• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERMUATAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH DENGAN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK MELATIHKAN KARAKTER WAJA SAMPAI KAPUTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERMUATAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH DENGAN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK MELATIHKAN KARAKTER WAJA SAMPAI KAPUTING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN: 2655-1403 p-ISSN: 2685-1806

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA

BERMUATAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH DENGAN MODEL

GUIDED INQUIRY

UNTUK MELATIHKAN KARAKTER

WAJA

SAMPAI KAPUTING

Rivca Anissa*, Mastuang, Misbah

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat

Jl. Brigjen H. Hasan Basri, Banjarmasin, Kalimantan Selatan e-mail*: rivcaanissa@gmail.com

Diterima 3 Agustus 2020 Direvisi 9 Agustus 2020 Disetujui 17 Agustus 2020 Dipublikasikan 11 September 2020 https://doi.org/10.33369/jkf.3.2.181-190

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran fisika bermuatan lingkungan lahan basah untuk melatihkan karakter waja sampai kaputing. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dengan model ADDIE, namun pada artikel ini hanya sampai pada tahapan develop. Produk yang dikembangkan berupa RPP, LKS, materi ajar dan THB terhadap materi fluida statis. Validitas perangkat pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar validasi dan divalidasi oleh validator ahli. Hasil analisis menunjukkan bahwa validitas perangkat pembelajaran berkategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran fisika bermuatan lingkungan lahan basah untuk melatihkan karakter waja sampai kaputing valid, sehingga layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran dikelas pada materi fluida statis.

Kata kunci—validitas, lingkungan lahan basah, karakter waja sampai kaputing

ABSTRACT

The aim of this study was to describe the validity of the physics teaching tools based on wetlands environment to train

waja sampai kaputing character. The study was a research and development study using ADDIE model, but in this article, the study would only until the develop stage. The product developed were lesson plans, student‘s worksheets, learning material and learning result test for static fluid. The validity of the teaching tools was measured by validation sheets. The results of analysis showed that the validity of the teaching tools is in high category. The results show that the teaching tools based on wetlands environment to train waja sampai kaputing was valid and eligible to be used in learning process in classroom for static fluid topic.

Keywords—validity, wetlands environment, waja sampai kaputing character

I. PENDAHULUAN

Fisika merupakan ilmu yang menggunakan konsep dan hukum untuk menjelaskan fenomena-fenomena alam yang terjadi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran diperlukan interaksi dengan objek-objek didalam kehidupan sehari-hari siswa, dalam hal ini, salah satunya adalah fenomena-fenomena di lingkungan lahan basah. Lahan basah merupakan wilayah yang sebagian atau seluruhnya tergenang oleh air yang memiliki kedalaman kurang dari enam meter (1). Lingkungan lahan basah memiliki perpaduan antara unsur internal dan eksternal dari lahan basah tersebut. Lingkungan ini dapat menjadi salah satu contoh penerapan materi fisika dalam pembelajaran. Hal ini ditujukan agar membantu siswa memahami apa yang ada dalam materi pembelajaran. Salah satu materi yang dapat ditemui pada lingkungan lahan basah adalah materi fluida satis. Disamping itu, tujuan pembelajaran

(2)

Berdasarkan hasil wawancara guru, pembelajaran fisika di salah satu SMA negeri di Banjarmasin disampaikan dalam bentuk ceramah dan diskusi pada setiap materi yang memiliki karakteristik yang berbeda sehingga siswa menemui banyak kesulitan. Siswa sulit memahami konsep fisika karena tidak diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas ilmiah (2). Pemberian representasi materi fisika dalam pembelajaran juga penting dilakukan agar memudahkan siswa (3). Disamping itu, pendidikan karakter juga jarang dilaksanakan. Padahal, pendidikan karakter tidak hanya akan membentuk watak siswa namun juga akan meningkatkan pencapaian akademik siswa (4). Permasalahan di salah satu SMA negeri di Banjarmasin ini menyebabkan nilai rata-rata ulangan tengah semester hanya berkisar 33,68. Siswa yang bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam pembelajaran juga hanya berkisar 44% dari seluruh kelas.

Karakter waja sampai kaputing (wasaka) merupakan salah satu karakter yang sesuai untuk dilatihkan dalam pembelajaran fisika. Karakter wasaka diambil dari motto Kalimantan Selatan yang berarti bekerja keras tanpa menyerah. Pada karakter ini, terdapat beberapa nilai sasaran yang cocok dilatihkan pada pembelajaran fisika yang berkaitan dengan keterampilan prosedural, diantaranya adalah kerja keras, tangguh, jujur, tekun, dan tanggung jawab (5). Pendidikan karakter memang dapat diterapkan pada setiap bab pada fisika, namun harus disesuaikan dengan karakteristik materi ajar. Seperti pada bab fluida statis memiliki bagian yang mengandung pengetahuan prosedural serta konsep-konsep sehingga cocok untuk menggunakan aktivitas ilmiah. Aktivitas ilmiah seperti praktikum akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengalami proses membangun pengetahuan sendiri. Di dalam materi fluida statis, semua submateri dapat dilakukan praktikum. Praktikum ini dapat membantu dalam melatihkan karakter waja sampai kaputing karena siswa dapat berlatih agar selalu bekerja keras dan tangguh tanpa menyerah, serta bertanggung jawab terhadap hasil praktikum, yang mana hal tersebut merupakan nilai sasaran dari karakter waja sampai kaputing. Peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan model guided inquiry, dengan pendekatan kontekstual, dan dapat melatihkan karakter waja sampai kaputing selama pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan semua alat yang digunakan guru untuk mendukung proses pembelajaran (6). Sedangkan, guided inquiry merupakan model yang menekankan keaktifan siswa dalam menemukan konsep materi pembelajaran berdasarkan masalah yang diajukan. Model pembelajaran ini akan membantu guru untuk mengembangkan sikap ilmiah serta karakter siswa sehingga dapat mendukung pelatihan karakter selama pembelajaran (7). Perangkat pembelajaran akan dikaitkan degan lahan basah yang merupakan sungai dataran rendah yang dengan lingkungan rawa gambut (8). Lingkungan lahan basah yang dimaksud termasuk unsur internal dan eksternal lahan basah yang saling memengaruhi (9).

Solusi ini dipilih karena didukung oleh teori pembelajaran yang menyatakan bahwa pemberian bimbingan secara bertahap diperlukan agar siswa berkembang dengan baik. Pembelajaran dengan bermuatan lingkungan lahan basah akan membantu siswa memaknai pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa (10). Disamping itu, pengintegrasian lahan basah ini juga mengacu pada visi misi Universitas Lambung Mangkurat guna memberdayakan dan melestarikan lingkungan atau kawasan sebagian atau seluruhnya tergenang air dangkal (1). Penanaman karakter waja sampai kaputing pada perangkat pembelajaran dengan melalui pembelajaran berkearifan lokal juga terbukti berhasil diterapkan dalam pembelajaran (11). Penanaman karakter waja sampai kaputing inilah yang menjadi keterbaruan penelitian ini dari penelitian-penelitian berbasis lingkungan lahan basah sejenis sebelumnya.

Untuk mendapatkan perangkat pembelajaran bermuatan lingkungan lahan basah dan melatihkan karakter waja sampai kaputing, maka perangkat pembelajaran harus dinilai kelayakannya. Salah satu aspek kelayakan perangkat pembelajaran adalah validitas. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran bermuatan lingkungan lahan basah untuk melatihkan karakter waja sampai kaputing pada materi fluida statis. Validitas perangkat tersebut terdiri dari validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), validitas Lembar Kerja Sisa (LKS), validitas materi ajar serta validitas Tes Hasil Belajar (THB).

(3)

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan desain pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implementation, dan Evaluation). Namun pada penelitian ini, pengembangan hanya sampai pada tahap develop saja, yang kemudian dilakukan uji validitas terhadap produk. Uji ini dilakukan untuk menentukan keabsahan produk sehingga layak untuk pembelajaran di kelas. Produk yang dikembangkan berupa RPP, LKS, materi ajar dan THB untuk materi fluida statis. Instrumen yang digunakan dalam uji validitas adalah lembar validasi. Lembar validasi yang digunakan mengacu pada Arikunto (12) dan Prastowo (13) dengan menggunakan skala Likert dengan rentang skor 1-4.. Aspek-aspek pada lembar validasi diantaranya berupa aspek tujuan, penyajian atau format, isi, bahasa, waktu serta kegrafikaan. Validitas produk didapat dari persentase skor rata-rata yang diberikan oleh dua orang validator yang kemudian disesuaikan dengan tabel kategori validitas.

Gambar 1. Langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran

Untuk menghitung persentase validitas digunakan persamaan berikut (14): ( )

(1)

dengan X adalah jumlah bobot skor yang didapat dan Xmaksadalah jumlah skor maksimal.

Selanjutnya, untuk menginterpretasi hasil skor dilakukan dengan membandingkan hasil skor rata-rata dengan tabel kategori skor validitas.

Tabel 1. Kategori skor validitas (15)

Persentase Kategori 80,00% - 100,0% Sangat tinggi 60,01% - 80,00% Tinggi 40,01% - 60,00% Sedang 20,01% - 40,00% Rendah 01,00% - 20,00 % Sangat Rendah

Sedangkan untuk menghitung reliabilitas, maka digunakan persamaan Spearman Rank berikut:

=

√ (2)

dengan = - ; = ; = - dan =

Untuk menginterpretasi hasil reliabilitas, maka hasil skor dibandingkan dengan tabel kriteria hasil reliabilitas.

Tabel 2. Kriteria hasil reliabilitas (12)

No Koefisien Reliabilitas Penafsiran

Derajat Reliabilitas Sangat Tinggi

menganalisis masalah dalam kelas di salah satu SMA Negeri di Banjarmasin, menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), menganalisis karakteristik materi dan karakteristik siswa.

Mendesain perangkat pembelajaran agar tepat guna.

Mengembangkan perangkat pembelajaran bermuatan lingkungan lahan basah serta dapat melatihkan karakter waja sampai kaputing.

Analysis

Design

Develop

(4)

No Koefisien Reliabilitas Penafsiran

3 0,400 – 0,600 Derajat Reliabilitas Sedang 4 0,200 – 0,400 Derajat Reliabilitas Rendah 5 0,000 – 0,200 Derajat Reliabilitas Sangat Rendah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tahap Analysis

Tahap analysis dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman wawancara terhadap guru fisika di SMAN 12 Banjarmasin mengenai perangkat pembelajaran bermuatan lingkungan lahan basah. Selama wawancara, didapatkan hasil wawancara sebagai berikut: 1) kurikulum yang diterapkan masih menggunakan KTSP 2006, 2) bahan ajar yang digunakan siswa hanya berupa salinan lembar kerja siswa (LKS) yang diterbitkan oleh penerbit nasional, 3) guru jarang memberikan penanaman karakter, utamanya karakter khas daerah dalam pembelajaran, 4) guru menggunakan metode pembelajaran yang sama untuk karakteristik materi yang berbeda, 5) siswa masih kesulitan untuk memahami materi karena jarang melihat penerapan dari materi di kehidupan sekitar siswa.

Disamping melakukan wawancara terhadap guru, pada tahap ini juga menganalisis karakteristik materi fluida statis. Berdasarkan KTSP, fluida statis memiliki Standar Kompetensi (SK) adalah menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah. Adapun Kompetensi Dasar (KD) dari fluida statis adalah menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi fluida statis memiliki bagian yang mengandung pengetahuan prosedural, konsep serta keterampilan yang dapat diujikan dengan praktikum. Pada praktikum tersebut siswa dilatihkan karakter yang dibutuhkan selama praktikum. Selain itu, fluida statis juga mudah ditemukan pada kehidupan disekitar siswa SMAN 12 Banjarmasin karena siswa bermukim di wilayah sekitar sekolah.

3.2 Tahap Design

Produk yang dikembangkan didesain dengan mengenalkan materi pembelajaran melalui aplikasi materi tersebut pada lingkungan lahan basah dekat sekolah siswa. Lahan basah yang dimaksud adalah suatu wilayah yang tergenang atau dialiri oleh air mengalir dengan kedalaman tidak lebih dari enam meter (9). Karena lahan basah bersifat dinamis, unsur-unsur eksternal dan internal yang berada di lingkungan wilayah tersebut sangat mempengaruhi. Untuk mendukung pendidikan karakter, maka dipilih karakter waja sampai kaputing agar siswa lebih mengenal keragaman daerah dan melatihkan karakter selama praktikum. Dalam pengembangan ini, nilai sasaran karakter waja sampai kaputing tersebut adalah kerja keras, tangguh dan tanggung jawab.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Bahan Ajar serta Tes Hasil Belajar (THB). Dalam empat perangkat pembelajaran tersebut, lingkungan lahan basah digunakan sebagai komponen penerapan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi SK dan KD pada fluida statis. Disamping itu, pelatihan karakter waja sampai kaputing juga terdapat dalam empat perangkat pembelajaran tersebut.

RPP didesain dengan menyesuaikan KTSP 2006. Model yang digunakan dalam RPP ini adalah inkuiri terbimbing dengan metode pembelajaran berupa percobaan, diskusi dan penugasan. Model pembelajaran yang sama juga diterapkan pada desain LKS dan materi ajar. Pada bagian awal LKS dan materi ajar, siswa diberikan motivasi berupa penerapan dalam kehidupan sehari-hari atas materi yang akan dipelajari. Motivasi diambil sedekat mungkin dari kehidupan siswa, dan berada didaerah Kalimantan Selatan yang merupakan lahan basah. LKS dan materi ajar juga memiliki pengingat agar selama percobaan atau pembelajaran, siswa selalu melakukan karakter waja sampai kaputing. Sedangkan THB disusun mengacu pada kompetensi dasar yang telah ditentukan, kemudian dijabarkan kedalam indikator pembelajaran.

(5)

3.3 Tahap Develop

Pada tahap ini, produk dikembangkan sehingga layak untuk dilakukan uji validitas. Hasil pengembangan dapat dilihat pada gambar-gambar berikut.

Gambar 2. RPP yang dikembangkan

(6)

Gambar 4. Materi ajar yang dikembangkan

Gambar 5. THB yang dikembangkan

3.4 Uji Validitas

Produk yang dikembangkan kemudian divalidasi oleh dua orang validator ahli, kemudian direvisi oleh peneliti. Beberapa saran dari validator ahli terkait perangkat pembelajaran yaitu: 1) menambahkan landasan teori pada LKS, 2) menuliskan skenario motivasi awal pembelajaran secara lengkap pada sintaks RPP, 3) perbaikan beberapa format penulisan rumus yang tidak konsisten, 4) perbaikan soal THB pada penerapan fluida statis dalam lingkungan lahan basah yang hanya memiliki level kognitif C1, 5) perbaikan kesalahan dalam pengetikan.

Uji validitas RPP berupa aspek perumusan tujuan pembelajaran, bahasa, isi yang disajikan serta waktu (16). Hasil uji validitas RPP dapat dilihat pada tabel 3.

(7)

Tabel 3. Hasil Validitas RPP

Aspek Persentase Kategori

Tujuan Pembelajaran 88% Sangat Tinggi

Bahasa 75% Tinggi

Isi 79% Tinggi

Waktu 75% Tinggi

Validitas 79% Tinggi

Reliabilitas 0.64 Tinggi

Berdasarkan tabel 2, RPP yang dikembangkan memiliki tingkat validitas tinggi dengan reliabilitas tinggi. Hal ini dikarenakan RPP disusun dengan mempertimbangkan bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus jelas serta dengan SK dan KD, serta dijabarkan dengan runut dan jelas. Tujuan pembelajaran juga dibuat dengan Bahasa Indonesia yang jelas dan memenuhi komponen audience, behavior, condition dan degree. Isi dari RPP dibuat dengan kejelasan skenario pembelajaran dan sesuai dengan model guided inquiry. RPP juga disertai dengan alokasi waktu tiap fase sehingga memudahkan untuk mengontrol pembelajaran. Berdasarkan hasil ini, RPP dapat dikatakan valid. Akbar (15) menyatakan bahwa RPP dapat dikatakan valid jika memenuhi aspek tujuan pembelajaran yang jelas, menggunakan bahasa yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), disusun dengan isi yang runut dan alokasi waktu yang jelas. Khoiriah dan Kholiq (17) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa kesesuaian dalam pemilihan pendekatan dengan tujuan pembelajaran, kejelasan rincian waktu dan tahapan pembelajaran, serta penggunaan bahasa yang baik dan benar akan mempengaruhi kevalidan RPP.

Uji validitas LKS meliputi beberapa aspek, diantaranya adalah aspek format LKS, aspek bahasa dan aspek isi (18). Hasil uji validitas LKS dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Validitas LKS

Aspek Persentase Kategori

Format LKS 84% Sangat Tinggi

Bahasa 78% Tinggi

Isi 84% Sangat Tinggi

Validitas 82% Sangat Tinggi Reliabilitas 0.53 Sedang

Berdasarkan tabel 3, LKS yang dikembangkan memiliki validitas sangat tinggi dengan reliabilitas sedang. Hal ini dikarenakan LKS disusun sesuai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. LKS menggunakan bahasa yang dapat dimengerti siswa serta penyusunan runut dan penomoran jelas. Penyusunan LKS didasarkan pada pernyataan Prastowo (13) bahwa dalam penyusunan LKS harus memperhatikan tingkat kemampuan membaca dan pengetahuan siswa. Hal ini juga sejalan oleh pendapat Misbah, et. al (19) yang menyatakan bahwa LKS yang baik harus memiliki konten dan penyajian yang baik.

Uji validitas materi ajar meliputi beberapa aspek, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakaan kegrafikaan. Hasil uji validitas materi ajar terdapat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Validitas Materi Ajar

Aspek Persentase Kategori

Isi 85% Sangat Tinggi

Penyajian 77% Tinggi

Bahasa 76% Tinggi

Grafika 81% Sangat Tinggi

(8)

Berdasarkan tabel 4, materi ajar yang dikembangkan memiliki validitas tinggi dengan reliabilitas sedang. Hal ini dikarenakan materi ajar disusun sesuai dengan penjabaran SK dan KD yang telah ditetapkan. Disamping itu, materi ajar juga disusun dengan penyajian yang baik, bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti serta kualitas cetakan yang baik. Penyusunan materi ajar dilakukan sesuai denga standar Prastowo (13) yang menjelaskan bahwa materi ajar harus menyajikan konten yang runut dan komunikatif, serta sesuai dengan pengetahuan siswa. Hal ini juga sependapat dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kualitas isi, organisasi, kebahasaaan dan daya tarik grafika harus dalam keadaan baik sebelum digunakan dalam pembelajaran (11, 20).

Uji validitas THB meliputi beberapa aspek, yaitu aspek konstruksi dan aspek bahasa. Hasil uji validitas THB dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Validitas THB No Soal Validitas Kategori No

Soal Validitas Kategori

1 77% Tinggi 7 77% Tinggi

2 77% Tinggi 8 77% Tinggi

3 84% Sangat Tinggi 9 83% Sangat Tinggi

4 77% Tinggi 10 77% Tinggi

5 77% Tinggi 11 77% Tinggi

6 83% Sangat Tinggi 12 81% Tinggi

Reliabilitas: 0,74 (Tinggi)

Berdasarkan tabel 5, butir soal nomor 3, 6 dan 9 memiliki validitas sangat tinggi sedangkan butir lain memiliki validitas tinggi. Reliabilitas THB yang dikembangkan yaitu tinggi. Hal ini dikarenakan THB yang dikembangkan disusun atas soal dan perintah yang jelas dan skor yang sesuai dengan level kognitif soal. Setiap akhir soal terdapat informasi bobot poin sehingga siswa dapat mengetahui poin setiap soal tersebut. THB juga dikembangkan agar mudah dimengerti siswa dan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Penyusunan THB sesuai dengan suatu standar yang menyatakan bahwa THB harus memiliki tingkat kesukaran yang lebih tinggi daripada pembelajaran di kelas serta mempertimbangkan alokasi waktu selama tes (12). Penelitian oleh Astuti, Hartini dan Mastuang (21) juga sejalan dengan pendapat tersebut agar menghasilkan THB yang dapat mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

Persentase perangkat pembelajaran secara keseluruhan memberikan hasil berkategori tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran bermuatan lingkungan lahan basah untuk melatihkan karakter waja sampai kaputing layak digunakan dalam pembelajaran di sekolah (22). Pengintegrasian lingkungan lahan basah juga membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran materri fluida statis sehingga meningkatkan hasil belajar siswa (23), serta membuat pembelajaran lebih menyenangkan (24). Siswa belajar menganalisis lingkungan sekitarnya dan menggunakan informasi tersebut sebagai pengamalan nyata yang dapat diobservasi secara langsung.

IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan terhadap perangkat pembelajaran bermuatan lignkungan lahan basah untuk melatihkan karakter waja sampai kaputing didapatkan hasil validasi RPP dengan kategori tinggi, validasi LKS dengan kategori sangat tinggi, validasi materi ajar dengan kategori tinggi dan rata-rata validasi butir soal pada THB dengan kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, perangkat pembelajaran dikatakan valid dan dapat digunakan untuk proses pembelajaran di kelas.

4.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya adalah: 1) penelitian perangkat pembelajaran bermuatan lingkungan lahan basah untuk melatihkan karakter waja sampai kaputing diteruskan

(9)

hingga ujicoba lapangan dan evaluasi, 2) perangkat pembelajaran ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk membantu berkembangnya penelitian sejenis ini dengan perbaikan-perbaikan atas keterbatasan penelitian. Diantara keterbatasan penelitian ini adalah nilai sasaran waja sampai kaputing yang dilatihkan hanya tiga dari enam nilai sasaran, dan tidak semua submateri dalam fluida statis dapat dikaitkan dengan lingkungan lahan basah, seperti Hukum Pascal.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen validator ahli, guru mata pelajaran fisika di salah satu SMA Negeri di Banjarmasin, serta pihak lain yang terkait yang telah membantu dan mendukung penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Iriani R, Herlina A, Irhasyuarna Y, Sanjaya RE. Modul pembelajaran problem-based learning berbasis lahan basah untuk mempersiapkan calon pendidik berwawasan lingkungan lahan basah Problem-based learning module based on wetland to prepare teachers candidate with wetland environmental insight. J Inov Pendidik IPA. 2019;5(1):54–68.

2. Kabil O. Philosophy in Physics Education. Procedia - Soc Behav Sci [Internet]. 2015;197:675–9. Available from:

http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1877042815040513

3. Özcan Ö. Investigation of mental models of turkish pre-service physics students for the concept of ―spin.‖ Egit Arastirmalari-Eurasian J Educ Res [Internet]. 2013;(52):21–36. Available from:

http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=uvt&AN=163199&site=eds-live&authtype=ip,uid

4. Benninga JS, Berkowitz MW, Kuehn P, Smith K. The Relationship of Character Education Implementation and Academic Achievement in Elementary Schools. J Res Character Educ. 2003;1(1):19–32.

5. Sarbaini. Dari Wasaka Menuju Taluba: Konseptualisasi Nilai-Nilai Luhur Suku Banjar Sebagai Sosok Karakter Harapan ‗Urang Banua‘ Perspektif Etnopedagogi. In: Prosiding Seminar Internasional Pendidikan Karakter. 2014. p. 537–42.

6. Gunada IW, Sahidu H, Sutrio S. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Dan Sikap Ilmiah Mahasiswa. J Pendidik Fis dan Teknol. 2015;I(1):38–46.

7. Asyhari A, Sunarno W, Sarwanto. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Pendidikan Karakter. J Inkuiri. 2014;3(I):62–74.

8. Fahlevi MR, Dharmono, Kaspul. Spesies Kelelawar Pada Kawasan Lahan Basah Di Desa Simpang Arja, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala. In: Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah. 2016. p. 45–53.

9. Soendjoto MA. Sekilas Tentang Lahan Basah dan Lingkungannya. In: Prosiding Seminar Universitas Lambung Mangkurat. 2015. p. 1–20.

10. Selvia M, Arifuddin M, Mahardika AI. Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Topik Fluida Berorientasi Masalah Lahan Basah Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Berk Ilm Pendidik Fis. 2018;5(2):213.

(10)

12. Arikunto S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta; 2014. 13. Prastowo A. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press; 2015. 14. Septi S, Sakti I, Putri DH. Pengembangan Modul Fisika Dengan Pembelajaran Berbasis

Proyek Pada Materi Alat-Alat Optik. J Kumparan Fis. 2019;2(3):129–36.

15. Akbar S. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya; 2016. 16. Zainuddin Z, Misbah M. Validasi Perangkat Pembelajaran Fisika Fluida Berbasis

Lingkungan Lahan Basah. In: Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah. 2020. p. 30–5.

17. Khoiriah M, Kholiq A. Validitas Perangkat Pembelajaran Fisika Berbantuan E-book Literasi Sains pada Materi Fluida Dinamis. Inov Pendidik Fis. 2019;08(03):779–83.

18. Habibi M, Zainuddin Z, Misbah M. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Fisika Berorientasi Kemampuan Pemecahan Masalah Menggunakan Model Pengajaran Langsung Pada Pokok Bahasan Tekanan Di SMP Negeri 11 Banjarmasin. Berk Ilm Pendidik Fis. 2017;5(1):1.

19. Misbah M, Hirani M, Annur S, Sulaeman NF, Ibrahim MA. The Development and

Validation of a Local Wisdom-Integrated Physics Module to Grow the Students‘ Character of Sanggup Bagawi Gasan Masyarakat. JIPF (Jurnal Ilmu Pendidik Fis. 2020;5(1):1.

20. Aini N, Zainuddin Z, Mahardika AI. Pengembangan Materi Ajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Lingkungan Lahan Basah. Berk Ilm Pendidik Fis. 2018;6(2):264.

21. Astuti MW, Hartini S, Mastuang M. Pengembangan Modul IPA Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu dan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains. Berk Ilm Pendidik Fis. 2018;6(2):205–18.

22. Zainuddin, Afnizar HA, Mastuang M, Misbah M. Developing a Teaching Material Oriented to Science and Technology and Local Wisdom in Wetland Environment. Adances Soc Sci Educ Humanit Res. 2018;274:323–5.

23. Wati M, Misbah M. The Practicality of Physics Teaching Materials Based on the Wetland Environment. In: Proceeding of 1st South Borneo International Conference on Sport Science and Education 2019. 2020. p. 185–7.

24. Misbah M, Dewantara D, Mahtari S. Physics Learning Based on Wetlands and Banjar Culture. Int J Appl Phys Sci. 2018;4(1):21–8.

Gambar

Gambar 1. Langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran  Untuk menghitung persentase validitas digunakan persamaan berikut (14):
Gambar 2. RPP yang dikembangkan
Gambar 4. Materi ajar yang dikembangkan
Tabel 5. Hasil Validitas Materi Ajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Analisa data dilakukan secara deskriptif terhadap hasil pengujian kualitas daging bebek yang meliputi sifat mutu organoleptik yang warna, bau dan konsistensiann kandungan

1 Faktor-faktor tersebut yang dapat menjadi penyebab anak dengan pola asuh orang tua otoriter ataupun permisif tetap memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.Terlihat dalam

Perlu dilakukan eksplorasi tematik lainnya dalam penciptaan seni dengan memanfaatkan limbah batang kayu cacat, sehingga semakin beragam tema sekaligus produk yang

Mangkunegara (2004:67) mengungkapkan pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

Pendekatan bayani, burhani dan irfani dalam terminologi kontemporer sebagai pendekatan yang bersifat multidisipliner dan interdisipliner dalam memahami Islam sebagai

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan dalam penelitian ini, kebahagiaan dan kepuasan hidup yang dirasakan oleh wanita lajang usia dewasa madya juga diperoleh dari

Tingginya mobilitas manusia mendukungpenyebaranvirus dengue olehvehor nyamukAedes aegtpti, sehingga menyebabkan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat dari

Dari uraian hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan: 1) Pola makan anak balita dilihat dari jenis makanan dengan frekuensi lebih banyak dikonsumsi meliputi makanan