• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM LOKASI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

5.1.Profil Agrowisata Bina Darma

Agrowisata Bina Darma adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata yang ada di wilayah Sumatera Selatan, soft louncing 27 Desember 2009. Adapun visi dan misi Agrowisata Bina Darma adalah menjadi satu-satunya tempat wisata yang terkenal dan terbesar di wilayah Sumatera Selatan. Maskot dari Agrowisata Bina Darma adalah pohon duku dan ikan belida yang merupakan flora dan fauna populer dari Sumatera Selatan.

Agrowisata Bina Darma ditetapkan sebagai kawasan Agrowisata, berdasarkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor: 510/2/KOPERINDAG/XII/2009, yang dikeluarkan oleh Plh Kepala Dinas Koperasi UMKM Indag Kabupaten Ogan Ilir tertanggal 7 Desember 2009. Nama perusahaannya adalah CV. AGROWISATA BINA DARMA, dengan alamat kantor perusahaan adalah, di jalan Palembang-Indralaya KM 26 RT III Dusun II Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir telp (0711) 5455111 Sumatera Selatan.

Kegiatan awal tempat ini adalah rumah makan, kolam renang dan tempat pemancingan ikan, yang kemudian berkembang seperti yang terlihat saat ini. Total luas areal Agrowisata Bina Darma ini adalah 30 hektar, dimana yang sudah dikelola adalah seluas 15 hektar, dan sisanya sebanyak 15 hektar lagi masih dalam tahap pengembangan sesuai perencanaan, untuk perluasan kampus Universitas Bina Darma, lokasi sport centre, pengembangan taman satwa dan camping ground. Kondisi asli dari kawasan ini adalah rawa-rawa lebak, adapun tanaman yang mendominasi adalah pohon akasia (Acacia indica) dan pohon gelam (Melaleuka leucadendron).

Pada gerbang utama untuk masuk ke Agrowisata Bina Darma, kita harus membayar tiket parkir, untuk kendaran dikenakan biaya: Mobil Rp. 5.000,-, Bis Rp. 10.000,-, dan Motor Rp. 2.000,- kemudian diteruskan dengan membayar tiket masuk terusan sebesar Rp.30.000,-/orang, sudah bisa menikmati panorama alam dan wahana wisata di Agrowisata Bina Darma. Atraksi wisata yang disediakan berupa wahana permainan seperti flying fox, kolam renang, tangkap ikan, wahana

(2)

perahu naga, wahana berkuda, water ball, sepeda air, motor ATV, aqua taddler boat (perahu tangan), shooting target, paintball, sepeda BMX, gajah tunggang, delman, spider game, komedi putar, kereta agro dan kereta mini. Wisata agro yang ditawarkan adalah kunjungan ke kebun sayuran, kunjungan ke kebun bibit buah-buahan, taman satwa, kolam pancing keluarga. Wisata edukasi yang disediakan pada Agrowisata Bina Darma adalah cara penanaman jamur tiram dan cara memetik sendiri jamur tiram yang siap panen. Oleh-oleh dari Agrowisata Bina Darma yang bisa dibawa pulang oleh wisatawan dengan cara membeli adalah bibit tanaman, pupuk dan obat tanaman yang dijual di kios agrobisnis.

Fasilitas pendukung yang disediakan di Agrowisata Bina Darma adalah sebagai berikut : resto buah di dua titik area permainan, puja sera, resto Mang Engking yang menyediakan makanan/nasi dengan aneka lauk dan aneka minuman, saung-saung kecil tempat bersantai, toilet, lapangan sepak bola, mushola dan aula. Promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola, untuk menarik para wisatawan, agar mengetahui keberadaan Agrowisata Bina Darma, antara lain melalui publikasi lewat internet, stasiun televisi lokal, stasiun radio dan brosur wisata, serta koran. Mendatangi langsung ke sekolah-sekolah yang ada disekitar Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan juga dilakukan dalam rangka promosi tentang Agrowisata Bina Darma.

5.2. Potensi Agrowisata Bina Darma

1. Potensi sebagai Lokasi Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Agrowisata Bina Darma dapat berfungsi sebagai lokasi penelitian bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Sriwijaya dan Universitas Bina Darma. Mahasiswa Universitas Bina Darma selama kurang lebih satu tahun terakhir ini, telah memanfaatkan Agrowisata Bina Darma sebagai tempat praktek untuk mahasiswa fakultas olah raga dan Jurusan Ilmu Komputer. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya memanfaatkan Agrowisata Bina Darma sebagai tempat untuk mengadakan kuliah lapangan, karena lokasinya juga relatif dekat dengan kampus terpadu Universitas Sriwijaya di Kota Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, yang jaraknya kurang lebih 9 km dari lokasi Agrowisata Bina Darma. Untuk proyek penelitian dan pengembangan pohon kayu gelam, pihak Agrowisata Bina Darma bekerja

(3)

sama dengan Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Selatan, dimana pihak dinas kehutanan memberikan bibit tanaman, sedangkan pihak Agrowisata Bina Darma menyediakan tempat/areal untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman seluas satu hektar.

2. Potensi sebagai Salah Satu Obyek Wisata Agro Unggulan Daerah

Agrowisata Bina Darma sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, mempunyai kekhasan tersendiri dibandingkan dengan tempat wisata lain yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Agrowisata Bina Darma menawarkan aneka kegiatan dan fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan pertanian dalam arti luas. Di kawasan wisata agro ini disediakan kolam pemancingan ikan, kebun buah, wahana berkuda, kebun sayuran, penjualan bibit buah, bunga dan sayuran, taman satwa, rumah jamur dan aneka wahana permainan. Hal inilah yang membedakan Agrowisata Bina Darma dengan tempat wisata lain yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Disamping keindahan alam dan kenyamanan suasana yang ditawarkan oleh tempat ini, hal lain yang menunjang Agrowisata Bina Darma berpotensi sebagai salah satu obyek wisata agro unggulan adalah letaknya yang strategis karena berada di pinggir jalan raya negara. Hal ini merupakan salah satu bentuk promosi langsung, karena para pemakai jalan raya bisa langsung mengetahui keberadaan lokasi Agrowisata Bina Darma ini.

3. Potensi sebagai Pemanfaatan Lahan Tidur Menjadi Lahan Produktif

Wilayah bagian utara Kabupaten Ogan Ilir merupakan hamparan rawa lebak yang sangat luas mulai dari Kecamatan Pemulutan, Pemulutan Barat, Pemulutan Selatan, sampai Indralaya Utara tempat dimana Agrowisata Bina Darma berada, hingga Indralaya dan sebagian di Kecamatan Indralaya Selatan. Wilayah daratan Kabupaten Ogan Ilir mencapai 65% serta wilayah berair dan rawa-rawa sekitar 35%. Derajat keasaman tanah berkisar antara pH 4,0 sampai 6,0.

Desa Pulau Semambu Kabupaten Ogan Ilir sendiri mempunyai tanah basah rawa seluas 458 ha. Kondisi awal lahan dimana Agrowisata Bina Darma berada adalah rawa lebak yang merupakan lahan tidur. Setelah melalui proses pengolahan yang panjang dan menelan dana yang tidak sedikit, maka

(4)

berubahlah lahan tidur tersebut menjadi lahan yang produktif. Kawasan Agrowisata Bina Darma sendiri masih memiliki kesempatan untuk pengembangan/perluasan wilayah, hal ini dikarenakan lingkungan sekitar Kawasan wisata agro ini merupakan hamparan rawa.

4. Potensi sebagai Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah

Pariwisata di Kabupaten Ogan Ilir dipersepsikan sebagai wahana untuk meningkatkan pendapatan, baik pendapatan masyarakat maupun pendapatan pemerintah, khususnya perolehan pendapatan asli daerah (PAD). Pengembangan pariwisata di Kabupaten Ogan Ilir diharapkan lebih bersifat ekonomi dan berorientasi pada pertumbuhan. Perolehan devisa ditentukan oleh jumlah kunjungan wisatawan, pengeluaran dan lama kunjungan wisatawan ke lokasi wisata. Tolok ukur keberhasilan pengembangan Agrowisata Bina Darma akan dinilai dengan pencapaian target:

a. Jumlah kunjungan wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara b. Pengeluaran wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara c. Lama tinggal wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara

d. Peningkatan pendapatan masyarakat sekitar Agrowisata Bina Darma Kontribusi nyata yang telah diberikan oleh Agrowisata Bina darma kepada pemerintah daerah Kabupaten Ogan Ilir, adalah sebagai wajib pajak daerah. Pajak yang dibayar berupa pajak rumah makan dan tontonan/permainan serta pajak bumi dan bangunan, dimana total pembayarannya telah mencapai angka belasan juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan Agrowisat Bina Darma ini benar-benar dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Ogan Ilir.

5. Potensi sebagai Tempat Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Sikap apatis dan ketidakpedulian terhadap kondisi aset-aset wisata yang terdapat dalam suatu obyek wisata, merupakan cermin hubungan yang tidak harmonis antara pihak manajemen obyek wisata dengan lingkungannya. Tumbuhnya rasa kepedulian akan timbul apabila masyarakatnya merasa diuntungkan secara sosial ekonomi, dan akan menjaga aset-aset wisata tersebut karena ketergantungan ekonomi.

(5)

Keberadaan Agrowisata Bina Darma diharapkan secara sosial dapat mengharumkan nama Desa Pulau Semambu khususnya, dan nama Kabupaten Ogan Ilir pada umumnya. Agrowisata Bina darma diharapkan dapat menjadi tempat untuk pertunjukan atraksi seni dan budaya masyarakat lokal. Secara ekonomi dapat berfungsi sebagai tempat penampungan dan pemasaran hasil industri kerajinan dan hasil pertanian masyarakat lokal, sehingga timbul suatu bentuk interaksi positif, antara pihak Agrowisata Bina Darma dan masyarakat lokal, dalam bentuk rasa ikut memiliki untuk menjaga eksistensi Agrowisata Bina Darma.

6. Potensi sebagai Penciptaan Peluang Kerja

Pembauran dan keanekaragaman produk wisata dengan sifat saling tergantung, membuat industri pariwisata menjanjikan peluang kerja yang sangat besar. Kejelian insan pariwisata dalam mengenali karakteristik pasar dan kemampuan menangkap berbagai peluang serta kreatifitasnya untuk memenuhi permintaan guna memenangkan pasar yang otomatis akan berimbas pada terciptanya peluang-peluang kerja pada berbagai bidang/sektor.

Keberadaan Agrowisata Bina Darma di Desa Pulau Semambu diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya, sehingga mampu mengurangi angka pengangguran. Kontribusi nyata yang sudah dirasakan dengan adanya Agrowisata Bina Darma dibidang lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya adalah dengan dipekerjakannya mereka sebagai karyawan, mulai dari pekerjaan pembukaan areal (tukang tebas), tukang parkir, petugas kebersihan, operator wahana permainan, penjaga tiket, satpam hingga sebagai kepala divisi. Penempatan tenaga kerja tersebut disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan keahlian yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

7. Potensi sebagai Sarana Pendidikan

Sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agrobisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian,

(6)

maka keberadaan Agrowisata Bina Darma dapat berpotensi sebagai sarana pendidikan.

Wisata edukasi yang ditawarkan oleh Agrowisata Bina Darma adalah cara penanaman jamur tiram dan para pengunjung juga bisa langsung memetik sendiri jamur tiram yang telah siap dipanen. Mengetahui cara pembuatan pupuk kompos yang memanfaatkan sampah organik dan kotoran hewan juga merupakan wisata edukasi yang menyenangkan dan memperluas pengetahuan para wisatawan.

Disamping itu disediakan juga permainan flying fox yang bertujuan untuk melatih keseimbangan, kekuatan dan koordinasi tubuh, melatih kerjasama, mematuhi aturan permainan dan berinteraksi, melatih berimajinasi dan mengakomodasi orang lain, melatih berfikir dan merencanakan, memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Selain flying fox, juga disediakan program perang-perangan yaitu shooting target yang bertujuan untuk melatih kesigapan, dan kemampuan mengatur strategi.

8. Potensi sebagai Wisata Agro Berkelanjutan

Daerah Sumatera Selatan kaya akan flora dan fauna yang beraneka ragam dan mempunyai kekhasan. Namun beberapa jenis satwa kini terancam punah, karena perburuan liar yang terus berlangsung, pengrusakan habitat, penebangan liar dan sebab lainnya. Kelestarian satwa tersebut merupakan tanggung jawab bersama. Salah satu usaha untuk melestarikannya adalah melalui taman satwa/kebun binatang, yang merupakan benteng terakhir dari satwa yang dipelihara secara ilmiah, dengan penuh kasih sayang dan bertanggung jawab tanpa dibatasi oleh macam jenis dan jumlahnya. Pembangunan taman satwa sebagai salah satu fasilitas/sarana di Agrowisata Bina Darma dengan tujuan menjadi salah satu obyek rekreasi/wisata kebanggaan daerah dan sebagai media pendidikan, pembinaan cinta alam dan pelestarian satwa sehingga akan terciptanya suatu kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam pelestarian sumber daya alam.

Pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah organik dan kotoran hewan yang terdapat di areal Agrowisata Bina Darma, juga merupakan salah satu bentuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas

(7)

lingkungan. Pemisahan sampah organik dari sampah anorganik yang dilakukan, pengumpulan kotoran hewan yang ada di areal wisata agro, merupakan tindakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Pengolahan bahan-bahan tersebut menjadi pupuk kompos, telah menjadikan bahan sampah tersebut menjadi zat yang berguna bagi kesuburan tanaman yang dibudidayakan di areal wisata agro, sekaligus bernilai ekonomi dengan menjual pupuk kompos tersebut kepada wisatawan dan masyarakat yang membelinya. Sampah anorganik yang terdapat di kawasan ini, juga dipisahkan antara yang masih bisa dijual untuk didaur ulang sehingga bisa menambah penghasilan dan sisanya dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Tanaman teratai liar yang banyak terdapat di areal wisata agro ini juga tetap dipelihara dan dipertahankan keberadaannya, dimana tanaman air ini berperan dalam fotosintesis (pertukaran O2 dan CO2), sehingga disamping menambah keindahan juga sebagai cara untuk melestarikan sumber daya alam. Pada sungai kecil, yang digunakan untuk pengoperasian wahana perahu naga mengelilingi areal wisata agro, masih banyak dijumpai jenis-jenis ikan liar yang merupakan penghuni habitat rawa, seperti ikan gabus, patin, nila, sepat, lele, gurami dan belut. Pohon-pohon seperti akasia dan gelam yang banyak tumbuh liar di sekitar kawasan wisata agro ini, juga diusahakan untuk tetap dipertahankan keberadaannya serta ditingkatkan kualitasnya dengan penambahan penanaman pohon-pohon gelam jenis unggulan.

5.3. Permasalahan Agrowisata Bina Darma

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Agrowisata Bina Darma meliputi:

1. Belum tersedianya pemandu wisata

Salah satu unsur penting dan strategis dalam pengembangan rekreasi/ pariwisata adalah pemandu wisata (interpreter), yang memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan serta etika yang memadai, karena interpreter dapat memainkan peranan kunci dalam menarik minat wisatawan melalui pelayanan yang baik dan memuaskan. Fungsi terpenting dari seorang pemandu wisata adalah, menghubungkan wisatawan dengan pusat-pusat ikon destinasi dan khasanah budaya lokal. Agrowisata Bina Darma belum

(8)

memiliki pemandu wisata, sehingga informasi yang didapat para wisatawandi lokasi wisata, hanya berasal dari brosur wisata dan bagian informasi di lokasi wisata.

2. Kurangnya tenaga operator di setiap wahana

Permasalahan yang dihadapi oleh Agrowisata Bina Darma adalah, kekurangan tenaga operator untuk setiap wahana permainan. Hal ini terjadi karena jumlah pegawai yang ada belum mencukupi untuk berjaga pada setiap wahana, padahal seringkali untuk satu wahana permainan diperlukan lebih dari satu orang tenaga operator. Pada awal pendirian tempat ini, jumlah karyawan telah mencukupi untuk berjaga di setiap wahana yang ada, namun karena belum stabilnya manajemen Agrowisata Bina darma ini, mengakibatkan pihak manajemen harus merampingkan jumlah pegawai yang ada, tentu saja hal ini berdampak pada pelayanan kepada pengunjung yang ingin bermain dengan nyaman di setiap wahana yang disediakan.

3. Kurangnya pemeliharaan fasilitas-fasilitas

Kemungkinan kerusakan obyek-obyek wisata disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

a. Kegagalan pengelolaan

b. Sikap “acuh tak acuh” dari masyarakat terhadap kelestarian obyek c. Umur bangunan, dan beberapa sebab lain.

Pada Agrowisata Bina Darma, ditemukan beberapa fasilitas/bangunan wahana yang mengalami kerusakan, seperti pada wahana perosotan untuk anak-anak, dimana terdapat papan-papan jembatan yang terlepas dari talinya, kemudian terdapatnya genangan air di sekitar areal permainan prosotan dan komedi putar anak-anak. Bangku taman yang rusak satu, dan jebolnya pinggiran kolam pemancingan sehingga pada saat hujan air bisa merembes sampai ke jalan. Jarak antara kolam pemancingan dan sungai buatan terlalu rendah dan sejajar, sehingga pada saat musim hujan air dari sungai bisa merembes masuk ke dalam kolam pemancingan dan sebaliknya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah banyaknya tumbuhan hydrilla di wahana sepeda air yang bisa mengganggu kenyamanan para pengguna wahana wisata ini.

(9)

4. Belum mampu menampung hasil industri kerajinan, pertanian dan budaya masyarakat lokal

Potensi masyarakat lokal, dimana Agrowisata Bina Darma berada adalah petani sayuran/palawija, buruh/tukang, kerajinan tenun songket, keranjang bambu, anyaman kipas dari bambu,anyaman tikar purun, sangkek dan tampa dari plastis bekas limbah pabrik, industri makanan seperti kemplang ikan. Kesenian masyarakat yang tersedia: rebana ibu-ibu, seropal anam, kelompok campur sari kuda lumping, peternak ikan patin, lele jumbo dan gurame. Namun sayangnya, keberadaan Agrowisata bina Darma belum mampu menampung potensi masyarakat tersebut, dikarenakan masih dalam tahap pengembangan, hanya pada saat acara-acara seremonial dan seminar-seminar yang sifatnya temporer yang diadakan di Agrowisata Bina Darma, kesenian masyarakat setempat tersebut akan ditampilkan.

5. Belum berfungsinya beberapa fasilitas penunjang

Keberadaan fasilitas penunjang kepariwisataan seperti penginapan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan demi kemajuan dari lokasi wisata itu sendiri. Belum berfungsinya cottage tradisional yang ada di Agrowisata Bina Darma dikarenakan jembatan yang menghubungkan antara cottage

tersebut dengan daratan belum rampung dibuat, sementara akses untuk menuju cottage tersebut harus melewati rawa kecil yang penuh dengan air. 6. Pemasaran/promosi yang masih kurang

Walaupun pihak pengelola sudah melakukan promosi dengan cara mempublikasikan tempat wisata ini lewat media massa seperti Koran lokal (Sumatera Ekspres dan Sriwijaya Post) dan media elektronik seperti TV lokal (Pal TV) dan radio lokal (Indralaya FM), website, namun promosi yang dilakukan masih kurang, terutama promosi dengan pihak-pihak instansi pemerintah dan perkantoran yang merupakan calon wisatawan potensial. 7. Pegawai di lapangan kurang komunikatif

Wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata biasanya mengharapkan kualitas pelayanan yang baik, sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Pelayanan yang baik tidak hanya diharapkan dari fasilitas-fasilitas yang diberikan, namun juga dari sikap dan etika para pegawai kawasan wisata.

(10)

Para pegawai yang ada dilapangan/wahanan permainan dirasakan kurang ramah dan kurang berkomunikasi dengan para pengunjung, sehingga para pengunjung agak merasa segan untuk memulai percakapan.

8. Manajemen yang masih belum stabil

Seringnya terjadi bongkar pasang pegawai di Agrowisata Bina Darma disebabkan karena tempat wisata ini masih dalam tahap pengembangan dan penyesuaian dengan pendapatan yang diperoleh oleh pihak pengelola. Pegawai yang ada di Agrowisata Bina Darma terdiri dari pegawai tetap dan pegawai freelance.Jumlah pegawai tetap ada 33 orang dan pegawai freelance ada 35 orang. Akibat dari belum stabilnya manajemen yang ada di tubuh Agrowisata Bina darma ini juga mengakibatkan tempat wisata ini belum mampu untuk berperan optimal sebagai tempat untuk menampung hasil bumi dan kerajinan serta seni budaya masyarakat lokal.

9. Harga tiket tergolong mahal

Harga tiket terusan yang dikenakan oleh pihak pengelola Agrowisata Bina Darma sebesar Rp 30.000,00 ini dirasakan cukup mahal oleh sebagian pengunjung, apalagi dengan kondisi yang ada sekarang, dimana kadang-kadang pengunjung tidak dapat menikmati seluruh wahana permainan yang ada.

10. Banyaknya wahana permainan yang tergenang pada saat musim hujan

Kondisi Agrowisata Bina Darma yang merupakan bekas daerah rawa lebak yang ditimbun, mengakibatkan banyaknya wahana permainan yang masih tergenang air pada saat musim hujan.

11. Lokasi wisata masih bersuhu panas

Belum besarnya tanaman peneduh merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan suhu udara di areal wisata masih terasa panas, disamping memang letaknya yang berada di dataran rendah.

12. Adanya fasilitas yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya

Misalnya: Kereta wisata terkadang dijadikan alat untuk mengangkut rumput untuk makanan hewan sehingga wisatawan yang ingin memanfaatkan kereta wisata tersebut terkadang agak kurang leluasa.

(11)

13. Luas Kebun agro masih terlalu sempit

Suatu lokasi wisata agro sejatinya mempunyai kebun agro yang luas, namun pada Agrowisata Bina Darma kebun agro yang dimiliki masih terlampau sedikit (hanya ½ hektar).

14. Belum ada stand tempat penjualan souvenir

Para pengunjung suatu lokasi wisata biasanya ingin membawa oleh-oleh dari tempat wisata yang dikunjunginya, begitupun para wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Bina Darma. Namun, Agrowisata Bina Darma belum memiliki stand yang menjual souvenir yang berlogo Agrowisata Bina Darma, ataupun barang-barang lain sebagai kenang-kenangan bagi wisatawan dari kunjungan yang mereka lakukan ke tempat wisata ini.

15. Harga makanan di restoran Mang Engking masih tergolong mahal bagi sebagian wisatawan

Wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Bina Darma terdiri dari berbagai kalangan dan berbagai tingkat pendapatan. Tidak semua wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata ini mampu menjangkau harga makanan yang tersedia di restoran yang ada.

16. Belum adanya pengolahan hasil dari produksi rumah jamur

Produksi jamur tiram yang dihasilkan dari tempat ini baru dijual dalam bentuk segar kepada para wisatawan dan pengumpul serta untuk menyuplai kebutuhan dari restoran Mang Engking.

17. Belum ada petugas medis yang berjaga di lokasi

Beberapa wahana permainan cukup beresiko terutama bagi anak-anak, oleh karena itu keberadaan petugas medis untuk berjaga-jaga sangat diperlukan , tidak cukup hanya kotak P3K.

18. Kurang koordinasi antara pihak Agrowisata Bina Darma dengan pemerintah daerah, khususnya dinas terkait seperti dinas pariwisata.

5.4. Karakteristik Wisatawan 5.4.1. Kelompok Wisatawan

Minat untuk berkunjung ke Agrowisata Bina Darma banyak dilakukan oleh masyarakat usia muda. Hal ini terlihat pada gambar 5.1 berikut ini.

(12)

Gambar 5.1. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Kelompok Usia

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa, sebagian besar responden wisatawan berusia 21-25 tahun yaitu sebesar 26 persen, hal ini menunjukkan bahwa, kawasan Agrowisata Bina Darma ini adalah kalangan muda, yang memang cenderung untuk menyukai jenis wisata alam terbuka. Responden wisatawan yang berusia 31-35 tahun dan responden yang berusia 36-40 tahun yaitu 17 persen. Kelompok usia 26-30 tahun dan > dari 40 tahun sebanyak 15 persen dan sisanya sebesar 10 persen merupakan kelompok usia 15-20 tahun.

Gambar 5.2 . Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar 5.2 diketahui bahwa reponden yang berkunjung ke Agrowisata Bina Darma lebih dari setengahnya yaitu sebanyak 62 persen berjenis kelamin perempuan dan sisanya sebanyak 38 persen berjenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan sifat kaum wanita yang menyukai kegiatan yang bersifat rileks dan menyenangkan.

10% 26% 15% 17% 17% 15% 15-20 tahun 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun >40 tahun 38% 62% Laki-laki Perempuan : 10% : 15% : 17% : 17% : 15% : 26% : 38% : 62%

(13)

Gambar 5.3. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Kelompok Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, responden wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Bina Darma sebagian besar yaitu 51 persen merupakan tamatan SMA/SMK, ini menunjukkan bahwa peminat dari wisata agro ini adalah, mereka yang berasal dari tingkat pendidikan menengah, dimana mereka cenderung bisa memahami dan menikmati kelebihan yang dimiliki oleh suatu wisata agro. Tamatan S1 sebanyak 34 persen dan tingkat pendidikan D3 sebanyak 9 persen disusul tingkat pendidikan S2 sebanyak 6 persen.

Gambar 5.4. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Kelompok Pekerjaan

Responden wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Bina Darma berdasarkan kelompok pekerjaan dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok wiraswasta sebanyak 59 persen, hal ini sesuai dengan tingkat pendidikan mayoritas wisatawan yang berasal dari tamatan SMA/SMK, dimana jenis pekerjaan yang mayoritas bisa dilakukan oleh kelompok pendidikan ini adalah bergerak di bidang swasta. Kelompok PNS sebanyak 27 persen dan kelompok karyawan sebanyak 14 persen.

51% 9% 34% 6% SMA/SMK D3 S1 S2 14% 59% 27% Karyawan Wiraswasta PNS : 51% : 9% : 34% : 6% : 14% : 59% : 27%

(14)

Gambar 5.5. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Berdasarkan tingkat pendapatan sesuai dengan kelompok pekerjaan, responden wisatawan Agrowisata Bina Darma terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok 1 adalah responden yang berpendapatan 1.600.000,- sampai Rp 3.000.000,-sebanyak 61 persen, dimana mereka mayoritas berasal dari tingkat pendidikan SMA/SMK. Kelompok 2 adalah responden yang berpendapatan > Rp 3.000.000,- sebanyak 21 persen dan kelompok 3 adalah responden yang berpendapatan ≤ 1.500.000,- sebanyak 18 persen.

Gambar 5.6. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Asal Daerah

Berdasarkan hasil survei pada 150 responden, hasil analisa menunjukkan bahwa sebagian besar responden lebih dari setengahnya 61 persen responden berasal dari Palembang, kemudian Kabupaten Ogan Ilir sebesar 28 persen, hal ini dimungkinkan karena jarak Agrowisata Bina Darma ini dengan Kotamadya Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir yang relatif dekat. Untuk daerah-daerah lain seperti Kabupaten Muara Enim sebesar 5 persen. Kabupaten Musi Banyu Asin

18% 61% 21% ≤1500000 1.600.000-3.000.000 >3.000.000 61% 28% 5%1% 3% 1%1% Palembang Ogan Ilir Muara Enim Ogan Komering Ilir Musi Banyu Asin Banyu Asin

Ogan Komering Ulu : 18% : 61% : 21% : 28% : 61% : 5% : 1% : 3% : 1% : 1%

(15)

sebesar 3 persen sedangkan Kabupaten Banyu Asin, Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Kabupaten Ogan Komering Ilir masing-masing sebesar 1 persen.

5.4.2. Jumlah Kunjungan

Jumlah kali kunjungan wisatawan ke Agrowisata Bina Darma menggambarkan tingkat kepuasan terhadap kunjungan sebelumnya. Semakin banyak frekuensi kunjungan wisatawan ke Agrowisata Bina Darma, maka kondisi tersebut menggambarkan tingkat kepuasan kunjungan terhadap Agrowisata Bina Darma. Jumlah kunjungan wisatawan ke Agrowisata Bina Darma dalam setahun terakhir ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 5.7. Persentase Frekuensi Kunjungan ke Agrowisata Bina Darma Setahun Terakhir

Sumber : Data diolah (2011)

Gambar 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan sudah berkunjung sebanyak dua kali adalah sebanyak 64 persen, hal ini dimungkinkan karena lokasi wisata agro ini sangat strategi, jarak yang relatif dekat dari Kotamadya Palembang dan Kabupaten Ogan Ili, serta warga Kabupaten Ogan Ilir dan Kotamadya Palembang memang relatif kekurangan tempat hiburan, sehingga adanya Agrowisata Bina Darma ini memang disambut cukup baik, khususnya bagi warga kedua kota tersebut. Wisatawan yang berkunjung sudah tiga kali adalah sebanyak 22 persen. Kunjungan untuk keempat kali dan kelima kali masing-masing sebanyak 5 persen. Sisanya adalah kunjungan untuk keenam kali sebanyak 3 persen dan terakhir adalah kunjungan untuk yang ketujuh kali sebanyak 1 persen. Semua wisatawan responden sudah mengetahui keberadaan

64% 22% 5%5% 3% 1% 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 6 kali 7 kali : 64% : 5% : 5% : 3% : 1% : 22%

(16)

Agrowisata Bina Darma sebagai objek wisata karena sudah pernah berkunjung sebelumnya.

5.4.3. Tujuan Kunjungan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 150 wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Bina Darma menunjukkan bahwa tujuan dari kegiatan wisatawan adalah menikmati pemandangan alam, menikmati atraksi permainan, makan di gubuk mang Engking, pendidikan/penelitian, membeli bibit, pupuk, dan sayuran. Tujuan utama kegiatan wisata tertinggi dari wisatawan adalah menikmati pemandangan alam yaitu sebanyak 44 persen. Tujuan wisatawan berikutnya yaitu menikmati atraksi mainan yakni sebesar 39 persen. Agrowisata Bina Darma mempunyai banyak atraksi mainan yaitu 19 jenis atraksi mainan sehingga dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi lokasi wisata tersebut. Selain itu, dari hasil wawancara juga teridentifikasi bahwa tujuan wisatawan yaitu membeli bibit, pupuk, dan sayuran yakni sebesar 9 persen. Kemudian tujuan yang selanjutnya adalah makan di Gubuk Mang Engking sebesar 7 persen dan terakhir adalah tujuan untuk pendidikan/penelitian sebesar 1 persen. Secara rinci tujuan kegiatan wisata oleh wisatawan Agrowisata Bina Darma disajikan pada Gambar berikut.

Gambar 5.8. Tujuan Kegiatan wisata oleh Wisatawan

5.4.4. Alasan Kunjungan

Sebagian besar dari wisatawan mempunyai alasan kunjungan karena jarak yang dekat yaitu 44 persen. Alasan kedua wisatawan datang berkunjung ke Agrowisata Bina Darma, yaitu adanya kemudahan transportasi sebesar 21 persen, hal ini dimungkinkan oleh lokasi wisata agro ini yang berada tepat di pinggir jalan

44% 39% 7% 1% 9% Menikmati Pemandangan Alam Menikmati Atraksi Permainan

Makan di Gubuk Mang Engking

Pendidikan/Penelitian

Membeli Bibit, Pupuk, dan Sayuran : 44% : 39% : 7% : 1% : 9%

(17)

raya. Namun, potensi alam Agrowisata Bina Darma juga menjadi salah satu alasan kunjungan wisatawan Agrowisata Bina Darma yaitu sebesar 17 persen. Alasan kunjungan lain yaitu biaya yang murah sebanyak 11 persen, lingkungan yang sepi dan alami sebanyak 6 persen dan alasan untuk semuanya sebesar 1 persen. Secara rinci alasan kunjungan wisatawan ke Agrowisata Bina Darma dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 5.9. Alasan Kunjungan Wisatawan ke Agrowisata Bina Darma

Berdasarkan gambar 5.9 diatas, terlihat bahwa sebagian besar pengunjung yang berwisata ke Agrowisata Bina Darma dikarenakan jaraknya yang relatif dekat. Hal ini dimungkinkan karena Agrowisata Bina Darma ini terletak di perbatasan Kabupaten Ogan Ilir dan Kotamadya Palembang. Kemudahan transportasi juga menjadi alasan yang cukup penting, hal ini dimungkinkan karena Agrowisata Bina Darma Ini terletak di pinggir jalan raya negara, sehingga para wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau pun kendaraan umum untuk menuju ke lokasi Agrowisata Bina Darma ini.

5.4.5. Ketersediaan Informasi mengenai Agrowisata Bina Darma

Sebelum berkunjung ke Agrowisata Bina Darma perlu adanya informasi yang jelas mengenai kawasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi bahwa asal informasi mengenai keberadaan Agrowisata Bina Darma berasal dari teman, media cetak dan elektronik, biro perjalanan, dan lain-lain. Hasil menunjukkan bahwa asal informasi yang diperoleh para wisatawan mengenai keberadaan Agrowisata Bina Darma tertinggi adalah berasal teman/keluarga sebesar 75 persen, berasal dari media cetak dan elektronik sebesar 15 persen, berasal dari biro perjalanan sebesar 1 persen, dan lain-lain sebesar 9 persen. Hal

44% 21% 11% 17% 6% 1%

Jarak yang Dekat Kemudahan Transportasi Biaya yang Murah Potensi Alamnya Lingkungan yang sepi dan alami Semuanya : 21% : 44% : 11% : 17% : 6% : 1%

(18)

ini menunjukkan bahwa informasi objek wisata Agrowisata Bina Darma dari publikasi atau promosi sudah cukup bagus. Secara rinci disajikan pada Gambar berikut.

Gambar 5.10. Ketersediaan Informasi mengenai Agrowisata Bina Darma

5.4.6. Biaya Perjalanan Berdasarkan Penggunaannya

Komponen biaya perjalanan merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan untuk sampai ke Agrowisata Bina Darma hingga kembali ke tempat tinggal. Biaya perjalanan tersebut terdiri dari tiket masuk, transportasi, konsumsi, dan dokumentasi. Hasil perhitungan untuk biaya total per responden menunjukkan bahwa sebagian besar biaya perjalanan ke Agrowisata Bina Darma berasal dari konsumsi yaitu sebesar 48,5 persen, selanjutnya berasal dari tiket masuk sebesar 28,5 persen, penggunaan untuk transportasi 13,3 persen, dan penggunaan untuk dokumentasi sebesar 9,7 persen. Penggunaan biaya untuk konsumsi paling besar karena di Agrowisata Bina Darma juga memang tersedia rumah makan dan restoran buah. Dari hasil penjumlahan seluruh komponen aktifitas, didapatkan total rata-rata sebanyak Rp 105.165,- artinya setiap satu orang responden wisatawan menghabiskan sebesar jumlah tersebut. Jumlah biaya perjalanan berdasarkan komponen-komponen biaya tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

1% 15%

75% 9%

Biro Perjalanan

Media Cetak & Elektronik Teman/Keluarga Lain-lain : 1% : 15% : 75% : 9%

(19)

Tabel 5.1. Persentase Biaya Perjalanan berdasarkan Penggunaannya

Aktivitas

Biaya Total per responden Biaya Total Wisatawan per bulan

Nominal Persentase (%) Nominal Persentase (%)

Tiket Masuk 30.000 28,5 218.940.000 28,5

Transportasi 13.947 13,3 101.782.773 13,3

Konsumsi 51.027 48,5 372.392.613 48,5

Dokumentasi 10.191 9,7 74.376.791 9,7

Total 105.165 100 4.189.292.834 100

Sumber: Data diolah (2011)

Biaya total wisatawan perbulan dapat menggambarkan jumlah pengeluaran wisatawan Agrowisata Bina Darma. Biaya total wisatawan ini diperoleh dari perkalian antara masing-masing biaya total per responden dengan rata-rata jumlah pengunjung/wisatawan yang datang ke Agrowisata Bina Darma dalam satu bulan selama satu tahun terakhir yaitu sebanyak 7.298 orang. Hasil perhitungan biaya total wisatawan pertahun menunjukkan persentase yang sama dengan biaya total per responden.

5.4.7. Persepsi Wisatawan terhadap kondisi Agrowisata Bina Darma

Dalam penelitian ini, persepsi wisatawan terhadap keberadaan Agrowisata Bina Darma yang dinilai adalah kondisi jalan, aksesibilitas, keindahan, tata ruang, fasilitas, keamanan, dan kebersihan. Hasil menunjukkan bahwa persepsi wisatawan terhadap kondisi jalan 23 persen menilai masih dalam keadaan baik dan sebagian besar beranggapan kondisi jalan cukup baik. Namun, masih ada wisatawan yang masih beranggapan bahwa kondisi jalan masih tidak baik yakni sebesar 9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih perlu ada perhatian khusus terhadap kondisi jalan agar dapat menarik wisatawan.

(20)

Tabel 5.2. Persepsi Wisatawan terhadap Kondisi Agrowisata Bina Darma

Persepsi Responden Kriteria Jumlah %

Jalan Sangat Baik 0 0

Baik 34 23

Cukup 103 69

Tidak Baik 13 9

Aksesibilitas Sangat Mudah 8 5

Mudah 74 49

Cukup 64 43

Tidak Mudah 4 3

Keindahan Sangat Indah 4 3

Indah 50 33

Cukup 91 61

Kurang Indah 5 3

Tata Ruang Sangat Baik 1 1

Baik 51 34

Cukup 90 60

Tidak Baik 8 5

Fasilitas Sangat Lengkap 0 0

Lengkap 45 30

Cukup 93 62

Kurang Lengkap 12 8

Keamanan Sangat Aman 4 2

Aman 115 77

Cukup 31 21

Kurang Aman 0 0

Kebersihan Sangat Bersih 0 0

Bersih 49 33

Cukup 99 66

Kurang Bersih 2 1

Sumber: Data diolah (2011)

Dari tabel 5.2 diatas terlihat bahwa, untuk aksesibilitas menuju Agrowisata Bina Darma, sebesar 49 persen menyatakan bahwa aksesibilitas ke Agrowisata Bina Darma mudah dan sebesar 43 persen menyatakan aksesibilitas ke Agrowisata Bina Darma cukup mudah. Sementara, untuk persepsi keindahan, wisatawan beranggapan bahwa keindahan di Agrowisata Bina Darma cukup indah, sebesar 33 persen beranggapan indah, dan sebesar 3 persen beranggapan

(21)

sangat indah. Namun, masih ada wisatawan yang masih beranggapan Agrowisata Bina Darma kurang indah. Selain itu, dari segi tata ruang sebagian besar wisatawan yaitu sebesar 60 persen menyatakan bahwa tata ruang Agrowisata Bina Darma masih cukup baik. Sebesar 34 persen dari wisatawan menyatakan bahwa tata ruang Agrowisata Bina Darma sudah baik. Hanya satu persen dari wisatawan yang beranggapan bahwa tata ruang Agrowisata Bina Darma sudah sangat baik. Akan tetapi, masih ada wisatawan yang menyatakan bahwa tata ruang Agrowisata Bina Darma masih tidak baik.

Selain itu, persepsi lain yang dilihat yaitu fasilitas Agrowisata Bina Darma. Sebesar 62 persen, wisatawan menyatakan bahwa fasilitas Agrowisata Bina Darma sudah cukup. Sebanyak 30 persen wisatawan menyatakan bahwa fasilitas di Agrowisata Bina Darma sudah lengkap. Namun, masih ada sebesar 8 persen dari wisatawan menyatakan bahwa fasilitas di Agrowisata Bina Darma masih kurang lengkap. Untuk mengenai persepsi terhadap keamanan, sebagian besar dari wisatawan yaitu sebesar 77 persen beranggapan bahwa keamanan di Agrowisata Bina Darma sudah aman. Sebesar 2 persen dari wisatawan bahkan beranggapan bahwa Agrowisata Bina Darma sudah sangat aman. Namun, masih ada wisatawan yang beranggapan bahwa keamanan di Agrowisata Bina Darma cukup aman yaitu sebesar 21 persen. Dari segi kebersihan, sebagian besar dari wisatawan yaitu sebesar 66 persen menyatakan bahwa kebersihan di Agrowisata Bina Darma yaitu sudah cukup. Namun, sebanyak 33 persen dari wisatawan Agrowisata Bina Darma menyatakan bahwa Agrowisata Bina Darma sudah bersih. Hanya ada satu persen dari wisatawan yang menyatakan bahwa Agrowisata Bina Darma masih kurang bersih.

Gambar

Gambar  5.1  menunjukkan  bahwa,  sebagian  besar  responden  wisatawan  berusia 21-25 tahun yaitu sebesar 26 persen, hal ini menunjukkan bahwa, kawasan  Agrowisata  Bina  Darma  ini  adalah  kalangan  muda,  yang  memang  cenderung  untuk  menyukai  jenis
Gambar 5.3. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Kelompok Pendidikan
Gambar 5.5.  Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Tabel 5.1. Persentase Biaya Perjalanan berdasarkan Penggunaannya
+2

Referensi

Dokumen terkait

BNI Syariah Kantor Cabang Banda Aceh, seperti pengelolaan manajemen, keramahan pegawainya pada saat melayani nasabah, komunikasi yang baik, kerja sama tim yang baik,

Faktor Hukum yang memengaruhi pelaksanaan politik hukum Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Perlindungan dan Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negri kaitannya

Hasil perhitungan biaya dan alokasi biaya aset tahunan dan biaya oeprasi ke dalam komponen-komponen jaringan merupakan dasar untuk menghitung biaya total jasa teleponi,

Kegiatan ini dimaksudkan untuk observasi siswa dan kelas yang akan diampu oleh mahasiswa praktikan dalam praktik mengajar terbimbing. Kegiatan ini dilaksanakan agar

Hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan untuk

Pak Harto adalah orang yang terlibat langsung dalam proses pertumbuhan bangsa ini, jadi wajar kalau masih ingat dengan pengalaman- pengalaman yang sangat pahit pada tahun

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas Rahmat dan Hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang

23.Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah