$1$/,6,6 02'$/ .(5-$ '$1 352),7$%,/,7$6 3$'$ 37 :$+$1$ 680%(5 /(67$5, 6$0$5,1'$ ', 6$0$5,1'$ $0$' 081$-, 130 (PDLO LMDQXPGDPD#JPDLO FRP /&$ 5RELQ -RQDWKD (OIUHGD $ ODX
6WDII 'RVHQ )DNXOWDV (NRQRPL 8QLYHUVLWDV $JXVWXV 6DPDULQGD
$%675$&7
7KLV VWXG\ DLPHG WR FDOFXODWH DQG WHVW WKH DPRXQW RI ZRUNLQJ FDSLWDO DQG SURILWDELOLW\ RQ 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD 7KH SUREOHP LQ WKLV VWXG\ LV ³ ,V WKH LQFUHDVH LQ ZRUNLQJ FDSLWDO LQ 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD FDQ LQFUHDVH SURILWDELOLW\ JURZWK "´ :RUNLQJ FDSLWDO LV WKH WRWDO IXQGV QHHGHG WR JHQHUDWH LQFRPH IRU WKH \HDU RU IXQFWLRQDO ZRUNLQJ FDSLWDO RU IXQFWLRQDO FRQFHSWV 3URILWDELOLW\ RI D FRPSDQ\ VKRZV D FRPSDULVRQ EHWZHHQ WKH HDUQLQJV RU FDSLWDO DVVHWV WKDW JHQHUDWH VXFK SURILWV LQ RWKHU ZRUGV SURILWDELOLW\ LV WKH DELOLW\ RI D FRPSDQ\ WR JHQHUDWH SURILW IRU D FHUWDLQ SHULRG
%DVHG RQ WKH DQDO\VLV ZRUNLQJ FDSLWDO WXUQRYHU DW 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD
LQ RQO\ WLPHV LQ WLPHV LQ WLPHV DQG WLPHV :RUNLQJ
FDSLWDO WXUQRYHU LQFUHDVHG LQ DQG ZKLOH LQ WKH ZRUNLQJ FDSLWDO WXUQRYHU KDV GHFUHDVHG 2YHUDOO YDOXH RI ZRUNLQJ FDSLWDO WXUQRYHU LV VWLOO EHORZ DYHUDJH WKDW LV WLPHV WKH LQGXVWU\ DYHUDJH RU GD\V 7KH VORZ WXUQDURXQG LQ WKH FRPSDQ\ V ZRUNLQJ FDSLWDO FDXVHG E\ WRR PXFK FDVK LQYHQWRU\ EXLOGXS DQG VORZ ZLWKGUDZDO RI UHFHLYDEOHV
3URILWDELOLW\ UDWLR LQ 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD ULGHV EHWZHHQ DQG ORRNV YHU\ YRODWLOH 1HW 3URILW 0DUJLQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW 5HWXUQ 2Q (TXLW\ *URZWK 1HW 3URILW 0DUJLQ 5HWXUQ RQ (TXLW\ DQG *URZWK *URZWK 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW KDG LQFUHDVHG LQ WKHQ LQ DQG GHFUHDVHG 7KH GHFUHDVH LQ DQG RFFXUUHG EHFDXVH RI GHFUHDVHG VDOHV VR OLWWOH LPSDFW RQ QHW LQFRPH 'HVSLWH DQ LQFUHDVH LQ WKDQ LQ EXW VWLOO EHORZ WKH YDOXH RI WKH UHVXOWLQJ DYHUDJH WKH LQGXVWU\ DYHUDJH LV QHW SURILW PDUJLQ UHWXUQ RQ LQYHVWPHQW DQG 5HWXUQ 2Q (TXLW\ .DVPLU 3URILWDELOLW\ EHFRPHV D WKLQJ WKDW LV PRUH LPSRUWDQW WKDQ MXVW NQRZLQJ WKH FRPSDQ\ HDUQHG QHW LQFRPH
.H\ZRUGV :RUNLQJ &DSLWDO DQG 3URILWDELOLW\
PENDAHULUAN
Transportasi merupakan hal yang sangat penting dalam perpindahan manusia maupun barang. Adanya transportasi yang memadai, mendukung perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan lebih mudah.
Transportasi menjadi salah satu faktor penting yang sangat menunjang terjadinya percepatan pembangunan yang merata di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor khususnya mobil pribadi. Bertambahnya jumlah mobil pribadi yang dimiliki
masyarakat menandakan bahwa kondisi ekonomi setelah diberlakukanya era otonomi daerah bisa dikatakan berhasil.
Kondisi ekonomi yang sesuai hasil,
mendorong peningkatan pendapatan
masyarakat. Hal ini disebabkan telah banyaknya perusahaan ± perusahaan yang bermunculan karena kondisi ekonomi yang berkembang pesat.
Setiap perusahaan berdiri dan lancar dalam usahanya pasti mempunyai tujuan atau sasaran yang akan dicapai baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang yaitu kemantapan dalam usaha dan hasil yang bagus serta berkesinambungan, untuk meraih yang diharapkan perusahaan harus selalu menjaga dan mengontrol supaya kegiatan operasionalnya dapat berjalan dengan lancar. Pengelolaan dalam segala sumber daya yang ada harus terkoordinasi dengan baik sehingga kekurangan yang ada dapat dihindari, disamping pengawasan dan pengaturan keuangan yang juga harus rapi dan terkontrol.
Perkembangan dunia usaha dari tahun ke tahun semakin pesat. Kondisi seperti ini diikuti pula dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Setiap perusahaan yang ingin tetap mempertahankan usahanya harus mampu menunjukan kinerja yang baik.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki kinerja bagus dan mengutamakan kestabilan usahanya untuk mencapai hasil yang maksimal, dengan ini maka diperlukan modal kerja yang baik melalui sistem usaha yang berkesinambungan dan kontrol operasi kerja dengan baik dan terjaga.
Kinerja ini terdeskripsikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk menyediakan informasi bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Menurut Yunanto Adi Kusumo (2008:12) Analisis rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuah perusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan.
Ratio menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisis berupa ratio ini akan menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan ratio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Analisis ratio seperti alat-alat yang lain adalah ³IXWXUH RULHQWHG´, oleh karena itu
penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan factor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi suatu perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka ratio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterprestasikan daya yang bersangkutan.
Penggunaan analisis ratio
dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuidasi, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (profitabilitas perusahaan).
Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan pengadaan barang dan jasa yang bergerak dibidang transportasi. Alasan dilakukannya analisa terhadap perusahaan tersebut, melihat pentingnya transportasi bagi perpcepatan pembangunan di Indonesia. Sehingga produk transportasi pribadi atau masal diproduksi sangat besar demi menunjang permintaan masyarakat. Perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan jasa
transportasi semakin gencar melakukan inovasi terhadap produknya agar diterima sesuai dengan kebutuhan masayarakat akan transportasi yang aman dan nyaman.
Perusahaan pengadaan barang dan jasa transportasi harus didukung dengan keuangan perusahaan yang sehat agar terus dapat bersaing dengan perusahaan pesaing lainnya. Dengan demikian untuk melihat keadaan keuangan perusahaan pengadaan barang dan jasa transportasi tersebut dapat dilakukan dengan melihat analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan mengukur rasio keuangannya.
Dalam melakukan analisis kinerja keuangan, penulis melakukan penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap perusahaan pengadaan barang dan jasa transportasi yang berada di kota Samarinda.
Di kota Samarinda setelah
diberlakukannya otonomi daerah telah berdiri beberapa dealer mobil pribadi diantaranya : PT. Auto 2000 ( Toyota ), PT. Mahakam Berlian Samjaya ( Mitsubishi ), PT. Auto Serba Mulia ( Toyota ), PT. Honda Semoga jaya ( Honda ), PT. Samekarindo ( Suzuki ) dan PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda (
Nissan ).
Diantara dealer mobil yang telah dipaparkan, PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda ( Nissan Sempaja ) merupakan dealer resmi tunggal yang memegang penjualan mobil bermerk NISSAN khususnya di kota Samarinda.
PT. Wahana Sumber Lestari
Samarinda ( Nissan Sempaja ) yang berdiri pada tanggal 10 agustus 2009, merupakan dealer resmi mobil NISSAN kedua yang berada di Kalimantan Timur yang melayani penjualan untuk daerah kota Samarinda dan sekitarnya. Selain di kota Samarinda, PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda ( Nissan Sempaja ) juga melayani penjualan untuk kota
± kota disekitar kota Samarinda seperti
kabupaten Kutai Kartanegara, kabupaten Sangata, kota Bontang, kabupaten Berau, kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat dan lain ± lainnya yang masih mencakup wilayah Kalimantan Timur. Selain melayani penjualan mobil, PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda ( Nissan Sempaja ) juga melayani pelayanan purna jual seperti penjualan spare part resmi dan pelayanan perbaikan kendaraan ( Service ).
Kehadiran PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda ( Nissan Sempaja ) di kota Samarinda sendiri juga ikut andil dalam
mempercepat pembangunan provinsi
Kalimantan Timur khususnya kota Samarinda dalam hal penyediaan transportasi yang aman dan nyaman untuk penggunanya.
Dari penjelasan yang telah dipaparkan, penulis ingin melakukan penelitian pada PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda untuk melihat kinerja keuangan pada perusahaan tersebut.
Berikut perkembangan neraca dan laba rugi PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda periode 2009-2012 :
Tabel. 1 Perkembangan Neraca PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda Per 31 Desember 2009, 2010, 2011 dan 2012
(Dalam ribuan Rupiah)
Keterang an 2009 2010 2011 2012 Jumlah Aktiva 4.644.93 9 5.585.85 2 Jumlah Kewajiba n 1.262.29 2 1.482.70 5 3.396.54 3 Ekuitas 3.382.64 7 5.485.09 9 Sumber : Laporan Keuangan PT. Wahana Sumber Lestari
Samarinda
Tabel. 1 menggambarkan
perkembangan neraca pada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 dengan jumlah aktiva, kewajiban dan total aktiva yang selalu bertambah. Dengan kondisi ekuitas yang lebih besar daripada kewajiban, perusahaan
mempunyai resiko kebangkrutan yang minimal.
Tabel. 2
Perkembangan Laporan Laba/Rugi PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda Per 31 Desember 2009, 2010 ,2011 dan 2012
(Dalam ribuan Rupiah)
Keterang an 2009 2010 2011 2012 Penjualan 5.265.79 8 6.255.10 9 7.363.65 9 8.277.48 5 Laba Kotor 1.237.60 1 1.356.27 5 Beban Usaha 528.626 579.511 718.053 880.741 EBIT 1.394.26 1 EAT 809.955 1.101.58 3 1.135.91 4 Sumber: Laporan Keuangan PT. Wahana Sumber Lestari
Samarinda
Tabel. 2 menggambarkan
perkembangan Laporan Laba Rugi tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 dengan laba bersih mengalami penurunan pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penjualan mengalami peningkatan tetapi sebanding dengan beban usaha yang mengalami kenaikan pula, padahal modal kerja mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 perusahaan terlalu banyak menggunakan dana operasional yang dianggarkan, hal ini menyebabkan penurunan jumlah laba bersih yang diterima oleh perusahaan.
Dalam hal ini bagi setiap perusahaan
dalam mengelola usahanya selalu
membutuhkan modal kerja yang cukup, tetapi untuk menentukan jumlah modal kerja perlu diperhitungkan suatu perencanaan yang tepat dan teliti agar profitabilitas perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Perusahaan harus lebih
memperhatikan perencanaan yang seksama dan teliti dalam pengendalian modal kerja, yaitu dengan cara menetapkan besarnya aktiva lancar yang dimiliki apakah mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya demi
menjamin kelangsungan hidup dan
menunjang kegiatan operasi dimasa yang akan datang
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis sangat tertarik meneliti tentang Modal
Kerja dalam rangka meningkatkan
Profitabilitas pada PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda ( Nissan Sempaja ) periode tahun 2009-2012 di kota Samarinda.
Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumusan masalah yaitu sebagai berikut :
³$SDNDK peningkatan Modal Kerja pada PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda ( Nissan Sempaja ) dapat meningkatkan pertumbuhan Profitabilitas"´
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menghitung dan menguji jumlah Modal
Kerja pada PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda ( Nissan Sempaja ).
2. Menghitung dan menguji tingkat pertumbuhan Profitabilitas dari penggunaan Modal Kerja pada PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda ( Nissan Sempaja ).
Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian adalah : 1. Bahan input bagi manajemen PT. Wahana
Sumber Lestari Samarinda dalam rangka mengevaluasi penggunaan modal kerja dalam kaitannya untuk peningkatan profitabilitas.
2. Dapat dijadikan sumber referensi dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan modal kerja dan profitabilitas.
3. Bagi peneliti lainnya, dapat digunakan sebagai input atau referensi dalam hal modal kerja dan profitabilitas di masa yang akan datang
'$6$5 7(25, Manajemen Keuangan
Pengertian Manajemen Keuangan
Didefinisikan oleh fungsi-fungsi dan bidang tanggung jawab dari para manajer keuangan, tugas-tugas dari manajer keuangan adalah menarik dana-dana dari
sumber-sumber keuangan eksternal dan
mengeluarkan dana-dana ini diantara bermacam-macam pengguna.
0DQDMHPHQ NHXDQJDQ PHQXUXW :HVWRQ GDQ &RSHODQG \DLWX ³3HQJHUWLDQ PDQDMHPHQ NHXDQJDQ GDSDW GLUXPXVNDQ ROHK IXQJVL GDQ WDQJJXQJ MDZDE SDUD PDQDMHU NHXDQJDQ )XQJVL SRNRN PDQDMHPHQ NHXDQJDQ DQWDUD ODLQ PHQ\DQJNXW NHSXWXVDQ WHQWDQJ SHQDQDPDQ PRGDO SHPELD\DDQ NHJLDWDQ XVDKD GDQ SHPEDJLDQ GLYLGHQ SDGD VXDWX SHUXVDKDDQ ´
Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan 'DUL XUDLDQ SHQJHUWLDQ 0DQDMHPHQ .HXDQJDQ GLGDSDW EHEHUDSD IXQJVL PDQDMHPHQ NHXDQJDQ 0HQXUXW :HVWRQ GDQ &RSHODQG \DLWX )XQJVL SRNRN PDQDMHPHQ NHXDQJDQ DQWDUD ODLQ PHQ\DQJNXW NHSXWXVDQ WHQWDQJ SHQDQDPDQ PRGDO SHPELD\DDQ NHJLDWDQ XVDKD GDQ SHPEDJLDQ GLYLGHQ SDGD VXDWX SHUXVDKDDQ 6HRUDQJ 0DQDMHPHQ .HXDQJDQ EHUWXJDV PHQFDUL GDQD DWDX PRGDO NHUMD GDUL SLKDN OXDU GDQ GLJXQDNDQ XQWXN SHPELD\DDQ NHJLDWDQ DWDX RSHUDVLRQDO SHUXVDKDDQ JXQD XQWXN PHQJKDVLNDQ ODED \DQJ DNKLUQ\D ODED WHUVHEXW GLEDJLNDQ NHSDGD SHPLOLN PRGDO GDODP EHQWXN GHYLGHQ
Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2007:190) adalah Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
Tujuan Laporan Keuangan
Sebagai alat komunikasi, tujuan utama dari laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( 2009:8) dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1.Tujuan Umum, yaitu yang
menyangkut tipe-tipe atau jenis - jenis informasi yang harus disajikan dalam laporan keuangan sebagai laporan yang bersifat umum (generator purpose), yang terdiri dari:
a. Untuk memberikan informasi
mengenai informasi keuangan uang dapat
dipercaya mengenai aktiva dan
kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b.Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan ±
perubahan yang berada dalam laporan keuangan khususnya aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan. 2.Tujuan Kualitatif, yaitu karakteristik atau ciri khas dan informasi yang disajikan laporan keuangan sebagai lapuran yang bersifat umum, agar laporan teresebut bermanfaat bagi para pemakainya.
Tujuan kualitatif laporan keuangan adalah sebagai persyaratan mutu atau kualitas yang terkadang dalam informasi, terdiri dari:
a) Relevan.
b)Dapat dimengerti.
c) Dapat diuji kebenarannya (validitas).
d)Netral. e) Tepat waktu.
f)Dapat diperbandingkan.
Pihak ± pihak yang membutuhkan Laporan Keuangan
0HQXUXW .DVPLU 3LKDN
SLKDN \DQJ PHPHUOXNDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ EDLN LWX SLKDN LQWHUQ PDXSXQ HNWHUQ DGDODK VHEDJDL EHULNXW
a. Pemilik
Pemilik sangat mementingkan laporan keuangan untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini, dan melihat serta menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
b. Manajemen
Dengan adanya laporan keuangan ini, maka manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode, dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan selama ini serta laporan keuangan ini digunakan untuk mengambil keputusan keuangan kedepannya berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik dalam hal perencanaan, pengawasana, dan pengendalian.
c. Kreditor
Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Kepentingan kreditor antara lain sebagai berikut:
1. Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami kegagalan dalam hal pembayaran kembali. 2. Pihak kreditor tidak ingin kredit atau
pinjaman yang diberikan justru menjadi beban bagi nasabah.
d. Pemerintah
Laporan keuangan sangat penting bagi pemerintah dalam penilaian kejujuran suatu perusahaan dalam setiap laporan keuangan yang diberikan dan pemerintah mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan.
e. Investor
Investor merupakan pihak yang hendak menanamkan dana di suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan memerlukan dana untuk memperluas usaha atau kapasitas usahanya di samping memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank dapat pula diperoleh dari para investor melalui penjualan saham.
Modal Kerja
Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Dimana dana yang tertanam itu diharapkan akan dapat kembali lagi berupa uang tunai atau kas ke perusahaan dalam waktu pendek melalui penjualan hasil produksi. Modal kerja yang telah digunakan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai jaminan dalam hal pinjaman kepada pihak kreditur. Masalah modal kerja erat kaitannya dengan operasi sehari-hari. Dilain pihak juga menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) para kreditur terutama kreditur jangka pendek.
8QVXU ± XQVXU 0RGDO .HUMD PHQXUXW ,QGUL\R *LWRVXGDUPR GDQ %DVUL
GLNHPXNDNDQ DWDV WLJD NRQVHS
a. Konsep Kuantitatif, yakni modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang-piutang, persediaan, persekot biaya. Dana yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalamiperputaran dalam waktu yang pendek. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar. b. Konsep Kualitatif, yakni apabila pada
konsep kuantitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar, maka pada konsep kualitatif modal kerja juga dikaitkan dengan hutang lancar.
c. Konsep Fungsional, mendasarkan pada
pendapatan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan dalam satu periode
accounting bukan pada periode-periode berikutnya. Dari pengertian tersebut maka terdapat sejumlah dana yang tidak menghasilkan satu periode accounting, atau kalau menghasilkan tidak sesuai dengan misi perusahaan, yang disebut nonworking capital.
Menurut Kasmir (2011:248) Modal aktif terdiri dari:
1. Current Assets, antara lain meliputi kas, piutang, efek, pembayaran dimuka dan persediaan. Dikatakan current assets karena sesudah satu kali perputaran seluruhnya akan diperoleh kembali dan lama perputaran kurang dari satu tahun.
2. Fixed Assets, terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Aktiva tetap yang berwujud, meliputi tanah, gedung, mesin dan kendaraan. b. Aktiva tetap tidak berwujud, meliputi:
goodwill dan hak paten.
Modal pasif menurt Kasmir
(2011:249) terdiri dari:
1. Current Liabilities, yaitu hutang-hutang jangka pendek karena masa kembalinya kurang dari satu tahun.
2. Long Term Debt, meliputi obligasi hipotik yang merupakan hutang jangka panjang. Baru akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
3. Owners Equity, terdiri dari modal perusahaan yang berupa cadangan capital surplus.
Pada umumnya sumber modal kerja menurut Harahap (2011:287) berasal dari :
a. Penurunan harta tak lancar (Non Current Assets) misalnya penjualan investasi jangka panjang peralatan, bangunan,
tanah, hak paten atau harta tak lancar secara tunai atau kredit.
b. Kenaikan hutang tak lancar (Non Current Liability) misalnya penerbitan obligasi atau surat hutang atau wesel jangka panjang merupakan sumber-sumber dari modal kerja.
c. Kenaikan modal pemegang saham (Stock Holder Equity) adalah sumber yang terbesar dan paling banyak terjadi dari
modal kerja adalah kegiatan
mendatangkan laba (profitable operation) pendapatan yang direalisasikan dari penjualan barang atau jasa selain disertai dengan kenaikan modal kerja.
Penurunan modal pemegang saham
mempengaruhi jumlah dari modal kerja keseluruhan. Penurunan modal kerja
pemegang saham diakibatkan dari
pembayaran deviden tunai oleh komisaris.
$GDSXQ VXPEHU VXPEHU GDUL PRGDO NHUMD PHQXUXW .DVPLU GDSDW GLVHEXWNDQ VHEDJDL EHULNXW
1.$GDQ\D NHQDLNDQ VHNWRU PRGDO EDLN \DQJ EHUDVDO GDUL ODED PDXSXQ DGDQ\D SHQJHOXDUDQ PRGDO VDKDP DWDX WDPEDKDQ LQYHVWDVL GDUL SHPLOLN SHUXVDKDDQ
2.$GDQ\D SHQJXUDQJDQ DWDX SHQXUXQDQ DNWLYD WHWDS \DQJ GLLPEDQJL GHQJDQ EHUWDPEDKQ\D DDNWLYD ODQFDU NDUHQD DGDQ\D SHQMXDODQ DNWLYD WHWDS DWDXSXQ PHODOXL SURVHV GHSUHVLDVL
3.$GDQ\D SHQDPEDKDQ KXWDQJ MDQJND SDQMDQJ EDLN GDODP EHQWXN REOLJDVL KLSRWHN DWDX KXWDQJ MDQJND SDQMDQJ ODLQQ\D \DQJ GLLPEDQJL GHQJDQ EHUWDPEDKQ\D DNWLYD ODQFDU
0HQXUXW .DVPLU
3HQJJXQDDQ SHQJJXQDDQ DNWLYD ODQFDU \DQJ PHQJDNLEDWNDQ WXUXQQ\D PRGDO NHUMD DGDODK VHEDJL EHULNXW
a.3HPED\DUDQ ELD\D DWDX RQJNRV RQJNRV RSHUDVL SHUXVDKDDQ PHOLSXWL SHPED\DUDQ XSDK JDML SHPEHOLDQ EDKDQ DWDX EDUDQJ
GDJDQJDQ VXSSOLHV NDQWRU GDQ SHPED\DUDQ ELD\D ELD\D ODLQQ\D
b..HUXJLDQ NHUXJLDQ \DQJ GLGHULWD ROHK SHUXVDKDDQ NDUHQD DGDQ\D SHQMXDODQ VXUDW EHUKDUJD DWDX HIHN PDXSXQ NHUXJLDQ \DQJ EHUVLIDW LQVLGHQWLO ODLQQ\D 3HQJJXQDDQ PRGDO NHUMD NDUHQD NHUXJLDQ \DQJ GLOXDU XVDKD SRNRN SHUXVDKDDQ KDUXV GLODSRUNDQ WHUVHGLUL GDODP ODSRUDQ SHUXEDKDQ PRGDO NHUMD +DO LQL GLPDNVXGNDQ DJDU ODSRUDQ LWX OHELK LQIRUPDWLI EDJL SDUD SHPEDFD $GDSXQ NHUXJLDQ \DQJ UXWLQ PDXSXQ LQVLGHQWLO DNKLUQ\D DNDQ PHQJDNLEDWNDQ EHUNXUDQJQ\D PRGDO SHUXVDKDDQ
c. $GDQ\D SHPEHQWXNDQ GDQD DWDX SHPLVDKDQ DNWLYD ODQFDU XQWXN WXMXDQ WXMXDQ WHUWHQWX GDODP MDQJND SDQMDQJ PLVDOQ\D GDQD SHOXQDVDQ REOLJDVL GDQD SHQVLXQ SHJDZDL GDQD HNVSDQVL DWDXSXQ GDQD GDQD ODLQQ\D $GDQ\D SHPEHQWXNDQ DNWLYD GDUL DNWLYD ODQFDU PHQMDGL DNWLYD WHWDS
d.$GDQ\D SHQDPEDKDQ DWDX SHPEHOLDQ DNWLYD WHWDS LQYHVWDVL MDQJND SDQMDQJ DWDX DNWLYD WLGDN ODQFDU ODLQQ\D PHQJDNLEDWNDQ EHUNXUDQJQ\D DNWLYD ODQFDU DWDX WLPEXOQ\D KXWDQJ ODQFDU \DQJ EHUDNLEDW EHUNXUDQJQ\D PRGDO NHUMD
e. 3HPED\DUDQ KXWDQJ KXWDQJ MDQJND SDQMDQJ \DQJ PHOLSXWL KXWDQJ KLSRWHN KXWDQJ REOLJDVL PDXSXQ KXWDQJ MDQJND SDQMDQJ ODLQQ\D VHUWD SHQDULNDQ DWDX SHPEHOLDQ NHPEDOL XQWXN VHPHQWDUD PDXSXQ XQWXN VHWHUXVQ\D VDKDP SHUXVDKDDQ \DQJ EHUHGDU DWDX DGDQ\D SHQXUXQDQ KXWDQJ MDQJND SDQMDQJ GLLPEDQJL EHUNXUDQJQ\D DNWLYD ODQFDU
f. 3HQJDPELODQ XDQJ DWDX EDUDQJ GDJDQJDQ ROHK SHPLOLN SHUXVDKDDQ XQWXN NHSHQWLQJDQ SULEDGLQ\D SULYH DWDX DGDQ\D SHQJDPELODQ EDJLDQ NHXQWXQJDQ ROHK SHPLOLN GDODP SHUXVDKDDQ SHUVHRUDQJDQ GDQ SHUVHNXWXDQ DWDX DGDQ\D SHPED\DUDQ GHYLGHQ GDODP SHUVHURDQ WHUEDWDV 'HQJDQ NDWD ODLQ DGDQ\D SHQXUXQDQ VHNWRU PRGDO \DQJ GLLPEDQJL GHQJDQ EHUNXUDQJQ\D DNWLYD ODQFDU DWDX
EHUWDPEDKQ\D KXWDQJ ODQFDU GDODP MXPODK \DQJ VDPD
Menurut Kasmir (2011:182) perputaran modal kerja atau working capital turnover
merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Untuk mengukur rasio ini, penulis membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata ± rata.
Profitabilitas
Profitabilitas ialah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam periode tertentu. Kemampuan perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas dapat dilakukan jika perusahaan itu telah memiliki modal kerja yang cukup besar sehingga dapat membiayai seluruh kegiatan perusahaan dan hutang jangka pendeknya.
Tujuan rasio profitabilitas menurut Kasmir (2011:197) adalah untuk :
1. Mengukur atau mengitung laba.
2. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
3. Menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
4. Mengukur produktivitas perusahaan dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
5. Mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan.
ALAT ANALISIS DAN PEMBAHASAN
PT. Wahana Sumber Lestari
Samarinda merupakan badan usaha milik swasta yang bergerak dibidang industri
otomotif di Indonesia khususnya di kota Samarinda dalam bidang penjualan barang dan jasa. PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda merupakan pemain dan pesaing
yang sangat penting dalam dunia usaha after sales otomotif ( dealer ). Seiiring dengan persaingan yang sangat ketat didunia
otomotif, perusahaan selalu berusaha untuk berkembang agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan. Perusahaan tersebut didirikan pertama kali pada tanggal 10 Agustus 2009 di kota Samarinda dengan komposisi kepemilikan saham 51% dimiliki oleh PT. Wahana Wirawan yang merupakan anak perusahaan dari PT. Indomobil Nissan yang berkantor pusat di Jakarta dan 49% dimiliki oleh PT. Sumber Lestari Samarinda yang saham mayoritasnya dipegang oleh seorang pengusaha yang bernama Andi Ananta sehingga dua perusahaan yang bergabung tersebut menggunakan nama PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda. Karena komposisi saham yang dimiliki oleh PT. Wahana Wirawan lebih besar, sehingga segala hal kegiatan operasional dealer harus menganut sistem kerja yang digunakan oleh PT. Wahana Wirawan. Kegiatan operasional yang diatur oleh PT. Wahana Wirawan antara lain standar operasional pengerjaan ( SOP ),
Data ± data yang telah disajikan dianalisa dengan menggunakan metode : 1. Perputaran modal kerja
Menurut Kasmir (2011: 183-184 ) untuk mengukur perputaran modal kerja, rumus yang digunakan yaitu :
Perputaran Modal Kerja =
Lancar Aktiva
Total
Bersih Penjualan
Lama Perputaran Modal Kerja =
Kerja Modal Perputaran
360
Dimulai dengan masalah perputaran modal kerja, menggunakan data dari neraca perusahaan selama 4 (empat) tahun yaitu tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 dimana akan dihitung tingkat perputaran modal kerja sehingga dapat dilihat bagaimana tingkat perputaran modal kerja
perusahaan dan penyebab perubahan tingkat modal kerja.
2. Net Profit Margin
Menurut Kasmir (2011:200) untuk mengukur margin laba bersih (Net Profit Margin) dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Net Profit Margin =
Penjualan EAT
x 100% Margin laba bersih merupakan suatu keuntungan dengan membandingkan antar laba setelah pajak dan bunga dengan penjualan bersih. Rasio ini menunjukan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.
3. Return On Investment
Menurut Kasmir (2011:202) untuk mengukur hasil pengembalian investasi
(Return On Investment) dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Return on Investment =
Aktiva Total
EAT
x 100%
+DVLO SHQJHPEDOLDQ LQYHVWDVL DWDX \DQJ GLNHQDO GHQJDQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW PHUXSDNDQ UDVLR \DQJ PHQXQMXNDQ KDVLO UHWXUQ DWDV MXPODK DNWLYD \DQJ GLJXQDNDQ ROHK SHUXVDKDDQ GDODP PHQMDODQNDQ DNWLYLWDVQ\D 52, PHUXSDNDQ VXDWX XNXUDQ WHQWDQJ HIHNWLYLWDV PDQDMHPHQ GDODP PHQJHOROD LQYHVWDVLQ\D
'LVDPSLQJ LWX KDVLO SHQJHPEDOLDQ LQYHVWDVL PHQXQMXNDQ SURGXNWLYLWDV GDUL VHOXUXK GDQD SHUXVDKDDQ EDLN PRGDO SLQMDPDQ PDXSXQ PRGDO VHQGLUL 6HPDNLQ NHFLO UDVLR LQL VHPDNLQ NXUDQJ EDLN SHUXVDKDDQ GDODP PHQGDSDWNDQ NHXQWXQJDQ
4. Return on Equity
Menurut Kasmir (2011:30) untuk mengukur return on equity dapat digunakan rumus : Return on Equity = Sendiri Modal EAT x 100%
Hasil pengembailian ekuitas atau
return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini artinya semakin kuat posisi pemilik perusahaan.
5. Pertumbuhan Profitabilitas (growth profit)
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:309) untuk mengukur pertumbuhan profitabilitas adalah sebagai berikut :
Rasio Pertumbuhan profitabilitas =
X1 X1
-X2 x 100%
Dimana :
X1 = Profitabilitas tahun ke-1 X2 = Profitabilitas tahun ke-2
Rasio pertumbuhan profitabilitas
merupakan tolak ukur kemampuan
perusahaan dalam mencapai keuntungan yang
diinginkan. Pada umumnya sebuah
perusahaan menginginkan keuntungan yang selalu bertambah dari waktu ke waktu.
Berikut ini akan disajikan perhitungan perputaran modal kerja, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan profitabilitas dengan menggunakan data- data yang diperoleh dari perusahaan yakni neraca dan laporan laba rugi tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012.
3HUSXWDUDQ 0RGDO NHUMD
Unsur Modal kerja yang digunakan yakni kas, persedian dan piutang yang tergabung dalam aktiva lancar.
7DEHO 5HNDSLWXODVL $QDOLVLV 3HUSXWDUDQ 0RGDO .HUMD GDQ UDVLR 3URILWDELOLWDV 7DKXQ 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD
7DKXQ
3HUSXWDUDQ PRGDO NHUMD 5DVLR SURILWDELOLWDV *URZWK 3URILW
.HFHSDWDQ SHUSXWDUDQ NDOL /DPD 3HUSXWDUDQ KDUL 1HW 3URILW 0DUJLQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW 5HWXUQ 2Q (TXLW\ 1HW 3URILW 0DUJLQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW 5HWXUQ 2Q (TXLW\ 6WDQGDU ,QGXVWU\
Sumber: Data Analisis tahun 2014.
Pembahasan
'DUL KDVLO DQDOLVLV GLDWDV WHUOLKDW EDKZD 3URILWDELOLWDV SHUXVDKDDQ FXNXS IOXNWXDWLI GLPDQD SDGD WDKXQ
PHQJDODPL NHQDLNDQ QDPXQ SDGD WDKXQ GDQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ SDGD SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD WHUOLKDW DGDQ\D WUHQG QDLN GDQ WXUXQ
VHEDQ\DN NDOL DUWLQ\D VHWLDS SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHPEXWXKNDQ ZDNWX
KDUL DJDU PHQJKDVLONDQ
SHQMXDODQ \DQJ PDNVLPDO KDO LQL PHQXQMXNDQ SHUXVDKDDQ WHUODOX ODPD PHPXWDU PRGDO NHUMDQ\D GDUL UDWD ± UDWD LQGXVWUL \DLWX KDUL 3HQ\HEDE WHUODOX ODPD EHUSXWDU PRGDO NHUMD SDGD WDKXQ GLNDUHQDNDQ NDV \DQJ WHUODOX EHVDU GDQ PHQXPSXN WHUODOX ODPD
3DGD WDKXQ PHQJDODPL NHQDLNDQ VHEHVDU NDOL \DQJ EHUDWL VHWLDS SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHPEXWXKNDQ ZDNWX KDUL DJDU PHQJKDVLONDQ SHQMXDODQ :DODXSXQ SDGD WDKXQ SHUSXWDUDQQ\D OHELK FHSDW GDULSDGD WDKXQ QDPXQ DQJNDQ\D PDVLK GLEDZDK UDWD ± UDWD LQGXVWUL /DPEDWQ\D SHUSXWDUDQ PRGDO SDGD WDKXQ
GLDNLEDWNDQ ROHK ODPEDWQ\D SHQDULNDQ SLXWDQJ
3DGD WDKXQ SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ PHQMDGL NDOL \DQJ EHUDWL VHWLDS SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHPEXWXKNDQ ZDNWX KDUL XQWXN PHQJKDVLONDQ SHQMXDODQ KDO LQL PHQXQMXNDQ NHPDMXDQ PDQDMHPHQ GDODP PHQJHOROD PRGDO NHUMDQ\D :DODXSXQ PHQJDODPL SHQLQJNDWDP QDPXQ DQJNDQ\D PDVLK GLEDZDK UDWD ± UDWD LQGXVWUL /DPEDWQ\D SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD SDGD WDKXQ GLDNLEDWNDQ ROHK ODPEDWQ\D SHQDULNDQ SLXWDQJ \DQJ EHUGDPSDN SDGD SHQMXDODQ
3DGD WDKXQ SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHQJDODPL SHQXUXQDQ PHQMDGL NDOL \DQJ EHUDUWL VHWLDS SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHPEXWXKNDQ ZDNWX KDUL XQWXN PHQJKDVLONDQ SHQMXDODQ \DQJ PDNVLPDO 3DGD WDKXQ SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PDVLK GLEDZDK UDWD ± UDWD LQGXVWUL .RQGLVL WHUVHEXW GLNDUHQDNDQ SHQMXDODQ ODPEDWQ\D SHQDULNDQ SLXWDQJ GDQ PHQXPSXNQ\D SHUVHGLDDQ VHKLQJJD EHUGDPSDN ODQJVXQJ WHUKDGDS SHQMXDODQ EHUVLK
7HUOLKDW DGD NHQDLNDQ UDVLR SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD GDUL WDKXQ GDQ QDPXQ SDGD WDKXQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ KDO LQL GLVHEDENDQ MXPODK SLXWDQJ SDGD WDKXQ EHUWDPEDK EHVDU WHWDSL WLGDN VHEDQGLQJ GHQJDQ SHUWDPEDKDQ MXPODK SHQMXDODQ EHUVLK VHKLQJJD PRGDO NHUMD \DQJ
GLPLOLNL EHOXP GDSDW GLPDNVLPDONDQ XQWXN PHQLQJNDWNDQ SHDQMXDODQ 3DGD WDKXQ GDQ PHQXQMXNDQ DGDQ\D NHPDMXDQ \DQJ GLSHUROHK PDQDMHPHQ QDPXQ MLND GLOLKDW GDUL UDWD ± UDWD LQGXVWUL XQWXN SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD DGDODK NDOL \DQJ EHUDUWL NHDGDDQ SHUXVDKDDQ XQWXN WDKXQ
GDQ GLQLODL NXUDQJ EDLN NDUHQD PDVLK GLEDZDK UDWD ± UDWD VWDQGDU LQGXVWUL 'DODP KDO LQL PDQDMHPHQ KDUXV EHNHUMD OHELK NHUDV ODJL XQWXN PHQLQJNDWNDQ UDVLR SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD KLQJJD PLQLPDO PHQFDSDL DWDX VDPD GHQJDQ UDWD ± UDWD VWDQGDU LQGXVWUL
7LGDN MDXK EHUEHGD GHQJDQ SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD UDVLR SURILWDELOLWDV SDGD SHUXVDKDDQ FXNXS PHPSULKDWLQNDQ 0HQXUXW NDVPLU VWDQGDU LQGXVWUL XQWXN1HW 3URILW 0DUJLQ DGDODK 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW GDQ 5HWXUQ RQ (TXLW\ VHEHVDU -LND GLOLKDW GDUL SHUKLWXJDQ DQDOLVLV GLDWDV NRQGLVL1HW 3URILW 0DUJLQSDGD WDKXQ DGDODK NRQGLVL WHUVHEXW GLQLODL NXUDQJ EDLN NDUHQD PDVLK GLEDZDK UDWD ± UDWD LQGXVWUL \DLWX
3DGD WDKXQ 1HW 3URILW 0DUJLQ PHQJDODPL NHQDLNDQ KLQJJD PHQMDGL
ZDODXSXQ PHQJDODPL NHQDLNDQ WHWDSL NRQGLVL WHUVHEXW PDVLK GLQLODL NXUDQJ EDLN NDUHQD PDVLK GLEDZDK UDWD ± UDWD LQGXVWUL 3DGD WDKXQ SHUXVDKDDQ WHUODOX WLQJJL ELD\DQ\D XQWXN PHQMDODQNDQ SHUXVDKDDQ VHKLQJJD EHUGDPSDN ODQJVXQJ WHUKDGDS NHXQWXQJDQ SHUXVDKDDQ
3DGD WDKXQ 1HW 3URILW 0DUJLQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ \DQJ FXNXS GUDVWLV \DLWX 3HQXUXQDQ \DQJ VDQJDW GUDVWLV LQL GLNDUHQDNDQ SHQMXDODQ EHUVLK WLGDN PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ \DQJ VDQJDW VLJQLILNDQ VHGDQJNDQ ELD\D ± ELD\D \DQJ GLNHOXDUNDQ SHUXVDKDDQ XQWXN PHQMDODQNDQ DNWLYLWDVQ\D OHELK WLQJJL GDULSDGD WDKXQ ROHK NDUHQD LWX ODED EHUVLK SDGD WDKXQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ VHKLQJJD 1HW 3URILW 0DUJLQPHQJDODPL SHQXUXQDQ SXOD
3DGD WDKXQ 1HW 3URILW 0DUJLQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ NHPEDOL KLQJJD PHQMDGL ZDODXSXQ SHQMXDODQ PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ QDPXQ XQWXN ODED EHUVLK WLGDN PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ \DQJ
VLJQLILNDQ 'DODP KDO LQL ELD\D \DQJ GLNHOXDUNDQ XQWXN PHQMDODQNDQ SHUXVDKDDQ VDQJDWODK WLQJJL GDQ KDUJD SURGXN \DQJ GLMXDO VDQJDWODK UHQGDK VHKLQJJD EHUGDPSDN SDGD EHUNXUDQJQ\D ODED EHUVLK GDQ WXUXQQ\D 1HW 3URILW 0DUJLQSDGD WDKXQ
5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW VHODPD HPSDW WDKXQ EHUWXUXW ± WXUXW DQJNDQ\D VHODOX GLEDZDK LQGXVWUL DWDX GLEDZDK SDGD WDKXQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW KDQ\D .RQGLVL \DQJ VDQJDW MDXK GDUL UDWD ± UDWD LQGXVWUL WHUVHEXW GLDNLEDWNDQ ROHK UHQGDKQ\D SHUSXWDUDQ WRWDO DNWLYD SDGD WDKXQ VHKLQJJD PDUJLQ ODED SDGD WDKXQ WHUVHEXW VDQJDW UHQGDK
3DGD WDKXQ 5HWXUQ 2Q
,QYHVWPHQW KDQ\D :DODXSXQ PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ UDVLR GDULSDGD WDKXQ QDPXQ QLODL 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW PDVLK GLEDZDK UDWD ± UDWD LQGXVWUL +DO LQL GLDNLEDWNDQ ROHK UHQGDKQ\D SHUSXWDUDQ DNWLYD SHUXVDKDDQ \DQJ EHUSHQJDUXK WHUKDGDS UHQGDKQ\D PDUJLQ ODED
3DGD WDKXQ 5HWXUQ 2Q
,QYHVWPHQW KDQ\D 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW PHQJDODPL SHQXUXQDQ \DQJ VDQJDW WDMDP \DLWX VHEHVDU GLDNLEDWNDQ ROHK WXUXQQ\D SHQMXDODQ \DQJ GLDNLEDWNDQ ROHK UHQGDKQ\D SHUSXWDUDQ DNWLYD SHUXVDKDDQ VHKLQJJD PDUJLQ ODED PHQMDGL NHFLO
3DGD WDKXQ KDQ\D 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW WXUXQ KLQJJD PHQMDGL
.RQGLVL WHUVHEXW GLDNLEDWNDQ ROHK SHQXUXQDQ SHQMXODQ EHUVLK GDQ UHQGDKQ\D SHUSXWDUDQ DNWLYD SHUXVDKDDQ :DODXSXQ SDGD WDKXQ VHPSDW PHQJDODPL NHQDLNDQ VHEHVDU GDUL WDKXQ QDPXQ QLODL5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW SDGD 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD EHOXP GDSDW GLNDWDNDQ EDLN NDUHQD PDVLK MDXK GHQJDQ UDWD ± UDWD LQGXVWUL 7DKXQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW PHQGDSDW QLODL WHUHQGDK GDODP VHMDUDK EHUGLULQ\D SHUXVDKDDQ KDO LQL GLDNLEDWNDQ SHQMXDODQ \DQJ PHQJDODPL SHQXUXQDQ ODPEDWQ\D SHQDULNDQ SLXWDQJ GDQ PHQXPSXNQ\D SHUVHGLDDQ GLJXGDQJ .RQGLVL 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW \DQJ VHODOX GLEDZDK UDWD ± UDWD LQGXVWUL GLNDUHQDNDQ PDUJLQ ODED \DQJ UHQGDK \DQJ GLDNLEDWNDQ ROHK UHQGDKQ\D SHUSXWDUDQ
DNWLYD ROHK NDUHQD LWX PDQDMHPHQ SDGD 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD KDUXV EHNHUMD OHELK NHUDV ODJL DJDU QLODL5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQWGDSDW PHQ\DPDL DWDX EDKNDQ OHELK WLQJJL GDULSDGD QLODL VWDQGDU LQGXVWUL
5HWXUQ RQ (TXLW\ SDGD 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD WLGDN MDXK EHUEHGD GHQJDQ UDVLR 3URILWDELOWDV ODLQQ\D NDUHQD QLODL VHODPD HPSDW WDKXQ EHUWXUXW ±WXUXW VHODOX EHUDGD GLEDZDK QLODL UDWD ± UDWD LQGXVWUL \DLWX
SDGD WDKXQ KDQ\D WDKXQ
KDQ\D WDKXQ KDQ\D
GDQ SDGD WDKXQ KDQ\D
3DGD WDKXQ 5HWXUQ RQ (TXLW\ VHPSDW PHQJDODPL NHQDLNDQ KLQJJD
NHQDLNDQ LQL GLNDUHQDNDQ SHQMXDODQ EHUVLK PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ VHFDUD VLJQLNDQ GDULSDGD WDKXQ :DODXSXQ PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ \DQJ VLJQLILNDQ WHWDSL NRQGLVL 5HWXUQ RQ (TXLW\ SHUXVDKDDQ PDVLK GLEDZDK UDWD ± UDWD +DO LQL GLNDUHQDNDQ UHQGDKQ\D SHUSXWDUDQ DNWLYD GDQ SHQMXDODQ EHUVLK \DQJ EHOXP PDNVLPDO
3DGD WDKXQ 5HWXUQ RQ (TXLW\ PHQJDODPL SHXUXQDQ PHQMDGL
3HQXUXQDQ \DQJ VDQJDW GUDVWLV WHUVHEXW GLDNLEDWNDQ ROHK SHQMXDODQ \DQJ PHQJDODPL SHQXUXQDQ GLEDQGLQJ GHQJDQ SHQMXDODQ SDGD WDKXQ
3DGD WDKXQ 5HWXUQ RQ (TXLW\ PHQJDODPL SHQXUXQDQ NHPEDOL KLQJJD PHQMDGL 3HQXUXQDQ QLODL 5HWXUQ RQ (TXLW\ LQL GLDNLEDWNDQ ROHK SHQMXDODQ EHUVLK \DQJ PHQJDODPL SHQXUXQDQ GDQ UHQGDKQ\D SHUSXWDUDQ DNWLYD ROHK NDUHQD LWX PDQDMHPHQ GLKDUDSNDQ PDPSX EHNHUMD VHFDUD HILVLHQ GDODP PHQJJXQDNDQ DNWLYD SHUXVDKDDQ DJDU 5HWXUQ RQ (TXLW\ GDSDW PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ NHPEDOL
3DGD 3HUWXPEXKDQ SURILWDELOLWDV 1HW 3URILW 0DUJLQ SDGD 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD WHUOLKDW PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ \DQJ VLJQLILNDQ KDQ\D SDGD WDKXQ \DLWX VHEHVDU 3HQLQJNDWDQ WHUVHEXW GLNDUHQDNDQ SHQMXDODQ PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ GLEDQGLQJ GHQJDQ SHQMXDODQ WDKXQ 1DPXQ SDGD WDKXQ
SHUXVDKDDQ WLGDN PHQJDODPL SHUWXPEXKDQ 1HW 3URILW 0DUJLQNDUHQD ODED \DQJ GLKDVLONDQ
SDGD WDKXQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ VHKLQJJD UDVLR SHUWXPEXKDQ 1HW 3URILW 0DUJLQSDGD WDKXQ EHUQLODL QHJDWLI \DLWX 3DGD WDKXQ SHQMXDODQ EHUVLK SHUXVDKDDQ PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ GDULSDGD WDKXQ QDPXQ NDUHQD ELD\D ± ELD\D XQWXN PHPSURGXNVL EDUDQJQ\D WHUODOX PDKDO ODED EHUVLK \DQJ GLKDVLONDQ VHGLNLW VHKLQJJD UDVLR SHUWXPEXKDQ SDGD SHUWXPEXKDQ 1HW 3URILW 0DUJLQPDVLK EHUQLODL QHJDWLI \DLWX
3DGD 3HUWXPEXKDQ SURILWDELOLWDV 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW SDGD 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD WHUOLKDW PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ \DQJ VLJQLILNDQ KDQ\D SDGD WDKXQ \DLWX VHEHVDU 3HQLQJNDWDQ QLODL WHUVHEXW GLNDUHQDNDQ SHQMXDODQ GDQ SHUSXWDUDQ DNWLYD PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ SDGD WDKXQ 1DPXQ SDGD WDKXQ SHUXVDKDDQ WLGDN PHQJDODPL SHUWXPEXKDQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW NDUHQD ODED EHUVLK \DQJ GLKDVLONDQ SDGD WDKXQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ VHKLQJJD UDVLR SHUWXPEXKDQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW SDGD WDKXQ EHUQLODL QHJDWLI \DLWX 3DGD WDKXQ SHQMXDODQ EHUVLK SHUXVDKDDQ PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ GDULSDGD WDKXQ NDUHQD SHUSXWDUDQ DNWLYDQ\D NHFLO ODED EHUVLK \DQJ GLKDVLONDQ VHGLNLW VHKLQJJD UDVLR SHUWXPEXKDQ SDGD SHUWXPEXKDQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW PDVLK EHUQLODL QHJDWLI \DLWX
3DGD 3HUWXPEXKDQ SURILWDELOLWDV 5HWXUQ 2Q (TXLW\ SDGD 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD WHUOLKDW PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ \DQJ VLJQLILNDQ KDQ\D SDGD WDKXQ \DLWX VHEHVDU .RQGLVL WHUVHEXW GLDNLEDWNDQ ROHK SHQMXDDODQ EHUVLK GDQ SHUSXWDUDQ DNWLYD \DQJ PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ 1DPXQ SDGD WDKXQ
SHUXVDKDDQ WLGDN PHQJDODPL SHUWXPEXKDQ 5HWXUQ 2Q (TXLW\ NDUHQD ODED EHUVLK \DQJ GLKDVLONDQ SDGD WDKXQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ VHKLQJJD UDVLR SHUWXPEXKDQ 5HWXUQ 2Q (TXLW\ SDGD WDKXQ EHUQLODL QHJDWLI \DLWX 3DGD WDKXQ
SHQMXDODQ EHUVLK SHUXVDKDDQ PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ GDULSDGD WDKXQ QDPXQ NDUHQD SHUSXWDUDQ PRGDO VHQGLULQ\D NHFLO GDQ SHUXVDKDDQ NXUDQJ PHPDNVLPDONDQ VHOXUXK
PRGDO SHPLOLN ODED EHUVLK \DQJ GLKDVLONDQ VHGLNLW VHKLQJJD UDVLR SHUWXPEXKDQ SDGD SHUWXPEXKDQ 5HWXUQ 2Q (TXLW\ PDVLK EHUQLODL QHJDWLI \DLWX
+LSRWHVLV \DQJ SHQXOLV NHPXNDNDQ GDSDW GLWHULPD MLND SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ PDND 1HW 3URILW 0DUJLQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW 5HWXUQ 2Q (TXW\ GDQ 5DVLR SHUWXPEXKDQ SURILWDELOLWDV PHQJDODPL NHQDLNDQ SXOD 3DGD WDKXQ SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ GDQ 1HW 3URILW 0DUJLQ 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW 5HWXUQ 2Q (TXW\ GDQ 5DVLR SHUWXPEXKDQ SURILWDELOLWDV PHQJDODPL NHQDLNDQ SXOD
5DWD ± UDWD UDVLR SURILWDELOLWDV EHOXP PHPHQXKL VWDQGDU GL GXQLD LQGXVWUL GHQJDQ SHGRPDQ 1HW 3URILW 0DUJLQ DGDODK 5HWXUQ 2Q ,QYHVWPHQW GDQ 5HWXUQ RQ (TXLW\VHEHVDU .DVPLU
.(6,038/$1
%HUGDVDUNDQ KDVLO DQDOLVLV GDQ SHPEDKDVDQ VHUWD XUDLDQ EDE EDE VHEHOXPQ\D PDND GDSDW GLWDULN EHEHUDSD NHVLPSXODQ DQWDUD ODLQ
3HUSXWDUDQ PRGDO NHUMD SDGD 37 :DKDQD 6XPEHU /HVWDUL 6DPDULQGD DQWDUD WDKXQ KLQJJD WHUMDGL IOXNWXDVL 3DGD WDKXQ KDQ\D NDOL WDKXQ
NDOL WDKXQ NDOL GDQ
NDOL 3HUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ SDGD WDKXQ GDQ VHGDQJNDQ WDKXQ SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PHQJDODPL SHQXUXQDQ :DODXSXQ VHPSDW PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD SDGD WDKXQ GDQ QDPXQ QLODL SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD PDVLK GLEDZDK UDWD ± UDWD LQGXVWUL \DLWX NDOL DWDX KDUL /DPEDWQ\D SHUSXWDUDQ PRGDO NHUMD SDGD SHUXVDKDDQ GLDNLEDWNDQ ROHK NDV \DQJ WHUODOX EHVDU PHQXPSXNQ\D SHUVHGLDDQ GDQ ODPEDWQ\D SHQDULNDQ SLXWDQJ
Rasio profitabilitas pada PT. Wahana Sumber Lestari Samarinda antara tahun 2009 hingga 2012 terlihat sangat fluktuatif. Net Profit Margin, Return On Investment, Return On
Equity, Growth Net Profit Margin, Growth Return On Equity dan Growth Return On Investment sempat mengalami peningkatan pada tahun 2010 kemudian pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan. Penurunan pada tahun 2011 dan 2012 terjadi karena penjualan mengalami penurunan sehingga berdampak pada kecilnya laba bersih. Walaupun pada tahun 2010 mengalami peningkatan daripada tahun 2009 namun nilai yang dihasilkan masih dibawah rata ± rata industri yaitu Net Profit Margin 20%, Return On Investment 30% dan Return On Equity 40%. (Kasmir, 2011:208 ). DAFTAR PUSTAKA $QRQLP 6WDQGDU $NXQWDQVL ,QGRQHVLD 6DOHPED (PSDW -DNDUWD %XNX 6DWX BBBBBBB 3ULQVLS $NXQWDQVL ,QGRQHVLD 5LQHND &LSWD -DNDUWD (GLVL .HWLJD
*LWRVXGDUPR ,QGUL\R %DVUL
0DQDMHPHQ .HXDQJDQ %3)(
<RJ\DNDUWD (GLVL .HHPSDW &HWDNDQ 3HUWDPD
+DUDKDS 6RI\DQ 6\DIUL $QDOLVLV .ULWLV
$WDV /DSRUDQ .HXDQJDQ
5DMD*UDILQGR 3HUVDGD -DNDUWD &HWDNDQ .HVHSXOXK
+DUULVRQ :DOWHU 7 +RUQJUHQ &KDUOHV 7
$NXQWDQVL .HXDQJDQ
(UODQJJD -DNDUWD -LOLG (GLVL .HWXMXK
BBBBBBB $NXQWDQVL .HXDQJDQ (UODQJJD -DNDUWD -LOLG (GLVL .HWXMXK
Houston, Joel Fred and Copeland, Thomas E,
2002, Manajemen Keuangan,
Erlangga, Jakarta, Edisi Kedelapan
.LHVR 'RQDOG ( :H\JDQGW -HUU\ -:DUILHOG 7HUU\ '
,QWHUPHGLDWH $FFRXQWLQJ (UODQJJD
-DNDUWD -LOLG (GLVL .HGXDEHODV BBBBBBB ,QWHUPHGLDWH $FFRXQWLQJ
-RKQ :LOH\ 6RQV 1HZ -HUVH\ 1HZ <RUN 86$ ,)56 9ROXPH .DPDUXGLQ $KPDG 'DVDU ± 'DVDU
0DQDMHPHQ 0RGDO .HUMD 5LQHND
&LSWD -DNDUWD &HWDNDQ 3HUWDPD .DVPLU $QDOLVLV /DSRUDQ .HXDQJDQ
5DMD*UDILQGR 3HUVDGD -DNDUWD &HWDNDQ .HHPSDW
.XVXPR <XQDQWR $GL $QDOLVLV
/DSRUDQ .HXDQJDQ 5DMD*UDILQGR
3HUVDGD -DNDUWD
0DUXODQJ 0DULKRW 6LQDJD 'HDUOLQD
3HQJDQWDU 0DQDMHPHQ .HXDQJDQ .HQFDQD 0HGLD *URXS -DNDUWD 0HLJV :DOWHU % 0RLVFK $ 1 -RKQVRQ
&KDUOHV ( ,QWHUPHGLDWH
$FFRXQWLQJ 0F*UDZ +LOO %RRN
&RPSDQ\ 1HZ <RUN 86$ )RXUWK (GLWLRQ
0XQDZLU 6DGMDOL $QDOLVLV /DSRUDQ
.HXDQJDQ /LEHUW\ <RJ\DNDUWD
(GLVL .HHPSDW &HWDNDQ .HVHEHODV 1LVZRQJHU 5ROLQ & :DUUHQ &DUO 6 5HHYH
-DPHV 0 )HVV 3KLOLS (
3ULQVLS ± 3ULQVLS $NXQWDQVL
(UODQJJD -DNDUWD -LOLG
BBBBBB $FFRXQWLQJ 3ULQFLSOHV 7KRPSVRQ 6RXWK :HVWHUQ 6LQJDSRUH WK (GLWLRQ
Nafarin, M, 2004, Akuntansi, Ghalia Indonesia, Jakarta, Cetakan Pertama.
5DKDUMDSXWUD +HQGUD 6 0DQDMHPHQ
.HXDQJDQ GDQ $NXQWDQVL 6DOHPED
(PSDW -DNDUWD &HWDNDQ 3HUWDPD 5L\DQWR %DPEDQJ 'DVDU ± 'DVDU
3HPEHODQMDDQ 3HUXVDKDDQ %3)(
<RJ\DNDUWD &HWDNDQ 3HUWDPD
Smith, Skousen, Fred, Ali Akbar, 2009, Akuntansi Intermediate, Salemba Empat, Jakarta, Buku Satu, Edisi Keenambelas.
Soemarsono, 2009, Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta, Buku Satu, Edisi Kelima.