• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI HARGA PADA USAHA KECIL TELUR ASIN HERBAL DI DESA MUARA HALAYUNG KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI HARGA PADA USAHA KECIL TELUR ASIN HERBAL DI DESA MUARA HALAYUNG KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

13

PENERAPAN STRATEGI HARGA PADA USAHA KECIL TELUR ASIN HERBAL DI DESA MUARA HALAYUNG KABUPATEN BANJAR PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN

Erni Alfisah, Kurniaty, Lamsah, Aris Setia Noor Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan

ABSTRAK

Tujuan utama kegiatan pengabdian masyarakat kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam rangka penerapan strategi harga pada usaha kecil di Desa Muara Halayung Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan melalui kegiatan, (1) Penerapan Strategi harga kepada pengusaha kecil telur asin di Desa Muara Halayung Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yang dapat memberikan pengetahuan ke pengusaha telur asin, (2) Penerapan kepada pengusaha telur asin bagaimana strategi itu dapat memberikan nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Desa Muara Halayung Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan (3) Penerapan kepada pengusaha telur asin teknik dan strategi dalam usaha penjualan produk dengan harga yang bersaing dipasaran, agar terjadi peningkatan pendapatan bagi pengusaha telur asin di desa Muara Halayung.

Kata Kunci : Produk, Harga

PENDAHULUAN

Strategi penetapan harga menjadikan tantangan yang semakin meningkat untuk banyak perusahaan, kerana deregulasi, informasi dari pembeli, persaingan global yang ketat, pertumbuhan pasar yang lambat dan peluang perusahaan untuk meningkatkan posisi pasarnya. Harga berdampak pada kinerja keuangan dan berpengaruh penting pada nilai penempatan posisi merk di benak pelanggan. Harga juga memungkinkan menjadi sebuah perwakilan dari ukuran kualitas produk manakala pelanggan sulit mengevaluasi produk yang kompleks.

Di dalam proses penetapan harga jual produk, perusahan hendaknya mengikuti prosedur yang terdiri dari enam langkah pokok, yaitu memilih sasaran harga, menentukan permintaan, memperirakan biaya, menganalisis pesaing, memilih metode harga dan memilih harga akhir.

Langkah pertama adalah memilih sasaran harga, seperti misalnya bertahan hidup, maksimalisasi keuntungan jangka pendek, volume penjualan, permintaan pasar, unggul dalam pangsa pasar, persaingan, pretie atau status qou. Perusahaan bertujuan bertahan hidup akan berusaha dengan menurunkan harga. Laba tidak begitu dipentingkan, selama harga dapat menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap. Sasaran ini hanya untuk jangka pendek dan diharapkan dalam jangka panjang perusahaan.

Laba sekarang maksimum dilakukan perusahaan dengan memperkirakan permintaan dan biaya yang dihubungkan dengan alternative harga dan memilih harga yang menghasilkan laba sekarang maksimum, arus kas atau return oninvestment (ROI). Strategi ini dilakukan dengan mengasumsikan bahwapermintaan dan fungsi biaya dapat diketahui , tetapi pada kenyatannya sulit diperkirakan. Strategi ini mengabaikan kinerja

(2)

14

jangka Panjang, mengabaikan efek dari variabel bauran pemasaran, reaksi pesaing dan kendala hokum pada harga.

Sasaran berorientasi pada volume penjualan dilakukan perusahaan dengan mengatur harga sedemikian rupa untuk meningkatkan volume penjualan. Perusahaan mengasumsikan bahwa volume penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya per unit lebih rendah dan laba jangka Panjang lebih tinggi serta berasumsi bahwa pasar peka terhadap harga. Sasaran unggul dalam pangsa pasar dilakukan dengan meningkatkan atau memelihara pangsa pasar tanpa mempertimbangkan fluktuasi penjualan dalam industri. Sasaran unggul dalam pangsa pasar sering digunakan perusahaan untuk produk yang mencapai tahap dewasa dalam sikuls hidup produk.

Sasaran permintaan pasar adalah penetapan harga yang dihubungkan dengan harapan pelanggan dan situasi pembelian yang khusus. Sasaran ini sering dikenal dengan “beri harga dengan apa yang pasar kehendaki”. Sasaran persaingan merancang harga untuk menandingi atau mengalahkan harga pesaing. Tujuannya untuk memelihara persepsi nilai yang baik relative terhadap pesaing. Tempo Scan menetapkan harga Bodrex sedemikian rupa agar dapat berkompetisi dengan pesaing. Sasaran prestis dilakukan dengan merancang harga yang konsisten dengan sebuah produk yang mempunyai status yang tinggi atau prestis. Harga ini dirancang dengan sedikit memperhatikan struktur biaya perusahaan atau pesaing. Sasaran qou merupakan sasaran yang menetapkan harga untuk memelihara harga yang ada dalam usaha mempertahankan posisi relative terhadap pesaing.

Langkah kedua, perusahaan menentukan permintaan yang akan memperlihatkan jumlah produk yang akan dibeli di pasar dalam periode tertentu, pada berbagai tingkat harga. Makin inelastis permintaaan, makin mampu perusahaan menarik – turunkan harganya. Menentukan permintaan dimulai dengan menentukan factor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga. Menurut Nagle faktor yang membuat pembeli kurang peka terhadap harga antara lain produk bersifat khusus, pembeli kurang sadar terhadap produk pengganti, pembeli tidak mudah membandingkan dengan kualitas produk pengganti, yang dibelanjakan kecil di banding biaya total produk akhirnya, sebagian biaya ditanggung pihak lain, produk digunakan bersama dengan aktiva yang dibeli

sebelumnya, produk dianggap memiliki kualitas, prestis, atau ekslusif dan pembeli tidak dapat menyimpan produk tersebut.

Setelah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga, perusahaan berusaha mengukur kurva permintaan dengan berbagai metode. Metode pertama melibatkan analisis statistic atas data harga masa lalu, jumlah terjual dan faktor lain untuk menentukan hubungannya. Metode kedua adalah melakukn eskperimen harga dengan mengubah harga berbagai produk yang dijual ditoko diskon dan mengamati hasilnya. Metode ketiga adalah meminta pembeli untuk menyatakan berapa banyak unit yang akan mereka beli pada berbagai harga yang diusulkan.

Selanjutnya perusahaa perlu untuk mengetahui elastisitas permintaan terhadap perubahan harga. Jika permintaan hampir tidak berubah dengan adanya perubahan kecil terhadap harga, maka permintaan itu disebut inelastic, tetapi jika permintaan itu berubah banyak maka perimntaan itu disebut elastis, permintaan kurang elastis bila terhadap hanya sedikit atau bahkan tidak barang pengganti atau pesaing, pembeli tidak segera

(3)

15

menyadari harga tinggi tersebut, pembeli lambat dalam mengubah kebiasaan membelinya dan mencari harga yang lebih rendah, dan pembeli berpikir bahwa harga yang lebih tinggi itu pantas karena peningkatan kualitas, inflasi secara normal dan lain sebagainya. Pertimbangan penurunan harga dilakukan jika permintaan tersebut elastis.

Langkah ketiga ialah perusahaan memperkirakan perilaku biaya pada berbagai tingkat produksi dan perilaku biaya dalam kurva pengalamannya. Biaya perusahaan ada dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (overhead) adalah biaya yang tidak bervariasi dengan produk atau penjualan, misalnya gaji karyawan. Biaya variabel merupakan biaya yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi, misalnya biaya bahan untuk produksi. Sedangkan biaya rata-rata adalah biaya per unit untuk tingkat produksi atau total biaya dibagi produksi. Perusahaan harus mengetahui bagaimana biaya bervariasi dengan berbagai tingkat produksi agar dapat menetapkan harga yang tepat. Perusahaan Jepang sering menggunakan metode yang disebut penetapan biaya sasaran (target costing) yaitu biaya ditentukan dari hasil riset pasasr untuk menentukan fungsi-fungsi yang diinginkan dari produk, kemudian menentukan harga jua produk tersebut sesuai dengan daya tariknya dan harga pesaingnya.

Selanjutnya mengurangi margin laba dari harga ini, sehingga diperoleh biaya sasaran yang harus dicapai dan meneliti biaya setiap unsur, misalnya desain, rekayasa, produksi, penjualan dan lainnya serta memecahkan dalam unsur yang lebih kecil, merekayasa ulang komponen, menghilangkan beberapa fungsi, menurunkan biaya pemasok agar proyeksi biaya akhir sesuai dengan kisaran biaya sasaran.

Perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, permintaan pasar, biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing sebagau dasar penetapan harga. Perusahaan juga perlu untuk membandingkan biayanya dengan biaya pesaing, apakah biaya produksinya lebih rendah atau lebih tinggi dan juga harga dan kualitas penawaran pesaing. Dengan mengetahui biaya, harga dan kualitas pesaing, perusahaan dapat menggunakan sebagai titik orientasi untuk menetapkan harga.

Perusahaan harus menetapkan harga dekat dengan harga pesaing, jika pesaing itu merupakan pesaing utama. Jika kualitas penawaran lebih tinggi dari pesaing, maka perusahaan dapat menetapkan harga lebih tinggi dari harga pesaing, tetapi jika kualitas penawaran lebih rendah dari pesaing, maka perusahaan hendaknya menetapkan harga lebih rendah dari pesaing. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan pesaing mengubah harganya sebagai tanggapan terhadap harga yang ditetapkan perusahaan.

Kelima, perusahaan memilih salah satu dari berbagai metode harga yaitu : markup pricing, target-return pricing, competitive pricing, demand pricing, perceived value

pricing dan value pricing. Penetapan harga markup (markup pricing) merupakan

metode dengan menambahkan markup standar pada biaya produksi. Penetapan harga markup populer karena menetapkan biaya dan mengaitkan dengan harga lebih murah, harga menjadi serupa jika insdustri menetapkan harga dengan metode ini dan merupakan penetapan harga yang lebih adil. Namun demikian metode ini tidak akan menghasilkan penetapan harga yang optimal, karena mengabaikan permintaan.

Desa Muara Halayung dengan luas 4,03 Km2 berada di Kabupaten Banjar Kecamatan Beruntung Baru Provinsi Kalimantan Selatan dengan penduduk rata-rata

(4)

16

bertani dan wirausaha, dengan salah satu bidang usaha telur asin, sebagai salah satu desa penghasil telur itik, warga Desa Muara Halayung tak ingin menyia-nyiakan potensi yang ada. Dulu telur itik dijual begitu saja baik untuk dimakan atau dijadikan oleh pedagang jamu sebagai campuran ramuan jamu. Paling cepat dijadikan telur asin dan dijual ke pasar tradisional. Belakangan telur-telur itu diberi perlakuan khusus. Warga Desa Muara Halayung melakukan inovasi dengan menambah cita rasa telur asin nya.

Mereka menyebut telur asin herbal Ya, tentu telur ini diolah proses cukup lama atau selama sepekan. biasanya cukup beberapa hari. Jadi, wajar saja bila Harga per bijinya terbilang yakni Rp. 5 ribu.

Misran Kepala Desa Muara Halayung pun menjelaskan proses pembuatan telur asin herbal. Pertama, membuat membuat racikan enam macam rempah-rempah. Selanjutnya, campuran terdiri atas garam, kayu sapang, kunyit, jahe, gula merah, daun salam, dan akar alang direbus beberapa jam. Setelah itu, air rebusan direndamkan bersama telur itik selama tujuh hari.

"Nah, telur ini bila dibelah tengahnya, lemak yang dihasilkannya pun lebih sedikit dibanding telur asin umumnya. Warna kulitnya juga berubah ungu, "jelasnya.

Selain itu dengan kandungan garam yang rendah, pengidap darah tinggi dapat mengkonsumsinya secara aman. Hal itu lantaran telur itik herbal rasa teh ini juga rendah kolesterol. Hanya apa saja kendala selama ini terjadi pada penjualan produk dan harga yang terbilang agak mahal.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu diadakan penerapan strategi produk dan harga pada usaha kecil telur asin di Desa Muara Halayung Kecamatan Beruntung baru Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan diadakannya pelatihan penerapan strategi produk dan harga tersebut diharapkan akan mampu memberikan bekal pengetahuan yang memadai dan selanjutnya dapat diimplementasikan ke dalam usaha nyata.

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Pada principnya, pelatihan PPM ini menggunakan metode belajar learning by

doing. Sedangkan untuk perinciannya, beberapa metode digunakan dalam PPM ini

adalah :

a. Ceramah dan tanya jawab

Metode ini digunakan untuk menyampaikan teori dan konsep-konsep yang sangat prinsip dan penting untuk dimengerti serta dikuasai oleh peserta pelatihan. Metode ini juga memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk bertanya sehingga komunikasi dapat dilakukan dua arah.

b. Demonstrasi

Metode ini digunakan untuk menunjukan suatu proses kerja sehingga dapat memperjelas pemahaman peserta pelatihan. Dengan demikiran peserta dapat mengamati secara sempurna Teknik-teknik yang diberikan.

(5)

17 c. Latihan atau praktik

Metode ini dapat dilakukan bersamaan dengan instruktur pelatihan yang melakukan demonstrasi agar penggunaan waktu dapat lebih efisien dan hasil yang dicapai lebih efektif. Setiap tahapan Teknik didemostrasikan oleh instruktur kemudian langsung diikuti oleh latihan para peserta pelatihan.

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Penyuluhan melalui pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di desa Muara Halayung Kabupaten Banjar, Kecamatan Beruntung Baru, Provinsi Kalimantan Selatan.

Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan kepala desa Muara Halayung dalam menentukan jadwal dan masyarakat khususnya pengolah telur asin. Penyuluhan tentang penerapan strategi harga kepada usaha kecil telur asin dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2020 bertempat di kantor kelurahan Muara Halayung kecamatan Beruntung Baru. Kegiatan penyuluhan diawali dengan perkenalan antara dosen-dosen Fakultas Ekonomi dengan Kepala Desa serta masyarakat khususnya pengolah telur asin di lanjutkan dengan tanya jawab atau diskusi yang berkaitan dengan masalah pemasaran, dari hasil diskusi tersebut permasalahan yang dihadapi oleh pengolah telur asin adalah karena produk telur asin rendah kolesterol diperlukan waktu yang lebih banyak atau lebih panjang sehingga biaya produksi yang lebih tinggi di bandingkan dengan telur asin biasa.

Hasil pelaksanaan kegiatan pembinaan dan penyuluhan melalui pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di desa Muara Halayung Kabupaten Banjar, Kecamatan Beruntung Baru, Provinsi Kalimantan Selatan adalah mitra dapat memiliki pengetahuan dan mampu memahami tentang bagaimana penetapan harga jual produk. Dalam menjalankan usaha tidak akan terlepas dari permasalahan harga. Harga memegang peranan penting dalam terjadinya kesepakatan jual-beli dari produsen ke tangan konsumen. Melalui penetapan harga, akan terlihat posisi kelayakan produk dari nilai ekonomisnya, oleh karena itu, dengan permasalahan ini perusahaan biasanya mengadakan penetapan harga yang disepakati sebelum barang beredar di pasaran.

Menurut Machfoedz 2005, tujuan dari penetepan suatu harga adalah mencapai target perusahaan ,mendapatkan laba penjualan, , meningkatkan serta mengembangkan produksi produk, serta meluaskan target pemasaran. Penetapan harga suatu produk atau jasa tergantung dari tujuan perusahaan atau penjual yang memasarkan produk.

Berikut ini adalah kegiatan pembinaan dan penyuluhan tentang penetapan harga produk dengan menggunakan beberapa metode, menetukan Harga produk saat awal usaha, produk yang baik dengan harga yang tepat tentunya akan menarik perhatian konsumen dan selanjutnya akan memberikan keuntungan usaha. Dalam menetukan harga jual ada dua metode yang digunakan antara lain :

1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost – Plus Pricing Method).

Metode ini menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang kehendaki pada unit tersebut atau disebut marjin. Harga jual produk dapat dihitung dengan rumus :

Biaya Total + Marjin = Harga Jual

Contoh nya. Misalkan usaha telur asin herbal dan mendapatkan pesanan atau order sebanyak 10 rak telur dari pelanggan . Biaya yang anda keluarkan untuk memproduksi telur asin herbal tersebut diperkirakan sebanyak Rp.1.000.000,-

(6)

18 Dengan perincian sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku : Rp. 750.000,- (telur itik + bumbu) Biaya Tenaga Kerja : Rp. 200.000,-

Biaya lain lain : Rp. 50.000

RP.1.000.000

Jika menginginkan laba sebesar 15 % dari biaya total, maka Harga total = Biaya total + laba = Rp. 1.000.000 + (15% x Rp.1.000.000) = Rp. 1.500.000.,

Dengan demikian untuk satu telur asin herbal harganya sebesar Rp. 5.000,- 2. Penetapan Harga Mark- Up (Mark – Up Pricing Method)

Pada intinya, penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus. Pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up ini.

Caranya lebih sederhana , misalnya membeli barang-barang dagangan kemudian harga jualnya tentukan setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark- up seperti rumus dibawah ini :

Harga Beli + Mark Up = Harga jual.

Jadi mark-up merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya.

Contoh seperti toko usaha telur asin herbal dibeli dari produsen seharga Rp 5.000 . kemudian ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 500,- per bijinya, berarti bisa dijual seharga Rp.5.000 + Rp..500,- =Rp 5.500.

3. Penetapan Harga Break-even ( Break – Even Pricing ).

Adalah cara penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Usaha dikatakan dalam keadaan break-even apabila penghasilan yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah ditentukan.

Menurut cara ini , usaha akan mendapatkan laba apabila penjualan yang dicapai berada diatas titik break-even dan rugi apabila berada di bawah titik break-even.

Cara penetapan harga break-even ini dapat diterapkan dengan menggunakan beberapa syarat tertentu, yaitu :

- Seluruh biaya usaha dapat digolongkan kedalam biaya variabel dan biaya tetap.

- Seluruh barang yang diproduksi akan terjual. - Biaya variabel per unitnya tetap.

4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar.

Dalam penentuan harga tidak di dasarkan pada biaya, tetapi justru sebaliknya, harga yang menentukan biaya. Dalam menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat bersaing atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.

Dalam pelatihan tentang penetapan harga jual produk di desa Muara Halayung Beruntung Baru, Provinsi Kalimantan Selatan mendapat respos yang baik oleh

(7)

19

masyarakat dan aparat desa setempat dibuktikan dengan hadirnya aparat desa dan masyarakat setempat.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat mengalami beberapa hambatan antara lain lokasi pengabdian cukup jauh, Produknya tidak tersedia setiap saat karena penjualan berdasarkan pesanan.

Diharapkan dengan adanya pelatihan tentang Penerapan Strategi harga kepada pengusaha kecil telur asin di Desa Muara Halayung Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yang dapat memberikan pengetahuan ke pengusaha telur asin. Penerapan kepada pengusaha telur asin bagaimana strategi itu dapat memberikan nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Desa Muara Halayung Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan Penerapan kepada pengusaha telur asin teknik dan strategi dalam usaha penjualan produk dengan harga yang bersaing dipasaran, agar terjadi peningkatan pendapatan bagi pengusaha telur asin di desa Muara Halayung.

(8)
(9)

21 .

(10)

22

KESIMPULAN

1. Masyarakat di Desa Muara Halayung sebagian besar belum mengetahui pengetahuan dalam menetapkan harga jual produk terutama dalam usaha telur asin herbal bebas kalesterol.

2. Hasil yang dicapai pada pengabdian masyarakat ini adalah bahwa masyarakat di Desa Muara Halayung mengetahui bagaimana menetapkan harga jual produk sehingga kedepannya dapat menambah penghasilan keluarga.

3. Kegiatan pengabdian kepada masyrakat tentang pelatihan penetapan harga jual produk mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat.yang pada akhirnya bisa meningkatkan penghasilan masyarakat.

SARAN

Perhatian yang serius dalam hal ini sangat diperlukan, agar masyarakat di Desa Muara Halayung dapat meningkatkan ekonomi keluarganya, maka perlu diberikan pelatihan – pelatihan tentang manajemen pemasaran. Perlu dibentuk kelompok usaha untuk memberikan wadah pengembangan diri.

DAFTAR PUSTAKA

Boyd, Harper W., Orville C Walker., Jean Claude Larreche (2000). Manajemen

Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Brigham, E. & Housten. (2001). Manajemen Keuangan edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Cravens, David. W. (1999). Pemasaran Strategis. Jakarta: Erlangga. Handoko, Hani. (2008). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Gitosudarmo, Indriyo. (1999). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE. Michael, Hit. Duane, Ireland. (1997). Manajemen Strategis. Jakarta: Erlangga. Kotler, P. (2000). Marketing Management. USA: Prentice Hall International Inc. Mowen, Hansen &. (2001). Manajemen Biaya buku satiu & dua. Jakarta: Salemba

Empat.

Stantom, William. J. (1996). Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Tjiptono, Fandi. (2002). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan gambaran pemahaman , konsepsi pembuatan dan penerapan anggaran biaya fleksibel, pembuatan anggaran barang modal, proses perencanaan dan pengendalian uang

Sua Suatu tu pe pende ndeka kata tan n pe pena nanga ngana nan n kli klien en gangguan yang bervariasi yang bertujuan mengubah perilaku klien gangguan gangguan yang

Sikap merupakan prilaku tertutup. Setelah seseorang diberi stimulus atau objek, proses selanjutnya dia akan menilai atau bersikap terhadap stimulus

Buku yang berjudul TINA BISA BERHITUNG ini, merupakan salah satu buku Seri Bacaan Pemula untuk program Muatan Lokal.. Seri buku ini dibuat berdasarkan program pembangunan

Sehubungan dengan pelaksanaan ibadah online bersama gereja-gereja di dalam lingkungan GKI Klasis Priangan, yang dikoordinasi oleh BPMK GKI Klasis Priangan, pada hari ini,

Pembelajaran Al-Qur’an saat ini telah ditempuh melalui pendidikan fnormal (sekolah), informal (keluarga) maupun non formal (masyarakat). Pada jalur formal yakni sekolah,

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat tentang penerapan teknologi tepat guna yang ramah

Sedangkan pada malam hari, larutan nutrisi cenderung menyerap panas dari lingkungan karena temperatur larutan nutrisi lebih rendah daripada temperatur lingkungan udara di dalam rumah