• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis marketing mix pada usaha obat pertanian dalam perspektif etika bisnis Islam : studi kasus pada CV Aliansyah Pati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis marketing mix pada usaha obat pertanian dalam perspektif etika bisnis Islam : studi kasus pada CV Aliansyah Pati"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

1

Analisis Marketing Mix pada Usaha Obat Pertanian dalam Perspektif Etika Bisnis Islam

( Studi Kasus pada CV Aliansyah Pati)

Skripsi

Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana strata S.1 dalam ilmu Ekonomi Islam

Disusun Oleh : Muhammad Haris Aprilianto

1405026130

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

(2)

2

(3)

3

(4)

4 MOTTO

ُ خ

ُ ي

ُ ز

ا

ُ ىل

ُ سا

ُُ ا

ُ غ

ُ ى

ُ ئا

ُ ه

ُ مُ

ُ و

ُ ا

ُ ح

ُ ل

ُ ُُ

ُ ه

ُ مُ

ُ و

ُ اُ ب

ُ ز

ُ رُا

ُ ه

ُ م

ُ

ُ

Artinya :

Sukses sejati adalah kaya, bersahaja, dan mulia.

(5)

5

PERSEMBAHAN

Alhamdulilah, segala puji syukur hanya bagi Allah SWT, Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang syafa‟atnya selalu diharapkan oleh umatnya. Dengan rasa bahagia saya persembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tuaku, Bapak Sabari dan Ibu Sholihah yang tercinta karena berkat doa dan perjuangan beliau menjaga, merawat, mendidik, memberikan ilmunya serta memberikan kasih sayang yang begitu mulia dan berharga bagi kehidupan dan masa depan saya. Sehingga dapat sampai menempuh jalan pendidikan sampai menyelesaikan studi S 1, dengan selesai ditulisnya skripsi ini. Semoga beliau berdua selalu dijaga, diberi hidayah, keselamatan, kebahagiaan, selalu mendapatkan rahmat dan pertolongan Allah di dunia sampai akhirat, amin. 2. Bapak H. Ade Yusuf Mujadid, M.Ag, selaku dosen wali studi

yang selalu mengarahkan dan membimbing penulis, selama studi SI di UIN Walisongo Semarang.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Siti Mujibatun, M.Ag dan Bapak Dr. Ratno Agriyanto, M.Si. A. Kt., yang selama ini dengan sabar, telaten dan bersungguh- sungguh dalam membimbing saya dalam

(6)

6

rangka menulis skripsi ini sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Semoga beliau berdua senantiasa diberikan barokah, sehat, panjang umur, bahagia dunia akhirat, amin.

4. Untuk teman dan sahabat ( Davin, Rizqi, dan Mudrikah) terimakasih banyak, dan semoga diberikan kemudahan dalam menyelesaikan studinya serta diberikan kemudahan dalam mencari rezeki.

5. Teruntuk untuk Oktavia Wulandari, terima kasih banyak telah membantu dan menjadi penyemangat dalam penulisan skripsi ini. Semoga tetap menjadi wanita yang selalu mendampangiku.

(7)

7

(8)

8

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam Skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Penyimpangan penulisan kata sandang

sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.

Arab Latin Arab Latin

ṭ ط A ا ẓ ظ B ب „ ع T ت G غ ṡ ث F ف J ج Q ق ḥ ح خ kh ك K L ل D د M و Ż ذ N ن R ز W و Z ش H ه S س „ ء Sy ش Y ي ṣ ص ḍ ض Bacaan Madd: ā= a panjang i = i panjang

(9)

9 u = u panjang Bacaan Diftong : Au = و ْ ا Ai = ي ْ ا Iy = ا ْ

(10)

10 ABSTRAK

Bisnis merupakan suatu kegiatan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Bisnis sangat penting dalam kehidupan manusia, karena manusia memerlukan harta dan kekayaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisnis dibidang obat pertanian merupakan bisnis yang cukup menjanjikan. Seperti halnya toko obat pertanian yang cukup besar didaerah kabupaten Pati yaitu CV Aliansyah. CV Aliansyah merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang obat pertanian. Masyarakat kabupaten pati yang sebagian besar bekerja sebagai petani membuat bisnis obat pertanian sangat menjanjikan dan dapat memperoleh keuntungan yang cukup besar. Maka dari itu pebisnis menginginkan keuntungan yang banyak, berbagai strategi dan inovasi diterapkan sebagai langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Dalam islam sangat diharamkan memproduksi atau menjual segala sesuatu yang merusak aqidah yang shalih dan akhlak yang menggocangkan nilai-nilai agama dan akhlak, menyibukkan pada hal-hal yang sia-sia dan menjauhkannya dari keseriusan, mendekatkan pada kebatilan dan menjauhkan dari kebenaran, mendekatkan dunia dan menjauhkan akhirat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana marketing mix yang ada di CV Aliansyah dan juga untuk mengetahu bagaimana marketing mix CV Aliansyah dalam perspektif etika bisnis islam. Peneliti menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif. Objek penelitiannya adalah CV Aliansyah. Data penelitian dikumpulkan melalui metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah marketing mix yang dilakukan oleh CV Aliansyah sudah sesuai dengan etika bisnis islam, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya penyimpangan yang melanggar prinsip-prisip etika bisnis islam pada marketing mix yang dilakukan CV Aliansyah.

(11)

11

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS MARKETING PADA USAHA OBAT PERTANIAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM (Study Kasus Pada CV ALIANSYAH Pati)” dengan lancar. Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun guna memenuhi dan melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Ekonomi (S-I) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Jurusan Ekonomi Islam (EI). Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat banyak bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

(12)

12

2. Dr. H. Imam Yahya., M.Ag., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan izin penelitian untuk keperluan penyusunan skripsi.

3. Dr. H. Ahmad Furqon, Lc, MA., Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

4. Prof. Dr. Hj. Siti Mujibatun, M.Ag. sebagai dosen pembimbing I dan Dr. Ratno Agriyanto, M.Si. A. Kt. sebagai dosen pembimbing II yang telah sabar memberikan bimbingan, saran dan pengarahan selama penyusunan skripsi.

5. H. Ade Yusuf Mujaddid, M.Ag selaku wali dosen yang telah sabar memberikan arahan dan masukan selama penulis menuntut ilmu.

6. Segenap dosen beserta tenaga kependidikan UIN Walisongo yang telah membekali penulis berbagai pengetahuan selama kuliah di UIN Walisongo Semarang.

7. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan skripsi.

Semoga semua amal baik mereka di catat sebagai amalan yang baik oleh Allah SWT, Amin. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat di

(13)

13

butuhkan guna menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya harapan peneliti mudah-mudahan apa yang terkandung di dalam penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Semarang, 27 Juni 2019 Pembuat Pernyataan,

Muhammad Haris Aprilianto NIM. 1405026130

(14)

14

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

DEKLARASI ... vii

TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... viii

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 11

3. Tujuan Penelitian ... 11

(15)

15

5. Tinjauan Pustaka ... 13

6. Metodologi Penelitian ... 17

7. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II LANDASAN TEORI 1. Marketing Mix ... 23

A. Produk ... 25

B. Harga (Price) ... 30

C. Promosi (Promotion) ... 38

D. Tempat (Place) ... 43

2. Etika Bisnis Islam ... 46

A. Pengertian Etika Bisnis Islam ... 46

B. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis Islam ... 51

C. Ajaran Rasulullah dalam Beretika Bisnis ... 65

BAB III GAMBARAN UMUM CV ALIANSYAH PATI 1. Sejarah Berdirinya CV Aliansyah Pati ... 71

2. Letak Geografis ... 75

3. Visi dan Misi ... 75

(16)

16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Strategi Marketing Mix CV Aliansyah Pati ... 89 2. Tinjauan Umum Perspektif Etika Bisnis Islam Terhadap

Marketing Mix CV Aliansyah Pati ... 99

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ... 109 2. Saran ... 110 3. Penutup ... 110 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I

PENDAHULUAN

(17)

17

Manusia diciptakan didunia selain menjadi khalifah juga dituntun untuk mencari rezeki. Dalam memenuhi rezeki, banyak jalan yang ditawarkan oleh islam untuk menempuhnya, salah satunya dengan tijarah atau perniagaan yang sesuai dengan firman Allah SWT. Q.S. An Nisa/4:29 sebagai berikut :

ا ز تُ ه عًُة را ج تُ نى ك تُ ن أُ لَ إُ ل طا ب لا بُ م ك ى ي بُ م ك لا ى ُ أُاى ل ك أ تُ لَُاى ى ُ آُ هي ذ لاُا هُّي أُا ي ٍُض ُ بُ نا كُ اللَُّ ن إُ م ك س ف و أُاى ل ت ق تُ لَ وُ م ك ى ُ ُاًمي ح رُ م ك ُ Artinya:”

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian”.

Ayat diatas menjelaskan bahwa perniagaan adalah jalan yang sangat baik dalam mencari rezeki, karena dalam penjelasan ayat tersebut jelas ditujukan kepada orang-orang yang beriman, "ya' ayyuhal-ladzina amanu".Pada ayat ini berisi perintah supaya orang-orang yang beriman untuk tidak berbuat dzalim kepada sesama dengan cara memakan harta mereka

(18)

18

secara batil.1 Dalam agama Islam selain ajaranya yang pokok tentang keimanan kepada Allah, ajaran muamalah kepada sesama manusia tidak kalah pentingnya. Sistem ekonomi sekarang ini yang menumbuhkan budaya persaingan bebas antar sesama pelaku ekonomi, bersikap individualis dan hedonism yang tinggi, hal ini sangat bertolak belakang dengan semangat solidaritas Islam yang menjunjung tinggi pemerataan pendapatan seta pemerataan kesempatan kerja.2

Bisnis merupakan suatu kegiatan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Bisnis sangat penting dalam kehidupan manusia, karena manusia memerlukan harta dan kekayaan utnuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu, Islam sangat mewajibkan kepada umatnya untuk selalu bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Bisnis sendiri merupakan suatu kegiatan yang berlangsung disebuah organisasi dalam mencari laba dan keuntungan demi kemajuan perusahaan. Supaya mendapatkan laba atau keuntungan yang

1 Kementerian Agama RI, ”Al-Qur’an dan Terjemah” Bandung: Syamil Qur‟an,

2012, hal. 29.

2 Abdullah Zaky Al Kafaar, “Ekonomi Dalam Perspektif Islam”, Bandung:

(19)

19

maksimal, pelaku bisnis perlu merancang strategi pemasaran untuk memasarkan bisnisnya.3

Kegiatan berbisnis merupakan kegiatan yang membutuhkan pemahaman serius, mulai dari merencanakan apa yang akan diperbuat, kemudian pada tahap pelaksanaan dan tahap monitor ataupun evaluasi dari berbisnis yang dijalankan. Dalam menjalankan bisnis, tugas penting pebisnis adalah dapat menyediakan apa yang dibutuhkan masyarakat. Produk-produk yang diciptakan haruslah produk yang unggul dan memiliki kualitas, karena dalam berbisnis persaingan selalu ada. Jika produk yang diciptakan tidak memiliki keunggulan, maka produk yang diciptakan akan mengalami penurunan dalam penjualan. Apabila suatu usaha mengalami penurunan dalam penjualan, pelaku bisnis harus melakukan evaluasi dan perbaikan untuk menyelamatkan usaha atau bisnis yang dijalankan. Tidak hanya evaluasi dan perbaikan pebisnis juga harus mencari strategi agar bisnisnya dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.4

3 Johar Arifin, “ Etika Bisnis Islam”, Semarang : Walisongo press, 2009., hal. 81

4 Ita Nurcholifah, “ Strategi Marketing Mix Dalam Perspektif Islam”, jurnal

(20)

20

Dalam menghadapi era perdagangan bebas saat ini setiap perusahaan mengubah format strategi usahanya, salah satu berorientasi pada bagaimana membangun perusahaan yang kuat, untuk membangun perusahaan yang kuat, mampu bertahan dan bersaing salah satunya dengan mengembangkan strategi pemasaranya agar tetap bertahan ditengah-tengah gelombang persaingan untuk memasuki pasar yang kompetitif. Kegiatan pemasaran pada intinya memfokuskan diri pada produk penetapan harga, kebijakan distribusi dan cara promosi yang dalam hal ini dikenal sebagai bauran pemasaran. Kegiatan pemasaran tentunya membutuhkan suatu strategi. Strategi ini tentu harus mampu memberikan konstribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan yaitu peningkatan mutu dan luasnya jaringan pemasaran.

Strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi melakukanya. Oleh karena itu strategi merupakan perluasan misi guna menjebatani organisasi (atau komunikasi) dan lingkungannya. Strategi biasanya dikembangkan untuk mengatasi isu strategi, strategi menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan

(21)

21

pokok. (jika pendekatan sasaran bagi isu strategi yang diambil, strategi akan dikembangkan untuk mencapai sasaran; atau, jika pendekatan visi keberhasilan yang diambil, strategi akan dikembangkan untuk mencapai visi itu).5

Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya dapat diterima dan disenangi oleh pasar.6 Pemasaran meliputi perumusan jenis produk yang diinginkan oleh konsumen, perhitungan berapa banyak kebutuhan akan produk itu, bagaimana menyalurkan produk tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang harus ditetapkan terhadap produk tersebut supaya cocok dengan kondisi konsumen, bagaimana cara berpromosi untuk mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, serta bagaimana mengatasi kondisi persaingan yang dihadapi perusahaan.7

5

John M. Bryson, Perencanaan Strategi, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta,

2001, hlm.189.

6Indriyo Gitosumarno. Manajemen Pemasaran , Edisi Kedua, Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta, 2014., hlm. 14

7

(22)

22

Dalam proses pemasaran sebuah perusahaan harus mengetahui bagaimana perusahaan dapat mempengaruhi konsumen agar para konsumen tertarik dan senang membeli produk yang ditawarkannya dan pada akhirnya konsumen menjadi puas sehingga mereka akan membeli produk perusahaan. Agar dapat mempengaruhi konsumennya perusahaan perlu perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan kongkrit dan terprogram. Untuk mencapai itu semua itu perusahaan perlu melakukan tindakan tindakan bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari 4P yaitu, Product, Price, Promotion, dan Placement.8

Semakin besarnya kesadaran etika dalam berbisnis, banyak pelaku bisnis menekankan pentingnya keterkaitan etika dalam berbisnis. Islam menganjurkan setiap muslim untuk berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan syari‟at (aturan) dalam kehidupannya, baik dalam berbisnis maupun yang lainnya. Bisnis yang baik adalah bisnis yang tidak hanya mengejar keuntungan duniawi saja, melainkan juga keuntungan akhirat. Salah satu aspek yang sering dilupakan para pelaku

8

(23)

23

bisnis adalah aspek etika dalam berbisnis. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan. Kontrak sosial merupakan janji yang harus ditepati. Dalam ekonomi islam yang berlandaskan ketuhanan, maka tujuan akhir pencapainnya adalah ridho Allah SWT, dengan tetap memegang syariat islam dalam segala aktifitasnya, begitu pula dengan aktifitas ekonomi yang tidak dapat pula dipisahkan dengan nilai-nilai keislaman.9

Islam sebagai sebuah agama yang mempunyai ajaran dan aturan yang sangat komprehensif jelas mengatur segala sesuatu berlandaskan nilai-nilai moralitas tersebut. Islam juga senantiasa mengajarkan akan pentingnya nilai-nilai spiritual tanpa meninggalkan nilai – nilai material dalam kehidupan umatnya. Hal ini menjadi satu landasan dasar bahwa umat islam harus menjadikan keduannya sebagai satu kesatuan dalam meraih tujuan kebahagian di dunia maupun diakhirat. Dalam hal ini kehadiran islam bukan untuk diingkari melainkan untuk dipatuhi, islam tidak mempercayai kehidupan yang hanya berorientasi pada akhirat tanpa memikirkan kehidupan duniawi,

9 Yusuf Qordhowi, “ Norma dan Etika Ekonomi Islam”, Jakarta: Gema Insani

(24)

24

ataupun sebaliknya hanya memikirkan materi tanpa memikirkan dunia akhirat.

Begitu juga dalam menjalankan sebuah usaha (bisnis). Keseimbangan kedua nilai tersebut harus senantiasa menjadi pegangan bagi setiap pebisnis muslim yang menginginkan kesuksesan. Paradigma yang menganggap bahwa dalam berbisnis segala cara halal digunakan demi mendapatkan keuntungan harus jauh – jauh dibuang. Sementara bisnis dengan berlandaskan etika yang bersumber dari Al qur‟an dan hadits harus selalu menjadi prioritas dalam setiap langkah bisnis.10

Etika bisnis islam sebenarnya sudah diajarkan Nabi

Muhammad SAW, saat menjalankan perdagangan.

Karakteristik Nabi Muhammad SAW adalah selain dedikasi dan keuletannya juga memiliki sifat: shiddiq (jujur), fathanah (cerdas), amanah (dapat dipercaya), dan tabligh (menyampaikan). Bisnis islam merupakan serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi

10Johan Arifin, “

(25)

25

dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan harta-Nya karena aturan halal dan haram.11

Pada era modern saat ini seakan nilai-nilai kemanusiaan semakin luntur. Kecenderungan masyarakat untuk berlaku bebas seakan meluas. Tak jarang lagi moral,etika,norma,aturan dan berbagai hal lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki tingkah laku manusia lebih baik seakan tak berguna. Penerapan etika dalam berbisnis dirasa perlu lebih ditingkatkan lagi. bisnis tidak hanya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi ekonomi semata, namun juga dipengaruhi oleh perubahan-perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan teknologi, serta pergeseran-pergeseran sikap dan budaya. Dalam berbisnis tentunya harus tetap mempertimbangkan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan.

CV Aliansyah merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak pada distributor dan pengecer obat pertanian. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1998, yang terletak di dukuh Pecangaan desa Winong Kecamatan Winong Kabupaten Pati. CV Aliansyah adalah salah satu perusahaan yang swasta yang

11 Abdul Aziz, “Etika Bisnis Perspektif Islam, Implementasi Etika Islami Untuk

(26)

26

sedang berkembang dan bergerak di bidang kimia pertanian (agrochemical) untuk penanganan hama dan penyakit pada tanaman pertanian dan perkebunan secara menyeluruh. Dalam upaya memberikan konstribusi terhadap masyarakat petani Indonesia pada umumnya, khususnya kepada para agen dan reseller. Sehingga agen, reseller dan para petani didalamnya bisa hidup bahagia dan sejahtera. Pada tahun 1998 CV Aliansyah memulai membuat embrio usaha kecil dengan jumlah produk pertanian khususnya pestisida disamping rumah diatas sebuah almari kaca berbingkai kayu. Seiring berjalannya waktu sekitar satu tahun CV Aliansyah membuka toko dilokasi yang sama.

Eksistensi CV Aliansyah yang telah berdiri 21 tahun, semakin meramaikan persaingan dikalangan pebisnis usaha obat pertanian. Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan besar para pelaku bisnis obat pertanian di Indonesian khususnya di daerah Kabupaten Pati. Bagaimana penerapan marketing mix pada manajemen pemasaran di CV Aliansyah, sehingga dapat bersaing dengan perusahaan obat pertanian yang lebih besar dalam jangka waktu yang cukup lama. Serta bagaimana langkah-langkah CV Aliansyah dapat menerapkan strategi

(27)

27

marketing mix dalam pandangan etika bisnis yang sesuai dengan ajaran dan syariat islam.

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Marketing Mix pada Usaha Obat Pertanian dalam Perspektif Etika Bisnis Islam ( Studi Kasus pada CV Aliansyah Pati)”.

II. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Strategi marketing mix pada manajemen pemasaran di CV Aliansyah?

2. Bagaimana Strategi marketing mix pada CV Aliansyah dalam perspektif etika bisnis islam?

III. Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

(28)

28

1. Untuk mengetahui strategi marketing mix yang dilakukan CV Aliansyah.

2. Untuk mengetahui strategi marketing mix yang dilakukan CV Aliansyah dalam perspektif etika bisnis islam.

B. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai referensi untuk menambah wawasan tentang strategi marketing mix pada usaha obat pertanian dalam perspektif etika bisnis islam.

2. Manfaat Praktis

a) Sebagai hasil karya yang dapat dijadikan sebagai bahan wacana dan pustaka bagi mahasiswa atau pihak lain yang memiliki ketertarikan dibidang yang sama.

b) Hasil penilitian ini akan berguna dalam memberikan jawaban terhadap masalah yang akan diteliti.

(29)

29 IV. Tinjauan Pustaka

Dalam bagian tinjauan pustaka ini bertujuan agar di dalam penyusunan penyusunan ini tidak merupakan hasil pengulangan terhadap karya orang lain, sehingga dapat menghasilkan penulisan yang murni serta menambah khasanah ilmu pengetahuan. Maka dari itu, tinjauan pustaka ini memuat uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi dalam melakukan penelitian ini. Dibawah ini terdapat beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu :

A. Saudara Arif Setiadi Program Studi Psikologi (2006), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dalam skripsinya yang berjudul "Hubungan antara Persepsi pada Penerapan Strategi Bauran Pemasaran (marketing mix) dengan keputusan Pembelian Konsumen". Dari hasil penelitian menunujukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi pada penerapan strategi bauran pemasaran terhdapa keputusan pembelian. Semakin tinggi atau semakin positif persepsi konsumen terhdapa penerapan strategi bauran pemasaran maka semakin tinggi pula peluang konsumen untuk melakukan pembelian dan

(30)

30

sebaliknya semakin negatif persepsi konsumen terhdap penerapan strategi bauran melakukan pembelian. Dengan menggunkan teori bauran pemasaran " 4 P" yaitu place, price, product, dan promotion.

Perbedaan antara penelitian Arif dengan penelti adalah, Arif menggunkan metode kuantitatif, sedangkan peneliti menggunakan metode kualitatif. Selain itu, penelitian milik Arif ingin mengetahui antara pengaruh persepsi pada penerapan strategi bauran pemasaran terhadap pembelian, sedangkan peneliti ingin mengetahui tentang marketing mix dalam perspektif etika bisnis islam. Sedangkan persamaan antara penelitian yang dilakukan Arif dengan peniliti adalah sama-sama menggunakan teori bauran pemasaran (marketing mix).12

B. Firdayanti Abbas dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen (Pada Home Industry Moshimoshi Cake Samarinda)”, menjelaskan bahwa mengetahui pengaruh marketing mix terhadap kepuasan konsumen pada home Industry Moshi

12Setiadi Arif, Hubungan antara Persepsi pada Penerapan Strategi Bauran

Pemasaran (marketing mix) dengan keputusan Pembelian Konsumen, skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006.

(31)

31

Moshi Cake Samarinda. Untuk mengetahui variabel dari marketing mix (product, price, promotion dan place) yang lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen pada home industry Moshi Moshi Cake Samarinda. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan konsumen adalah Place alasannya karena tempat penjualan dari Moshi Moshi Cake berlokasi yang strategis dan mudah dijangkau serta selalu dikunjungi oleh calon konsumen.

Perbedaan antara penelitian Firdayanti dengan penelti adalah, Firdayanti menggunakan metode kuantitatif, sedangkan peneliti menggunakan metode kualitatif. Selain itu, penelitian milik Fidayanti ingin mengetahui antara pengaruh persepsi dan juga variabel bauran pemasaran yang dominan terhadap kepuasan konsumen, sedangkan peneliti ingin mengetahui tentang strategi marketing mix dalam perspektif etika bisnis islam. Sedangkan persamaan antara penelitian yang dilakukan Arif dengan peniliti adalah sama-sama menggunakan teori bauran pemasaran (marketing mix).13

13

Abbas Ferdiyanti, Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen

(Pada Home Industry Moshimoshi Cake Samarinda), Jurnal, samarinda:be Journal Administrasi Bisnis, 2015

(32)

32

C. Skripsi dari Muhammad Faiz Rosyadi yang berjudul “ Pengaruh Etika Bisnis Islam terhadap Customer Retention (studi kasus pada Bank BPD DIY cabang Syariah). Hasil penelitian bahwa pengujian secara parsial ( Uji t) dapat disimpulkan bahwa variable keadilan (adl), kehendak bebas (free will), tanggung jawab (responbility), dan kebenaran berpengaruh positif terhadap Customer Retention di Bank BPD DIY Cabang Syariah.

Persamaan antara penelitian ini dengan penelitin saudara Muhammad Faiz Rosyadi adalah sama-sama menggunakan teori etika bisnis islam. Perbedaananya adalah penelitian ini meneliti penerapan etika bisnis islam pada usaha obat pertanian, sedangkan penelitian yang dilakukan saudara Muhammad Faiz Rosyadi meneliti tentang penerapa etika bisnis islam pada Customer Retention. Perbedaan lainya penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sedangkan Muhammad Faiz Rosyadi menggunakan metode kuantitatif.14

14Muhammad Faiz Rosyadi, “Pengaruh Etika Bisnis Islam terhadap Customer

Retention, (studi kasus pada Bank BPD DIY Cabang Syariah)”, skripsi, Yogyakarta: Fakultas Syariah dan Hukum Uin Sunan Kalijaga, 2012., hlm 78

(33)

33 V. Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.15

B. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah di CV ALIANSYAH WINONG PATI.

15

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

(34)

34 C. Sumber Data

Didalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini sumber utamanya diperoleh dengan langsung mewawancarai Manajer CV ALIANSYAH.

2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.16 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah dokumen-dokumen resmi, profil, dan struktur organisasi CV ALIANSYAH.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam proses pengumpulan data di dalam penelitian ini ada 3, antara lain adalah:

16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung:

(35)

35

1. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.17 Metode ini dipakai guna mendapatkan informasi secara langsung dan jelas dengan mewawancarai secara langsung Manajer, dan Marketing CV ALIANSYAH. Dengan cara ini dapat didapatkan informasi secara tepat berkenaan dengan permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian, namun melalui dokumen. 18 yaitu dengan cara mengumpulkan data yang ada sangkut pautnya dengan penelitian, sebagai pelengkap dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Dalam metode pengumpulan data ini peneliti menggunakan data dari CV ALIANSYAH berupa data dokumen resmi guna mendapatkan data

17 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuatitatif…., hlm.225

18 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian danAplikasinya,

(36)

36

yang tepat dan relevan dalam penelitian yang dilakukan, seperti profil , dan produk dari CV ALIANSYAH. 3. Observasi

Observasi sebagai metode ilmiah biasa diartikan sebagai pengamatan yang sistematik baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai fenomena- fenomena yang diteliti. Secara umum observasi dapat dilaksanakan dengan ikut berpartisipasi langsung yaitu pengamat ikut menjadi peserta dalam kegiatan. Dalam partisipasi ini peneliti gunakan untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan dalam meningkatkan brand image perusahaan.19

E. Teknis Analisis Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.20 Untuk itu penulis menggunakan metode analisa deskriptif. Yaitu prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diselidiki (

19 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1999, h. 64.

20 Masri Singarimbun dan Sofya Efendi, Metode Penelitian Survai , Jakarta:

(37)

37

seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) sebagaimana adanya dan juga berdasarkan fakta-fakta yang akurat pada saat sekarang.21

VI. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi, penulis merumuskan sistematika agar menunjukkan penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun untuk sistematikanya sendiri sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab Ini Menguraikan Tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan dalam pembahasan tentang Analisis

21

Hasan Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada

(38)

38

Marketing Mix pada usaha obat pertanian dalam perspektif etika bisnis islam di CV ALIANSYAH.

BAB III GAMBARAN UMUM CV ALIANSYAH

Dalam Bab Ini Berisi Tentang Gambaran Umum Objek Penelitian yaitu CV ALIANSYAH , sejarah perkembangan perusahaan tersebut, profil, visi misi, struktur organisasi manejemennya, serta produk yang disediakan oleh CV ALIANSYAH.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan hasil penelitian tentang analisis marketing mix dalam perspektif etika bisnis islam di CV ALIANSYAH.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dari rumusan masalah yang diteliti dalam skripsi ini. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.

(39)

39 BAB II

LANDASAN TEORI

I. MarketingMix

Menurut Kotler dan Amstrong marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar. Marketing mix (bauran pemasaran) terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan atau korporasi untuk mempengaruhi permintaan produknya. Marketing mix dapat digolongkan menjadi empat kelompok variable yang dikenal dengan “4P” (Product, price, promotion, place).22 Marketing mix (bauran pemasaran) adalah sebuah tingkatan yang menggabungkan elemen penting pemasaran benda atau jasa, seperti keunggulan produk, penetapan harga, pengemasan produk, periklanan, persediaan barang, distribusi dan anggaran pemasaran dalam usaha memasarkan sebuah produk atau jasa.23

22

Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi VIII, Jakarta:

Erlangga, 2001. Hal. 71-72.

23

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi 1, Jakarta: PT. Prehalindo, 1997,.

(40)

40

Marketing mix merupakan tool atau alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.24 Sedangkan menurut sadono sukirno dkk, mendefinisikan marketing mix sebagai sekumpulan kegiatan yang saling berhubungan, yang disusun dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan seterusnya mengembangkan barang yang dibutuhkan, menentukan harganya, mendistribusikannya, dan mempromosikannya.25

Assauri, mendefinisikan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melali proses pertukaran. 26 Sedangkan definisi pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi,

24Rambat Lupiyadi, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: PT. Salemba Emban

Patria, 2001., hal. 58

25

Sadono Sukino, dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta: Prenada Media, 2004., hal.

209

26 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Jakarta:

(41)

41

pendistribusian barang, jasa dan ide yang dapat memuaskan pelanggan dan tujuan perusahaan.27

Berikut ini adalah penjelasan mengenai elemen-elemen yang ada dalam marketing mix yaitu :

A. Product (Produk) 1. Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran. Produk yang dijual haruslah produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kepuasan dan keinginan konsumen harus menjadi dasar dalam perencanaan strategi produk.28 Fakto-faktor yang terkadung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options), gaya (style), merek (brand name), pengemasan (packaging), ukuran (size), jenis

27

Buchari, Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung:

Alfabeta, 2005)., h. 3

28

(42)

42

(product lines), macam (product item), jaminan (warranties), dan pelayanan (services).29

2. Aspek – Aspek yang terkandung dalam produk. a. Produk inti (core product)

Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya. b. Produk yang diperluas (augmented product)

Produk yang diperluas mencakup berbagai tambahan dan manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya. Tambahan manfaat dapat berupa pemasangan instalasi, pemeliharaan, pemberian garansi serta pengirimanya.

c. Produk Formal

Produk formal adalah produk yang terdiri dari penampilan atau perwujudan dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk formal inilah yang lebih dikenal oleh konsumen karena sebagi daya tarik yang tampak langsung dimata

29 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi,….., hal.

(43)

43

konsumen. Ada 5 komponen yang terkandung dalam produk formal yaitu :

1) Desain/bentuk/coraknya. 2) Daya tahan/mutunnya. 3) Daya tarik/keistimewaan. 4) Pengemasan/bungkus. 5) Nama merek/brand nama. 3. Klasifikasi produk

Produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Barang tahan lama.

Barang tahan lama adalah barang yang biasanya dipakai dalam jangka waktu yang lama. Penjualan dan penawaran barang yang tahan lama pada umumnya dilakukan dengan cara memotivasi pembeli dengan pendekatan pribadi (personal selling), memberikan penjelasan tentang keunggulan produk.

b. Barang tidak tahan lama

Barang tidak tahan lama adalah barang yang biasanya dikonsumsi dalam satu kali pemakaian. c. Jasa

(44)

44

Jasa adalah produk yang biasanya berupa pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen. d. Barang konsumsi

Barang konsumsi adalah barang yang dibeli oleh masyarakat untuk dipakai sendiri atau

dikonsumsi sendiri guna memenuhi

kebutuhannya sehari-hari.

e. Barang industri atau barang industrial

Barang industrial adalah barang yang dibeli oleh perorangan atau organisasi dengan tujuan untuk dipergunakan dalam menjalankan suatu bisnis atau untuk berusaha lagi.30

4. Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan produk kea rah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan dayaguna maupun daya pemuas yang lebih besar. Dalam melakukan pengembangan produk terdapat beberapa faktor yang mendorong baik yang berupa factor intern maupun faktor ekstern.

(45)

45

a. Faktor intern

Faktor intern yang mendorong pengembangan produk adalah :

1) Terjadinya kelebihan kapasitas dalam perusahaan yang perlu diperhatikan, sehingga untuk menghindarinya perlu dilakukan penganalisisan sebab-sebabnya dan berusaha mencari penyelesaiannya dengan pengembangan produk.

2) Adanya hasil sampingan yang mungkin masih dapat dibuat dalam suatu jenis produk lain.

3) Adanya usaha untuk menggunakan bahan yang sudah ada dalam memproduksi suatu produk yang mempunyai nilai yang tinggi. b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang mendorong pengembangan produk adalah:

1) Adanya persaingan yang dekat dengan produk saingan, dimana terlihat produk saingan agak unggul.

(46)

46

2) Adanya usaha menjadi leader dalam jenis produk tertentu, disamping untuk menaikkan pretise.

3) Adannya kemunduran dalam permintaan terhadap produk yang sudah ada, terutama karena adanya perbedaan harga dengan produk lain yang lebih murah. Akibatnya perlu dilakukan analisis mengapa dengan bahan-baku yang sama, tetapi produk jadinya mempunyai harga yang lebih murah.31

B. Harga (price)

1. Pengertian Harga

Menurut Kotler, harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.32 Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya

31

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar,…… hal. 218

32

(47)

47

hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan.

Dalam penetapan harga perlu diperhatikan fakto-faktor yang mempengaruhinya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi penetapan harga secara langsung dalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainya. Sedangkan faktor secara tidak langsung dalam penetapan harga adalah harga yang dijual pesaing sejenis atau sama, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, serta potongan (discount) untuk para penyalur dan konsumen. 2. Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penatapan harga merupakan dasar atau pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan

(48)

48

kegiatan pemasaran. Adapun tujuan dari penetapan harga adalah :

a. Memperoleh laba yang maksimum. Tujuan yang paling lazim dalam penetapan harga adalah memperoleh laba yang maksimal. Pencapaian tujuan ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat harga yang memperhatikan total hasil penerimaan penjualan (sales revenue) dan total biaya. Dalam hal ini perusahaan menetapkan harga untuk memperoleh tingkat keuntungan (rate of retrun) yang maksimal dan paling memuaskan.

b. Mendapatkan share pasar tertentu. Sebuah perusahaan dapat menetapkan tingkat harga untuk mendapatkan atau meningkatkan share pasar, meskipun mengurangi tingkat keuntungan pada masa itu. Strategi ini dilakukan perusahaan karena perusahaan percaya bahwa jika share pasar bertambah besar, maka tingkat keuntungan akan meningkat pada masa depan. Tujuan mendapatkan share pasar untuk mencapai

(49)

49

keuntungan di masa depan dapat dicapai apabila :

1) Pasar peka (sensitive) terhadap harga, sehingga harga yang rendah dapat mendorong pertumbuhan pasar yang pesat. 2) Biaya produksi dan distribusi per satuan

(unit) akan menurun secara berarti (cukup besar) dengan meningkatkan produksi dan penjualan.

3) Harga yang rendah akan mendesak pesaing potensial yang ada sehingga membendung kemungkinan masuknya pesaing lainnya. c. Memerah pasar (marketing skimming).

Perusahaan mengambil manfaat memperoleh keuntungan dari bersediannya pembeli membayar dengan harga yang lebih tinggi dari pembeli yang lain, karena barang yang ditawarkan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi mereka. Tujuan ini diharapkan dapat tercapai apabila :

(50)

50

1) Ada sejumlah pembeli yang cukup besar dengan permintaan yang relative tidak elastis (inelastis).

2) Biaya produksi dan distribusi per unit tidak terlalu tinggi, bila menghasilkan jumlah produksi dalam skala kecil.

3) Kecil kemungkinan timbul atau masuknya pesaing baru, karena harga yang tinggi dari produk tersebut.

4) Harga yang tinggi dapat mencerminkan dan menimbulkan kesan bahwa produk tersebut berkualitas atau bermutu tinggi.

d. Mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan maksimum pada waktu itu. Tujuan ini hanya mungkin didapat apabila tedapat kombinasi harga dan kuantitas produk yang dapat menghasilkan tingkat pendapatan paling besar. e. Mencapai keuntungan yang ditargetkan.

Perusahaan menetapkan harga tertentu untuk dapat mencapai tingkat laba yang berupa rate of return yang memuaskan. Meskipun harga yang lebih tinggi dapat memberikan atau

(51)

51

menghasilkan tingkat laba yang lebih besar, tetapi perusahaan merasa puas dengan tingkat laba yang berlaku (conventional) bagi tingkat investasi dan risiko yang ditanggung.

f. Mempromosikan produk. Dalam hal ini perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah bagi produk yang terpopuler utnuk menarik sebanyak mungkin pembeli (loss-leader pricing) dengan harapan pembeli selanjutnya akan tertarik untuk membeli produk-produk lain.33 3. Metode Penetapa Harga

Dalam menetapkan harga dapat dilakukan dengan beberapa metode sederhana yaitu:

a. Harga yang didasarkan pada biaya 1) Cost-plus pricing method

Dalam metode ini, perusahaan menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang diinginkan. Formulanya sebagai berikut :

33

(52)

52

2) Mark-up pricing method

Dalam metode ini, perusahaan yang membeli barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark up.

Jadi, mark up merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya. Keuntungan bisa diperoleh dari sebagian mark-up tersebut.

b. Analisa Break – Even

Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break-even apabila penghasilan yang diterima sama dengan

BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL

(53)

53

ongkosnya, dengan anggapan harga jualnya sudah tertentu.

Menurut metode ini, perusahaan akan mendapatkan laba apabila penjualan yang dicapai berada di atas titik break-even (titik pas-pasan), jika penjualan berada dibawah titik break-even, maka perusahaan akan mengalami kerugian.

c. Analisa Marginal

Dalam analisa marginal, harga yang ditentukan atas dasar keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Untuk mendapatkan laba maksimum, penjual/produsen dapat menentukan harga per unit dimana permintaan per unit seimbang dengan biaya per unitnya. 4. Strategi menetapkan harga

Dalam menetapkan harga perusahaan perlu pertimbangan yang serius, karena keuntungan usaha yang sangat bergantung pada keputusan tersebut. Menetapkan harga perlu memperhatikan hal-hal berikut :

(54)

54

a. Harga yang ditetapkan perlu mewujudkan keuntungan.

b. Volume penjualan harus sesuai dengan apa yang diharapkan.

c. Persaingan dengan perusahaan lain.

d. Persepsi masyarakat terhadap barang yang diproduksi.

e. Kedudukan perusahaan dalam pasar.34 C. Promotion (promosi)

1. Pengertian promosi

Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang. Kegiatan promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar kembali, serta mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang.35 Promosi merupakan unsur marketing mix yang sangat penting dalam membuka pangsa pasar. Promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusahan

34

Sadono Sukino, dkk, Pengantar Bisnis….., hal. 240

35

(55)

55

menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dang mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.36

Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk produk tersebut tidak akan diketahui kemanfaatanya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan, serta direncanakan, diarahkan, dan dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan secara berarti dalam meningkatkan penjualan dan share pasar. Selain itu kegiatan promosi ini juga diharapkan dan dapat mempertahankan merek (brand) selama ini dan bahkan dapat ditingkatkan, bila menggunakan program yang tepat.37

36Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung:

Alfabeta, 2005, hal. 52

37

(56)

56

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu:

a. Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya, hal ini berhubungan dengan segmentasi pasar. b. Tentukan tujuan promosi, apakah untuk

menginformasikan, mempengaruhi atau untuk mengingatkan.

c. Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan dengan isi pesan (what to say), struktur pesan (how to say it logically), gaya pesan (creating a strong presence), sumber pesan (who should develop it).

d. Pemilihan bauran komunikasi, apakah itu personal communication atau non-personal communication.38

2. Tujuan Promosi

Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:

38

(57)

57

a. Menginformasikan, maksudnya adalah

menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginfonnasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja,

menggambarkan jasa yang tersedia,

memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.

b. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli. c. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap

diingat pembeli sepanjang masa,

mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian.39

3. Strategi mempromosikan barang

Dalam mempromosikan barang baru, promosi merupakan cara untuk memperkenalkan barang kepada konsumen. kegiatan promosi ini

39

https://elqorni.wordpress.com/2008/05/03/marketing-mix-dan-promosi/, diakses pada tanggal 4/4/2019, jam 20:22 WIB.

(58)

58

adalah kegiatan yang menjadi jembatan dalam menghubungkan produsen dan konsumen.

Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Advertensi, merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non personal. Media yang sering digunakan dalam advertensi ini adalah radio, televisi, majalah, surat kabar, dan billboard.

b. Personal selling, merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan.

c. Promosi penjualan (sales promotion), merupakan segala kegiatan pemasaran selain personal selling, advertensi, dan publisitas, yang merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, pertunjukan, demonstrasi, dan segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara teratur atau kontinyu.

(59)

59

d. Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara nonpersonal dengan membuat, baik berupa berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut didalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.40

D. Place ( Tempat / Saluran Distribusi)

1. Pengertian Place (Tempat/Saluran Distribusi) Saluran distribusi merupakan seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen.41 Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistem distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut. Hal ini dilakukan

40

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar……., hal. 268.

41 Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran, cet. III,

(60)

60

agar produknya dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya.

Suatu perusahaan dapat menentukan penyaluran produknya melalui pedagang besar atau distributor, yang menyalurkannya ke pedagang menengah atau subdistributor dan meneruskanya ke pengecer (retailer), yang menjual produk itu kepada pemakai atau konsumen. Perusahaan juga dapat langsung menjual produknya kepada pedagang menengah atau subdistributor maupun pengecer serta konsumen besar dalam keadaan khusus. Saluran distributor adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

2. Bentuk pola saluran distribusi

Bentuk pola saluran distribusi dapat dibedakan atas : a. Saluran langsung, yaitu : Produsen →

Konsumen.

b. Saluran tidak langsung, yang berupa : 1) Produsen → Pengecer → Konsumen.

2) Produsen → Pedagang besar/Menengah → Pengecer → Konsumen.

(61)

61

3) Produsen → Pedagang Besar → Pedagang Menengah → Pengecer → Konsumen.42 3. Strategi saluran distribusi

Hal pertama, dalam strategi saluran distribusi yaitu harus menentukan pihak yang akan mendistribusikan barang yaitu, apakah diserahkan kepada pihak lain atau didistribusikan sendiri langsung ke konsumen. Apabila dilakukan pihak lain, pendistribusian barang dapat dilakukan oleh jenis distributor misalnya, pedagang besar (wholesaler) atau grosir, pedagang eceran dan agen penjual. Hal keduannya adalah menentukan

cara-cara penggudangan dari barangg yang

didistribusikan.43

II. ETIKA BISNIS ISLAM

A. Pengertian Etika Bisnis Islam

42

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar……., hal. 234.

43

(62)

62

Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai – nilai, tata cara hidup yang yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi lainnya. 44 Secara sederhana etika dalam bisnis itu dapat didefinisikan sebagai prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh seorang individu.45

Etika juga disebut sebagai ihsan (berasal dari kata Arab yaitu hasan, yang berarti baik). Melalui ihsan seseorang akan selalu merasa bahwa dirinya dilihat oleh Allah. Karena Allah mengetahui sekecil apapun perbuatan yang dilakukan seseorang, walaupun dikerjakan di tempat tersembunyi.46

44 Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012), h. 5

45 Muhammad, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta: Akademi Manajemen

Perusahaan YKPN, 2004), h. 34

46 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT

(63)

63

Secara umum, etika dapat didefinisikan sebagai satu usaha sistematis, dengan menggunakan akal untuk memaknai individu atau sosial kita, pengalaman moral, dimana dengan cara itu dapat menentukan peran yang akan mengatur tindakan manusia dan nilai yang bermanfaat dalam kehidupan.47

Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut arti dasarnya, bisnis memliki makna sebagai “the buying and selling of goods and services.” Bisnis juga dipahami dengan suatu kegiatan usaha individu (privat) yang terorganisasi atau melembaga, untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.48Bisnis dapat juga diartikan sebagai suatu organisasi atau pelaku bisnis yang melakukan aktivitas bisnis dalam bentuk:

1. Memproduksi atau mendistribusikan barang atau jasa.

2. Mencari profit, dan

47

Taha Jabir Al Alwani, Bisnis Islam, (Yogyakarta: AK GROUP, 2005), h. 4

(64)

64

3. Mencoba memuaskan keinginan konsumen.49

Bisnis islami yaitu serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang atau jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).50 Bisnis dalam Al Quran dijelaskan melalui kata tijarah yang mencakup dua makna, yaitu perniagaan secara umum berarti perniagaan antar manusia dengan Allah, dan makna yang kedua adalah perniagaan khusus yang terjadi antar sesama manusia.51 Menurut Choudhory sebagaimana dikutip oleh Faisal Badroen nilai etika bisnis terealisasi dalam setiap perilaku bisnis. Karenanya nilai islam dibutuhkan acuan baru dalam etika berbisnis.52

49

Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma,

Menggagas Bisnis Islam, cet. II (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h. 15 - 16

50 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma,

Menggagas Bisnis Islam,..…..., h. 18

51

Ika Fauzia Yunia, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup, 2013), hlm 7-8.

52 Faisal Badroen, Etika Dalam Bisnis Islam, (Jakarta: PRENAMEDIA GROUP,

(65)

65

Etika dalam bisnis islam berarti mempelajari tentang mana yang baik atau buruk, benar atau salah dalam dunia bisnis berdasarkan prinsip – prinsip moralitas. (Learning what is right or wrong, and then doing the right thing. “Right thing” based on moral principle, and others believe the right thing to do depends on the situation). Etika bisnis dapat berarti pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis.53

Sedangkan menurut Prof. Amin Suma, yang dimaksud dengan etika bisnis islam adalah konsep tentang usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta benar dan salah menurut standar akhlak islam.54

Dalam islam, etika binis islam menuntut dan mengarahkan kaum muslim untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang dibolehkan dan dilarang oleh Allah SWT termasuk dalam melkasankan aktivitas ekonomi. Manusia bebas melkukan kegiatan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidupnya. Etika dalam bisnis

53 Faisal Badroen, Etika Dalam Bisnis Islam,……, h. 70

54 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi Dan

(66)

66

berfungsi untuk menolong pebisnis memecahkan permasalhan yang berkaitan dengan moral dalam praktek bisnis yang mereka hadapi. Etika bisnis islam harus dipahami secara benar sehingga kemungkinan kehancuran bisnis akan kecil dan dengan etika yang benar tidak akan merasa dirugikan dan mungkin masyarakat dapat menerima manfaat yang banyak dari kegiatan jual dan beli yang dilakukan.55

Dalam bisnis konvensional manusia sebagai homoeconomicus (pelaku ekonomi yang mencari keuntungan tanpa mengindahkan kepentingan orang lain) ini sangat bertolak belakang dengan etika bisnis islam. Oleh karena itu islam menambahkan moraly concept dalam aksioma didunia bisnis.56

B. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis Islam

Berbisnis secara etis sangat perlu dilakukan karena profesi bisnis pada hakikatnya adalah profesi luhur yang melayani masyarakat banyak. Usaha bisnis berada di tengah – tengah masyarakat, mereka harus menjaga

55

Dany Hidayat, “Pencapaian Maslahah Melalui Etika Bisnis Islam Studi Kasus

Restpran Mie Akhirat”, Jurnal JESTT, Vol. 2, No. 11, November 2015, h. 914

56 Sofyan, S Harahap,” Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”, (Jakarta: Pusat

(67)

67

kelangsungan hidup bisnisnya. Caranya adalah menjalankan prinsip etika bisnis.57

Menurut Muhammad Djakfar dalam buku “Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan Moral Ajaran Bumi”, prinsip – prinsip etika bisnis dalam islam, antara lain:58

1. Jujur.

Kejujuran merupakan sikap jujur dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa adanya penipuan sedikitpun. 59 Jujur dalam takaran ini sangat penting untuk diperhatikan karena Tuhan sendiri secara gamblang mengatakan dalam Qur‟an Surat Al Muthaffifin ayat 1 – 3, yaitu:

57 Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung:

Alfabeta, 2009), h. 200

58 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan

Moral Ajaran Bumi, (Jakarta: PenebarPlus, 2012), h. 34

59 R. Luqman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka

(68)

68                    

Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang-orang-orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthaffifin: 1 – 3).60

Kejujuran dalam hal ini harus direalisasikan antara lain dalam praktik penggunaan praktik penggunaan timbangan yang tidak membedakan antara kepentingan pribadi (penjual) maupun orang lain (pembeli). Dengan sikap jujur itu kepercayaan pembeli kepada penjual akan tercipta denagn sendirinya. Dalam firman Allah disebutkan dalam Qur‟an Surat Al An‟am ayat 152, yaitu:

60 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur‟an, Al Qur’an dan

(69)

69                                                      

Artinya: “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu

(70)

70

diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.” (Al An‟am: 152).61

Selain Al Quran diatas ada hadist yang menerangkan sifat jujur, yaitu :

َّنِا لا ق ىِّه سو ِو ٍ ه ع الله ىَّه ص ًُِّثَّننا ن ع ُو ن ع الله ًِض ز اللهِد ث ع ن ع ُقُد ص ٍ ن مُجَّسنا َّنِا و ِةَّن ج نا ى نِا يِد ه ٌ َّسِث نا َّنِا و ِّسِث نا ى نِا يِد ه ٌ ق دِّصنا ه ٌ بِر ك نا َّنِا و اًق ٌِّدِص ن ىُك ٌ ى ت ح يِد ه ٌ ز ىُجُف نا َّنِا و ِز ىُجُف نا ى نِا يِد

اًتاَّر ك الله د نِع ة ت كٌُ ىَّت ح ُبِر ك ٍ ن مُجَّسنا َّنِا و ِزاَّننا ى نِا Artinya : “Dari Abdullah r.a. dari Nabi SAW beliau

bersabda: Sesungguhnya kejujuran akan

membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan

61

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur‟an, Al Qur’an dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini terkait dengan penerapan etika bisnis Islam dan pengaruhnya terhadap kinerja UMKM maka

Dapat disimpulkan berdasarkan kutipan wawancara diatas bahwa informan pembeli Shopee telah melakukan etika bisnis Islam sesuai dengan prinsip kesatuan, sedangkan

Jika hasil penelitian di atas dihubungkan dengan sistem etika yang digunakan sebagai landasan yaitu etika bisnis Islam, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen laba tidak

Perspektif etika bisnis islam pada penerapan etika bisnis yang dilakukan oleh karyawan butik kickers untuk mempertahankan loyalitas konsumen sudah cukup baik

Untuk membangun kultur yang sehat dalam bisnis maka dalam etika bisnis Islam terdapat beberapa prinsip diantaranya adalah tentang Barometer Ketaqwaan Seseorang dan

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulan bahwa (1) Implemantasi etika bisnis islam di Rumah Makan Wong Solo cabang Batoh sudah diterapkan dengan baik; (2) etika bisnis yang

iv Etika Bisnis dan Perbankan: Perspektif Islam Mochlasin Sofyan, M.Ag 7 BAB III PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS DALAM AKTIVITAS.. BISNIS

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu tentang prilaku usaha Penjahit Rumahan Ditinjau Dalam Etika Bisnis Islam Studi Di Desa Purwa Negara Kecamatan Negara Batin