawancara kepada informan. Dalam melalukan wawancara

dilakukan dengan rasa kekeluargaan sebelum melakukan wawancara

memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa asli karena peneliti

mempunyai bahasa yang sama dengan daerah yang diteliti, kemudian

dijelaskan apa maksud tujuan dari peneliti melakukan wawancara ini, dalam

pelaksaan wawancara dilakukan perekaman dan catatan dalam penjelasan

dengan pertanyaan yang bersifat deskriptif , Struktural, dan kontras dalam

(34)

mennyebabkan orang tersinggung dan tidak menimbulkan suatu kecurigaan

karena hal ini akan menggangu kelancaran dari wawancara yang peneliti

lakukan.

c. Membuat Catatan Etnografis. yang berisikan tentang hal yang menurut penulis

sangat penting dan bisa dianalisis atau diint diinterpretasi, hal ini dilakukan

pada kertas biasa dan cukup sederhana dan yang paling utama penulis catat

adalah identitas informan yang terdiri, nama, pekerjaan, umur dan posisi

dalam kelembagaan masyarakat nagari, hal ini sangat penting untuk dapat

mengetahui secara jelas tentang budaya demokrasi pada masyarakat tersebut.

d. Mengajukan pertanyaan deskriptif. Pada saat mengajukan pertanyaan ini

peneliti memulai kerjasama dengan maksud tertentu untuk melestarikan

budaya tradisi yang kita miliki agar jangan sampai punah dan tidak dikenal

oleh generasi penerus kita dengan jalan membuat penjelasan berulang dari apa

yang telah disampaikan oleh informan.

e. Melalukan analisis wawancara. Hasil wawancara yang peneliti peroleh di

analisis dengan mengaitkan simbol dan makna yang disampaikan informan,

juga memberi simbol – simbol budaya serta melakukan identifikasi dari aturan

penyajian yang mendasar. Dengan analisis ini memungkinkan kita untuk

menemukan berbagai permasalahan yang akan ditanyakan pada wawancara

selanjutnya.

f. Melakukan Analisis Domain. Peneliti membuat suatu kesimpulan dari apa

yang dinyatakan informan. istilah tersebut seharusnya memiliki hubungan

(35)

hubungan, semantik tersembunyi oleh istilah- istilah penduduk asli yang lebih

nyata untuk benda atau tindakan, upaya mendengarkan dan menganalisis

pembicaraan termasuk apa yang dikatakan oleh informan selama wawancara

dapat dibandingkan dengan pengamatan masyarakat secara bersama.

g. Mengajukan pertanyaan struktural. Yakni pertanyaan untuk melengkapi

pertanyaan deskriptif , yang disesuaikan dengan informan, dihubungkan

dengan jenis pertanyaan lain dan terus-menerus diulang secara baik.

Pertanyaan tidak terlalu difokuskan pada suatu masalah tetapi diselingi dengan

masalah lain yang hampir dapat dikatakan acak, hal ini akan menghindarkan

informan dari perasaan bosan tapi juga mengurangi kegelisahan yang

ditimbulkan oleh efek seperti ujian yang diciptakan oleh pertayaan kontras dan

struktural. Masing-masing prinsip berikut akan berperan sebagai petunjuk

untuk menggunakan pertanyaan struktural.

h. Analisis Taksonomi. Taksonomi adalah upaya pemfokusan pertanyaan yang

telah diajukan. Ada lima langkah penting membuat taksonomi, yaitu: (a) pilih

sebuah domain analisis taksonomi,(b) identifikasi kerangka substitusi yang

tepat untuk analisis, (c) cari subset di antara beberapa istilah tercakup, (d) cari

domain yang lebih besar, (f) buatlah taksonomi sementara.

i. Mengajukan pertanyaan yang kontras. Kita bisa mengajukan pertanyaan yang

kontras untuk mencari makna yang berbeda. Untuk memahami prinsip- prinsip

penemuan utama dalam studi makna dan mempelajarai cara-cara untuk

(36)

j. Analisis Komponen Analisis komponen sebaiknya dilakukan ketika dan

setelah di lapangan. hal ini untuk menghindari manakala ada hal-hal yang

masih perlu ditambah, segera dilakukan wawancara ulang kepada informan.

Analisis komponen merupakan pencarian sistematik berbagai komponen

makna yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya.

k. Menemukan Tema Budaya Penentuan tema budaya ini boleh dikatakan

merupakan puncak analisis etnografi. Keberhasilan seorang penelti dalam

menciptakan tema budaya, berarti keberhasilan dalam penelitian.Tentu saja,

akan lebih baik justru peneliti mampu mengungkap tema-tema yang orisinal,

dan bukan tema-tema yang telah banyak dikemukakan peneliti sebelumnya.

Tema budaya merupaka unsur – unsur dalam peta kognitif yang membentuk

suatu kebudayaan.

l. Menulis etnografi dilakukan secara deskriftif, dengan bahasa yang cair dan

lancar. Jika kemungkinan harus berceritera tentang suatu fenomena, sebaiknya

dilukiskan yang enak dan tidak membosankan pembaca

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi,

wawancara, serta studi dokumentasi dan kepustakaan terhadap dokumen dan

pustaka yang berhubungan dengan materi penelitian.

a.Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi

(37)

pengumpulan data ini dimaksudkan untuk dapat memahami proses sosial budaya

yang terjadi ditengah masyarakat Minangkabau dan disekolah khususnya

berkenaan dengan pentranformasian nilai demokrasi adat Minangkabau.

Observasi yang dilakukan ditengah masyarakat dimulai demgam observasi secara

menyeluruh dan tidak terfokus guna mengetahui lingkungan fisik, sodial dan

budaya masyarakat Minangkabau. Pada saat yang bersamaan, peneliti

membangun kontak dengan tokoh masyarakat terdiri dari Ninik Mamak. Alim

Ulama, Cerdik Pandai dan juga dari unsur pemerintah seperti Camat dan Wali

Nagari. Sedangkan observasi yang dilakukan di sekolah dimulai dengan

mengobservasi secara menyeluruh dan tidak terfokus guna mengetahui

lingkungan fisik, sosial, dan budaya secara lintas yang ada di sekolah dan sekitar

sekolah. Dalam hal ini juga mengadakan hubugan yang baik dengan semua

elemen yaitu kepala sekolah, guru dan siswa.

Hasil catatan lapangan dan foto-foto yang dikumpulkan dikembangkan

menjadi deskripsi hasil penelitian dan diinterpretasikan, serta dijadikan dasar

untuk melakukan wawancara mendalam tentang proses pewarisan nilai demokrasi

adat Minangkabau yang berlaku dimasyarakat dan secara khusus terjadi di

sekolah.

b. Wawancara

Teknik wawancara terutama dilakukan dalam penelitian ini melalui

wawancara dialogis, wawancara mendalam dan wawancara tidak terstruktur .

Teknik wawancara ini dilakukan guna memperoleh data yang tidak saja diketahui

(38)

lacit information, selain itu diperoleh pula data yang bersifat pandangan subjektif

( keyakinan, nilai, apresiasi dan sikap ). Agar wawancra yang dilakukan terarah,

pada prosesnya dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dan kepustakaan dilakukan guna menggali data

pendukung bagi kepentingan deskripsi penelitian yang datanya terdapat dalam

dokumen tertulis dalam UUD Repoblik Indonesia 1945, Perda no.9 than 2000

tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari, Perda 9/ 2000 dan Perda 2/ 2007.

Dan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan no 012. 08 C.1994 tentang Penerapan Pendidikan Muatan Lokal

yang dikenal dengan Budaya Alam Minangkabau (BAM), merupakan kebijakan

khusus berkenaan dengan proses pewarisan nilai budaya Minangkabau di sekolah

mulai dari SD sampai SMP. Hasil studi dokumentasi dan kepustakaan ini

dikembangkan sebagai deskripsi penelitian dan diinterpretasikan seta

dipergunakan untuk kepentingan triangulasi

Proses penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, analisis data

lapangan dan pelaporan hasil penelitian. Pada proses pengumpulan data di

pergunakan alat bantu pendukung yaitu kamera digital, catatan lapangan, radio

perekam, catatan wawancara, serta pedoman wawancaradan pedoman observasi di

sekolah. Semua alat bantu tersebut dipergunakan agar selama pengumpula data

(39)

3.Teknik analisis Data

Pengolahan analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan ter-

sebut dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan selama proses

penelitian berlangsung. Seluruh data yang diperoleh dianalisis sejak masih berada

di lapangan, selanjutnya dilakukan klasifikasi dan kategorisasi data yang berhasil

dihimpun. Setelah dilakukan klasifikasi dan kategorisasi data, kemudian data

tersebut dideskripsi, dimaknai dan dielaborisasi secara komprehensif serta

dianalisis melalui interpretasi kualitatif.

Seluruh data yang diperoleh di lapangan sebelum dianalisis dilakukan

validasi secara triangulasi. Pertanyaan kepada informan pertama juga kan

ditanyakan kepada informan ke dua, ketiga dan seterusnyapada kelompok

informan yang sama. Jika terjadi perbedaan jawaban yang diberikan informan

dalm satu kelompok atas pertanyaan yang sama akan diverifikasi kembali kepada

yang bersangkutan dan atau kepada informan lainnya hingga memperoleh benag

merah dari perbedaan tersebut. Jawaban para informan atas pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan tersebut kemudia disimpulkan dandimaknai untuk kemudian

dianalisis.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan prosedur analisa induktif

terhadap data yang terkumpul sejak awal penelitian hingga selesainya penelititan

secara garis besar, analisis data yang dilakukan dikelompokkan menjadi:

a. Analisis terhadap nilai- nilai demokrasi adat Minangkabau yang terdapat pada

naskah-naskah lama seperti tambo, karya sastra, tradisi lisan dan tradisi

(40)

b. Analisis terhadap proses transformasi nilai demokrasi Ada Minangkabau

kepad generasi muda melalui proses pendidikan di lingkungan keluarga,

masyarakat, dan sekolah. Analisis ini dilakukan terhadap semua data hasil

pengamatan lapangan di sekolah dan lingkungan masyarakat Miangkabau,

wawancara dialogis dengan tokoh masyarakat Minangkabau, pakar

pendidikan, praktisi pendidikan dan penentu kebijakan dan keluarga

Miangkabau.

c. Analisis terhadap kandungan lokal dalam kurikulum PKn dan Pendidikan IPS

yang berlaku saat ini.

4. Validasi Data

Validasi data adalah suatu pengujian terhadap keobjektifan dan kesahihan

data. Validasi data dilakukan untuk mendapatkan data yang benar-benar

mendukung dan sesuai dengan karakteristik permasalahan maupun tujuan

penelitian. Sejalan dengan itu menurut ( Sukardi 2003:121). Suatu instrument

dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Triangulasi ( Hopkins 1993:152, Miles dan Haberman 1992: 434) yaitu

pengecekan kebenaran data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan

dengan cara mengkonfirmasikan kebenaran data, yaitu upaya mendapatkan

informasi dari sumber-sumber lain mengenai kebenaran data penelitian,

Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan kebenaran data hasil

(41)

b. Member-chek (Nasution, 1996:117) yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan

data temuan penelitian dengan cara mengkonfirmasinya dengan sumber data

atau kepada pemberi data agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam

penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud informan. Apabila data

yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berti datanya valid

sehingga semakin kredibel/ dipercaya. Dalam penelitian ini data yang telah

diperoleh dikonfirmasikan atau diperbincangkan dengan guru mitra melalui

diskusi setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir pelaksanaan tindakan

yang direncanakan sesuai tujuan penelitian.

c. Auidit trail ( Wiraatmadja 2005:170). Audit artinya pemeriksaan pembukuan

oleh seorang ahli , Trail artinya jejak yang dapat dilacak atau dapat ditelusuri.

Audit trail berarti mencek kebenaran hasil penelitian sementara, beserta

prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan pada

bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek kesahihannya pada sumber

data tangan pertama. Diskusi juga dilakukan dengan teman-teman,

pembimbing dan dengan siapa saja yang dianggap berkompetensi, dengan

maksud untuk memperoleh kritik dan masukan atau saran sehingga bisa

mempertajam analisis guna memperoleh data dengan validasi yang tinggi.

d. Expert Opinion, (Wiraatmadja,2005:171) kegiatan ini dilakukan dengan cara

mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada para ahli. Dalam kegiatan

ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada pembimbing

untuk memperoleh arahan dan masukan terhadap masalah penelitian sehingga

(42)

5. Interpretasi

Hopkins (1993) menyatakan bahwa pada tahap ini peneliti berusaha

menginterpretasikan temuan-temuan penelitian berdasarkan kerangka teori yang

dipilih dengan mengacu pada norma-norma praktis yang disetujui atau instuisi

guru itu sendiri yang mengambarkan pelajaran yang baik. Hasil intepretasi ini

diharapkan dapat memberikan makna yang cukup berarti untuk kegiatan tindakan

selanjutnya dan dapat mengembangkan model pembelajran PKn berbasis

demokrasi adat Minangkabau di SMP. N 7 Padang.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama (human instrument ),

peneliti sendiri, yang turun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Nasution ( 1996:57) bahwa

hanya manusialah yang mampu memahami, memberikan makna terhadap

interaksi antara manusia, mimik muka, menyelami perasaan dan nilai yang

terkandung dalam ucapan dan perbuatan yang mereka lakukan. Selain peneliti

sendiri yang menjadi instrumen utama, peneliti juga menggunakan instrument

bantu yang berupa catatan lapangan, lembar observasi, pedoman wawancara,

dokumen sekolah dan foto-foto.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kualitatif dapat dilakukan

pada kondisi yang alamiah, apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga

kondisi pada saat memasuki lapangan, setelah berada di lapangan dan akhir dari

(43)

Menurut Creswell (1997:16) Karakteristik penelitian kualitatif adalah

sebagai berikut:

Setting alami (terpokus pada data lapangan) sebagai sumber data peneliti sebagai instrument utama dalam mengumpul data, pengumpulan data berupa kata-kata dan gambar, mengutamakan proses dari pada hasil, analisis data bersifat induktif, perhatian peneliti diarahkan pada hal-hal tertentu yang bermakna, menggunakan bahasa ekspresip, pendekatan persuasip.

Untuk mempermudah pengumpulan data juga digunakan data bantu

berupa: pertama, lembar panduan observasi aktivitas guru dan siswa yang disusun

oleh peneliti. Lembaran panduan observasi digunakan untuk membantu peneliti

mengamati proses pengembangan tindakan berdasarkan penggunaan pendekatan

daur belajar lingkungan. Kedua lembar refleksi peseta didik, yang di susun

peneliti untuk mengakses pandangan peserta didik terhadap tindakan guru dan

pengaruhnya terhadap reaksi dirinya, serta keseluruhan pembelajaran PKn yang

berbasis Demokrai Adat Minangkabau.

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Tindakan Pengembangan Pendekatan Pembelajaran PKn berbasis

Demokrasi Adat Minangkabau di SMP yang dikembangkan pada penelitian ini

diorganisasikan melalui dua pendekatan pokok yaitu

1. Pendekatan yang dikemas dalam pemberian tugas

2. Pendekatan dialogis yang dikemas melalui diskusi kelompok

Prosedur pendekatan dialogis atau tanya jawab menuntun dalam bentuk

diskusi atau didasarkan pada kenyataan selama studi pendahuluan dan refleksi

(44)

diskusi ini, akan mendorong memberikan banyak kesempatan kepada peserta

didik untuk merangsang mengungkapkan ide atau gagasan yang ada pada dirinya

sebagai hasil proses belajar. Peserta didik akan mempunyai kesempatan untuk

dapat memberi dan menerima gagasan orang lain berdasarkan fakta-fakta yang

dia temukan dari hasil eksplorasi. Sehingga dialog dan diskusi yang terjadi tidak

terbatas hanya pada guru dan peserta didik saja, melainkan terjadi pada

individu-individu peserta didik lainnya. Melalui prosedur tanya jawab yang bersifat

dialogis, proses eksplorasi peserta didik terhadap topik materi bahasan akan lebih

bersifat otentik, artinya peserta didik akan berusaha mengeksplorasi yakni

mencari sendiri, menggali, sendiri, dan menemukan sendiri dari pengalaman dan

pengetahuan yang dia miliki.

Menurut Tantra ( 2005:11) penelitian tindakan bertujuan mengungkapkan

penyebab masalah dan sekaligus memberikan solusi terhadap masalah. Upaya

tersebut dilakukan secara terkendali dan kolaboratif. Langkah-langkah pokok

yang umumnya di tempuh adalah: 1) penetapan fokus masalah penelitian,2)

perencanaan tindakan perbaikan, 3) pelaksanaan tindakan perbaikan dan

interpretasi, 4) analisa dan rerefleksi, dan 5) perencanaan tindak lanjutan.

Prosedur penelitian yang digunakan mengacu pada tahap-tahap penelitian

Tindakan Kelas yang dilakukan Kemnis dan Mc Taggart dalam Wiraatmadja

(2005:66) yang berbentuk siklus. Siklus ini berlangsung beberapa kali hingga

tercapai tujuan yang diinginkan, dan apabila tidak muncul lagi permasalahan

Pembelajaran sudah kelihatan stabil dengan respon peserta didik yang diharap

(45)

Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi

pendahuluan. Hal ini dilakukan untuk menemukan informasi-informasi aktual

yang akan dijadikan indikator dalam menyusun rencana penelitian tindakan, pada

kegiatan ini guru sebagai mitra peneliti sudah terlibat secara aktif dan intensif

dalam rangkaian kegiatan penelitian. Secara partisipatif guru dan peneliti akan

bekerjasama mulai dari tahap orientasi dilanjutkan dengan menyusun perencanaan

berikut persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan dalam siklus I,

diskusi-diskusi yang bersifat analitik dilakukan setelah pelaksanaan tindakan

kemudian melakukan refleksi atas semua kegiatan yang telah berlangsung

selama siklus I.Kemudian merencanakan tahap modifikasi, koreksi, ataupun

penyempurnaan pembelajaran dalam siklus II dan seterusnya .

Menurut Hopkins dalam Wiraatmadja (2005:66) ada empat langkah

penting dalam setiap siklus penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan ( plan)

yaitu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan di kelas, pelaksanaan (act)

yaitu kegiatan nyata pembelajaran di kelas, pengamatan (observe), yaitu kegiatan

mengamati dan menganali sambil mendokumentasikan terhadap proses, hasil,

pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama penerapam model

pembelajaran PKn berbasis demokrasi adat Minangkabau dilakukan, dan refleksi

( reflect), yaitu kegiatan menganalisis tentang rencana-rencana dan tindakan yang

sudah dicapai belum dapat dan sempat dilakukan pada suatu siklus. Refleksi

dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mitra. Berangkat dari

hasil refleksi ini peneliti bersama guru mitra merumuskan kembali rencana

(46)

siklus II dan seterusnya jenis kegiatan yang dilaksanakan peneliti bersama guru

mitra adalah memperbaiki rencana (revised plan), pelaksanaan (act), pengamatan

(observe) dan refleksi, dan tahap ini akan diulangi pada siklus berikutnya, dan

seterusnya hingga berakhir dengan hasil yang diharapkan.

Gambar: 3.2 Siklus Tindakan Kelas Model Kemnis dan Taggart

(Hopkins, 1993: 48)

(47)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI DAN PERUMUSAN DALIL

Bab V merupakan bagian penutup dari keseluruhan disertasi yang isinya

merupakan kesimpulan dan uraian pada bagian terdahulu serta rekomendasi yang

berhasil dirumuskan guna perbaikan pada pendidikan khususnya pendidikan PKn

dimasa mendatang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang terdahulu dapat disimpulkan bahwa Nilai

Demokrasi Adat Minangkabau mengalami perubahan dan kurang dikenal

masyarakat hal ini karena perubahan disegala bidang kehidupan termasuk

pandangan masyarakat Minangkabau terhadap nilai budayanya, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada keterangan berikut ini :

1. Pada saat sekarang terjadi perubahan-perubahan di banyak bidang kehidupan,

terutama sekali Nilai Demokrasi dalam Adat Minangkabau, dimana

masyarakat dalam melakukan tindakan sehari-hari telah mulai melupakan

nilai kebersamaan seperti gotong royong, tolong menolong, musyawarah dan

mufakat dalam kehidupannya, dan sudah mulai mengarah kepada kehidupan

individual hal ini disebabkan akibat migrasi dan perantauan ke kota- kota,

desa dit

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN FUTSAL MELALUINMODIFIKASI PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI KELAS XI SMKN

kesembilan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa FBIR memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa ditolak..

Sejumlah emiten penerbangan yang telah menghentikan layanan penerbangan ke Tiongkok memicu kekhawatiran investor terhadap dampak virus corona terhadap pasar saham di AS..

Program ITEMAN yang digunakan dalam menganalisis butir soal ini dapat digunakan untuk: (1) menganalisis data file (format ASCII) jawaban butir soal yang dihasilkan melalui

Kewajiban dan

Panitia Pengadaan pada Kanwil VII DJKN Jakarta akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa Lainnya

1) Telah dapat dibuat prototype integrasi data morbiditas pasien rawat jalan puskesmas, dengan simulasi pengiriman data menggunakan crontab. 2) Perancangan data

Dari tabel tersebut didapatkan data bahwa sebelum dilakukan perawatan ulkus dengan menggunakan hidrokoloid kunyit 1% skor BWAT dari ketujuh responden antara 33- 39, sedangkan