• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Painting Bali sebagai Cendramata Khas Bali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Painting Bali sebagai Cendramata Khas Bali"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pariwisata Budaya Volume 4, Nomer 2, Tahun 2019 Halaman 17-24

Peranan Painting Bali sebagai Cendramata Khas Bali

I Gusti Ketut Indra Pranata Darma, Program Studi Industri Perjalanan, Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Abstract

There are a lot of factors that make a product can be categorized as a souvenir typical of a region. Among them is having the distinctiveness of a place or unique, can be carried by hand, relative price, has a value of reminiscence, is able to be awarded and have the memory of events from somewhere. Typical regional products Gianyar one of them is Painting fabrice. This study aims to determine whether painting fabrics fulfills the criteria for a souvenir and development efforts. The study was conducted using qualitative method by conducting depth interviews with informants. Informants are looking for is a trader and craftsmen painting fabric, and buyers who frequently use the product painting fabrics. Based on research data obtained, painting fabrics can be called as souvenirs of the Bali because it has a strong characteristic 5 of the 6 available. For development efforts that have been made for this, among others, by utilizing technology to introduce the product, participated in the exhibition to get a new variation of the motif.

Keywords :Souvenirs, painting fabrics, and Performance Criteria Pendahuluan

Kain painting sebagai salah satu kerajinan khas dari Pulau Bali merupakan komoditi menarik yang bisa dipasarkan baik domestic maupun tingkat internasional. Dibalik kesibukan masyarakat Bali pada umumnya serta Kabupaten Gianyar pada khususnya dalam berkegiatan, masih banyak pengrajin yang tetap mempertahankan dan melestarikan kerajinan ini. Kabupaten Gianyar selama ini sudah terkenal memiliki kemampuan dalam bidang seni yang sangat tinggi, merupakan sebuah daya tarik sendiri bagi wisatawan baik asing maupun lokal.

Dengan berbagai kerajinan yang dimilikinya, membuat Gianyar tidak pernah habis dalam menciptakan kreasi yang beraneka ragam. Mulai dari kerajinan ukir, kerajinan lukis hingga bentuk kesenian music yang cukup terkenal. Potensi ini tentu secara tidak langsung ikut mengangkat taraf hidup masyarat setempat dalam sudut pandang perekonomian. Disisi lain juga akan membantu dalam tetap melestarikan kebudayaan

(2)

maupun kearifan lokal masyarakat setempat. Dengan potensi yang dimiliki tersebut, akan menjadi peluang besar dalam menarik wisatawan dengan lebih intensif ke desa-desa di Gianyar yang selama ini sudah terkenal dengan kemampuannya dalam membuat kerajinan. Potensi lain yang dimiliki tetapi belum dimaksimalkan hingga saat ini adalah potensi kain painting bali. Kain painting ini berawal dari seni lukis konvensional yang diimplementasikan ke dalam bentuk kain. Dimana seni lukis merupakan satu bentuk ekspresi seni yang sangat terpengaruh oleh masyarakat yang menciptakannya (Ahmad Azinar, 2017).

Pada pengangkatan ciri baru ini masih menghadapi kendala dalam banyak hal diantaranya masih tingginya harga bahan dasar untuk produksi, sulitnya dalam menaikkan harga jual produk kain painting hingga kurangnya perhatian dari pemerintah setempat kepada usaha-usaha kecil. Banyaknya kain sejenis dengan model cap, menjadi tantangan tersendiri bagi kain painting bali. Akan tetapi, dengan memanfaatkan banyaknya wisatawan asing yang mengunjungi Bali, menjadi nilai tambah yang harus dimaksimalkan bagi pengusaha lokal dalam membuat serta mengembangkan motif baru sehingga tetap diminati oleh wisatawan. Terlebih dengan penggunaan warna-warna cerah yang selalu ditampilkan pada kain painting bali, membuat pembeli bisa semakin tertarik, tentu diimbangi dengan kualitas dalam pembuatan kain tersebut.

Pembahasan

Kain painting merupakan salah satu kain yang cukup mendapat perhatian dari banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Tidak banyak orang yang bisa memberikan definisi mengenai asal usul kain painting ini. Menurut Daniati dan Achir (2015), hand painting merupakan sebuah karya seni yang dituangkan diatas kain, dengan menggunakan teknik lukis dengan memberikan aksen hiasan berupa lukisan pada benda yang dikerjakan sebagai kerajinan tangan. Sehingga ada kemiripan antara kain painting dengan hand painting dimana merupakan jenis painting yang diterapkan dalam bentuk kain. Kain painting ini merupakan jenis kain yang dituliskan karya seni diatasnya dengan menggunakan suatu teknis lukis dengan memberikan motif tertentu diatasnya. Teknik pembuatannya hamper mirip dengan pembuatan batik yang dicanting. Dimana dalam membuatnya menggunakan kain putih yang dibatik setelah sebelumnya dibuat sketsa motif yang diinginkan. Pada kain yang telah dibatik tersebut, diberikan pewarnaan dengan dikuas menggunakan warna khusus yang diulang beberapa kali. Setelah pemberian warna tersebut, dilakukan proses penjemuran yang bertujuan untuk memberikan hasil yang lebih optimal dalam pewarnaan tersebut dan dilanjutkan dengan proses perebusan serta direndam air dingin.

Cenderamata pada kamus The Collins Cobuild Dictionary (2009), suvenir mempuanyai pengertian sebagai benda yang harganya tidak mahal dan berukuran relative kecil, untuk dihadiahkan, disimpan atau dibeli sebagai kenangkenangan kepada suatu tempat yang dikunjungi, suatu kejadian tertentu. Dari pengertian tersebut mengandung makna bahwa cenderamata harus memiliki aspek : a. Benda berukuran relatif kecil b.

(3)

Harganya tidak mahal c. Dapat dihadiahkan, disimpan atau dibeli d. Kenang-kenangan dari suatu tempat. Suvenir/cenderamata dalam pengertian umum sebagai suatu barang kecil dan relatif murah yang diberikan, terus, atau dibeli sebagai pengingat dari tempat yang dikunjungi, dalam sebuah kesempatan. Suatu negara dengan potensi wisata yang menarik mampu memberikan suatu produk untuk menawarkan budaya negara mereka (Mojic, Hornis, Tomasevic, Horvat, 2011).

Pengertian cenderamata sebagai pengingat dikuatkan lagi oleh Wilkins (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa suvenir merupakan komponen penting dari pengalaman wisata dengan sebagian besar wisatawan membawa kembali kenang-kenangan dan suvenir sebagai bukti. Seseorang suka diingatkan tentang momen spesial dalam hidup mereka dan untuk menyimpannya pada saat-saat istimewa. Penelitian lain menyebutkan istilah 'memori perlindungan strategis' untuk menggambarkan tindakan yang dirancang untuk mendorong memori dari suatu peristiwa hidup yang penting, dengan suvenir menjadi contoh dari objek fisik yang dimaksudkan untuk melindungi memori dari peristiwa kehidupan yang penting, seperti Liburan (Zauberman, Ratner, dan Kim 2009).

Aspek Cenderamata Suvenir atau cenderamata yang dapat dibeli oleh wisatawan lebih disukai bila berorientasi lokal. Berorientasi lokal tersebut merupakan aspek dari sebuah cenderamata dimana wisatawan bisa membawa pulang kenang-kenangan yang merupakan hasil masyarakat tempat wisatawan berkunjung (Darnawi, 2011). Fungsi lain dari sebuah cenderamata juga sebagai alat promosi pariwisata suatu tempat. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Elise dan Berry (2005) dari beberapa aspek yang diteliti untuk mengingat mengenai cenderamata yang paling berharga, hal pertama yang diingat sebagian besar kenangan pada suatu tempat atau kejadian tertentu. Aspek kenangan terhadap suatu tempat atau kejadian memiliki peranan cukup banyak yang membuat suatu barang tersebut menjadi sebuah cenderamata. Selain aspek kenangan yang membuat cenderamata tersebut menjadi berharga, harga yang terjangkau juga menjadi sebuah pertimbangan dan kriteria sebuah cenderamata. Dengan harga yang terjangkau, selain bisa memenuhi aspek kriteria sebuah cenderamata juga bisa berpengaruh pada keinginan seseorang dalam membeli produk cenderamata khas suatu daerah (Nomura, 2002). Harga yang terjangkau juga bisa berpengaruh apakah cenderamata yang dibeli akan digunakan atau hanya disimpan saja sebagai sebuah kenang-kenangan. Barang yang berukuran relatif kecil akan membuat pemilik cenderamata memudahkan dalam membawa dan menceritakan kepada orang lain sebagai sebuah hadiah.

Kain painting diambil dari nama desa Bakaran yang merupakan sebuah desa di Kecamatan Juwana dan dibagi menjadi dua wilayah Bakaran Wetan dan Kulon. Daerah Bakaran terkenal akan seni budaya yang ada diantaranya tentang ketoprak yang hingga saat ini masih dilestarikan oleh penduduk sekitar. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis Pemenuhan aspek kriteria kain painting sebagai cenderamata Dalam melakukan analisis terhadap data obyek penelitian untuk menentukan pemenuhan aspek kriteria

(4)

Kain painting sebagai cenderamata. 4.2.1.1 Aspek ukuran relatif kecil Aspekukuran dari sebuah cenderamata adalah sebuah benda yang berukuran relatif dan bisa dibawa dengan tangan. Aspek ini merupakan hal yang sering dijumpai pada sebagian besar cenderamata yang ada, karena jika cenderamata tidak bisa dibawa tangan akan kurang memberikan kesan. Dengan mengharuskan sebuah cenderamata bisa dibawa dengan tangan, maka cenderamata memiliki sebuah bentuk fisik dan bisa dilihat oleh mata. Dalam informasi yang didapat dari Pak Ketut bahwa banyaknya pembeli dari luar negeri dan luar kota yang berkunjung ke Gianyar untuk mencair kain painting sebagai oleh-oleh maupun digunakan sendiri menunjukkan Kain Painting memiliki ukuran yang relative bisa dibawa serta diberikan kepada orang lain sebagai bentuk oleh-oleh atau cenderamata. Pada sebuah penelitian oleh Elise dan Berry (2005) cenderamata merupakan benda berupa barang

fisik yang dapat digunakan untuk diceritakan oleh orang lain. Penelitian tentang cenderamata tersebut diperkuat oleh Darnawi (2011) yang menyebutkan bahwa sebuah cenderamata bisa dibawa pulang sebagai kenangkenangan yang merupakan hasil masyarakat tempat wisatawan berkunjung. Dari hasil wawancara informan dan dokumen yang didapat, Kain painting bisa disebut memenuhi aspek kriteria ukuran relatif kecil. Sebagai sebuah produk cenderamata, Kain painting termasuk produk yang bisa dioleh-olehkan dan bisa dibawa dengan tangan langsung.

Harga dalam produk Kain painting bersifat relatif, harga tersebut bisa menjadi cukup murah atau cukup mahal untuk dijadikan sebuah cenderamata. Menurut Bu Wayan Rinten harga kain painting itu pada dasarnya sama, yang membuat berbeda-beda adalah pengembangan bentuk yang dijahit serta dengan tingkat kesulitan dalam pembuatannya. Pengolahan kain painting dengan beberapa tingkat kesulitan bagi yang paham mengenai kualitas batik dirasa cukup murah.

Harga yang bersifat relatif terjangkau bisa berpengaruh dalam membeli suatu produk (Nomura, 2002). Perbandingan harga yang dilakukan dengan produk daerah lain menunjukkan adanya upaya untuk mengetahui posisi Kain painting dengan pesaing lainnya semisal kain endek atau songket. Dari beberapa informasi yang didapat dari informan, dapat disimpulkan bahwa harga produk Kain painting relatif murah karena sementara ini hanya ada di Bali saja. Jika dibandingkan dengan kain endek atau songket, tentu berbeda jauh harganya.

Decrop dan Masset (2010) mengatakan bahwa suatu cenderamata digambarkan dengan suatu simbol, unik dan atau memiliki kekhasan sebagai sebuah pengingat seseorang akan suatu tempat yang pernah dikunjungi. Terlihat bahwa motif bunga yang ditampilkan selalu menjadi khas dari jaman dahulu. Hingga sekarang belum ada informasi lebih lengkap bagaimana asal usul dalam pemilihan motif bunga tersebut. Menurut Wilkins (2009) suvenir merupakan komponen penting dari pengalaman wisata dengan sebagian besar wisatawan membawa kembali kenangkenangan dan suvenir sebagai bukti. Dari pengertian dari Wilkins menunjukkan bahwa suvenir merupakan sebuah bukti untuk dihadiahkan untuk kerabat yang menunjukkan kenang-kenangan dari suatu tempat.

(5)

Aspek Memori dari peristiwa Aspek cenderamata yang lain adalah mempunyai memori dari peristiwa penting. Dalam informasi dari semua informan, tidak disebutkan adanya memori kenangan dari suatu peristiwa penting. Tetapi menurut Zauberman dkk (2009) suvenir menjadi contoh dari objek fisik yang dimaksudkan untuk melindungi memori dari suatu peristiwa kehidupan penting. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa aspek memori untuk produk Kain painting tidak terpenuhi.

Aspek kenang-kenangan Kenang-kenangan dari suatu tempat, merupakan aspek yang mengingatkan dari tempat yang dikunjungi dan merupakan komponen penting dari pengalaman wisata (Wilkins, 2009). Menurut Bu Susilowati, Kain painting sering dijadikan sebagai kenang-kenangan untuk saudara di luar Bali dan rekan kerja saat ada pelatihan di luar kota. Hal yang serupa juga dilakukan oleh Ibu Endang yang menggunakan

Kain painting supaya bisa dikenal sebagai kenangkenangan dari Bali yang memiliki ciri khas yang menarik dan unik. Dalam memperkenalkan sebagai sebuah kenang-kenangan suatu tempat, Ibu Wayan Rinten juga mengatakan yang kurang lebih serupa. Saat mengikuti ajang pameran yang diadakan secara nasional, beliau juga memberikan cerita tambahan supaya para pengunjung terkenang dan teringat akan daerah dimana Kain painting berasal sebagai nilai tambah. Upaya memperkenalkan produk Kain painting dalam pameran berskala nasional, membantu produk tersebut menjadi kenang-kenangan dari suatu daerah tertentu.

Dalam menjaga dan mengembangkan produk Kain painting, diperlukan beberapa upaya nyata untuk lebih mempopulerkan produk ke pembeli luar daerah. Potensi Kain painting sebagai salah satu cenderamata khas Bali cukup menjanjikan, terlihat dari antusiasnya wisatawan domestic luar pulau yang selalu meminati produk ini.

Dari pencarian informasi yang dilakukan, terdapat beberapa bentuk pengembangan yang saat ini sudah dilakukan diantaranya: 1. Menyiapkan produk bermacam-macam yang umum seperti daster, atasan, setelan hingga bed cover. Bentuk inovasi produk dikreasikan oleh Ibu Wayan Rinten supaya semakin menarik dalam mengikuti pameran expo berskala nasional dan pembeli memiliki pilihan dalam membeli produk. 2. Mengadakan kegiatan pelatihan membuat kain painting dengan bantuan dari Disperindag Kabupaten Gianyar meskipun belum merata. 3. Mengikuti pameran-pameran yang berskala Nasional untuk mengetahui tren baru yang sedang berkembang. Selain bentuk pengembangan nyata yang sudah berjalan, ada beberapa bentuk pengembangan yang bisa diterapkan meskipun saat ini masih terkendala beberapa hal. Bentuk pengembangan ini kedepannya merupakan suatu trobosan yang cukup bagus untuk memperkenalkan Kain painting di masyarakat umum.

Bentuk pengembangan yang bisa dilakukan di masa yang akan datang diantaranya: 1. Pengembangan model kain painting lebih dikembangkan dan diperlukan inovasi baru dengan kreativitas yang tinggi. 2. Menurut Ibu Wayan, pengembangan kain painting bisa dibuat model untuk tirai korden ruangan. Dalam melakukan pengembangan produk Kain painting, terdapat beberapa kendala yang dirasakan langsung baik oleh pengrajin maupun pembeli.

(6)

1. Harga bahan dasar yang cukup tinggi berimbas pada berkurangnya keuntungan yang didapat pengrajin. Ini tentu akan menjadi sebuah permasalahan tersendiri. Terlebih jika dinaikkan harga jual, maka akan berimbas pada penurunan penjualan mengenai produk tersebut.

2. Pemasaran dan pengenalan produk masih belum maksimal. Pada beberapa aplikasi penjualan secara digital, masih jarang yang menjual produk kain painting. Di era yang moderen seperti saat ini, jika ingin tetap eksis memang harus mengikuti kebutuhan jaman dengan salah satunya adalah melakukan penjualan menggunakan media digital maupun sosial media.

3. Perhatian Pemerintah dalam hal ini dinas terkait keseriusan membina para pengrajin masih terbatas. Seperti yang disebutkan oleh salah satu informan pada saat ada pameran batik nasional di Jakarta, Dinas terkait pada awal acara sangat bersemangat hadir tetapi tidak ikut mendampingi hingga akhir acara seperti dinas dari kabupaten lain. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah ketiadaan biaya dari pemerintah yang saat ini mulai mengalami penurunan.

4. Keterbatasan perhatian dan pelatihan berimbas pada kreativitas para pengrajin yang kurang berkembang. Pengembangan motif dan corak kain painting hingga saat ini terbatas pada motif yang ada. Terbatasnya sarana pelatihan dalam menciptakan produk baru dirasakan oleh Bapak Ketut. Pelatihan yang diberikan oleh dinas terkait dirasakan masih belum maksimal. Koordinasi antar pengrajin batik juga belum maksimal, sehingga menurut Bapak Ketut belum bisa untuk saling tukar pikiran dalam mengembangkan produk dan terkesan berjalan sendiri-sendiri.

5. Produksi kain painting secara masal tidak bisa terpenuhi dalam jumlah banyak karena keterbatasan tenaga kerja produktif yang mau membuat kain painting. Umumnya tenaga muda bekerja di bidang pariwisata yang menjanjikan pemasukan lebih tinggi. Dalam perkembangan Kain painting, ada sisi mengenai asal usul kain painting yang belum dioptimalkan untuk menarik minat dari para pembeli. Peranan dalam memberikan asal usul Kain painting ini bisa digunakan sebagai sumber informasi dan asal usul Kain painting. Keindahan kasat mata pada batik dapat dinikmati pada bentuk, komposisi dan warna yang dihasilkan sehingga menarik minat pembeli terhadap produk sebagai bentuk kearifan lokal. Perpaduan antara asal usul produk dengan keindahan kain painting mampu menciptakan sebuah karya yang menarik minat pembeli.

Penutup

Kain painting sebagai salah satu produk, sudah termasuk dalam cenderamata khas Bali dikarenakan sudah memenuhi 5 aspek. 5 aspek yang sudah terpenuhi yaitu memiliki motif/corak yang khas dan berbeda dari daerah lain, berukuran relatif kecil dan mudah dibawa dengan tangan, harga yang bersifat relatif, dapat dihadiahkan sebagai oleh-oleh kepada kerabat, dan merupakan sebuah kenang-kenangan dari suatu tempat kepada saudara maupun kerabat dekat. Sedangkan untuk satu aspek yang belum terpenuhi adalah adanya histori khusus mengenai Kain painting. Dapat di katakan bahwa produk Kain painting ini sebagai cenderamata khas Bali yang bisa diajukan sebagai produk unggulan. 2. Upaya menjadikan kain painting sebagai cenderamata khas Bali yang saat

(7)

ini sudah dilakukan diantaranya pengembangan motif baru, menyiapkan inovasi produk selain kain painting yaitu bisa dalam bed cover maupun pakaian.

Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Pengembangan model kain painting lebih dikembangkan dan diperlukan inovasi baru dengan kreativitas yang tinggi. Pengembangan model yang menarik dan menyesuaikan permintaan pasar akan lebih memudahkan dalam menarik minat pembeli

2. Menurut Ibu Wayan, pengembangan kain painting bisa dikerjasamakan dengan misalkan membuat tirai dari kain painting.

Implikasi Penelitian Dari hasil temuan peneliti diatas, peneliti berkeinginan jika ada kerjasama kemitraan antara pengusaha diluar bidang tekstil kain painting dengan pengrajin dapat terlaksana dengan saling menguntungkan. Peneliti sendiri bergerak dibidang perhotelan sebelumnya telah bekerjasama dengan membantu menjual produk Kain painting sebagai nilai tambah dan menambah koleksi oleh-oleh khas di etalase hotel. Kain painting yang dikemas dengan menarik akan membantu untuk menarik minat dari para pembeli maupun dari tamu hotel untuk membeli produk Kain painting.

Daftar Pustaka

Budiono, B., dan Vincent, A. 2011. “Batik Industry of Indonesia: The Rise, Fall and Prospects”. University of Pancasila.

Collins-Kreiner, N., dan Zins, Y. 2010. “Tourists and Souvenirs: change through time, space and meaning”. University of Haifa. Daniati dan Achir. 2015. “Penerapan Teknik Hand Painting dengan menggunakan Cat Poster terhadap Kulit telur pada Hasil Jadi Wall Hanging”. Universitas Negeri Surabaya.

Darnawi. 2011. “Pengaruh Konsep Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Konsumen dan Keputusan Membeli Produk Batik di Malioboro”. Tesis: Program Pasca Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia.

Gede Nangga, Sila, dan Eka. 2018. “Kerajinan Tenun Endek Lukis di Desa Sulang, Kecamatan Kabupaten Klungkung”.

Undiksha. Hamzuri. 1989. Batik Klasik (Classical Batik). Jakarta: Djambatan.

Hoven, E.v.d., dan Eggen, B. 2005. “Personal souvenirs as Ambient Intelligent Objects”. Eindhoven University of Technology.

Indonesian Batik: A Cultural Beauty. 2008. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta: Balitbangdag.

(8)

Kusumaningtyas, R.F. 2009. “Perlindungan Hak Cipta atas Motif Batik Sebagai Warisan Budaya Bangsa (Studi Terhadap Karya Seni Tradisional Kraton Surakarta”. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.

Mijoc, J., Hornis, M., Tomasevic. N., dan Horvat, J. 2011.”Book As A Souvenir: Partnership Between Tourism Potentials, Cultural Identity Promotion and Publisher’s Profits”. Statistical Yearbook of the Republic of Croatia.

Murtadlo, A. 2013. “Upaya Pengembangan Usaha Pengrajin Batik Malangan (Studi Kasus di Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang)”. Universitas Brawijaya.

Nomura, M. 2002. “Souvenir Purchase Patterns of Domestic Tourists”. University of Winconsin-Stout.

Oparinde, S.S. 2012. “Batik As A Cultural Identity Of The Yoruba:Hand Colouring Techniques And Applications, Possibility Of Adaptations”. International Refereed Research Journal.

Purwaningtyas,N.E., Widiarto,T.,dan Purwiyastuti,W. 2014. “Potensi Kain painting Dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Pati”. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Rahayu, K. 2008. “Upaya Perlindungan Batik Lasem Oleh Pemerintah Kabupaten Rembang”. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.

Sarwosri, A. J., 2010. “Upaya Pemberdayaan Perempuan dalam Pengembangan Wisata Budaya Batik (Study Kasus Kampoeng Batik Laweyan Surakarta)”. Tesis: Program Pascasarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Besar konsentrasi material padatan tersuspensi di laut dipengaruhi oleh arus pasang surut.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran material padatan

Melaksanakan pendidikan kesehatan / promosi kesehatan dalam upaya merubah cara pandang masyarakat terhadap kesehatan reproduksi dengan baik dan benar.. 8.Melaksanakan asuhan

Alasan sederhana, adalah Brahmana memiliki status social (keadaan ekonomi), kebijaksanaan dan keadilan yang dapat menghidupi istri- istri yang dinikahinya. Lebih

Diketahui dari berbagai sentimen masyarakat yang disampaikan melalui komentar di media sosial twiter terhadap operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh Komisi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa variasi latihan quickness merupakan salah satu metode latihan alternatif yang dapat digunakan untuk

HASIL YANG DICAPAI: hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel event talkshow memiliki pengaruh yang cukup kuat yang ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 58,5%

UB Students Research Fellow Joint Study Program Development of Infrastructure Development of Entrepreneurial Campus Strengthening the role of UBBIPS UB & Regional