HI,]BUNGAN
KADAR BETA-SITE APP-CLEAVING ENZYME
1,BETA.AMYLOD
DAN
4ITYDROXINONENAL PLASMA DENGAI\ GANGGUAN FUNGSI
KOGNTTIF PADA
PENDERITA
PASCASTROKE
ISKEMIK
Yuliarni Syafrita', Lidya Susarti", Akmal Irsyadi
Iswan
ABSTRACK
Background: Disability
after
stroke eventmay be
exacerbatedby the
impairment
of
cognitive function. Current diagnostic methods
is
not sensitive enoughto
detect early cognitive impairment after stroke. The levelof
beta-amyloid(A0) in
the cerebrospinalfluid
(CSS) can be used as a marker to detect cognitive impairment, but the CSS retrieval technique is invasive, soit
is necessary tofind
biomarkers that are relatively easy, cheap and reliable. Therefore, biomarkers that can be measured in blood is needed.Aims:
To
determine the associationof
the blood levelsof BACE-I,
Ap
and4HNE with
ischemic cognitive function after stroke event.
Methods: This
study was an observational studywith
cross sectional design using casesand controls.
A
numberof
84 patientswith
ischemic stroke and 42 normal subjects as controls were enrolled. Cogrritive function was assessed 3 months after stroke event usingMoCA-Ina
test and measurementof
blood levelsof
BACEI-1,
A840, Ap42 and 4HNE was conductedwithin
72 hours of onsetof
stroke. Regression statistical analysis was used to determine the most dominant factors related to the occurrence of impaired cognitive function after stroke event.Results:
In
bivariate
analysis,we found
a
significant
association between cognitive impairment after strokewitr
high blood levelsof
BACE1 (p = O.OO+, OR = 4.714),low
levelsof
AB40 (p
=
0.0001, OR=
14.80) andlow
levelsof
Ap42
(p=
0.017, OR=
3.aa). There was no significant association between the blood levelsof 4HNE with
impaired cognitive function after stroke event.In
multivariate
analysis,we found
low
blood
levelsof
Ap40
andhigh
levelsof
BACE-I
is strongly related to cognitive impairment after ischemic stroke events.Conclusions:
low
levelsof Ap40
and high blood levelsof
BACE-I
are associatedwith
the incidence of impaired cognitive function after ischemic stroke.Keywords:
cognitive function, ischemic stroke, beta-amyloidABSTRAK
Latar
Belakang
:
Kecacatan pascastroke diperberat oleh terganggunya fungsikognitif.
Metode diagnostik yang tersedia sekarang,
tidak
cukup sensitifbila
digunakan sebagai upaya untuk menemukan gangguankognitif
pascastroke secaradini.
Kadar beta-amyloid(A0) di
cairan serebrospinal (CSS) dapat dijadikan sebagai penanda telahte{adinya
gangguankognitif,
namunteknik
pengambilanCSS
adalah invasive, sehinggaperlu dicari
biornarker yangrelatif
mudah, murah dan dapat dipercaya. Untuk itu perlu dicarai biomarker pada plasma.Tujuan :
Untuk
mengetahui hubungan kadarBACE-I, A0
dan4HNE
plasma dengan fungsikognitif
pascastroke iskemik.Metode
:
Penelitian
ini
bersifat
observasional
dengan
disain cross
sectional, menggunakan kasus dankontrol.
Mengikutkan 84 penderita pascastrokeiskemik
dan42
subjeknormal
sebagaikontrol.
Fungsikogritif
diperiksa3
bulan pascastroke dengan testMoCA-Ina
dan pemeriksaan kadar
BACEI-I
,
AYo,
AWZ dan4HNE
plasma dalam 72jam
onset stroke. .Hasil
:
Pada analisisbivariat,
ditemukan hubunganyang
bermakna antara gangguankognitif
pascastroke dengantingginya
kadarBACE1 (p=O,09,
OR=
4,714), rendahnya kadarApa0
(p=0,0001, OR=14,80) dan rendahnya kadarAp42
(p{,017,
OR=3,44).Tidak
ditemukan hubungan yang bermakna antara kadar4HNE
dengan gangguanfungsi
kognitif
pascastroke. Padaanalisis
multivariat,
didapatkan rendahnyakadar
A040 dan tingginya
kadar
BACE-I
plasma sebagai variabel ang kuat hubungannya dengan kejadian gangguan
koglitif
pascastroke iskemik.Kesimpulan
: Rendahnya kadar AB40 dan tingginya kadarBACE-I
plasma berhubungan dengan kejadian gangguan firngsikognitif
pascastroke iskemik.Kata
kunci
: fungsikopitif,
stroke iskemik, beta-amyloid
'
Staf Pengajar NeurologiFK
Unand/RSUP DrM
Djamil
Padang"
Peserta PPDS NeurologiFK
Unand/RSUP DrM
Djamil
Padang"'Mahasiswa
Sl
Fakultas Kedokteran UnandPendahuluan
Stroke
merupakan
penyebab
utama kecacatan pada usiaproduktif.
Suoke akanmenyebabkan
penurunan kualitas
hidup,tidak
saja hanya
karena
kecacatanfisik,
tetapi
juga
karena
menurunnya
atauterganggunya
frrngsi
kognitif
setelah mengalami serangan stroker'Saat
ini
diagnostik
gangguankognitif
pascastrokemasih
berdasarkan manifestasiklinis,
neuroimagrng
dan
beberapa
testneuropsikologi.
Semua metode
id
tidak
cukup sensitif
bila
digunakan sebagai upayauntuk
menemukan gangguankognitif dini
pascastrokedan hasil
pemeriksaan sangattergantung
pada
kesadaran,
sikap
dankooperatif
dari
pasien.
Oleh
sebab
itu
diperlukan
suatu "penanda"(markcr)
yang bisa digunakan sejakdini
danobjektif
untukmenilai
adanya
gangguan
kognitif
pascastroke 2.Akhil-
akhir
ini
dikemukakan
bahwapada
otak
penderita
AD
dan
VascularDementia
(VaD)
ditemukan
beberapagambaran
patologi
yang
sama.
Andin
melaporkan
40%
pasien
yang
memenuhitriteria klinis
untuk
VaD,
pada
biopsi otaknya ditemukan gambaranAD
dan dari87Vo
pendeita
yang
memenuhi
kriteria
klinis
sebagaipenderita
vaD,
ditemukan gambaran patologiAD
pada otaknya sebesar587o dan gambaran campuran antara VaD
dan
AD
sebesar 427a'.
Ditambahkan lagiditemukan
depsit
Beta-atnyloid
(AF)
danneurofibrillary
tangle(NFT)
pada 43Vootak
penderita VaD a.
Berbagai
penelitian telah
menemukanbahwa kadar
Ap
di
cairan
serebrospinal (CSS) dapat dijadikan sebagai penanda telahterjadinya
gangguankognitil
namun
yangmenjadi
masalah
adalah
bahwa
teknik
pengambilan
CSS melalui punksi
lumbal adalah suatuteknik
yang invasive, sehinggasulit
unok
dilakukan
t'u.
Ol"h
karenaitu
akhir akhir
ini
telah
dikembangkan upayamencui
biomarkcr yang
relatif
mudah,murah
dan
dapat
dipercaya,
dan
dariberbagai biomarkcr yang
dikembangkan, perhatian danharapan
banyaktertuju
pada kadar Ap plasma).Adanya sumbatan pembuluh darah pada stroke iskemik, akan menyebabkan hipoksia
dan
penurunan
aliran darah. Kondisi ini
akan
menyebabkan peningkatan
eksprcsi Beta-site APP Cleaving EnrymeI
(BACEI),
yang
selanjutnya
akan
meningkatkan produksi AB.Selain
Ap,
penyakit
neurodegeneratifjuga
dipicu oleh
adanya stres
oxidatif.
Beberapa
studi
terdahulu telah menemukanbahwa pada
penyakit-penyakitditemukan kadar
lipid
peroksidasi
yangmeningkat.
Peroksidasilipid
dapat diukur
dari
sejumlah
marker
meliputimalondialdehyde
(MDA)
,
acrolein, isoprostan dan4-Hydrorynonenal
(41l}1E).Empat Hydroxinonenal
secarakimia
lebihreaktif
dibandingkan
yang
lain,
sehinggalebih
merusak membran
lipid'.
Kruman, menemukanbahwa
4
HNE
menyebabkan apoptosis neuron danefek
ini
tidak
terlihat pada aldehid yang lain8.Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan diatas,
tujuan penelitian ini
adalah untuk mengungkaphubungan
kadarBACEI,
AM0., AWz, 4HNE plasma dengankejadian
gangguan
fungsi
kognitif
pascastroke iskemik.
Metode
Telah
dilakukan
Penelitianobservasional
komparatif dengan
disaincross
sectional, selama
periode
Maret hingga Desember 2013di
bagian neurologi RSDr
M
Djamil
Padang.
Didapatkan 102pasien stroke
iskemik yang
masuk
rumah sakit dalam 6-
72jam
onsetdan
memenuhikriteria inklusi,
namun
dalam
perjalananpenelitian
14 orang meninggal dunia dan 4orang pindah
ke
propinsi
lain,
sehingga pemeriksaanfungsi
kognitif
yang dilakukan3
bulan pascastroke hanya dapat dilakukanpada
84
pasien.
Padaperiode
yang
sama telah diperiksa juga 42 orang subjek kontrol.Rentang
usia
pada kelomPok kasus adalah49
-
83
tahun (61,11
t
8.56), dan pada kelompokkontrol
49-
74 tahun(59,05t
6.57).
Semua kasus merupakan serangan strokeiskemik
yang pertama, dengan falrtorresiko
vaskuler.
Kriteria
eklusi
bila
menderita demensia
atau
telah
mengalami gangguankognitif
yang bermakna sebelum mendapat serangan stroke, stroke berdarah, penurunan kesadaran,afasia
dan
disathriayang berat,
mengalami depresi
dan
tidak bersedia diikutkan dalam penelitian.Pada
saat
masuk
rumah
sakit,dilakukan
anarffresis dan pemeriksaanlisik
yang
lengkap
dan dicatat
dalarrl^ medical record. Defrsit neurologidinilai
dengan skor NIHSS. Sampel darah dalam keadaan puasadiambil
dalam
6
-
72 jam
onset
dandimasukkan
ke
dalam
tabung
vacutabEDTA.
kemudian plasmanyadi
simpan padasuhu
-80'C untuk
kelompok
kasus.Untuk
kelompok kontrol,
sampel
darah
diambil
dalm keadaan puasa, dimasukkan
ke
dalam tabung vacutabEDTA.
kcmudian plasmanyadi
simpan pada suhu -80 C.Pemeriksaan Neuropsiklogi
denganMoCA-Ina
Pemeriksaan
kognitif
dilakukan setelah 3 bulan onset untuk kelompok kasusdan
segera setelah
pengambilan
sampel darah untuk kelompokkontrol
Berdasarkan
hasil
pemeriksaanMoCA-Ina
ini,
kelompok penelitian dibagi atasl.
Kelompok
pascastroke
iskemik
dengan gangguan
kognitif
2.
Kelompok
pascastroke
iskemik dengankognitif
baik3.
Kelompokkontrol
Anrlisis $i6kia1is
Kadar
BACEI,
AP40, AP42
dan4HNE
plasma
di
ukur
dengan
komersialdouble
sandwich
enqmc'linkcd
immunosorbent
assay
(ELISA)
kits
(Cell
Biolabs
Inc,
STA-338. (888)
CBL
-
0505)sesuai menurut
instruksi
pabrik
yangmemproduksi. Semua sampel
darah
di
analisa pada waktu yag sama, menggunakan
reagansia
dari
pabrik yang
sama
di
laboratorium
Biomedik
fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang,Indonesia-Analisa
Statistik
Semua
perhitungan
statistik-maks).
Perbedaanantara
grup
dianalisa denganuji
Kruskal-Wallis
dengan post hocuji
Mann-Whitney. Data frekuensi dianalisis dengantest korelasi
antarvariable
dengan chi-squre, dianggap bermaknabila
nilanp <
0,05.Hasil
Tiga
bulan
pascastroke,84
pasien yangdiikutkan
dalam penelitian, dikelompokkanatas
44
orang
(52,4Vo) dengan gangguankognitif
dan
40
orang(47,67o) detgan
kognif
baik.
Ddapatkanjuga 42
kelompok kontrol.Tidak ada perbedaan yang signifikanmengenai
umur,
jenis
kelamin
danpendidikan, antara kelompok kasus
dan kontrol (p>O,05) (Tabel 1)Tabel 1 Karakteristik Dasar
Ai Mann Whilncy A ul. cnrsqute
Pemeriksaan Fungsi
Kognitif
Pemeriksaan
fungsi kognitif
dilakukan setelah3
bulan
onset seranganstroke
dan padakelompok kontrol,
langsung diperiksa setelah pengambilan sampel darah denganmenggunakan
instrument
MoCA-Ina.
Seperti terlihat pada
tabel
2,
gangguankogrritif
lebih
banyak
ditemukan
padakelompok
kasus
(52,4%)
dibandingkonEol(16,77o). Perbedaan
ini
bermakna secarastatistik
dengan
nilai
p=0,0001dannilai
OR 5,5Kasus dan Kontrol
Tabel 2. Distribusi Gangguan
Kognitif
pada Kelompok Kasus dan KelompokKontrol
Subjek Penelitian p
Kasus (n=84) Kasus (n=84)
Karakteristik Dasar
o,299* 60(49-74)
59,50(49-83) tahun
Umur
0,850"" 19t23
4U41 Kelamin
l:ki/Perempuan
33t9
0,192"
56t28 Pendidikan
Rendah/Tinggi
Fungsi
Kognitif
FungsiKognitif
Normal
Tergan ggu p OR
9o
Kelompok Kasus Kelompok
Kontrol
40 35 52,4
20,6
4'1,6
0,0001
5,5 79,4Pemeriksaan
BACEI,
AF40' AD42
dan
4HI\E
sertaMoCA-Ina
Kadar
BACEI,
AP40,
AF+2
aan4HNE
plasma
serta
MoCA-Ina
Pada kelompok kasus dan kelompok kontrol,diperlihatkan pada
table
3
dibawah
ini.
Ditemukan perbedaan yang bermakna, kadar
A0/o,
AW2
dan
4HNE
plasma
dan
nilai
MoCA-Ina
antara kelompok kasus
dan kontrol.n7o
nTabel
3.
Distribusi
Nilai BACEI, AM0,
A942 dan 4HNEsertaMoCA-Ina
Kelompok Kasus dan KelompokKontrol
Variabel Subjek Penelitian
< 0,001-< 0,001' < 0,001' < 0,001' Kasus n=84)
21.89 ng(1,2s-s2,53)
46l,l2p
eO.62- t | 85.22) 29,82pg(0,26-88.r92,29peQ,t9-2,69)
21,00+4,84
l9,42neQ,16-
102,20) lO7 7,9 5pg$6,82-27 39.5l)
8.79pg(1,05-28,19) 0,92pg(0,90
-
0,9s) 27,5*3,320,456
Tabel
4.
Distribusi
IGdar BACEI,
A040,
AP+2 dan4HNE
PlasmaKelompok
Kasus denganKo
tif
danT
Ko
tif.
Mann-Whitney U Test
Perbedaan
Kadar
BACEI,
Affi,
LW
dan
4HNE
Plasma Kelompok
Kasusdengaa Ganggurn
Kognitif dan
Tanpa
Gangguan
Kognitif.
Didapatkan peninggian
kadarBACEI
dan penurunan kadar Ap40, Ap42Didapatkan peninggian kadar
BACE-I
pada kelompok kasus dengan gangguankognitif
, yang berteda bermakna dibandingkan kasustanpa
gangguan
kognitif.
Didapatkanpennrunan
kadar
AP40
dara
AP42
pad,a kelompok kasus dengan gangguankognitif
,dan 4HNE
plasma pada
kelompok
kasusdengan
gangguan
kognitif
dibandingkelompok
kasustanpa
gangguankogdtil
seperti terlihat pada tabel 4 berikutini.
p n Median(min-max)
Variabel Kelompok
44 25,69ns( 5,03-47,68) Kasus dengan
gangguan
kognitif
18,58ng(1,25-s2,53)
0,012'
40
BACE.I
Kasus tanpa gangguan
kognitif
44 395,75 pe(9,6-565.7) Kasusdengan
gangguan
kognitif
<0,00
I
40 539,s6 pg (285,69-l
185.22)Ap4o
Kasus tanpa gangguan
kognitif
44 20,51 pg (0,29-66,O1) Kasus dengan
gangguan
kognitif
0,00r'
35,57 pg (0,26-88,19) Kasus tanpa gangguan
komitif
AF4244 2.28
ps(2,t9-2.ffi)
Kasus dengangangguan
kognitif
0,065'
40 2.29
yg(2,23
-2.69)
Kasus tanpa gangguan
komitif
4HNE
Kontrol
(n=42) pBACE-I
Kadar Ap40 Kadar Ap424HNE
MoCA-Ina
yang berbeda bermakna dibandingkan kasus
tanpa
gangguan
kognitif
dan
didapatkan juga penurunan kadar 4HNE pada kelompokkasus dengan
gangguan
kognitif
namun tidak berbeda bermakna dibandingkan kasus tanpa gangguankognitif
[image:5.595.51.499.354.617.2]Hubungan
kadar BACEI,
LW
Lp42
dan
4HNE
plasma dengan
Fungsi
Kognitif
Hubungan
kadar
BACEI,
AP40,A$42
dn
4HNE
plasma
dengan
fungsikognitif
dapatdilihat
pada table4
dibawahini.
Oleh
karena masing masing
variabel belum mempunyainilai
normal, maka untuk Tabel 4. Hu kadarBACEI, A
Pearson Chi-Square
Ditemukan hubungan yang bermakna antara
kadar
BACE-I,
AF40 dan AP42
plasma pada fase akut stroke dengan ftrngsikognitif
3
bulan
pasca
stroke,
dan tidak
adahubungan untuk kadar 4HNE plasma.
Yariabel
Yang
Paling
Dominan
Hubungannya
Dengan
TerjadinYa
Ganggum
Fungsi
Kogritif
PascastrokeIskemik
Untuk
melihat, variabel
manayang
palingdominan
pengamhnyaterhadap
terjadinya gangguanfungsi
kognitii
maka
dilakukanmenentukan apakah
nilai
yang
didapatkantinggi
atau rendah, makadicai
rttlaicut
off
point
masing-masing
variabel
dengan prosedur ReceiverOperating
Characteristic(ROC),
sehingga masing-masing
variabel bisa dikelompokkan berdasarkan nilai cutoff
poin,
tersebut.Dikatakan
tinggi
bila
nilai
variabel
>
cut
offpoint
dan dikelompokkan rendahbila nilai
< cut off point.2 dan 4HNE
tif
analisis
multivariat
dengan regresilogistik.
Variabel
yang diikutkan dalam
analisismultivariat
adalah variabel
yang
pada
uji
bivariat
mempunyai
nilai
p <
0,25.
Oleh karenaitu,
variabel yang
diikutkan
dalam langkahI
adalah kadarBACEI,
Ap40,
dan AF42Fungsi
Kognitif
OR Terganggu
n=44
Tak Terganggu
n=40
Jenis Variabel
'7
22 0,004'
22 33
BACEI
Tinggi
BACE1 Rendah
3 24
37
<0,001' 14,80 (3,963- 55,278) 20
Ap40 Rendah Ap40
Tinggi
9
))
AB42 Rendah
3t
0,017' 3,44 (1,334
-
8,894) 224,042
Tinegi
25
2t
0,255" 0,548 (0,23-
1,31)t5
4HNE
Tinggi
4HNE Rendah 23
p
Pascastroke Iskemik
oR(rK95%)
Langkah 2
BACEI
Ap40 A942 Konstanta
BACEI
Ap40 Konstanta
t,7w
2,688 o,924 -1,527
r,79t
2,874 -1,2560,00r
0,ofi)
o,tt2
0,0m
0,0010,m0
0,0015,522 (1,720-
t7,728)
14,703(3,621- 59,698) 2,519 (0,806
-
7,876) o,2175,994 (1,888
-
19,028)t7,7W
(4,394-71,298)
0,285Setelah
dilakukan analisis
multivariat
didapatkan
variabel
yang paling
kuat hubungannya denganterjadinya
gangguanfungsi kognitif
pascastroke
adalah rendahnya kadar AP40(OR=
17,70)diikuti
oleh tingginya kadarBACEI
(OR= 5,99).Diskusi
Telah
dilalrukan penelitian
terhadap 84 penderita pascastrokeiskemik
dan 42 orangsubjek
kontrol yang
mempunyai
umur,pendidikan
danjenis
kelamin
yang
setara secara statistik dengan kelompok kasus (p>
0,05).
Untuk nilai MoCA-Ina
antara kelompok kasus dankontrol
terdapat perbedaan hasil yang berbeda bermakna secarastatistik
(uji
Mann Whiney
[.r1, dengannilai
p<0,001,yaitu
nilai
MoCA-Ina
kasuslebih
rendahdengan
nilai
rata-rata
2l,W
(12
-
29)
dibanding kontrol yaitu 27,50 (15
-
30).Didapatkan angka kejadian
gangguankognitif
pascastroke sebesar 52,4Vo(44 dari
84
kasus)
dan
pada kelompok
kontrol
didapatkan hanya sebesar l6,1Vo
(7
dzm 42 orang),dari
rji
chi-square diketahui bahwapenderita
pascastroke
mempunyai
risiko
5,50
kali
lebih tinggi
untuk
menderita gangguanfungsi
kogrritif
dibanding
subjek nonstroke pada usia dantingkat
pendidikan yang sama.Angka
ini
tidak jauh
beda
dari
angkayang
dilaporkan
oleh
beberapa
peneliti sepertiYin
(2006) melaporkan bahwa lebihdari 647o pasien
pascastroke memperlihatkan bebagai derajad gangguankognitif.
Barba (2000)
melaporkan juga
bahwa sekitar
seperempatpasien
strokeyang
bertahan
hidup, akan
menderita demensiadalam
12 bulan setelah mendapatserangan
stroke.
Lebih
rinci
lagi
Lrys
(2005)
dari
suatu
studi
longiodinal
melaporkan
bahwa
prevalensi
demensia berturut-turut dalam2
minggu,3
bulan dan6
bulan
pascastroke adalah 16,3%, 32,0% dan 13,6 sampai 31,8%.Tingginya kejadian
gangguan
kogritif
pascastroke yang didapatkan pada penelitianini,
mungkin disebabkan oleh beberapa hal,seperti
tingkat
pendidikan
kasus
padapenelitian
ini
sebagian
besar
tingkatpendidikannya rendah
(<12
tahun),
yang berbedadari
penelitian
lain
(Khedr
2009),selain
itu
mungkin
juga
disebabkan olehadanya
perbedaan
kriteria
inklusi
pada masing-masing penelitian.Perbedaan
Kadar
BACEI,
Ap.O,
Ap42
dan 4HNE
plasma
Kelompok
Kasus dan
Kontml
Ditemukan peninggian kadar
BACE-I
plasa pada kasus dibanding
kontrol,namun
tidak
berbeda bermakna
secarastatistik.
(p=0,a56),
namun
ditemukan peninggiankadar
BACE-I
pada kelompok kasus dengan gangguankognitif
dibandingkelompok
kasus
tanpa
gangguankognitif
Tabel 5.10. Variabel Yang Paling Dominan Hubungannya Dengan Terjadinya Gangguan Fungsi
Variabel
Koefisien
pdan perbedaan
ini
bermakna secara statistik (p=0,012).Qian
L
(2012) pada
penelitiannyaterhadap
123
orang
pasien
pascasftoke, menemukan ada hubungan peninggian kadarBACE-I
serum pada fase akut stroke dengangangguan
fungsi
kogritif
dibandingkelompok
tanpa gargguan
fungsi kognitif
dan
kelompok
kontrol.
Dilaporkan
juga
bahwa pada kelompok
dengan
gangguankognitif,
ditemukan
adanya
genotyPeApolipoprotein
E
alel 3/rdan alel
4.
Tidak
ada
hubungan
yang
bermakna
antaraberatnya
stroke dan volume
lesi
dengangangguan
kognitif.
Temuan
peninggiankadar BACE
pada penelitian
ini,
sama dengan yang dilaporkan oleh QianL,
namundisini
peneliti
tidak
menghubungkannyadengan genotype dan alel APOEe.
Ditemukan
kadar AP40 yang
lebihrendah
pada
kelompok
kasus
dengangangguan
kognitif
dibanding
kelompok kasus tanpa gangguankognttif,
dan
secarastatistik
perbedaan
ini
bermakna.Didapatkan
juga
kadar AF40 yang
lebihrendah
pada
kelompok kasus
dengan gangguankognitif
dibanding kontrol
dansecara statisik per&daan ini juga bermakna.
Hal
ini
mungkin
disebabkan, selaintelah
membentuk
cerebral
amyloidangiopathy,
telah
te{adi
gangguanpembersihan
beta-amyloid
dari
otak
kesistemih
sehingga meskipun
produksinyameningkat
karena
meningkatkan
aktivasidan
ekspresiBACEI,
namun kadamya
di
sistemik
(plasma)
tetap
rendah
karena sebagian besar hasil produksi A04Odi
otaktidak
dikeluarkan
ke
sistemik.
Gangguanpembersihan
beta-amyloid
dari
otak
kesistemik,
sepertinya sudahterjadi
sebelumserangan
stroke,
hal
ini
sesuai
dengan pemyataan Jak, bahwajauh
sebelum gejalaklinis
gangguan
kognitif
muncul,
sudahterjadi
gargguan
dan
Perubahan neuropatofisiologidi
otak,
disebabkan oleh Uerbagai faktor risikovaskulel.
Ddapatkan
penuunan
kadu
A$42pada kelompok kasus dengan
gangguankogritif di
banding kelompok
kasus tanpagangguan
kognitil
dan
perbedaan
ini
bermakna
secara statistik
(p=0,001). Didapatkan peningkatankadar
Ap42
padakelompok
kasus dengan gangguankognitif
dibanding
kelompok kontrol
dan perbedaanini
bermakna secara statistik (p=O,013).Peninggian
kadar A$42
plasma
padakelompok kasus
(baik
dengan
gangguankognitif,
maupun tanpa gangguankognitif)
dibanding
kontrol
ada
hubungan
dengan peninggiankadar
BACE-I
akibat
hipoksiaserebri,
sehingga BACE-I
akan
memecah transmembranAPP,
membentukAp40
danAWz.
Monro dari
penelitiannya pada hewancoba
melaporkan bahwa
afinitas
LRPI
(reseptor
yang
membantu pengeluaran AB dari otak ke perifer viaBBB)
terhadap Ap42lebih
besar dibandingkan
terhadap Ap40.Hal
ini
merupakan
salah
satu
sebab,mengapa
pada
pasien
pascastroke,
kita
menemukan
peninggian
kadar
Ap42
dan penurunan kadar AP40ro.Untuk
kelompok
kasus pascastroke dengan ganggrankognitif
didapatkan kadar4HNE
plasma
yang
rendah
dibandingkan kelompok kasus pascastroke tanpa gangguankognitil
dan perbedaanini
tidak
bermaknasecara
statistik
dengan
nilai
p
-
0,065. Ditemukan peningkatan kadar 4HNE plasmapada kelompok kasus dengan
gangguankognitif
dibanding kelompok kontrol dengannilai
p<0,001.ke
melaporkan
bahwa
ditemukan peninggian kadar 4HNE plasma pada pasienstroke iskemik
dibandingkan
individu
normal,
dan
kadar
4
HNE
Plasmaberhubungan
positif
dengan
kadarhomosistein plasma. Diduga
juga
4
HNE
merupakan suatu biomarker potensial untuk stroke iskemikrr.
pasicastroke dan peninggian kadar
4HNE
ini
tidak
berhubungan
dengan
kejadiangangguan
fungsi
kogritif
pascastroke. Peninggiankadar
4HNE
pascastroke yanghampir
2,5
kali
lipat
dibanding
subjekkontrol,
menggambarkanbratnya
prosesstres oksidatif yang terjadi pada
prosesinfark
serebri (stroke).
Hasil
ini
hampirsama
dengan
yang dilaporkan
oleh lee
dalam penelitiannya menemukan peninggian kadar
4HNE
pada pasien stroke akut3 kali
lipat lebih tinggi
dibandingkan kadar4HNE
pada subjek nonstroker I.
Pada analisis
bivariat
hubungankadar
BACE-I
dengan
fungsi
kognitif,
ditemukan hubungan yang bermakna antara
kadar
BACE-I
dengan gangguan fungsikognitif
pascastroke setelahuji
statistik C/ri. Square dengannitai p =
0,0&1. Kasus yangmemiliki kadar
BACE-I
tinggi,
memiliki
risiko untuk
mengalami gangguankognitif
sebesar 4,714
kali
lebihtinggi
dibandingkan kasusyang
memiliki
kadar
BACE-l
yang rendah.Pada penelitian
ini
ditemukan adanya hubungan antara peningkatan kadarBACE-I
dengan kejadian gangguankognitif,
namunketerlibatan
enzim
ini
terhadap gangguanfungsi kognitif, tidaklah
secara langsung,tapi
melalui
pembentukan
beta-amyloid, baik A0zt0 maupun Ap42.Pada
analisis
bivariat
hubungankadar
AF40
dengan
fungsi
kognitif
pascastroke
ditemukan hubungan
yang bermakna antara rendahnya kadarAp40
plasma dengan gangguan
fungsi
kognitif
pascastroke
setelah
uji
statistik
C/ri-Square dengat
nilai
p
-
0,0001.
Kasus yangmemiliki
kadar AB40 plasma yang rendahmemiliki
risiko untuk
mengalamigangguan
kognitif
sebesar
14,80
kali
lebih tinggi
dibandingkan
kasus pascastrokeyang
memiliki
kadar Ap40
plasma yang
tinggi.
Rendahnya kadarAp40
plasma, mencerminkan
besamYa akumulasi AD40di
otak.Mekanisme
pasti,
bagaimanabeta-amyloid
menimbulkan gangguankognitif
belum diketahui, tetapi
dari
percobaan pada hewan coba diketahui bahwa bentuk oligomer dariAp
adalah bentukAp
yangpaling
toksik
terhadap sinaps.
Padahipokampus
binatang
coba
diketahuibahwa
Ap
oligomer
menurunkan LTP
dan
melalui
reseptor glutamat
dapatmeninekatkan
LTD
dan
menurunkandensiti
tonjolan
dendritr2.
Mekanismeinilah yang
melatarbelakangi terjadinya gangguan fungsikognitif
Pada analisis
bivariat
hubungankadat
Ayz
dengan
fungsi
kognitif
pascastroke
ditemukan hubungan
yang bermakna antara rcndahnyakadar
Ap42 plasma dengan gangguanfungsi
kognitif
pascastroke
setelah
uji
statistik
Cii
Square dengat
nilai
p =
0,017.
Kasus pascastrokeyang
memiliki
kadar
Ap42plasma
yang
rendah
memiliki
risiko
untuk
mengalami gangguan kognitif
sebesar 3,44kali
lebih tinggi
dibanding kasus pascasEokeyang memiliki
kadar Ap40 plasma yang tinggt.Pada analisis
bivariat
hubungankadar
4HNE
dengan
fungsi
kognitif
pascastroke
tidak
ditemukan
hubunganyang
bermakna antara
kadar
4HNE
plasma dengan gangguan
fungsi
kognitif
pascastroke
setelah
uji
statistik
Cfti-Square dengan nilai pE9,255.McGrath melaporkan bahwa terdapat
peninggian
kadar 4-HNE
plasma
pada kasus dibandingkontrol
pada penelitianterhadap
29
pasien
yang^ didiagnosisdengan
gangguankognitif''.
Tingginyakadar
4HNE
plasma
pada
Penderita pascastroke padapenelitian
ini
(hampir2,5
kali
lipat
dibanding
kontrol) menggambarkan besamyadampak
stresoksidatif
terhadap
lipid
peroksidasi di
otak.
diikutkan dalam analisis
ini,
ditemukandua
variabel
yang
paling
kuathubungannya
terhadap
munculnya gangguan fungsikognitif
pascastroke yaitr,rrendahnya
kadar
Ap40
meningkatnya kadarBACE-I
plasma.KESIMPULAN
l.
Ditemukan
perbedaanrerata
kadarBACEI plasma
penderita pascastroke iskemik yang mengalamigangguan
kognitif
dibanding penderita pascastrokeiskemik
tanpagangguan
koglitif dan
dengan kelompok kontrol.2.
Ditemukan
perbedaanrerata
kadarAF40 dan Ap42
plasma
penderitapascasEoke
iskemik
dengangangguan
kognitif
dibanding penderita pascastrokeiskemik
tanpagangguan
kognitif
dan
dengan kelompok kontrol.3.
Ditemukan
perbedaanreraB
kadar4HNE
plasma penderita pascastrokeiskemik
dengan
gangguankognitif
dibanding kelompok kontrol.4.
Ditemukan hubungan
antaratingginya
kadar
BACE-I
dengangangguan
fungsi
kognitif
pascasEoke.
5.
Ditemukan hubungan
antararendahnya
kadar
AP40
dengangangguan
fungsi
kognitif
pascastroke.
6.
Ditemukan hubungan
antararendahnya
kadar
AP42
Plasmadengan
gangguan
fungsi
kognitif
pascastroke.7.
Tidak
ditemukan hubungan
antarakadar
4HNE
plasma
Pascastroke dengan gangguan fungsikognitif.
8.
Rendahnya
kadil
AB40
dantingginya
kadar
BACE-I
plasma merupakan variabel yang paling kuathubungannya
dengan
munculnYagangguan
fungsi
kognitif
pascastroke,
SARAN
l.
Untuk
mengetahui
seberapa besarpengaruh
factor
risiko
vaskuler(confounding
factor)
terhadapkejadian
gangguanfungsi kognitif
pascastroke,
disarankan
untuk memasukkanvariabel
ini
kedalam analisis pada penelitianberikuhya.
2.
Mengikutsertakan
dalam
penelitianini
individu
yang mempunyaifaktor
risiko
vaskuler, namun
tidak
menderita
stroke, sebagai
subjek kontrol.3.
Memperhitungkan
ada
tidaknya gangguankognitif
sebelum penderita mengalami stroke.DATTARKEPUSTAIGAN
l.
Iemolo F, Duro G, Rizzo C, CastigliaL,
Hachinski
V,
Caruso
C..Pathophysiology
of
vascular dementia.Immun Ageing
2009;
6:l3
2.
Jak AJ,
BangenKJ,
Wierenga CE,Wood
LD,
Bloom
JC,
Bondi MW.
Contributions
of
Neuropsychology and Neuroimagingto
UnderstandingClinical
Subtypesof Mild
Cognitive Impairment. Int Rev Neurobiol 2009; 84:81-
1033.
Andin
U,
GustafsonL,
PassantU,
Brun
A. A
clinicopathologycal studyof
heart andbrain
lesionin
vasculardementia.
Dement
Geriatr
CognDisord2005;
19:222-22
4.
Kalaria
RN.
Comparison
betweenAlzheimer's
disease
and
vascular dementia: implicationsfor
treatment. Neurol Res 200.3:' 25:661-45.
SeppalaTT,
HerukkaSK,
HanninenT,
et al.
Plasma AP42 and AP40 as markerof
cognitive
in
follow-uP
:
aprospective,
longitudinal,population-based
cohort
studY.
JNeurol
NeurosurgPsychiatry
2010;6.
SchupfN,
Tang
MT,
FukuyamaH,
et al.
PeripheralAp
subspecies asrisk
biomarkers
of
Alzheimer's disease.PNAS
September2008;
16,vol.
105no,37 14052-
14057.
Axelsen
PH,
,
KomatsuH,
Murray
lVJ.
Oxidative
Stress
and
Cell Membranesin
the
Pathogenesisof
Alzheimer's
Disease.
Physiology 201l;
vol.
26no.l:54-69.
8. Ikuman
I,
Bruce-Keller
AJ, BredesenD,
WaegG,
Mattson MP.Evidence
that
4-hydroxynonenalmediates
oxidative
stress-inducedneumnal
apoptosis.
J
Neurosci 1997;17:5089-1009.
QianL, Ding
L, ChengL,
et al.Early
biomarkersfor
post-stroke cognitive impairment,259(10):21I
l-8
J eurol
2012;
10. Monro OR, Mackic JB, Yamada S,
et al. Substitution at codon 22 reduces clearance of Alzheimer's amyloid-beta peptide from the cerebrospinal
fluid
and preventsits
transport from the central nervous
system into blood. Neurobiol
Aging
2N2;23(3):405-12
ll.
Le€WC,
WongHY,
ChaiYY,
et al.Lipid
peroxidation
dysregulationin
ischemic stroke: plasma
4-HNE
as apotential
biomarker?,
BiochemBiophys
Res
Commun
2012; 425(4):842-712. Shankar
GM,
Li
S, MehtaTlI,
et al. Amyloid-beta protein dimers isolateddirectly
from
Alzheimer's
brainsimpair
synaptic
plasticity
and memory. Nat Med 2C0,8;14:.837-84213.
McGrath
LT,
McGleenon BM,
BrennanS, McColl
D,
McIL,roy
Sand
Passmore
AP.
lncreasedoxidative stress
in
Alzheimer'sdisease
as
assessed
with