110189 TH
[r
BERNAS
JOGJA
WACANA
Senin
ffiring,7
Juii2
kedua kandidat. Pidato Prabow, jarang berisi retorika anti imper bahkan beliau pernah berujar
dak
menasionalisasi . perusahperusahaan
asing.
Gagasan khas ala Bung Karno. Dalam bi perekonomian, Prabowo juga rnangkat pemikiran tentang ekol
kerakyatan. Prabowo
beru mengidentifikasikan dirinya deBung
Karno, meskipundi
sisi Prabowo juga seolah hendakn
hadirkan
kembali
romantika Soeharto.Lain halnya dengan Jokowi
menjadi pilihan
Megawati,biologis
Bung Karno, seolah memberi legitimasi dalam mengSkan
berbagai
simbolisme
I
Karno. Seperti yang dinyataka
sendiri,
sejakdulu Jokowi
srmengagumi Bung Karno mesk
perawakan, penampilan, dan 5
nya
jauh
berbeda. Ketimbang nampilkandiri mirip
Bung Ki Jokowi lebih memilih untuk men gagasan-gagasan Bung Karno implementatifdi
masa sekaranJokowi
meminjam konsepsakti Bung Karno, yaitu
berd secarapolitik,
berdikari secaranomi, dan berkepribadian secar
sial
budaya. Tentu pelaksanaatidak
per-sissepbrti
konsep 'masanya dulu, Trisakti bagi JoJ
menjadi
penuntun
praktis
drmenjalankan
roda
kehidupan negara.Meniru istilah
Nawakdalam
uraiannya tentang TrisJokowi
memberi
nama Nawt bagi sembilan prioritas program 1yang
ditawarkannya.***
Ilendra Kurniawan MPd,
D Pendidikan SejarahFKIP
Unsitas
SanataDharma
YogyakI{ALAIIT
1:
DiAntaraDua
Oleh:
Hendra Kurniawan
dan cara yang hampir sama dalam menguatkan citra.
diri
masing-ma-s.ing. Pasangan Jokowi-JK memilih
Gedung Joang
sebagal ,.tempat deklarasi. Tentu maksudnya untuk mengenang semangat juang45
se-kaligus menguatkan identitas Bung Karno dalam
diri
mereka. Padahaldalam
sejarahnya, Gedung Joangjustru
menjadi tempat berkumpul-nya para pemuda yang tidak sejalan dengan Bung Karno saat menjelang Proklamasi.Tak
mau kalah, Prabowo-Hattajuga
berusaha meraih simbolisme Bung Karno denganmendeklarasi-kan
pencalonannya
di
RumahPolonia.
Akan tetapi
safta.saffia tidak paham sejarah, Rumah Poloniaternyata dulunya
ditempati
oleh salah seorang istri Bung Karno dan hanya sesekali didatangi oleh pre-siden pertama itu.Dari
segi penampilan dan caraberpakaian, pasanlan
Prabowo-Hatta tampak
lebih.identik.
Pra-bowo-Hatta bersapa para pendu-kqngnya kerap berpakaian kemeja putih deng4n kombinasi'empat saku.Model
pakaianini
memang sering dipakai Bung Kamo waktu usia30-an.
Saat berpidato, Prabowo juga senang memakai microphonejadul
yang
biasa digunaka;roleh
Bung Karnodi
tahun 1950:an. PasanganJokowi-JK
justru
enggan berle-ragam, Jokowi dengan hem kotak-kotaknya, sedangkanJK
mengena-kan hem
putih
dengan
lengandigulung.
Keduanyajuga
biasa tampil kalem dan tidak berapi-api.Tak hanya simbblisme, pemikir-an Bung Karno
juga
diadopsi olehTIDAK
seperti pemilihanpresi-den (pilpres)
sebelumnya, pilpres kali ini begitu panas dan riuh. Hanyaada dua
pasang
kandidat
yaitu
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan
Joko
Widodo-JusufKalla.
Situasiini
menyebabkan terjadinya polari-sasi kekuatan yang membelah ma-syarakat secara. diametral. Prabowodan Jokowi memitki
karaktermasing-masing
yang
khas dan
berbeda. Ditambah lagi keduanya sama-samamemiliki kans yang kuat
untuk menang dengan basis pendukung masing-masing yang loyal.Perang kampanye
ini
sangat, terasa dalam berbagai media sosial.Sampai-sampai ada
dua
stasiuntelevisi
tertentuyang
menabalkan dirinya, yang satu sebagai "TelevisiPrabowo"
dan lainnya
sebagai
."Televisi Jokowi".
Di
dunia mayasaling
serangjuga tak
terelakan. Tentu masyarakat tahu atau bahkan rnengalami sendiri, ada yang sebe-.lumnya menjalin
hubungan perte-manan dengan baik dijejaring sosial entah facebook maupun twittertiba-tiba
menjadi
bermusuhan. Penye-babnya sepele berawaldari
selisih paham karena saling melemparko-mentar pada
pasangan kandidat masing-masing yang didukungnya.Kritik,
cacian, bahkan fitnah akibat informasi yang tidak tepat dan tidak disikapi dengan bijak pada akhirnyamembuat pertemanan
menjadi
hancur. Terbukti jejaring sosial
me-mang diam-diam telah
bermutasi menjadi panggung kampanye yang ampuh mel4mpaui batasan tempat dan waktu.Patut disadari bahwa dukungan para
pemilih
sebaiknya janganse-mata-mata atas dasar emosi belaka namun juga perlu pertimbangan dkal sehat.
Dari
berbagaisisi,
sebagai manusia biasa, tidak satu punkan-didat
yang
adaitu
sempurna dan memenuhi syarat sebagai pemimpin ideal. Bahkan mungkintidak
akan pernah ada pemimpinpaling
sem-pumadi
duniaini,
semua manusiamemiliki
kekurangandan
keter-batasan.Prabowo dan Jokowi adalah dua kontras yang menawarkan gaya ke-pemimpinan yang berteda. Mereka
tumbuh dan
membangun karier
dalam lingkungan dan situasi yang berlainan. -Prabowo seorang mantanperwira
militer
yang
berasal darikeluarga
terpandangdan
sering berpindah tempat tinggal ,di
luarnegeri. Ayahnya, Soemitro
Djojo-hadikqesoemo, adalah
BegawanEkonomi Orde Baru yang
berpe: ngaruh. KarierPrabowo dalammiliterjuga
cemerlang, meskipun berakhirkurang mengenakkan
Sedangkan Jokowi datang dari masyarakat kebanyakan, orang kam-pung yang sederhana, dan memulai
karier politik dari
bawah denganmenjadi
Walikota Solo
hingga
Gubernur DKI Jakarta. Karier
politik
Jokowi
melesat karena berbagai prestasi nyata yang berhasildiia-painya
sebagai pemimpin daerah.Hobi
blusukanberhasil
membuatJokowi
dekat
dengan rakyat. dan mengerti kebutuhan ora4g kpcil"lllo
l90lll
te-WACANA
BERNASJoGJAi
serasa-Fon,BJuri2O
.*.**-*.*.--.*,-G*
",.***'*.,=,*,r.**-*******
Di
Antara
f)ua Pilihan
Oleh:
Hendra Kurniawan
,,,:,rr,:
BCglafi'Teiakhlr,'.
iitl,ltlii:
i,inue;'#ulisan;'.
lXf;';;iJOKOWI juga menaruh
perhati-an
pada rpaya character buildingseperti yang
pernah
dicetuskanBung Karno melalui
gagasan revolusi mental.Terlepas
dari
berbagai upayaidentifikasi
diri
tersebut,tidak
di-pungkiri bahwa kita memang mem-butuhkan pemimpin baru yang ber-jiwaBung Karno. Kita perlu kembali pada'pemikiran-pemikiran
Bung Karno yang masih relevan sekarangini.
Menjadi cita-cita bersama agar Indonesia mampu menjadi negara yang mandiri dan berdaya saing atasdasar semangat Pancasila. Rakyat tentu berharap semoga mereka ber-dua tidak sekedar mendulang
keun-tungan dari nama besar Bung Karno. Lantas siapakah di antara kedua kandidat
itu
yang akan'dinobatkan oleh rakyat sebagai"titisan"
Bung Karno?Tak
lamalagi
pertanyaan tersebut'akan terjawab. Tanggal 9 Ju.li 2014 menjadihari
penentuan nasib mereka berdua, terlebih-lebih nasib bangsaini,
untuklima
tahunke
depan.Berdemokrasi dalam damai Kompetisi akan segera berakhir, ,
masyarakat
tidak
dapat terus-me-nerus dibiarkan terbelah. Berbagai perbedaan dan sindir-menyindir dimasa kampanye kemarin tidak perlu diperpanjang. Kampanye
jafat
dan berbagai gesekan yang selamaini
terjadi harus segera diakhiri.
Bagai-manapun
juga
kehidupan masya-rakat dan negara harus terusber-jalan.
Segala persinggungan yang berpotensi memecah-belah keutuh-an bangsa ddak akan berfaedah.Bebgrapa hari yang lalu Presiden
Susilo
tsambang Yudhoyonome-nyelenggarakan rapat
terbatas bidang pertahanan dan keamanan.Hal
ini
bertujuan untuk menyikapi segala kemungkinan ancaman ke-amaRan pasca pilpres. Tentumen-jadi
kewajiban pemerintah untukmengam6il langkah
antisipasi,
narnun semua kembali pada
masya-rakat.
Menangatau kalah
kedua kubu harus siap menerima dengan Iegawa. Seluruh elemen masyarakatjuga
hendaknyatidak
mudahdi-provokasi
oleh pihak-pihak
mar pun. Demikian pula aparatTNI
dePolri,
selain
siaga, harus mamp menunjukkan profesionalitas danetralitasnya
Rakyat
memiliki
otoritas di
kebebasan dalam memilih. Untuk
i
tentu semua berharap Pesta Dem, krasi 9Juli
2014 akan menjadi p rayaan demokrasi rakyat yang sejatnya. Tugas pertama bagi kedua ka didat pasca pilpres nanti, entah m nang atau kalah, harus menyatuki kembali masyarakat demi kedamai i
dan
kesatuan bangsa.Mari
ki
semuabangkit
bersama menati masa depan bagi terwujudnya Ind nesia yang lebih hebat!***
Ilendra Kurniawan MPd,
Dos,Pendidikan Sejarah
FKIP
Unive