• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Mutu Kain Kerudung Hasil Produksi Di Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Mutu Kain Kerudung Hasil Produksi Di Jawa Barat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

55

STUDY ON VEIL QUALITY OF WEST JAVA PRODUCTION

Ineu Widiana, Rini Marlina

Balai Besar Tekstil, Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 390 Bandung E-mail: texirdti@bdg.centrin.net.id

Tanggal diterima: 11 Maret 2014, direvisi: 14 April 2014, disetujui terbit: 6 Mei 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mutu kain kerudung hasil produksi di Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan di daerah-daerah yang menjadi sentra kerudung di Jawa Barat, diantaranya : Cicalengka, Soreang dan Bandung sebanyak 50 sampel terdiri dari 25 kerudung tenun dan 25 kerudung rajut. Selain itu pengambilan sampel dilakukan juga terhadap kerudung impor dari China sebanyak 10 sampel terdiri dari 5 kerudung tenun dan 5 kerudung rajut. Data yang diperoleh dari hasil pengujian dianalisa secara deskriptif, kemudian dibandingkan dengan standar internasional produk sejenis yang berlaku, yaitu: ASTM D 3785-02, Standard performance specification for woven necktie and scarf fabricsdan ASTM D 4035-02,Standard performance specification for knitted necktie and scarf fabrics.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap sampel-sampel tersebut, diketahui bahwa hasil uji sifat fisik serta ketahanan luntur warna kerudung hasil produksi di Jawa Barat memiliki nilai yang memenuhi persyaratan pada ASTM D 3785-02 dan ASTM D 4035-02, yaitu : kekuatan tarik sebanyak 84% sampel, kekuatan sobek sebanyak 100% sampel, kekuatan jebol sebanyak 100% sampel, kenampakan kain setelah pencucian berulang sebanyak 96% sampel kerudung tenun & 100% sampel kerudung rajut, perubahan dimensi pada pencucian dan pengeringan sebanyak 92% sampel kerudung tenun dan 88% sampel kerudung rajut, dan ketahanan luntur warna (pencucian, pencucian kering, keringat, ludah, gosokan dan sinar) sebanyak 100% sampel. Kekuatan kain dan perubahan dimensi yang tidak memenuhi mutu standar, disebabkan pengaruh konstruksi kain, desain dan jenis serat. Namun seluruh sampel mempunyai ketahanan luntur warna yang baik terhadap pencucian, pencucian kering, keringat, ludah, gosokan dan sinar.

Kata kunci:kerudung, spesifikasi mutu, produksi Jawa Barat, ASTM. ABSTRACT

This research aims to assess the quality of veil production in West Java . Sampling was carried out in areas that became the center of the veils in West Java , including : Cicalengka , Soreang and Bandung, that were 50 samples consisting of 25 samples of woven veils and 25 samples of knitted veils. In addition, sampling was also carried out on the veils of imports from China as a comparison that were 10 samples consisting of 5 samples of woven veils and 5 samples of knit veils. Data obtained from the test results were analyzed descriptively, and then compared with the international standard of similar products applicable, namely : ASTM D 3785-02 , Standard specification for performance necktie and scarf woven fabrics and ASTM D 4035-02 , Standard specification for performance of knitted necktie and scarf fabrics.

Based on test results of those samples, it was known that the physical properties and color fastness still meet the required quality value in ASTM D 3785-02 and ASTM D 4035-02, i.e.: tensile strength were 84% samples, tear strength were 100% samples, bursting strength were 100% samples, smoothness appearance after repeated laundering were 96% samples of woven veil and 100%samples of knitted veil, dimensional stability to washing and drying were 92% samples of woven veil and 88% samples of knitted veil), and colorfastness (to washing, dry cleaning, perspiration, saliva, rubbing, light) as many as 100% samples. Tensile strength and dimensional stability to washing and dryingthat do not meet the required quality value in ASTM D 3785-02 and ASTM D 4035-02 due to the influence of fabric contruction, design and type of fiber. But all of samples have good colorfastness to washing, dry cleaning, perspiration, saliva, rubbing, light.

Keywords:veil, quality specification, produced on West Java, ASTM. PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dengan populasi sekitar 254 juta jiwa pada tahun 2014, dan negara yang

berpenduduk Muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar 230 juta meskipun secara resmi bukanlah negara Islam.1 Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim dan banyak menggunakan busana muslim, merupakan market potensial UKM menggarap

(2)

56 bisnis sektor fesyen, terutama kerudung/hijab.

Lahirnya komunitas hijab dan berbagai pameran membuat tren hijab berkembang pesat. Hal tersebut menyebabkan UKM yang menggarap pakaian muslim, kerudung, beserta aksesorisnya tumbuh luar biasa. Sebagai contoh daerah-daerah yang menjadi sentra kerudung di Jawa Barat, diantaranya: Cicalengka (1500 perajin), Soreang dan Bandung(200 UKM).2

Berkembangnya industri fesyen pada ranah busana muslim telah membuka peluang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Salah satu penyebab bertumbuhnya ekonomi Indonesia menjadi cepat dan paling stabil dibandingkan negara lain di Asia adalah perkembangan industri kreatif (termasuk di dalamnya industri hijab atau kerudung) yang banyak menggunakan jasa tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran.

Menjamurnya UKM jilbab di Indonesia memperlihatkan kalangan wirausaha di Indonesia sudah berhasil memanfaatkan pasar domestik yang menjanjikan ini. Namun disayangkan apabila industri tidak memperhatikan mutu produknya. Di dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin meningkat, perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu. Mutu merupakan kemampuan suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.3 Oleh karena itu perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang baik, sesuai dengan keinginan pelanggan. Selain itu, mutu juga harus sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan (conformance to requirement).4 Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan.

Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mutu kain kerudung hasil produksi di Jawa Barat. Pendekatan mutu kain kerudung didasarkan pada ASTM D 3785-025dan ASTM D 4035-02.6Pentingnya studi mutu produk ini adalah dalam rangka pengawasan mutu meliputi spesifikasi produk, pemeriksaan produk, memperbaiki kualitas produk dan penilaian terhadap usaha pengendalian mutu produk kerudung yang dihasilkan khususnya di industri tekstil di Jawa Barat. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya penyimpangan mutu yang telah ditetapkan. Diharapkan studi mutu ini dapat bermanfaat antara lain dalam penyusunan Standar Nasional Indonesia, perlindungan konsumen dan peningkatan kesadaran mutu bagi para produsen.

METODE Bahan

Pengambilan sampel dilakukan di daerah-daerah yang menjadi sentra kerudung di Jawa Barat, diantaranya: Cicalengka, Soreang dan

Bandung. Sampel yang diambil adalah produk kerudung baik yang masih berupa bahan (tenun atau rajut) maupun kerudung jadi (tenun atau rajut), dengan jumlah 50 sampel (25 kerudung tenun dan 25 kerudung rajut). Di samping itu dilakukan juga pengambilan 10 sampel (5 kerudung tenun dan 5 kerudung rajut) impor dari China sebagai pembanding.

Pengujian

Pengujian-pengujian yang dilakukan meliputi :

1. Kekuatan tarik, menurut SNI 0276

2. Kekuatan sobek, menurut SNI ISO 13937-1 3. Kekuatan jebol, menurut SNI ISO 13938-1 4. Kenampakan kain setelah pencucian berulang,

menurut SNI ISO 15487

5. Perubahan dimensi pada pencucian dan pengeringan, menurut SNI 7728 dan SNI ISO 5077 serta SNI ISO 6330

6. Ketahanan luntur warna terhadap pencucian, menurut SNI ISO 105-C06

7. Ketahanan luntur warna terhadap pencucian kering, menurut SNI ISO 105-D01

8. Ketahanan luntur warna terhadap keringat, menurut SNI ISO 105-E04

9. Ketahanan luntur warna terhadap ludah, menurut DIN 53160-17 dan LFGB §64 BVL B82.10-18

10. Ketahanan luntur warna terhadap gosokan, menurut SNI ISO 105-X12

11. Ketahanan luntur warna terhadap sinar, menurut SNI ISO 105-B02

Data yang diperoleh dari hasil pengujian dianalisa secara deskriptif, kemudian dibandingkan dengan standar internasional produk sejenis yang berlaku, yaitu: ASTM D 3785-02, Standard performance specification for woven necktie and scarf fabrics dan ASTM D 4035-02, Standard performance specification for knitted necktie and scarf fabrics.

HASIL PEMBAHASAN

Kekuatan tarik, kekuatan sobek dan kekuatan jebol

Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3 berturut-turut memperlihatkan hasil pengujian kekuatan tarik (kerudung tenun), kekuatan sobek (kerudung tenun) dan kekuatan jebol (kerudung rajut).

Dari Gambar 1 dapat di lihat bahwa hasil pengujian kekuatan tarik berbagai macam jenis kerudung tenun lokal, lusi berkisar 4,9 kg-30,9 kg dan pakan berkisar 4,5 kg-22,9 kg, sedangkan hasil pengujian kekuatan tarik kerudung tenun impor, lusi berkisar 4,9 kg-15,2 kg dan pakan berkisar 3,3 kg-15,1 kg. Dari Gambar 2 dapat di lihat bahwa hasil pengujian kekuatan sobek berbagai macam

(3)

0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 1 3 5 7 9 11 13 15 1 jenis kerudung tenun lokal, lusi berkisar 1 kg dan pakan berkisar 0,9 kg-8,5 kg, s hasil pengujian kekuatan sobek berbagai jenis kerudung tenun impor, lusi berkisar 4 kg dan pakan berkisar 3,9 kg-8,5 kg. Dar 3 dapat di lihat bahwa hasil pengujian jebol berbagai macam jenis kerudung r berkisar 3,5 kg/cm2-15,6 kg/cm2, sedang pengujian kekuatan sobek kerudung ten berkisar 3,0 kg/cm2-13,0 kg/cm2. Dengan maka hasil uji kekuatan kain dari 50 sam memberikan kekuatan yang bervariasi

Gambar 1.Has Gambar 2. Hasi Gambar 3.Has 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 1 3 5 7 9 11 13 15 1 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 1 3 5 7 9 11 13 15 1 1 2 3 4 5 ASTM LUSI PAKAN 26 27 28 29 30 Sampel 17 19 21 23 25 r 1,1 kg-5,7 , sedangkan agai macam r 4,7 kg-5,7 ari Gambar an kekuatan rajut lokal angkan hasil enun impor an demikian ampel lokal asi. Namun

berdasarkan Gambar 1, 2 dan 3 terse sampel lokal terdiri dari 25 kerudung t kerudung rajut serta 10 sampel impor kerudung tenun dan 5 kerudung raj kekuatan tariknya menunjukkan seb sampel hasil produksi di Jawa Barat sampel impor dari China memiliki n mutu minimum yang dipersyaratkan s D 3785-02, yaitu: 9,0 kg, sedangk kekuatan sobek sebanyak 100% samp produksi di Jawa Barat maupun impor memiliki nilai di atas mutu minim

asil pengujian kekuatan tarik kerudung tenun

asil pengujian kekuatan sobek kerudung tenun

asil pengujian kekuatan jebol kerudung rajut

17 19 21 23 25 17 19 21 23 25 1 2 3 4 5 ASTM LUSI PAKAN 26 27 28 29 30 Sampel 1 2 3 4 5 ASTM HASIL UJI 26 27 28 29 30 Sampel TM SI AKAN l ersebut, dari 50 g tenun dan 25 r terdiri dari 5 rajut, hasil uji ebanyak 84% arat dan 50% i nilai di atas sesuai ASTM gkan hasil uji pel baik hasil or dari China nimum yang M I AKAN M SIL el

(4)

dipersyaratkan pada ASTM D 3785-02 , yait kg. Begitu pula dengan hasil uji kekuatan menunjukkan sebanyak 100% sampel produksi di Jawa Barat dan 80% sampel impo China memiliki nilai di atas mutu minimum dipersyaratkan pada ASTM D 4035-02, yaitu kg/cm2. Artinya produsen kerudung Jawa maupun dari China sudah memiliki kesadaran mutu produknya, khusus dalam hal kekuatan Hal ini dapat dijelaskan karena kekuatan kekuatan sobek dan kekuatan jebol meru ketahanan kain yang berkaitan dengan keaw fisik kain terhadap tarikan, sobekan dan tek yang dialami kain selama penggunaan pencucian. Kekuatan kain adalah sifat penting menentukan dan mempengaruhi semua sifat k lainnya dari kain tersebut. Pentingnya ke kain karena berkaitan dengan pemakaian s hari.

Hasil uji kekuatan tarik yang kelua mutu standar (outlier) untuk produk lokal rendah yaitu sebanyak 16 % sampel dan p China sebanyak 50 %, sedangkan kekuatan dan kekuatan jebol semua sample lokal yang memenuhi standar mutu (100%) serta sampel sebanyak 20 % untuk uji kekuatan jebol diluar standar mutu . Hal ini dapat dikemu bahwa sampel-sampel yang outlier memp konstruksi yang berbeda, seperti puntiran gintiran benang, nomor benang dan tetal b dalam kain. Ada pula sampel yang diberi s atau benang hias yang kekuatannya relatif rendah. Oleh karena itu parameter-param tersebut akan mempengaruhi kekuatan Semakin tinggi puntiran atau gintiran sampai optimum, maka semakin tinggi kekuatan kain dibentuk. Semakin besar kehalusan benang jenis serat yang sama, maka semakin kekuatan kainnya dan semakin rendah tetal b

Gambar 4.Hasil pengujian kenampakan

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 aitu : 0,7 atan jebol el hasil por dari um yang aitu : 3,5 a Barat ran akan atan kain. an tarik, erupakan eawetan tekanan aan dan ing yang at kinerja kekuatan sehari-eluar dari al relatif produk an sobek ang diuji el China l berada emukakan mpunyai ran atau al benang i sisipan atif lebih arameter an kain. pai batas ain yang ang pada n besar al benang

dalam kain, maka kekuatan tariknya akan turun. Efek dari faktor-faktor individu secara signifikan mempengaruhi pada kain.9 Selain itu jenis serat juga mempengaruhi kekuatan. Biasanya serat seperti poliester, poliamida dan mempunyai kekuatan lebih tinggi diban serat kapas atau selulosa. Serat sintetik mem derajat kristalinitas lebih tinggi dan mem derajat orientasi molekulnya lebih ter sejajar sumbu serat. Dapat pula dibukt hasil penelitian Zulfiqar Ali Malik,10 menunjukkan bahwa pengaruh desain tenu benang, jenis serat dan konstruksi kain m peran yang signifikan dalam hal kekuatan Kain campuran Poliester/Kapas anyam menunjukkan kekuatan lebih tinggi baik maupun pakan dibandingkan kain cam Poliester/Kapas anyaman keper dengan benang yang sama. Perbedaan tersebut ber 14%. Karakteristik benang menentukan kin kain yang dibentuk dalam kombinasi s lainnya, disamping karakteristik seratny yang akan mempengaruhi kekuatan kain.

Kenampakan kain setelah pencucian beru

Gambar 4 memperlihatkan hasil p kenampakan kain setelah pencucian berbagai macam jenis kerudung (tenun dan Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa hasil p kenampakan kain setelah pencucian berbagai macam jenis kerudung tenun dengan grade 2,0 - 5,0, sedangkan hasil p kenampakan kain setelah pencucian berbagai macam jenis kerudung tenu berkisar 2,0 - 4,0. Untuk hasil p kenampakan kain setelah pencucian berbagai macam jenis kerudung rajut berk 5,0 , sedangkan kerudung rajut impo sampel bernilai 4,0.

an kain setelah pencucian berulang (kerudung tenun dan r

19 21 23 25 1 2 3 4 5 ASTM D 3785-02 & D 4035-02 Kerudung Tenun Kerudung Rajut 26 27 28 29 30 Sampel an semakin idu tersebut a kekuatan ga sangat erat sintetik lain-lain bandingkan mempunyai emberikan terorientasi ktikan dari ,10 yang enun, nomor memegang an tariknya. aman polos aik arah lusi campuran gan nomor erkisar 4 -kinerja sifat satu sama atnya sendiri . berulang l pengujian berulang an rajut). il pengujian berulang un berkisar il pengujian berulang enun impor pengujian berulang rkisar 3,5 -por seluruh rajut)

(5)

Dari 50 sampel lokal (25 kerudung tenu kerudung rajut) serta 10 sampel impor (5 tenun dan 5 kerudung rajut), hasil uji ken kain setelah pencucian berulang men sebanyak 96% sampel kerudung tenun d sampel kerudung rajut hasil produksi di Jaw serta 60% sampel kerudung tenun dan 100 kerudung rajut impor dari China memilik atas mutu minimum yang dipersyaratk ASTM D 3785-02 dan ASTM D 4035-3,5. Hasil uji kenampakan kain setelah p berulang memberikan nilai yang bervarias dapat dijelaskan karena kenampak merupakan performance kain secara vis dapat berubah karena pengaruh pencucian Dari hasil penelitian,11 diketahui performanceserta kinerja jahitan berpeng penampilan kain. Beberapa fakt mempengaruhinya antara lain : jenis ben seleksi jahitan dan kondisi jahitan yang ukuran jarum, ketegangan benang jahit, jahitan, dan pemeliharaan mesin jahit. S jenis serat juga berpengaruh pada penamp Untuk kain kapas dan serat alam lain umumnya memberikan penampilan relat rendah dibandingkan kain sintetik yang dimensinya lebih baik. Dengan demiki hasil uji kenampakan kain setelah p berulang dari 50 sampel lokal (25 kerudu dan 25 kerudung rajut) serta 10 sampel kerudung tenun dan 5 kerudung raju memberikan hasil yang bervariasi. Namun pada umumnya relatif baik dan masih d mutu minimum yang dipersyaratkan pada 3785-02 dan ASTM D 4035-02.

Perubahan dimensi pada pencuci pengeringan

Dimensi kain adalah ukuran panjan dan tebal kain dalam kondisi kain tidak te rata serta dalam keadaan tidak tegang. K atau rajut apabila telah mengalami pemak pencucian akan mengakibatkan perubahan

Gambar 5.Hasil pengujian perubahan dim

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 1 3 5 7 9 11 13 15 enun dan 25 (5 kerudung kenampakan enunjukkan dan 100% i Jawa Barat 00% sampel iliki nilai di atkan pada 35-02, yaitu ah pencucian iasi. Hal ini akan kain visual yang an berulang. ui bahwa engaruh pada aktor yang enang jahit, ang meliputi t, kepadatan . Selain itu ampilan kain. ainnya pada elatif lebih g stabilitas ikian maka pencucian dung tenun el impor (5 ajut), akan un hasilnya diatas nilai da ASTM D cian dan jang, lebar, terlipat dan . Kain tenun akaian dan an terhadap

dimensi kain baik ke arah pakan atau kain tenun, maupun kearahcourseatau kain rajut. Gambar 5 dan memperlihatkan hasil pengujian perubah pada pencucian dan pengeringan berb jenis kerudung (tenun dan rajut).

Dari Gambar 5 dan Gambar 6 d bahwa hasil pengujian perubahan d pencucian dan pengeringan berbagai kerudung tenun, arah lusi berkisar 0,2% arah pakan berkisar 0,1%-1,5%, sedang kerudung tenun impor untuk arah l 0,3%-3,2% dan pakan berkisar Untuk sampel kerudung rajut arah w 0,4%-6,2% dan arah course berkisar sedangkan sampel kerudung rajut impo berkisar 2,9%-6,2% dan arah cou 0,6%-3,2%. Dari 50 sampel terseb perubahan dimensi menunjukkan seb sampel kerudung tenun dan 88% samp rajut hasil produksi di Jawa Barat serta kerudung tenun dan 40% sampel ke impor dari China memiliki nilai di minimum yang dipersyaratkan pada 3785-02 dan ASTM D 4035-02, yaitu 2% (kerudung tenun) dan maksimum 5 rajut).

Hasil uji perubahan dimen memberikan hasil yang bervariasi. H dijelaskan karena perubahan dim menyebabkan bertambah panjang (mulu pakan atau lusi atau bertamb (mengkekeret) pada bahan. Mengkeret yang terjadi dapat menyebabkan s menjadi tidak stabil lagi. Perubahan d bahan rajut umumnya lebih besar dar tenun, karena silangan benang nya leb dibandingkan bahan tenun. Hasil perubahan dimensi setelah pencucian untuk anyaman polos pada kain interlock, kain rib dan kain lacoste m bahwa perbedaan tetal, nomor benang,t

imensi pada pencucian dan pengeringan untuk kerudung t

15 17 19 21 23 25 1 2 3 4 5 ASTM D3785 02 LUSI PAKAN 26 27 28 29 30 Sampel

atau lusi untuk auwalesuntuk Gambar 6 bahan dimensi erbagai macam dapat di lihat dimensi pada ai macam jenis 2% 0-2,2% dan angkan sampel lusi berkisar 0,2%-0,9%. wale berkisar ar 0,2%-3,7%, por arahwale ourse berkisar sebut hasil uji sebanyak 92% ampel kerudung erta 60% sampel kerudung rajut di atas mutu da ASTM D aitu maksimum 5% (kerudung ensi tersebut . Hal ini dapat imensi dapat ulur) baik pada bah pendek ret atau mulur suatu bahan dimensi pada aripada bahan lebih renggang asil penelitian cian berulang,12 jersey, kain emenunjukkan g,tightness g tenun D3785-AKAN

(6)

Gambar 6.Hasil pengujian perubahan factor(K), panjang jahitan dan jumlahstichj (pada garmen) memberikan perbedaan peru dimensi setelah pencucian berulang masing-m sebesar 1.23%, 3.76%, 1.79 % dan 2.79%. kurang dari 6%. Dengan demikian maka has perubahan dimensi dari 50 sampel lokal kerudung tenun dan 25 kerudung rajut) se sampel impor (5 kerudung tenun dan 5 ker rajut), memberikan nilai yang bervariasi. N hasilnya pada umumnya baik yaitu memb nilai perubahan dimensi relatif kecil dibawah mutu minimum yang dipersyaratkan pada AS 3785-02 dan ASTM D 4035-02. Semakin keci perubahan dimensi kain, maka kain semakin s

Ketahanan luntur warna terhadap pencu pencucian kering, keringat, ludah, gosoka sinar

Sifat ketahanan luntur warna ter pencucian, pencucian kering, ludah, ke gosokan dan sinar pada bahan tekstil memili yang sangat penting dalam aplikasinya sehar Ketahanan luntur warna terhadap pencucian pencucian kering) perlu dilakukan karena umumnya bahan akan mengalami kontak d bagian lain bila dipakai atau dicuci, sehingga menyebabkan terjadinya migrasi warna dar bahan ke bahan lainnya. Selain itu perubahan karena pencucian juga akan mempengaruhi kain. Uji ketahanan luntur warna terhadap ke dilakukan karena beberapa zat warna dipengaruhi oleh keringat, sehingga memberikan perubahan terhadap intensitas pada bagian-bagian bahan yang terkena ke Ketahanan luntur warna terhadap go dilakukan apabila pada saat pemakaian t gosokan, maka bahan harus memiliki ketah yang baik agar tidak mudah luntur atau men Begitu juga dengan pengujian ketahanan warna terhadap sinar dilakukan karena bebera

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 1 3 5 7 9 11 13 15 1

ahan dimensi pada pencucian dan pengeringan kerudung raj chjahitan erubahan g-masing %. atau hasil uji kal (25 serta 10 erudung . Namun berikan ah nilai STM D ecil nilai n stabil. ncucian, kan dan terhadap keringat, iliki arti ehari-hari. cian (atau ena pada dengan ga dapat dari satu an warna hi mutu keringat sangat a akan as warna keringat. gosokan terkena etahanan menodai. an luntur erapa zat

warna sangat dipengaruhi oleh sinar, sehin memberikan perubahan terhadap intensit pada bagian-bagian bahan yang terkena sin Tabel 1 dan Tabel 2 memperlihat pengujian ketahanan luntur warna pencucian, pencucian kering, keringat gosokan dan sinar berbagai macam jenis (tenun dan rajut).

Dari Tabel 1 dan Tabel 2 dapat bahwa hasil pengujian ketahanan luntu terhadap pencucian berbagai macam jenis tenun dan rajut (termasuk kerudung impo perubahan warna semua sampel memberi 5 dan penodaan berkisar 4 sampai 4-pengujian ketahanan luntur warna pencucian kering untuk kerudung tenun termasuk kerudung impor memberika perubahan warna berkisar antara 4 sam Hasil pengujian ketahanan luntur warna keringat untuk kerudung tenun dan rajut kerudung impor memberikan nilai p warna semua sampel adalah 4-5 dan berkisar 4 sampai 4-5. Hasil pengujian k luntur warna terhadap ludah seluruh menunjukkan nilai penodaan 4-5. Hasil p ketahanan luntur warna terhadap gosok sampel kerudung tenun dan rajut, baik kering maupun gosokan basah berkisar 3-4-5. Untuk sampel kerudung tenun im gosokan kering maupun gosokan basah antara 1-2 sampai 4-5, sedangkan kerud impor baik gosokan kering maupun gosok berkisar antara 4 sampai 4-5. Hasil p ketahanan luntur warna terhadap sinar pad kerudung tenun dan rajut berkisar 4 sam Untuk sampel kerudung tenun impor be sampai 4-5, sedangkan kerudung rajut imp sampel bernilai 4-5.

Dari Tabel 1 dan 2 tersebut, dari 5 lokal (25 kerudung tenun dan 25 kerudu

17 19 21 23 25 1 2 3 4 5 ASTM D4035-02 WALES COURSE 26 27 28 29 30 Sampel rajut hingga akan sitas warna a sinar. atkan hasil a terhadap gat, ludah, is kerudung at di lihat ntur warna is kerudung por) untuk erikan nilai 4-5. Hasil a terhadap n dan rajut kabn nilai ampai 4-5. na terhadap ut termasuk perubahan penodaan an ketahanan uh sampel il pengujian okan untuk aik gosokan 3-4 sampai impor baik ah berkisar udung rajut okan basah l pengujian ada sampel sampai 4-5. berkisar 3 por semua i 50 sampel dung rajut) E

(7)

61 serta 10 sampel impor (5 kerudung tenun dan 5

kerudung rajut), hasil uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian, pencucian kering, keringat, ludah, gosokan dan sinar menunjukkan sebanyak 100% sampel kerudung tenun dan rajut hasil produksi di Jawa Barat serta 60% sampel kerudung tenun dan 100% sampel kerudung rajut impor dari China memiliki nilai di atas mutu minimum yang dipersyaratkan pada ASTM D 3785-02 dan ASTM D 4035-02, yaitu : perubahan warna dengan nilai 4 dan penodaaan warna dengan nilai 3. Hal ini menunjukkan bahwa sampel kerudung tersebut diwarnai dengan zat warna yang mempunyai ketahanan luntur yang baik seperti zat warna Reaktif, zat warna Dispersi, zat warna Bejana dan zat warna Asam ataupun Basa, serta dengan metoda yang tepat dalam melakukan pewarnaan tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian terhadap 50 sampel kerudung lokal yang terdiri dari 25sampel kerudung tenun dan 25 sampel kerudung rajut hasil produksi di Jawa Barat, serta 10 sampel impor yang terdiri dari 5 sampel kerudung tenun dan 5 sampel kerudung rajut, diketahui bahwa hasil uji sifat fisik serta ketahanan luntur warna kerudung tersebut memiliki nilai yang memenuhi persyaratan pada ASTM D 3785-02 dan ASTM D 4035-02, yaitu: kekuatan tarik sebanyak 84% sampel, kekuatan sobek sebanyak 100% sampel, kekuatan jebol sebanyak 100% sampel, kenampakan kain setelah pencucian berulang sebanyak 96% sampel kerudung tenun dan 100% sampel kerudung rajut, perubahan dimensi pada pencucian dan pengeringan sebanyak 92% sampel kerudung tenun dan 88% sampel kerudung rajut serta ketahanan luntur warna terhadap pencucian, pencucian kering, keringat, ludah, gosokan dan sinar sebanyak 100% sampel.

Kekuatan kain dan perubahan dimensi yang tidak memenuhi mutu standar, disebabkan pengaruh konstruksi kain, desain dan jenis serat, sedangkan seluruh sampel mempunyai ketahanan luntur warna yang baik terhadap pencucian, pencucian kering, keringat, ludah, gosokan dan sinar.

Saran

Studi mutu ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain dalam penyusunan Standar Nasional

Indonesia, perlindungan konsumen dan peningkatan kesadaran mutu bagi para produsen.

PUSTAKA 1

Purnomo, Herdaru. (2014), Negara dengan penduduk terbanyak di dunia, RI masuk 4 besar, http :/m.detik.com/finance/read/2014/03/06, html, diakses 6 Maret 2014

2

Budianto, Arif. (2013), UKM di Bandung siap ekspor produk kerudung, http:/m.sindonews.com/ukm-di-bandung-siap-ekspor-produk-kerudung,html, diakses 6 Maret 2014

3

Heizer, Jay,. Barry Render. (2006). Operations management, Jakarta, Salemba Empat

4

Crosby, P.B. (1979). Quality is free: The art of making quality certain, New York, McGraw-Hill, Vol. 94

5

ASTM D 3785-02, Standard performance specification for woven necktie and scarf fabrics

6

ASTM D 4035-02, Standard performance specification for knitted necktie and scarf fabrics

7

DIN 53160-1, Determination of the colorfastness of articles for common use Part 1: Test with artificial saliva

8

LFGB §64 BVL B82.10-1, Colour fastness to saliva and perspiration.

9

Teli, M.D., Khare, A.R., Chakrabart, Ruma.(2008). Dependence of yarn and fabric strength on the structural parameters,Autex Research Journal, Vol. 8, No.3

10

Ali Malik, Zulfiqar., Tanwari, Anwaruddin., Sheikh, Hafiz-Ur-Rehman. (2011). Influence of plain and twill (3/1) weave designs on the tensile strength of PC blended fabrics, Mehran University, Research Journal Of Engineering & Technology, Volume 30, No. 1.

11

Choudhary, A.K., Goel, Amit. (2013). Effect of some fabric and sewing conditions on apparel seam characteristics, Journal of Textiles, Article ID 157034, 7 pages

12

Anand, S.C., Brown, K.S.M., Higgins, L.G., Holmes, D.A., Hall, M.E., Conrad ,D. (2002). Effect of laundering on the dimensional stability and distortion of knitted fabrics, Autex Research Journal, Vol. 2, No. 2

LAMPIRAN

Tabel 1.Hasil pengujian ketahanan luntur warna kerudung tenun Sampel

KETAHANAN LUNTUR WARNA TERHADAP

ASTM D3785-02 Pencucian Cuci

kering Keringat asam Keringat basa Ludah Gosokan

Sinar Prb. Warna Peno-daan Prb. Warna Prb. Warna Peno-daan Prb. Warna Peno-daan

Peno-daan Kering Basah

Prb. Warna Peno-daan 1 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 3 2 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 3 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5

(8)

62

Tabel 1.Hasil pengujian ketahanan luntur warna kerudung tenun (lanjutan) Sampel

KETAHANAN LUNTUR WARNA TERHADAP

ASTM D3785-02 Pencucian Cuci

kering Keringat asam Keringat basa Ludah Gosokan

Sinar Prb. Warna Peno-daan Prb. Warna Prb. Warna Peno-daan Prb. Warna Peno-daan

Peno-daan Kering Basah

Prb. Warna Peno-daan 5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 3 6 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 7 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 8 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 9 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4-5 10 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 11 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 12 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 13 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4-5 14 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 15 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 16 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 17 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 18 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 19 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 20 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 21 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 22 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 23 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 3-4 4-5 24 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 3-4 4-5 25 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 26 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 1-2 4-5 27 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4-5 4-5 28 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 29 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 3-4 4 30 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 3 2 3

Tabel 2.Hasil pengujian ketahanan luntur warna kerudung rajut Sampel

KETAHANAN LUNTUR WARNA TERHADAP

ASTM D3785-02 Pencucian Cuci

kering Keringat asam Keringat basa Ludah Gosokan

Sinar Prb. Warna Peno-daan Prb. Warna Prb. Warna Peno-daan Prb. Warna Peno-daan

Peno-daan Kering Basah

Prb. Warna Peno-daan 1 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4-5 4 3 2 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 3 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 6 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 7 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 8 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 9 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 10 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 11 4-5 4 4-5 4-5 4 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4 12 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4-5 4 4-5 4 4 4-5 13 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 14 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 15 4-5 4 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4 4-5 16 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 17 4-5 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4-5 4 18 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4 19 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 20 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 21 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 22 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 23 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 24 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 25 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 26 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 27 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 28 4-5 4 4 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4 4 4-5 29 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 30 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5 4-5

Gambar

Gambar 1. Has Gambar 2. Hasi Gambar 3. Has0.05.010.015.020.025.030.035.01357 9 11 13 15 10.01.02.03.04.05.06.07.08.09.013579 11 13 15 1 1 2 3 4 5 ASTMLUSI PAKAN26   27   28    29   30      Sampel17 19 21 23 25r 1,1 kg-5,7,  sedangkanagai  macamr 4,7 kg-5,7
Gambar 4. Hasil pengujian kenampakan0.01.02.03.04.05.06.01357911 13 15 17 aitu : 0,7 atan jebolelhasilpor darium  yangaitu  :  3,5a  Baratran akanatan  kain.an  tarik,erupakaneawetan  tekananaan  daning yangat kinerjakekuatansehari-eluar  darial  relatif
Gambar 5. Hasil pengujian perubahan dim0.00.51.01.52.02.53.03.54.01357911 13 15 enun  dan  25(5 kerudungkenampakanenunjukkan  dan 100%i Jawa Barat00% sampeliliki  nilai  diatkan  pada35-02, yaituah  pencucianiasi
Gambar 6. Hasil pengujian perubahan factor (K), panjang jahitan dan jumlah stich j (pada  garmen)  memberikan  perbedaan  peru dimensi setelah pencucian berulang masing-m sebesar  1.23%,  3.76%,  1.79  %  dan  2.79%
+3

Referensi

Dokumen terkait

En este taller se engloban tanto las clases prácticas presenciales (26 horas) no incluidas en el Taller del Primer Cuatrimestre, como todo el trabajo propuesto por el profesorado

Variabel paritas, umur ibu, preeklamsi tidak memiliki hubungan dengan kejadian ketuban pecah dini dengan nilai p value > 0,05, hal ini diduga ada faktor lain

Dalam perencanaan desain instalasi listrik dan mekanikal untuk Universitas Gunadarma Depok metode yang digunakan antara lain :..

Dengan sendirinya kekuatan dan gerakan politik dalam negeri merupakan faktor yang menentukan apakah penguasa akan memenuhi tuntutan keadilan yang diajukan di dalam maupun di

Deskripsi penggunaan model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan Kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS .... Kegiatan Pra

3.saat gempa terjadi lokasi mana yang di pilih untuk menghindari bangunan.. A.Lapangan

Jadi dapat disimpulkan bahwa pria memiliki kapasitas oksigen yang lebih besar dibandingkan wanita dikarenakan beberapa faktor yakni; surfaktan, haemoglobin,

a) Evaluasi Ahli.. Sebelum dilakukan uji coba kepada subjek tehadap produk permainan pembelajaran, produk yang telah dibuat dievaluasi terlebih dahulu oleh satu ahli