• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan suara instrumen musik mengunakan row mean DCT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengenalan suara instrumen musik mengunakan row mean DCT."

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Kebanyakan orang hanya bisa mendengarkan suatu suara instrument alat musik tanpa mengetahui suara instrument alat musik apa yang sedang dimainkan, karena kurangnya ketajaman pendengaran serta pengetahuan tentang musik sangat terbatas. Hal ini juga sangat penting bagi seorang pemusik ataupun seorang musisi untuk mengetahui apakah suara instrument musik yang dimainkan sudah menghasilkan suara instrument musik yang tepat. Alat musik yang dimainkan pun juga beragam, seperti alat musik pukul yaitu Belira yang merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul, dan biasa digunakan pada drum band. Rekorder yang merupakan alat musik melodis yang sumber bunyinya berasal dari tekanan udara yang dimainkan dengan cara ditiup. Serta pianika yang merupakan salah satu alat musik gabungan yang ditiup dan ditekan. Sistem pengenalan sangat diperlukan untuk membantu dalam mengenali suara instrument alat musik pada alat musik Belira, Pianika dan Rekorder.

Sistem pengenalan suara instrument musik belira, pianika dan rekorder dalam tugas akhir ini menggunakan mikrofon dan komputer untuk mengoperasikannya. Mikrofon berfungsi untuk menerima gelombang suara instrument musik belira, pianika dan rekorder. Komputer berfungsi untuk memproses data hasil rekaman, menampilkan gelombang hasil rekaman, menampilkan spektrum ekstraksi ciri dan menampilkan hasil nada yang dikenali berupa teks. Sistem pengenalan suara instrumen musik menggunakan Row Mean DCT, fungsi jarak Euclidean dan klasifikasi k-NN sudah berhasil dibuat dan dapat bekerja sesuai dengan perancangan.

Pengenalan suara instrument musik pada belira, pianika dan rekorder secara real-time dengan menggunakan database pernada 4 dengan variasi frame blocking 256, dan nilai k=1 pada k-NN memiliki tingkat pengenalan suara instrument musik mencapai 87,69 %.

(2)

instrument sound is being played, because of the lack of hearing acuity and knowledge of music is very limited. It is also very important for a musician to find out whether the musical instruments used have produced musical instrument sounds right. Musical instrument played was also varied, such as percussion instruments, namely Belira which is a musical instrument played by striking, and is commonly used in drum band. Recorder which is tuned instrument that is the source of the sounds comes from air pressure that is played by blowing. As well pianika which is one instrument combined blown and pressed. Recognition system is needed to help in identifying instrument sounds of musical instruments Belira, pianika and recorder.

Musical instruments system sounds recognition belira, pianika and recorder in this thesis using a microphone and a computer to operate. Microphone function to receive sound waves belira musical instrument, pianika and recorder. Computer functions to process data recording, featuring a wave recordings, featuring spectrum feature extraction and displays the results of the tone of the recognized text. Musical instruments sounds recognition using row mean dct

,

Euclidean distance function and k-NN classification has been created and can work in accordance with the design.

Musical instruments sounds recognition belira, pianika and recorder in real-time by using database pernada 4 with frame blocking 256 variation, and k=1 for k-NN has a level musical instruments sounds recognition reached 87,69 %.

(3)

TUGAS AKHIR

PENGENALAN SUARA INSTRUMEN MUSIK

MENGGUNAKAN ROW MEAN DCT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Oleh:

AGNES SIMON REDO

NIM : 115114038

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

Presented as Partial Fullfillment of The Requirements

To Obtain Sarjana Teknik Degree

In Electrical Engineering Study Program

By :

AGNES SIMON REDO

NIM : 115114038

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)
(6)
(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini tidak memuat karya

orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana

layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Januari 2016

(8)

I’m Not Lucky, I’m Blessed

Persembahan

Karya tulis ini ku persembahkan kepada ...

Tuhanku Yesus kristus yang selalu menjadi sumber

kekuatan dan pengharapanku,

Almarhumah Ibuku Tercinta,

Bapak, Kakak-kakak dan semua keluargaku yang

kukasihi dan yang selalu mendukungku dalam segala hal,

Teman-teman seperjuanganku yang tercinta,

Dan semua orang yang mengasihiku, mendoakanku, dan

mendukungku dalam Tugas Akhir ini.

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Agnes Simon Redo

Nomor Mahasiswa : 115114038

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGENALAN SUARA INSTRUMENT MUSIK

MENGGUNAKAN ROW MEAN DCT

Beserta perangkat yang diperlukan (kalau ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lainnya untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataa ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 14 Januari 2016

(10)
(11)

INTISARI

Kebanyakan orang hanya bisa mendengarkan suatu suara instrument alat musik tanpa mengetahui suara instrument alat musik apa yang sedang dimainkan, karena kurangnya ketajaman pendengaran serta pengetahuan tentang musik sangat terbatas. Hal ini juga sangat penting bagi seorang pemusik ataupun seorang musisi untuk mengetahui apakah suara instrument musik yang dimainkan sudah menghasilkan suara instrument musik yang tepat. Alat musik yang dimainkan pun juga beragam, seperti alat musik pukul yaitu Belira yang merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul, dan biasa digunakan pada drum band. Rekorder yang merupakan alat musik melodis yang sumber bunyinya berasal dari tekanan udara yang dimainkan dengan cara ditiup. Serta pianika yang merupakan salah satu alat musik gabungan yang ditiup dan ditekan. Sistem pengenalan sangat diperlukan untuk membantu dalam mengenali suara instrument alat musik pada alat musik Belira, Pianika dan Rekorder.

Sistem pengenalan suara instrument musik belira, pianika dan rekorder dalam tugas akhir ini menggunakan mikrofon dan komputer untuk mengoperasikannya. Mikrofon berfungsi untuk menerima gelombang suara instrument musik belira, pianika dan rekorder. Komputer berfungsi untuk memproses data hasil rekaman, menampilkan gelombang hasil rekaman, menampilkan spektrum ekstraksi ciri dan menampilkan hasil nada yang dikenali berupa teks. Sistem pengenalan suara instrumen musik menggunakan Row Mean DCT, fungsi jarak Euclidean dan klasifikasi k-NN sudah berhasil dibuat dan dapat bekerja sesuai dengan perancangan.

Pengenalan suara instrument musik pada belira, pianika dan rekorder secara real-time dengan menggunakan database pernada 4 dengan variasi frame blocking 256, dan nilai k=1 pada k-NN memiliki tingkat pengenalan suara instrument musik mencapai 87,69 %.

(12)

instrument sound is being played, because of the lack of hearing acuity and knowledge of music is very limited. It is also very important for a musician to find out whether the musical instruments used have produced musical instrument sounds right. Musical instrument played was also varied, such as percussion instruments, namely Belira which is a musical instrument played by striking, and is commonly used in drum band. Recorder which is tuned instrument that is the source of the sounds comes from air pressure that is played by blowing. As well pianika which is one instrument combined blown and pressed. Recognition system is needed to help in identifying instrument sounds of musical instruments Belira, pianika and recorder.

Musical instruments system sounds recognition belira, pianika and recorder in this thesis using a microphone and a computer to operate. Microphone function to receive sound waves belira musical instrument, pianika and recorder. Computer functions to process data recording, featuring a wave recordings, featuring spectrum feature extraction and displays the results of the tone of the recognized text. Musical instruments sounds recognition using row mean dct

,

Euclidean distance function and k-NN classification has been created and can work in accordance with the design.

Musical instruments sounds recognition belira, pianika and recorder in real-time by using database pernada 4 with frame blocking 256 variation, and k=1 for k-NN has a level musical instruments sounds recognition reached 87,69 %.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah memberikan Berkat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan baik, dan dapat

memperoleh gelar sarjana.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa tidak lepas dari seluruh

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia, berkat dan anugerah-Nya kepada penulis

2. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

3. Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Elekro

Universitas Sanata Dharma

4. Dr. Linggo Sumarno, selaku dosen pembimbing yang dengan setia dan penuh

kesabaran untuk membimbing dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

5. Dr. Iswanjono, Dr. Anastasia Rita Widiarti selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan, masukan, saran, dan merevisi Tugas Akhir ini.

6. Alm. Ibu, Bapak serta kakak-kakak yang tiada henti untuk selalu mendoakan,

mendukung dan membantu segala sesuatunya sampai pencapaian menyelesaiakan

studi di jenjang perkuliahan.

7. Keluarga besarku yang selalu medoakan dan mendukung untuk menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

8. Segenap staff sekretariat, dan laboran Teknik Elektro yang telah memberikan

dukungan secara tidak langsung dalam kelancaran tulisan tugas Akhir ini.

9. Sahabat-sahabat “Lawliet Room” Angel, Feby, Christin, Yunda, Inggrid, Fany, Ean, Nita, Debby, Apri, Grace dan Tika yang selalu mendoakan dan memberi

semangat dalam kelancaran penulisan Tugas Akhir ini.

10.Saudara-saudari “XVI Jogja” Christin, Yolanda, Yovita, Yunda, Inggrid, Reymond, Yonathan, Triono, dan Valentinus yang sudah menjadi keluargaku selama

menempuh pendidikan di Yogyakarta dan yang selalu membantu, mengingatkan

(14)

tugas akhir dan selalu memberikan semangat.

13.Teman-teman Teknik Elektro 2011 yang telah memberikan semangat pada saat

menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

14.Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak

mendukung, dan memberikan banyak bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini masih

mengalami kesulitan dan tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan masukan, saran ,kritikan yang mendukung agar skripsi ini menjadi lebih

baik, dan semoga sripsi ini dapat bermanfaaat sebagaimana mestinya

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN.. ... iii

HALAMAN PENGESAHAN. ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP. ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. ... vii

INTISARI. ... viii

ABSTRACT. ... ix

KATA PENGANTAR. ... x

DAFTAR ISI. ... xii

DAFTAR GAMBAR. ... xvi

DAFTAR TABEL. ... xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang. ... 1-2 1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 2-3 1.4. Metodologi Penelitian ... 3-5

BAB II DASAR TEORI

2.1. Pianika... 6

2.2. Belira ... 6-7 2.3. Rekorder ... 7-8 2.4. Sampling ... 9

2.5. Normalisasi ... 9-10 2.6. Normalisasi 1.. ... 10

2.7. Pemotongan Sinyal.... ... 10-11

(16)

2.10.2. Hanning window ... 15-16

2.11.3. DCT (Discrete Cosine Transform)... 16-17

2.11.4. Rerata Baris. ... 17

2.11. Normalisasi 3 ... 17-18 2.12. Centering ... 18

2.12.1. Proses Sisi Kiri dan Kanan ... 18-19 2.12.2. Penggabungan Kiri dan Kanan ... 19

2.13. Pengenalan Pola ... 19-20 2.14. Template Matching ... 20

2.15. Fungsi Jarak Euclidean ... 20-21 2.16 Klasifikasi k-NN ... 21

BAB III PERANCANGAN

3.1. Sistem Pengenalan Suara Instrumen Musik ... 22

1. Belira... ... 23

2. Pianika.... ... 23

3. Rekorder ... ... 23

4. Mikrofon.... ... 23-24 5. Proses Perekaman.... ... 24

6. Proses Pengenalan Suara.... ... 24

3.1.1. Suara Belira, Pianika, Atau Rekorder (Wav).... ... 24

3.1.2. Pemotongan Sinyal.... ... 25

3.1.3. Frame Blocking.... ... 25

3.1.4. Normalisasi.... ... 25

3.1.5. Row Mean DCT (Discrete Cosine Transform).... ... 25

3.1.6. Centering.... ... 25

3.1.7. Fungsi Jarak (Euclidean).... ... 25

3.1.8. Penentuan Hasil Suara Instrumen Musik.... ... 26

(17)

3.2. Perancangan Suara Referensi ... 26-27

3.3. Suara Uji ... 27

3.4. Tampilan Program GUI MatLab ... 28

3.5. Perancangan Alur Program ... 29-30 3.5.1. Rekam ... 31

3.5.2. Normalisasi 1 ... 32

3.5.3. Pemotongan Sinyal ... 33

3.5.4. Frame Blocking ... 34

3.5.5. Normalisasi 2. ... 35

3.5.6. Windowing Hanning... 36

3.5.7. Row Mean DCT... 37-38 3.5.8. Normalisasi 3 ... 38

3.5.9. Centering... 39

3.5.10. Fungsi Jarak (Euclidean) ... 40

3.5.11. K-NN... 41-42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian Program Pengenalan Suara Instrumen Row Mean DCT dan Pengklasifikasian K-NN dan Fungsi Jarak Euclidean ... 43-45 4.1.1. Pengenalan Suara Instrumen Musik... 45

a. Popup Menu... ... 45-47 b. Tombol “MULAI”... ... 47-56 c. Tombol “RESET”... ... 56-57 b. Tombol “SELESAI”... ... 57

4.2. Hasil Pengujian Program Pengenalan Suara Instrumen Musik ... 57

4.2.1. Pengujian Parameter Pengenalan Suara Instrumen Musik ... 57

4.2.1.1 Pengujian secara Tidak Real-Time... 57-59 4.2.1.2 Pengujian secara Real-Time ... 59-67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 68

(18)

LAMPIRAN 2 LISTING PROGRAM GUI MATLAB. ... L22-L39 LAMPIRAN 3 LISTING PROGRAM TIDAK REAL-TIME... L40-L49 LAMPIRAN 4 HASIL PENGENALAN SUARA INSTRUMEN MUSIK

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Alat Musik Pianika ... 6

Gambar 2.2. Alat Musik Belira ... 7

Gambar 2.3. Alat Musik Rekorder... 8

Gambar 2.4. Sinyal Hasil Sampling... 9

Gambar 2.5. Sinyal Normalisasi 1 dari gambar sinyal 2.4 ... 10

Gambar 2.6. Sinyal Sebelum pemotongan dari gambar 2.5. ... 11

Gambar 2.7. (a). Hasil pemotongan bagian silence pada Belira. ... 11

(b). Hasil pemotongan bagian Transisi pada Belira. ... 11

Gambar 2.8. (a). Hasil pemotongan bagian silence pada Pianika... 11

(b). Hasil pemotongan bagian Transisi pada Pianika. ... 11

Gambar 2.9. (a). Hasil pemotongan bagian silence pada Rekorder. ... 11

(b). Hasil pemotongan bagian Transisi pada Rekorder. ... 11

Gambar 2.10. (a). Bagian sinyal Belira yang akan diambil untuk Frame Blocking. .... 12

(b). Frame Blocking Belira dari gambar sinyal 2.7. ... 12

Gambar 2.11. (a). Bagian sinyal Pianika yang akan diambil untuk Frame Blocking. .. 12

(b). Frame Blocking Pianika dari gambar sinyal 2.8. ... 12

Gambar 2.12. (a). Bagian sinyal Rekorder yang akan diambil untuk Frame Blocking. 13 (b). Frame Blocking Rekorder dari gambar sinyal 2.9. ... 13

Gambar 2.13. Sinyal Normalisasi 2 dari gambar sinyal 2.10, 2.11 dan 2.12 ... 13

Gambar 2.14. Proses Row Mean DCT.. ... 14

Gambar 2.15. Sinyal dari pembentukan kolom matriks dari gambar sinyal 2.14... 15

Gambar 2.16. Sinyal Windowing 2D dari gambar sinyal 2.15.. ... 16

Gambar 2.17. Sinyal DCT 2D dari gambar sinyal 2.16.. ... 17

Gambar 2.18. Sinyal Rerata Baris dari gambar sinyal 2.17.. ... 17

Gambar 2.19. Sinyal Normalisasi 3 dari gambar sinyal 2.18.. ... 17

Gambar 2.20. Pemrosesan Sinyal Proses Sisi Kiri dari gambar sinyal 2.19... 18

Gambar 2.21. Pemrosesan Sinyal Proses Sisi Kanan dari gambar sinyal 2.20... 19

(20)

Gambar 3.4. Diagram Blok Proses Pengenalan Suara Instrumen Musik ... 24

Gambar 3.5. Diagram Blok Proses Pengambilan Suara Referensi ... 26

Gambar 3.6. Blok Diagram Proses Pengambilan Suara Uji ... 27

Gambar 3.7. Diagram Alir Sistem Pengenalan Suara Belira, Pianika dan Rekorder ... 30

Gambar 3.8. Blok Diagram Proses Rekam ... 31

Gambar 3.9. Diagram alir Normalisasi 1 ... 32

Gambar 3.10. Diagram alir Pemotongan Sinyal ... 33

Gambar 3.11. Diagram Alir Frame Blocking ... 34

Gambar 3.12. Diagram alir Normalisasi 2 ... 35

Gambar 3.13. Diagram alir Hanning Windowing ... 36

Gambar 3.14. Diagram alir Row Mean DCT ... 37

Gambar 3.15. Diagram Alir Normalisasi 3 ... 38

Gambar 3.16. Diagram alir Centering ... 39

Gambar 3.17. Diagram alir Fungsi Jarak Euclidean ... 40

Gambar 3.18. Diagram alir k-Nearest Neighbor (K-NN) ... 41

Gambar 4.1 Tampilan Program Pengenalan Suara Instrumen Musik ... 44

Gambar 4.2. Tampilan Hasil Pengenalan ... 44

(21)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Keterangan Tampilan Utama Sistem ... 28

Tabel 4.1. Menggunakan Nilai Frame Blocking 64 dengan database pernada 8 ... 58

Tabel 4.2. Menggunakan Nilai Frame Blocking 256 dengan database pernada 8 ... 58

Tabel 4.3. Menggunakan Nilai Frame Blocking 1024 dengan database pernada 8 .... 58

Tabel 4.4. Menggunakan Nilai Frame Blocking 4096 dengan database pernada 8 .... 59

Tabel 4.5. Hasil Pengujian secara Real Time dengan variasi Frame Blocking 64

database pernada 4 dan nilai k=1 pada k-NN ... 60 Tabel 4.6. Hasil Pengujian secara Real Time dengan variasi Frame Blocking 64

database pernada 4 dan nilai k=1 pada k-NN ... 61 Tabel 4.7. Hasil Pengujian secara Real Time dengan variasi Frame Blocking 256

database pernada 4 dan nilai k=1 pada k-NN ... 61 Tabel 4.8. Hasil Pengujian secara Real Time dengan variasi Frame Blocking 256

database pernada 8 dan nilai k=1 pada k-NN ... 61 Tabel 4.9. Hasil Pengujian secara Real Time dengan variasi Frame Blocking 1024

database pernada 4 dan nilai k=1 pada k-NN ... 62 Tabel 4.10. Hasil Pengujian secara Real Time dengan variasi Frame Blocking 1024

database pernada 8 dan nilai k=1 pada k-NN ... 62 Tabel 4.11. Hasil Pengujian secara Real Time dengan variasi Frame Blocking 4096

database pernada 4 dan nilai k=1 pada k-NN ... 62 Tabel 4.12. Hasil Pengujian secara Real Time dengan variasi Frame Blocking 4096

(22)

1.1

Latar Belakang

Berbicara mengenai musik berarti kita berbicara tentang kehidupan manusia. Musik juga

dapat disebut sebagai media seni, dimana pada umumnya orang-orang mengungkapkan

kreativitas dan eskpresi seninya melalui bunyi ataupun suara. Musik yang kita dengar

sehari-harinya secara umum, merupakan suatu kumpulan atau susunan bunyi atau nada, yang

mempunyai ritme tertentu, serta mengandung isi atau nilai perasaan tertentu. Kamus Besar

Bahasa Indonesia mengatakan bahwa musik adalah ilmu atau seni yang menyusun nada atau

suara yang diutarakan dan dikombinasi untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai

keseimbangan dan kesatuan nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga akan

menghasilkan irama, lagu dan keharmonisan yang menghasilkan bunyi [1]. Bunyi (suara) adalah

elemen yang paling dasar. Suara musik yang baik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu :

irama, melodi dan harmoni. Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu, panjang, pendek

dan temponya, dan ini memberikan karakter tersendiri pada setiap musik. Kombinasi beberapa

tinggi nada dan irama akan menghasilkan melodi tertentu serta kombinasi yang baik antara irama

dan melodi menghasilkan bunyi yang harmoni.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam penulisan tugas akhir ini

penulis ingin membuat suatu sistem pengenalan untuk mengenali bunyi suara instrument pada

alat musik. Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh V. Irwan Novariyanto, dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengenalan Nada Alat Musik Secara Real Time Dengan Ekstraksi

Ciri DCT dan Similaritas Kosinus” dan proses pengenalannya menggunakan perangkat lunak komputasi (Matlab) dalam pembuatan programnya [2]. Dan pada penelitian yang dilakukan oleh

Dionysius Edwin Surya dengan penelitiannya yang berjudul “Pengenalan Nada Alat Musik

Pianika Menggunakan Metode Korelasi” dengan proses pengenalan nadanya ditentukan berdasarkan jarak minimum yang diperoleh setelah proses fungsi jarak dan proses

(23)

penelitiannya yang berjudul “Pengenalan Nada Suling Recorder Menggunakan Fungsi Jarak

Chebyshev” dan proses pengenalannya menggunakan Microsoft Visual C++ 2008 dalam pembuatan programnya, serta proses pengenalan nada ditentukan berdasarkan jarak minimum

yang diperoleh setelah proses fungsi jarak [4]. Dalam penelitian ini penulis akan membuat suatu

penelitian mengenai pengenalan suara pada alat musik dengan membuat sebuah perangkat lunak

yang terdiri dari program yang akan berfungsi sebagai interface dalam proses pengenalan suara

instrument musik menggunakan Row Mean DCT. Dalam tugas akhir ini, penulis mengenalkan

alat musik Pianika, Belira, dan Recorder. Dimana alat musik Pianika dan Recorder merupakan

alat musik yang jika ditekan dan ditiup akan menghasilkan bunyi. Begitu pula dengan alat musik

Belira yang jika dipukul akan menghasilkan bunyi.

Berdasarkan hal di atas, penulis ingin membuat suatu sistem yang dapat mengenali suara

instrument alat musik pianika, belira, dan recorder. Sistem yang penulis buat dengan melakukan

penalaran suara instrument alat musik dengan membandingkan frekuensi dasar gelombang bunyi

alat musik menggunakan Fungsi Jarak Euclidean. Dengan demikian jenis suara alat musik dapat

diketahui secara pasti.

1.2 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sebuah perangkat lunak yang terdiri dari

program yang akan berfungsi sebagai interface untuk proses pengenalan suara instrument pada

alat musik pianika, belira, atau recorder dengan menggunakan metode Row Mean DCT.

Manfaat dari penelitian ini adalah pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi untuk dapat mengenali berbagai macam alat musik.

1.3

Batasan Masalah

Pada perancangan ini, penulis fokus pada pembuatan software komputer untuk

memproses pengenalan bunyi suara musik. Sedangkan, untuk hardware berupa microphone yang

sudah banyak tersedia di pasaran. Penulis menetapkan beberapa batasan masalah yang dianggap

penting untuk perancangan ini, yaitu sebagai berikut :

a. Nada pianika, belira, dan recorder yang dikenali adalah nada Do, Re, Mi, Fa, Sol, La,

(24)

Sistem pengenalan suara instrument pada alat musik pianika, belira, dan recorder, terdiri

dari hardware dan software (komputer). Hardware berfungsi untuk memasukkan bunyi

suara yang dimainkan pada alat musik pianika, belira, dan suling atau recorder. Sedangkan,

software pada komputer berfungsi untuk mengatur semua proses pengenalan bunyi suara pada alat musik pianika, belira dan recorder.

a. Mencari referensi, membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan

masalah yang menjadi topik tugas akhir.

b. Perancangan subsistem software dengan menggunakan perangkat lunak komputasi

(Matlab). Tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk model yang optimal dari system

yang akan dibuat dengan mempertimbangkan berbagai faktor permasalahan dan

kebutuhan yang telah ditentukan.

(i) Menggunakan Hanning Window dalam proses program

(ii) Evaluasi dengan menggunakan fungsi jarak Euclidean.

(iii) Menggunakan KNN untuk proses pengenalan bunyi suara

(iv) Pembuatan subsistem software. Sistem akan bekerja apabila user

memberikan interupsi melalui PC dengan media push button yang sudah

disediakan dalam software. Sistem akan mengolah interupsi yang diterima

dan memulai proses recording sampai user memberikan interupsi kembali

untuk menghentikan proses recording. Setelah itu, user memberikan

interupsi untuk memulai proses pengenalan bunyi suara. Komputer akan

mengolah bunyi suara dan menyajikannya sebagai sebuah informasi.

c. Analisa dan penyimpulan hasil percobaan.

Analisa data dilakukan dengan meneliti pengaruh variasi dari jumlah koefisien Row

Mean DCT terhadap tingkat pengenalan suara instrument alat musik belira, pianika dan recorder serta memeriksa keakuratan data terhadap hasil proses pengolahan suara.

d. Proses pengujian dilakukan pertama-tama dengan melakukan proses perekaman yaitu

dengan merekam suara bunyi nada dari alat musik belira, pianika dan rekorder.

(25)

sebuah plot. Proses selanjutnya adalah proses proses pengenalan pengenalan suara

dimana proses ini adalah untuk mengenali suara alat musik yang terekam. Subproses

pada proses pengujian ini terdiri dari proses Pemotongan Sinyal yang berfungsi untuk

menghilangkan efek noise atau suara lain yang ikut terekam saat proses perekaman

dan menghilangkan silence dan transisi dari sinyal yang terekam, Frame Blocking

yang berfungsi untuk memilih data dari nada suara musik yang terekam, sehingga

data yang dipilih dapat mewakili semua data pada suara alat musik yang terekam,

Windowing yang berfungsi untuk mengurangi efek diskontinuitas dari sinyal digital hasil rekaman, Normalisasi dengan tujuan penormalisasian ini agar amplitude pada

saat nada dimainkan bias maksimal. Pada penelitian ini, proses normalisasi dibagi

kedalam 3 tahap normalisasi. Normalisasi pertama dilakukan sebelum proses

pemotongan sinyal. Dan setelah melalui proses frame blocking data akan

dinormalisasi lagi. Dan normalisasi terakhir dilakukan setelah melalui proses Row

Mean DCT. Ekstraksi ciri Row Mean DCT yang menunjukkan banyaknya suatu urutan data dari penjumlahan fungsi kosinus pada frekuensi yang berbeda. DCT

penting dalam banyak aplikasi seperti dalam bidang sains dan teknik. Pada proses

Row Mean DCT ini, Data yang sudah dinormalisasikan akan mengalami proses windowing. Centering yang berfungsi untuk menengahkan sinyal (sinyal yang dengan amplitudo tertinggi ditempatkan dibagian tengah). Sinyal yang sudah ditempatkan pada

bagian tengah akan di zero padding ke bagian sebelah kiri dan bagian sebelah kanan.

Pengenalan suara alat musik pada belira, pianika atau recorder dilakukan dengan

menggunakan metode fungsi jarak Euclidean, dan Klasifikasi K-NN yang merupakan

penentuan hasil keluaran suara alat musik akan ditampilkan dalam bentuk visual GUI

Matlab.

e. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan pada pengenalan suara instrument musik langkah-langkahnya

(26)

BAB II DASAR TEORI

Bab ini mennbahas teori-teori pendukung mengenai pengenalan pola, sampling,

normalisasi, pemotongan sinyal, frame blocking, windowing hanning, Row Mean DCT,

centering, fungsi jarak Euclidean, dan algoritma K-NN.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas rancangan sistem, menjelaskan serta memaparkan teknik

pengolahan suara yang digunakan pada proses pra-prosesing, Row Mean DCT, centering,

fungsi jarak Euclidean, dan algoritma K-NN.

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM

Bab ini membahas data-data hasil analisa dari pengujian sistem pengenalan suara

instrument musik.

(27)

BAB II

DASAR TEORI

2.1

Pianika

Adalah salah satu alat musik gabungan yang ditiup dan ditekan. Sama halnya dengan

piano yang memiliki tuts nada namun bedanya pianika itu akan berbunyi jika ditiup [5].

Tangga nadanya adalah tangga nada yang dikenal, seperti C, D, E, F, G, A dan B. Pianika

dimainkan dengan tiupan langsung, atau memakai pipa lentur yang dihubungkan ke mulut.

Dalam bermain musik, pianika dapat digunakan untuk memainkan melodi pokok dan bila

memungkinkan dapat juga untuk mengiringi lagu. Tuts yang berwarna putih pada pianika

berfungsi untuk memainkan nada – nada pokok atau asli. Sedangkan, tuts yang berwarna

hitam pada pianika berfungsi untuk memainkan nada – nada kromatis. Dalam memainkan alat

musik pianika, tangan kiri memegang pianika dan tangan kanan menekan untuk memainkan

melodi lagu, sedangkan mulut meniupnya. Sebab itu, nada akan berbunyi jika ada getaran

yang berasal dari udara tiupan kita. Gambar alat musik pianika ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Alat Musik Pianika

2.2

Belira

Adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul, dan biasa digunakan pada

drum band [6]. Alat musik belira digunakan untuk memainkan nada melodi dalam sebuah lagu pada drum band. Nada pada alat musik belira ada 16 nada yaitu.

(28)

Gambar 2.2 Alat Musik Belira

2.3

Recorder

Adalah alat musik melodis yang sumber bunyinya berasal dari tekanan udara yang

dimainkan dengan cara ditiup [7]. Recorder yang umum digunakan dalam proses belajar di

sekolah adalah jenis recorder soprano (descant) dimana recorder soprano mempunyai wilayah

nada dari C. Beberapa hal yang diharus diperhatikan dalam memainkan recorder, yaitu :

I. Tangan kiri memegan recorder bagian atas dengan posisi jari :

1. Ibu jari menutup lubang oktaf (bagian bawah)

2. Jari telunjuk menutup lubang 1 (lihat gambar)

3. Jari tengah menutup lubang 2 (lihat gambar)

4. Jari manis menutup lubang 3 (lihat gambar)

II. Tangan kanan memegang recorder bagian bawah, dengan posisi jari :

1. Jari telunjuk menutup lubang 4 (lihat gambar)

2. Jari tengah menutup lubang 5 (lihat gambar)

3. Jari manis menutup lubang 6 (lihat gambar)

4. Jari kelingking menutup lubang 7 (lihat gambar)

III. Untuk menghasilkan nada tinggi, lubang oktaf yang ditutup dengan ibu jari tangan kiri,

dibuka ½ hingga 3/4 . Sumber tiupan diletakkan diatas bibir bagian bawah, bibir

bagian atas menyentuh sumber tiupan dengan wajar. Gambar alat musik recorder

(29)

Gambar 2.3 Alat Musik Recorder [7]

Keterangan :

1. Mouthpiece (Bagian Mulut)

2. Lubang suara

3. Lubang 1

4. Lubang 2

5. Lubang 3

6. Lubang 4

7. Lubang 5

8. Lubang 6

9. Lubang 7

10.Lubang udara

0. Lubang oktaf (di bawah)

A. Bagian Head (Kepala)

B. Bagian Body (Badan)

(30)

Sampling rate menandakan berapa banyak pencuplikan gelombang analog dalam 1 detik. Satuan dari sampling rate adalah Hertz (Hz). Pada proses sampling, sebaiknya sampling rate

memenuhi kriteria Nyquist. Kriteria Nyquist menyebutkan bahwa sampling rate harus lebih

besar dari 2 kali frekuensi tertinggi sinyal suara analog [8]. Secara matematis dapat dituliskan

:

fs ≥ 2fm (2.1)

dengan fs adalah frekuensi sampling (sampling rate), sedangkan fm adalah frekuensi tertinggi

sinyal suara analog.

[image:30.612.84.545.175.542.2]

(a) Belira (b) Pianika (c)Recorder

Gambar 2.4 Sinyal hasil sampling

2.5

Normalisasi

Tujuan dari penormalisasian ini agar amplitudo pada saat nada dimainkan bisa

maksimal. Proses normalisasi sangat diperlukan karena besarnya amplitudo pada suara alat

musik selalu berbeda saat melalukan perekaman. Perhitungan matematis untuk mencari nilai

normalisasi dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

(31)

dengan keterangan sebagai berikut :

= hasil data sinyal normalisasi (1,2,3,…,N)

= data masukan dari sampling (1,2,3,…,N) N merupakan banyaknya data sinyal.

2.6

Normalisasi 1

Proses normalisasi ini digunakan agar amplitudonya suara yang terekam dapat

menjadi maksimal. Proses normalisai 1 ini dilakukan dengan membagi data masukan dengan

nilai absolut maksimal suara yang terekam. Gambar sinyal pada proses normalisasi 1 ini

adalah hasil yang didapatkan dari proses sebelumnya, yaitu proses sampling. Gambar 2.5

menunjukkan gambar sinyal proses normalisasi 1.

[image:31.612.82.541.255.530.2]

(a) Belira (b) Pianika (c) Recorder

Gambar 2.5 Sinyal Normalisasi 1 dari gambar sinyal 2.4

2.7

Pemotongan Sinyal

Proses pemotongan sinyal dilakukan setelah proses normalisasi 1. Pada proses

pemotongan, sinyal yang dipotong adalah sinyal pada bagian awal sinyal. Tujuan dari proses

pemotongan ini adalah untuk menghilangkan sinyal efek noise atau suara lain yang ikut

terekam pada saat proses perekaman agar didapatkan sinyal yang benar-benar suara alat musik

belira, pianika atau recorder. Proses pemotongan yang pertama yaitu memotong bagian silence

atau bagian awal sinyal yang tidak termasuk sinyal nada terekam. Proses pemotongan yang

kedua yaitu memotong bagian transisi sinyal. Gambar sinyal untuk pemotongan sinyal adalah

hasil yang didapatkan dari proses sebelumnya yaitu proses normalisasi 1 sehingga didapatkan

(32)

(a) Belira (b) Pianika (c) Recorder

Gambar 2.6 Sinyal sebelum pemotongan dari gambar sinyal 2.5

(a) (b)

Gambar 2.7 (a) Hasil Pemotongan bagian silence pada Belira (b) Hasil Pemotongan bagian Transisi pada Belira

(a) (b)

Gambar 2.8 (a) Hasil Pemotongan bagian silence pada Pianika (b) Hasil Pemotongan bagian Transisi pada Pianika

(a) (b)

[image:32.612.86.538.75.702.2]
(33)

2.8

Frame Blocking

Frame blocking merupakan pembagian sinyal suara menjadi beberapa frame dan satu frame terdiri dari beberapa data sampel [9]. Pengambilan sampel tersebut tergantung dari tiap detik suara akan disampel dan berapa besar frekuensi samplingnya. Fungsi frame blocking

yaitu untuk memilih data yang akan diproses dalam sistem pengenalan. Pada proses ini, nilai

frame blocking akan bervariasi yaitu 64, 256, 1024 dan 4096. Gambar sinyal untuk frame blocking adalah hasil yang didapatkan dari proses sebelumnya yaitu dari hasil proses pemotongan sinyal pada gambar 2.10 sehingga didapatkan gambar dibawah ini yang akan

menunjukkan gambar sinyal frame blocking.

(

(a) (b)

Gambar 2.10 (a) Bagian sinyal Belira yang akan diambil untuk Frame Blocking

(a) Frame Blocking Belira dari gambar sinyal 2.7

[image:33.612.95.514.247.656.2]

(a) (b)

(34)
[image:34.612.82.535.95.567.2]

(a) (b)

Gambar 2.12 (a) Bagian sinyal Recorder yang akan diambil untuk Frame Blocking (a) Frame Blocking Recorder dari gambar sinyal 2.9

2.9

Normalisasi 2

Proses normalisasi 2 ini adalah hasil sinyal dari proses sebelumnya yaitu dari hasil

sinyal frame blocking pada gambar 2.10, 2.11 dan 2.12. Pada proses ini, data masukan dari

hasil frame blocking akan dibagi dengan nilai absolut maksimal dari frame blocking dan hasil

keluarannya adalah untuk proses normalisasi 2. Gambar 2.13 menujukkan gambar sinyal dari

normalisasi 2.

(a) Belira (b) Pianika (c) Recorder

(35)

2.10 Row Mean DCT (Discrete Cosine Transform)

2.10.1 Row Mean DCT (Discrete Cosine Transform)

Sinyal suara (1 x 16)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Dibagi kedalam 4 kotak

[image:35.612.89.542.166.458.2]

Baris

Gambar 2.14 Proses Row Mean DCT

Row Mean DCT adalah proses dimana proses ini meliputi proses pembentukan matriks, kemudian matriks tersebut akan diubah menjadi matriks kotak (reshape) dimana pada

pembuatan reshape ini dilakukan proses windowing 2D yaitu setiap kolom dan barisnya

dikalikan. Setelah semua kolom dan baris dikalikan, proses selanjutnya adalah proses

transformasi matriks reshape kedalam matriks reshape DCT 2D [10]. Pada proses DCT 2D ini,

setiap kolomnya akan dirata-ratakan sehingga hasil keluarannya adalah row mean DCT. Proses

Row Mean DCT ini adalah hasil sinyal dari proses sebelumnya yaitu dari hasil sinyal normalisasi 2 pada gambar 2.13. Gambar dibawah ini akan menunjukkan gambar sinyal dari

pembentukan kolom matriks. 1 5 9 13 2 6 10 14 3 7 11 15 4 8 12 16

C1 C2 C3 C4 W

Windowing 2D

Kolom DCT 2D

Sinyal suara dikonversi Menjadi matriks (4 x 4)

Transformasi Matriks (4 x 4)

(36)
[image:36.612.90.532.96.322.2]

(a) (b) (c)

Gambar 2.15 Sinyal dari pembentukan kolom matriks dari gambar sinyal 2.14

2.10.2 Windowing

Fungsi windowing adalah dengan cara melewatkan sinyal yang mempunyai frekuensi

sembarang dikonvolusikan dengan fungsi window tertentu sehingga dapat mereduksi sinyal

sinyal yang tergolong bocor sebelum dilakukan proses transformasi. Dalam penelitian ini,

pada proses windowing yaitu dimana setiap baris dan kolom dikalikan. Setiap barisnya

terlebih dahulu dikalikan, kemudian setelah semua baris dikalikan, barulah setiap kolomnya

dikalikan. Ada beberapa fungsi windows yang telah ada diantaranya Kaiser, Hamming,

Hanning, Triangular, Rectangular [11].

2.10.3 Hanning Window

Windowing digunakan untuk menghilangkan diskontinuitas yang diakibatkan oleh proses Frame Blocking. Pada penelitian ini, jenis window yang dipakai adalah jenis Window

Hanning. Window Hanning memiliki lobe utama dua kali lebih lebar dari Window Rectangular, dan hampir tiga baris spectral akan selalu dibangkitkan [12]. Persamaan Window Hanning adalah sebagai berikut :

w (i) = (

(37)

Pada penelitian ini, akan menggunakan windowing 2D. Proses window hanning ini

adalah hasil sinyal dari proses sebelumnya yaitu dari hasil sinyal pembentukan kolom matriks

Row Mean DCT pada gambar 2.15 sehingga didapatkan hasil sinyal windowing 2D seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

[image:37.612.86.538.176.574.2]

(a) Belira (b) Pianika (c) Recorder

Gambar 2.16 Sinyal windowing 2D dari gambar sinyal 2.15

2.10.4 Discrete Cosine Transform (DCT)

Discrete Cosine Transform dari sederet n bilangan real s(x), x = 0, … ,n-1, dirumuskan sebagai berikut [13] :

S ( u ) =

) ∑

)

)

(2.4)

Dengan u = 0, … , n – 1

Dimana C (u) = ,untuk u = 0

1 ,untuk lainnya

Pada penelitian ini, digunakan DCT 2D. Proses Discrete Cosine Transform (DCT) ini

adalah hasil sinyal dari proses sebelumnya yaitu dari hasil sinyal windowing 2D pada gambar

2.15 sehingga didapatkan hasil sinyal DCT 2D seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah

(38)

(a) Belira (b) Pianika (c) Recorder

Gambar 2.17 Sinyal DCT 2D dari gambar sinyal 2.16

2.10.5 Rerata Baris

[image:38.612.84.533.426.652.2]

(a) Belira (b) Pianika (c) Recorder

Gambar 2.18 Sinyal Rerata Baris dari gambar sinyal 2.17

Proses rerata baris adalah proses pada bagian akhir dari proses Row Mean DCT. Hasil

sinyal pada rerata baris ini adalah hasil sinyal yang diperoleh dari hasil sinyal pada proses

sebelumnya yaitu proses DCT 2D pada gambar 2.17 sehingga didapatkan hasil sinyal untuk

rerata baris seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.18.

2.11 Normalisasi 3

(a) Belira (b) Pianika (c) Recorder

(39)

Proses normalisai 3 ini adalah proses akhir dari proses normalisasi. Proses normalisasi

ketiga ini adalah sinyal hasil dari proses Row Mean DCT. Pada proses ini, data masukan dari

hasil Row Mean DCT dibagi dengan nilai maksimal dari Row Mean DCT. Hasil dari

pembagian ini adalah keluaran untuk proses normalisasi ketiga atau normalisasi akhir. Hasil

sinyal untuk normalisasi 3 ini didapatkan dari hasil sinyal rerata baris yang ditunjukkan pada

gambar 2.18, sehingga diperoleh hasil sinyal untuk normalisai 3 seperti yang ditunjukkan pada

gambar 2.19.

2.12 Centering

Proses ini adalah proses centering. Dimana centering adalah proses untuk

menengahkan sinyal (sinyal yang dengan amplitudo tertinggi ditempatkan dibagian tengah).

Sinyal yang sudah ditempatkan pada bagian tengah akan di zero padding ke bagian sebelah kiri

dan bagian sebelah kanan. Proses centering ini adalah hasil sinyal dari proses sebelumnya yaitu

dari hasil sinyal normalisasi 3 yang ditunjukkan pada gambar 2.19.

2.12.1 Proses Sisi Kiri dan Kanan

Proses sisi kiri dan kanan adalah salah satu proses dari centering dimana sinyal

diproses disebelah kiri dan disebelah kanan. Pada proses sebelah kiri sinyal dipotong sebelah

kanan setelah itu sinyal akan di zero padding. Pada proses sebelah kanan sinyal dipotong

sebelah kiri setelah itu sinyal akan di zero padding. Pemrosesan sinyal sebelah kiri dan kanan

yang ditunjukkan pada gambar 2.20 dan gambar 2.21 dibawah ini :

(a) Belira (b) Pianika (c) Recorder

(40)

(a) Belira (b) Pianika (c)Recorder

Gambar 2.21 Pemrosesan Sinyal Proses Sisi Kanan dari gambar sinyal 2.20

2.12.2 Penggabungan Kiri dan Kanan

(a) Belira (b) Pianika (c) Recorder

Gambar 2.22 Pemrosesan Sinyal Gabungan Kiri dan Kanan dari sinyal 2.20 dan 2.21

Pemrosesan sinyal gabungan sebelah kiri dan kanan ini adalah proses akhir dari proses

centering. Hasil pemrosesan sinyal gabungan ini didapatkan dari hasil sinyal pada proses sebelumnya yaitu pada pemprosesan sinyal sebelah kiri dan kanan seperti pada gambar 2.20

dan gambar 2.21. Pemrosesan sinyal gabungan kiri dan kanan ditunjukkan pada gambar 2.22.

2.13. Pengenalan Pola

Pola adalah deskripsi kuantitatif atau struktural pada sebuah objek. Kelas pola

merupakan sekumpulan pola yang terdiri atas beberapa ciri yang sama.

Pengenalan pola merupakan suatu aktivitas manusia secara alami dimana manusia

menerima informasi melalui sensor tubuh yang diproses seketika oleh otak, dan dalam sekejap

manusia dapat mengenali sumber informasi secara alami. Keakuratan manusia untuk dapat

melakukan tugas-tugas pengenalan dengan kondisi yang tidak ideal, contohnya, ketika

informasi yang perlukan untuk memproses tersebut tidak jelas atau tidak lengkap. Sebenarnya,

(41)

pengenalan pola. Misalnya, ketika membaca buku, kita mengenali angka, huruf, kata, dan

akhirnya pemikiran dan konsep, sinyal visual kemudian diterima oleh otak kita yang diproses

secara alami tanpa tidak kita sadari.

Pengenalan pola (pattern recognition) suatu proses untuk mengenali pola-pola terdapat

pada sekumpulan data dan menggolongkannya lalu dikelompokkan sehingga pola-pola yang

berada dalam satu kelompok mempunyai kesamaan yang tinggi dan pola-pola yang berbeda

mempunyai tingkat kemiripan yang rendah.

Pengenalan pola bertujuan untuk menentukan kelompok atau kategori pola berdasar

ciri-ciri yang dimiliki pola tersebut. Dengan kata lain, pengenalan pola dapat membedakan

suatu objek dengan objek yang lain.[14]

Sistem pengenalan pola memiliki beberapa pendekatan diantaranya yaitu :  Pendekatan Template Matching

 Pendekatan Statistik  Pendekatan Sintatik

 Pendekatan Jaringan Syaraf Tiruan

2.14 Template Matching

Tahap perbandingan yaitu salah satu tahap dalam proses pengenalan ucapan. Proses

template matching ini akan melakukan perbandingan antara pola data masukan dengan pola database. Salah satu perbandingan metode yang dilakukan dalam template matching yaitu menggunakan fungsi jarak Euclidean. Data masukan yang akan diproses akan dihitung nilai

jaraknya sehingga dapat dikenali kemiripan yang sesuai dengan database[15].

2.15 Fungsi Jarak Euclidean

Jarak Euclidean adalah jarak antara dua titik yaiu dari titik satu ke titik yang lain dalam

satu ruang [16]. Secara umum, yang dimaksud antara dua titik adalah garis terpendek diantara

semua garis yang menghubungkan kedua titik tersebut. Dalam ruang Euclidean , jarak antara

ke dua titik P dan Q dapat dirumuskan sebagai berikut :

(42)

2.16 Klasifikasi K-NN

Algoritma yang disebut aturan tetangga terdekat atau biasanya di kenal dengan k-

nearest neighbour(K-NN). Misal ada vektor x yang tidak diketahui, maka[17]:

Dari vektor pelatihan N, identifikasi k tetangga terdekat, dengan mengabaikan label kelas. Untuk masalah 2 kelas dipilih nilai k yang ganjil. Secara umum nilai k ini bukan

kelipatan dari jumlah kelas M.

Dari sampel k tersebut, identifikasi jumlah vektor, ki, yang termasuk masuk dalam kelas

ω

i, i = 1,2,...,M. Dinyatakan dengan 1 ki = k.
(43)

BAB III

PERANCANGAN

3.1

Sistem Pengenalan Suara Instrumen Musik

Diagram blok sistem pengenalan suara alat musik belira, pianika atau recorder

ditunjukkan pada gambar 3.1 di bawah ini :

Masukan Keluaran (Wav)

Gambar 3.1 Blok Diagram Proses Pengenalan Suara Instrumen Musik

Gambar 3.2 Blok Diagram Pengenalan Suara Instrumen Musik

Sistem pengenalan suara instrumen musik pada belira, pianika atau recorder terdiri atas

perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari alat musik belira, pianika,

recorder, mikrofon dan laptop. Sedangkan untuk perangkat lunaknya terdiri dari program pada Proses Perekaman

(44)

perak. Cara memainkannya hampir sama dengan cara memainkan piano atau pianika, hanya saja

perbedaannya terletak pada cara memainkannya. Pada belira cara memainkannya dengan

menggunakan alat pukul khusus. Sedangkan pada piano atau pianika cara memainkannya dengan

menggunakan jari-jari yang memainkannya.

2. Pianika

Pianika adalah sebuah alat musik melodis yang dimainkan dengan cara ditekan dan ditiup.

Tangga nadanya adalah tangga nada yang biasa dikenal, seperti C, D, E, F, G, A dan B.

3. Recorder

Recorder merupakan alat musik melodis yang sumber bunyinya berasal dari tekanan udara

dan dimainkan dengan cara ditiup.

4. Mikrofon

Mikrofon yang digunakan adalah microfon jenis mini multimedia microphone Genius

MIC-01A [18]. Jenis mini microfon ini berfungsi untuk menangkap sinyal analog dan kemudian

menyalurkan ke sound card pada laptop melewati line in yang ada pada sound card.

Gambar 3.3 Mini Multimedia Microphone Genius MIC-01A

5. Proses Perekaman

Proses perekaman adalah proses masuknya data nada suara terekam berupa sinyal digital.

(45)

frekuensi sampling. Sinyal digital kemudian disimpan dan digambarkan dalam sebuah plot. Data

nada yang telah disimpan disebut nada terekam dan kemudian dapat di proses untuk dikenali

lewat proses pengenalan nada.

6. Proses pengenalan suara

Proses pengenalan suara adalah proses untuk mengenali suara alat musik yang terekam agar

dapat diketahui jenis suara musik apa yang direkam. Proses ini terdiri dari subproses pemotongan

sinyal, frame blocking, windowing, normalisasi, ekstraksi ciri Row Mean DCT, centering, fungsi

jarak Euclidean, Klasifikasi K-NN, dan penentuan hasil suara alat musik. Diagram blok proses

pengenalan suara alat musik dapat dilihat pada gambar 3.4.

Masukan (Suara Belira, Pianika dan Recorder)

Keluaran

Gambar 3.4. Diagram Blok Proses Pengenalan Suara Instrumen Musik

3.1.1 Suara Belira, Pianika, Atau Recorder (Wav)

Masukan adalah hasil dari sampling suara alat musik yang direkam akan diproses

ketahap selanjutnya. K-NN

Pemotongan Sinyal Frame Blocking

Data Base

Centering Fungsi Jarak Euclidean

Normalisasi 1 Normalisasi 2

Normalisasi 3 Row Mean DCT :

(46)

3.1.3 Frame Blocking

Proses ini berfungsi untuk memilih data dari nada suara musik yang terekam, sehingga

data yang dipilih dapat mewakili semua data pada suara alat musik yang terekam.

3.1.4 Normalisasi

Di tahap ini semua nada yang sudah terekam akan dinormalisasikan. Tujuan dari

penormalisasian ini agar amplitude pada saat nada dimainkan bias maksimal. Pada penelitian ini,

proses normalisasi dibagi kedalam 3 tahap normalisasi. Normalisasi pertama dilakukan sebelum

proses pemotongan sinyal. Dan setelah melalui proses frame blocking data akan dinormalisasi

lagi. Dan normalisasi terakhir dilakukan setelah melalui proses Row Mean DCT.

3.1.5 Row Mean DCT (Discrete Cosine Transform)

Menunjukkan banyaknya suatu urutan data dari penjumlahan fungsi kosinus pada

frekuensi yang berbeda. DCT penting dalam banyak aplikasi seperti dalam bidang sains dan

teknik. Pada proses Row Mean DCT ini, Data yang sudah dinormalisasikan akan mengalami

proses windowing. Dalam penelitian ini akan menggunakan jenis Hanning window. Windowing

berfungsi untuk mengurangi efek diskontinuitas dari sinyal digital hasil rekaman.

3.1.6 Centering

Menengahkan sinyal (sinyal yang dengan amplitudo tertinggi ditempatkan dibagian tengah).

Sinyal yang sudah ditempatkan pada bagian tengah akan di zero padding ke bagian sebelah kiri dan

bagian sebelah kanan.

3.1.7 Fungsi Jarak (Euclidean)

Pengenalan suara alat musik pada belira, pianika atau recorder dilakukan dengan

(47)

3.1.8 Penentuan Hasil Suara Instrument Musik

Proses ini adalah subproses terakhir dari proses pengenalan suara alat musik. Penentuan

hasil pengenalan ini akan ditentukan berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan klasifikasi

K-NN.

3.1.9 Hasil Tampilan

Tampilan adalah hasil akhir dari software yang mengenali nada suara alat musik dari

belira, pianika atau recorder. Hasil keluaran akan ditampilkan dalam bentuk visual GUI Matlab

yang telah dirancang oleh penulis.

3.2

Perancangan Suara Referensi

Untuk mengenali suara referensi untuk setiap suara yang dikenali pada sistem pengenalan

suara alat musik pada belira, pianika atau recorer. Penulis mengambil 20 sampel untuk setiap

nadanya. Dengan nada referensi terdiri dari 9 nada acuan yaitu C, D, E, F, G, A, B, C’, D’.

Proses pengambilan dapat dilihat pada Gambar 3.5. Pengambilan data dilakukan melalui

beberapa tahap yaitu melalui proses sampling, frame blocking, normalisasi, Row Mean DCT

(dimana dalam proses Row Mean DCT akan ada proses pembentukan kolom matriks, Windowing

2D, DCT 2D dan rerata baris),Centering, Fungsi Jarak Eucledian dan Klasifikasi K-NN.

Masukan ( Suara Belira, Pianika, dan Recorder)

Keluaran Ekstraksi Ciri

Gambar 3.5 Diagram Blok Proses Pengambilan Suara Referensi Frame Blocking

Normalisasi 2

Normalisasi 3 Centering

Normalisasi 1 Pemotongan Sinyal

Row Mean DCT : a. Pembentukan

kolom matriks

b. Windowing 2D c. DCT 2D

(48)

musik belira, pianika atau recorder tidak dilakukan perhitungan kembali dalam mendapatkan

suara referensi dan proses pada sistem pengenalan suara alat musik belira, pianika atau recorder

berjalan baik. Pada penelitian ini akan diuji 8 sampel input yang keluarannya jika 8 sampel input

dibagi menjadi 8, 4, 2 atau 1 maka hasil keluarannya adalah 1, 2, 4 atau 8 untuk hasil ektraksi

ciri. Proses ekstraksi ciri dilakukan dengan merata-ratakan hasil ekstraksi ciri pada belira,

pianika atau recorder. Database untuk setiap sampel suara dibagi kedalam 2 bagian kemudian

dirata-ratakan dan keluarannya adalah hasil untuk ekstraksi ciri.

Suara referensi yang didapat kemudian disimpan dalam fungsi header yang ada dalam

sistem pengenalan suara alat musik belira, pianika atau recorder. Sehingga sewaktu-waktu suara

referensi dapat dipanggil dalam proses fungsi jarak yang ada dalam sistem pengenalan suara alat

musik belira, pianika atau recorder.

3.3

Suara Uji

Pada penelitian ini, penulis mengambil 10 sampel pada setiap suara untuk memperoleh

suara uji untuk setiap suara pada proses pengenalan suara alat musik pada belira, pianika atau

recorder. Semua sampel suara yang sudah diambil dalam proses perekaman, akan melalui proses

sampling sebelum masuk ke tahap proses selanjutnya. Proses pengambilan suara ditunjukkan pada gambar 3.6.

Masukan Keluaran (Wav)

Gambar 3.6. Blok diagram Proses Pengambilan Suara Uji

(49)

3.4

Tampilan Program GUI MATLAB

Tabel 3.1 Keterangan Tampilan Utama Sistem

Nama Keterangan

Plot Perekaman Untuk menampilkan grafik Plot

Perekaman

Plot Hasil Ekstraksi Ciri

Row Mean DCT

Untuk menampilkan grafik Hasil

Ekstraksi Ciri Row Mean DCT

Rekam Untuk memulai program perekaman

Selesai Untuk mengakhiri program perekaman

Tampilan Keluaran Untuk menampilkan teks suara

instrument alat musik belira, pianika atau

recorder.

Plot Perekaman

Plot Hasil Ekstraksi Ciri

Row Mean DCT

Tampilan Keluaran

Rekam

(50)

dapat dilakukan. User pertama kali harus mengisikan parameter yang digunakan dalam

pengujian pada list box “Input nada”. Setelah mengambil data acuan dengan menekan tombol “rekam”, sistem akan mengambil suara musik belira, pianika dan recorder yang dimainkan. Jika suara telah terekam, maka proses akan berlanjut sampai suara musik dikenali.

Program berjalan dengan bermacam-macam prose, yaitu perekaman, pemotongan sinyal,

frame blocking, normalisasi, windowing, Row Mean DCT, perhitungan jarak dengan Eucledian dan penentuan hasil suara dengan K-NN. Diagram alur perancangan ditunjukkan pada gambar

(51)
(52)
[image:52.612.98.511.100.473.2]

Gambar 3.8 Blok Diagram Proses Rekam

Proses rekam memiliki proses sampling suara. Proses sampling suara berfungsi untuk

merekam suara alat musik belira, pianika atau recorder. Frekuensi sampling yang digunakan

adalah 10000 Hz. Untuk frekuensi samplingnya didapatkan dari hasil penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya [17]. Penulis memilih nilai frekuensi 10000 Hz karena nilai frekuensi

sampling harus lebih besar 2 kali dari nilai frekuensi tertinggi dari sinyal yang sudah disampling.

Hasil dari proses perekaman ini akan ditampilkan dalam bentuk plot atau gambar grafik yang ada

(53)
[image:53.612.96.520.101.419.2]

3.5.2 Normalisasi 1

Gambar 3.9 Diagram Alir Normalisasi 1

Tujuan dari proses ini adalah agar pengaruh kuat atau lemahnya suara rekaman dapat

diminimalisasikan. Proses ini digunakan agar besar amplitudonya setara dengan data sinyal suara

yang terekam sehingga terbentuk pada skala yang sama. Gambar sinyal untuk hasil normalisasi

(54)
[image:54.612.99.510.99.478.2]

Gambar 3.10 Diagram Alir Pemotongan Sinyal

Proses pemotongan sinyal adalah pemotongan sinyal yang tidak digunakan yang terdapat

di sisi kiri atau bagian awal dari sinyal yaitu bagian silence dan bagian transisi. Gambar sinyal

bagian silence pada belira ditunjukkan pada gambar 2.7 (a), gambar sinyal silence pada pianika

ditunjukkan pada gambar 2.8 (a) dan gambar sinyal silence pada recorder ditunjukkan pada

gambar 2.9 (a) sedangkan gambar sinyal bagian Transisi pada belira ditunjukkan pada gambar

2.7 (b), gambar sinyal transisi pada pianika ditunjukkan pada gambar 2.8 (b) dan gambar sinyal

transisi pada recorder ditunjukkan pada gambar 2.9 (b). Tujuan dari proses pemotongan ini adalah untuk menghilangkan sinyal efek noise atau suara lain yang ikut terekam pada saat proses

perekaman agar didapatkan sinyal yang benar-benar suara alat musik belira, pianika atau

(55)

3.5.4 Frame Blocking

Proses frame blocking bertujuan untuk mengurangi jumlah data sinyal yang akan

diproses. Pilihan nilai pada frame blocking ini ada beberapa pilihan yang bervariasi yaitu 64,

256, 1024 dan 4096. Proses frame blocking ini akan menentukan nilai titik tengah dari data

masukan. Setelah data titik tengahnya diambil, maka data yang akan diambil dapat ditentukan

dengan nilai frame blocking yang dipilih oleh user. Data yang diambil tersebut merupakan

keluaran untuk proses frame blocking. Diagram alir proses frame blocking ditunjukkan pada

gambar 3.11. Gambar sinyal untuk proses frame blocking ini ditunjukkan pada gambar 2.10,

2.11 dan 2.12.

[image:55.612.77.527.211.584.2]
(56)
[image:56.612.97.512.89.403.2]

Gambar 3. 12 Diagram Alir Normalisasi 2

Pada proses normalisasi 2 ini digunakan agar besar pada amplitudo dari data sinyal suara

yang sudah di proses pada frame blocking terbentuk pada skala yang sama. Masukan dari

normalisasi 2 ini adalah sinyal dari frame blocking. Data masukan dari hasil frame blocking

dibagi dengan nilai absolut maksimal dari frame blocking dan hasil keluarannya adalah untuk

proses normalisasi 2. Gambar sinyal untuk normalisasi 2 ditunjukkan pada gambar 2.13.

(57)
[image:57.612.100.512.92.457.2]

3.5.6 Hanning Windowing

Gambar 3.13 Diagram Alir Hanning Windowing

Proses selanjutnya adalah windowing. Dalam penelitian ini akan menggunakan jenis

Hanning window. Windowing berfungsi untuk mengurangi efek diskontinuitas dari sinyal digital hasil rekaman. Hanning memiliki lobe utama dua kali lebih lebar dari Window Rectangular, dan

hampir tiga baris spectral akan selalu dibangkitkan. Gambar sinyal untuk hanning windowing

dalam windowing 2D ditunjukkan pada gambar 2.16. Diagram alir proses hanning windowing

(58)
[image:58.612.102.508.91.606.2]

Gambar 3.14 Diagram Alir Row Mean DCT

Proses selanjutnya adalah proses Row Mean DCT. Dimana masukan pada proses ini

adalah hasil dari proses windowing, dan keluarannya merupakan hasil dari ekstraksi ciri Row

(59)

tersebut akan diubah menjadi matriks kotak (reshape) dimana pada pembuatan reshape ini

dilakukan proses windowing 2D yaitu setiap kolom dan barisnya dikalikan. Setelah semua kolom

dan baris dikalikan, proses selanjutnya adalah proses transformasi matriks reshape kedalam

matriks reshape DCT 2D. Pada proses DCT 2D ini, setiap kolomnya akan dirata-ratakan

sehingga hasil keluarannya adalah row mean DCT. Gambar sinyal dari pembentukan kolom

matriks pada Row Mean DCT ditunjukkan pada gambar 2.15. Diagram alir proses Row Mean

DCT ditunjukkan pada gambar 3.14.

[image:59.612.88.516.198.539.2]

3.5.8 Normalisasi 3

Gambar 3.15 Diagram Alir Normalisasi 3

Proses selanjutnya adalah proses normalisasi 3, dimana proses normalisasi ini adalah

proses normalisasi akhir. Proses normalisasi ketiga ini adalah sinyal hasil dari proses Row Mean

DCT. Pada proses ini, data masukan dari hasil Row Mean DCT dibagi dengan nilai maksimal dari Row Mean DCT. Gambr sinyal dari normalisasi 3 ini ditunjukkan pada gambar 2.19. Hasil

dari pembagian ini adalah keluaran untuk proses normalisasi ketiga atau normalisasi akhir.

(60)
[image:60.612.100.509.92.557.2]

Gambar 3.16 Diagram Alir Centering

Proses selanjutnya adalah proses centering. Dimana centering adalah untuk menengahkan

sinyal (sinyal yang dengan amplitudo tertinggi ditempatkan dibagian tengah). Sinyal yang sudah

ditempatkan pada bagian tengah akan di zero padding ke bagian sebelah kiri dan bagian sebelah

kanan. Gambar sinyal untuk centering (Proses sisi kiri, kanan dan penggabungan kiri dan kanan)

(61)
[image:61.612.104.512.102.412.2]

3.5.10 Fungsi Jarak (Euclidean)

Gambar 3.17 Diagram Alir Fungsi Jarak Euclidean

Proses selanjutnya adalah proses untuk fungsi jarak. Dimana fungsi jarak pada penelitian

ini menggunakan fungsi jarak dengan Euclidean. Jarak Euclidean adalah jarak antara dua titik

yaiu dari titik satu ke titik yang lain dalam satu ruang. Secara umum, yang dimaksud antara dua

titik adalah garis terpendek diantara semua garis yang menghubungkan kedua titik tersebut.

(62)
[image:62.612.101.510.96.579.2]

Gambar 3.18 Diagram Alir k-Nearest Neighbor (K-NN)

Proses selanjutnya adalah proses k-Nearest Neighbor (K-NN). Proses ini adalah

subproses terakhir dari proses pengenalan suara alat musik. Penentuan hasil keluaran ini dapat

(63)

berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan klasifikasi K-NN. Proses klasifikasi K-NN

(64)

Dalam bab ini dibahas mengenai hasil uji coba sistem yang telah dirancang dan dibuat.

Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat bekerja dengan sesuai dengan

perancangan. Hasil pengujian berupa data-data yang dapat memperlihatkan bahwa sistem yang

telah dirancang dapat bekerja dengan baik.

4.1 Pengujian Program Pengenalan Suara Instrument Musik menggunakan

Row Mean DCT dan Pengklasifikasian K-NN dan Fungsi Jarak Euclidean

Perancangan program menggunakan software Matlab 7.10.0 (R2010a). Pada pengujian

program menggunakan laptop dengan spesifikasi:

Prosesor : Intel® Atom™ CPU N280 @1.66GHz 1.67GHz

RAM : 1 GB

Tipe sistem : Sistem operasi 32 bit

Dalam perancangan ini, dibuat GUI agar user dengan lebih mudah menggunakan aplikasi

dalam penelitian ini. Proses pengenalan suara instrument musik dapat dilakukan dengan

menjalankan perintah-perintah yang terdapat dalam GUI, seperti berikut :

1. Sebelum membuka tampilan program, perlu memastikan terlebih dahulu pada Current

Directory sudah sesuai dengan tempat penyimpanan program yang telah dirancang. 2. Mengetikan perintah gui pada Command window untuk memunculkan tampilan program

pengenalan suara instrument musik. Setelah itu akan muncul tampilan program

(65)
[image:65.612.90.538.76.686.2]

Gambar 4.1. Tampilan Program Pengenalan Suara Instument Musik

3. User memilih nilai variasi frame blocking, database per nada dan nilai k pada K-NN yang akan digunakan terlebih dahulu sebelum melakukan pengenalan suara isntrumen

musik. Nilai variasi frame blocking yang digunakan adalah 64, 256, 1024 dan 4096. Nilai

variasi untuk database per nada yang digunakan adalah 1, 2, 4 dan 8. Nilai variasi K-NN

yang digunakan adalah 1, 3, 5 dan 7.

4. User dapat memulai pengenalan suara instrument musik dengan menekan tombol “MULAI”. Hasil pengenalan suara instrument musik terlihat seperti pada gambar 4.2.

G

a

m

b

a

r

(66)

“SELESAI”.

4.1.1 Pengenalan Suara Instrument Musik

Pengenalan suara instrument musik hanya dapat dilakukan dengan melakukan

langkah-langkah seperti yang sudah dijelaskan di atas. Tampilan pengenalan program dapat dilihat pada

gambar 4.1. Pada tampilan pengenalan suara instrument musik terdapat 3 push button, 3 pop up

menu, 2 axes, dan 1 edit text. Untuk dapat memulai pengenalan suara instrument musik, user terlebih dahulu melakukan pengaturan pada program pengenalan suara instrument musik.

Pengaturan yang dilakukan adalah dengan memilih variasi nilai pada frame blocking, variasi

nilai pada database pernada dan variasi nilai k pada K-NN yang terdapat pada pop up menu.

Setelah menentukan variasi nilai yang akan digunakan, user dapat memulai pengenalan suara

instrument musik dengan menekan tombol “MULAI”. Hasil pengenalan yang ditampilkan adalah

plot

Gambar

Gambar 2.4 Sinyal hasil sampling
Gambar 2.5 Sinyal Normalisasi 1 dari gambar sinyal 2.4
Gambar 2.9 (a) Hasil Pemotongan bagian silence pada Recorder (b) Hasil Pemotongan bagian Transisi pada Recorde
Gambar 2.11 (a) Bagian sinyal Pianika yang akan diambil untuk Frame Blocking(b) Frame Blocking Pianika dari gambar sinyal 2.8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Agar pelaksanaan ketentuan Pasal 114 KUHAP dapat berjalan maksimal dan memiliki suatu kepastian hukum maka perlu diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan yang

Lansia di Panti Wredha St.Yoseph Kediri yang mengalami kecemasan ringan cenderung memiliki sikap terbuka, mudah bersosialisasi dengan orang lain bahkan dengan orang

1) Terjadi perubahan yang signifikan antara tekanan maksimal kondisi transient sebelum dan sesudah pemasangan surge absorber. 2) Delapan surge absorber yang existing

These positive samples were subsequently tested with a test targeting the ompA gene region (ompA-rtPCR) specifi c for Chlamydophila abortus.. abortus ), the causative agent of

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan untuk pengujian varietas atau galur yang peka atau tahan AI cukup dilakukan pada tanaman berumur 1 minggu, karena pada umur tersebut

PLP2K-BK, pengisian kuesioner dan pelengkapan data pendukung. Melakukan evaluasi dan verifikasi dokumen usulan yang disampaikan oleh pemerintah Kota/Kabupaten di wilayahnya

memanfaatkan single board komputer dan aplikasi sumber terbuka, biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat ini menjadi lebih murahsehingga perangkat yang

Also, because individuals in a negative mood are less likely to help others compared with individuals in a neutral mood but a distant helping event may draw more altruistic