• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis perencanaan laba dengan menggunakan analisis biaya volume laba dan analisis Break Even Point studi kasus di PT. Madubaru PG. PS Madukismo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis perencanaan laba dengan menggunakan analisis biaya volume laba dan analisis Break Even Point studi kasus di PT. Madubaru PG. PS Madukismo"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERENCANAAN LABA DENGAN MENGGUNAKAN

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA

DAN ANALISIS

BREAK EVEN POINT

(Studi Kasus di PT. Madubaru PG. PS Madukismo)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Prodi Studi Akuntansi

Oleh:

Anggi Enno Hapsari NIM: 122114120

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ANALISIS PERENCANAAN LABA DENGAN MENGGUNAKAN

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA

DAN ANALISIS

BREAK EVEN POINT

(Studi Kasus di PT. Madubaru PG. PS Madukismo)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Prodi Studi Akuntansi

Oleh:

Anggi Enno Hapsari NIM: 122114120

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai

dengan doa dan rasa syukur, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia

tidak akan berubah dengan sen

dirinya tanpa berusaha”

“There is a will, there is away”

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada yang selalu melindungiku, mendoakanku dan menyemangatiku: 1. Allah SWT 2. Orang tuaku tercinta 3. Saudara-saudaraku tercinta dan keluarga besarku 4. Sahabat-sahabatku 5. Teman-temanku

(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun skripsi yang berjudul Analisis Perencanaan Laba dengan Menggunakan Analisis Biaya Volume Laba dan Analisis Break even point (Studi Kasus di PT. Madubaru PG. PS Madukismo) ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk meperoleh gelar sarjana pada Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari tanpa ada bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan semestinya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak. QIA., CA selaku dosen pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Retna Isharsriyani selaku ka. Bag. SDM & Umum yang telah memberikan ijin dan memberikan informasi data yang diperlukan dalam penelitian penulis. 4. Para pegawai PT. Madubaru PG. PS Madukismo yang telah memberikan

informasi dan bantuan yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini.

(9)

5. Orang tua penulis, Ayahku Harjono dan Ibuku Sri Indar Wiji yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materiil serta doa yang tulus hingga skripsi ini dapat selesai.

6. Nicko Kornelius Putra, S.E., M.Sc dan Ignasius Aryono Putranto, S.E., M.Sc yang telah memberikan semangat dan masukan-masukan positif dalam penyelesaian penelitian ini.

7. Agan Ayuga Pratama, Silfia Furita Sari S.Pd, dan Sintia Margani Putri yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

8. Junita Iklina, Elisabeth Ritria Dwilistya Paramita, dan Fristina Dwi Putranti, Fransisca Julia Pratidina yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

9. Teman-teman tercinta, Valeria Widha Armita Sari, Theresia Tri Ariyani, Elvita Dearti Tinambunan, Cindy Fatresia, Rosalina Napitupulu, Lasma Lamiatur, Adiutrix Maria Ira yanti Seran, Maria Anastasia Vyka Pangudi Putri, Agnes Sandrawati yang selalu memberikan semangat dan masukan-masukan yang positif kepada penulis.

10. Teman–teman akuntansi 2012 khususnya kelas C atas kebersamaan yang telah kita jalani bersama

11. Teman-teman seperjuanganku di kelas MPAT yang telah memberikan semangat dan berbagi ide kepada penulis.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang sudah banyak membantu dan memberikan dukungan selama penyusunan skripsi ini.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN . ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Perencanaan Laba... 7

1. Pengertian Perencanaan Laba ... 7

2. Keuntungan Perencanaan Laba ... 7

3. Manfaat Perencanaan Laba ... 10

4. Hubungan antara Perencanaan Laba dan Analisa BreakEven point ... 12

B. Biaya ... 12

1. Pengertian Biaya ... 12

2. Klasifikasi Biaya ... 13

3. Pemisahan Biaya Semivariabel ... 15

C. Analisis Break Even Point ... 17

1. Pengertian Analisis Break Even Point ... 17

2. Manfaat Analisis Break Even Point ... 20

3. Asumsi dan Keterbatasan Analisis Break Even Point 20

D. Analisis Biaya-Volume-Laba ... 21

1. Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba ... 21

2. Asumsi-asumsi dalam Analisis Biaya-Volume-Laba 21

3. Penerapan Analisis Biaya-Volume-Laba ... 22

E. Penentuan Mean dan Deviasi Standar ... 26

(12)

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 28

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

D. Teknik pengumpulan Data ... 29

1. Wawancara ... 29

2. Dokumentasi ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33

A. Sejarah Perusahaan... 33

1. Berdirinya Perusahaan ... 33

2. Lokasi Perusahaan ... 34

3. Kontraktor Utama... 34

4. Pemilik Saham ... 34

5. Kronologi Status Perusahaan dan Perubahan Management ... 34

6. Visi dan Misi Perusahaan ... 35

7. Susunan Pengurus ... 36

B. Permodalan ... 38

C. Produksi ... 38

1. Produksi Utama ... 38

2. Produksi Samping ... 38

3. Hasil Produksi rata-rata per tahun ... 39

D. Sumber Daya Manusia ... 40

1. Penggolongan Karyawan ... 40

2. Organisasi Karyawan Tetap ... 41

3. Jaminan Sosial ... 41

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Diskripsi Data ... 42

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 42

BAB VI PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Keterbatasan Penelitian ... 70

C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 73

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4. 1 Jumlah Karyawan ... 40

Tabel 5. 1 Biaya PG. Madukismo Tahun 2011 s/d 2015 ... 44

Tabel 5. 2 Perhitungan Estimasi Biaya PG. Madukismo Tahun 2016 ... 45

Tabel 5. 3 Biaya PS. Madukismo Tahun 2011 s/d 2015 ... 46

Tabel 5. 4 Perhitungan Estimasi Biaya PS. Madukismo Tahun 2016 ... 47

Tabel 5. 5 Biaya PG. Madukismo Menjadi Biaya Tetap dan Biaya Variabel setelah Pemisahan Tahun 2016 ... 49

Tabel 5. 6 Biaya PS. Madukismo Menjadi Biaya Tetap dan Biaya Variabel setelah Pemisahan tahun 2016 ... 50

Tabel 5. 7 Perhitungan Margin Contribution PG. Madukismo Tahun 2016 52 Tabel 5. 8 Perhitungan Margin Contribution PS. Madukismo Tahun 2016 . 52 Tabel 5. 9 Bukti Perhitungan Impas PG. Madukismo Tahun 2016 ... 56

Tabel 5. 10 Bukti Perhitungan Impas PS. Madukismo Tahun 2016 ... 57

Tabel 5. 11 Perhitungan Batas Laba yang Diinginkan Tahun 2016 ... 58

Tabel 5. 12 Volume Penjualan PG. Madukismo selama Tahun 2011 s/d 2015 ... 61

Tabel 5. 13 Volume Penjualan PS. Madukismo selama Tahun 2011 s/d 2015 ... 62

Tabel 5. 14 T-Test One-Sample Statistics (Gula Kontrak/ Bulk) ... 62

Tabel 5. 15 T-Test One-Sample Statistics (Gula Kemasan) ... 63

Tabel 5. 16 T-Test One-Sample Statistics (Alkohol) ... 64

Tabel 5. 17 T-Test One-Sample Statistics (Spiritus) ... 65

Tabel 5. 18 T-Test One-Sample Statistics (SDA Met 5) ... 66

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Fungsional PT. Madubaru

PG. PS Madukismo ... 37

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. 1 Biaya PG. Madukismo Tahun 2011 s/d 2015 dan

Estimasi Biaya Tahun 2016 ... 75 Lampiran 1. 2 Biaya PS. Madukismo Tahun 2011 s/d 2015 dan

Estimasi Tahun 2016 ... 76 Lampiran 2. 1 Data Biaya Semivariabel PG. Madukismo Tahun 2011 s/d

2015 ... 105 Lampiran 2. 2 Data Biaya Semivariabel PG. Madukismo Tahun 2011 s/d

2015 ... 105 Lampiran 3. 1 Data Volume Penjualan PG. Madukismo Tahun 2011 s/d

2015 dan Perhitungan Biaya Variabel Tahun 2016 per

ku/ Unit Paket ... 109 Lampiran 3. 2 Data Volume Penjualan PS. Madukismo Tahun 2011 s/d

2015 dan Perhitungan Biaya Variabel Tahun 2016 per liter/

Unit Paket ... 111 Lampiran 3. 3 Perhitungan Estimasi Penjualan Tiap Produk untuk Tahun

2016 ... 113 Lampiran 3. 4 Data Penjualan Tahun 2011 s/d 2015 Hasil Estimasi

Tahun 2016 ... 113 Lampiran 3. 5 Perhitungan Estimasi Penjualan Tahun 2016 PG. PS

Madukismo ... 114 Lampiran 4. 1 Perhitungan Estimasi Harga Jual Tiap Produk untuk

Tahun 2016 ... 121 Lampiran.4. 2 Data Harga Jual Tahun 2011 s/d 2015 dan Hasil Estimasi

Tahun 2016 ... 121 Lampiran 4. 3 Perhitungan Estimasi Harga Jual PG. PS Madukismo ... 122

(16)

ABSTRAK

ANALISIS PERENCANAAN LABA DENGAN MENGGUNAKAN

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA

DAN ANALISIS

BREAK EVEN POINT

Studi Kasus di PT. Madubaru PG. PS Madukismo

Anggi Enno Hapsari NIM: 122114120 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Perusahaan menggunakan analisis break even point dan analisis biaya volume laba untuk mengetahui estimasi biaya, tingkat penjualan dan volume produksi dalam mencapai perencanaan laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengambil keputusan pada tingkat minimal penjualan perusahaan yang akan diproduksi.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di PT. Madubaru PG. PS Madukismo. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan metode kuantitatif yang menunjukkan perhitungan angka terhadap variabel.

Berdasarkan analisis data titik impas produk gula tercapai pada penjualan 9.399,51 kuintal atau Rp 7.864.372.762,57, sedangkan produk spiritus mencapai impas pada penjualan sebesar 225.171,21 liter atau Rp1.816.368.841,76. Target laba yang harus dicapai PG. Madukismo 628.872,70 paket atau Rp268.343.846.628,85 sedangkan untuk PS. Madukismo 2.438.722,59 paket atau Rp59.016.689.572,95. Probabilitas minimal agar perusahaan dapat mencapai penjualan yang diharapkan dalam keadaan break even point sebesar 97,06% untuk PG. Madukismo, sedangkan PS. Madukismo probabilitas minimal agar perusahaan dapat mencapai penjualan yang diharapkan dalam keadaan break even point sebesar 68,79%.

Kata Kunci: Break Even Point, Biaya Volume Laba, Volume Penjualan, Laba

(17)

ABSTRACT

ANALYSIS OF PROFIT PLANNING BY COST VOLUME

PROFIT ANALYSIS AND BREAK EVENT POINT ANALYSIS

Case Study in PT. Madubaru PG. PS Madukismo

Anggi Enno Hapsari Student Number: 122114120

Sanata Dharma Yogyakarta

2017

The company uses the break even point analysis and cost analysis to figure out the profit volume estimation of cost, level of sales and production volume in achieving profit planning. This research aims to take a decision on the level of minimum sales company that will be produced.

This research was a case study in PT. Madubaru PG. PS Madukismo. The data collection techniques were interview and documentation. Data analysis technique used was quantitative analysis method that shows the calculation of the number of variables.

Based on data analysis, breakeven was reached on the sale of sugar products 9399.51 quintal or Rp7.864.372.762,57, whereas rubbing alcohol product reached breakeven on sales of 225.171,21 liters or Rp1.816.368.841,76. Profit target that must be reached PG. Madukismo were 628.872,70 packages or Rp268.343.846.628,85, while for PS. Madukismo were 2.438.722,59 packages or Rp59.016.689.572,95. In the state of break event point, minimum probability to achieve expected sales for PG. Madukismo was 97,06%, while expected sales for PS. Madukismo was 68,79%.

Keywords: Break Event Point, Cost Volume Profit, Sales Volume, Profit

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun organisasi yang tujuannya semata-mata untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Kegiatan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin banyak kebutuhannya, untuk itu kita berusaha mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya agar kebutuhan kita dapat terpenuhi. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut kita perlu merencanakan agar perusahaan tersebut selalu mendapatkan laba minimal tidak merugi atau impas. Impas adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualan sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya laba kontribusi sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya sebesar nol (Supriyono, 1989:153).

Perusahaan menggunakan penentuan break even point ini bertujuan untuk mengetahui biaya, tingkat penjualan dan volume produksi perusahaan apakah mengalami keuntungan atau kerugian (impas). Setelah itu perusahaan bisa menargetkan pada tingkat keberapa perusahaan memperoleh keuntungan. Sehingga manajer bisa mengambil keputusan pada tingkat minimal penjualan perusahaan akan memproduksi. Hubungan biaya, laba, volume dalam break even point ini adalah untuk mengetahui seberapa besar laba yang akan diperoleh

(19)

apabila volume penjualan sebesar “X”, berapa volume penjualan paling sedikit

yang harus dicapai supaya perusahaan tidak mengalami rugi, dan berapa batas hasil penjualan agar perusahaan dapat melanjutkan usahanya. Jadi semua yang berhubungan dengan perubahan volume produksi akan mempengaruhi biaya dan laba.

Seorang manajer dapat menggunakan acuan break event point ini untuk proses perencanaan dan target untuk memperoleh laba. Dalam perhitungan break even point diperlukan data masalalu misalnya jumlah penjualan, produksi dan biayanya. Besarnya produksi akan berpengaruh pada biaya produksi secara otomatis. Jadi setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, jumlah produksi akan berpengaruh pada tingkat laba.

Perusahaan akan berkembang tergantung pada tingkat laba yang diperoleh. Jika laba yang didapatkan dari tahun ketahun mengalami peningkatan berarti perusahaan dapat berkembang, sebaliknya jika pendapatan yang di dapatkan dari tahun ketahun menurun maka perlu adanya evaluasi perencanaan laba kembali dengan melihat penjualan dan jumlah yang diproduksi serta melihat biaya produksi mengalami kenaikan atau tidak.

(20)

biaya-volume-laba. Teknik ini dapat digunakan secara baik dalam perencanaan laba dalam jangka pendek. Pada prinsipnya break even point dan biaya-volume-laba mempunyai hubungan yang erat dengan konsep margin of safety.

Selain perusahaan ingin mendapatkan laba yang tinggi, perusahaan juga perlu mengetahui kondisi lingkungannya agar dalam proses perencanaan sampai hasil yang diperoleh tercapai tidak ada hambatan dari luar (lingkungan), sehingga perusahaan dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis merumuskan masalah, sebagai berikut:

1. Berapakah volume penjualan agar perusahaan mencapai impas (break even point)?

2. Berapakah tingkat penjualan yang dihasilkan agar perusahaan dapat memenuhi target laba yang diinginkan?

3. Berapakah probabilitas minimal agar perusahaan dapat mencapai penjualan dalam keadaan break even point?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui volume penjualan agar perusahaan mencapai impas (break

(21)

2. Mengetahui tingkat penjualan yang dihasilkan agar perusahaan dapat memenuhi target laba yang diinginkan.

3. Mengetahui probabilitas minimal agar perusahaan dapat mencapai penjualan dalam keadaan break even point.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan mengenai perencanaan dan penjualan laba, seperti:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai informasi tambahan dalam menetapkan kebijakan seorang manajer dalam mengambil keputusan penjualan dan laba.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai media untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dalam memecahkan studi kasus yang terjadi di dalam perusahaan, khususnya dalam menerapkan metode break even point mengenai hubungan biaya-volume-laba.

3. Bagi Universitas

(22)

E. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara keseluruhan dalam penulisan skripsi. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tentang landasan teori sebagai pedoman dalam pembahasan penulisan skripsi berupa konsep-konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan.

BAB III Metode Penelitian

(23)

BAB IV Gambaran Umum PT. Madubaru PG. PS Madukismo

Bab ini merupakan bab tentang gambaran umum PT. Madubaru PG. PS Madukismo yang terdiri dari sejarah singkat perusahaan, visi dan misi hotel, struktur organisasi, permodalan, produksi, dan sumber daya manusia.

BAB V Analisis data dan Pembahasan

Bab ini merupakan bab pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya dan menggunakan data yang telah diolah sesuai dengan metode penelitian yang digunakan dan landasan teori yang ada.

BAB VI Penutup

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Laba

1. Pengertian Perencanaan Laba

Perencanaan adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan kendala-kendala (constrains) yang dihadapi, untuk tujuan tersebut manajemen harus mengetahui data yang relevan terutama yang menyangkut penghasilan dan biaya dimasa yang akan datang (Supriyono, 1987: 4).

Perencanaan laba adalah gambaran keuangan mengenai hasil yang diharapkan pada keputusan yang diambil. Sebelum kita mendapatkan laba kita perlu merencanakan laba untuk menargetkan seberapa besar laba yang akan diperoleh.

Langkah pertama yang dilakukan dalam perencanaan laba yaitu menjalankan suatu usaha dalam mengambil sebuah keputusan. Agar keputusan yang kita ambil sesuai dengan yang diharapkan, maka kita perlu merencanakan perencanaan tersebut sesuai dengan tujuan dan sasaran yang dicapai oleh perusahaan.

(25)

Fungsi perencanaan laba adalah menetapkan tujuan dan sasaran dari perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan merupakan hal yang paling mendasar dari pengambilan keputusan dalam proses perencanaan. Tujuan perusahaan ini disusun untuk proses jangka panjang, yang intinya berisi mengenai visi dan misi perusahaan. Sasaran perusahaan merupakan dasar untuk penentuan memperoleh target laba yang ingin dicapai.

Menurut Carter (2009: 5), ada tiga jenis rencana yang dapat diidentifikasi di dalam suatu entitas bisnis:

a. Rencana Strategis

Rencana strategis diformulasikan di tingkat manajemen tertinggi, dan memerlukan pandangan luas atas perusahaan dan lingkungan perusahaan, merupakan perencanaan yang paling bersifat non-kuantitatif, dan diformulasikan dalam tenggang waktu yang tidak teratur melalui proses yang tidak sistematis, yang dimulai dari identifikasi atas kesempatan atau ancaman eksternal.

b. Perencanaan Laba Jangka Pendek

(26)

sistematis, sangat kuantitatif, dinyatakan dalam ukuran finansial dan biasanya dipersiapkan untuk periode bulanan, triwulan, atau tahunan. c. Perencanaan Jangka Panjang

Rencana jangka panjang atau anggaran jangka panjang, biasanya meliputi periode waktu tiga sampai lima tahun ke depan. Dalam tingkat rincian dan kuantitatif, perencanaan jangka pendek dan perencanaan strategis.

2. Keuntungan Perencanaan Laba

Perencanaan laba, atau anggaran memiliki manfaat dan keuntungan sebagai berikut:

a. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas identifikasi dan penyelesaian masalah. Manajemen wajib mempelajari semua aspek bisnis dalam mengembangkan anggaran. Hal ini memungkinkan adanya kesempatan untuk menilai kembali setiap segi dari operasi dan memeriksa kembali kebijakan dan program.

b. Perencanaan laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan manajemen. Hal itu membantu mengembangkan kesadaran akan laba di seluruh lapisan organisasi dan merangsang kesadaran akan biaya serta efisiensi biaya.

(27)

Anggaran membuat identifikasi dan eliminasi dari halangan serta ketidakseimbangan menjadi mungkin, sebelum kedua hal itu terjadi serta untuk menyalurkan usaha-usaha ke aktivitas-aktivitas yang paling menguntungkan.

d. Perencanan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerjasama dari setingkatan manajemen. Keahlian dan pengetahuan dari semua manajer dibutuhkan untuk mengembangkan rencana paling efektif. Partisipasi dari semua tingkatan mengeluarkan ide-ide dan menyediakan suatu cara untuk mengkomunikasikan tujuan serta untuk memperoleh dukungan atas rencana akhir. Manajer yang berpartisipasi belajar mengenai apa yang diharapkan: yaitu mereka mengembangkan komitmen terhadap cita-cita dimana mereka turut berpartisipasi dalam penetapannya.

e. Anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja akrual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu. Hal ini memicu manajer untuk merencanakan kinerja secara efisien.

3. Manfaat Perencanaan Laba

Menurut Matz & Usry (1990: 6), perencanaan laba mempunyai arti penting bagi perusahaan karena:

(28)

b. Memaksa pihak manajemen untuk secara dini mengadakan penelaahan terhadap masalah yang dihadapi dan menanamkan kebiasaan pada organisasi untuk mengadakan telaah yang seksama sebelum mengambil keputusan.

c. Menciptakan suasana organisasi yang terarah pada pencapaian laba, dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal.

d. Merangsang peran serta dan koordinasi rencana berbagai segmen dari keseluruhn organisasi manajemen sehingga kepuasan akhir dan rencana yang saling berkait dapat menggambarkan keseluruhan organisasi dalam bentuk rencana yang terpadu dan menyeluruh.

e. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik dari setiap segi dan aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbaharui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala.

f. Mengkoordinasi serta mempertemukan semua upaya perusahaan kedalam suatu prosedur perencanaan anggaran yang terarah.

g. Mengarahkan penggunaan modal dan daya upaya pada kegiatan yang paling menguntungkan.

(29)

tujuan, dan menumbuhkan minat untuk melaksanakan kegiatan secara lebih efektif.

i. Berperan sebagai tolok ukur atau standar untuk mengukur hasil kegiatan dan menilai kebijaksanaan manajemen dan tingkat kecakapan dari setiap pelaksana.

4. Hubungan antara Perencanaan Laba dan Analisa Break Even Point

Analisa BEP dengan perencanaan laba mempunyai hubungan kuat sebab analisa BEP dan perencanaan laba sama-sama berbicara dalam hal anggaranatau di dalamnya mencakup anggaran yang meliputi biaya, harga produk, dan volume penjualan, yang kesemua itu mengarah ke perolehan laba. Untuk itu dalam perencanaan perlu penerapan atau menggunakan analisa BEP untuk perkembangan ke arah masa dating dan perolehan laba. Selain itu analisa BEP dapat dijadikan tolak ukur untuk menaikkan laba atau untuk mengetahui penurunan laba yang tidak menakibatkan kerugian pada industri (Garrison et. al., 2006:60).

B. Biaya

1. Pengertian Biaya

(30)

biaya produksi, biaya bahan baku dan lainnya. Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu(Widilestariningtyas

et. al., 2012: 10). 2. Klasifikasi Biaya

Menurut Siregar (2013: 36-38), ada beberapa klasifikasi biaya yang sering dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Ketertelusuran

Berdasarkan klasifikasi ketertelusuran ini biaya digolongkan menjadi dua, yaitu:

1) Biaya Langsung (direct cost)

Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur ke bagian produk secara langsung.

2) Biaya Tidak Langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang secara tidak langsung dapat ditelusur ke produk.

b. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku 1) Biaya Variabel

(31)

2) Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berpengaruh pada tingkat aktivitas dalam kisaran tertentu.

3) Biaya Campuran

Biaya campuran adalah biaya yang memiliki karakteristik biaya variabel dan biaya tetap.

c. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi

Fungsi pokok perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Biaya Produksi

Biaya yang membuat bahan menjadi produk jadi. 2) Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi untuk memasarkan produk atau jasa yang sudah jadi.

3) Biaya Administrasi dan Umum

Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dalam rangka mengarahkan, menjalankan, dan mengendalikan perusahaannya. d. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Elemen Biaya Produksi

1) Biaya Bahan Baku

(32)

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah besarnya nilai gaji dan upah tenaga kerja yang terlibat langsung pada pengerjaan produk. 3) Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

3. Pemisahan Biaya Semivariabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel (Carter, 2009: 70). Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume aktivitas. Biaya ini memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel didalamnya (Mulyadi, 2003: 441).

Menurut Carter (2009: 74-77), Pemisahan biaya semi variabel dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu:

a. Metode Titik-Rendah (High and Low Point)

(33)

biaya yang dianalisis. Jika titik dengan tingkat aktivitas tertinggi atau terendah tidak berada pada periode yang sama dengan titik yang memiliki jumlah biaya tertinggi atau terendah, maka tingkat aktivitas yang seharusnya dipilih karena aktivitas dianggap sebagai pemicu biaya. Periode tinggi dan periode rendah dipilih karena keduanya mewakili kondisi dari dua tingkat aktivitas yang paling berjauhan. Tetapi, harus hati-hati untuk tidak menggunakan data dari periode yang terdistorsi oleh kondisi-kondisi abnormal.

b. Metode Scattergraph

Metode Scattergraph dapat digunakan untuk menganaliis perilaku biaya. Dalam metode ini, biaya yang dianalisis disebut variabel dependen dan diplot di sepanjang garis vertical atau yang disebut sumbu y. aktivitas terkait disebut sebgai variabel independen-misalnya, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit output, atau persentase kapasitas dan diplot di sepanjang garis horizontal yang disebut sumbu x.

c. Metode Regresi Kuadrat Terkecil

(34)

diplot dari titik di atas atau di bawahnya dalam garis regresi. Persamaan regresi pada metode kuadrat terkecil adalah:

Keterangan:

a: Konstanta (menggambarkan biaya tetap) b: Koefisien (menggambarkan biaya variabel) Y: Biaya campuran

X: Aktivitas

Perhitungan a dan b dapat dilakukan dengan rumus:

Dalam hal ini variabel Y adalah biaya, sedangkan variabel X merupakan volume kegiatan.

C. Analisis Break Even Point

1. Pengertian Analisis Break even point

(35)

Analisis Break even point dalam istilah lain sering disebut dengan titik impas. Perusahaan dapat mengalami titik impas jika antara modal dan biaya-biaya yang dikeluarkan tidak mengalami kerugian atau tidak memperoleh laba, jadi laba yang dihasilkan adalah 0 (nol).

Analisis Break even point ini digunakan oleh manager perusahaan untuk meramal jumlah volume yang akan diproduksi agar perusahaan bisa mengoptimalkan laba yang diperoleh. Selain itu analisis break even point

juga bisa digunakan untuk menargetkan laba yang akan diperoleh di tahun mendatang. Jadi analisis break even point ini sangat penting digunakan oleh seorang manager perusahaan dalam mengambil kebijakan untuk meramal laba yang akan datang.

Ada dua cara dalam menentukan impas yaitu melalui pendekatan teknik persamaan dan pendekatan grafis. Pendekatan teknik persamaan ini mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah dengan laba. Sedangkan, pendekatan grafis ini dihitung dengan mencari titik potong antara garis pendapatan dan biaya dalam suatu grafik.

(36)

volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol) (Mulyadi, 1993: 230).

Perhitungan impas dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:

Dalam keadaan impas i = 0, oleh karena itu persamaan impas adalah:

Keterangan :

X: Volume penjualan a: Biaya tetap

b: Biaya variabel per unit

Jika diperlukan informasi impas dalam rupiah, rumus tersebut dikembangkan

menjadi :

Keterangan:

pX: Jumlah rupiah produk yang dijual a: Total biaya tetap

b: Biaya variabel per unit p: Harga jual per unit

Titik impas bisa juga digunakan untuk merencanakan laba yang ingin dicapai pada perusahaan sebagai berikut:

(37)

Keterangan:

X: Jumlah produk yang dijual a : Total biaya tetap

b: Biaya variabel per unit p: Harga jual per unit I: Laba yang dianggarkan

Jika ingin mengetahui dalam jumlah rupiah maka, rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

pX: Jumlah rupiah produk yang dijual a: Total biaya tetap

b: Biaya variabel per unit p: Harga jual per unit I: Laba yang dianggarkan.

2. Manfaat Analisis Break Even point

Analisis Break even point sangat bermanfaat untuk merencanakan laba operasi dan volume penjualan suatu perusahaan. Setelah mengetahui informasi besarnya hasil titik impas yang dicapai, maka industri dapat melakukan kebijakan, yaitu menentukan berapa jumlah produk yang harus dijual (budget sales), harga jualnya (sales price) apabila industri menginginkan laba tertentu dan dapat meminimalkan kerugian yang akan terjadi (Ariyanti et. al., 2014: 3).

3. Asumsi dan Keterbatasan Analisis Break Even Point

(38)

a. Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan variabel dan prinsip variabilitas biaya dapat diterapkan dengan tepat.

b. Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh.

c. Bahwa biaya variabel akan berubah secara proposional (sebanding) dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan.

d. Harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapapun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum.

e. Bahwa hanya ada satu macam barang yang di produksi atau dijual atau jika lebih dari satu macam, maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan.

D. Analisis Biaya-Volume-Laba

1. Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba

(39)

mengenai permasalahan yang ada pada perencanaan dan membantu perusahaan untuk memecahkan suatu permasalahan.

2. Asumsi-Asumsi dalam Analisis Biaya-Volume-Laba

Menurut Siregar (2013: 334), ada beberapa asumsi pada analisis biaya-volume-laba yaitu:

a. Analisis mengasumsi bahwa fungsi pendapatan dan fungsi biaya bersifat linear.

b. Analisis mengasumsikan bahwa harga, biaya tetap total, dan biaya variabel per unit dapat diidentifikasi secara akurat dan akan selalu konstan selama dalam kisaran relevan.

c. Analisis mengasumsikan bahwa jumlah yang diproduksi sama dengan jumlah yang dijual.

d. Pada analisis multiproduk, bauran penjualan diasumsikan telah diketahui sebelumnya.

e. Harga jual dan biaya diasumsikan telah diketahui dengan pasti. 3. Penerapan Analisis Biaya-Volume-Laba

(40)

volume, dan laba. Beberapa bentuk analisis biaya-volume-laba sebagai berikut:

a. Menghitung Impas

Dalam perhitungan ini sudah dijelaskan pada materi tentang break even point diatas.

b. Batas Keamanan (Margin Of Safety)

Margin of safety adalah penjualan yang dapat dijual diatas volume impas. Margin of safety ini diharapkan akan diperoleh diperusahaan diatas volume impas. Analisis impas dapat memberikan informasi tentang volume penjualan minimal agar perusahaan tidak menderita rugi. Jika impas dihubungakan dengan angka pendapatan penjualan dianggarkan maka akan memperoleh informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan dengan volume penjulan impas yang merupakan angka dari margin of safety. Batas keamanan adalah persentase yang menunjukkan batas sampai seberapa jauh penjualan yang dibudgetkan boleh turun tetapi perusahaan tidak menderita rugi (Supriyono, 1989: 356).

Dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

x 100%

Keterangan:

MS: Margin of safety atau batas keamanan dinyatakan dalam % SB: Penjualan dianggarkan

(41)

c. Contribution Margin

Contribution margin berarti sisa hasil penjualan setelah menutup biaya variabel, yang disumbangkan untuk menutup biaya tetap, dan selanjutnya untuk keuntungan suatu periode (Garrison, 1987: 275).

Contribution margin mempunyai hubungan yang erat dengan perhitungan volume penjualan dalam keadaan impas.

Rumus perhitungan volume penjualan dalam keadaan impas adalah:

Keterangan :

X: Jumlah produk yang dijual a: Total biaya tetap

b: Biaya variabel per unit p: Harga jual per unit

Apabila rumus tersebut dikaitkan dengan contribution margin akan menjadi:

Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa contribution margin adalah harga jual per unit dikurangi biaya variabel per unit.

(42)

d. Distribusi Normal

Distribusi normal merupakan ditribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu. Kurva normal bentuknya seperti genta, sifatnya rata dan simetris. Distribusi normal standar adalah distribusi normaldengan rata-rata (μ) = 0 dan simpangan baku (δ) = 0

Rumus distribusi normal baku atau standar:

Dimana: Z: nilai standar

X: nilai variabel dari volune penjualan

μ: mean kuantitas penjualan

δ: deviasi standar dalam kuantitas

Penerapan distribusi normal dalam analisis biaya-volume-laba dapat digunakan dengan dua pendekatan untuk menghitung deviasi luas daerah kurva normal yaitu:

1. Pendekatan kuantitas penjualan

̽ atau

Keterangan:

δz: Deviasi standar luas daerah kurva normal yang dihitung

ᴫ*: Batas laba yang dihitung probabilitasnya p: Harga jual per unit

a: Total biaya tetap b: Biaya variabel per unit

μ: Mean kuantitas penjualan

(43)

2. Pendekatan rupiah laba

Keterangan:

δz: Deviasi standar luas daerah kurva normal yang dihitung

ᴫ*: Batas laba yang dihitung

E(ᴫ): Laba yang diharapkan pada kuantitas penjualan sebesar mean

δᴫ: Deviasi standar laba.

Deviasi standar laba dapat dihitung dengan rumus:

δᴫ= δ (p – b)

Untuk menghitung laba yang diharapkan pada mean tertentu menggunakan rumus:

E(ᴫ) = (μ) (p – b) – a

Dimana:

μ: Mean penjualan p: Harga jual per unit b: Biaya variabel per unit a: Biaya total tetap.

E. Penentuan Mean dan Deviasi Standar

(44)

Rumus menentukan mean dan deviasi standarnya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Taksiran Mean

Keterangan:

∑Y: Jumlah volume penjualan

µ: Mean volume penjualan

n: Banyaknya observasi yang digunakan

2. Menentukan Deviasi Standar

Keterangan:

: Deviasi standar volume penjulan Y: Volume penjualan

Ỹ: Mean volume penjulan

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada PT. Madubaru PG. PS Madukismo Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui titik impas laba dan modal pada perusahaan dalam jangka tahun yang di targetkan yaitu selama 5 tahun.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian a. Bagian penjualan b. Bagian produksi 2. Obyek Penelitian

a. Data volume produksi b. Data volume penjualan c. Data biaya produksi

d. Data harga jual per unit produksi C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian dilakukan di PT. Madubaru PG.PS Madukismo yang terletak di Desa Padokan Tirtonirmolo, Kasihan, Kecamatan Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu bulan Agustus 2016.

(46)

D. Tenik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan: 1. Wawancara

Wawancara dilakukan di lokasi PT. Madubaru PG. PS Madukismo dengan melakukan tanya jawab kepada pemimpin perusahaan mengenai data gambaran secara umum perusahaan.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data laporan tahunan mengenai jumlah volume produksi, harga jual per unit, biaya produksi tahun 2011 sampai dengan 2015.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menyelesaikan rumusan masalah yang pertama yaitu menentukan volume penjualan agar tidak mengalami kerugian, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Mengestimasi biaya tahun 2016

Mengestimasi biaya tahun 2016 menggunakan metode least square dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y: Variabel dependent (tidak bebas) X: Variabel independent (bebas) a: Intersep (estimasi beban tetap)

(47)

2. Memisahkan biaya semivariabel kedalam biaya tetap dan biaya variabel Rumus yang digunakan dalam memisahkan biaya semivariabel sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y: Variabel dependent (tidak bebas) X: Variabel independent (bebas) a: Intersep (estimasi beban tetap)

b: Slope/ koefisien regresi (estimasi beban variabel per unit kegiatan).

3. Menghitung volume penjualan saat break even point

Rumus yang digunakan untuk menghitung volume penjualan saat break even point sebagai berikut:

Keterangan :

X: Volume penjualan a: Biaya tetap

b: Biaya variabel per unit

Jika diperlukan informasi impas dalam rupiah, rumus tersebut dikembangkan menjadi :

Keterangan:

pX: Jumlah rupiah produk yang dijual a: Total biaya tetap

(48)

Untuk menyelesaikan perumusan masalah yang kedua yaitu tingkat penjualan yang dihasilkan agar perusahaan dapat memenuhi target laba yang diinginkan, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menentukan batas laba yang diinginkan

x 100%

Keterangan:

MS: Margin of safety atau batas keamanan dinyatakan dalam % SB: Penjualan dianggarkan

SBE: Penjualan pada saat break even

2. Menentukan penjualan perusahaan

Keterangan:

X: Jumlah produk yang dijual a: Total biaya tetap

b: Biaya variabel per unit p: Harga jual per unit I: Laba yang dianggarkan

Jika ingin mengetahui dalam jumlah rupiah maka, rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

pX: Jumlah rupiah produk yang dijual a: Total biaya tetap

(49)

Untuk menyelesaikan perumusan masalah yang ketiga yaitu probabilitas minimal agar perusahaan dapat mencapai penjualan dan laba dalam keadaan impas, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menentukan volume penjualan rata-rata dalam unit paket kuintal (PG. Madukismo)/ liter (PS. Madukismo) dan kedalam rupiah

Rumus yang digunakan dalam menghitung volume rata-rata yaitu menggunakan SPSS dengan One Sample T test.

2. Menentukan rata-rata deviasi standar dalam unit paket kuintal (perusahaan PG. Madukismo)/ liter (PS. Madukismo) dan kedalam rupiah.

Rumus yang digunakan dalam menghitung rata-rata deviasi standar yaitu menggunakan SPSS dengan One Sample T test.

3. Menghitung probabilitas perusahaan minimal dalam mencapai impas Dengan rumus:

Keterangan:

δz: Deviasi standar luas daerah kurva normal yang dihitung

μ: Mean kuantitas penjualan

(50)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

1. Berdirinya Perusahaan

Perusahaan PG-PS Madukismo adalah perusahaan yang satu-satunya Pabrik Gula (PG) dan Pabrik Alkohol/Spiritus (PS) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan Nasional, khususnya Gula Pasir. Produk Gula ( PG. Madukismo) terdiri dari Gula kemasan dan Gula kontrak. Produk Spiritus (PS. Madukismo) terdiri dari alkohol, spiritus, SDA Met 5.

Perusahaan berdiri pada tanggal 14 Juni 1945 berdasarkan akta pendirian No. 11 oleh Raden Mas Soerjanto Partaningrat, SH, Notaris di Yogyakarta dengan nama PT. Pabrik-pabrik Gula Madu (P2G Madu Baru) yang telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A, 5683, tanggal 10 Agustus 1956 dan telah dimuat dalam berita Negara No. 4 dan tambahan No. 25.

Perubahan nama perusahaan dari Pabrik-pabrik Gula Madu menjadi PT. MADUBARU tertuang dalam akta No. 1 tanggal 07 September 1998 oleh Dana Wardhani, SH., notaris di Yogyakarta.

(51)

Perubahan terakhir akta No. 8 tanggal 16 Agustus 2008 oleh Notaris Tabitha Sri Jeany, S.H,Mkn. Di Yogyakarta tentang penyesuaian dengan UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan.

2. Lokasi

Diatas lokasi Bangunan Pabrik Gula Padokan (satu diantara dari 17 Pabrik Gula di daerah Istimewa Yogyakarta yang dibangun Pemerintah Belanda, tetapi dibumi hanguskan pada masa Pemerintah Jepang), yang terletak di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Ksihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Kontraktor Utama

Machine Fabriek Sangerhausen, Jerman Timur. 4. Pemilik Saham

Pada awal berdiri: 75% milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX, 25% milik Pemerintah RI (Departemen Pertanian RI). Saat ini telah dirubah menjadi sebagai berikut: 65% milik Sri Hamengku Buwono X, 35% milik Pemerintah (dikuasakan kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia, sebuah BUMN).

5. Kronologi Status Perusahaan dan Perubahan Management Tahun 1955-1962 : Perusahaan Swasta ( PT )

(52)

Negara), karena adanya policy Pemerintah RI yang mengembil alih semua Perusahaan di Indonesia.

Tahun 1966 : BPU-PPN bubar.

PG-PG di Indonesia boleh memilih : tetap sebagai Perusahaan Negara atau keluar menjadi Perusahaan Swasta (PT).

PT. Madubaru memilih Perusahaan Swasta.

Tahun 1966-1984 : PT. Madubaru kembali menjadi Peusahaan Swasta dengan susunan Direksi yang dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Presiden Direktur. Tanggal 4 Maret 1984-24 Februari 2004

Diadakan kontrak management dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yaitu salah satu BUMN milik Departemen Keuangan RI. Tanggal 24 Februari 2004-sekarang

(53)

6. Visi dan Misi Perusahaan A. VISI

PT. Madubaru menjadi perusahaan Agro Industri yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.

B. MISI

1) Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

2) Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.

3) Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti. 4) Menempatkan karyawan dan stake holders lainnya sebagai bagian

terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian share holder values.

7. Susunan Pengurus Saat ini sebagai berikut: Komisaris Utama : GKR Pembayun

Komisaris : - Drs. H. Sumargono Kusumohadiningrat : - Okky Jamnur Warnaen

(54)

Dibawah ini merupakan struktur organisasi fungsional PT. Madubaru PG. PS Madukiso:

[image:54.792.102.764.79.505.2]

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Fungsional PT. Madubaru PG. PS Madukism Dewan

Komisaris Penasehat

Sek. Dekom

Direktur

Kepala SPI

Kabag Tanaman

Kabag Pemasaran Kabag

SDM & mum Kepala

Akt & Keu

Kepala

Pabrik Spiritus

Kabag Pabrikasi Kabag

Instalasi Staf Khusus

TLD

(55)

Selain modal sendiri juga mendapatkan kredit dari bank Pemerintah untuk operasional dan investasi.

Kapasitas: PG. Madukismo:

- Desain awal 1.500 ton tebu per hari (tth)

- Tahun 1976 ditingkatkan lagi menjadi : 2.500 tth

- Tahun 1992 ditingkatkan lagi menjadi : 3.000 tth

- Tahun 2006 – sekarang : 3.500 tth PS. Madukismo:

- Tahun 1976 awal 15.000 liter Alkohol per hari.

- Tahun 2002 ditingkatkan menjadi 25.000 liter Alkohol per hari. C. Produksi

1. Produksi Utama (dari PG. Madukismo):

Gula Pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih). Mutu produksi dipantau oleh P3GI Pasuruan (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia).

(56)

PT. Sucoffindo Indonesia. 3. Hasil Produksi rata-rata per tahun:

a. Pabrik Gula:

-Bahan baku tebu 400.000 – 500.000 ton per tahun -Hasil gula SHS: ± 35.000 ton per tahun

-Rendemen antara 7,0% - 8,5%

-Bahan pembantu: Batu Gamping dan Belerang b. Pabrik Spiritus:

-Bahan baku: tetes dari PG. Madukismo ± 30.000 ton per tahun -Hasil Alkohol: ± 8 juta liter per tahun

-Dipasarkan sebagai Alkohol murni dan Spiritus bakar -Bahan pembantu pupuk Urea, NPK, Asam sulfat. c. Masa Produksi

1) Pabrik Gula

Sekitar 5 sampai 6 bulan per tahun (24jam/hari). Terus menerus, antara bulan Mei s/d Oktober. Selain bulan tersebut digunakan untuk memelihara mesin pabrik (servis, revisi, perbaikan, penggantian dll). 2) Pabrik Spiritus

(57)

1. Penggolongan Karyawan berdasarkan Sistem Pengupahannya a. Karyawan Tetap:

1) Karyawan Pimpinan 2) Karyawan Pelaksana b. Karyawan Tidak Tetap

1) Karyawan Kerja Waktu Tertentu / KKWT (hanya bekerja pada masa produksi)

2) Karyawan Borong (hanya bekerja bila ada pekerjaan borong) Karyawan Pimpinan dan Karyawan Pelaksana

Sistem pengupahan diatur tersendiri dalam PKB antara Serikat Pekerja dengan Direksi.

KKWT dan Karyawan Borong

[image:57.612.93.514.122.651.2]

Sistem pengupahan diatur tersendiri dalam PKB antara Serikat Pekerja dengan Direksi.

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan

Nama Jumlah

Karyawan pimpinan 60 orang Karyawan pelaksana 387 orang

KKWT 939 orang

Jumlah 1.386 orang

Borongan tebangan dan garap

(58)

Organisasi karyawan PT. Madubaru, mulai tahun 2000 telah membentuk Serikat Pekerja PT. Madubaru / SPPT Madubaru, dan mulai tahun 2001 telah disahkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), yang mengatur tentang hak dan kewajiban Karyawan dan Perusahaan.

3. Jaminan Sosial

a. Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk semua karyawan

b. Hak Pensiun untuk Karyawan Tetap (Pimpinan dan Pelaksana)

c. Program Taskat (Tabungan Asuransi Kesejahteraan Hari Tua) untuk Karyawan Kampanye

d. Koperasi Karyawan dan Pensiunan PT. Madubaru e. Perumahan Dinas untuk Karyawan Tetap

f. Poliklinik dan Klinik KB Perusahaan untuk semua karyawan dan Keluarga

g. Taman Kanak-kanak Perusahaan untuk Karyawan dan Umum h. Sarana Olahraga dan Kesenian untuk Karyawan dan Umum i. Pakaian Dinas untuk Karyawan Tetap, Kampanye dan Musiman j. Biaya pengobatan

(59)

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data

Selama melakukan penelitian diperoleh data yang membantu untuk menyelesaikan permasalahan. Data tersebut yaitu:

1. Biaya

Biaya yang digunakan dalam perhitungan ini meliputi biaya bahan baku, biaya tidak langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya lain-lain.

2. Penjualan dan Produksi

Penjualan dan produksi ini meliputi biaya volume penjualan, volume produksi dan harga jual produk.

B. Analisis Data dan Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Madubaru PG. PS Madukismo untuk menjawab pertanyaan perlu dilakukan persiapan penyajian data. Beberapa data yang diperlukan yaitu data biaya (biaya tetap, biaya variabel, semivariabel), harga jual produk, data volume penjualan dan volume produksi. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1. Membuat estimasi biaya tahun 2016. Penelitian ini menggunakan data lima tahun kebelakang dari tahun 2011 s/d 2015 dengan menggunakan estimasi tahun dasar yaitu pada tahun 2013. Semua biaya yang diperoleh dari

(60)

digunakan sebagai berikut: Y = a + bX

Keterangan:

Y: Variabel dependent (biaya, penjualan, harga jual, produksi) X: Variabel independent (tahun ke n)

a: Intersep (estimasi beban tetap)

b: Slope koefisien regresi ( estimasi beban variabel per unit kegiatan).

Untuk mengestimasi biaya, maka langkah yang harus dilakukan:

a. Mengumpulkan data biaya yang akan diestimasi tahun 2011 s/d 2015 b. Menghitung nilai a dan b menggunakan SPSS dengan metode least square

( bukti perhitungan nilai a dan b lihat lampiran I)

c. Menghitung a + bX untuk menentukan estimasi biaya tahun 2016.

d. Memisahkan biaya tetap dan biaya variabel, jika ada biaya semivariabel maka perlu dipisahkan terlebih dahulu ke biaya semivariabel dengan metode least square.

Tabel 5.2 merupakan hasil perhitungan estimasi biaya produk gula tahun 2016. Total biaya produk gula selama satu tahun sebesar Rp38.691.957.558,217,00.

[image:60.612.96.516.148.618.2]
(61)

Biaya Bahan Baku

1.Pembibitan 392,610,824.00 1,778,503,993.43 954,936,668.03 576,427,361.48 1,545,009,518.00 2.Tebu Giling 37,733,445,738.00 69,245,388,536.66 105,479,691,278.85 72,976,102,623.00 61,353,869,558.45 3.Tebang dan Angkutan 5,246,892,792.00 5,246,892,792.00 8,086,113,147.46 7,138,371,626.55 7,023,078,673.94

Jumlah Biaya Bahan Baku 43,372,949,354.00 76,270,785,322.09 114,520,741,094.34 80,690,901,611.03 69,921,957,750.39

Biaya Tidak Langsung

Pimpinan dan Tata usaha 14,878,097,826.00 20,302,588,405.23 27,145,859,594.65 17,786,153,772.16 16,932,791,213.47 Pembungkus dan Angkut Gula 2,620,736,800.00 3,335,838,941.05 4,937,385,753.84 3,531,049,733.17 3,264,919,628.72 Eksploitasi Angkut Motor 1,562,462,725.00 1,505,902,749.06 1,659,728,850.73 1,578,151,566.61 1,537,318,575.47

Jumlah Biaya Tidak Langsung 19,061,297,351.00 25,144,330,095.34 33,742,974,199.22 22,895,355,071.94 21,735,029,417.66

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Gaji 10,109,800,213.00 12,724,685,142.00 17,507,430,241.35 14,097,889,810.00 14,373,484,345.70

Biaya Pemeliharaan

Pemeliharaan Mesin & Instalasi 14,762,917,986.00 18,649,372,800.66 22,006,160,541.48 21,320,343,898.75 17,771,548,147.59 Pemeliharaan Gedung & Penataran 1,163,995,867.00 959,071,517.99 1,660,678,935.71 1,606,749,559.37 1,294,974,539.30

Jumlah Biaya Pemeliharaan 15,926,913,853.00 19,608,444,318.65 23,666,839,477.19 22,927,093,458.12 19,066,522,686.89

Biaya Penyusutan 4,142,175,811.00 4,572,054,374.00 5,353,412,806.91 6,388,937,112.91 6,648,282,596.12

Biaya Lain-Lain (5,129,345,565.00) 130,679,446,334.40 133,398,635,468.12 (15,079,988,521.00) (19,898,851,074.00)

Total (selama 5 tahun) 87,483,791,017.00 268,999,745,586.48 328,190,033,287.13 131,920,188,543.00 111,846,425,722.76 Total (selama 1 tahun) 17,496,758,203.40 53,799,949,117.30 65,638,006,657.43 26,384,037,708.60 22,369,285,144.55

4

4

4

[image:61.792.52.706.85.516.2]
(62)

Biaya Bahan Baku

1.Pembibitan 1,049,497,673.00 110,272,075.60 3 330,816,226.80 1,380,313,899.80

2.Tebu Giling 69,357,699,547.00 5,097,156,173.00 3 15,291,468,519.00 84,649,168,066.00

3.Tebang dan Angkutan 6,624,700,622.00 506,169,651.90 3 1,518,508,955.70 8,143,209,577.70

Jumlah Biaya Bahan Baku 77,031,897,842.00 5,713,597,900.50 17,140,793,701.50 94,172,691,543.50 Biaya Tidak Langsung

Pimpinan dan Tata usaha 19,409,098,162.00 159,295,214.20 3 477,885,642.60 19,886,983,804.60

Pembungkus dan Angkut Gula 3,537,986,171.00 148,357,645.00 3 445,072,935.00 3,983,059,106.00

Eksploitasi Angkut Motor 1,568,712,893.00 2,196,051,849.00 3 6,588,155,547.00 8,156,868,440.00

Jumlah Biaya Tidak Langsung 24,515,797,226.00 2,503,704,708.20 7,511,114,124.60 32,026,911,350.60

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Gaji 13,762,657,950.60 990,057,293.24 3 2,970,171,879.72 16,732,829,830.32

Biaya Pemeliharaan

Pemeliharaan Mesin & Instalasi 18,902,068,674.90 868,823,142.13 3 2,606,469,426.38 21,508,538,101.28

Pemeliharaan Gedung & Penataran 1,337,094,084.00 90,963,538.60 3 272,890,615.80 1,609,984,699.80

Jumlah Biaya Pemeliharaan 20,239,162,758.90 959,786,680.73 2,879,360,042.18 23,118,522,801.08

Biaya Penyusutan 5,420,972,540.00 682,909,630.90 3 2,048,728,892.70 7,469,701,432.70

Biaya Lain-lain 54,805,257,984.10 (11,622,042,383.74) 3 (34,866,127,151.22) 19,939,130,832.88

Total (selama 5 tahun) 195,775,746,301.60 (771,986,170.17) (2,315,958,510.52) 193,459,787,791.08

Total (selama 1 tahun) 39,155,149,260.32 (154,397,234.03) (463,191,702.10) 38,691,957,558.22

Elemen Biaya a b X bX Estimasi (Y = a + bX)

4

[image:62.792.72.720.86.516.2]
(63)

Biaya Bahan Baku 8,575,285,909.00 18,018,847,870.06 16,269,621,658.88 19,440,655,706.00 27,509,965,473.00

Biaya Tidak Langsung

Pimpinan dan Tata usaha 1,738,668,499.00 1,557,220,126.00 1,377,073,841.46 2,935,396,061.96 3,884,092,600.93 Bahan Bakar DMG- Biaya Pabrik 1,561,162,842.00 4,801,028,547.20 3,841,891,370.00 6,003,890,130.00 5,349,381,610.00 Bahan & Peralatan KO - Biaya Pabrik 144,556,030.00 253,350,013.93 381,887,447.00 547,243,806.00 306,738,370.00 Mesin & Instalasi- Biaya Pabrik 91,727,045.00 46,664,243.00 70,827,196.00 81,313,590.00 24,805,123.00 Pembungkus dan Angkut Gula 62,242,236.00 77,131,102.00 62,822,481.00 80,941,203.00 59,614,647.00 Eksploitasi Angkut Motor 275,728,716.00 167,322,527.67 124,925,827.47 370,183,700.81 540,138,958.95

Jumlah Biaya Tidak Langsung 3,874,085,368.00 6,902,716,559.80 5,859,428,162.93 10,018,968,491.77 10,164,771,309.88

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Gaji dsb. Karyawan pimpinan-Pimpinan dan tata usaha 261,269,843.00 207,693,481.80 227,313,990.87 366,339,442.51 638,198,624.04 Gaji dsb. Karyawan pelaksana-Pimpinan dan tata usaha 514,453,030.00 391,772,435.34 346,249,062.58 625,796,454.61 1,088,778,993.43 Upah dsb. Karyawan KKWT-Pimpinan dan tata usaha 106,357,790.00 92,175,060.00 85,266,614.30 231,925,593.04 298,116,673.66 Gaji dsb. karyawan pimpinan-Biaya Pabrik 331,689,193.00 414,938,195.77 647,480,432.90 388,734,988.50 427,002,646.20 Gaji dsb. karyawan pelaksana-Biaya Pabrik 765,647,028.00 1,021,375,324.95 1,295,381,974.75 976,035,679.25 1,284,405,397.20 Upah dsb. Karyawan KKWT-Biaya Pabrik 306,148,358.00 706,999,827.00 786,322,583.00 1,041,027,899.00 1,062,323,744.00

Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung 2,285,565,242.00 2,834,954,324.86 3,388,014,658.40 3,629,860,056.91 4,798,826,078.53

Biaya Pemeliharaan

Pemeliharaan Mesin & Instalasi 489,935,014.00 1,070,277,811.36 898,558,709.50 856,602,726.72 877,916,562.75 Pemeliharaan Gedung & Penataran 39,195,355.00 117,917,772.60 172,454,836.26 236,815,642.11 183,337,663.00

Jumlah Biaya Pemeliharaan 529,130,369.00 1,188,195,583.96 1,071,013,545.76 1,093,418,368.83 1,061,254,225.75

Biaya Penyusutan 1,139,064,579.00 1,158,880,907.65 1,229,174,221.63 1,437,551,306.10 1,671,657,215.90

Total (selama 5 tahun) 16,403,131,467.00 30,103,595,246.33 27,817,252,247.60 35,620,453,929.61 45,206,474,303.06

Total (selama 1 tahun) 3,280,626,293.40 6,020,719,049.27 5,563,450,449.52 7,124,090,785.92 9,041,294,860.61

4

5

4

[image:63.792.40.752.89.504.2]
(64)

Biaya Bahan Baku 17,962,875,323.00 3,929,116,696.00 3 11,787,350,088.00 29,750,225,411.00 Biaya Tidak Langsung

Pimpinan dan Tata usaha 2,298,490,226.00 566,902,414.00 3 1,700,707,242.00 3,999,197,468.00

Bahan Bakar DMG- Biaya Pabrik 4,311,470,900.00 877,929,911.90 3 2,633,789,735.70 6,945,260,635.70

Bahan & Peralatan KO - Biaya Pabrik 326,755,133.40 61,825,847.21 3 185,477,541.63 512,232,675.03

Mesin & Instalasi- Biaya Pabrik 63,067,439.40 9,919,449.70 3 29,758,349.10 92,825,788.50

Pembungkus dan Angkut Gula 68,550,333.80 (144,507.70) 3 (433,523.10) 68,116,810.70

Eksploitasi Angkut Motor 295,659,946.20 73,168,165.90 3 219,504,497.70 515,164,443.90

Jumlah Biaya Tidak Langsung 7,363,993,978.80 1,589,601,281.01 4,768,803,843.03 12,132,797,821.83 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Gaji dsb. Karyawan pimpinan-PTU 340,163,076.40 91,250,352.28 3 273,751,056.84 613,914,133.24

Gaji dsb. Karyawan pelaksana-PTU 59,340,995.20 138,267,594.60 3 414,802,783.80 474,143,779.00

Upah dsb. Karyawan KKWT-PTU 162,768,346.20 52,326,830.04 3 156,980,490.12 319,748,836.32

Gaji dsb. karyawan pimpinan-Biaya Pabrik 441,969,091.30 16,442,369.91 3 49,327,109.73 491,296,201.03

Gaji dsb. karyawan pelaksana-Biaya Pabrik 1,068,569,080.83 99,217,709.27 3 297,653,127.81 1,366,222,208.64

Upah dsb. Karyawan KKWT-Biaya Pabrik 780,564,482.20 184,637,884.40 3 553,913,653.20 1,334,478,135.40

Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung 2,853,375,072.13 582,142,740.50 1,746,428,221.50 4,599,803,293.63 Biaya Pemeliharaan

Pemeliharaan Mesin & Instalasi 838,658,164.90 56,228,801.29 3 168,686,403.87 1,007,344,568.77

Pemeliharaan Gedung & Penataran 149,944,253.80 40,718,248.55 3 122,154,745.65 272,098,999.45

Jumlah Biaya Pemeliharaan 988,602,418.70 96,947,049.84 290,841,149.52 1,279,443,568.22

Biaya Penyusutan 1,327,265,646.00 134,385,567.20 3 403,156,701.60 1,730,422,347.60

Total (selama 5 tahun) 30,496,112,438.63 6,332,193,334.55 18,996,580,003.65 49,492,692,442.28

Total (selama 1 tahun) 6,099,222,487.73 1,266,438,666.91 3,799,316,000.73 9,898,538,488.46

Estimasi X

Elemen Biaya a b bX

4

[image:64.792.71.721.93.558.2]
(65)

2. Pemisahan Biaya Semivariabel

Analisis biaya-volume ini membutuhakan data biaya tetap dan biaya variabel. Untuk itu biaya semivariabel harus dipisahkan terlebih dahulu ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Untuk memisahkan biaya semivariabel ini menggunakan persamaan Least Square dengan linear Y = a + bX, dimana Y merupakan data biaya, a merupakan biaya tetap dan b merupakan biaya variabel, dan X merupakan volume produksi.

Perhitungan pemisahan biaya semivariabel menggunakan Program SPSS (lihat di lampiran II). Setelah pemisahan biaya semivariabel kemudian disajikan dalam biaya tetap dan biaya semivariabel.

Tabel 5. 5 Menunjukkan prediksi total biaya variabel PG. Madukismo tahun 2016 sebesar Rp31.771.309.527,17 dan total biaya tetap sebesar Rp6.920.648.031,05 dengan total biaya sebesar Rp38.691.957.558,12.

[image:65.612.94.537.213.618.2]
(66)
[image:66.612.96.521.134.608.2]

Tabel 5. 5 Biaya PG. Madukismo menjadi biaya tetap dan biaya variabel setelah pemisahan tahun 2016 (dalam rupiah)

Rekening Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya

Biaya Bahan Baku

1. Pembibitan 1.380.313.899,80 1.380.313.899,80 2. Tebu Giling 84.649.168.066,00 84.649.168.066,00 3. Tebang dan Angkutan 8.143.209.577,70 8.143.209.577,70

Biaya Tidak Langsung

Pimpinan dan Tata Usaha 19.886.983.804,60 19.886.983.804,60 Pembungkus dan Angkut Gula 3.983.059.106,00 3.983.059.106,00 Eksploitasi Angkut Motor 8.156.868.440,00 8.156.868.440,00

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Gaji 16.732.829.830,32 16.732.829.830,323

Biaya Pemeliharaan

Pemeliharaan Mesin & Instalasi 9.439.604.042,30 12.068.934.059,28 21.508.538.101,28 Pemeliharaan Gedung &

Penataran 961.104.850,18 648.879.849,60 1.609.984.699,80

Biaya Penyusutan 7.469.701.432,70 7.469.701.432,70

Biaya Lain-lain 19.939.130.832,88 19.939.130.832,88

Total (selama 5 tahun)

34,603,240,155.22

158,856,547,635.86

193,459,787,790.58

Total (selama 1 tahun)

6,920,648,031.05

31,771,309,527.17

38,691,957,558.12

(67)

3. Langkah selanjutnya untuk menjawab permasalahan yang pertama yaitu mencari volume penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian pada tahun 2016, dengan cara:

Elemen Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya

Biaya Bahan Baku 29,750,225,411.00 29,750,225,411.00

Biaya Tidak Langsung

Pimpinan dan Tata usaha 3,999,197,468.00 3,999,197,468.00

Bahan Bakar DMG- Biaya Pabrik 6,945,260,635.70 6,945,260,635.70

Bahan & Peralatan KO - Biaya Pabrik 512,232,675.03 512,232,675.03

Mesin & Instalasi- Biaya Pabrik 92,825,788.50 92,825,788.50

Pembungkus dan Angkut Gula 68,116,810.70 68,116,810.70

Eksploitasi Angkut Motor 515,164,443.90 515,164,443.90

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Gaji dsb. Karyawan pimpinan-Pimpinan dan tata

usaha 613,914,133.24 613,914,133.24

Gaji dsb. Karyawan pelaksana-Pimpinan dan tata

usaha 474,143,779.00 474,143,779.00

Gaji dsb. Karyawan KKWT-Pimpinan dan tata usaha 319,748,836.32 319,748,836.32 Gaji dsb. karyawan pimpinan-Biaya Pabrik 491,296,201.03 491,296,201.03 Gaji dsb. karyawan pelaksana-Biaya Pabrik 1.366.222.208,64 1.366.222.208,64 Gaji dsb. Karyawan KKWT-Biaya Pabrik 1,334,478,135.40 1,334,478,135.40

Biaya Pemeliharaan

Pemeliharaan Mesin & Instalasi 1.238.798.41 (231.453.843,23) 1.007.344.568,77

Pemeliharaan Gedung & Penataran 241.361.966,30 30.737.033,15 272,098,999.45

Biaya Penyusutan 1,730,422,347.60 1,730,422,347.60

Total (selama 5 tahun) 7,810,386,019.53 41,682,306,422.75 49,492,692,442.28

Total (selama 1 tahun) 1,562,077,203.91 8,336,461,284.55 9,898,538,488.47

[image:67.612.95.536.114.606.2]
(68)

a. Menghitung margin contribution per kuintal dan liter untuk menghitung titik impas atau break even point dalam unit kuintal (produk gula) dan liter (produk spirtus). Sebelum menghitung margin contribution kita perlu mengestimasi penjualan dan harga jual pada tahun 2016 terlebih dahulu (perhitungan estimasi penjualan dan estimasi harga jual tahun 2016 bisa dilihat dilampiran III). Angka produk mix yang ditampilakan pada tabel 5.7 dan 5.8 diperoleh dengan melakukan teknik wawancara. Perhitungan

margin contribution disajikan pada tabel 5.7 (Produk gula) dan 5.8 (Produk spiritus):

Tabel 5.7 menunjukkan margin contribution per unit paket gula kontrak/bulk sebesar 366.861,34 paket, gula kemasan sebesar 8.640,07 paket dengan total keseluruhan jumlah margin contribution PG. Madukismo sebesar 375.501,41 paket.

[image:68.612.95.530.210.648.2]
(69)

Sumber data: Data diolah

Sumber data: Data diolah

Jenis Produk Penjualan Produk Harga jual Total Penjualan Biaya variabel CM rata-rata CM per unit

(ku) mix per ku (Rp) rata-rata (ku) per ku rata-rata Paket (ku)

1 2 3 4 5 6= 3 - 5 7 = 2 x 6

Gula Kontrak/ Bulk 297.310,38 0,50 ku 832.439,86 247.493.012.530,81 98,717

Gambar

Gambar 4. 1  Struktur Organisasi Fungsional PT. Madubaru
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Fungsional PT. Madubaru PG. PS Madukism
Tabel 4.1  Jumlah Karyawan Nama
Tabel 5.2 merupakan hasil perhitungan estimasi biaya produk gula tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi sistem pencarian lokasi hotel berbasis mobile web dengan memanfaatkan GPS dan geolocation yang dapat mendeteksi

Penelitian lain juga dilakukan oleh Anindita (2006) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendengar dalam memilih radio PTPN Rasitania FM Solo dengan

Pada ketika institusi pengajian tinggi di Malaysia dan juga di Asia Tenggara belum lagi memperkenalkan kursus dan penyelidikan secara ilmiah mengenai sejarah,

Kegiatan selanjutnya adalah guru menyampaikan kepada siswa tentang pembelajaran menggunakan media gambar sebagai teknik menulis karangan, dengan harapan siswa

Untuk dapat memenuhi kepuasan konsumen maka pihak perusahaaan harus dapat memilih berbagai strategi konsep atau kebijaksanaan pemasaran yang tepat agar terdapat

Berdasarkan keseluruhan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan tugas akhir, dapat diperoleh kesimpulan bahwa susu formula yang memenuhi asupan gizi yang

Hasil penelitian membuktikan bahwa lebih dari separuh (84,8%) responden mengalami kecanduan penggunaan internet dan lebih dari separuh (57,6%) responden mengalami

Bapak Slamet Sentosa selaku Koordinator Lighting SCTV Program Konser DJ Angger Dimas, terima kasih telah membantu menjadi narasumber yang menjadi informasi