• Tidak ada hasil yang ditemukan

Insidensi Tipe Penyakit Infeksi Dengue Pada Anak Usia 0 - 15 Tahun Di RS. Immanuel Bandung Tahun 2005.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Insidensi Tipe Penyakit Infeksi Dengue Pada Anak Usia 0 - 15 Tahun Di RS. Immanuel Bandung Tahun 2005."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRAK

INSIDENSI TIPE PENYAKIT INFEKSI DENGUE PADA ANAK USIA 0 – 15 TAHUN DI RS. IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2005

Yosef Parulian Situmorang, 2007; Pembimbing I: Fanny Rahardja, dr., M.Si. Pembimbing II: Endah Tyasrini, S.Si, M.Si.

Virus Dengue merupakan Flavivirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dan sering dijumpai di daerah tropis dan subtropis di Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Virus Dengue menyebabkan spektrum penyakit yang bervariasi dari infeksi yang tidak menimbulkan gejala sampai demam ringan/demam dengue (DD) juga dapat menyebabkan gejala yang lebih berat seperti demam berdarah dengue (DBD) dan sindrom syok dengue (SSD). Oleh karena itu penting sekali dibedakan manifestasi klinisnya secara cepat dan tepat.

Penelitian ini dilakukan untuk mencari insidensi tipe penyakit infeksi dengue terbanyak pada pasien anak-anak usia 0 - 15 tahun berdasarkan survei retrospektif dari data rekam medis tahun 2005. Pengumpulan data dilakukan di bagian rekam medis RS. Immanuel Bandung pada bulan Maret – Desember 2006. Data yang dikumpulkan meliputi jenis kelamin, umur, waktu rawat inap, gejala klinis, data laboratorium, diagnosis akhir.

Data yang dikumpulkan sebanyak 619 data yang berdasarkan kriteria infeksi dengue menurut WHO tahun 1999, yaitu: sebanyak 608 kasus DD, 7 kasus DBD, dan 4 kasus SSD.

Hasil penelitian menunjukkan tipe penyakit infeksi dengue yang terbanyak saat ini berupa demam dengue (DD) yang lebih banyak menyerang anak-anak terutama usia 4 & 8 tahun.

(2)

Universitas Kristen Maranatha v

ABSTRACT

INCIDENCE TYPE OF DENGUE INFECTION DISEASE AT 0 – 15 YEARS OLD CHILD

AT IMMANUEL GENERAL HOSPITAL BANDUNG AT 2005

Yosef Parulian Situmorang, 2007; The 1st tutor: Fanny Rahardja, dr., M.Si. The 2nd tutor: Endah Tyasrini, S.Si, M.Si.

Dengue virus is a mosquito-borne Flavivirus and the most prevalent in tropical and subtropical regions of Asia, Africa, and South America. It causes a spectrum of illness, ranging from inapparent infection to mild undifferentiated fever/ dengue fever (DF), and more severe form dengue hemorrhagic fever (DHF)/ dengue shock syndrome (DSS). Therefore, differentiations of clinical manifestation are very critical.

This study was conducted to investigate the most prevalent incidence of dengue infection disease based on medical record of the dengue infection patient at 2005. The data has been colecting at medical record division at Immanuel General Hospital Bandung at March – December 2006. The data included sex, age, time of hospitalization, clinical manifestation, laboratory data, final diagnose.

The study based on 619 medical record data of the patient according to WHO criteria at 1999, that is: 608 cases of DF, 7 cases of DHF, and 4 cases of DSS. The study result that the most prevalent type of dengue infection disease is dengue fever (DF) that more often attack child especially 4 & 8 years old.

(3)

Universitas Kristen Maranatha vi

PRAKATA

Saya ucapkan puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas

kasih karunia dan kasih - Nya yang tidak pernah berakhir sehingga Karya Tulis

Ilmiah (KTI) ini dapat diselesaikan. Saya juga mengucapkan terima kasih untuk

berbagai pihak, yaitu:

Penyelenggara KTI yang telah mengadakan program ini sebagai prasyarat

kelulusan program studi S - 1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Bandung.

1. dr. Fanny Rahardja, M.Si. yang telah bersedia menjadi pembimbing I dan

meluangkan waktunya untuk membantu dalam penulisan KTI. Terima

kasih untuk bimbingan, arahan, masukan, kesabarannya.

2. Endah Tyasrini S.Si, M.Si. yang telah bersedia menjadi pembimbing II

dan meluangkan waktunya untuk membantu dalam penulisan KTI. Terima

kasih untuk bimbingan, arahan, masukan, kesabarannya.

3. dr. Triswaty Winata, M.Kes, dan dr. July Ivone, M.S. yang bersedia

menjadi penguji KTI dan memberikan masukan selama sidang.

4. dr. Pinandojo D., Drs. A.I.F. sebagai koordinator sidang KTI.

5. Kepada Tim KTI Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

6. Pak Daryun dan Pak Didin, staf rekam medik RS. Immanuel Bandung

yang telah membantu mencarikan dan menyediakan data-data rekam

medik.

7. Bu Yuli, Pak Riska, Pak Koma, dan Pak Samuel, staf Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran - Universitas Kristen Maranatha yang

sudah membantu dalam proses bimbingan, termasuk juga memfoto - kopi

referensi.

8. Teman-temanku Ricky, Arvin, Elisa, Irwanto, Anna, Agnes, Daniel,

Niken, Veronica, Lucky yang turut membantu di rekam medis, tidak lupa

(4)

Universitas Kristen Maranatha vii

9. Terima kasih untuk keluarga buat semua doa, cinta kasih, dukungan, dan

segala sesuatu yang sudah diberikan.

Berbagai pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu

– persatu.

Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah yang jauh dari sempurna ini dapat

bermanfaat bagi banyak orang, terutama mahasiswa dan mahasiswi Fakultas

Kedokteran serta masyarakat pada umumnya.

Bandung Februari 2007

(5)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR DIAGRAM... xii

DAFTAR GRAFIK... xiii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan Penulisan... 3

1.4Manfaat Penulisan... 3

1.5Metodologi ... 4

1.6Lokasi dan Waktu Penelitian... 4

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 4

1.6.2 Waktu Penelitian ... 4

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Definisi ... 5

2.2 Penyebab ... 5

2.3 Epidemiologi ... 6

2.3.1 Karakteristik Wabah Demam Berdarah Dengue... 8

2.3.2 Penularan Virus Dengue ... 8

2.3.3 Virus Dengue ... 9

2.3.4 Vektor ... 10

2.4 Demam Dengue ... 11

2.5 Demam Berdarah Dengue ... 12

2.5.1 Patogenesis Demam Berdarah Dengue ... 12

2.5.2 Manifestasi Klinis Demam Berdarah Dengue ... 15

2.6 Sindrom Syok Dengue ... 18

2.6.1 Patogenesis Sindrom Syok Dengue... 18

2.6.2 Derajat Penyakit ... 20

2.6.3 Diagnosis Sindrom Syok Dengue ... 20

2.6.4 Temuan Laboratorium ... 22

2.7 Komplikasi dan manifestasi yang tidak umum... 23

(6)

Universitas Kristen Maranatha ix

2.9 Pemeriksaan Laboratorium... 25

2.9.1 Pemeriksaan virologi ... 25

2.9.2 Pemeriksaan serologi... 26

2.10 Pengelolaan Pasien ... 27

2.10.1 Pengertian Dasar ... 27

2.10.2 Pengelolaan ... 28

2.10.3 Pencegahan ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN... 31

3.1 Subyek Penelitian... 31

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 31

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 31

3.3.2 Waktu Penelitian ... 31

3.4 Kriteria Inklusi... 31

3.5 Definisi Operasional ... 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 34

4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.2 Pembahasan ... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 42

5.1 Kesimpulan... 42

5.2 Saran... 42

DAFTARPUSTAKA... 43

(7)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Data jumlah pasien rawat inap infeksi dengue di

RS. Immanuel Bandung... 7 Tabel 2.2 Manifestasi klinis 505 penderita DBD yang diteliti di lima

pusat penelitian tahun 1998 ... 17 Tabel 2.3 Perbandingan observasi gambaran klinis demam dengue

(8)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta penyebaran dengue di dunia ... 6

Gambar 2.2 Bagan proses penularan dengue oleh nyamuk A. aegypti... 9

Gambar 2.3 Nyamuk Aedes aegypti... 11

Gambar 2.4 Bagan manifestasi infeksi virus Dengue... 12

Gambar 2.5 Hipotesis infeksi sekunder berturutan oleh serotipe lain ... 13

Gambar 2.6 Teori infection enhancing antibody... 14

Gambar 2.7 Petechiae pada tungkai bawah ... 16

Gambar 2.8 Tourniquet tes positif ... 16

(9)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Perbandingan tipe infeksi dengue di RS Immanuel

Bandung tahun 2005 ... 34 Diagram 4.2 Perbandingan infeksi dengue berdasarkan jenis

kelamin di RS. Immanuel Bandung tahun 2005 ... 35 Diagram 4.3 Manifestasi klinis DD di RS. Immanuel Bandung

tahun 2005... 36 Diagram 4.4 Manifestasi klinis DBD di RS. Immanuel Bandung

tahun 2005... 37 Diagram 4.5 Manifestasi klinis SSD di RS. Immanuel Bandung

tahun 2005... 38 Diagram 4.6 Perbandingan jumlah kasus per bulan di RS. Immanuel

Bandung tahun 2005 ... 38 Diagram 4.7 Hasil pemeriksaan IgG dan IgM anti-dengue di RS.

(10)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Perbandingan umur dengan jumlah kasus di RS.

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit dengue umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk

Indonesia. Epidemi penyakit dengue dilaporkan terjadi di berbagai tempat di

dunia yang didominasi pada tiga lokasi penting yaitu Asia, Afrika, dan Amerika

Selatan. Catatan mengenai penyakit dengue dilaporkan dengan penemuan catatan

yang berasal dari Cina pada masa dinasti Chin (265 – 420 Masehi), yang direvisi

pada dinasti Tang (610 Masehi) dan direvisi ulang oleh dinasti Sung (992

Masehi). Gejala yang ditemukan adalah panas tinggi, gejala-gejala perdarahan,

batuk, diare, muntah, perasaan tidak enak pada perut, dan diduga berhubungan

dengan serangga yang dapat terbang yang berkaitan dengan air, sehingga

masyarakat Cina pada saat itu menyebutnya sebagai water poison. Akhir-akhir ini

penyakit dengue dilaporkan terutama terjadi di daerah urban seperti pada beberapa

negara yaitu Srilanka, India, Djibouti, Indonesia, Mesir, Pakistan, dan Saudi

Arabia. Laporan mengenai penyakit dengue pada negara-negara tersebut terutama

pada kota - kota besar (urban) seperti Jakarta, Kairo, Manila, dan Jeddah. Hal ini

disebabkan di daerah urban, kepadatan penduduk tinggi serta sanitasi lingkungan

yang kurang baik (Gubler D.J., 1997).

Penyakit dengue disebabkan oleh virus Dengue yang termasuk genus

Flavivirus. Secara klinis manifestasi infeksi virus Dengue dapat

bermacam-macam, dapat asimtomatik, atau berupa Demam Dengue (DD), Demam Berdarah

Dengue (DBD) sampai terjadinya Sindrom Syok Dengue (SSD). Pada DD dapat

ditemukan gejala demam tinggi dan terus menerus dan dapat disertai flu-like

syndrome(flu sindrom). Pada DBD ditemukan gejala DD ditambah dengan

tanda-tanda perdarahan, pembesaran hepar, penurunan trombosit, serta terjadinya

hemokonsentrasi darah. Sedangkan pada SSD ditemukan kegagalan sirkulasi dan

(12)

Universitas Kristen Maranatha 2

DBD terjadi apabila seseorang yang telah terinfeksi virus Dengue mendapat

infeksi ulangan dengan serotipe virus Dengue yang berlainan (The Secondary

Heterologeus Infection Theory) (Braunwald E., Fauci A.S., Kasper D.L., Hauser

S.L., Longo D.L. & Jameson J.L., 2001).

DBD atau disebut juga DHF (dengue hemorrhagic fever) terutama menyerang

anak di bawah 12 tahun dengan insidensi lebih banyak pada anak perempuan

dibandingkan anak laki-laki. Berdasarkan survei, dengue menimbulkan gejala

yang lebih serius (severe) pada ras kulit putih – Eropa (Caucasians) dibandingkan

bila terkena pada ras kulit hitam dan Asia. Pada kasus yang serius (severe) dengue

dilaporkan memberikan gejala syok, sianosis, pembesaran hati, asites, efusi pleura

dan perdarahan gastro-intestinal (Braunwald E., Fauci A.S., Kasper D.L., Hauser

S.L., Longo D.L. & Jameson J.L., 2001).

Sejak empat puluh tahun terakhir epidemi dengue mengancam lima puluh juta

penduduk dunia setiap tahunnya dan tersebar di seratus negara endemis termasuk

Indonesia (WHO, 1999). Secara nasional insiden demam berdarah dengue

tertinggi pernah dilaporkan pada tahun 1973 (10189 kasus) dan tahun 1977 (8141

kasus) (T.H. Rampengan dan I.R. Laurentz, 1997).

Jumlah penderita yang mengalami syok berkisar 59,4% dari seluruh penderita

DBD yang dirawat. Di Indonesia, dengue dikenal dengan siklus 5 tahunan dengue,

yaitu terjadinya lonjakan kasus dengue setiap 5 tahun sekali sejak tahun 1969 dan

insidensinya terutama pada bulan-bulan pancaroba, sekitar Maret - April dan

Agustus - September (T.H. Rampengan dan I.R. Laurentz, 1997).

Mengingat risiko kematian yang dapat ditimbulkan oleh infeksi virus Dengue

cukup tinggi apabila penanganannya tidak adekuat, maka pengenalan terhadap

manifestasi klinis (fisik diagnostik) yang cepat dan tepat terhadap infeksi virus

Dengue sangat penting untuk mencegah terjadinya kematian akibat SSD (T.H.

(13)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.2Identifikasi Masalah

Bagaimana tipe infeksi virus Dengue pada anak usia 0 – 15 tahun pada

periode Januari – Desember 2005 berdasarkan data rekam medik di RS. Imannuel

Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Mengetahui perubahan/pergeseran gambaran klinis & insidensi tipe infeksi

virus Dengue di RS. Immanuel Bandung tahun 2005.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Mencari tipe penyakit infeksi dengue terbanyak berdasarkan gambaran

klinis pada data rekam medis, menurut kriteria WHO.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Akademis

Memperluas pengetahuan mengenai manifestasi infeksi virus Dengue.

1.4.2 Manfaat Praktis

Menambah pengetahuan mengenai manifestasi klinis dari infeksi virus

(14)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5 Metodologi

Retrospektif deskriptif dengan pengambilan data rekam medis di RS.

Immanuel Bandung.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah bidang rekam medis RS. Immanuel Bandung.

1.6.2 Waktu penelitian

(15)

42 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tipe infeksi dengue yang terbanyak saat ini adalah Demam Dengue (DD) dan

lebih banyak terjadi pada anak – anak, terutama usia 4 & 8 tahun.

5.2 Saran

Penyakit infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan utama

(endemis) di kota Bandung, oleh karena itu diperlukan:

• Penelitian terhadap serotipe virus yang menyebabkan endemis dengue di

kota Bandung dan kemungkinan adanya mutasi virus Dengue.

• Sosialisasi yang luas kepada masyarakat mengenai penyakit infeksi

(16)

43 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Alan R. Tumbelaka. 2000. Diagnosis demam dengue/demam berdarah dengue. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro dan Hindra Irawan Satari: Demam berdarah dengue. Jakarta: FK-UI. p. 73 - 79

Braunwauld E., Fauci A.S., Kasper S.L., Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.L. 2005. Infections caused by arthropod- and rodent-borne viruses. In: Harrison’s manual medicine international edition. India: McGraw Hill. p. 549 - 554

Center for Disease Control and Prevention. 2001. Dengue clinical manifestations and epidemiology. http://www.cdc.gov./ppoint /2001/20%slide/html., 2 Maret, 2006

Gubler D. J. 1997. Dengue and dengue hemorrhagic fever. http://www.pub medcentral.gov/picrender.fcgi?tool=pmcentrez&blobtype=pdf&atrid=8892., 2 Maret, 2006

Sri Rezeki H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryahadi, dan Thomas Suroso 2000. Tatalaksana demam dengue/demam berdarah dengue pada anak. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro dan Hindra Irawan Satari: Demam berdarah dengue. Jakarta: FK-UI. p. 82 - 84

Halstead S.B. 2004. Tropical Infection. In: Nelson’s textbook of pediatric. Cambridge: University Press. p. 1056 – 1073.

_______. 1997. Epidemiology of dengue and dengue hemorrhagic fever. In: Gubler D.J., Kuno G.: Dengue and dengue hemorrhagic fever. Cambridge: University Press. p. 23 – 40.

Hudson S.M., Parise M.E., Rigau-perez J.G., Seda-acosta H., Pereira-diaz R.G., Hclark G.G., et al. 2006. Dengue: clinical and public health aspect. http://www.cdc.gov./ncidod/dpwdpbid/dengue/slideset/.html., 3 Mei, 2006

Indra Handojo. 2004. Penatalaksanaan DBD pada kehamilan. Majalah kedokteran Indonesia. 54 (4). Jakarta: IDI. p. 3 – 11

(17)

Universitas Kristen Maranatha 44

Rothman A.L. 2004. Dengue: defining protective versus pathologic immunity. http://www.pubmedcentral.gov/picrender.fcgi?tool=pmcentrez&blobtype=pdf &artid=379334., 2 Maret, 2006

Soegeng Soegijanto, Florentina Sustini, Adi Wirahjanto. 2004. Epidemiologi demam berdarah dengue. Dalam: Soegeng Soegijanto: Demam berdarah dengue: tinjauan dan temuan baru di era 2003. Surabaya: Airlangga University Press. p. 1 – 10

Soegeng Soegijanto. 2004. Manifestasi klinik demam berdarah dengue. Dalam: Soegeng Soegijanto: Demam berdarah dengue: tinjauan dan temuan baru di era 2003. Surabaya: Airlangga University Press. p. 27 - 39

Sumarmo Poorwo Soedarmo. 2000. Masalah demam berdarah dengue di Indonesia. Dalam: Sri Rezeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari: Demam berdarah dengue. Jakarta: FK-UI. p. 1 - 14

Sutaryo. 2004., Dengue. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. p. 1 – 221

Tim Penanggulangan DBD Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004.

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.

www.litbang.depkes.go.id/downloads/buletin%2DBD%208%2mar%2004.pdf. , 2 Maret, 2006

T. H. Rampengan, I. R. Laurentz. 1997., Demam berdarah dengue. Dalam: Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta: EGC. p. 135 – 155

Referensi

Dokumen terkait

Konsep gitar akustik rotan ini adalah dengan mengaplikasikan papan rotan laminasi yang merupakan produk hasil riset Pak Dodi Mulyadi di PIRNAS (Pusat Inovasi

Pada kombinasi perlakuan konsentrasi Na-alginat paling besar yaitu 2% dan lama penyimpanan 20 hari, penurunan pH dan kenaikan total asam (%) paling kecil karena kekuatan

Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan antara ukuran dewan komisaris (DK), komisaris independen (KI), opini

Sebelum melaksanakan suatu perkawinan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah pelamaran ( madduta) pada saat inilah pihak perempuan mengajukan jumlah Uang Panaik

Kemampuan dasar keilmuan dan humanitas berdasar keimanan tentunya merupakan landasan bagi setiap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berwujud sensitifitas dan

Dengan ridha Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dengan judul: Konstruksi Pendidikan Karakter Moral Pada Film Catatan Akhir Sekolah dalam Perspektif

Pengujian dilakukan terhadap 5 sampel air limbah, dengan hasil pengujian menunjukkan bahwa flokulan kationik AMDAC lebih baik digunakan untuk penurunan turbiditas

• Graf (Graph) adalah struktur data yang memiliki relasi many to many, yaitu tiap element dapat memiliki 0 atau lebih dari 1 cabang.. • Sama seperti Tree, Graph terbentuk dari 2