iv ABSTRAK
UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI BUAH MERAH
(Pandanus conoideus Lam) TERHADAP SEL KARSINOMA SERVIKS
PADA KULTUR SEL HeLa
Mastarya Romauly, 2008 Pembimbing : Hana Ratnawati, dr., MKes.
Karsinoma serviks merupakan karsinoma yang paling banyak ditemukan pada wanita Indonesia. Buah Merah merupakan salah satu alternatif pengobatan karsinoma. Tingginya kandungan antioksidan pada Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) diduga memiliki aktifitas antikanker.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas dan kadar toksik 4 fraksi Buah Merah (fraksi I, fraksi II, fraksi IV, fraksi VI) terhadap sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa.
Penelitian ini dilakukan secara in vitro dengan berbagai dosis fraksi Buah Merah dan doksorubisin sebagai kontrol positif. Setelah perlakuan, jumlah sel pada kultur sel HeLa yang telah diinkubasi 24 jam dihitung di bawah mikroskop cahaya. Data diolah dengan uji statistik One Way Anova dan Tukey B.
Hasil penelitian menunjukan fraksi Buah Merah yang paling potensial mematikan sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa adalah fraksi II dengan dosis 0,05 µl.
Dapat disimpulkan bahwa fraksi Buah Merah berefek toksik terhadap sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa.
v ABSTRACT
CYTOTOXICITY TEST OF RED FRUIT FRACTION
(Pandanus conoideus Lam) TOWARDS CERVICAL CANCER CELL IN HeLa CELLS CULTURE
Mastarya Romauly, 2008 Tutor: Hana Ratnawati, dr., MKes.
Cervical cancer is the most common type of cancer in Indonesian women. The high level of antioxidant in Red Fruit has been estimated has anticancer activity.
The aim of this study was to determine the effectiveness and the toxicity rate of 4 Red Fruit fractions (fraction I, fraction II, fraction IV, and fraction VI) towards cervical cancer cell in HeLa cells culture.
The experiment was done with various concentrations of Red Fruit fractions and doxorubicin as positive control. After 24 hours cell incubation, culture of HeLa cells was count under light microscope. Data were analyzed using Anova Test and Tukey B.
The result shows that second fraction of Red Fruit has the most potentially dose (0,05 µl) to inhibit the growth of HeLa cells.
It might be concluded that fraction of Red Fruit has cytotoxic activity towards cervical cancer cell in HeLa cells culture.
viii DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL DALAM ………i
LEMBAR PERSETUJUAN ………...ii
SURAT PERNYATAAN ………..iii
ABSTRAK ……….iv
ABSTRACT ...v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL ...xii
DAFTAR GAMBAR ...xiii
DAFTAR GRAFIK ...xiv
DAFTAR DIAGRAM ...xv
DAFTAR LAMPIRAN ...xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Identifikasi Masalah ...2
1.3. Maksud dan Tujuan ...2
1.4. Manfaat Penelitian ...2
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1. Kerangka Pemikiran ...3
1.5.2. Hipotesis ...5
1.6. Metodologi ...5
ix BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Insidensi dan Epidemiologi Karsinoma Serviks ...7
2.1.1. Faktor Resiko ...8
2.1.2. Etiologi ...9
2.1.2.1.Human Papilloma Virus (HPV) dengan Karsinoma Serviks ………...10
2.1.2.2.Herpes Simpleks Virus dengan Karsinoma Serviks ...11
2.1.3. Gambaran Klinik dan Diagnosa Karsinoma Serviks ...12
2.1.4. Patogenesis Karsinoma Serviks ...13
2.1.4.1.Klasifikasi NIS (Neoplasia Intraepitel Serviks) untuk Karsinoman Serviks ...14
2.1.4.2.Klasifikasi FIGO untuk Karsinoma Serviks ...14
2.1.5. Terapi Karsinoma Serviks ...……….….15
2.1.6. Prognosis Karsinoma Serviks ……….…16
2.1.7. Vaksin Karsinoma Serviks ……….……16
2.2. Buah Merah ……….…...17
2.2.1. Morfologi Buah Merah ………..….18
2.2.2. Kandungan Kimia Buah Merah ………..…19
2.2.3. Kandungan Antioksidan Buah Merah ………...21
2.3. Fraksi Buah Merah ………..23
2.3.1 Kromatografi Cair Vakum (KCV) ………....…...24
2.3.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ………... .24
2.4. Antioksidan ………..……...25
2.5. Radikal Bebas ………...……26
2.6. Kultur Sel ………..……..29
2.7. Cell Line (Lini sel) ………...……..…….30
2.8. Sel HeLa ………...…………..……30
x
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan ………..33
3.2. Pemilihan Tanaman ……….…...34
3.3. Persiapan Penelitian ...34
3.3.1. Sterilisasi Alat ...34
3.3.2. Pembuatan Medium RPMI 1640 ...34
3.3.3. Pembuatan Medium Pertumbuhan ...35
3.3.4. Preparasi Sel HeLa (24 jam sebelum perlakuan) ...35
3.4. Metode Penelitian ...36
3.4.1. Desain Penelitian ...36
3.4.2. Variabel Penelitian ...36
3.4.3. Cara Kerja ...37
3.4.3.1.Perlakuan Percobaan ...37
3.4.3.2.Perlakuan dengan Doksorubisin ...39
3.4.3.3.Cara Perhitungan Sel ...40
3.5. Analisis Data ...40
3.5.1. Hipotesis Statistik ...41
3.5.2. Kriteria Uji ...41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Sitotoksisitas Berbagai Dosis antar Fraksi Buah Merah ...42
4.2. Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah ...49
4.3. Uji Hipotesis ...53
4.4. Kesimpulan ...54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...55
5.2. Saran ...55
xi
LAMPIRAN 1 ...59
LAMPIRAN 2 ...61
LAMPIRAN 3 ...63
LAMPIRAN 4 ...65
LAMPIRAN 5 ...67
LAMPIRAN 6 ...69
LAMPIRAN 7 ...71
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Karoten ………..20
Tabel 2.2 Kandungan Tokoferol ………...20
Tabel 2.3 KandunganSenyawa Aktif dalam Sari Buah Merah ...20
Tabel 2.4 Komposisi Gizi per 100 gram Buah Merah ...21
Tabel 4.1 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 1 µl ...42
Tabel 4.2 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel HeLa antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 1 µl ...43
Tabel 4.3 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 0,5 µl ...43
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel HeLa antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 0,5 µl...44
Tabel 4.5 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 0,25µl ...45
Tabel 4.6 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel HeLa antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 0,25 µl ...45
Tabel 4.7 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 0,125 µl ...46
Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel HeLa antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 0,125 µl ...47
Tabel 4.9 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 0,0625 µl ...47
Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel Hela antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 0,0625 µl...….48
Tabel 4.11 Aktivitas Sitotoksik Fraksi I Buah Merah terhadap Sel HeLa ...49
Tabel 4.12 Aktivitas Sitotoksik Fraksi II Buah Merah terhadap Sel HeLa ...50
Tabel 4.13 Aktivitas Sitotoksik Fraksi IV Buah Merah terhadap Sel HeLa...50
Tabel 4.14 Aktivitas Sitotoksik Fraksi IV Buah Merah terhadap Sel HeLa...51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Mekanisme oksidasi lipid dan netralisasi oleh enzim antioksidan ..4
Gambar 2.1 Hubungan Virus HPV dengan Karsinoma Serviks ..………...11
Gambar 2.2 Patologi Karsinoma Serviks ...13
xiv
DAFTAR GRAFIK
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Sel ……….……….59
Lampiran 2. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi
Buah Merah pada Perbandingan Dosis 1µl ...61
Lampiran 3. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi
Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,5µl ...63
Lampiran 4. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi
Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,25 µl ...65
Lampiran 5. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi
Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,125 µl ...67
Lampiran 6. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi
Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,0625 µl ...69
59
LAMPIRAN 1
Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan
Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode
perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.
Hasil penghitungan sel dimasukkan dalam rumus di bawah ini :
Jumlah sel dalam 1 ml = n : 10 x 106 4
Perlakuan mengunakan fraksi : Jumlah sel hitung (n) = 90
Maka jumlah sel dalam 1 ml = 2.250.000 Jumlah sel dalam 100 µl = 225.000
Perlakuan menggunakan doksorubisin: Jumlah sel hitung (n) = 172
Maka jumlah sel dalam 1 ml = 4.300.000 Jumlah sel dalam 100 µl = 430.000
Penghitungan Kebutuhan Pemberian Jumlah Sel dalam Sumuran
Dalam percobaan diperlukan 1 plate (96 well) :
Dosis tiap fraksi = 8 dosis, 3 replikasi 8 x 3 = 24
Fraksi yang digunakan = 4 fraksi 24 x 4 = 96 well
Dalam 1 well diperlukan 2 x 104 sel (Freshney)
60
Jika dalam 100 µl terdapat 225.000 sel, maka untuk mengambil 1.920.000 sel
diperlukan 85,33 µl 100 µl
Sehingga untuk mengisi 96 well diambil sebanyak 100 µl dari flask yang berisi sel HeLa dalam larutan RPMI menggunakan mikropipet.
Sedangkan untuk doksorubisin diperlukan :
Dosis doksorubisin = 8 dosis, 3 replikasi 24 well
Dalam 1 well diperlukan 2 x 104 sel (Freshney)
Maka jumlah sel yang diperlukan dalam 24 well = 480.000
Jika dalam 100 µl terdapat 430.000 sel, maka untuk mengambil 480.000 sel
diperlukan kira-kira 100 µl
Sehingga untuk mengisi 24 well diambil sebanyak 100 µl dari flask yang berisi sel HeLa dalam larutan RPMI menggunakan mikropipet.
Penghitungan Jumlah Sel Hidup
Sel Hidup = sel hidup x 10 x 200
61
LAMPIRAN 2
Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah
pada Perbandingan Dosis 1 µl
Oneway
Descriptives
Persentase Sel HeLa yang Mati
95% Confidence Interval for Mean
N Mean
Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper
Bound Minimum Maximum
Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
Kontrol (+) 3 91.00 1.44 .83 87.40 94.59 89.33 91.89
Fraksi I 3 47.38 .87 .50 45.21 49.55 46.37 47.88
Fraksi II 3 100.00 .00 .00 100.00 100.00 100.00 100.00
Fraksi IV 3 97.62 .83 .48 95.54 99.70 97.10 98.59
Fraksi VI 3 50.21 2.95 1.70 42.86 57.55 47.82 53.52
Total 18 64.37 36.92 8.70 46.00 82.73 .00 100.00
Model Fixed effects 1.43 .33 63.63 65.10
Random
Eeffects 16.03 23.14 105.59
Test of Homogeneity of Variances
Persentase Sel HeLa yang Mati
62
ANOVA
Persentase Sel HeLa yang Mati
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 23151.272 5 4630.254 2259.582 .000
Within Groups 24.590 12 2.049
Total 23175.862 17
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
Persentase Sel HeLa yang Mati Tukey B
Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah
Merah Pada Dosis 1ul N 1 2 3 4
Kontrol (-) 3 .000
Fraksi I 3 47.383
Fraksi VI 3 50.214
Kontrol (+) 3 91.002
Fraksi IV 3 97.625
Fraksi II 3 100.000
63
LAMPIRAN 3
Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah
pada Perbandingan Dosis 0,5 µl
Oneway
Descriptives
Persentase Sel HeLa yang Mati
95% Confidence Interval for Mean
N Mean
Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper
Bound Minimum maximum
Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
Kontrol (+) 3 86.94 1.40 .80 83.46 90.42 85.33 87.83
Fraksi I 3 40.74 1.56 .90 36.85 44.62 39.13 42.25
Fraksi II 3 100.00 .00 .00 100.00 100.00 100.00 100.00
Fraksi IV 3 89.10 .64 .37 87.49 90.71 88.73 89.85
Fraksi VI 3 46.44 .05 .03 46.29 46.59 46.37 46.47
Total 18 60.54 35.96 8.47 42.65 78.42 .00 100.00
Model Fixed Effects .89 .21 60.07 61.00
Random
Effects 15.62 20.36 100.71
Test of Homogeneity of Variances
Persentase Sel HeLa yang Mati
Levene Statistic df1 df2 Sig.
64
ANOVA
Persentase Sel HeLa yang Mati
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 21978.550 5 4395.710 5459.549 .000
Within Groups 9.662 12 .805
Total 21988.212 17
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
Persentase Sel HeLa yang Mati Tukey B
Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah
Merah Pada Dosis 0.5ul N 1 2 3 4 5 6
Kontrol (-) 3 .000
Fraksi I 3 40.743
Fraksi VI 3 46.444
Kontrol (+) 3 86.947
Fraksi IV 3 89.106
Fraksi II 3 100.000
65
LAMPIRAN 4
Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah
pada Perbandingan Dosis 0,25 µl
Oneway
Descriptives
Persentase Sel HeLa yang Mati
95% Confidence Interval for Mean
N Mean
Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper
Bound Minimum Maximum
Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
Kontrol (+) 3 81.54 1.34 .77 78.21 84.87 80.00 82.43
Fraksi I 3 34.11 .97 .56 31.68 36.54 33.33 35.21
Fraksi II 3 85.29 1.07 .61 82.62 87.96 84.05 85.91
Fraksi IV 3 81.99 .53 .30 80.67 83.31 81.69 82.60
Fraksi VI 3 38.38 .92 .53 36.07 40.69 37.68 39.43
Total 18 53.55 32.75 7.72 37.26 69.84 .00 85.91
Model Fixed Effects .91 .21 53.08 54.02
Random
Effects 14.23 16.97 90.13
Test of Homogeneity of Variances
Persentase Sel HeLa yang Mati
Levene Statistic df1 df2 Sig.
66
ANOVA
Persentase Sel HeLa yang Mati
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 18227.700 5 3645.540 4333.712 .000
Within Groups 10.094 12 .841
Total 18237.794 17
Post Hoc Test
Homogeneous Subsets
Persentase Sel HeLa yang Mati Tukey B
Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah
Merah Pada Dosis 0.25ul N 1 2 3 4 5
Kontrol (-) 3 .000
Fraksi I 3 34.115
Fraksi VI 3 38.381
Kontrol (+) 3 81.541
Fraksi IV 3 81.996
Fraksi II 3 85.296
67
LAMPIRAN 5
Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah
pada Perbandingan Dosis 0,125 µl
Oneway
Descriptives
Persentase Sel HeLa yang Mati
95% Confidence Interval for Mean
N Mean
Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper
Bound Minimum Maximum
Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
Kontrol (+) 3 75.67 1.22 .70 72.63 78.72 74.32 76.71
Fraksi I 3 27.95 .36 .21 27.05 28.86 27.53 28.16
Fraksi II 3 68.71 .51 .29 67.42 70.00 68.11 69.01
Fraksi IV 3 74.88 .41 .23 73.86 75.91 74.64 75.36
Fraksi VI 3 27.95 .36 .21 27.05 28.86 27.53 28.16
Total 18 45.86 29.70 7.00 31.09 60.63 .00 76.71
Model Fixed Effects .60 .14 45.55 46.17
Random
Effects 12.90 12.68 79.04
Test of Homogeneity of Variances
Persentase Sel HeLa yang Mati
Levene Statistic df1 df2 Sig.
68
ANOVA
Persentase Sel HeLa yang Mati
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 14994.331 5 2998.866 8145.610 .000
Within Groups 4.418 12 .368
Total 14998.749 17
Post Hoc Test
Homogeneous Subsets
Persentase Sel HeLa yang Mati
Tukey B
Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah Merah
Pada Dosis 0.125ul N 1 2 3 4
Kontrol (-) 3 .000
Fraksi I 3 27.958
Fraksi VI 3 27.958
Fraksi II 3 68.714
Fraksi IV 3 74.886
Kontrol (+) 3 75.678
69
LAMPIRAN 6
Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah
pada Perbandingan Dosis 0,0625 µl
Oneway
Descriptives
Persentase Sel HeLa yang Mati
95% Confidence Interval for Mean
N Mean
Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper
Bound Minimum Maximum
Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
Kontrol (+) 3 66.65 1.18 .68 63.70 69.60 65.75 68.00
Fraksi I 3 25.56 2.06 1.19 20.44 30.69 23.18 26.76
Fraksi II 3 60.66 .17 .10 60.22 61.10 60.56 60.86
Fraksi IV 3 65.87 .56 .32 64.46 67.27 65.21 66.19
Fraksi VI 3 18.00 .53 .30 16.68 19.32 17.39 18.30
Total 18 39.46 26.90 6.34 26.08 52.83 .00 68.00
Model Fixed Effects 1.02 .24 38.93 39.98
Random
Effects 11.68 9.41 69.50
Test of Homogeneity of Variances
Persentase Sel HeLa yang Mati
Levene Statistic df1 df2 Sig.
70
ANOVA
Persentase Sel HeLa yang Mati
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 12291.732 5 2458.346 2343.840 .000
Within Groups 12.586 12 1.049
Total 12304.318 17
Post Hoc Test
Homogeneous Subsets
Persentase Sel HeLa yang Mati
Tukey B
Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah
Merah Pada Dosis 0.0625ul N 1 2 3 4 5
Kontrol (-) 3 .000
Fraksi VI 3 18.003
Fraksi I 3 25.569
Fraksi II 3 60.665
Fraksi IV 3 65.870
Kontrol (+) 3 66.656
71
LAMPIRAN 7
Foto Kultur Sel HeLa (kontrol negatif)
Foto Kultur Sel HeLa Dosis 1 µl
Fraksi I Fraksi II
72
Foto Kultur Sel HeLa Dosis 0,5 µl
Fraksi I Fraksi II
Fraksi IV Fraksi VI
Foto Kultur Sel HeLa Dosis 0,25 µl
73
Fraksi IV Fraksi VI
Foto Kultur Sel HeLa Dosis 0,125 µl
Fraksi I Fraksi II
74
Foto Kultur Sel HeLa Dosis 0,0625 µl
Fraksi I Fraksi II
Fraksi IV Fraksi VI
75
RIWAYAT HIDUP
Nama : Mastarya Romauly
NRP : 0410159
Tempat/tanggal lahir : Serang / 27 Oktober 1986
Alamat : Jl. Sarimanah Raya 16 Sarijadi, Bandung
Riwayat Pendidikan :
SD BPK Penabur , Serang, Banten, lulus tahun 1998
SMP N 1 Serang, Banten, lulus tahun 2001
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Neoplasma adalah suatu massa jaringan abnormal yang berproliferasi cepat,
tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap setelah hilangnya
rangsang yang mencetuskan perubahan tersebut (Robbins dan Cotran, 2005).
Di Indonesia, terdapat 200.000 penduduk yang terdiagnosis mengidap
karsinoma, 20% (40.000) dari jumlah tersebut adalah wanita dengan karsinoma
serviks. Karsinoma serviks merupakan karsinoma yang paling banyak dan paling
umum ditemukan pada wanita Indonesia. Di dunia, kasus karsinoma serviks
merupakan salah satu penyakit yang paling banyak di temukan setelah karsinoma
payudara. Diperkirakan terdapat 371.200 kasus karsinoma serviks setiap tahunnya
atau 9,8% dari jumlah total wanita yang mengidap karsinoma (Faysal A.Saksouk,
2007).
Sejak dahulu, masyarakat Indonesia telah terbiasa memanfaatkan tumbuhan
sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Buah Merah
merupakan salah satu alternatif pengobatan karsinoma. Tingginya kandungan
antioksidan pada Buah Merah diduga memiliki aktivitas antikanker (Abdul
Mun’im, 2006).
Buah Merah bergizi tinggi dan dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. Namun,
apakah Buah Merah dapat berperan sebagai obat penyakit tertentu masih menjadi
tanda tanya karena belum tuntasnya penelitian ilmiah. Sebagian besar kalangan
medis masih menggangap Buah Merah hanyalah obat herbal karena khasiatnya
cuma berdasarkan pengalaman empiris (Made, 2005).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh berbagai fraksi Buah Merah sebagai penghambat karsinoma serviks.
2
Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pemberian fraksi Buah Merah bersifat toksik terhadap
kultur sel karsinoma serviks
2. Fraksi Buah Merah manakah yang paling potensial dalam
mematikan sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas fraksiBuah
Merah terhadap sel karsinoma serviks.apakah Buah Merah efektif dalam
mematikan sel karsinoma.
Tujuan dari penelitian ini adalah
i. Untuk mengetahui apakah fraksi Buah Merah efektif dalam
mematikan sel karsinoma.
ii. Untuk mengetahui kadar toksik fraksi Buah Merah terhadap kultur
sel karsinoma serviks
1.4 Manfaat Penelitian
Untuk melihat pengaruh zat-zat aktif yang terkandung dalam Buah Merah pada
berbagai tingkat dosis, sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan Buah Merah
untuk pengobatan karsinoma serviks.
Dalam penelitian ini akan diuji apakah zat tersebut dapat mematikan sel
karsinoma. Dengan diketahuinya kadar Inhibitor Concetration 50 diharapkan
3
Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Buah Merah mempunyai kandungan kimia berupa zat antioksidan yang cukup
tinggi. Zat antioksidan yang terkandung di dalam Buah Merah antara lain:
karotenoid (12.000 ppm), tokoferol (11.000 ppm), dan betakaroten (700 ppm).
Betakaroten mampu meningkatkan kekebalan tubuh karena interaksi vitamin A
dengan protein (asam amino) yang berperan dalam pembentukan antibodi. Selain
itu betakaroten juga merangsang sel-sel T helpers dan limfosit sehingga dapat
melawan sel-sel kanker dan mengendalikan radikal bebas (Made,2005).
Dalam tubuh dari satu molekul betakaroten akan berubah menjadi dua molekul
vitamin A. Dari satu molekul betakaroten ternyata dapat menangkap atau
membersihkan 1000 radikal bebas yang ada, bahkan menghalangi terbentuknya
radikal bebas. Selain itu betakaroten juga bekerja sama dengan tokoferol sebagai
antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebagai antioksidan,
kedua senyawa ini berperan mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker
4
Universitas Kristen Maranatha ·**OH
NAD(P)H oksidase xantin-xantin oksidase
L*.
(Radikal lipid )
Fe-O2 kompleks
LH
(asam lemak tak jenuh)
LOO* (radikal peroksil)
O2
LOOH LOH
Glutation peroksidase
Produk-produk sekunder MDA, 4-hidroksinonenol dan senyawa C reaktif
Kerusakan DNA Kanker Penuaan
LH
L*. O2
O2·—
H2O2 H2O
katalase SOD
Gbr 1.1 Mekanisme oksidasi lipid dan netralisasi oleh enzim antioksidan
(Shahidi, 1999; Papas, 1999)
Antioksidan adalah bahan tambahan yang digunakan untuk melindungi
komponen-komponen makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan
rangkap), terutama lemak dan minyak. Mekanisme kerja antioksidan secara umum
adalah menghambat oksidasi lemak. Oksidasi lemak terdiri dari tiga tahap utama
yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi.
Pada tahap inisiasi terjadi pembentukan radikal asam lemak, yaitu suatu
senyawa turunan asam lemak yang bersifat tidak stabil dan sangat reaktif akibat
hilangnya satu atom hidrogen ( L ). Tahap selanjutnya, yaitu propagasi, radikal
asam lemak akan bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi (LOO *).
Radikal peroksi lebih lanjut akan menyerang asam lemak menghasilkan
5
Universitas Kristen Maranatha Hidroperoksida yang terbentuk bersifat tidak stabil. Tanpa adanya antioksidan,
reaksi oksidasi lemak akan mengalami terminasi melalui reaksi antar radikal
bebas membentuk kompleks bukan radikal seperti kanker. Adanya ion logam,
terutama besi dan tembaga, dapat mendorong terjadinya oksidasi lemak.
Antioksidan yang baik akan bereaksi dengan radikal asam lemak segera setelah
senyawa tersebut terbentuk. Dari berbagai antioksidan yang ada, mekanisme kerja
serta kemampuannya sebagai antioksidan sangat bervariasi. Seringkali, kombinasi
beberapa jenis antioksidan memberikan perlindungan yang lebih baik (sinergisme)
terhadap oksidasi dibanding dengan satu jenis antioksidan saja (Nugroho, 2007).
Dalam penelitian terhadap karsinoma serviks, kultur sel (secara in vitro) dipilih
atas pertimbangan segi keefektivitasan dalam klarifikasi suatu efek obat terhadap
penyakit tertentu. Penelitian terhadap kultur sel bersifat spesifik terhadap sel
tertentu dalam Cawan Petri.
Dengan adanya zat antioksidan yang berkadar tinggi, maka Buah Merah
diharapkan dapat berefek toksik terhadap sel karsinoma.
1.5.2 Hipotesis
Fraksi Buah Merah berpotensi mematikan sel karsinoma serviks pada kultur
sel HeLa.
1.6 Metodologi
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode uji farmakologi
eksperimental in vitro, dengan desain RAL (Rancang Acak Lengkap). Dilakukan
perbandingan jumlah rata-rata sel karsinoma yang mati antar kelompok uji
menggunakan One Way Anova dan Post Hoc Test, dengan tingkat kepercayaan
6
Universitas Kristen Maranatha data selanjutnya adalah studi statistik analitik terhadap Inhibitor Concentration
50.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Hayati Universitas Gajah Mada
Yogyakarta dan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung,
pada bulan Mei hingga Desember 2007.
55 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Fraksi Buah Merah berefek toksik terhadap sel karsinoma serviks pada
kultur sel HeLa
2. Fraksi Buah Merah yang paling potensial mematikan sel karsinoma
serviks pada kultur sel HeLa adalah fraksi II dengan dosis 0,05 µl
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut :
1. Uji sitotoksisitas fraksi II Buah Merah terhadap sel normal
2. Uji sitotoksisitas fraksi II Buah Merah dengan berbagai dosis
3. Uji sitotoksisitas secara in vivo pada hewan coba untuk mengetahui efek
56 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mun‘im, Retnosari Andrajati, Heni Susilowati. 2006. Uji hambatan tumorigenesis sari buah merah (Pandanus conoideus lam.) terhadap tikus puith
betina yang diinduksi 7,12 dimetilbenz(a) antrasen (DMBA). Majalah Ilmu
Kefarmasian Vol. III, No.3: 153-161
Bristow, Robert. E. 2003. Cervical cancer. In: Danforth. D. N., R. James, Scott,
editors. Danforth’s Obstetriecand Gynecology, 9th , Baltimore: Williams &
Wilkins. p. 58
Chemocare. 2005. Chemotherapy drugs.
http://www.chemocare.com/bio/doxorubicin.asp. 11 Nov 2007
Deri Edianto. 2006. Kanker serviks. Aziz. F., Andrijono, Saifuddin. A.B.,
editor. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Edisi 1. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. h. 442-448, 453
Eddy Hartono, H. A. A. Djuanna. 2006. Lesi pra kanker serviks.
http://www.geocities.com/klinikobgin/onkologi/prakanker-serviks.htm.
15 nov 2007
Faysal A Saksouk, MD. 2007. Cervix, cancer. http://www.emedicine.com
Freshney R.I., 2000. Cell Lines. In: Cultures of AnimalCells: a Manual of Basic
Technique. 4th . Canada: Wiley-Liss, Inc. p. 177-182, 309-312, 329, 352,
388
Hacker N. F. 2000. Cervical cancer. In: Berek. J. S., Hacker. N. F, editors.
Practical Gynecology Oncology, 3rd, Baltimore: Williams & Wilkins. p.
337-339, 341
Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Edisi 1.
Jakarta: Penebar Swadaya. h. 8-13, 16-19
Huh J., Bristow. R., Trimble. C. L. 2002. In: Bankowski. B. J., Hearne. A. E.,
Lambrou. N. C., Fox. H. E., Wallach. E. E, editors. The Johns Hopkins
Manual of Gynecology and Obstetriec, 2nd, Baltimore: Wiliams & Wilkins.
57
Universitas Kristen Maranatha
Ida Bagus Gde Manuaba. 2006. Konsep pengobatan kanker.
http://www.geocities.com/klinikobgin/onkologi/pengobatan-kanker.htm. 15 nov 2007
Khotimah, K. 2004. Uji Sitotoksisitas dan Antiproliferasi Fraksi Petroleum Eter
dan Fraksi Etanol Kulit Batang Kamboja (Plumeria acuminate Ait) Terhadap
Sel HeLa. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.
Krivak T. C., McBroom. J. W., Elkas. J. C. 2002. In: Berek. J. S, editors.
Novak’s gynecology, 12th, Baltimore: Williams & Wilkins. p. 39
Lina Mardiana. 2004. Kanker pada Wanita Pencegahan dan Pengobatan dengan
Tanaman Obat. Edisi 2. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 1-2, 5, 18-20
M. Farid Aziz. 2001. Masalah pada kanker serviks. Cermin Dunia Kedokteran:
5-8
Nugroho. 2007. Antioksidan.
http://nugroho.wordpress.com/2007/12/03/antioksidan/ 4 januari 08
Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan menangkal radikal bebas.
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-22-Mengenal-dan-Menangkal-Radikal-Bebas.shtml. 28 Juni 2007
Robbins S. L., et al. 2005. Cellular adaptation, cell injury, and cell death. In:
Kumar V., Abbas A.K, Fausto N., editors: Robbins and Cotran Pathologic
Basis of Disease. 7th . China: Elsevier. Inc. p. 16-18, 324.
Rosai J. 2004. Surgical Pathology, 9th, vol 2. St.Louis, Missiouri: Mosby.
R. Sumastuti, Sonlimar. M. 2002. Efek sitotoksik ekstrak buah dan daun
mahkota dewa [Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.] terhadap sel hela .
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/122002/art-3.htm. 12 juli 2007
Siné Bayo et al. 2002. Risk factors of invasive cervical cancer in Mali.
International Journal of Epidemiology: 202-209
Sjahrul Sjamsuddin. 2001. Pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Cermin
58
Universitas Kristen Maranatha
Trimbos J. B., Fleuren. G. J. 1999. Tumor alat kelamin wanita (terj) dalam:
Arjono, editor. Onkologi. Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. h. 494-498
Trubus. 2005. Panduan Praktis Buah Merah Bukti Empiris dan Ilmiah. Jakarta:
Penebar Swadaya. h. 5, 17-21, 26-30