• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Pola Tanam Usahatani Sayuran Selada dan Sawi di Daerah Produksi Padi (Studi Kasus di Desa Lam Seunong, Kecamatan Kota Baro, Kabupaten Aceh Besar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimasi Pola Tanam Usahatani Sayuran Selada dan Sawi di Daerah Produksi Padi (Studi Kasus di Desa Lam Seunong, Kecamatan Kota Baro, Kabupaten Aceh Besar)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Agrisep Vol (14) No. 1 , 2013 19 OPTIMASI POLA TANAM USAHATANI SAYURAN SELADA DAN SAWI DI

DAERAH PRODUKSI PADI

(Studi Kasus di Desa Lam Seunong, Kecamatan Kota Baro, Kabupaten Aceh Besar) Oleh: Khalik R*, Safrida**, A.Humam Hamid**

ABSTRACT

Farming is a plot of land or a part of the earth's surface where the farmers and their families to grow crops or raise livestock. A farmer faced with the enigma to determining the competition of activity in optimizing farming activities. The research was done in Lam Seunong village, Kecamatan Kota Baro, Aceh Besar, the object of research is the farmers who worked in rice, mustard and lettuce land farm. The purpose of this research was to know optimal cropping pattern for mustard and lettuce farming in rice production areas in an effort to increase the optimize income of farmers. The research using purposive sampling techniques with particular sampling, analytical methods using linear programming optimization. The results showed the optimal cropping pattern in the local rice production area is rice and mustard greens in the first season and lettuce in the second season that will obtain maximum revenue of Rp. 76,568,940.00 per period of the rice planting season. With an area of arable land each season is 0.3 hectare for rice in the first season, 0.26 hectare for mustard in the first season, and 0.26 hectare for lettuce second season.

Keywords: farm, optimize, rice, mustard, lettuce

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri. Kesadaran terhadap peran tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat masih tetap memelihara kegiatan pertanian mereka. Mata pencaharian suatu daerah dapat dilihat dari nilai PDB daerah tersebut. Umumnya di Indonesia sektor pertanian masih merupakan sektor yang banyak ditekuni oleh masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan besarnya PDB yang dihasilkan sektor ini (Kastaman, 2007).

Aceh Besar merupakan salah satu kawasan yang masyarakatnya masih hidup dari sektor pertanian. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh Besar tahun 2010 untuk sektor pertanian sebesar Rp 647.651,61 (25,69%) dan tahun 2011 sebesar Rp 666.659,02 (25,10%). Besarnya nilai PDRB yang dihasilkan dari sektor pertanian Aceh Besar ternyata sebagian besar disumbangkan oleh sub sektor tanaman pangan sebanyak Rp 399.237,40 (61,64%) pada tahun 2010 dan sebesar Rp 416.768,28 (62,52%) pada tahun 2011, sedangkan sisanya merupakan sumbangan dari sub sektor tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan (BPS, 2012).

_____________

* Mahasiswa Jurusan Sosial ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

** Staf Pengajar Jurusan Sosial ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

(2)

Agrisep Vol (14) No. 1 , 2013 20 Tanaman pangan terdiri dari

tanaman padi-padian, palawija dan sayuran. Tanaman sayur-sayuran dapat dibagi atas 3 jenis yang dibagi menurut bagian tanaman yang dipanen, yaitu: (1) sayuran daun yang dipanen bagian daunnya, seperti bayam, kangkung, selada, dan sawi, (2) sayuran biji dan polong, yang dipanen bagian polong dan bijinya seperti kapri, kacang hijau, kedelai, dan petai, dan (3) sayuran umbi dan buah yang dipanen bagian umbi dan buahnya misalnya kentang, ubi jalar, lobak, dan cabai.

Dikebanyakan wilayah, pendapatan petani dapat diperoleh dari mengusahakan salah satu jenis komoditi pertanian ataupun dari beberapa jenis komoditi pertanian lainnya. Petani yang hanya mengarap satu jenis tanaman saja belum dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya, itu disebabkan oleh lahan garapan yang sempit dan kurang intensifnya dalam pengolahan usahatani sehingga mengakibatkan kecilnya pendapatan yang diperoleh.

Di daerah pedesaan khususnya di Kecamatan Kota Baro, hasil pertanian utama yang diusahakan oleh masyarakat tani adalah bercocok tanam padi. Namun demikian ada juga petani

yang melakukan alternatif dari usahataninya seperti: tanaman palawija, sayuran±sayuran, buah±buahan, peternakan, perkebunan, tambak rakyat dan lain-lain. Tujuan alternatif usahatani tersebut untuk memperoleh pendapatan tambahan yang umumnya diusahakan di lahan perkarangan. Walaupun demikian dalam upaya peningkatan pendapatan usahatani, kendala lain yang masih tetap dihadapi oleh petani antara lain; tingkat kestabilan harga, keterbatasan modal, luas garapan serta hal lainnya yang belum bisa dicapai oleh petani.

Pada Kecamatan Kota Baro terdapat dua desa yang masuk dalam Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Lamblang II yaitu desa Lamroh dan Lam Seunong. Selain usahatani padi di kedua desa tersebut tanaman sayuran yang dominan diusahakan petani adalah jenis sayuran dedaunan, yang terdiri dari kangkung, seledri, selada dan sawi. Tanaman padi dan tanaman sayuran jenis sayuran daun yang diusahakan petani di Kecamatan Kota Baro Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Lamblang II dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Menurut Jenis Tanaman Padi dan Sayuran di Kecamatan Kota Baro WKPP Lamblang II No Jenis Usaha tani Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produk tivitas (Ton/Ha)

1 Padi 70 70 438 6,28

2 Kangkung 1,5 1,5 3 2

3 Sawi 1,4 1.4 3,9 2,78

4 Seledri 1 1 2,5 2,5

5 Selada 1,4 1.4 3,7 2,64

Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Kota Baro (2012.

Tabel di atas memperlihatkan bahwa usahatani padi merupakan tanaman pokok yang diusahakan di Kecamatan Kota Baro WKPP Lamblang II, ini dapat dilihat dari luas tanam usahatani padi di daerah tersebut. Selain itu, petani mengusahakan tanaman

alternatif berupa tanaman sayuran. Dari masing-masing komoditi sayuran yang dihasilkan di daerah ini, selada dan sawi memberikan sumbangan yang besar dalam memenuhi kebutuhan pasar yang sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga petani. Hal ini dapat dilihat

(3)

Agrisep Vol (14) No. 1 , 2013 21 dari jumlah produksi setiap komoditi

tanaman tersebut.

Dalam sebuah usahatani, umumnya petani dihadapkan pada keterbatasan sumber daya usahatani, sempitnya lahan garapan, modal untuk sarana produksi, dan upah tenaga kerja. Selain itu, perlu diketahui bagaimana mengatur pola tanam yang menguntungkan petani. Implikasinya, sebuah usahatani dihadapkan pada persoalan bagaimana menentukan suatu aktivitas di antara persaingan aktivitas dalam mengoptimalkan usahatani.

Dari uraian di atas peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana pola tanam optimal pada usahatani sayuran sawi dan selada di daerah produksi padi. Dengan tujuan untuk mengetahui pola tanam optimal dan pendapatan optimal pada usahatani sayuran sawi dan selada di daerah produksi padi.

METODE PENELITIAN Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Lam Seunong Kecamatan Kota Baro Kabupaten Aceh Besar. Penentuan daerah dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di daerah tersebut terdapat petani yang mengusahakan padi, sawi, dan selada.

Objek penelitian ini adalah petani yang mengusahakan padi, sawi, dan selada. Ruang lingkup penelitian adalah mengalokasikan input lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja secara optimal dalam rangka mencapai pendapatan optimal dari kombinasi berbagai macam kegiatan usahatani padi, sawi dan selada.

Metode Pengambilan Sampel dan Besarnya Sampel

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu suatu metode pendekatan ilmiah untuk pengambilan

keputusan manajerial dan ekonomi. Dari tiga desa penghasil sayuran di Kecamatan Kota Baro WKKP Lamblang II ditentukan satu desa yaitu Desa Lam Seunong sebagai daerah penelitian secara sengaja (Purposive Sampling) atas pertimbangan bahwa satu desa tersebut mengusahakan usahatani padi, sawi dan selada.

Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan petani pengusaha usahatani padi, sawi dan selada adalah orang yang sama. Data yang diperoleh di lapangan petani yang mengusahakan usahatani tersebut berjumlah 15 orang dari 105 jiwa petani di desa tersebut.

Model Dan Metode Analisis

Untuk menyelesaikan persoalan optimasi usahatani untuk berbagai komoditi di Desa Lam Seunong digunakan Linear Programming

(Soekartawi, 1992) dengan model sebagai berikut: Maksimumkan :

¦¦

¦¦

¦¦

¦¦

Mt i Tr r ir ir Mt i PSm m im im Mt i Pk k ik ik Mt i Kj j ij ij ij ij ij ijQ CL FB VP V PS VT H Z 1 1 1 1 1 1 1 1 Dengan kendala: Lahan :

¦

d Mt j i ij b L 1

Transfer Pembelian benih:

0

d

ij ij cL B

Transfer Pembelian pupuk: 0 1 d

¦

ij Mt j ik dL P

Transfer Pembelian pestisida : 0 1 d

¦

ij Mt j im L PS

Transfer tenaga kerja : 0

1 d

¦

ij Mt j ir aL T Tenaga kerja : Tir dHK1 Transfer penjualan : Qir gLij d0 Dimana:

i = Musim tanam, i= I,II

j = Jenis komoditi, j = Padi, Sawi, Selada

(4)

Agrisep Vol (14) No. 1 , 2013 22 k = Jenis pupuk, k=Urea, NPK,

TSP, Pupuk Kandang m = Jenis pestisida, m=Decis,

Bestox

r = Jenis tenaga kerja, r = Pria, Wanita

Qij = Jumlah komoditi j pada MT i yang dijual

Hij = Tingkat harga jual komoditi j yang dihasilkan oleh MT i Lij = Luas lahan yang digunakan

untuk komoditi j pada MT i Cij = Biaya lain yang dikeluarkan

untuk komoditi j pada MT i Bij = Jumlah benih komoditi j yang

dibeli pada MT i

Fij = Harga beli benih komoditi j pada MT i

Pik = Jumlah pupuk jenis k yang dibeli pada MT i

Vij = Harga beli pupuk jenis k pada MT i

PSim = Jumlah pestisida jenis m yang dibeli pada MT i

Vim = Harga beli pestisida jenis m pada MT i

Tir = Jumlah tenaga kerja jenis r yang disewa pada MT i Vir = Tingkat upah tenaga kerja jenis

r pada MT i

HKi = Ketersediaan hari kerja musim tanam i

b = Luas Lahan

cLij = Rata-rata kebutuhan benih komoditi j per hektar per MT i dLij = Rata-rata kebutuhan pupuk

komoditi j per hektar per MT i eLij = Rata-rata kebutuhan pestisida

komoditi j per hektar per MT i aLij = Rata-rata kebutuhan tenaga

kerja komoditi j per hektar per MT i

Persamaan di atas menyatakan tujuan yang ingin dicapai dan kondisi atau persyaratan harus dipenuhi. Koefisien±

koefesien persamaan tersebut dapat Diketahui berdasarkan data-data yang dikumpulkan. pemecahan persoalan optimasi pada dasarnya untuk

menemukan nilai input-output yang akan memberikan gambaran tingkat kegiatan usahatani dalam kondisi optimal. Pengolahan data dilakukan dengan program komputer yaitu LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer)

HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Aktivitas

Penelitian dilaksanakan terhadap petani yang mengusahakan tanaman padi, sawi, dan selada. Adapun pola tanam aktual yang dilakukan petani di daerah penelitian dengan pola tanam pada musim tanam pertama adalah padi, sawi dan selada, pada musim tanam kedua adalah sawi dan selada. Aktivitas usahatani padi pada periode musim tanam pertama dilakukan pada bulan April sampai bulan Agustus. Pada periode penanaman padi petani juga melakukan penanaman sawi dan selada di lahan perkarangan dengan tujuan untuk memanfaatkan lahan perkarangan yang kosong sehingga dapat menambah pendapatan petani.

Musim tanam kedua

dilaksanakan petani pada bulan September, petani hanya membudidayakan tanaman sayuran selada dan sawi pada bulan tersebut. Kondisi ini disebabkan karena petani menunggu periode musim tanam padi selanjutnya.

Aktivitas usahatani padi dan sayuran yang dilakukan di lokasi penelitian dalam satu musim periode produksi padi terdiri dari aktivitas pembelian benih, pembelian pupuk, aktivitas pembelian pestisida, dan aktivitas penyewaan tenaga kerja. Aktivitas Pembelian Benih

Aktivitas pembelian benih dibedakan atas jenis tanaman dan musim tanam. Penggunaan benih sawi per hektar pada musim tanam pertama lebih besar dibanding musim tanam kedua yaitu 9,12Kg/Ha dan 5,17Kg/Ha.

(5)

Agrisep Vol (14) No. 1 , 2013 23 Kondisi ini dikarenakan terdapat dua

kali penanaman tanaman sawi pada musim tanam pertama, begitupula dengan tanaman selada sebesar 7,90Kg/Ha musim tanam pertama dan 4,83Kg/Ha musim tanam kedua.

Aktivitas Pembelian Pupuk

Aktivitas pembelian pupuk yang dilakukan petani terdiri dari pembelian pupuk untuk usahatani padi dan untuk usahatani sayuran. Aktivitas pembelian pupuk dibedakan atas jenis pupuk dan musim tanam. Untuk usahatani padi menggunakan pupuk Urea, TSP, NPK dan pupuk kandang. Penggunaan pupuk urea terbesar yaitu pada tanaman sayuran sawi musim tanam pertama Sebesar 432,38 Kg/Ha dan penggunaan pupuk kandang terbesar yaitu pada tanaman sayuran selada musim tanam pertama sebesar 10.909,09 Kg/Ha. Aktivitas Pembelian Pestisida

Pestisida yang digunakan petani diperoleh dari toko saprodi di daerah penelitian. Aktivitas pembelian pestisida dibedakan atas jenis pestisida yang terdiri dari Decis dan Bestox. penggunaan pestisida pada musim tanam pertama untuk tanaman sawi dan selada lebih besar dibanding musim tanam kedua, untuk Decis sebesar 469,27 ml/Ha dan untuk Bestox sebesar 674,58 ml/Ha pada musim tanam pertama.

Aktivitas Penggunaan Tenaga Kerja Aktivitas menyewa tenaga kerja dari luar keluarga ditunjukkan untuk mencukupi kebutuhan tenaga kerja dalam kegiatan produksi saat tenaga kerja keluarga tidak mencukupi. Aktivitas sewa tenaga kerja dibedakan atas jenis tenaga kerja berdasarkan musim tanam yaitu: tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. upah yang dibayar untuk tenaga kerja wanita lebih rendah dibandingkan upah tenaga kerja pria yaitu sebesar Rp. 50.000 untuk

tenaga kerja pria dan Rp. 30.000 untuk tenaga kerja wanita. Penggunaan tenaga kerja wanita untuk tanaman sayuran sawi dan selada terbanyak adalah pada musim tanam I yaitu sebesar 400.73 HKW/Ha untuk tanaman sawi dan 387.01 HKW/Ha untuk tanaman selada. Aktivitas Penjualan

Aktivitas penjualan meliputi semua hasil yang diproduksi dari lahan yang ada untuk dijual. Harga jual suatu komoditas dapat berubah sesuai permintaan pasar. Untuk tanaman sayuran sawi dan selada harga jual pada musim tanam pertama yaitu sebesar Rp 4.000 dan Rp. 3.500 lebih rendah dibanding musim tanam kedua yaitu sebesar Rp. 4.500 dan Rp. 5.000.

Harga jual Produksi tanaman sayuran terbesar adalah produksi tanaman sawi pada musim pertama sebesar 43.724,68 Kg/Ha, sedangkan produksi terkecil adalah produksi tanaman sawi pada musim tanam kedua sebesar 21.007,79 Kg/Ha

Penerimaan Petani

Rata-rata pendapatan petani sebesar Rp. 15.355.642,26 dengan pendapatan untuk usahatani padi sebesar Rp. 5.857.273,33 , usahatani sawi sebesar Rp. 4.881.367,33 , dan usahatani selada sebesar Rp. 4.617.001,60. Pendapatan petani usahatani sayuran pada musim tanam pertama lebih besar dibandingkan musim tanam kedua, kondisi ini dikarenakan musim tanam pertama usahatani sayuran dilihat dari priode produksi padi sehingga nilai pendapatan musim tanam tersebut lebih besar dibandingkan musim tanam kedua. Analisis Optimasi

Analisis optimasi dengan menggunakan program linier terdiri dari analisis primal dan analisis dual yang biasanya disebut analisis primal-dual. Kedua persoalan ini mempunyai hubungan yang saling menguntungkan;

(6)

Agrisep Vol (14) No. 1 , 2013 24 yaitu jika penyelesaian persoalan

pertama diperoleh, maka dari penyelesaian ini penyelesaian persoalan kedua langsung diperoleh, demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa pola tanam yang masuk ke dalam skema optimal adalah pada musim tanam pertama, sawi pada musim tanam pertama dan tanaman selada pada musim kedua. Ketiga jenis tanaman tersebut merupakan tanaman yang dapat memaksimalkan keuntungan dengan keterbatasan sumberdaya yang ada. Pola tanam tanaman tersebut akan menghasilkan pendapatan bagi Desa Lam Seunong sebesar Rp. 76.568.940,00 per periode musim tanam padi. Umumnya tanaman yang terpilih dalam skema optimal karena harga jual yang tinggi dibanding tanaman lainnya

Analisis Primal

Analisis primal merupakan analisis yang terdiri dari fungsi kendala yang masuk dalam skema optimal dan besarnya biaya dari kegiatan bersangkutan. Penggunaan tenaga kerja pria pada daerah tersebut sudah optimal sehingga apabila penggunaannya ditambahkan maka akan mengurangi keuntungan sebesar nilai reduced cost. Analisis primal menunjukkan nilai

reduced cost untuk tanaman yang tidak direkomendasikan ditanami pada lahan yang tersedia.

Analisis Dual

Analisis dual merupakan analisis yang memberikan penilaian terhadap sumberdaya yang tersedia. Penilaian terhadap langka atau tidaknya suatu sumberdaya yang menjadi kendala dapat dilihat dari nilai slack atau

surplus. Apabila nilai slack atau surplus

tersebut bernilai nol berarti sumberdaya tersebut habis terpakai dan bersifat langka sebaliknya apabila nilai tersebut lebih besar dari nol berarti sumberdaya

tersebut masih tersisa dan tidak langka. Nilai dual dari suatu sumberdaya yang langka atau pembatas merupakan

shadow price dari sumber daya tersebut. Pudjo Sumarto (1991) menyatakan bahwa harga bayangan (shadow price) merupakan suatu harga yang nilainya tidak sama dengan harga pasar, tetapi harga barang tersebut dianggap mencerminkan nilai sosial sesungguhnya dari suatu barang dan jasa. Harga bayangan digunakan untuk menyesuaikan terhadap harga pasar dari beberapa faktor produksi atau hasil produksi.

Setiap perubahan satu unit ketersediaan akan menyediakan perubahan nilai tujuan sebesar shadow price-nya. Sumberdaya yang menjadi kendala utama dalam mencapai hasil yang optimal dapat dilihat dari kendala yang memiliki shadow price terbesar.

Nilai dual terbesar petani di Desa Lam Seunong ditunjukkan oleh kendala lahan musim tanam pertama untuk tanaman sayuran sebesar 146362576.000000, artinya setiap penambahan satu hektar akan meningkatkan tambahan pendapatan sebesar Rp. 146.362.576,-. Hasil ini dapat di lihat dari nilai slack dan

surplus yang bernilai nol. Slack atau

surplus adalah nilai kelebihan suatu sumberdaya yang digunakan pada kondisi optimum terhadap sumberdaya yang tersedia sebagai kendala. Jika nilai

slack atau surplus tidak sama dengan nol, maka perubahan kendala sebesar minus slack atau surplus belum berpengaruh pada nilai optimum. Jika nilai slack atau surplus sama dengan nol, maka variabel terkait menjadi variable basis.

Dari hasil analisis hampir semua input yang digunakan pada setiap musimnya merupakan sumberdaya langka (kendala pembatas). Hal ini dapat dilihat dari nilai slack atau surplus

yang bernilai nol. Hasil analisis kelangkaan sumberdaya menunjukkan

(7)

Agrisep Vol (14) No. 1 , 2013 25 bahwa sumberdaya berlebih pada petani

di Desa Lam Seunong dalam melaksanakan pola tanam optimal adalah tenaga kerja pria pada kedua musim tanam dan tenaga kerja wanita pada musim tanam kedua

Perbandingan Kondisi Aktual dan Optimal

Nilai produksi pada kondisi optimal lebih rendah dari kondisi aktual. Hal ini dapat menyebabkan penurunan biaya yang dikeluarkan petani pada kondisi optimal. Nilai input prouksi yang digunakan petani di Desa Lam Seunong per hektar pada kondisi aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 12. Perbandingan Nilai Input dan Pendapatan Usahatani Per Hektar

Petani di Desa Lam Seunong Pada Kondisi Aktual dan Optimal

Uraian Aktual Optimal

Penerimaan Produksi xPadi MT I 26.646.979,87 26.646.983,40 xSawi MT I 174.898.701,30 174.898.722,95 xSelada MT II 124.025.974,03 124.025.954,02 Total Penerimaan 325.571.655,20 325.571.660,37 Biaya Input Benih 8.355.248,55 6.700.797,55 Pupuk 24.715.032,40 19.896.503,07 Pestisida 234.691,88 191.653,93 Tenaga Kerja 39.016.421,50 379.141,10 Total Biaya 72.321.394,28 27.168.095,64 Pendapatan 253.250.260,92 298.403.564,73

Sumber: Data Primer 2012 (Diolah)

Penurunan biaya yang dikeluarkan petani paling tinggi adalah biaya untuk tenaga kerja yaitu Rp. 39.016.421,50 pada kondisi aktual menjadi Rp. 379.141,10 pada kondisi optimal. Penurunan ini dikarenakan penggunaan tenaga kerja rumah tangga sudah optimal sehingga apabila petani tetap melakukan penambahan tenaga kerja luar, kondisi tersebut akan mengakibatkan penambahan biaya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Berdasarkan analisis optimasi pola tanam yang dilakukan di Desa Lam Seunong dapat disimpulkan bahwa pola tanam optimal yang akan menghasilkan pendapatan maksimal sebesar Rp. 76.568.940,00 per periode musim tanam padi adalah padi dan sawi untuk musim tanam

pertama dan selada untuk musim tanam kedua.

2. Berdasarkan analisis primal, dengan keterbatasan modal yang ada, luas lahan yang dapat ditanami tiap musimnya adalah 0.30 Ha untuk tanaman padi pada musim tanam pertama, 0.26 Ha untuk tanaman sawi pada musim tanam pertama, dan 0.26 Ha untuk selada musim tanam kedua.

3. Dari analisis dual, Nilai dual terbesar petani di Desa Lam Seunong ditunjukan oleh kendala lahan musim tanam pertama untuk tanaman sawi dan selada sebesar 146362576.000000, artinya setiap penambahan satu hektar akan meningkatkan tambahan pendapatan sebesar Rp. 146.362.576,-.

4. Dilihat dari analisis kelangkaan sumberdaya, yang menjadi sumberdaya berlebih pada petani di

(8)

Agrisep Vol (14) No. 1 , 2013 26 Desa Lam Seunong dalam

melaksanakan pola tanam optimal adalah tenaga kerja pria sebesar 102.63 HKP pada musim tanam pertama dan 128.39 HKP pada musim tanam kedua serta tenaga kerja wanita sebesar 50.57 HKW pada musim tanam kedua

Saran

1. Untuk petani, dalam menjalankan usahataninya sebaiknya melakukan perencanaan yang dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi kerugian akibat kelebihan pemakaian sumberdaya yang ada.

2. Untuk penyuluh lapangan, penyuluhan mengenai pola tanam sangat penting untuk dilakukan sehingga kemampuan petani dalam mengalokasi sumberdaya alam dan manusia dapat optimal.

3. Bagi Pemerintah, pentingnya dukungan dan bantuan yang dapat membantu peran penyuluh dan petani dalam pengalokasian input usahatani, produksi dan pemasaran usahatani sehingga produksi lokal terpenuhi.

4. Pentingnya penelitian lanjutan mengenai optimasi pola tanam dengan menganalisis lebih lanjut menggunakan analisis sensitivitas dan analisis post optimal untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga,Anwar.1982.IlmuUsahatani. Alumni.Bandung

Badan Pusat Statistik. 2012. Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008-2011.BPS.Aceh Besar Balai Penyuluhan Pertanian. 2012.

Potensi Wilayah Kecamatan Kota

Baro. Balai Penyuluhan Pertanian, Aceh Besar.

Beets, C. Willem.1982.Multiple Cropping and Tropical Farming System.Gower: Westview Press Damanik, Sabarman. 2008. Optimasi

Usahatani Jambu Mete dengan Tanaman Tumpang Sari di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Nusa Tenggara Barat.

Faridah, S. S.2001. Optimalisasi Polatanam di Sentra Produksi Bawang Merah Studi Kasus di Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Jawa Tengah.IPB. Bogor Friska,S.2001. Optimalisasi Produksi

Komoditas Sayuran Organic Studi Yayasan Bina Sarana Bakti Cisarua Bogor.IPB.Bogor

Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. PT. Penebar Swadaya. Jakarta

Hernanto, Fadholi. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Hunani, Nuhfil. 2003. Strategi Pembangunan Pertanian. Pustaka Utama. Yogyakarta

Kastaman, Roni.2007. Model Optimasi Pola Tanam pada Lahan Kering di Desa Sarimukti Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut.Jurnal F-TIP. Universitas Padjadjaran.

Kuntjoro,S,U.1977.Faktor ± Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Dalam Memilih Pola Tanam, Tesis Program Paska Sarjana.IPB.Bogor

Mosher, A.T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Saluran S. Krisnandhi dan Bahrin Samad. Cv. Jasaguna, Jakarta.

(9)

Agrisep Vol (14) No. 1 , 2013 27 Mubyarto.1984.Strategi Pembangunan

Pedesaan.UGM.Yogyakarta. ________. 1989. Pengantar Ekonomi

Pertanian. LP3ES, Jakarta.

Nasendi, B. D. dan Anwar. A, 1985. Program Linear dan Variasinya. PT. Gramedia.

Jakarta.

Purba,S,N.2000.Optimalisasi Pola Tanam Jahe dengan Berbagai

Jenis Kombinasi

Tanaman.IPB.Bogor

Soeharjo, A dan Dahlan Patong.1973. Sendi ± Sendi Pokok Ilmu Usahatani Kecil. Departemen Ilmu ± Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. IPB. Bogor

Soekartawi.1986. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil.Ui Pres.Jakarta _________.1992. Linier Programing.

Rajawali Pers, Jakarta.

_________.1993. Teori Ekonomi Produksi. CV Rajawali. Jakarta. Sugiono.2006.Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Afabeta. Bandung

Suryani,1992. Alokasi Sumberdaya Pertanian di Kecamatan Donomulya Kabupaten Malang. Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional

³9HWHUDQ´ 6XUDED\D

Sudjana. 1982. Metode Statistika. Tarsito. Bandung

Taha, Hamdy.A.1996.Riset Operasi Suatu Pengantar.Bina Rupa Aksara.Jakarta

Tohir,A,K.1983. Seuntai Pengetahuan Usahatani Indonesia. Rineka Cipta.Jakarta

________.1991. Seuntai Pengetahuan Tentang Usahatani Indonesia, Bina Aksara, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Menurut Jenis  Tanaman Padi dan Sayuran di Kecamatan Kota Baro WKPP Lamblang II  No  Jenis Usaha  tani  Luas Tanam (Ha)  Luas Panen (Ha)  Produksi (Ton)  Produk tivitas (Ton/Ha)  1  Padi  70  70

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kepemilikan assets terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar adalah lahan (X1), modal (X2), modal

Pemberian kompos sampah rumah tangga dan residu sampah rumah tangga sebagai media tanam berpengaruh nyata terhadap ketersediaan hara N, P, K dan produksi tanaman sawi di

1. Total penerimaan yang diterima petani dari usahatani cabai merah per musim tanam dengan luas lahan rata-rata 0,09 di daerah penelitian sebesar Rp. Biaya produksi

Setelah melakukan penelitian ditemukan bahwa dengan adanya teknologi pertanian selain membantu petani ke arah positif tetapi juga ada dampak buruk bagi kehidupan sosial dan

Artinya luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk Sp36, pupuk za, pestisida, biaya produksi dan tenaga kerja secara serempak berpengaruh terhadap produksi usahatani padi sawah di Bantaran

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Pada Tabel 1 diatas memperlihatkan bahwa luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas padi sawah di Kecamatan Kuta Baro selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi, hal ini