• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi SIP Based VoIP Server untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aplikasi SIP Based VoIP Server untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Aplikasi SIP

Based

VoIP

Server

Untuk Integrasi Jaringan IP dan

Jaringan Teleponi di PENS - ITS

Fahmi Alfian1, Prima Kristalina2, Idris Winarno2 1

Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2

Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111

e-mail : fahmialfian@yahoo.com e-mail : prima@eepis-its.edu, idris@eepis-its.edu

Abstrak

Perkembangan teknologi telekomunikasi yang pesat menghasilkan berbagai produk teknologi telekomunikasi yang sangat beragam. Produk telekomunikasi yang dihasilkan dari waktu ke waktu merupakan produk yang lebih efektif dalam hal penggunaan dan pemeliharaan, baik secara teknis maupun biaya. Dalam dunia komunikasi global terdapat sebuah model komunikasi yang menggunakan alamat IP (Internet Protocol). Pada proyek akhir ini dibuat sebuah VoIP server yang nantinya diamati QoS (Quality of Service) berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada jaringan wireless dan wireline di PENS, serta pengukuran trafik teleponi. Hasilnya, intensitas trafik teleponi di peroleh sebesar 1,53 erlang. Secara keseluruhan QoS terbaik dari implementasi dalam proyek akhir ini adalah pada saat terjadi koneksi lokal dengan menggunakan jaringan wireline. Karena didapatkan nilai untuk delay sebesar 19,90 ms ; nilai jitter sebesar 1,78 ms ; nilai throughput sebesar 80,84 kbps dan nilai packet loss sebesar 0,01 %.

Keyword : VoIP, QoS, delay, jitter, packet loss, throughput.

1. Pendahuluan

Pengintegrasian antara jaringan IP dan jaringan teleponi diharapkan dapat menjadikan solusi dari sistem telekomunikasi konvensional. Sehingga kedua teknologi yang berbeda tersebut dapat bekerja secara bersamaan.

Isa Anshori [1], Integrasi Jaringan PABX dengan Jaringan VoIP di ITS. Setelah itu dilakukan pengukuran MOS terhadap beberapa perangkat VoIP client, pengukuran MOS terhadap codec yang open source (unlicensed), pengukuran parameter kualitas terhadap codec tersebut, dan perhitungan tarif VoIP via GPRS.

Mochammad Susantok [2], Studi Analisis Pengukuran Performansi dan Kualitas Layanan (QoS) pada Jaringan VoIP Berbasis Session

Initiation Protocol (SIP). Dalam tugas akhir ini dibuat 3 buah server VoIP Asterisk yang saling terhubung. Dua diantara tiga server yang dibuat terhubung ke PABX PENS melalui line telepon ekstensi. Setelah itu dilakukan pengukuran terhadap parameter QoS yaitu latency, jitter, dan paket hilang pada jaringanVoIP dalam LAN dengan beban trafik tambahan aplikasi FTP dan WEB.

Berdasarkan kedua penelitian di atas, dalam tugas akhir ini akan dibuat sebuah VoIP server yang mengintegrasikan jaringan IP dan jaringan teleponi di lingkungan PENS – ITS. VoIP server ini akan dihubungkan dengan dua jenis peralatan pengintegrasi jaringan IP dan jaringan teleponi dan akan didesain topologi jaringan yang selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap kedua topologi tersebut serta dilakukanAnalisa terhadap trafik teleponi baik internal (antar trunk PABX) maupun eksternal (PSTN dan PABX), trafik jaringan IP (server VoIP) serta QoS pada jaringan VoIP, ha ini sangat diperlukan untuk mendukung tercapainya kinerja yang diinginkan yaitu layanan telekomunikasi multi-service melalui jaringan IP.

Pada makalah ini terdiri dari pendahuluan yang berisi latar belakang disusunnya proyek akhir ini, Teori penunjang yang berisi landasan teori disusunnya proyek akhir ini, pengukuran (perancangan) sistem yang berisi metode yang dilakukan dalam proyek akhir ini, hasil kemajuan proyek akhir yang berisi sejauh mana proyek akhir ini dikerjakan sampai terbentuknya makalah ini, dan recana selanjutnya yang berisi pekerjaan yang dilakukan pada semester depan sebagai penyempurnaan dari proyek akhir ini.

(2)

2

2. Teori Penunjang

PABX

PABX (Private Automatic Branch eXchange) merupakan sentral switching telepon yang biasa digunakan untuk satu gedung, baik gedung perkantoran, rumah sakit, maupun universitas. PABX adalah istilah yang digunakan di Eropa, sementara PBX (Private Branch eXchange) digunakan di Amerika Serikat [7].

VoIP

VoIP (Voice over Internet Protocol) secara umum didefinisikan sebagai suatu teknologi yang memungkinkan komunikasi suara menggunakan jaringan berbasis IP (Internet Protocol). Informasi suara yang berupa sinyal analog tersebut dirubah ke dalam bentuk sinyal digital kemudian oleh sistem codec dirubah formatnya menjadi paket – paket data yang selanjutnya akan ditransmisikan ke tujuan melalui jaringan IP atau packet network. Jaringan IP dibagi menjadi dua yaitu intranet meliputi LAN, MAN, WAN atau sering disebut privat dan yang kedua yaitu internet atau yang sering disebut jaringan public. VoIP yang diimplementasikan pada jaringan public sering juga dikenal dengan istilah IP telephony.

Asterisk sebagai server VoIP

Asterisk sering disebut juga sebagai IPPBX, yaitu memiliki fungsi dan kemampuan layaknya PBX akan tetapi bebasis IP.

Asterisk, yang merupakan salah satu sistem server PBX open source, saat ini juga mendukung jangkauan yang luas dari protokol VOIP mencakup SIP dan H.323.

Secara esensisal asterisk bekerja ditengah-tengah, menghubungkan teknologi telephony di bagian bawahnya dengan aplikasi telephony di

bagian atasnya, dan menghasilkan environment yang konsisten untuk mengembangkan penggabungan environtmet telephony.

VoIP Gateway

Hal penting yang harus diperhatikan dari VoIP Gateway adalah ketika menghubungkan ke jaringan suara konvensional, yaitu apakah RJ11-nya menghasilkan sinyal FXO (Foreign Exchange Office) atau FXS (Foreign Exchange Station). Secara sederhana dapat dipahami bahwa perangkat FXO akan menghasilkan sinyal yang dibutuhkan oleh perangkat FXS demikian juga sebaliknya. FXO merupakan port yang menerima sambungan dari sistem analog (PSTN line atau EXT line dari PABX). Jadi pada port ini tidak ada sumber tegangan atau tidak terdapat aliran arus. Sedangkan FXS merupakan port yang memiliki sumber tegangan atau terdapat aliran arus di dalamnya. Port ini biasanya langsung terhubung ke pesawat telepon analog.

Trafik Telekomunikasi [6]

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam lingkungan telekomunikasi benda adalah berupa informasi yang dikirim melalui media transmisi. Sehingga trafik dapat didefinisikan sebagai perpindahan informasi (pulsa, frekuensi, percakapan, dsb) dari suatu tempat ke tempat lain melalui media telekomunikasi.

Intensitas Trafik adalah menyatakan jumlah rata-rata dari panggilan-panggilan yang terjadi secara bersama-sama selama selang waktu tertentu.

(1)

= Banyaknya panggilan dalam waktu tertentu. = Rata – rata waktu pendudukan.

Gambar 2. FXO Gateway

Gambar 2. FXS Gateway

(3)

3

Dari persamaan (1) di atas, dapat dilihat bahwa intensitas trafik tidak memiliki satuan. maka ditetapkanlah satuan intensitas trafik dalam Erlang, dimana pengertian 1 (satu) Erlang adalah apabila sebuah sirkit diduduki secara terus menerus selama satu jam. Istilah intensitas trafik untuk selanjutnya hanya disebutkan dengan besar trafik atau trafik saja.

QoS pada VoIP

Kinerja jaringan VoIP - softswitch dievaluasi berdasarkan parameter – parameter kualitas layanan VoIP, yaitu delay, jitter, packetloss dan throughput.

3. Pengukuran (Perancangan) Pengukuran Parameter QoS

Pengukuran parameter QoS pada jaringan VoIP diatas meliputi beberapa model yaitu :

1. Satu sesi komunikasi lokal, yaitu komunikasi yang dilakukan antar client yang terhubung ke satu server Asterisk. 2. Satu sesi komunikasi interlokal, yaitu

komunikasi yang dilakukan client VoIP asterisk dan client VoIP PENS – ITS. 3. Satu sesi komunikasi lokal, yaitu

komunikasi yang dilakukan antar client yang terhubung ke satu server Asterisk dengan pembebanan menggunakan iperf. 4. Satu sesi komunikasi interlokal, yaitu komunikasi yang dilakukan client VoIP asterisk dan client VoIP PENS – ITS dengan pembebanan menggunakan iperf. 5. Satu sesi komunikasi client VoIP dengan

ekstensi analog.

6. Sesi komunikasi antara client SIP dan H323.

Pada metode pengukuran diatas dilakukan dilakukan pada dua macam jaringan yang ada di PENS yaitu, jaringan wireline dan wireless.

Parameter QoS yang diukur untuk semua model pengukuran meliputi delay, jitter, throughput, dan packet loss.

Alat pemantau trafik jaringan VoIP yang digunakan untuk mengukur parameter QoS diatas adalah software wireshark yang berjalan di atas linux. Software ini dipasang di sisi client untuk melihat paket – paket yang diterima oleh

client yang nantinya akan dijadikan dasar analisa penelitian ini.

Dalam proyek akhir ini juga dilakukan penghitungan trafik telepon analog pada jaringan telepon antar client PABX, antar client PABX dan client PSTN.

4. Hasil Pengujian

Pada makalah ini, proyek akhir sudah mencapai integrasi jaringan IP dan jaringan teleponi dengan menggunakan peralatan pengintegrasi Digium card TDM 410P. Integrasi ini disimulasikan pada PABX analog yang berada di Laboratorium Komunikasi Digital. Berikut merupakan topologi jaringan integrasi sistem jaringan IP dan jaringan teleponi.

Dari simulasi yang telah dilakukan, dihasilkan bahwa sistem berjalan dengan baik. Pembentukan koneksi antar client VoIP dengan server yang sama, antar client dengan server yang berbeda, hubungan ke telepon analog melalui PABX analog dan hubungan ke jaringan PSTN atau selular.

Trafik teleponi yang didapatkan dari simulasi tersebut digambarkan dalam gambar berikut.

Gambar 3. Sistem keseluruhan

(4)

4

Gambar di atas menunjukkan peta trafik outgoing call dari PABX A, selama periode 30 menit. Dari data di atas didapatkan intensitas trafiknya sebesar 1,53 erlang. Dimana erlang menyatakan rata – rata dari sebuah panggilan selama satu periode waktu dalam hal ini selama 30 menit.

Setelah diketahui trafik outgoing call dari PABX A, dapat diketahui bahwa menit tersibuk dari data trafik tersebut berada pada menit ke-19 dan ke- 20.

Hasil data pengukuran komunikasi VoIP SIP based berdasarkan pada parameter QoS adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Perbandingan nilai delay komunikasi antar server Pengukuran ke Wireline (ms) Wireless (ms) satu user dua user satu user dua user 1 19,95 20,28 29,41 43,57 2 19,94 19,95 29,99 41,91 3 19,96 19,94 28,75 45,57 4 19,99 19,95 22,99 43,67 5 19,99 19,95 29,48 44,87 6 19,99 19,95 23,54 42,34 7 19,95 19,95 29,34 44,93 8 19,95 19,95 27,34 45,82 9 19,95 19,95 26,83 44,91 10 19,93 19,95 29,54 43,75 rata - rata 19,96 19,98 27,72 44,13

Berdasarkan data hasil pengukuran diatas besar delay untuk komunikasi antar server jaringan wireline pada satu user sebesar 19,96 ms dan dua user sebesar 19,98 ms. Dan pada jaringan wireless, untuk satu user sebesar 27,72 ms dan untuk dua user sebesar 44,13 ms. Delay yang terukur pada jaringan wireless lebih besar daripada jaringan wireline. Hal ini dapat terjadi karena dimungkinkan adanya gangguan pada transmisi sinyal WiFi, misalnya penurunan level sinyal, adanya pemantulan sinyal karena terhalang oleh gedung yang mengakibatkan packet yang dikirmkan mengalami keterlambatan dalam penerimaan di bagian penerima, sehingga delay yang terjadi lebih besar.

Tabel 2 Perbandingan nilai throughput komunikasi antar server Pengukuran ke Wireline Wireless satu user dua user satu user dua user 1 80,87 80,54 54,19 55,77 2 80,93 80,89 66,63 54,29 3 80,90 80,91 78,71 52,79 4 80,88 80,86 75,94 56,94 5 80,87 80,89 67,07 59,34 6 80,88 80,91 77,38 54,76 7 80,89 80,93 76,34 56,23 8 80,86 80,90 77,98 52,46 9 80,88 80,87 76,34 55,87 10 80,91 80,90 75,07 57,87 rata - rata 80,89 80,86 72,57 55,63

Gambar 5. Variasi trafik dalam 30 menit

(5)

5

Berdasarkan data diatas, didapatkan bahwa nilai throughput untuk komunikasi antar server VoIP pada jaringan wireline tidak begitu berbeda antara satu user dengan dua user, hal ini terjadi karena pada jaringan wireline kapasitas jaringan lebih besar dari beban yang diberikan, sehingga tidak terlalu berpengaruh pada nilai throughput yang keluar. Sedangkan pada jaringan wireless, nilai throughput pada saat komunikasi satu user lebih besar daripada komunikasi dua user. Ini disebabkan karena jaringan wireless lebih rentan terhadap gangguan yang menyebabkan trafik pada jaringan wireless penuh sehingga throughput yang keluar dapat bervariasi antara komunikasi satu user yang sebesar 72,57 kbps dengan komunikasi dua user ynag sebesar 55,63 kbps.

Pada komunikasi antara client VoIP SIP dan client VoIP H323 dilakukan uji coba untuk melakukan koneksi, dari hasil uji coba dihasilkan seperti tertera pada tabel3.

Tabel 3. Uji coba komunikasi SIP ke H323

Percobaan Dial 1 Dial 2 Ket Berhasil Gagal 1 7 8 602 300  2 7 8 602 301  3 7 8 602 400  4 7 8 602 401  5 7 8 602 701  6 7 8 602 700  7 0354 7 8 602 400  8 0354 7 8 602 700  9 0354 7 8 602 300  10 0354 7 8 602 301 

Pada tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam koneksi komunikasi antara client VoIP SIP ke client VoIP H323 memepunyai kualitas yang baik,karena dari sepuluh uji coba yang dilakukan, hanya terdapat satu kegagalan untuk melakuka koneksi.

5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat diambil kesimpulan dari proyek akhir ini terkait dengan analisa QoS pada jaringan VoIP berbasis SIP yang terintegrasi dengan jaringan teleponi dan jaringan VoIP berbasis H323 adalah sebagai berikut :

1. Pada trafik teleponi jalur trunk yang harus disediakan untuk mencapai nilai GoS 0.01 % adalah sebanyak 8 jalur. 2. Ketersediaan bandwidth sangat

berpengaruh pada nilai QoS yang didapatkan. Karena ketika kebutuhan bandwidth jauh lebih besar dari bandwidth yang tersedia maka nilai delay, jitter dan packet loss akan semakin besar.

3. Secara keseluruhan jaringan wireline yang ada di PENS – ITS mempunyai kualitas lebih baik daripada jaringan wireless PENS – ITS, dimana pada jaringan wireline yang digunakan untuk komunikasi VoIP memiliki nilai QoS sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan oleh ITU – T.

4. Throughput yang dihasilkan pada sisi penerima dalam koneksi VoIP sangat tergantung pada banyaknya user atau client VoIP yang melakukan koneksi secara bersama – sama.

5. Secara keseluruhan sistem SIP memiliki performa terbaik dibandingkan dengan sistem teleponi analog dan H323, karena pada sistem SIP pengaksesan waktu koneksi yang terjadi sangat kecil, sehingga seluruh call dapat terlayani dengan baik.

6.

Secara keseluruhan QoS terbaik dari implementasi dalam proyek akhir ini adalah pada saat terjadi koneksi lokal dengan menggunakan jaringan wireline. Karena didapatkan nilai untuk delay sebesar 19,90 ms ; nilai jitter sebesar

Gambar 7. Grafik throughput komunikasi antar server

(6)

6

1,78 ms ; nilai throughput sebesar 80,84 kbps dan nilai packet loss sebesar 0,01 %. Yang kesemuanya sesuai dengan standard yang telah direkomendasikan oleh ITU-T.

Saran

Hasil dari proyek akhir ini masih belum sempurna, oleh karena itu ada beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan bagi yang ingin mengembangkan proyek akhir ini. Saran – saran yang dibutuhkan untuk pengembangan proyek akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan IP publik dalam pembuatan server VoIP.

2. Pada proyek akhir ini intgrasi antara jaringan SIP dan H323 dilakukan melewati jaringan analog, oleh karena itu untuk kedepannya disarankan dapat menggabungkan jaringan VoIP berbasis SIP dengan jaringan VoIP berbasis H323 melalui jaringan IP / internet.

3. Menggunakan IPv6 sebagai sistem alamat IP yang bekerja pada jaringan VoIP yang dibuat. Mengingat di masa yang akan datang IPv6 akan menjadi standard umum penggunaan alamat IP.

Daftar Pustaka :

[1]. Anshori, Isa, ”Integrasi Jaringan PABX dengan Jaringan VoIP di ITS”, Tugas Akhir Teknik Elektro-ITS, 2008.

[2]. Susantok, Mochamad, ”Studi Analisis Pengukuran Performansi dan Kualitas Layanan (QoS) pada Jaringan VoIP Berbasis Session Initiation Protocol”, Tugas Akhir Teknologi Informasi PENS – ITS, 2007.

[3]. Kurniawan, ”Pengujian Kualitas Percakapan Dalam Jaringan VoIP Menggunakan NIST Emulator”, Tugas Akhir Teknik Elektro - ITB, 2007.

[4]. Kristalina, Prima, ”Praktikum Instalasi VoIP server (IP segment)”, 2009.

[5]. Kristalina, Prima, ”Praktikum Instalasi VoIP server (Integrasi IP dan Telephony Network)”, 2009.

[6]. Kristalina, Prima, ”trafik Telekomunikasi 1 & 2”, 2009

[7].Pengertian PABX, http://www.total.or.id

[8].http://www.cisco.com/warp/public/788/pkt-voice-general/bwidth_consume.htm

[9]. Trabatas Tharom, Teknik dan Bisnis VoIP, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.

[10]. Edhi Wahyu, Trafik Telekomunikasi Bab-1, http://edhywahyu.com

[11]. Methods for Subjective Determination of Transmission Quality, ITU - T P.800, 1996.

Gambar

Gambar 2. FXS Gateway
Gambar 3. Sistem keseluruhan
Gambar 6. Grafik delay komunikasi antar server
Tabel 3. Uji coba komunikasi SIP ke H323

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan praktikum ini adalah mengenal Mikrokontroler Arduino, mulai dari kegunaannya pada sistem pengontrolan, hardware dan software dari Arduino, serta membuat

Hasil uji – t menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemandirian belajar matematika siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, baik

MENURUT PENDAPAT ULAMA' HANAFI 645 Perkara Wajib dalam Sembahyang 646 RUKUN SEMBAHYANG MENURUT ULAMA' SELAIN HANAFI 651 Pendapat Ulama'Maliki 651 Pendapat Ulama' Syafi'i 652

Dalam perancangan dan simulasi yang dilakukan untuk antena susun versi 2 yang dilakukan mempunyai hasil yang sangat mendekati dengan spesifikasi radar yang dibutuhkan,

Ketika melaksanakan kegiatan untuk mempersiapkan diri sebelum Pilkada berlangsung, muncul berbagai macam masalah yang ada, diantaranya petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)

In this paper, we proposed a method which using the Sentinel-1 data to extract the deformation information of the Qinghai-Tibet Highway, and using the high resolution remote

Telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pelatihan identifikasi dan pengamatan burung bagi pemandu wisata alam Tangkoko Kota Bitung dengan